psikologi perkembangan

24
Psikologi perkembangan Pekerjaan dan perkawinan pada masa dewasa 1. Wanita dan pekerjaan a. Wanita dalam ilmu psikologi b. Wanita menurut para ahli c. Psikologi Perkembangan: Masa Dewasa Madya d. Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320). Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa; menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara orang tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999). Ciri-ciri Merupakan periode yang sangat ditakuti Merupakan masa transisi Adalah masa stress Usia yang berbahaya Usia canggung Masa berprestasi Masa evaluasi Evaluasi dengan standar ganda Merupakan masa sepi Merupakan masa jenuh Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya Menurut Erikson Tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat. Menurut Havighurst, Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan…

Upload: vhia-vhia-luvzz

Post on 28-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Psikologi perkembangan

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi perkembangan

Psikologi perkembangan

Pekerjaan dan perkawinan pada masa dewasa

1. Wanita dan pekerjaana. Wanita dalam ilmu psikologib. Wanita menurut para ahlic. Psikologi Perkembangan: Masa Dewasa Madyad. Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi

kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).

Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa; menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara orang tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge, 1999).

Ciri-ciri Merupakan periode yang sangat ditakuti  Merupakan masa transisi  Adalah masa stress Usia yang berbahaya  Usia canggung  Masa berprestasi  Masa evaluasi  Evaluasi dengan standar ganda  Merupakan masa sepi  Merupakan masa jenuh 

Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya

Menurut EriksonTugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

Menurut Havighurst,Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan…

Masa Usia Dewasa Madya1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis 2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu 3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia 4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan 5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa 6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Page 2: Psikologi perkembangan

Dinamika Perkembangan Fisik Masa Dewasa MadyaMenurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan jenis.Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua.Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awan di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukan bahwa masa dewasa madya telah datang. 

Beberapa Perubahan Fisik yang Terjadi pada Masa Dewasa Madya antara lain:1. Timbulnya Uban.2. Kulit mulai keriput.3. Gigi yang menguning.4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami penurunan.6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang laki-laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50 tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahu.  7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun. 8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen oleh indung telur.10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.

Perkembangan Kognitif Pada tahap Formal Operasional : Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut. Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.

Penyesuaian Diri Terhadap PerubahanFisik Masa Dewasa madya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa dewasa madya terasa agak sulit. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-tahun selanjutnya.Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya yang menyebabkan individu perlu

Page 3: Psikologi perkembangan

melakukan penyesusaian padanya, antara lain: Perubahan dalam penampilan  Perubahan dalam kemampuan indra  Perubahan pada keberfungsian fisiologis  Perubahan pada kesehatan  Perubahan seksual 

Daftar PustakaSantrock, John W., 2002, Life - Span Develompment (Perkembangan Sepanjang Hidup), Jilid I, Jakarta : Erlangga B. Hurlock, Elizabeth, 1987, Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga Papalia, Diane E., Old, Sally Wendkos, & Feldman, Ruth Duskin, 2008, Human Development (Psikologi Perkembangan), Jakarta : Kencana

Page 4: Psikologi perkembangan

SELASA, 09 OKTOBER 2012

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA WANITA DEWASA

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA WANITA DEWASA “ dengan lancar.Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi. Hal ini karena untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologis pada wanita dewasa.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Kami mengharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan bagi pembaca tentang Psikologi perkembangan pada wanita dewasa.

Penyusun 

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPertumbuhan dan perkembangan psikologi pada manusia pada umumnya terbagi ke dalam cakupan-cakupan khusus. Yang biasanya dibagi berdasarkan umur mulai dari masa bayi, kanak-kanak, anak-anak, remaja, dewasa, sampai kepada lansia. Dalam makalah ini pembahasan lebih ditekankan pada perkembangan masa dewasa. Yang didalamnya akan dibahas sub-sub kategorinya, tugas-tugas perkembangannya, dan perubahan yang minat yang terjadi.

Setiap individu adalah unik dengan bakat dan potensinya masing-masing. Individu adalah hasil interaksi dari nature dan nurture, menjadi dengan caranya masing-masing. Lingkungan yang bijak akan mendukung kemungkinan seseorang untuk menjadi walau tidak mutlak menjamin.

Wanita memiliki intuisi yang lebih tajam daripada pria. Intuisi adalahkemampuan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang tengah dialami oleh orang lain atau merasakan suatu peristiwa di luar dirinya sebagai hasil dari satu proses yang tidak disadari, dirasakan

Page 5: Psikologi perkembangan

sebagai pengalaman sendiri. Ketajaman intuisi ini bergantung pada ketajaman emosional seseorang yang didasari oleh penghayatanbatiniah, kemampuan mawas diri, dan relasi psikis dengan subjek yangdiminati. Yang dapat memupuk perkembangan fungsi-fungsi individu (kognitif, emosi, sosial, psikologis, fisik, moral) adalah waktu dan usaha belajar dari yang bersangkutan.

