psikologi umum

32
Makalah Psikologi Umum “Berpikir dan Berbahasa” Disusun Oleh : Anisa Hasbiya 11514285 Novia Fridayanti 18514050 Resty Ananda 16511009 Samuel Jess S. 16511575 Kelas : 1PA03 Fakultas Psikologi Psikologi Umum | Berpikir dan Berbahasa 1

Upload: muhammad-kamil-arieffin

Post on 19-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Berpikir dan Beerbahasa

TRANSCRIPT

Makalah Psikologi UmumBerpikir dan Berbahasa

Disusun Oleh :Anisa Hasbiya11514285Novia Fridayanti18514050Resty Ananda16511009Samuel Jess S.16511575

Kelas : 1PA03

Fakultas PsikologiUniversitas GunadarmaTahun Ajaran 2014/2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dari mata kuliah Psikologi Umum yang berjudul Berpikir dan Berbahasa dengan tepat waktu.Makalah ini berisi uraian mengenai teori psikologi kognitif, tahap-tahap berpikir dan berbahsa, serta bahasa dan komunikasi.Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Winny Puspasari selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Umum, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.Besar harapan kami agar penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi tambahan informasi mengenai Berpikir dan Berbahasa bagi para pembaca.Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf kepada para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.

Depok, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan1BAB II PEMBAHASAN22.1 Pengertian Kognitif22.2 Perkembangan Kognitif22.3 Tahap-tahap Berpikir dan Berbahasa52.4 Bahasa dan Komunikasi12BAB III PENUTUP183.1 Kesimpulan183.2 Saran18DAFTAR PUSTAKA19

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSelama beberapa saat, ingatalah masa saat anda duduk di bangku awal sekolah dasar. Topik apa sajakah yang anda pelajari dan strategi-strategi apa sajakah yang dipelajari. Kita mungkin berfokus pada pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan dasar : mempelajari pengejaan huruf, membaca prosa-prosa sederhana, sedangkan pada masa-masa smu kita mempelajari topik-topik yang rumit sampai pada sistem pengklasifikasian biologis, peristiwa-peritiwa bersejarah dan sebagainya yang berisifat abstrak dan memiliki banyak segi.Perbedaan-perbedaan tersebut mencerminkan fakta bahwa metode pengejaran haruslah sesuai dengan kondisi perkembangan para siswa dan juga mempertimbangkan karakteristik dan kemampuan-kemampuan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang terkait dengan usia anak.Dalam pembahasan ini kita akan mempelajari prinsip-prinsip umum perkembangan dan kemudian berfokus pada perubahan-perubahan dalam pemikiran dan penalaran dan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa.

1.2 Rumusan Masalaha. Apa pengertian dari kognitif? b. Bagaimana teori perkembangan dari Jean Piaget?c. Apa saja tahap-tahap berpikir dan berbahasa ?d. Apa itu bahasa dan komunikasi ?

1.3 Tujuana. Menjelaskan pengertian dari kognitif. b. Menjelaskan tentang teori perkembangan dari Jean Piaget. c. Menjelaskan tahap-tahap berpikir dan berbahasa.d. Menjelaskan bahasa dan komunikasi.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian KognitifKognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), dan evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya . 2.2 Perkembangan KognitifTeori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan kejadian disekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa serta untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi. Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak, yaitu:a. Kematangan, yaitu sebagai hasil perkembangan susunan syaraf.b. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya.c. Interaksi sosial, yaitu pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social.d. Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannyaUntuk menunjukakan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang terorganisir, Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi.Skema (Struktur kognitif) adalah proses atau cara mengorganisir dan merespon berbagai pengalaman. Adaptasi (struktur fungsional) adalah sebuah istilah yang digunakan piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif. Menurut Piaget adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Akomodasi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skema yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget ini diringkas dalam tabel berikut:TahapUsia / TahunGambaran

Sensorimotor0-2Bayibergerak dari tindakanrefleks instinktifpada saat lahir sampaipermulaan pemikiran simbolis.

Preoperational2-7Anak mulai mere-presentasikandunia dengan kata-kata dan gambar.

Concrete operational7-11Pada saat ini anak dapatberpikir secara logismengenai peristiwa yang konkret danmengklasifikasikan benda dalam bentuk yang berbeda.

