provinsi sumatera utara kepadatan pendudukpaling besar terdapat di provinsi dki jakarta dengan...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based).
Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.
Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Banten maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013
DAFTAR ISI
• Profil Singkat Provinsi Banten Tahun 2014 1
• Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014 2
• Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Banten
Tahun 2014 3
• Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2014 4
• Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2014 5
• Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi
Banten Tahun 2014 6
• Jumlah Puskesmas Provinsi Banten per Juni 2014 7
• Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Indonesia
Tahun 2014 8
• Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi
Banten Tahun 2014 9
• Jumlah Rumah Sakit, dan Rasio Tempat Tidur Rumah
Sakit per 100.000 Penduduk di Provinsi Banten
Tahun 2014 10
• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2014 11
• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 12
• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi
Banten Tahun 2014 13
• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2014 14
• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 15
• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi
Banten Tahun 2014 16
• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2014 17
• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 18
• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi
Banten Tahun 2014 19
• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia
Tahun 2014 20
• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 21
• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Banten
Tahun 2014 22
• Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan
(DBK) Provinsi Banten 23
• Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia
Tahun 2012 24
• Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten
Tahun 2012 25
• Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49
Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB
di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 26
• Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 27
• Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 28
• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia
Tahun 2014 29
• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 30
• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi
Banten Tahun 2014 31
• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
di Indonesia Tahun 2014 32
• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Regional Jawa-Bali Tahun 2014 33
• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
di Provinsi Banten Tahun 2014 34
• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Indonesia
Tahun 2014 35
• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 36
• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Provinsi
Banten Tahun 2014 37
• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
di Indonesia Tahun 2014 38
• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 39
• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
di Provinsi Banten Tahun 2014 40
• Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia
Tahun 2013 41
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia
Tahun 2014 42
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 43
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi
Banten Tahun 2014 44
• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia
Tahun 2014 45
• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Regional
Jawa-Bali Tahun 2014 46
• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi
Banten Tahun 2014 47
• Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita
(BB/U) di Indonesia Tahun 2013 48
• Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus pada Balita
(BB/TB) di Indonesia Tahun 2013 49
• Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis
Dokter di Indonesia Tahun 2013 50
• Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Tenaga
Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 51
• Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Indonesia Tahun 2013 52
• Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap
Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2013 53
• Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap
Sumber Air Minum Layak di Regional Jawa-Bali
Tahun 2013 54
• Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap
Fasilitas Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2013 55
• Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap
Fasilitas Sanitasi Layak di Regional Jawa-Bali
Tahun 2013 56
Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian Dalam Negeri
PROFIL SINGKAT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes
► Kabupaten 4 ► Dokter spesialis 1.535
► Kota 4 ► Dokter umum 1.321
Jumlah 8 ► Dokter gigi 572
► Perawat 7.882
2 Jumlah kecamatan 155 ► Bidan 3.497
► Farmasi 1.108
3 Jumlah desa/kelurahan 1.551 ► Nakes lainnya 2.666
4 Luas wilayah (km2) 9.662,92
5 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2014 11.834.087
► Laki-Laki 6.051.954
► Perempuan 5.782.133
6 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1.224,69
7 Sarana Kesehatan
- Puskesmas Rawat Inap 56
- Puskesmas Non Rawat Inap 175
Jumlah Puskesmas (Juni 2014) 231
Rumah Sakit 81
1
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014
Sumber : Pusdatin, 2014
Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 252.124.458
Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka
pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju
pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan
jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara. 2
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber : Pusdatin, 2014
Estimasi Jumlah Penduduk Banten : 11.834.087
Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010.
Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kab. Tangerang dan terendah di Kota Cilegon. Proporsi
penduduk di Kab. Tangerang sebesar 26,66% dan di Kota Cilegon sebesar 3,52%.
3
ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2014
Sumber : Pusdatin, 2014
Struktur penduduk di Indonesia dan Banten termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini menunjukkan
banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan. Jumlah
golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi
ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.
INDONESIA BANTEN
4
ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014
Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014
Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 131 penduduk per km2.
Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.263, Jawa Barat
sebesar 1.309 dan Banten 1.225. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan
kepadatan penduduk sebesar 8, Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 11 penduduk per km2 . 5
ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014
Penyebaran penduduk di Provinsi Banten belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota
yang tidak sama. Daerah dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Tangerang sebesar 13.005 jiwa per
km2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Lebak dengan kepadatan penduduk 391 jiwa per km2. Jumlah penduduk dan luas
wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk. 6
Sumber : Pusdatin, 2014
JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI BANTEN PER JUNI 2014
KODE KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH
3601 PANDEGLANG 6 30 36
3602 LEBAK 15 25 40
3603 TANGERANG 7 36 43
3604 SERANG 15 16 31
3671 KOTA TANGERANG 0 32 32
3672 KOTA CILEGON 3 5 8
3673 KOTA SERANG 5 11 16
3674 KOTA TANGERANG SELATAN 5 20 25
56 175 231JUMLAH
7
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI INDONESIA PER JUNI 2014
Sumber : Pusdatin, 2014
Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Indonesia sebesar 1,16. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di
Provinsi Papua Barat sebesar 5,03, Maluku sebesar 3,46, dan Papua sebesar 3,39. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk
terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,59, Jawa Barat sebesar 0,68 dan Jawa Timur sebesar 0,75.
8
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN PER JUNI 2014
Sumber : Pusdatin, 2014
Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Banten sebesar 0,59. Pada Provinsi Banten dengan estimasi jumlah penduduk
tahun 2014 sebesar 11.834.087 dan jumlah Puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 231, maka 1 Puskesmas dapat
melayani sebesar 51.230 penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Lebak sebesar 0,90
dan terendah terdapat di Kab. Tangerang sebesar 0,41. 9
JUMLAH RUMAH SAKIT, DAN RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN
TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI
10
9,6 11,2
11,7 12,7
13,4 13,5 13,6 13,7
16,8 16,8 17,0
18,1 18,4 18,6 18,7
19,7 19,7
21,2 21,3
22,8 23,0 23,2
23,7 24,0 24,2 24,3
24,7 25,9 26,1
30,4 33,5
33,8 37,2
38,8 42,4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jawa Barat Banten
Jawa Timur Lampung
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Sumatera Selatan
INDONESIA Jawa Tengah
Sulawesi Selatan Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara Riau
Sulawesi Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah
Papua Jambi
Kalimantan Timur Maluku
Sumatera Utara Maluku Utara
Bengkulu Gorontalo
Kep. Bangka Belitung Bali
DKI Jakarta Kepulauan Riau
Aceh Papua Barat
Sumatera BaratKalimantan Utara
DI Yogyakarta Sulawesi Utara
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
Rasio dokter umum di Indonesia yaitu 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 – 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi
dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk,
secara nasional belum mencapai target dan hanya 1 provinsi telah mencapai target.
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Target tahun 2014
40 dokter umum per
100.000 penduduk
11
9,6
11,2
11,7
16,8
16,8
24,7
25,9
38,8
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jawa Barat
Banten
Jawa Timur
INDONESIA
Jawa Tengah
Bali
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 9,6 – 38,8, dengan rasio tertinggi di Provinsi DI
Yogyakarta dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014
(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, provinsi di regional Jawa-Bali belum
mencapai target.
Target tahun 2014
40 dokter umum per
100.000 penduduk
12
4,7
8,2
8,5
9,5
11,2
14,4
16,3
17,0
23,3
0 5 10 15 20 25 30 35 40
PANDEGLANG
LEBAK
TANGERANG
SERANG
BANTEN
KOTA TANGERANG
KOTA SERANG
KOTA TANGERANG SELATAN
KOTA CILEGON
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio dokter umum di Provinsi Banten yaitu 11,2 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cilegon (23,2) dan
rasio terendah di Kabupaten Pandeglang (4,7). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra
No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai
target.
