psikologi eksistensial
TRANSCRIPT
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 1/24
Psikologi Eksistensial
(http://www.psychologymania.com/2011/09/psikologi-eksistensial.html) jumat 02 maret
2012 23:11
Psikologi Eksistensial atau sekarang berkembang dengan nama psikologi Humanistik
atau psikologi holistic berawal dari kajian filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard
tentang eksistensi manusia. Sebelum psikologi modern membuka dirinya pada pemikiran
(school of thought) berbasis emosi dan spiritual yang transenden, psikologi terlebih dahulu
dipengaruhi oleh ide-ide humanistik. Psikologi humanistik berpusat pada diri, holistik,
terobsesi pada aktualisasi diri, serta mengajarkan optimisme mengenai kekuatan manusia
untuk mengubah diri mereka sendiri dan masyarakat. Terdapat gerakkan eksistensialisme
pada abad 19 yang dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Søren Kierkegaard. Dalil utama
dari eksistensialisme adalah keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara
subjektif
Istilah eksistensi berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak
atau tumbuh ke luar. Dengan istilah in hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa
eksistensi manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan substansi-substansi,
mekanisme-mekanisme, atau pola-pola statis, melainkan sebagai ³gerak´ atau ³menjadi´,
sebagai sesuatu yang ³mengada´.
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang bersaha memahami kondisi manusia
sebagaimana memanifestasikan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret. Kondisi manusia
yang dimaksud bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat
tinggalnya), tetapi juga seluruh momen yang hadir pada saat itu (misalnya perasaan
senangnya, kecemasannya, kegelapannya, dan lainnya). Manusia eksistensial lebih sekedar
manusia alam (suatu organisme/alam, objek) seperti pandangan behaviorisme, akan tetapi
manusia sebagai ³subjek´ serta manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh,
yakni sebagai kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai
manusia individu yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan
habitatnya secara keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang
dipisahkan dari dunianya dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang
memaknakannya. Individu dan dunia saling menciptakan atau mengkonstitusikan (co-
constitute). Dikatakan saling menciptakan (co-constitutionality), karena musia dengan
dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 2/24
individu, dan tidak ada individu tanpa ada dunia. Individu selalu kontekstual, oleh karena
sebab itu tidak mungkin bisa memahami manusia tanpa memahami dunia tempat eksistensi
manusia, melalui dunianyalah maka makna eksistensi tampak bagi dirinya dan orang lain.
Sebaliknya individu memberi makna pada dunianya, tanpa diberi makna oleh individu maka
dunia tidak ada sebagai dunia.
Psikologi eksistensial adalah ilmu pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang
menggunakan metode analisis fenomenologis. psikologi eksistensial bertentangan dengan
pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam psikologi.
Asal Muasal Psikologi Eksistensial dalam Psikologi
Tokoh psikologi eksistensial yang terkenal adalah Ludwig Binswanger (1881) dan Medard
Boss (1903). Psikologi eksistensial menolak konsep tentang kausalitas, dualisme antara jiwa
dan badan, serta pemisahan orang dari lingkungannya.
Ludwig Binswager lahir pada tanggal 13 april 1881, di Kreuzlingen, Swiss di tengah keluarga
yang memiliki tradisi kedokteran dan psikiatrik kuat. Kakeknya, yang namanya kecilnya juga
Ludwig adalah pendiri Belleuve Sanatorium di Kruezlingen pada tahun 1857. ayahnya Robert
adalah direktur Sanatorium tersebut. Pada tahun 1911, Binswanger diangkat menjadi direktur
medis Belleuve sanatorium.
Ludwig meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Zurich tahun1907. Dia belajar dibawah bimbingan Carl Jung dan menjadi asistennya dalam Freudian society. Seperti halnya
Jung, dia juga lebih terpengaruh Eugen Bleuleur, seorang psikiatri Swiss terkemuka. Dia
adalah salah seorang pengikut pertama Freud di Swiss. Pada awal 1920-an, Binswanger
menjadi salah pelopor pertama dalam menerapkan fenomenologi dalam psikiatri. Sepuluh
tahun kemudian dia menjadi seorang analisis eksistensial. Binswanger mendefinisikan
analisis eksistensial sebagai analisis fenomenologis tentang eksistensi manusia yang actual.
Tujuannya adalah rekonstruksi dunia pengalaman batin.
Binswanger adalah terapis pertama yang menekankan sifat dasar eksistensial dari tipe krisis
yang dialami pasien dalam pengalaman terapi. Binswanger pada dasarnya berjuang untuk
menemukan arti dalam penyakit gila dengan mnerjemahkan pengalaman para pasien kedalam
teori psikoanalisis. Setelah membaca pendekatan filsafat Heidegger ³Being in time´ (1962),
Binswanger menjadi lebih eksistensial dan fenomenologis dalam pendekatannya kepada para
pasien. Pada tahun 1956, Binswanger berhenti menjadi direktur Sanatorium setelah
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 3/24
menduduki posisi tersebut selama 45 tahun. Dia terus melakukan studi dan menulis sampai
meninggal pada tahun 1966.
Sedangkan Medard Boss lahir di St. Gallen, Swiss pada tanggal 4 oktober 1903. kemudian
menghabiskan masa mudanya di Zurich pusat aktivitas psikologi saat itu. Dia menerima gelar
kedokteran university of Zurich pada tahun 1928. kemudian melanjutkan studi ke Paris dan
Wina serta membiarkan dirinya dianalisis oleh S.Freud. Mulai tahun 1928, dia bergabung
dengan Carl Jung yang menunjukkan pada Boss kemungkinan lepasnya psikoloanalisis dari
interpretasi Freudian.
Dalam masa-masa itu, Boss membaca karya-karya Ludwig Binswanger dan Martin
Heidegger. Pertemuannya dengan Heidegger pada tahun 1964 yang kemudian berlanjut
dengan persahabatannyalah yang membawanya kepada psikologi eksistensial. Pengaruh
dalam eksistensial sangat besar sehingga sering disejajarkan dengan Binswanger.
Konsep dasar filsafat eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah
kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna dalam
dirinya. Sesuatu yang paling bermakna di dalam diri seseorang adalah eksistensi dirinya.
Perhatian yang lebih besar terhadap pribadi, terhadap manusia daripada terhadap system yang
formal. Konsep identitas menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam kehidupan manusia.
Mengenai ini, Beck (1963) menyusun beberapa paham dasar sebagai konsep dasar
falsafahnya yang diambil sebagian besar dari filsafat eksistensialisme, sebagai berikut:
Setiap pribadi bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannnya sendiri.
