pseudofakia

Upload: carolinarisma

Post on 12-Oct-2015

2.109 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

Pseudofakia

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSPSEUDOFAKIA

Disusun oleh:Diyah Herawati01.207.5471

PEMBIMBINGdr. Rosalia Septiana, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG2012

BAB ISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. SalamahUmur: 53 tahunAgama: IslamPekerjaan: PetaniAlamat: WonosocoTanggal Pemeriksaan: 11 Oktober 2012II. ANAMNESISAnamnesis secara: Autoanamnesis dan alloanamnesis Keluhan Utama: Mata kanan dan kiri terasa gatal dan sepetRiwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 11 Oktober 2012 dengan keluhan mata kanan dan kiri terasa gatal dan sepet. Keluhan dirasakan setelah operasi katarak pada kedua mata kurang lebih 6 bulan yang lalu. Keluhan terasa berat saat sore hari. Pasien juga mengeluh nrocos, sedikit kemeng, serta penglihatannya samar-samar meski lebih baik dari pada sebelum dioperasi. Pasien mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata.

Riwayat Penyakit Dahulu:6 bulan yang lalu penderita memeriksakan diri ke poli mata RSUD Kudus dengan keluhan pandangan kabur seperti seperti tertutup kabut namun hanya sebagian. Pandangan kabur sejak kurang lebih 3 bulan sebelum penderita memeriksakan diri, dirasakan pada kedua mata, terjadi perlahan-lahan dan semakin lama semakin memberat. Pasien juga mengeluh silau jika melihat cahaya serta kadang-kadang mata berair. Pasien mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit. Pasien tidak mengeluh matanya kemeng, gatal, maupun mata lengket. Riwayat hipertensi (-) Riwayat diabetes melitus (-) Riwayat gigi berlubang (+) Riwayat alergi (-) Riwayat menggunakan kaca mata (-)Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.Riwayat sosial ekonomi:Pasien seorang petani. Biaya pengobatan ditanggung jamkesmas.

III. PEMERIKSAAN FISIKA. VITAL SIGNTekanan darah:110/80 mmHgNadi:84x/ menitSuhu:Afebris Pernafasan:20x / menitKeadaan Umum:BaikKesadaran:Compos mentisStatus Gizi:Cukup

B. STATUS OFTALMOLOGIGambar: OD OS

1

3212Keterangan:1. Pseudofakia 2. Arkus senilis3. Bekas jahitan

OCULI DEXTRA(OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA(OS)

6/7,5Visus6/9

S+ 0,75 6/6Add S+ 3KoreksiS+ 0,75 6/6Add S+ 3

Gerak bola mata normal, enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)

Bulbus okuliGerak bola mata normal, enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan(-),blefarospasme (-), lagoftalmus (-), ektropion (-), entropion (-)PalpebraEdema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (-),blefarospasme (-), lagoftalmus (-)ektropion (-), entropion (-)

Edema (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-), infiltrat (-),hiperemis (-)KonjungtivaEdema (-), injeksi konjungtiva (-),injeksi siliar (-),infiltrat (-), hiperemis (-)

PutihSkleraPutih

Bulat, edema (-), keratik presipitat(-),infiltrat (-), sikatriks (-)Arkus senilis (+)KorneaBulat, edema (-), keratik presipitat(-), infiltrat(-), sikatriks (-)Arkus senilis (+), tampak sebuah bekas jahitan pada limbus kornea arah jam 9.

Jernih, kedalaman cukuphipopion (-),hifema (-),Camera Oculi Anterior(COA)Jernih, kedalaman cukup,hipopion (-), hifema (-),

Kripta(N), warna coklat,(-), edema(-), synekia (-)IrisKripta(N), warna coklat,(-), edema(-), synekia (-),

bulat, diameter : 3mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+),refleks pupil tak langsung (+)Pupilbulat, diameter 3 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung (+)

IOL, letak sentral, PCO (-)LensaIOL, letak sentral, PCO (-)

JernihVitreusJernih

Papil NII bulat, batas tegas, ablatio (-), mikroaneurisma (-), eksudat (-), perdarahan (-), CD ratio (N)RetinaPapil NII bulat, batas tegas, ablatio (-), mikroaneurisma (-), eksudat (-), perdarahan (-), CD ratio (N)