Target tahun 2014
40 dokter umum per
100.000 penduduk
13
2,8 2,9 3,0 3,1 3,2
3,4 3,4 3,4
3,8 3,8
4,2 4,3 4,3 4,4 4,5
4,7 4,8 4,9
5,2 5,5
5,8 5,9
6,1 6,1
6,8 7,0 7,2 7,2 7,2
7,8 8,0 8,0
11,2 12,7
14,6
0 3 6 9 12 15
Sumatera Selatan Kalimantan Barat
Papua Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur Lampung
Gorontalo Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah Jawa Barat
Jawa Tengah Kalimantan Tengah
Maluku Utara Jawa Timur
Kep.Bangka Belitung Kalimantan Selatan
Banten Sulawesi Tenggara
INDONESIA Jambi
Papua Barat Aceh
Bengkulu Riau
Sumatera Utara Kepulauan Riau
Bali Sulawesi Selatan
Maluku Sulawesi Barat
Kalimantan Timur Sumatera Barat
Kalimantan Utara DI Yogyakarta
DKI Jakarta
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
Rasio dokter gigi di Indonesia yaitu 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 – 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi
dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk,
secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Target tahun 2014
12 dokter gigi per
100.000 penduduk
14
3,8
4,2
4,4
4,8
5,2
7,2
12,7
14,6
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Banten
INDONESIA
Bali
DI Yogyakarta
DKI Jakarta
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 3,8 – 14,6 dengan rasio tertinggi di Provinsi DKI Jakarta
dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54
tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, 2 provinsi telah mencapai target.
Target tahun 2014
12 dokter gigi per
100.000 penduduk
15
1,3
2,3
3,1
4,2
4,2
4,8
7,3
8,6
9,5
0 2 4 6 8 10 12
PANDEGLANG
LEBAK
SERANG
TANGERANG
KOTA SERANG
BANTEN
KOTA TANGERANG
KOTA CILEGON
KOTA TANGERANG SELATAN
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio dokter gigi di Provinsi Banten yaitu 4,8 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Tangerang Selatan (9,5)
dan terendah di Kabupaten Pandeglang (1,3). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra
No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai
target.
Target tahun 2014
12 dokter gigi per
100.000 penduduk
16
65,7 66,6
85,2 85,4
96,5 107,2
109,9 110,2
117,2 125,8 126,6 127,5
140,9 145,3 147,3
152,8 155,7 157,2 158,0 158,5 160,6
178,2 185,0
187,5 190,8
193,5 194,3
208,2 230,1
236,5 239,6
246,5 273,6
297,1 308,9
0 50 100 150 200 250 300 350
Jawa Barat Banten
Jawa Timur Lampung
Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat
Riau Sumatera Selatan
INDONESIA Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara
Gorontalo Sulawesi Selatan Sumatera Barat
Bali Jambi
Sulawesi Tenggara Papua
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Bengkulu Kepulauan Bangka Belitung
DI Yogyakarta DKI Jakarta
Kepulauan Riau Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat Aceh
Sulawesi Utara Sulawesi TengahKalimantan Utara
Maluku Utara Maluku
Papua Barat
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
Rasio perawat di Indonesia tahun 2014 yaitu 117,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 65,7 – 308,9 per 100.000
penduduk, dengan rasio tertinggi Prov. Papua Barat dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga
kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, secara nasional belum
mencapai target dan 16 provinsi telah mencapai target.
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Target tahun 2014
158 perawat per
100.000 penduduk
17
65,7
66,6
85,2
96,5
117,2
152,8
187,5
190,8
0 50 100 150 200 250
Jawa Barat
Banten
Jawa Timur
Jawa Tengah
INDONESIA
Bali
DI Yogyakarta
DKI Jakarta
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio perawat di regional Jawa-Bali memiliki rentang 65,7 – 190,8 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi DKI
Jakarta dan terendah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.
54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 2 provinsi di regional Jawa-Bali telah mencapai target.
Target tahun 2014
158 perawat per
100.000 penduduk
18
38,5
57,3
62,7
66,6
74,7
81,2
82,9
94,0
101,5
0 20 40 60 80 100 120 140 160
TANGERANG
LEBAK
PANDEGLANG
BANTEN
KOTA TANGERANG
KOTA SERANG
KOTA TANGERANG SELATAN
SERANG
KOTA CILEGON
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio perawat di Provinsi Banten yaitu 66,6 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cilegon (101,5) dan
terendah di Kabupaten Tangerang (38,5). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.
54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai target.
Target tahun 2014
158 perawat per
100.000 penduduk
19
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
Rasio bidan di Indonesia tahun 2014 yaitu 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 – 201,7 per 100.000 penduduk,
rasio tertinggi Prov. Aceh dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014
(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan
hanya 4 provinsi telah mencapai target.