Formal Operational11-15Anak remaja berpikir dengancara yang lebih abstrak dan logis.

2.3 Tahap-tahap Berpikir dan Berbahasa1. Tahap Sensori Motor (0-2 Tahun)Perkembangan kemampuan berpikir dan berbahasa berjalan secara bersamaan karena salah satu hasil dari berpikir berbahasa. Jean Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan menjadi 6 periode, yaitu:1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.1. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer( kebiasaan ), dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.1. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.1. Sub-tahapankoordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).1. Sub-tahapanfase reaksi sirkular tersier(eksperimen), muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.1. Sub-tahapanawal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.2. Tahap PraOperasi ( 2-7 Tahun) Pemikiran Simbolis/Semiotik (umur 2-4 tahun)Piaget membagi perkembangan kognitif PraOperasi ke dalam 2 bagian, yaitu:1. Umur 2-4 tahun, ditandai dengan perkembangan pemikiran simbolis.1. Umur 4-7 tahun, ditandai dengan perkembangan pemikiran intuitif.Pada usia 2 tahun, anak mulai menunjukkan kemampuan menggunakan symbol atau tanda untuk menggambarkan benda yang tidak tampak dihadapannya. Ia juga dapat menggambarkan suatu benda atau menceritakan kejadian yang sudah lalu.

Fungsi semiotic atau penggunaan simbol terlihat jelas dalam 5 gejala berikut:5. Imitasi tidak langsungGejala ini tampak ketika anak mampu menggambarkan sesuatu yang sebelumnya pernah dilihat atau dialami, yang sekarang sudah tidak ada.5. Permainan SimbolisSifat permainan ini imitatif, yaitu mencoba meniru objek yang pernah dilihat atau dialami. Seperti saat bermain gitar, anak menggunakan sapu sabagai gitarnya lalu menyanyimenggunakan sisir sebagai mikrofonnya.5. MenggambarGejala ini muncul saat anak mulai menulis dan menggambar dengan menggunakan alat tulis, misal mencoret-coret di dinding, kertas, baju hingga tangannya sendiri. Pada awalnya hanya gambaran yang tidak tampak objeknya, namun kelamaan tampak pada anak adanya keinginan mewujudkan barang yang riil dalam gambarnya. Gambar anak biasanya realistis teapi tidak proporsionalnamunpada tahap pemikiran simbolik ini anak sudah mulai mempunyai intuisi ruang (spatial) dan mengetahui sedikit tentang gambar topologi (bentuk dasar geometri).5. Gambaran MentalMaksudnya adalah menggambarkan suatu objek atau pengalaman yang lampau dalam pikiran. Karena itu gambaran mental lebih merupakan persepsi. Menurut Piaget, gambaran mental ada 2, yaitu:1. Gambaran Reproduktif adalah penggambaran kembali (reproduksi) pemandangan atau objek yang telah diketahui sebelumnya.1. Gambaran Antisipatoris adalah gambaran yang menunjukkan gerakan atau transformasi meskipun belum dilihat sang anak.5. Bahasa UcapanBahasa ucapan merupakan gejala terpenting pada tahap pra-operasi, gejala ini ditunjukkan sebagai representasi benda atau kejadian yang awalnya hanya berupa kata dan yang akan berkembang cepat menjadi kalimat utuh. Biasanya anak lancer bicara nya ada pada umur 4 tahun. Dan perkembangan bahasa ucapan ini sangat memperlancar perkembangan konseptual dan kognitif anak.