(+)cemerlangFundus Refleks(+)cemerlang

NormalTIO digitalNormal

Epifora (-), lakrimasi (+)Sistem LakrimasiEpifora (-), lakrimasi (+)

IV. RESUMESubjektif: Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 11 Oktober 2012 dengan keluhan mata kanan dan kiri terasa gatal dan sepet. Keluhan dirasakan setelah operasi katarak pada kedua mata kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nrocos dan sedikit kemeng. Pasien mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata. Penglihatannya masih samar-samar, namun lebih baik dari pada sebelum dioperasi.Pasien memiliki riwayat sakit katarak dan gigi berlubang, tidak memiliki riwayat hipertensi, DM, maupun alergi. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa. Pasien seorang petani. Biaya pengobatan ditanggung jamkesmas.

Objektif: OCULI DEXTRA(OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA(OS)

6/7,5Visus6/9

IOL, letak sentral, PCO (-)LensaIOL, letak sentral, PCO (-)

Papil NII bulat, batas tegas, ablatio (-), mikroaneurisma (-), eksudat (-), perdarahan (-), CD ratio (N)RetinaPapil NII bulat, batas tegas, ablatio (-), mikroaneurisma (-), eksudat (-), perdarahan (-), CD ratio (N)

Jernih, kedalaman cukup,Arkus senilis (+)Camera Oculi Anterior (COA)Jernih, kedalaman cukup,Arkus senilis (+)

NormalCD ratioNormal

(+) cemerlangFundus Refleks(+) cemerlang

NormalTIO digitalNormal

V. DIAGNOSIS BANDINGI. Pseudofakia AfakiaII. Dry Eye Syndrome (DES) Blepharitis

VI. DIAGNOSIS KERJAODS PseudofakiaODS Dry Eye Syndrome

VII. TERAPIMedikamentosa Vitamin A, 1 dd 1 Cendo Lyteers (Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl) 0,01 %, 3 dd gtt II ODS

VIII. PROGNOSIS OKULI DEKSTRA (OD)OKULI SINISTRA(OS)Quo Ad Visam: Dubia ad bonam Dubia ad bonamQuo Ad Sanam: Dubia ad bonam Dubia ad bonamQuo Ad Kosmetikam: Ad bonam Ad bonamQuo Ad Vitam: Ad bonam Ad bonam

IX. USUL DAN SARANKontrol rutin bila terdapat keluhan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. KATARAKKatarak adalah kekeruhan [opasitas] dari lensa yang tidak dapat menggambarkan obyek dengan jelas di retina.

Klasifikasi katarak dapat dibagi menjadi :1. Berdasarkan usia :a. Katarak conginental ( terlihat pada usia dibawah 1 tahun )b. Katarak juvenile ( terlihat sesudah usia 1 tahun )c. Katarak presenile ( terlihat sampai usia 50 tahun )d. Katarak senile ( setelah usia 50 tahun )2. Katarak traumatik 3. Katarak komplikata 4. Katarak diabetikKatarak imatur merupakan kekeruhan yang terjadi pada sebagian lensa. Oleh karena kekeruhan di bagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerha yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut tes shadow (+).Pada stadium imatur dapat terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena day biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini disebut intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong ke depan, menyebabkan sudut bilik mata menjadi lebih sempit, sehingga dapat menyebabkan glaukoma sebagai penyulitnya. Penyebab katarak belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terjadi karena :1. Proses pada nukleus. Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu terdorong ke arah tengah, maka serabut-serabut bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion calsium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetropia. Lama kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya berwarna putih menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat dan kemudian menjadi kehitaman. Karena itu dinamakan katarak nigra.2. Proses pada korteksTimbulnya celah-celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan penimbunan kalsium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak, menjadi lebih miop. Berhubung adanya perubahan refraksi ke arah miopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.Penatalaksanaan untuk katarak adalah pembedahan (operasi).Medikamentosa diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit misalnya, silau maka pasien dapat menggunakan kacamata.Untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat membantu memperlambat progresifitas katarak.Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa dengan isi kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul anterior yang dirobek dengan meninggalkan kapsul posterior.a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi katarak sekunder.Tindakan ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang terencana dilakukan apabila:1. Kita ragu apakah nukleus lentis sudah terbentuk atau belum.2. Kita mengira badan kaca mencair, misalnya pada miopia tinggi, setelah menderita uveitis.3. Telah terjadi perlengketan luas antara iris dan lensa.4. Pada operasi mata yang lainnya, telah terjadi ablasi atau prolaps badan kaca.5. Setelah operasi mata yang lainnya, timbul penempelan badan kaca pada kornea yang menyebabkan distrofi kornea.6. Terkandung maksud untuk memasang lensa intraokuler buatan.

b. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi da mudah diputus. Pada tindakan ini tidak akan terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2009). Indikasi ekstraksi katarak:1. Pada bayi: kurang dari 1 tahunBila fundus tak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja.2. Pada umur lanjuta. Indikasi klinis: kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis atau glaukoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga, setelah keadaan menjadi tenang.b. Indikasi visuil: tergantung dari katarak monokuler atau binokuler3. Katarak monokulera. Bila sudah masuk dalam stadium maturb. Bila visus pasca bedah sebelum dikoreksi, lebih baik daripada sebelum operasi4. Katarak binokulera. Bila sudah masuk dalam stadium maturb. Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.

Macam-macam ekstraksi katarak sesuai konsistensi dari katarak :1. Katarak cair: umur kurang dari 1 tahun, dilakukan disisi lensa2. Katarak lembek: umur 1-35 tahun, dilakukan ekstraksi linier/ekstraksi katarak ekstrakapsuler3. Katarak keras: umur lebih dari 35 tahun, dilakukan ekstraksi katarak ekstrakapsuler

B. PSEUDOFAKIAPseudofakia adalah suatu keadaan dimana mata terpasang lensa tanam setelah operasi katarak. Lensaini akanmemberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular ditempatkan waktu operasi katarakdan akan tetap disana untuk seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidakperlu perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh.Gejala dan tanda pseudofakia : Penglihatan kabur Visus jauh dengan optotype Snellen Dapat merupakan myopi atau hipermetropi tergantung ukuran lensa yang ditanam (IOL) Terdapat bekas insisi atau jahitan

1. Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam macam, seperti :a. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnyabersandar pada sudut bilik matab. Pada daerah pupil, dimana bagian ulti lensapada pupil dengan fiksasipupilc. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsulard. Padakapsullensa.

Padasaatinipemasanganlensaterutamadiusahakanterletak di dalamkapsul lensa. Meletakkan lensa tanam didalam bilik mata memerlukan perhatian khusus :1. Endotelkorneaterlindung2. Melindungi iristerutama pigmeniris3. Melindungi kapsulposteriorlensa4. Mudah memasukkannya karenatidak memberikancedera pada zonulalensa.

Keuntungan pemasangan lensa ini :1. Penglihatan menjadi lebih fisiologis karenaletak lensa yang ditempatkan pada tempat lensa asli yang diangkat.2. Lapang penglihatansama denganlapang pandangannormal3. Tidak terjadipembesaran benda yang dilihat4. Psikologis,mobilisasilebih cepat.Pemasangan lensa tidak dianjurkan kepada :1. Mata yang seringmengalami radang intraokuler (uveitis)2. Anak dibawah 3tahun3. Uveitismenahun yangberat4. Retinopati ultifoc ultifocale berat5. Glaukoma neovaskuler

C. LENSA INTRAOKULER DAN IMPLANLensa intraocular (IOL)umum digunakan untuk memperbaiki atau menyembuhkan cacat visual. IOL dikategorikan dalam dua jenis: monofocal atauultifocal. Lensa ultifocalmonofocal atau ultifocal dapat dimanfaatkan dalam penggantian Lensa matarusak.

IOLmonofokalIOL monofokal yang berarti merekamemberikan visipada satujaraksaja (jauh, menengahatau dekat) berarti bahwa pasienharus memakaikacamata ataulensa kontakuntuk membaca, menggunakankomputeratau melihat pada jarak lengan.

IOLultifocalIOL multifokal menawarkan kemungkinan melihatdengan baik padalebih dari satujarak,tanpa kacamataatau lensa kontak.