Pada setiap proses perkembangan terdapat perpaduan antara doronganmengembangkan diri dan mempertahankan diri yang akan menjadikanseseorang semakin matang dan penghayatan hidup yang semakinmendalam. 

B. Perumusan Masalah1. Bagaimana psikologi perkembangan pada wanita dewasa?2. Bagaimana tugas tugas perkembangan wanita dewasa berlangsung?3. Bagaimana perubahan minat terjadi pada saat dewasa?C. Tujuan- Untuk memahami psikologi perkembangan pada wanita dewasa- Untuk mengetahui tugas tugas perkembangan wanita dewasa- Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi BAB IIISIPSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA WANITA DEWASAIstilah adult berasal dari kata kerja latin, yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.Setelah melalui 20 tahun pertama sebagai anak dan sebagai remaja, seseorang hidup dalam harapan-harapan yang sesuai dengan usianya. Sekarang, sebagai seorang dewasa muda, dia timbul dari norma dari sistem tingkatan umur dan melangkah ke masa depan yang ia buat sendiri. Mulai saat itu, keberhasilan dan kegagalan sebagian besar tergantung dari pilihan yang dibuatnya sendiri. Seorang dewasa muda harus membuat pilihan karir dan mendapatkan pelajaran atau pendidikan sehubungan dengan itu. Setiap orang muda mencoba untuk mendapatkan otonomi baik sebagai pribadi tunggal maupun sebagai suami atau istri. Tidak ada periode hidup lain yang mempunyai begitu banyak momen untuk belajar sekaligus dalam diri seseorang. Berhadapan langsung dengan dunia orang dewasa dan bersiap-siap untuk belajar langsung melalui tindakan. Dalam periode hidup ini, juga tersedia beberapa peluang untuk mempelajari apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan hidup yang penting. Tentu saja “dewasa muda adalah periode hidup yang paling individualistik, paling kesepian, harus melakukan sedikitnya perhatian dan bantuan pada sosial untuk memenuhi tugas hidup yang paling utama.” (Havighurst 1972 : 82).• Dewasa : pertanggungjawaban penuh terhadap diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukandiri sendiri• Bertanggung jawab :memahami arti norma susila dan nilai etis tertentu, berusaha hidupatas landasan norma-etis tadi, serta berusaha mencapai nilai-nilaiyang sudah dikenalnyaCiri kedewasaan1. Proses individuasi : mandiri sebagai individu yang unik dan terarah sebagaihasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya,batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidup

Page 6: Psikologi perkembangan

bagi masa depan. 2. Kesatuan pendukung norma susila : berusaha mengangkat harkat dirinya denganhidup susila. Ada proses perbaikan diri sepanjang hidup yangberdasar pada hati nurani3. Pribadi yang berbentuk dan relatif stabil

Masalah transisi• Transisi FisikPada masa ini, Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.• Transisi IntelektualPada masa ini dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas bepikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar mereka selepas SMA melanjutkan ke perguruan tinggi. Kemudian setelah itu mereka mengembangkan karier mereka untuk mencapai prestasi.• Transisi Peran SosialPada masa ini mereka dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang baru, masing-masing pihak baik wanita dewasa memiliki peran ganda yakni sebagia individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ibu bagi anak-anaknya.Aspek-aspek perkembangan fisik • Kekuatan dan EnergiSelepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.• KetekunanUntuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically es¬tablished), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunano Kesehatan Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupirn sosial yang ditandai dengan u’dak adanya gangguan-gangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994).o Perilaku dan Status KesehatanStatus kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior.• Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya. • Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.• Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa sakitnya.

Tipe-Tipe IntelektualBanyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luasdengan orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata

Page 7: Psikologi perkembangan

orang dewasa.Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan sosial, karier, dan kepuasan pribadi. Banyak yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang kegiatan mereka, sehingga mereka terus mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah maupun perguruan tinggi.Para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan ada beberapa tipe intelektual, (Turner dan Helms, 1995):• 1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking).• 2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me¬masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.• 3.fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit, yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan)• 4.Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.SOSIALDengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”.Apakah kesepian yang berasal dari keterasingan ini hanya sebentar atau tetap, akan tergantung pada cepat lambatnya orang muda itu berhasil membina hubungan sosial baru untuk menggantikan hubungan hari-hari sosial sekolah dan kuliah mereka.Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir, dengan demikian keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa, dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa dini:o Mobilitas Sosialo Status Sosio-ekonomio Lamanya Tinggal dalam Suatu Kelompok Masyarakato Kelas Sosialo Lingkungano Jenis Kelamino Umur Kematangan Seksualo Urutan Kelahirano Keanggotaan dalam perkumpulan agama