Bahasa4. Perkembangan BahasaPerkembangan bahasa pada tahap pra-operasi merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi social. Awalnya, anak hanya mau berbicara pada dirinya sendiri dan tidak mau berbicara kepada orang lain. Namun, setelah kira-kira umur 4 tahun, ia mulai lancer dan bias beradaptasi menggunakan bahasa ibu. Karena itu, anak mulai mampu berkomunikasi lebih efektif kepada orang lain terutama kepada orang tuanya.4. Penggunaan BahasaMenurut Ginsburg dan Opper , penggunaan bahasa dibedakan menjadi:a. Penggunaan bahasa nonkomunikatif. Ada 3 macam, yaitu: Anak menirukan ucapan orang lain yang di dengarnya, dan tanpa disadari, anak melakukan pengulangan agar terus mengingat dan memperlancar kosakata tersebut. Anak suka berbicara sendiri, terutama saat bermain. Monolog ditengah teman-temannya, tanpa bermaksud berhubungan dengan temannya. Menurut piaget monolog ada dua arti, yaitu:a. Pemunculan anak yang tidak terpenuhi.b. Petunjuk bahwa kata dan tindakan seseorang belum sepenuhnya terdiferensiasikanb. Penggunaan bahasa komunikatif. Ada unsure yang tampak dari anak: Tidak berupaya membuktikan kepada orang lain apa yang ia katakan. Anak tidak sadar, bahwa orang lain punya pemikiran yang berbeda dengan dirinya. Anak tidak mengandaikan titik pandang orang lain. Urutan ceritera anak masih belum tersusun. Kausalitas pada pembicaraan masih kacau. Anak sering melupakan pokok bahasan ceritanya.

c. Bahasa dan pemikiranSeiring berkembangnya penggunaan bahasa pada anak, berkembang pula pemikiran anak. Menurut Piaget, ada 3 perbedaan tingkah laku berdasarkan sensorimotor dan berdasarkan bahasa representasional, yaitu:1. Urutan (sequence) dari pemikiran sensorimotor dibatasi oleh kecepatan tindakan sensorimotor, sehingga inteligensi sensorimotor sangat lamba. Bahasa membuat representasi inteligensi menjadi lebih cepat.1. Adaptasi sensorimotor dibatasi oleh tindakan langsung seorang anak, sedangkan bahasa memungkinkan pemikiran dan adaptasi ke jarak yang lebih jauh dari tindakan sekarang (ruang dan waktu yang luas).1. Intelegensi sensorimotor maju setapak demi setapak, sedangkan pemikiran bahasa memungkinkan seorang anak berkembang dengan cepat karena tidak terkukung pada keterbatasan sensorimotor.1. Penalaran Anak pada umur 2-4 tahunTiga penalaran dalam tahap PraOperasi,1. Penalaran yag dikaitkan dengan ingatan sepintas atas apa yang perah dialami.1. Penalaran yang dikacaukan oleh pemikiran.1. Penalaran transduktif (Gabungan dari penalaran deduktif dan penalaran indukif) Pemikiran IntuitifPemikiran intuitif adalah pemikiran imajinal atau sensasi langsung tanpa dipertimbangkan lebih dahulu. Karena itu kelemahan dari pemikiran intuitif adalah tidak adanya kemampuan untuk berpikir dari berbagai segi.Menurut Piaget, ketika anak berumur 4 sampai 7 tahun pemikirannya berkembang pesat kearah konseptualisasi. Perlahan-lahan pemikirannya berkembang dari tahap simbolis dan prakonseptual ketahap awal operasional (pemikiran logis), karena itu penalaran intuitif masih berpengaruh. Dan dalam mengambil keputusan anak masih mengandalkan aturan-aturan intuitif yang masih mirip dengan tahap sensorimotor.

4. Tahap Operasi KonkretTahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaanlogikayang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:a. PengurutanKemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.b. KlasifikasiKemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupaanimisme(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).c. DecenteringAnak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.d. ReversibilityAnak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.e. KonservasiMemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

f. Penghilangan sifat EgosentrismeKemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4. Tahap Operasi FormalTahap operasi formal merupakan tahap perkembangan kognitif terakhir menurut Piaget. Tahap ini terjadi pada remaja usia 11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir teoritis formal berdasarkan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan walaupun tidak mengamati peristiwanya.Logika mulai berkembang dan digunakan. Cara berpikir abstrak mulai dimengerti. Pikirannya sudah dapat melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terikat pada sesuatu yang sudah dialami, tetapi dapat berpikir sesuatu yang akan datang karena ia dapat berpikir hipotesis.Pada tahap ini juga anak sudah mencapai tingkat ekuilibrium ( proses keseimbangan asimilasi dan akomodasi ) yang tinggi, dapat berpikir fleksibel karena mampu melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada, dapat berpikir efektif karena dapat melihat kemungkinan pemecahan yang cocok untuk persoalan yang dihadapi. Terdapat 4 ciri utama tahap operasi formal, yaitu :a. Cara Berpikir Deduktif HipotesisPemikiran deduktif adalah kesimpulan yang dilakukan dari kebenaran-kebenaran umum dan menemukan kebenaran yang bersifat individual. Misalnya, semua manusia pernah berbuat dosa, dan Simi adalah manusia, maka Simi pasti pernah berbuat dosa. Deduktif hipotesis artinya premisnya masih bersifat hipotesis. Misalnya, Jika hujan turun, maka jalanan basah. Hujan turun jadi jalanan basah.