ToricIOL untuk AstigmatismaIOLtoricdirancanguntuk mengoreksiastigmatisme. ToricIOLdatang dalam berbagaikekuatan visi jarak, dalam 2 versi. Satu, mengoreksi hingga2,00dioptri(D) dariSilindrisdan yang lain mengoreksihingga3,50D.Model yang berbedajuga dapat menyaringUVyang berpotensi merusakatau cahayabiru.Kebanyakan ahli bedahyang merawatSilindrispada pasien katarak, cenderung menggunakan astigmatikkeratotomi(AK) ataulimbal relaxation incision, yang membuatsayatandikornea. Selain astigmatismekornea,beberapa orang mungkin memilikiastigmatismelenticular, yang disebabkan olehketidakteraturandalam bentuk lensa alamidi dalam mata.Hal ini bisa diperbaikidenganIOLtoric namun dengan risikopenglihatan memburuk karenalensaberputardari posisi,sehingga butuhoperasi lebih lanjutuntuk memposisikanatau menggantiIOL.

Monovision dengan Lensa IntraokulerJikaoperasi katarakmelibatkankedua mata bisa dipertimbangkan menggunakan monovision.Hal ini denganmenanamkan sebuahIOL disatu matayang memberikan penglihatan dekatdanIOLdi matalain yang menyediakanpenglihatanjarak.Biasanya orangdapat menyesuaikan diri.Tapi jika tidak bisa,penglihatanmungkin menjadi kaburbaikdekat dan jauh.Masalah lain adalah bahwapersepsi kedalaman dapat menurunkarenavisus binokulerkurang yang berarti, matatidakbekerja sama.

Aspheric IOLIOL berbentuk bola, yang berarti permukaan depan secara seragam melengkung.IOL aspheric, pertama kali diluncurkan oleh Bausch + Lomb pada tahun 2004, yang sedikit datar di pinggiran dan dirancang untuk memberikan sensitivitas kontras yang lebih baik. Lensa ini memiliki kemampuan untuk mengurangi penyimpangan visual.Beberapa ahli bedah katarak memperdebatkan manfaat IOLs aspheric, karena manfaat sensitivitas kontras tidak dapat berlangsung pada pasien yang lebih tua karena sel-sel ganglion retina adalah penentu utama sensitivitas kontras dan pada usia tua secara bertahap kehilangan sel-sel ini. Namun, orang muda yang menjalani operasi katarak sekarang cenderung memiliki sel ganglion lebih banyak dan lebih sehat.Jadi mereka akan dapat menikmati sensitivitas kontras yang lebih baik untuk waktu yang lama.

Blue Light-Filtering IOLsIOL ini memfilterbaikultraviolet (UV) danenergi tinggisinar biru, yang keduanya terkandung dalamcahaya alami maupunbuatan.Sinar UVtelah lama dicurigai bisa menyebabkan katarak dangangguan penglihatanlain, dan IOL banyakmenyaringmereka keluar sepertilensa mata alami sebelum penghapusan dalamoperasi katarak. Sinar biru, yang berkisar400-500nanometer (nm)dalam spektrumcahaya, dapat menyebabkankerusakan retinadan berperandalam timbulnya degenerasimakula.IOL ini berwarna kuning transparan untuk menyaring sinar biru. Sebenarnya warna ini mirip denganlensa kristal alami. Warna kuningini tidak mengubahwarnalingkungan atau kualitaspenglihatan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa sensitivitas kontrasmungkin hilangdenganpemakaian IOL jenis ini. Dalam studi Austria,beberapa orangyang menggunakan IOL inimelihat adanya penurunan kualitaspenglihatanketika mereka diberikuesioner.Sebuah studi yang dilaporkandalam edisiDesember2010,Journal of Cataract & Refractive Surgery menemukan bahwa pasienkatarakdengan IOL berwarna kuning memiliki kesulitan melihat dalam rentang warna biru pada kondisi pencahayaan yang kurang.

Piggyback IOLBila pasien memiliki hasil yang kurang dari optimaldari lensaintraokularasli yang digunakandalam operasi katarak,adapilihan untuk memasukkan lensa tambahandariyang dimilikisaat ini. Hal ini dikenal sebagai lensa piggyback, mungkindapatmemperbaiki penglihatandan dianggaplebih aman daripada mengeluarkan dan menggantilensa yang ada.Jika diperlukanderajatyang sangat tinggidalam koreksi visus, seperti untukmiopiaberat atauastigmatisme, dapat disarankankombinasi kekuatan daridua lensaintraokular padasatu matadengan menggunakan lensa piggyback.