Page 8: Psikologi perkembangan

Tugas-tugas Perkembangan1. Memilih Pekerjaan2. Melanjutkan pendidikan3. Mempertahankan otonomi dan kepuasan pribadi serata kebebasan berekspresi (misalnya : menunda nikah untuk mengejar karir tertentu)4. Menghargai perasaan cinta5. Memilih pasangan untuk dinikahi, dan6. MenikahTugas pendidik dan orang tuaMembawa individu yang belum dewasa kepada kedewasaan penuh, mampu mandiri sehingga sanggup melaksanakan semua tugas hidup dengan pertanggung jawaban penuh atas norma etis tertentu.

 BAB IIIPEMBAHASANPSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA WANITA DEWASATidak ada periode hidup lain yang mempunyai begitu banyak momen untuk belajar sekaligus dalam diri seseorang. Berhadapan langsung dengan dunia orang dewasa dan bersiap-siap untuk belajar langsung melalui tindakan. Dalam periode hidup ini, juga tersedia beberapa peluang untuk mempelajari apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan hidup yang penting. Tentu saja “dewasa muda adalah periode hidup yang paling individualistik, paling kesepian, harus melakukan sedikitnya perhatian dan bantuan pada sosial untuk memenuhi tugas hidup yang paling utama.” (Havighurst 1972 : 82).Ciri kedewasaan1. Proses individuasi : mandiri sebagai individu yang unik dan terarah sebagaihasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya,batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidupbagi masa depan. 2. Kesatuan pendukung norma susila : berusaha mengangkat harkat dirinya denganhidup susila. Ada proses perbaikan diri sepanjang hidup yangberdasar pada hati nurani3. Pribadi yang berbentuk dan relatif stabil

Masalah transisi• Transisi Fisik• Transisi intelektual• Transisi Peran sosialAspek-aspek perkembangan fisik • Kekuatan dan Energi• Ketekunan• Kesehatan• Perilaku dan status kesehatan1. Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya. 2. Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.3. Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa sakitnyaTipe-Tipe IntelektualBanyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang

Page 9: Psikologi perkembangan

lebih luasdengan orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa.Para ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan ada beberapa tipe intelektual, (Turner dan Helms, 1995):1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning).2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me¬masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi).3. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit, yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan)4. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.SOSIALDengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”.Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa dini:o Mobilitas Sosialo Status Sosio-ekonomio Lamanya Tinggal dalam Suatu Kelompok Masyarakato Kelas Sosialo Lingkungano Jenis Kelamino Umur Kematangan Seksualo Urutan Kelahirano Keanggotaan dalam perkumpulan agama

Tugas-tugas Perkembangan7. Memilih Pekerjaan8. Melanjutkan pendidikan9. Mempertahankan otonomi dan kepuasan pribadi serata kebebasan berekspresi (misalnya : menunda nikah untuk mengejar karir tertentu)10. Menghargai perasaan cinta11. Memilih pasangan untuk dinikahi, dan12. MenikahTugas pendidik dan orang tuaMembawa individu yang belum dewasa kepada kedewasaan penuh, mampu mandiri sehingga sanggup melaksanakan semua tugas hidup dengan pertanggung jawaban penuh atas norma etis tertentu.

 BAB IVPENUTUPA. KesimpulanYang dimaksud dengan dewasa adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku,

Page 10: Psikologi perkembangan

pekerjaan, dan cinta yang telah diikrarkan. Dari segi umur maka orang dewasa adalah orang berumur antara 18 sampai 65 tahun. Orang dewasa yang perkembangannya normal memperlihatkan kepribadian yang khas, seperti orientasi tugas, tujuan hidup dengan filosofi yang jelas, terbuka terhadap kritikan, mengendalikan emosi, bertanggung jawab terhadap keputusan yang dilakukannya, dan dapat menampilkan tugas-tugas perkembangannya.B. Saran5. Meningkatkan pendidikan masyarakat dalam masalah psikologi tentang arahan dan perilaku yang sesuai dalam perkembangan kedewasaan.6. Mengantisipasi penyimpangan nilai, moral dan etika dalam masyarakat dalam kedewasaan diri

 DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id/psikologiperkembangandewasa//www.find-docs.com

Posted by anharul ulum

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Page 11: Psikologi perkembangan

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

2. Ciri Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.

c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.

d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.

e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.