Orang harus menganggap orang lain sebagai obyek dari nilai-nilai sebagai bagian dari
perhatiannya.
Manusia berada dalam dunia realitas.
Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman, baik fisik
maupun psikis.
Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh
pengalaman-pengalaman unik.
Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri yang subyektif,
tidak karena realitas yang obyektif di luar dirinya.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 4/24
Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya (by nature).
Manusia berreaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi (Gunarsa,
1996:9-13).
Prinsip Eksitensi dalam Psikologi
Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan perilaku sebagai akibat dari perangsangan dari
luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa
lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-
kebutuhan, dan dorongan-dorongan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan hanya
ia sendiri yang bertanggungjawab terhadap eksistensinya. Manusia dapat mengatasi baik
lingkungan maupun badan fisiknya apabila ia memang memilih begitu. Apa saja yang
dilakukannya adalah pilihannya sendiri. Orang sendirilah yang menentukan akan menjadi apa
dia dan apa yang akan dilakukannya.
Lalu apakah pengaruh eksistensialisme terhadap psikologi? Psikologi eksistensial ini
menjabarkan psikologi yang dilandaskan pada fakta primordial dari dunia pribadi yang
bermakna yang menjadi sasaran dari segenap aktivitas. Salah satu dalil dasar yang mendasari
psikologi eksistensial adalah setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam
mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia. Perhatiannya
adalah pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan pengalaman-
pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan individualnya dalam dunia
dan di antara sesamanya. Intinya dari perspektif ini adalah melihat manusia secara
keseluruhan sebagai subjek.
Sebagaimana tercermin dalam tulisan Binswanger dan Boss, psikologi eksistensial
bertentangan dengan pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan
alam dalam psikologi. Tidak ada hubungan sebab akibat dalam eksistensial manusia, hanya
ada rangkaian urutan tingkah laku tetapi tidak bisa menurunkan kausalitas dari rangkaian
tersebut. Sesuatu yang terjadi pada seorang anak-anak bukan penyebab dari tingkah lakunya
kemudian sebagai seorang dewasa. Peristiwa yang terjadi mungkin memiliki makna
eksistensi yang sama akan tetapi tidak berarti peristiwa A menyebabkan peristiwa B.
Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan konsep motivasi.
Untuk menjelaskan perbedaan antara sebab dan motif, Boss mencontohkan dengan jendela
yang tertutup oleh angin dan manusia. Angin menyebabkan jendela tertutup, tetapi manusia
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 5/24
termotif untuk menutup jendela karena ia tahu bahwa jika jendela terbuka maka air hujan
akan masuk. Karena prinsip kausalitas kurang relevan dengan tingkah laku manusia dan
sebaliknya motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif dalam analisis
eksistensial tingkah laku. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)
Struktur Eksistensi
Ada-di-Dunia (Dasein)
Merupakan dasar fundamental dalam psikologi eksistensial. Seluruh struktur eksistensi
manusia didasarkan pada konsep ini. Ada-di-dunia (Dasein) adalah keseluruhan eksistensi
manusia, bukan merupakan milik atau sifat seseorang. Sifat dasar dari Dasein adalah
keterbukaannya dalam menerima dan memberikan respon terhadap apa yang ada dalam
kehadirannya. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari dunia dan dunia tidak memiliki
eksistensi terlepas dari manusia. Dunia dimana manusia memiliki eksistensi meliputi 3
wilayah, yaitu:
Umweit (dunia biologis, ³lingkungan´)
Dunia objek disekitar kita, dunia natural. Yang termasuk dalam umwelt diantaranya
kebutuhan-kebutuhan biologis, dorongan-dorongan, naluri-naluri, yakni dunia yang akan
terus ada, tempat dimana kita harus menyesuaikan diri. Akan tetapi umwelt tidak diartikan
sebagai ³dorongan-dorongan´ semata melainkan dihubungkan dengan kesadaran-dirimanusia.
Mitweit (³dunia bersama´)
Dunia perhubungan antar manusia dengan manusia yang lain. Didalamnya terdapat
perhubungan antar berupa interaksi manusiawi yang mengandung makna. Dalam
perhubungan tersebut terdapat perasaan-perasaan seperti cinta dan benci yang tidak pernah
bisa dipahami hanya sebagai sesuatu yang bersifat biologis semata.
Eigenwelt (³dunia milik sendiri´)
Adalah kesadaran diri, perhubungan diri dan secara khas hadir dalam diri manusia.
Ada-melampaui-Dunia (kemungkinan-kemungkinan dalam manusia)
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 6/24
Analisis eksistensial mendekati eksistensi manusia dengan tidak memakai pandangan lain
selain bahwa manusia ada di dunia, memiliki dunia, ingin melampaui dunia. Akan tetapi,
Binswanger tidak mengartikan ada-melampaui-dunia sebagai dunia lain melainkan mau
mengungkapkan begitu banyak kemungkinan yang dimiliki manusia untuk mengatasi dunia
yang disinggahinya dan memasuki dunia baru. Istilah melampaui/mengatasi dunianya dikenal
juga dengan transendensi yang merupakan karakteristik khas dari eksistensi manusia serta
merupakan landasan bagi kebebasan manusia.
Karena hanya dengan mengaktualisasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut ia dapat
menjalani kehidupan yang otentik, apabila ia menyangkal atau membatasi kemungkinan-
kemungkianan yang penuh dari eksistensinya atau membiarkan dirinya dikuasai oleh orang-
oarang lain atau oleh lingkungannya, maka manusia itu hidup dalam suatu eksistensi yang
tidak otentik. Manusia bebas memilih salah satu dari keduanya.
Dasar Eksistensi
Manusia dapat hidup dengan bebas, akan tetapi bukan berarti tanpa adanya batas-batas. Salah
satu batas adalah dasar eksistensi kemana orang-orang ³dilemparkan´. Kondisi
³keterlemparan´ ini, yakni cara manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi
dasarnya, merupakan nasibnya. Manusia harus hidup sampai nasibnya berakhir untuk
mencapai kehidupan yang otentik. Keterlemparan juga diartikan sebagai keadaan diperdaya
oleh dunia, dengan akibat orang-orang menjadi terasing dari dirinya sendiri.
Rancangan Dunia
Rancangan dunia adalah istilah Binswanger untuk menyebut pola yang meliputi cara ada di
dunia seorang individu. Rancangan dunia seseorang menentukan cara bagaimana ia akan
bereaksi terhadap situasi-situasi khusus serta ciri sifat dan simpton macam mana yang akan
dikembangkannya.batas-batas dari rancangan tersebut mungkin sempit, dan mengerut atau
mungkin lebar dan meluas.