D. DRY EYE SYNDROME

Definisi Dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Keratokonjungtivitis merupakan suatu kondisi komplek yang ditandai adanya inflamasi pada- permukaan mata dan kelenjar lakrimalis.

Etiologi Dry eye syndromeKondisi ditandai hipofungsi kelenjar lakrimal1. Congenitala. Dysautonomia familier (sindrom Riley-Day)b. Aplasia kelenjar lakrimal (alakrimal kongenital)c. Aplasia nervus trigeminusd. Dysplasia ektodermal2. Didapat a. Penyakit sistemik1. Sindrom sjogren2. Sklerosis sistemik progresif3. Sarkoidosis4. Leukemia, limfoma5. Amiloidosis6. Hemokromatosisb. Infeksi1. Trakoma2. Parotitis epidemicac. Cedera1. Pengangkatan kelenjar lakrimal2. Iradiasi3. Luka bakar kimiawid. Medikasi1. Antihistamin2. Antimuskarinik: atropine, skopolamin3. Anastesi umum: halothane, nitrous oxide4. Beta-adrenergik bloker: timolol prastolole. Neurogenik-neuroparalitik (facial nerve palsy)A. Kondisi ditandai defisiensi musin:1. Avitaminosis A2. Sindrom steven-johnson3. Pemfigoid okuler4. Konjungtivitis menahun mis trakoma5. Luka bakar kimiawi6. Medikasi7. Obat tradisional (kermes)B. Kondisi ditandai defisiensi lipid:1. Parut tepian palpebra2. BleparitisC. Penyebaran defektif film air mata disebabkan:1. Kelainan palpebraa. Defek, kolobomab. Ektropion dan entropionc. Keratinisasi tepian palpebrad. Berkedip berkurang atau tidak ada1. Gangguan neurologic2. Hipertiroid3. Lensa kontak4. Obat5. Keratitis herpes simplek6. Leprae. Lagopthalmus1. Lagopthalmus noctura2. Hipertiroid3. Lepra2. Kelainan konjungtivaa. Pterygiumb. Symblepharon3. Proptosis

Patogenesis Dry Eye Syndrome Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan air mata yang berfungsi untuk membasahi kornea dan konjungtiva, mempunyai daya bacterioside (anti mikroba), dan secara mekanis membilas/ membersihkan permukaan bagian depan mata. Adanya penyakit atau kelainan fungsi akan menyebabkan terjadinya sindroma mata kering. Penurunan sekresi air mata dan fungsi mekanis akan merangsang reaksi inflamasi pada permukaan mata dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa reaksi inflamasi ini memegang peranan penting dalam pathogenesis terjadinya sindroma mata kering.Populasi yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena sindroma mata kering antara lain:1. Penyakit inflamasi (vaskuler, alergi, asma)2. Penyakit autoimun (RA,SLE, colitis)3. Pada wanita peri dan postmenopause dan pasien dengan HRT4. Diabetes mellitus5. Penyakit thyroid6. Sindroma sjogrens7. Transplantasi corneal8. Riwayar keratitis atau scarring kornea9. Operasi katarak (ekstra atau intrakapsuler dengan insisi luas)10. LASIK (Laser in siti keratomileusis)11. Pengobatan sistemik (diuretic, antihistamin, psychotropic,obat penurun kolesterol)12. Pemakaian lensa kontak13. Kondisi lingkungan (allergen, asap rokok, angin, iklim panas, bahan kimia)14. Defisiensi vitamin A

Gejala KlinisPasien dengan dry eye syndrome akan mengeluh mata gatal, mata seperti berpasir, silau dapat penglihatan dapat kabur. Pada mata didapatkan sekresi mucus yang berlebihan, sensai terbakar, merah, sakit dan kelopak mata sukar digerakkan. Ciri yang khas pada pemeriksaan slitlamp adalah terputus atau tiadanya meniscus air mata ditepian palpebra inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, edema dan hiperemik. Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fissure interpalpebra. Sel-sel epitel konjungtiva dan kornea yang rusak terpulas dengan Bengal rose 1% dan defek pada epitel kornea terpulas dengan fluorescensi. Pada tahap lanjut keratokonjungtivitis sicca tampak filament-filamen (satu ujung setiap filament melekat pada epitel kornea dan ujung lainnya bergerak bebas).