28,0 28,3 29,6
40,3 46,8 47,1 47,2
50,8 51,2 52,7
55,1 57,0 57,6
59,9 60,1 61,6 61,9 62,2
65,0 69,7 70,3 70,4
73,2 77,5 77,9
88,9 90,7
95,1 95,3
100,4 102,0
139,5 201,7
54,2
0 50 100 150 200 250
Jawa Barat DKI Jakarta
Banten Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta
Lampung Kalimantan Barat
Jawa Tengah Bali
Papua Kalimantan Timur
Kepulauan Riau Gorontalo
Sumatera Selatan Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan
Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat
Kalimantan Selatan Riau
Sulawesi Tenggara Maluku
Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah
Sumatera Barat Maluku Utara
Jambi Sumatera Utara
Papua Barat Bengkulu
AcehIndonesia
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Target tahun 2014
100 bidan per 100.000
penduduk
20
28,0
28,3
29,6
40,3
47,1
51,2
52,7
54,2
0 20 40 60 80 100
Jawa Barat
DKI Jakarta
Banten
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Bali
INDONESIA
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio bidan di regional Jawa-Bali memiliki rentang 28,0 – 52,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Provinsi Bali
dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54
tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, semua provinsi di regional Jawa-Bali belum mencapai target.
Target tahun 2014
100 bidan per 100.000
penduduk
21
16,4
22,9
24,1
29,6
29,8
32,9
39,3
45,6
51,3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KOTA TANGERANG
TANGERANG
KOTA TANGERANG SELATAN
BANTEN
LEBAK
KOTA CILEGON
SERANG
KOTA SERANG
PANDEGLANG
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014
Rasio bidan di Provinsi Banten yaitu 29,6 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Pandeglang (51,3) dan
terendah Kota Tangerang 16,4). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun
2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai target.
Target tahun 2014
100 bidan per 100.000
penduduk
22
KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK) PROVINSI BANTEN
No. Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Pandeglang
2 Kota Cilegon
23
Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012
IPM rendah IPM sedang IPM tinggi
Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran
IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi
dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di
posisi terakhir. 24
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI BANTEN TAHUN 2012
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten pada tahun 2012 sebesar 71,49 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 68,43-
76,61. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten termasuk IPM kategori sedang.
Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012
IPM rendah IPM sedang IPM tinggi
25
PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),
SDKI 2012
26
Target MDG’s 2015 ≤ 23
ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. 27
Target MDG’s 2015 ≤ 32
ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. 28
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 64,58%. Cakupan tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan di Provinsi
Aceh pada kurun waktu yang sama ialah 55,31%. Capaian ini merupakan yang terendah ke delapan diantara provinsi lainnya.
Angka ini masih lebih rendah daripada angka cakupan nasional. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar
95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai. 29
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat tertinggi kedua
diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (76,24%) dan angka
terendah di Provinsi Banten (59,60%). Secara umum, sampai dengan triwulan III ada 5 provinsi di regional Jawa Bali dengan
angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun
2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
30
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Banten pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi berada di Kota
Tangerang Selatan (67,15%) sedangkan yang terendah di Kabupaten Pandeglang (46,22%). Target Renstra Kemenkes pada
tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
31
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
32
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 63,88%. Cakupan
tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan di
Provinsi Aceh pada triwulan ke tiga tahun 2014 ialah sebesar 56,30%. Capaian ini merupakan ke enam terendah diantara
provinsi lainnya di Indonesia. Sedangkan target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada
akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat
tertinggi kedua diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (79%)
dan angka terendah di Provinsi Banten (59,46%). Secara umum sampai dengan triwulan III, ada 5 provinsi di regional Jawa
Bali dengan angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes
pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
33
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Banten pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi berada di
Kota Tangerang Selatan (65,37%) sedangkan yang terendah di Kabupaten Pandeglang (43,03%). Target Renstra Kemenkes
pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat dicapai. 34
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Standar WHO 90%
35
Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 53,6% dengan provinsi tertinggi Jawa Barat
(64,5%) dan terendah Papua Barat (12,2%).
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014
Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali per September 2014, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi
di Indonesia per September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi
regional Jawa Bali yaitu Jawa Barat (64,5%) dan terendah DI Yogyakarta (46,6%).