Page 12: Psikologi perkembangan

f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.

g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru[1]. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:

a. Usia reproduktif (Reproductive Age)

Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.

b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.

Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

c. Usia Banyak Masalah (Problem age)

Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.

d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)

Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

e. Masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).

f. Masa komitmen

Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak

Page 13: Psikologi perkembangan

komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.

g. Masa Ketergantungan

Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.

h. Masa perubahan nilai

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

i. Masa Kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

BAB II. HASIL – HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI DEWASA AWAL

Hasil penelitian dewasa awal lebih banyak mengarah pada hubungan sosial, dan perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia dewasa awal, dan pengoptimalan perkembangan dewasa awal serta perilaku penghayatan keagamaan. Beberapa hasil penelitian, diantaranya:

1. Persepsi seks maya pada dewasa awal

Hasil penelitian oleh Ida Ayu Putu Sri Andini[2], menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki sikap yang negatif terhadap seks maya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kebudayaan Indonesia yang masih memegang teguh adat dan istiadat budaya timur, dimana manusia harus memperhatikan aturan dan nilai budaya di dalam bersikap dan berperilaku. Menurut Azwar (dalam Riyanti dan Prabowo, 1998) kebudayaan yang berkembang dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh yang kuat dalam sikap seseorang terhadap berbagai macam hal.

2. Penundaan usia perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkwaninan

Dari hasil penelitian[3] didapatkan hubungan yang positif dan sangat signifikan antara sikap terhadap penundaan usia perkawinan dengan intensi penundaan usia. Hal ini berarti mereka memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penundaan usia perkawinan akan memberikan keuntungan bagi mereka, baik keuntungan dari segi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Penundaan perkawinan akan memberikan waktu lebih banyak bagi mereka untuk membentuk identitas pribadi sebagai individu yang matang secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

3. Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja[4]

Adanya ketakutan menghadapi krisis pernikahan dan berujung perceraian merupakan hal/kondisi yang membuat wanita bekerja ragu tentang kesiapan menikah mereka. Ditambah lagi maraknya perceraian yang dipublikasikan di media massa saat ini sehingga dianggap menjadi menjadi fenomena biasa. Salah satu penyebab wanita yang bekerja memutuskan untuk menunda pernikahan adalah keraguan dapat berbagi secara mental dan emosional dengan pasangannya. Ketidaksiapan menikah yang dimiliki wanita bekerja termanifestasi dengan adanya ketakutan menghadapi krisis perkawinan serta ragu tentang kemampuan mereka berbagi secar mosional dengan pasangannya kelak. Selain kesiapan psikis juga ketidak siapan

Page 14: Psikologi perkembangan

fisik. Individu yang merasa memiliki kondisi kesehatan yang tidak prima (sakit, misal DM) cenderung ragu melangkah menuju jenjang pernikahan.

Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa criteria yang perlu diperhatikan:

o Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.

o Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang banyak.

o Bersedia dan mampu menjadi pasangan menjadi pasangan dalam hubungan seksual.

o Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.

o Memiliki kelembutan dan kasih saying kepada orang lain.

o Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.

o Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan harapan.

o Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.

o Bersedia menerima keterbatasan orang lain.

o Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan ekonomi.

o Bersedia menjadi suami isteri yang bertanggung jawab.

Individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki kesiapan menikah yang lebih baik, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-perubahan dan beradaptasi setelah memasuki pernikahan.

4. Kemandirian Dewasa Awal

Penelitian dengan judul “Kemandirian Mahasiswi UIN Suska Ditinjau dari Kesadaran Gender” [5] ini, membuktikan bahwa bahwa perbedaan perlakuan yang diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir akan mempengaruhi tingkat kemandirian. Semakin tinggi kesadaran gender maka semakin tinggi kemandirian pada Mahasiswa UIN Suska Riau. Dengan makin tingginya kesadaran gender yang dimiliki mahasiswi UIN Suska Riau lebih mandiri dibandingkan dengan mahasiswi yang tidak memiliki kesadaran gender atau memiliki kesadaran gender yang rendah. Mahasiswi yang memiliki kemandirian tinggi akan lebih mudah menghadapi kehidupan, tantangan yang dihadapinya, serta menjalin hubungan yang mantap dalam kehidupan sosialnya.