1. Sistem KombinatorisSistem kombinatoris adalah sistem gabungan dari berbagai macam unsur. Misalnya, seorang remaja diberikan beberapa keping segitiga. Keping segitiga itu bisa disusun dengan berbagai cara dan membentuk berbagai macam posisi.2. Kombinasi Objek-objek dan ProposisiSeorang remaja sudah dapat mengombinasikan dan merangkaikan beberapa gagasan dan hipotesis dalam pernyataan afirmitif ( pengakuan) atau pernyataan negatif (pengingkaran) yang sederhana. b. Cara Berpikir Induktif SaintifikCara berpikir induktif adalah penarikan kesimpulan atau kebenaran umum berdasarkan kebenaran-kebenaran individual. Misalnya, setelah memanaskan logam pertama, kedua, dan seterusnya ternyata logam-logam itu memuai, maka ditarik kesimpulan bahwa semua logam memuai bila dipanaskan. Pada tahap ini remaja sudah mampu menyusun hipotesis, eksperimen, menentukan variabel kontrol, mencatat hasil dan membuat kesimpulan. c. Cara Berpikir Abstraktif ReflektifKemampuan ini penting untuk mendapatkan pengetahuan matematis-logis. Menurut piaget cara berpikir analogis juga dapat diklasifikasikan sebagai cara berpikir abstraksi reflektif, karena cara berpikir analogis juga menuntut abstraksi.d. Skema-skema Operasi Formal1. ProporsiProporsi adalah pemikiran yang membandingkan dan mengimbangkan dua hal, atau dua bagian dari satu hal. Pemikiran proporsi ditemukan pada anak usia 11 atau 12 tahun.2. Sistem Referensi GandaRemaja pada tahap ini mampu mengintegrasikan eksperimen referensi ganda.3. Kesetimbangan HidrostatisRemaja pada tahap ini sudah mengerti konsep kesetimbangan dan mengerti mengapa terjadi kesetimbangan.

4. Pengertian ProbabilitasMenurut Piaget, pemahaman terhadap proses probabilitas, mengandaikan bahwa anak memahami dua operasi pokok, yaitu : sistem kombinasi dan perhitungan proporsi. Sistem kombinasi memungkinkan anak menggunakan berbagai unsur yang ada yang telah diketahuinya untuk memecahkan masalah. Penghitungan proporsi memungkinkan anak dapat menangkap dan menghitung suatu probabilitas, misalnya bahwa 2/3=4/6. Kemampuan ini baru didapatkan anak ketika menginjak usia 11 atau 12 tahun.5. Dua ReversibilitasPada tahap ini anak telah dapat menggunakan dua unsur reversibilitas, yaitu inversi dan resiprok secara benar.

2.4 Bahasa dan KomunikasiUntuk mengkomunikasikan hasil berpikir, orang menggunakan simbol-simbol (bahasa) dan bayangan (image). Simbol-simbol yang berbentuk bahasa tersebut menghasilkan pengertian atau konsep. Atau dapat juga dikatakan bahwa hasil berpikir atau bernalar adalah konsep atau pengertian (Plotnik, 2005). Fungsi konsep adalah untuk menggolongkan dan mengklasifikasikan benda dan kejadian serta untuk melakukan pemecahan masalah.Konsep atau pengertian bisa dilihat dari dua aspek yakni isi (komprehensi) dan luas (ekstensi). Isi konsep berkaitan dengan ciri dan sifat yang membentuk konsep, sedangkan luas konsep berkitan dengn pengertian-pengertian yang terkandung dalam suatu konsep. Isi (komprehensi) dan luas (ekstensi) konsep berbanding terbalik. Makin besar komprehensi makin kecil ekstensi, sebaliknya makin besar ekstensi makin kecil komprehensi.1. BahasaBahasa adalah bentuk komunikasi khusus yang meliputi penggunaan kaidah-kaidah pembelajaran yang kompleks untuk menyusun dan mengkombinasikan simbol-simbol (kata-kata atau gerak isyarat) ke dalam sejumlah kalimat tak terbatas yang bermakna. Bahasa menjadi bentuk komunikasi yang berhasil karena dua prinsip yaitu kata-kata (words) dan tata bahasa (grammer).