Binswanger mengamati bahwa jika rancangan dunia dikuasai oleh sejumlah kecil kategori,
maka ancamannya akan lebih cepat dialami dibandingkan bila rancangan dunia terdiri dari
bermacam-macam kategori. Pada umumnya, orang memiliki lebih dari satu rancangan dunia.
Cara-cara Ada Dunia
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 7/24
Ada banyak cara yang berbeda untuk ada di dunia, setiap cara merupakan Dasein memahami,
menginterpretasikan, dan mengungkap dirinya. Diantaranya, cara jamak (dengan menjalin
hubungan-hubungan formal, kompetisi, dan perjuangan), cara tunggal (untuk dirinya sendiri),
dan cara anonimitas (tenggelam di tengah orang banyak). Biasanya orang tidak hanya
memiliki satu cara eksistensi, tetapi banyak.
Eksistensial
Boss tidak berbicara tentang cara-cara ada di dunia dengan arti sama seperti yang
dikemukakan oleh Binswanger. Boss lebih membicarakan mengenai sifat-sifat yang melekat
pada eksistensi manusia, selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas
eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tdk diartikan dalam jarak) yang
sejati dalam dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bkn jam) yang
digunakan/dihabiskan manusia untuk«.), badan (ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan
eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi
atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana hati atau penyesuaian
(apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu).
Dinamika Eksistensi
Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan tingkah laku sebagai akibat dari perangsang
dari luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa
lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-
kebutuhan, dan dorongan-dorongan.
Akan tetapi ia memiliki kebebasan untuk memilih dan hanya ia sendiri yang bertanggung
jawab terhadap eksistensinya. Apa saja yang dilakukannya adalah pilihannya sendiri, orang
sendirilah yang menentukan akan menjadi apa dia dan apa yang akan dilakukannya.
Perkembangan Eksistensi
Konsep eksistensial perkembangan yang paling penting adalah konsep tentang menjadi.
Eksistensi tidak pernah statis, tetapi selalu berada dalam proses menjadi sesuatu yang baru,
mengatasi diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi manusia sepenuhnya, yakni
memenuhi semua kemungkinan Dasein.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 8/24
Menjadi orang dan menjadi dunia selalu berhubungan, keduanya merupakan mitra menjadi
(co-becoming, Strauss). Orang menyingkap kemungkinan-kemungkinan dari eksistensinya
melalui dunia, dan sebaliknya dunia tersingkap oleh orang yang ada di dalamnya. Manakala
bila yang satu tumbuh dan berkembang maka yang juga harus tumbuh dan berkembang
begitu pula sebaliknya apabila yang satu terhambat maka yang juga terhambat. Bahwa
kehidupan berakhir dengan kematian sudah merupakan fakta yang diketahui oleh setiap
orang.
Terapi
Inti terapi eksistensial adalah hubungan antara terapi dengan kliennya. Hubungan ini disebut
pertemuan. Pertemuan adalah kehadiran asal satu Dasein kehadapan Dasein yang lain, yakni
sebuah ³ketersingkapan´ satu Dasein terhadap yang lainnya. Berbeda dengan terapi-terapi
formal, seperti terapi gaya Freud, atau terapi-terapi yang ³teknis´, seperti terapi gaya
behavioris, para terapis eksistensial sepertinya ingin terlibat intim dengan Anda. Saling beri
dan saling terima adalah bagian paling alami dari pertemuan, bukan untuk saling menghakimi
dan memojokkan. (Boeree, C.George, 2004)
Para analasis eksistensial menyadari kompleksitas manusia yang mereka hadapi di ruang-
ruang praktek mereka. Mereka menyadari bahwa manusia bukan hanya merupakan makhluk
biologis atau fisik, melainkan juga sebagai makhluk yang unik dan mempunyai kesadaran.Dengan perkataan lain, manusia tidak lain adalah tubuh (organisme) yang berkesadaran. Oleh
sebab itu, mereka beranggapan bahwa pendekatan analisis eksistensial tentunya diperlukan,
karena menwarkan kejernihan analisis atas pasien-pasien mereka. Gejala manusia dan
pengalaman-pengalamannya tentu saja tidak bisa dikuantitafikasikan dan digeneralisasi
begitu saja. Perlu pengungkapan yang lebih spesifik. Analisis eksistensial dianggap mampu
melakukan tugas itu.
Dalam analisis eksistensial yang dilakukan Binswanger sebagai metode baru yang berbeda
dari metode-metode yang ada sebelumnya, terlihat dalam kasus yang ditanganinya yaitu
kasus ³Ellen West´ yang merupakan salah seorang pasiennnya. Binswanger mengadakan
analisis fenomenologis mengenai tingkah lakunya dan menggunakan penemuan-penemuan
tersebut untuk merumuskan eksistensi atau cara-cara ada-di-dunia pasien tersebut. Ia
menyelidiki arsip-arsip di Sanotarium dan memilih kasus seorang gadis muda, yang pernah
berusaha untuk melakukan bunuh diri. Kasus ini menarik karena selain buku harian, catatan-
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 9/24
catatan pribadi dan puisi-puisinya yang penuh pesona, juga karena sebelum dirawat di
sanotarium, ia telah dirawat lebih dari dua periode oleh para psikoanalis dan selama di
sanitarium ia telah menerima perawatan dari Bleuler dan Kraepelin. Dalam analisis
eksistensial (yang tekanannya lebih pada terapi), Binswanger pertama-tama menganalisis
asumsi-asumsi yang mendasari hakekat manusia kemudian ia berhasil sampai pada
pemahaman mengenai struktur tempat diletakkannya segenap system terapeutik. (Zainal A.,
2002)
Medard Boss menggunakan analisis mimpi dalam terapinya terhadap seorang pasien yang
menderita obsesional-complusive. Pasien ini menderita kompulsi-kompulsi untuk mencuci
tangan dan membersihkan, ia sering bermimpi tentang menara-menara gereja. Pasien ini
sebelumnya telah menjalani analisa Freudian dan menginterpretasikan isi mimpi tersebut
sebagai simbol-simbol phalik serta menjalani analisa Jungian yang menghubungkannyadengan simbol-simbol arketif religius. Dalam dengan Boss sang pasien menceritakan tentang
mimpi-mimpinya yang datang berulang-ulang seperti ia mendekati sebuah pintu kamar mandi
yang selalu terkunci. Boss menunjukkan dalam pembahasannya tenang kasus itu bahwa
pasien merasa bersalah, karena telah mengunci beberapa potensi yang sangat penting dalam
dirinya. Ia mengunci baik kemungkinan-kemungkinan pengalaman badaniahnya maupun
spiritualnya atau aspek ³dorongannya´ dan aspek ³tuhannya´, semua itu dilakukannya untk
melarikan diri dari semua masalah yang dihadapinya. Menurutnya pasien merasa bersalah
bukan semata-mata bahwa ia mempunyai rasa bersalah. Pasien tidak menerima dan tidak
memasukkan kedua aspek tersebut ke dalam eksistesinya, maka ia merasa bersalah dan
berhutang pada dirinya. Pemahaman mengenai rasa bersalah tidak ada hubungannya dengan
sikap menilai (³judgmental attitude´), yang perlu dilakukan hanyalah memperhatikan
kehidupan dan pengalaman pasien secara sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat.