DiagnosisBerdasarkan pada guideline AAO (American Academy of Opthalmology) 2003 prefeerred practice pattern, tujuan dari diagnose, terapi dan managemen pasien dengan dry eye syndrome adalah untuk menegakkan diagnosa dry eye syndrome, untuk membedakan dengan gejala iritasi dan mata merah laannya, mengetahui penyebab dry eye syndrome, untuk memberikan terapi yang tepat, untuk meringankan keluhan pasien, mencegah komplikasi termasuk penurunan visus, infeksi dan kerusakan struktur jaringa, memberikan edukasi pada pasien dan mebgikutsertakan pasien dalam managemen penyakitnya. Untuk menegakkan diagnose dry eye syndrome tidaklah mudah karena adanya inkonsistensi hubungan antara symptom dan clinical sign dan tes diagnostic yang kurang sensitive dan spesifik. Oleh karena dry eye syndrome adalah kondisi yang kronis maka observasi dan pemeriksaan berkala sangat diperlukan untuk menegakkan diagnose dry eye syndrome dengan tepat. Adapun klasifikasi diagnose untuk dry eye syndrome berdasarkan National Eye Institute Workshop adalah sebagai berikut:

Sindroma iritasi mata, instabilitas tear film, penyakit pada permukaan mata

Dry eye

Evaporasi yang meningkatDefisiensi produksi air mata

Non- sjogrenSjogrens

Blefaritis atau kelainan fungsi kelenjat meibom

eksposure

Factor lainnya: Lensa kontak, gerakan mengedip abnormal, lingkungan

Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti memakai cara diagnostic berikut:1. Tes SchirmerTes Schirmer adalah tes saringan bagi penilaian produksi air mata. Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan strip Schirmer ke dalam cul-de-sac konjungtiva inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basal yang terpapar diukur 5 menit setelah dimasukkan. Bila dilakukan tanpa anastesi, tes ini digunakan untuk mengukur fungsi kelenjar lakrimal utama. Bila panjang bagian basal kurang dari 10mm maka dianggap abnormal. Tes Schirmer yang dilakukan dengan anastesi topical (tetrakain 0,5%) digunakan untuk mengukur fungsi kelenjar lakrimal tambahan (pensekresi basa). Bila panjang bagian basal kurang dari 5mm dalam waktu 5 menit maka dianggap abnormal. Hasil rendah kadang-kadang dijumpai pada orang normal dan tes normal dijumpai pada mata kering terutama yang sekunder terhadap defisiensi musin. 2. Tear Film Break-up TimePengukuran tear film break-up time berguna untuk memperkirakan kandungan musin dalam cairan air mata. Kekurangan musin mungkin tidak mempengaruhi tes Schirmer tapi dapat menyebabkan film air mata tidak stabil sehingga lapisan ini cepat pecah. Bintik kering akan terbentuk sehingga memaparkan epitel kornea dan konjungtiva. Proses ini akan menyebabkan kerusakan sel-sel epitel yang dipulas dengan Bengal rose. Sel epitel yang rusak akan lepas dari kornea dan meninggalkan daerah kecil yang dapat dipulas bila permukaan kornea dibasahi fluorescein. Tear film break-up time dapat diukur dengan meletakkan secarik kertas berfluorescein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien untuk berkedip. Film air mata kemudian diperiksa dengan bantuan saringan cobalt pada slitlamp. Waktu sampai munculnya titik-titik kering yang pertama dalam lapis fluorescein kornea adalah tear film break-up time. Keadaan normal waktunya tidak lebih dari 15 detik tetapi akan berkurang nyata dengan anastesi local, memanipulasi mata atau dengan menahan palpebra agar tetap terbuka. Waktu ini akan lebih pendek pada mata dengan defisiensi air pada air mata dan selalu lebih pendek dari normalnya pada mata dengan defisiensi musin. 3. Tes Ferning mataTes ini digunakan untuk meneliti mucus konjungtiva . Tes Ferning mata dilakukan dengan mengeringkan kerokan konjungtiva di atas kaca obyek bersih. Arborisasi (ferning) mikroskopik terlihat pada mata normal. Pada pasien konjungtivitis yang meninggalkan jaringan parut (pemphigoid mata, sindrom steven Johnson, parut konjungtiva difus) arborisasi mucus berkurang atau hilang.4. Sitologi impresiSitologi impresi adalah cara menghitung densitas sel goblet pada permukaan konjungtiva. Pada orang normal populasi sel goblet paling tinggi di kuadran infra-nasal. Kelainan pada sel goblet dapat ditemukan pada kasus keratokonjungtivitis sicca, trachoma, pemphigoid mata cicatrix, sindrom steven Johnson dan avitaminosis A.