Bahasa sangat diperlukan oleh manusia karena :a. Bahasa merupakan alat untuk menyatakan gagasan.b. Bahasa juga merupakan alat untuk mengkomunikasikan gagasan seseorang kepada orang lain.c. Bahasa juga berfungsi tidak hanya mengeluarkan gagasan dalam kalimat tetapi juga untuk membentuk pemahaman.2. Memecahkan Kalimat Menjadi GagasanPengertian dan gagasan dalam bahasa selalu disampaikan dalam kalimat. Maka pemahaman kalimat menjadi penting. Tetapi kadang-kadang pemahaman terhadap suatu kalimat juga tidak mudah, terutama kalau kalimatnya panjang.Untuk memahami suatu kalimat kita harus memecah suatu kalimat dalam beberapa frase sedemikian rupa sehingga setiap frase dapat disamakan denga subjek suatu proposisi, predikat proposisi atau proposisi utuh.Proposisi itu sebenarnya kalimat yang mengandung pengertian tertentu, karena itu mempunyai subjek dan predikat. Kadang ada kalimat yang tidak mengandung pengertian tertentu seperti kalimat seru atau kalimat perintah. Dengan memecah kalimat menjadi frase kata benda dengan frase kata kerja, seseorang dapat terbantu untuk mendapatkan konsep dan gagasan yang terdapat dalam kalimat.3. Peringkat BahasaBahasa mempunyai beberapa peringkat yang berbeda, yaitu :a. Peringkat yang tertinggi disebut dengan unit kalimat (frase dan kalimat), yang mengandung gagasan.b. Peringkat berikutnya disebut unit makna dasar (basic-meaning units) termasuk morfem dan kata.c. Peringkat yang terendah disebut bunyi bahasa (fonem).Frase suatu kalimat ddibentuk dari kata dan morfem. Sedangkan kata dan morfem dibentuk dari fonem. Kalimat dapat dihubungkan dengan gagasan melalui unit makna dasar (basic-meaning units) unit kalimat.Untuk memahami lebih jauh tentang peringkat bahasa tersebut, akan dikemukakan pendapat Plotnik memahami lbh jauh tentang peringkat bahasa tersebut.