Pandangan Islam tentang Eksistensi Manusia
³Sungguh kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar
dan melihat. Sungguh kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kufur.´ (Q.S. Al-Insan : 2-3)
Berbicara mengenai eksistensi manusia yang dalam hal ini psikologi eksistensial terdapat
beberapa hal yang memiliki kesamaan dengan yang diajarkan dalam Islam. Seperti yang
terdapat pada ayat diatas, dapat kita ambil makna bahwa sesungguhnya manusia diberikan
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 10/24
kebebasan untuk memilih kebaikan ataupun keburukkan untuk hidup yang jelas Allah SWT
telah memberikan petunjuk yang benar dan lurus, apabila kemudian mereka (manusia) mau
bersyukur ataupun kufur tergantung kepada manusia itu sendiri. Karena Allah SWT telah
memberikan potensi-potensi kepada manusia untuk dikembangkan dan digunakan sebaik-
baiknya. Dalam memandang kebebasan menusia untuk berbuat sesuatu untuk hidupnya
psikologi eksistensi juga mengungkapkan hal tersebut, manusia akan hidup dalam
eksistensinya walaupun dengan pilihan hidup yang otentik dan tidak otentik manusia itu
sendiri juga yang memilihnya. Namun ada hal yang tidak dapat ditemukan oleh pemakalah
dalam eksistensi manusia itu sendiri. Yaitu dari mana manusia itu berasal sehingga bisa
menjadi ada-di-dunia atau disebut Dasein. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari
dunia dan dunia tidak memiliki eksistensi terlepas dari manusia. Tidak ada penjelasan
bagaimana manusia dan dunia bisa ada. Kami memang menemukan aspek ³tuhan´ serta
µspiritual¶ pada analisa mimpi yang dilakukan oleh Boss akan tetapi penjelasan aspek tersebut
tidak ditemukan. Seolah-olah manusia dan dunia muncul dengan begitu saja kemudian
manusia itu menyadari keberadaannya maka dia µada¶. Sedangkan dalam ayat diatas jelas
manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur oleh Allah SWT.
Begitu pula dalam surat Ar-Rahman ayat 4, ³ Dia menciptakan manusia´ serta pada ayat
7&10, ³Dan langit telah ditingggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan.(7) Dan bumi
telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya.(10)´. Bahwa manusia dan dunia adalah hasil
ciptaan Allah SWT. dan tidak begitu saja ada. Memang dalam teori in terdapat konsep
transendensi, akan tetapi pengertian transendensi disini menekankan pada cara manusia untuk
melampaui/mengatasi permasalahan dunianya.
Kelemahan dalam Psikologi Eksistensial
Salah satu kritik terhadap psikologi eksistensial adalah ketika psikologi telah diperjuangkan
untuk dapat membebaskan diri dari dominasi filsafat, justru psikologi eksistensial secara
terang-terangan menyatakan kemuakkannya terhadap positivisme dan determinisme. Para
psikolog di Amerika yang telah memperjuangkan kemerdekaan psikologi dari filsafat jelas
menentang keras segala bentuk hubungan baru dengan filsafat. Banyak psikolog merasa
bahwa psikologi eksistensial mencerminkan suatu pemutusan yang mengerikan dengan
jajaran ilmu pengetahuan, karena itu membahayakan kedudukan ilmu psikologi yang telah
diperjuangkan dengan begitu susah payah.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 11/24
Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi ³ilmiah´ ialah
kebebasan individu untuk menjadi menurut apa ynag diinginkannya. Jika benar, maka konsep
in sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tengtang
tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan
eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen
menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)
Banyak psikolog dan sarjana psikologi baik dalam maupun luar negeri mempertanyakan
keberadaan analisis eksistensial. Yang mereka pertanyakan menyangkut dasar-dasar ilmiah
dari analisis eksistensial. Psikologi sebagai ilmu telah lama diupayakan untuk melepaskan
diri dan berada jauh dari filsafat. Psikologi harus merupakan suatu science (ilmu pasti alami)
yang independent. Padahal, analisis eksistensial mengeritik ilmu (science) dan mengambil
manfaat dari filsafat (fenomenologi dan eksistensialisme). Atas dasar itu, banyak sarjana psikologi yang bertanya, apakah analisis eksistensial relevan dengan perkembangan ilmu
psikologi modern?
Jawaban atas pertanyaan itu tergantung pada pemahaman kita tentang manusia. Siapakah atau
apakah manusia itu? Apakah manusia pada dasarnya hanya merupakan bagian dari organisme
dan atau dari materi (aspek fisik kehidupan)? Jika kita memahami manusia sebgaimana para
behavioris atau psikoanalis memahaminya, yakni bahwa manusia pada dasarnya merupakan
bagian dari organisme atau materi, maka analisis eksistensial tampaknya tidak diperlukan.
Cukup dengan pendekatan kuantitatif dan medis, dengan eksperimen dan pembedahan otak
musia, maka kita sudah cukup mampu memahami dan menyembuhkan individu (manusia)
yang bermasalah (patologis). Namun, dalam praktek atau kenyataan, kita menyaksikan bahwa
manusia ternyata jauh lebih kompleks dari sekedar organisme dan materi. (Zainal A., 2002)
Daftar Pustaka
Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial untuk psikologi dan psikiatri, Bandung: PT Refika
Aditama.
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Jakarta, PT Rineka Cipta.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 12/24
Boeree, C.George, 2004. Personality Theories, Yogyakarta
Chaplin, J.P., 1999. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta, Erlangga.