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Standar WHO 90%
36
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014
Cakupan imunisasi campak pada bayi Provinsi Banten per September 2014 sebesar 52,7% dengan kabupaten/kota tertinggi
yaitu Kota Tangerang Selatan (58,7%) dan terendah Kabupaten Serang (48,1%)
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Standar WHO 90%
37
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali
(62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
38
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014
Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali, seluruh provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di atas rata-rata
provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Bali (62,0%)
dan terendah DI Yogyakarta (42,3%).
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
39
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Provinsi Banten per September 2014 sebesar 48,7% dengan kabupaten/kota
tertinggi yaitu Kota Tangerang Selatan (53,8%) dan terendah Kabupaten Serang (45,1%)
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
40
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI INDONESIA TAHUN 2013
Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI
Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat
(41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
41
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan terendah
Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%
42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Dari 10 provinsi di regional DKI Jakarta tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi
dengan cakupan terendah yaitu Banten (53,63%).
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
43
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Banten pada tahun 2014 sebesar 49,16% dengan cakupan tertinggi Serangg
(71,67%) dan terendah Kab. Pandeglang (17,85%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target Renstra 90%.
44
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2014
Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat
(87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa
Barat.
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
45
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Dari 5 provinsi di regional di Jawa, Hanya satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S) tahun 2014 yang
memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%, yaitu provinsi Jawa Barat (86,50%) Provinsi dengan cakupan terendah yaitu
Provinsi DKI Jakarta (57,30%)
46
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Banten pada tahun 2014 sebesar 83,60% dengan cakupan tertinggi Kota Serang
(99,00%) dan terendah Kota Kab. Pandeglang (64,80%). Ada lima kabupaten/kota yang memenuhi target Renstra 85% yaitu
Kota Serang, Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, dan Kab. Serang,
47
PREVALENSI GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA (BB/U) DI INDONESIA TAHUN 2013
33
30,9
29,1
28,3
27,4
26,5
26,3
26,1
25,7
25,6
24,9
24,1
23,9
23,3
22,5
22,4
21,8
21,2
19,7
19,6
19,1
18,8
18,7
18,3
17,6
17,2
16,6
16,5
16,2
15,7
15,6
15,1
14
13,2
0 5 10 15 20 25 30 35
Nusa Tenggara Timur
Papua Barat
Sulawesi Barat
Maluku
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
Aceh
Gorontalo
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah
Riau
Sumatera Utara
Papua
Sumatera Barat
Jambi
INDONESIA
Jawa Timur
Lampung
Bengkulu
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Banten
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
DI Yogyakarta
Jawa Barat
Kepulauan Riau
Kep. Bangka Belitung
DKI Jakarta
Bali
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
48
PREVALENSI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA (BB/TB) DI INDONESIA TAHUN 2013
18,7
16,2
15,7
15,6
15,5
15,4
14,9
14,8
14,8
13,8
13,5
12,8
12,6
12,4
12,3
12,3
12,2
12,1
11,9
11,8
11,7
11,6
11,4
11,4
11,1
11,0
10,9
10,8
10,2
10,2
9,9
9,4
9,4
8,8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Kalimantan Barat
Maluku
Aceh
Riau
Nusa Tenggara Timur
Papua Barat
Sumatra Utara
Bengkulu
Papua
Banten
Jambi
Kalimantan Selatan
Sumatra Barat
Kalimantan Tengah
Sumatra Selatan
Kep. Riau
Maluku Utara
INDONESIA
Nusa Tenggara Barat
Lampung
Gorontalo
Kalimantan Timur
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Sulawesi Barat
Kep. Bangka Belitung
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
DI Yogyakarta
Sulawesi Tengah
Bali
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
49
PREVALENSI DIABETES MELITUS BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER DI INDONESIA
TAHUN 2013
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
50
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
51
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2014
Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013
sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian
sebesar 50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%. 52
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Provinsi dengan
persentase tertinggi adalah Bali, DIY, dan Jawa Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan
Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Barat memiliki persentase sebesar 67,80%.
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
53
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Di regional Jawa-Bali,
provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali sebesar 82%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu DKI Jakarta sebesar
61,6%
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK
REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
54
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan
persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu
Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK DI INDONESA TAHUN 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
55
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK REGIONAL JAWA-BALI 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Di regional Jawa-Bali,
provinsi dengan persentase tertinggi adalah DKI Jakarat sebesar 78,2%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Jawa
Timur sebesar 57,5%.
56