Menurut Plotnik terdapat 4 aturan dalam bahasa, yaitu :a. Aturan bahasa yang pertama adalah phonology. Phonologi/Fonologi menetapkan bagaimana caranya kita membuat suara-suara bermakna yang digunakan oleh suatu bahasa tertentu. Fonologi berasal dari kata phonomes (foeneems). Fonem adalah suara dasar dari konsonan (huruf mati) dan vocal (huruf hidup). Contoh : suara c dan p dari kata caterpillar (ulat bulu).b. Aturan bahasa yang kedua adalah morphology. Morpologi adalah sistem yang digunakan untuk mengelompokkan fonem-fonem kedalam kombinasi suara dan kata sehingga bermakna. Morpologi berasal dari kata morfem yaitu kombinasi suara-suara yang paling kecil yang bermakna dalam suatu bahasa. Contoh : suatu awalan seperti un dalam unbreakable.c. Aturan bahasa yang ketiga adalah syntax atau grammar. Sintax atau tata bahasa adalah satu peringkat aturan yang khusus mengkombinasikan kata-kata untuk membentuk frase-frase yang bermakna dan kalimat-kalimat.d. Aturan bahasa yang keempat adalah Sematics. Sematik khusus untuk memberikan arti/makna dari kata-kata atau frase-frase yang muncul dalam bermacam-macam kalimat atau konteks. Contoh : Anda membaca Did Pat pat a caterpillars back?. Bagaimanaanda mengetahui apa arti kata pat yang muncul dua kali berurutan. Dari pengetahuan anda tentang sematik, anda mengetahui kata Pat yang pertama adalah kata benda dan nama dari seseorang. Sedangkan kata Pat kedua adalah kata kerja yang menandakan adanya suatu aktivitas.4. Gramatika Mental (Mental Gambar) dan Program Otak Pembawaan (Innate Brain Program)Salah satu misteri besar dari penggunaan dan pemahaman bahasa dapat diperlihatkan dalam dua kalimat sederhana tetapi sangat berbeda. Engkau memungut seekor ulat bulu Seekor ulat bulu kau pungut. Meskipun susunan kata-katanya berbeda tetapi anda memahami bahwa dua kalimat ini mempunyai pengertian yang sama.Ahli linguistic Noam Chomsky (1957) menjelaskan dengan mengatakan bahwa peristiwa ini berkaitan dengan kemampuan otak yang disebut Gramatik Metal (Mental Grammer) dan Program Otak Bawaaan (Innate Brain Program). Menurut Chomsky otak tidak mampu menghasilkan sejumlah daftar yang membuat seluruh kalimat yang digunakan/ dibutuhkan. Tetapi otak mampu mengkombinasikan kata-kata benda, kata kerja, kata benda dengan kata kerja dan objek ke dalam berbagai kalimat bermakna yang tidak terhingga. Kemampuan otak ini oleh Chomsky disebut Gramatika Mental (Mental Grammar). Misteri kedua bagaimana mungin seorang anak umur empat tahun tanpa sekolah formal dan hanya belajar dari orang tua yang relative sederhana dan terbaas dapat berbicara dan memahami bermacam-macam kalimat. Hal ini menurut Chomsky karena kemampuan tata bahasa tersebut telah terpateri (built in) dalam otak manusia atau merupakan kemampuan bawaan sehingga disebut Innate Brain Program.Program otak bawaan lahir untuk mempelajari aturan tata bahasa, menjelaskan bagaimana seorang anak berusia 4 atau 5 tahun mempelajari hampir seluruh aturan tata bahasa yang kompleks dan sukar. Hal ini merupakan hasil interaksi antara perkembangan program otak bawaan sedikit demi sedikit dengan pengalaman terhadap lingkungan, sehingga menghasilkan kemampuan menguasai aturan tata bahasa yang komplek.5. Memperoleh BahasaMenurut Pinker (1994) dalam kenyataannya perkembangan bahasa semua anak, tidak bergantung budaya atau bahasa, melewati tahap-tahap yang sama, yaitu tahap : Babbling (ocehan-ocehan), Single word (kata tunggal), Two word Combinations (kombinasi dua kata), Sentence (kalimat-kalimat). Semua anak berkembang melalui 4 tahap tersebut dalam urutan yang sama, dan dalam setiap tahap anak-anak menunjukan keterampilan bahasa yang baru dan lebik kompleks.Menurut Pinker terdapat 4 tahapan perkembangan bahasa, yaitu :a. Ocehan / Celotehan (Babbling)Satu dari ciri-ciri fisik penting dalam perkembangan manusia adalah bahwa bayi-bayi mulai mengeluarkan suara-suara sebelum mereka mengucapkan kata-kata yang nyata. Anak-anak mengulang suara-suara yang sama terus menerus, dan suara-suara tersebut umumnya disebut ocehan / celotehan.Ocehan/ celotehan yang mulai muncul ketika anak berusia sekitar 6 bulan, merupakan tahap awal dalam menguasai bahasa. Hal tersebut merujuk pada penciptaan suara-suara dalam bentuk suku-suku kata seperti di di di atau ba ba ba yang pada umumnya terdapat dalam semua bahasa.Ocehan atau celotehan merupakan contoh dari program suara bawaan dalam otak yang melipuli pembuatan dan pemrosesan suara-suara yang pada akhirnya digunakan untuk membentuk kata-kata.b. Kata Tunggal (single word)Sebelum umur 1 tahun, seorang bayi biasanya menunjukan suatu tingkah laku yang ditunggu tunggu oleh setiap orang tua, yakni orangtua ingin mendengar kata pertama yang keluar dari anaknya. Pada sekitar umum 1 tahun, bayi tidak hanya mulai memahami kata-kata tetapi juga mengatakan kata-kata tunggal.Kata-kata tunggal menandai tahap kedua dalam memperoleh bahasa, yang terjadi ketika anak berusia sekitar satu tahun. Bayi-bayi menyuarakan kata-kata tunggal yang biasanya merujuk pada apa yang dapat mereka lihat, dengar atau rasa. Hal tersebut dimulai ketika bayi berusia 8 bulan dan merupakan hasil dari interaksi antara program otak bawaan dalam bahasa dan pengalaman bayi mendengarkan suara-suara.c. Kombinasi Dua Kata (Two-Word Combinations)Kombinasi dua kata merupakan tahap ketiga dalam memperoleh kemampuan berbahasa, terjadi ketika anak berusia sekitar umur 2 tahun. Kombinasi dua kata merangkai dua kata yang mengespresikan bermacam-macam aktivitas, atau hubungan-hubungan. Menurut Pinker (1994) setiap dua kata memberikan suatu isyarat penting tentang apa yang anak katakan. Selain itu hubungan antara dua kata memberikan isyarat tentang apa yang dikomunikasikan anak. Sebagai contoh see boy mengatakan kepada kita untuk melihat suatu objek tertentu. daddy shirt menyatakan kepada kita sesuatu yang dimiliki ayah.Kemampuan baru anak untuk berkomunikasi yang dilakukan dengan mengkombinasikan dua kata dan mengubah urutannya, menandai tahap anak mulai mempelajari aturan-aturan dalam tata bahasa. d. Kalimat (sentences)Kalimat yang menunjukan tahap keempat perolehan bahasa, terjadi ketika anak mencapai usia sekitar 4tahun. Panjang kalimat-kalimat itu berkisar dari 3-8kata, dan mengindikasikan pertumbuhan pengetahuan tentang aturan-aturan dalam tata bahasa.