5. Pemulasan fluoresceinTes ini bertujuan untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitel kornea. Menyentuh konjungtiva dengan secarik kertas kering berfluorescein adalah indikator yang baik untuk menilai derajat basahnya mata dan meniscus air mata mudah terlihat. 6. Pemulasan Bengal RoseTes ini bertujuan untuk melihat sel mata (sel epitel non-vital) pada kornea dan konjungtiva. Rose Bengal mewarnai sel dan nucleus dan hanya sel yang telah mati. Sel mati dengan pewarnaan rose Bengal akan memberikan warna merah. Pewarnaan positif pada konjungtiva merupakan hal yang selalu terjadi pada sindroma mata kering (dry eye syndrome). Pada keratokonjungtivitis sicca akan terlihat segitiga berwarna merah dengan dasar di limbus dan puncak pada kantus internus yang mengisi seluruh celah kelopak.7. Pengujian Kadar Lizosim air mataCara yang paling umum untuk menguji kadar lisozim air mata adalah dengan spektrofotometri. Penurunan konsentrasi lisozim air mata umumnya terjadi pada awal perjalanan sindrom sjogren dan pengujian ini berguna untuk menegakkan diagnosa penyakit ini. Air mata ditampung dalam kertas schirmer dan diuji kadarnya. 8. Osmolaritas air mataBeberapa laporan menyebutkan bahwa hiperosmolalitas adalah tes paling spesifik bagi keratokonjungtivitis sicca. Keadaan ini bahkan dapat ditemukan pada pasien dengan tes schirmer normal dan pemulasan Bengal rose normal. 9. LactoferrinLactoferrin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi kelenjar lakrimal.

KomplikasiPada tahap awal perjalanan dry eye syndrome, penglihatan akan sedikit terganggu. Pada kasus yang lanjut dapat timbul ulkus kornea, penipisan kornea dan perforasi. Kadang bisa juga terjadi infeksi bakteri sekunder yang dapat berakibat parut dan neovaskularisasi pada kornea yang dapat menurunkan pengihatan.

TerapiPasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi kecuali pada kasus ringan. Adapun pengobatan untuk keratokonjungtivitis sicca ini terganting pada penyebabnya:1. Pemberian air mata tiruan bila yang kurang adalah komponen air.2. Pemberian lensa kontak apabila komponen mucus yang berkurang3. Penutupan pungtum lacrima bila terjadi penguapan yang berlebihan. Tindakan bedah pada mata kering adalah pemasangan sumbatan pada punctum yang bersifat temporer (kolagen) atau untuk waktu yang lebih lama (silicon) untuk menahan secret air mata. Penutupan puncta dan kanalikuli secara permanen dapat dilakukan dengan terapi thermal (panas), kauter listrik atau dengan laser. Pasien dengan mata kering oleh karena sembarang penyebab akan mempunyai resiko lebih besar untuk terkena infeksi. Blepharitis menahun sering terjadi dan harus diobati dengan memperhatikan hygiene dan memakai antibiotic topical.

Daftar Pustaka

PERDAMI, 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Sagung Seto: JakartaVaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakartahttp://www.penyakitkatarak.com/tips-perawatan-pasca-operasi-katarak-dan-pencegahannya/http://www.allaboutvision.com/conditions/iols.htm http://www.mhprofessional.com/handbookofoptics/pdf/Handbook_of_Optics_vol3_ch21.pdf