5. Perilaku Perkembangan penghayatan Identitas dan Nilai-Nilai Agama dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama

Penelitian dengan judul “Perkembangan Identitas Diri Dalam Area Agama pada Remaja Akhir”[6] ini adalah studi deskriptif pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, dengan usia sample 18 – 22 tahun Menurut Hurlock, usia ini sudah memasuki usia Dewasa Awal.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa remaja akhir yang berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi berada pada status identitas diri yang ideal.

b. Perilaku Penghayatan Nilai-Nilai Agama

Penelitian dengan judul “Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli produk Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN SUSQA Pekanbaru”[7], membuktikan bahwa semakin positif sikap terhadap aspek kehalalan, maka semakin meningkat perilaku membeli produk makanan dan minuman halal. Subjek

Page 15: Psikologi perkembangan

memiliki pengetahuan tantang masalah kehalalan, sehingga subjek memiliki persepsi dan keyakinan bahwa kehalalan adalah hal yang mendasar dalam kaitannya dengan produk makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Subjek meyakini bahwa bahan yang terkandung dan proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut memiliki titik kritis untuk kehalalan pangan. Subjek juga membentuk afek yang mendukung keyakinan tersebut, serta reaksi fisiologis yang sesuai dengan kepercayan dan keyakinan yang dimilikinya. Selanjutnya juga muncul keinginan dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang selaras dengan kepercayaan dan perasaan tersebut.

BAB III. OPTIMALISASI PERKEMBANGAN DEWASA AWAL

Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa selanjutnya.

Menurut Vailant (1998)[8], membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu masa pembentukan (20 – 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi (30 – 40 tahun), yaitu masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan. Masa transisisi (sekitar usia 40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.

Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953)[9], telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:

a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.

Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

b. Belajar hidup bersama dengan suami istri

Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.

c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga

Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.

d. Mengelolah rumah tangga

Page 16: Psikologi perkembangan

Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.

e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.

f. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

g. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya

Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.

Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal

Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:

a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas

Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.

b. Kemandirian vs tidak mandiri

c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.

Page 17: Psikologi perkembangan

d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)

e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan, diantranya[10]:

ü Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.

ü Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.

ü Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.

ü Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.

BAB III. PENUTUP

Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.

Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik.

REFERENSI

Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga

Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional

Julius dkk. 1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Yogyakarta: Kanisius

Ayu, Ida. Jurnal: Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku Seks Maya Berdasarkan Jenis Kelamin pada Dewasa Awal. Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma: [email protected]

Qalbinur. Periodesasi Perkembangan Masa Dewasa Awal. http//qalbinur.wordpress/2009/03/27.

Page 18: Psikologi perkembangan

Hubungan Sikap terhadap Penundaan Usia Perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkawinan: http/www.averroes.or.id / 2009/03/21

Nurul. Dewasa Dini.http/www.nurul.or.id/2009/02/23

Sari Dewi, Ika. 2006.Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Medan: Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005

Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Desember 2005

Labels: psikologi perkembangan, semester 4

{ 4 c o m m e n t s . . . r e a d t h e m b e l o w o r   a d d o n e   }

Selly Fristyabudi mengatakan...

kok gak bisa dicopy ya ?? boleh mintak kirimin dokumen nya via gmail ?? saya butuh dokumen

ini untuk tambahan di KTI saya :)

27 Oktober 2012 19.42

uii profile mengatakan...

saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia

Artikel yang menarik, bisa buat referensi ini .. 

terimakasih ya infonya :)

26 November 2012 20.08

per cy mengatakan...

KALO MAU COPY LIHAT DI HALAMAN FACEBOOK, DISITU UDAH TAK TERANGKAN CARA COPY

(BUKAN DUNLOD)

5 Desember 2012 16.08

Anonim mengatakan...

thanks artikelnya, sungguh bermanfaat

28 Februari 2013 09.53

Page 19: Psikologi perkembangan

P o s k a n K o m e n t a r

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

DISKUSI YUK

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

A.      LATAR BELAKANG Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi seseorang yang

sudah menyelesaikan propo...

TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA MENURUT AL-QUR'AN

A. PENDAHULUAN 1.    Latar Belakang Di dalam al-Qur'an dijumpai beberapa ayat yang menggambarkan proses

perkembangan  manusia secara ...

MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

Banyak teori belajar yang digunakan para guru untuk berbagai keperluan belajar dan proses pembelajaran.

Pada awalnya, ada 3 pandangan psiko...

Cara Memperkuat Senjata Jadi Level 6 7 8 9 Perjuangan Semut

sebelumnya saya sudah postng tentang cara memperkuat senjata level 5 diperjuangan semut. Akhirnya senjata

saya sudah level 6 nah.. meman...

Perawanku Diambil Pacar Baruku Maret 2013

Dsini saya mau bercerita tentang pengalaman perciantaan pertama saya. Anggap aja nama saya Alisa umur

saya 22 th saya kuliah diperguruan tin...