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-
Fenomenologi). Yogyakarta, Kanisius.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta,
Kanisius
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis),
Yogyakarta : Kanisius. Psikologi Eksistensial
(http://www.psychologymania.com/2011/09/psikologi-eksistensial.html) jumat 02 maret
2012 23:11
Psikologi Eksistensial atau sekarang berkembang dengan nama psikologi Humanistik atau
psikologi holistic berawal dari kajian filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard tentang
eksistensi manusia. Sebelum psikologi modern membuka dirinya pada pemikiran (school of
thought) berbasis emosi dan spiritual yang transenden, psikologi terlebih dahulu dipengaruhioleh ide-ide humanistik. Psikologi humanistik berpusat pada diri, holistik, terobsesi pada
aktualisasi diri, serta mengajarkan optimisme mengenai kekuatan manusia untuk mengubah
diri mereka sendiri dan masyarakat. Terdapat gerakkan eksistensialisme pada abad 19 yang
dikemukakan oleh seorang filsuf bernama Søren Kierkegaard. Dalil utama dari
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 13/24
eksistensialisme adalah keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara
subjektif
Istilah eksistensi berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak atau
tumbuh ke luar. Dengan istilah in hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa eksistensi
manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan substansi-substansi, mekanisme-
mekanisme, atau pola-pola statis, melainkan sebagai ³gerak´ atau ³menjadi´, sebagai sesuatu
yang ³mengada .́
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang bersaha memahami kondisi manusia sebagaimana
memanifestasikan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret. Kondisi manusia yang dimaksud
bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat tinggalnya), tetapi juga
seluruh momen yang hadir pada saat itu (misalnya perasaan senangnya, kecemasannya,
kegelapannya, dan lainnya). Manusia eksistensial lebih sekedar manusia alam (suatu
organisme/alam, objek) seperti pandangan behaviorisme, akan tetapi manusia sebagai
³subjek´ serta manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai
kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai manusia individu
yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan habitatnya secara
keseluruhan. Manusia (individu) tidak mempunyai eksistensi yang dipisahkan dari dunianya
dan dunia tidak mungkin ada tanpa ada individu yang memaknakannya. Individu dan dunia
saling menciptakan atau mengkonstitusikan (co-constitute). Dikatakan saling menciptakan
(co-constitutionality), karena musia dengan dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari
yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada individu, dan tidak ada individu tanpa ada dunia.
Individu selalu kontekstual, oleh karena sebab itu tidak mungkin bisa memahami manusia
tanpa memahami dunia tempat eksistensi manusia, melalui dunianyalah maka makna
eksistensi tampak bagi dirinya dan orang lain. Sebaliknya individu memberi makna pada
dunianya, tanpa diberi makna oleh individu maka dunia tidak ada sebagai dunia.
Psikologi eksistensial adalah ilmu pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang
menggunakan metode analisis fenomenologis. psikologi eksistensial bertentangan dengan
pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam psikologi.
Asal Muasal Psikologi Eksistensial dalam Psikologi
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 14/24
Tokoh psikologi eksistensial yang terkenal adalah Ludwig Binswanger (1881) dan Medard
Boss (1903). Psikologi eksistensial menolak konsep tentang kausalitas, dualisme antara jiwa
dan badan, serta pemisahan orang dari lingkungannya.
Ludwig Binswager lahir pada tanggal 13 april 1881, di Kreuzlingen, Swiss di tengah keluarga
yang memiliki tradisi kedokteran dan psikiatrik kuat. Kakeknya, yang namanya kecilnya juga
Ludwig adalah pendiri Belleuve Sanatorium di Kruezlingen pada tahun 1857. ayahnya Robert
adalah direktur Sanatorium tersebut. Pada tahun 1911, Binswanger diangkat menjadi direktur
medis Belleuve sanatorium.
Ludwig meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Zurich tahun1907. Dia belajar
dibawah bimbingan Carl Jung dan menjadi asistennya dalam Freudian society. Seperti halnya
Jung, dia juga lebih terpengaruh Eugen Bleuleur, seorang psikiatri Swiss terkemuka. Dia
adalah salah seorang pengikut pertama Freud di Swiss. Pada awal 1920-an, Binswanger
menjadi salah pelopor pertama dalam menerapkan fenomenologi dalam psikiatri. Sepuluh
tahun kemudian dia menjadi seorang analisis eksistensial. Binswanger mendefinisikan
analisis eksistensial sebagai analisis fenomenologis tentang eksistensi manusia yang actual.
Tujuannya adalah rekonstruksi dunia pengalaman batin.
Binswanger adalah terapis pertama yang menekankan sifat dasar eksistensial dari tipe krisis
yang dialami pasien dalam pengalaman terapi. Binswanger pada dasarnya berjuang untuk
menemukan arti dalam penyakit gila dengan mnerjemahkan pengalaman para pasien kedalamteori psikoanalisis. Setelah membaca pendekatan filsafat Heidegger ³Being in time´ (1962),
Binswanger menjadi lebih eksistensial dan fenomenologis dalam pendekatannya kepada para
pasien. Pada tahun 1956, Binswanger berhenti menjadi direktur Sanatorium setelah
menduduki posisi tersebut selama 45 tahun. Dia terus melakukan studi dan menulis sampai
meninggal pada tahun 1966.
Sedangkan Medard Boss lahir di St. Gallen, Swiss pada tanggal 4 oktober 1903. kemudian
menghabiskan masa mudanya di Zurich pusat aktivitas psikologi saat itu. Dia menerima gelar
kedokteran university of Zurich pada tahun 1928. kemudian melanjutkan studi ke Paris dan
Wina serta membiarkan dirinya dianalisis oleh S.Freud. Mulai tahun 1928, dia bergabung
dengan Carl Jung yang menunjukkan pada Boss kemungkinan lepasnya psikoloanalisis dari
interpretasi Freudian.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 15/24
Dalam masa-masa itu, Boss membaca karya-karya Ludwig Binswanger dan Martin
Heidegger. Pertemuannya dengan Heidegger pada tahun 1964 yang kemudian berlanjut
dengan persahabatannyalah yang membawanya kepada psikologi eksistensial. Pengaruh
dalam eksistensial sangat besar sehingga sering disejajarkan dengan Binswanger.
Konsep dasar filsafat eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah
kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna dalam
dirinya. Sesuatu yang paling bermakna di dalam diri seseorang adalah eksistensi dirinya.
Perhatian yang lebih besar terhadap pribadi, terhadap manusia daripada terhadap system yang
formal. Konsep identitas menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam kehidupan manusia.
Mengenai ini, Beck (1963) menyusun beberapa paham dasar sebagai konsep dasar
falsafahnya yang diambil sebagian besar dari filsafat eksistensialisme, sebagai berikut:
Setiap pribadi bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannnya sendiri.
Orang harus menganggap orang lain sebagai obyek dari nilai-nilai sebagai bagian dari
perhatiannya.
Manusia berada dalam dunia realitas.
Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman, baik fisik
maupun psikis.
Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh
pengalaman-pengalaman unik.
Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri yang subyektif,
tidak karena realitas yang obyektif di luar dirinya.
Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya (by nature).
Manusia berreaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi (Gunarsa,
1996:9-13).
Prinsip Eksitensi dalam Psikologi
Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan perilaku sebagai akibat dari perangsangan dari
luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa
lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 16/24
kebutuhan, dan dorongan-dorongan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan hanya
ia sendiri yang bertanggungjawab terhadap eksistensinya. Manusia dapat mengatasi baik
lingkungan maupun badan fisiknya apabila ia memang memilih begitu. Apa saja yang
dilakukannya adalah pilihannya sendiri. Orang sendirilah yang menentukan akan menjadi apa
dia dan apa yang akan dilakukannya.
Lalu apakah pengaruh eksistensialisme terhadap psikologi? Psikologi eksistensial ini
menjabarkan psikologi yang dilandaskan pada fakta primordial dari dunia pribadi yang
bermakna yang menjadi sasaran dari segenap aktivitas. Salah satu dalil dasar yang mendasari
psikologi eksistensial adalah setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam
mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia. Perhatiannya
adalah pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan pengalaman-
pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan individualnya dalam duniadan di antara sesamanya. Intinya dari perspektif ini adalah melihat manusia secara
keseluruhan sebagai subjek.
Sebagaimana tercermin dalam tulisan Binswanger dan Boss, psikologi eksistensial
bertentangan dengan pemakaian konsep kausalitas yang berasal dari ilmu-ilmu pengetahuan
alam dalam psikologi. Tidak ada hubungan sebab akibat dalam eksistensial manusia, hanya
ada rangkaian urutan tingkah laku tetapi tidak bisa menurunkan kausalitas dari rangkaian
tersebut. Sesuatu yang terjadi pada seorang anak-anak bukan penyebab dari tingkah lakunya
kemudian sebagai seorang dewasa. Peristiwa yang terjadi mungkin memiliki makna
eksistensi yang sama akan tetapi tidak berarti peristiwa A menyebabkan peristiwa B.
Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan konsep motivasi.
Untuk menjelaskan perbedaan antara sebab dan motif, Boss mencontohkan dengan jendela
yang tertutup oleh angin dan manusia. Angin menyebabkan jendela tertutup, tetapi manusia
termotif untuk menutup jendela karena ia tahu bahwa jika jendela terbuka maka air hujan
akan masuk. Karena prinsip kausalitas kurang relevan dengan tingkah laku manusia dan
sebaliknya motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif dalam analisis
eksistensial tingkah laku. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)
Struktur Eksistensi
Ada-di-Dunia (Dasein)
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 17/24
Merupakan dasar fundamental dalam psikologi eksistensial. Seluruh struktur eksistensi
manusia didasarkan pada konsep ini. Ada-di-dunia (Dasein) adalah keseluruhan eksistensi
manusia, bukan merupakan milik atau sifat seseorang. Sifat dasar dari Dasein adalah
keterbukaannya dalam menerima dan memberikan respon terhadap apa yang ada dalam
kehadirannya. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari dunia dan dunia tidak memiliki
eksistensi terlepas dari manusia. Dunia dimana manusia memiliki eksistensi meliputi 3
wilayah, yaitu:
Umweit (dunia biologis, ³lingkungan´)
Dunia objek disekitar kita, dunia natural. Yang termasuk dalam umwelt diantaranya
kebutuhan-kebutuhan biologis, dorongan-dorongan, naluri-naluri, yakni dunia yang akan
terus ada, tempat dimana kita harus menyesuaikan diri. Akan tetapi umwelt tidak diartikan
sebagai ³dorongan-dorongan´ semata melainkan dihubungkan dengan kesadaran-diri
manusia.
Mitweit (³dunia bersama´)
Dunia perhubungan antar manusia dengan manusia yang lain. Didalamnya terdapat
perhubungan antar berupa interaksi manusiawi yang mengandung makna. Dalam
perhubungan tersebut terdapat perasaan-perasaan seperti cinta dan benci yang tidak pernah
bisa dipahami hanya sebagai sesuatu yang bersifat biologis semata.
Eigenwelt (³dunia milik sendiri´)
Adalah kesadaran diri, perhubungan diri dan secara khas hadir dalam diri manusia.
Ada-melampaui-Dunia (kemungkinan-kemungkinan dalam manusia)
Analisis eksistensial mendekati eksistensi manusia dengan tidak memakai pandangan lain
selain bahwa manusia ada di dunia, memiliki dunia, ingin melampaui dunia. Akan tetapi,
Binswanger tidak mengartikan ada-melampaui-dunia sebagai dunia lain melainkan mau
mengungkapkan begitu banyak kemungkinan yang dimiliki manusia untuk mengatasi dunia
yang disinggahinya dan memasuki dunia baru. Istilah melampaui/mengatasi dunianya dikenal
juga dengan transendensi yang merupakan karakteristik khas dari eksistensi manusia serta
merupakan landasan bagi kebebasan manusia.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 18/24
Karena hanya dengan mengaktualisasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut ia dapat
menjalani kehidupan yang otentik, apabila ia menyangkal atau membatasi kemungkinan-
kemungkianan yang penuh dari eksistensinya atau membiarkan dirinya dikuasai oleh orang-
oarang lain atau oleh lingkungannya, maka manusia itu hidup dalam suatu eksistensi yang
tidak otentik. Manusia bebas memilih salah satu dari keduanya.
Dasar Eksistensi
Manusia dapat hidup dengan bebas, akan tetapi bukan berarti tanpa adanya batas-batas. Salah
satu batas adalah dasar eksistensi kemana orang-orang ³dilemparkan´. Kondisi
³keterlemparan´ ini, yakni cara manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi
dasarnya, merupakan nasibnya. Manusia harus hidup sampai nasibnya berakhir untuk
mencapai kehidupan yang otentik. Keterlemparan juga diartikan sebagai keadaan diperdaya
oleh dunia, dengan akibat orang-orang menjadi terasing dari dirinya sendiri.
Rancangan Dunia
Rancangan dunia adalah istilah Binswanger untuk menyebut pola yang meliputi cara ada di
dunia seorang individu. Rancangan dunia seseorang menentukan cara bagaimana ia akan
bereaksi terhadap situasi-situasi khusus serta ciri sifat dan simpton macam mana yang akan
dikembangkannya.batas-batas dari rancangan tersebut mungkin sempit, dan mengerut atau
mungkin lebar dan meluas.
