psikologi abnormal enuresis

8
ENURESIS DISUSUN OLEH: 1. AUGY PUTRO HARSENO 2. YUNIARTI HATIBIE 3. DENA SUNDARI ALIEF 4. PUTRI BESTARI PRASETYA 5. TUTUS HIDAYAH 6. PURWANTI 7. ANDI AMALIAAH MS 8. RADITYA PURWA P 9. DIMAS BAGUS R 10.KHALIL ABDI 11.CHRISTIAN VALENTINO P 12.ALFA KHAIRUNISA 13.KANIA DEWI 14.DEBBY LUTFHIYA DJ 15.ADITYA M R 16.VICKY W BILONDATU 17.ANGGI RIZQIKA E

Upload: dena-sundari-alief

Post on 25-Jun-2015

118 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Abnormal Enuresis

ENURESISDISUSUN OLEH:

1. AUGY PUTRO HARSENO2. YUNIARTI HATIBIE3. DENA SUNDARI ALIEF4. PUTRI BESTARI PRASETYA5. TUTUS HIDAYAH6. PURWANTI7. ANDI AMALIAAH MS8. RADITYA PURWA P9. DIMAS BAGUS R10. KHALIL ABDI11. CHRISTIAN VALENTINO P12. ALFA KHAIRUNISA13. KANIA DEWI14. DEBBY LUTFHIYA DJ15. ADITYA M R16. VICKY W BILONDATU17. ANGGI RIZQIKA E

Page 2: Psikologi Abnormal Enuresis

PENGERTIAN• Enuresis yaitu mengeluarkan air seni secara

tidak sadar saat tidur pada usia yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil (mengompol). Enuresis umumnya terjadi pada anak-anak namun kadang-kadang juga pada remaja dan orang dewasa (Kurniawati, 2008).

Page 3: Psikologi Abnormal Enuresis

JENIS ENURESIS• Berdasarkan waktu, enuresis dibagi menjadi

nocturnal enuresis (sleep wetting/bedwetting) yaitu enuresis yang terjadi pada malam hari, dan diurnal enuresis (awake wetting) yaitu enuresis pada siang hari.

• Enuresis berdasarkan awal terjadinya, yaitu Primary Nocturnal Enursis adalah anak yang sering atau selalu mengompol setiap malamnya atau dimana ia mengompol sejak bayi dan Secondary Nocturnal Enuresis adalah anak yang awalnya sudah tidak lagi mengompol namun suatu saat kembali mengompol.

(Gauthier, Edelmann, dan Barnett, 1982; Sekarwana, 1993; Dalton, 2000)

Page 4: Psikologi Abnormal Enuresis

PENYEBAB• Genetik/familial• Hambatan perkembangan• Psikologis • Lain-lain, seperti pola tidur, lingkungan termasuk

kebiasaan yang kurang baik, dan lain-lain.

Page 5: Psikologi Abnormal Enuresis

Ariesta (2010) menyatakan bahwa kebiasaan mengompol dapat disebabkan oleh :

1. gangguan psikologis seperti stres, tertekan, merasa diperlakukan kurang adil, kurang perhatian dll,

2. Gangguan organis seperti infeksi saluran kencing, sumbatan, dll, 3. terlambatnya kematangan bagian otak yang mengontrol kencing, 4. gangguan tidur. Biasanya mereka termasuk yang tidurnya sangat

nyenyak dan ngompolnya bisa terjadi setiap saat dalam waktu tidurnya,

5. gangguan kekurangan produksi hormon anti diuretik (hormon anti kencing) pada malam hari, sehingga pada malam hari produksi air kencing berlebihan,

6. gangguan genetik pada kromoson 12 dan 13 yang merupakan gen pengatur kencing dan pada kelainan ini ada riwayat keluarga dengan ngompol,

7. ngorok waktu Tidur, akibat adanya pembesaran kelenjar tonsil dan adenoid.

Page 6: Psikologi Abnormal Enuresis

DAMPAK ENURESISAnak yang mengalami enuresis akan merasa malu bahkan bersalah karena tidak dapt buang air di tempat yang semestinya. Terlebih lagi jika orangtua atau teman-teman meledek dan mengejeknya. Ia akan merasa sedih karena tidka mampu menahan pipisnya maupun menutupi “aib” yang menimpanya.Jika hal tsb berlanjut hingga anak beranjak remaja dan dewasa dan ketegangan emosi yang dialaminya tidak teratasi, maka masalah yang dihadapinya akan lebih berat. Anak akan akan mengalami ketegangan, tidak percaya diri dan memunculkan konsep diri negatif dalam dirinya.Karena merasa tidak percaya diri, maka dia akan mengalami masalah ketika bersosialisasi. Anak menjadi sulit bergaul, pendiam, dan berusaha menutupi kekurangannya semata-mata karena takut diledek.

Page 7: Psikologi Abnormal Enuresis

MENGATASI ENURESIS

• Penggunaan nappi atau diaper.• Kesabaran, kenyamanan, dan kasih sayang.• Memberikan penjelasan sederhana pada anak.• Beri tanggung jawab pada anak.• Membiasakan bangun pada malam hari.• Menghindarkan minuman tertentu.• Mendatangi medis.• Tidur menginap.• Alarm mengompol.• Konsumsi obat.

Page 8: Psikologi Abnormal Enuresis