Aturan dasar tata bahasa adalah: aturan-aturan yang mengkombinasikan kata benda, kerja, kerja, sifat, dan bagian lain dari pembicaraan sehingga membentuk kalimat yang bermakna. Pada waktu anak mempelajari aturan-aturan tata bahasa, mereka sering membuat kesalahan karena melakukan penggenarilisasian yang berlebih.Pada waktu anak masuk sekolah, mereka biasanya sudah menggunakan dengan baik aturan-aturan umum bahasa mereka. Walupun kalimat-kalimat pertama anak-anak berbeda dari kalimat orang dewasa, dalam hal ini ahak mungkin menghilangkan kata-kata kecil dan berbicara dalam pola yang disebut bicara telegrafik. Bicara telegrafik adalah suatu pola khusus atau teresndiri dari cara bicara dimana anak menghilangkan kata sandang (the), kata depan (in, out) dan bagian dari kata kerja.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPada masa anak-anak dan remaja pola pikir dan nalar mereka tentu akan mengalami tahap perkembangan ke arah yang lebih kompleks,yaitu dimulai dari tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasikonkret hingga tahap operasi formal. Tentu hal ini didasari dari adanya faktor-faktor keturunan dan lingkungan, baik lingkungan sosial dan budaya. Keturunan dan lingkungan saling berinteraksi membentuk perilaku individu dalam pemikiran yang semakin canggih atau kompleks serta diiringi dengan penggunaan tata bahasa baik dan benar yang melibatkan dukungan orang dewasa yang lebih kompeten dikarenakan anak sesusia mereka lebih cakap bertindak jika diiringi oleh orang dewasa.

3.2 SaranPenyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk kesempurnaan makalah ini, dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang Psikologi Umum, khususnya materi mengenai Berpikir dan Berbahasa yang meliputi tahap-tahap perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget serta bahasa dan komunikasi.

DAFTAR PUSTAKAhttps://kapanjadibeda.files.wordpress.com/2010/08/teori-perkembangan-kognitif-piaget.pdfhttp://aguseducated.files.wordpress.com/2013/06/tahap-perkembangan-kognitif-menurut-piaget.docxhttp://www.yuwonoputra.com/2013/07/tahap-tahap-perkembangan-kognitif-piaget.htmlhttp://id.m.wikipedia.org/Teori_perkembangan_kognitifBasuki Heru, A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Psikologi Umum | Berpikir dan Berbahasa22