Binswanger mengamati bahwa jika rancangan dunia dikuasai oleh sejumlah kecil kategori,
maka ancamannya akan lebih cepat dialami dibandingkan bila rancangan dunia terdiri dari
bermacam-macam kategori. Pada umumnya, orang memiliki lebih dari satu rancangan dunia.
Cara-cara Ada Dunia
Ada banyak cara yang berbeda untuk ada di dunia, setiap cara merupakan Dasein memahami,
menginterpretasikan, dan mengungkap dirinya. Diantaranya, cara jamak (dengan menjalin
hubungan-hubungan formal, kompetisi, dan perjuangan), cara tunggal (untuk dirinya sendiri),
dan cara anonimitas (tenggelam di tengah orang banyak). Biasanya orang tidak hanya
memiliki satu cara eksistensi, tetapi banyak.
Eksistensial
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 19/24
Boss tidak berbicara tentang cara-cara ada di dunia dengan arti sama seperti yang
dikemukakan oleh Binswanger. Boss lebih membicarakan mengenai sifat-sifat yang melekat
pada eksistensi manusia, selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas
eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tdk diartikan dalam jarak) yang
sejati dalam dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bkn jam) yang
digunakan/dihabiskan manusia untuk«.), badan (ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan
eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi
atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana hati atau penyesuaian
(apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu).
Dinamika Eksistensi
Psikologi eksistensial tidak mengkonsepsikan tingkah laku sebagai akibat dari perangsang
dari luar dan kondisi-kondisi badaniah dalam manusia. Seorang individu bukanlah mangsa
lingkungan dan juga bukanlah makhluk yang terdiri dari insting-insting, kebutuhan-
kebutuhan, dan dorongan-dorongan.
Akan tetapi ia memiliki kebebasan untuk memilih dan hanya ia sendiri yang bertanggung
jawab terhadap eksistensinya. Apa saja yang dilakukannya adalah pilihannya sendiri, orang
sendirilah yang menentukan akan menjadi apa dia dan apa yang akan dilakukannya.
Perkembangan Eksistensi
Konsep eksistensial perkembangan yang paling penting adalah konsep tentang menjadi.
Eksistensi tidak pernah statis, tetapi selalu berada dalam proses menjadi sesuatu yang baru,
mengatasi diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi manusia sepenuhnya, yakni
memenuhi semua kemungkinan Dasein.
Menjadi orang dan menjadi dunia selalu berhubungan, keduanya merupakan mitra menjadi
(co-becoming, Strauss). Orang menyingkap kemungkinan-kemungkinan dari eksistensinya
melalui dunia, dan sebaliknya dunia tersingkap oleh orang yang ada di dalamnya. Manakala
bila yang satu tumbuh dan berkembang maka yang juga harus tumbuh dan berkembang
begitu pula sebaliknya apabila yang satu terhambat maka yang juga terhambat. Bahwa
kehidupan berakhir dengan kematian sudah merupakan fakta yang diketahui oleh setiap
orang.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 20/24
Terapi
Inti terapi eksistensial adalah hubungan antara terapi dengan kliennya. Hubungan ini disebut
pertemuan. Pertemuan adalah kehadiran asal satu Dasein kehadapan Dasein yang lain, yakni
sebuah ³ketersingkapan´ satu Dasein terhadap yang lainnya. Berbeda dengan terapi-terapi
formal, seperti terapi gaya Freud, atau terapi-terapi yang ³teknis´, seperti terapi gaya
behavioris, para terapis eksistensial sepertinya ingin terlibat intim dengan Anda. Saling beri
dan saling terima adalah bagian paling alami dari pertemuan, bukan untuk saling menghakimi
dan memojokkan. (Boeree, C.George, 2004)
Para analasis eksistensial menyadari kompleksitas manusia yang mereka hadapi di ruang-
ruang praktek mereka. Mereka menyadari bahwa manusia bukan hanya merupakan makhluk
biologis atau fisik, melainkan juga sebagai makhluk yang unik dan mempunyai kesadaran.
Dengan perkataan lain, manusia tidak lain adalah tubuh (organisme) yang berkesadaran. Oleh
sebab itu, mereka beranggapan bahwa pendekatan analisis eksistensial tentunya diperlukan,
karena menwarkan kejernihan analisis atas pasien-pasien mereka. Gejala manusia dan
pengalaman-pengalamannya tentu saja tidak bisa dikuantitafikasikan dan digeneralisasi
begitu saja. Perlu pengungkapan yang lebih spesifik. Analisis eksistensial dianggap mampu
melakukan tugas itu.
Dalam analisis eksistensial yang dilakukan Binswanger sebagai metode baru yang berbeda
dari metode-metode yang ada sebelumnya, terlihat dalam kasus yang ditanganinya yaitukasus ³Ellen West´ yang merupakan salah seorang pasiennnya. Binswanger mengadakan
analisis fenomenologis mengenai tingkah lakunya dan menggunakan penemuan-penemuan
tersebut untuk merumuskan eksistensi atau cara-cara ada-di-dunia pasien tersebut. Ia
menyelidiki arsip-arsip di Sanotarium dan memilih kasus seorang gadis muda, yang pernah
berusaha untuk melakukan bunuh diri. Kasus ini menarik karena selain buku harian, catatan-
catatan pribadi dan puisi-puisinya yang penuh pesona, juga karena sebelum dirawat di
sanotarium, ia telah dirawat lebih dari dua periode oleh para psikoanalis dan selama di
sanitarium ia telah menerima perawatan dari Bleuler dan Kraepelin. Dalam analisis
eksistensial (yang tekanannya lebih pada terapi), Binswanger pertama-tama menganalisis
asumsi-asumsi yang mendasari hakekat manusia kemudian ia berhasil sampai pada
pemahaman mengenai struktur tempat diletakkannya segenap system terapeutik. (Zainal A.,
2002)
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 21/24
Medard Boss menggunakan analisis mimpi dalam terapinya terhadap seorang pasien yang
menderita obsesional-complusive. Pasien ini menderita kompulsi-kompulsi untuk mencuci
tangan dan membersihkan, ia sering bermimpi tentang menara-menara gereja. Pasien ini
sebelumnya telah menjalani analisa Freudian dan menginterpretasikan isi mimpi tersebut
sebagai simbol-simbol phalik serta menjalani analisa Jungian yang menghubungkannya
dengan simbol-simbol arketif religius. Dalam dengan Boss sang pasien menceritakan tentang
mimpi-mimpinya yang datang berulang-ulang seperti ia mendekati sebuah pintu kamar mandi
yang selalu terkunci. Boss menunjukkan dalam pembahasannya tenang kasus itu bahwa
pasien merasa bersalah, karena telah mengunci beberapa potensi yang sangat penting dalam
dirinya. Ia mengunci baik kemungkinan-kemungkinan pengalaman badaniahnya maupun
spiritualnya atau aspek ³dorongannya´ dan aspek ³tuhannya´, semua itu dilakukannya untk
melarikan diri dari semua masalah yang dihadapinya. Menurutnya pasien merasa bersalah
bukan semata-mata bahwa ia mempunyai rasa bersalah. Pasien tidak menerima dan tidak
memasukkan kedua aspek tersebut ke dalam eksistesinya, maka ia merasa bersalah dan
berhutang pada dirinya. Pemahaman mengenai rasa bersalah tidak ada hubungannya dengan
sikap menilai (³judgmental attitude´), yang perlu dilakukan hanyalah memperhatikan
kehidupan dan pengalaman pasien secara sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat.
Pandangan Islam tentang Eksistensi Manusia
³Sungguh kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar
dan melihat. Sungguh kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kufur.´ (Q.S. Al-Insan : 2-3)
Berbicara mengenai eksistensi manusia yang dalam hal ini psikologi eksistensial terdapat
beberapa hal yang memiliki kesamaan dengan yang diajarkan dalam Islam. Seperti yang
terdapat pada ayat diatas, dapat kita ambil makna bahwa sesungguhnya manusia diberikan
kebebasan untuk memilih kebaikan ataupun keburukkan untuk hidup yang jelas Allah SWT
telah memberikan petunjuk yang benar dan lurus, apabila kemudian mereka (manusia) mau
bersyukur ataupun kufur tergantung kepada manusia itu sendiri. Karena Allah SWT telah
memberikan potensi-potensi kepada manusia untuk dikembangkan dan digunakan sebaik-
baiknya. Dalam memandang kebebasan menusia untuk berbuat sesuatu untuk hidupnya
psikologi eksistensi juga mengungkapkan hal tersebut, manusia akan hidup dalam
eksistensinya walaupun dengan pilihan hidup yang otentik dan tidak otentik manusia itu
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 22/24
sendiri juga yang memilihnya. Namun ada hal yang tidak dapat ditemukan oleh pemakalah
dalam eksistensi manusia itu sendiri. Yaitu dari mana manusia itu berasal sehingga bisa
menjadi ada-di-dunia atau disebut Dasein. Manusia tidak memiliki eksistensi terlepas dari
dunia dan dunia tidak memiliki eksistensi terlepas dari manusia. Tidak ada penjelasan
bagaimana manusia dan dunia bisa ada. Kami memang menemukan aspek ³tuhan´ serta
µspiritual¶ pada analisa mimpi yang dilakukan oleh Boss akan tetapi penjelasan aspek tersebut
tidak ditemukan. Seolah-olah manusia dan dunia muncul dengan begitu saja kemudian
manusia itu menyadari keberadaannya maka dia µada¶. Sedangkan dalam ayat diatas jelas
manusia diciptakan dari setetes mani yang bercampur oleh Allah SWT.
Begitu pula dalam surat Ar-Rahman ayat 4, ³ Dia menciptakan manusia´ serta pada ayat
7&10, ³Dan langit telah ditingggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan.(7) Dan bumi
telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya.(10)´. Bahwa manusia dan dunia adalah hasilciptaan Allah SWT. dan tidak begitu saja ada. Memang dalam teori in terdapat konsep
transendensi, akan tetapi pengertian transendensi disini menekankan pada cara manusia untuk
melampaui/mengatasi permasalahan dunianya.
Kelemahan dalam Psikologi Eksistensial
Salah satu kritik terhadap psikologi eksistensial adalah ketika psikologi telah diperjuangkan
untuk dapat membebaskan diri dari dominasi filsafat, justru psikologi eksistensial secara
terang-terangan menyatakan kemuakkannya terhadap positivisme dan determinisme. Para psikolog di Amerika yang telah memperjuangkan kemerdekaan psikologi dari filsafat jelas
menentang keras segala bentuk hubungan baru dengan filsafat. Banyak psikolog merasa
bahwa psikologi eksistensial mencerminkan suatu pemutusan yang mengerikan dengan
jajaran ilmu pengetahuan, karena itu membahayakan kedudukan ilmu psikologi yang telah
diperjuangkan dengan begitu susah payah.
Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi ³ilmiah´ ialah
kebebasan individu untuk menjadi menurut apa ynag diinginkannya. Jika benar, maka konsep
in sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tengtang
tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan
eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen
menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993)
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 23/24
Banyak psikolog dan sarjana psikologi baik dalam maupun luar negeri mempertanyakan
keberadaan analisis eksistensial. Yang mereka pertanyakan menyangkut dasar-dasar ilmiah
dari analisis eksistensial. Psikologi sebagai ilmu telah lama diupayakan untuk melepaskan
diri dan berada jauh dari filsafat. Psikologi harus merupakan suatu science (ilmu pasti alami)
yang independent. Padahal, analisis eksistensial mengeritik ilmu (science) dan mengambil
manfaat dari filsafat (fenomenologi dan eksistensialisme). Atas dasar itu, banyak sarjana
psikologi yang bertanya, apakah analisis eksistensial relevan dengan perkembangan ilmu
psikologi modern?
Jawaban atas pertanyaan itu tergantung pada pemahaman kita tentang manusia. Siapakah atau
apakah manusia itu? Apakah manusia pada dasarnya hanya merupakan bagian dari organisme
dan atau dari materi (aspek fisik kehidupan)? Jika kita memahami manusia sebgaimana para
behavioris atau psikoanalis memahaminya, yakni bahwa manusia pada dasarnya merupakan bagian dari organisme atau materi, maka analisis eksistensial tampaknya tidak diperlukan.
Cukup dengan pendekatan kuantitatif dan medis, dengan eksperimen dan pembedahan otak
musia, maka kita sudah cukup mampu memahami dan menyembuhkan individu (manusia)
yang bermasalah (patologis). Namun, dalam praktek atau kenyataan, kita menyaksikan bahwa
manusia ternyata jauh lebih kompleks dari sekedar organisme dan materi. (Zainal A., 2002)
Daftar Pustaka
Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial untuk psikologi dan psikiatri, Bandung: PT Refika
Aditama.
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Jakarta, PT Rineka Cipta.
Boeree, C.George, 2004. Personality Theories, Yogyakarta
Chaplin, J.P., 1999. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
5/14/2018 Psikologi Eksistensial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-eksistensial 24/24
Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta, Erlangga.
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-
Fenomenologi). Yogyakarta, Kanisius.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. 1993Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta,
Kanisius
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis),
Yogyakarta : Kanisius.