pt 341 slide bab v - instrumentasi periodontal

Upload: baja-putra-hasibuan

Post on 02-Jun-2018

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    1/20

    Instrumentasi periodontal 48

    BAB 5

    INSTRUMENTASI PERIODONTAL

    Instrumentasi periodontal terdiri dari serangkaian teknik yang dilakukandengan menggunakan alat periodontal dengan tujuan untuk menyingkirkan iritan

    lokal yang menumpuk ke permukaan gigi. Efektivitas instrumentasi periodontal

    tergantung pada beberapa faktor. Di samping itu. ada teknik-teknik khusus yang

    perlu diperhatikan dalam melakukan prosedur penskeleran dan penyerutan akar.

    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI

    Dalam melakukan instrumentasi periodontal perlu diperhatikan beberapa hal

    sebagai berikut: pemegangan, tumpuan dan sandaran jari, gerak pergelangan tangan

    dan lengan, adaptasi, angulasi, sapuan, posisi operator dan pasien dan akses ke

    rongga mulut.

    PEMEGANGAN

    Pemegangan (grasp) perlu diperhatikan pada waktu instrumentasi agar sisi

    pemotong mata pisau (cutting edge/working end) dapat dikontrol. Dengan cara

    memegang yang benar operator dapat menggerakkan alat sekeliling gigi dan

    mengarahkan tekanan ke permukaan gigi tanpa mencederai periodonsium.

    Pemegangan yang paling baik untuk instrumentasi periodontal adalah modifikasi

    pemegangan pena (modified pen grasp). Dengan cara ini alat dipegang dengan

    bagian dalam jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari. Jari telunjuk dan ibu jari berada

    berdekatan pada gagang alat pada sisi yang berseberangan, sedangkan jari tengah

    berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk pada ruas kedua (dihitung dari ujungjari) dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Bagian dalam ibu

    jari ditempatkan di antara telunjuk danjari tengah pada sisi yang berseberangan.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    2/20

    49 Instrumentasi periodontal

    Gambar 1. Modifikasi pemegangan pena.

    Dengan posisi ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod (dukungan dari

    tiga sisi) yang akan mencegah terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu

    tekanan dilepaskan sewaktu instrumentasi. Selain adanya efek tripod, keuntungan

    kedua dengan modifikasi pemegangan pena ini adalah dimungkinkannmya sensasi

    taktil oleh jari tengah yang diletakkan di atas leher alat.

    TUMPUAN DAN SANDARAN JARI

    Tumpuan (fulcrum) dan sandaran jari (finger rest) adalah dua istilah yang

    penggunaannya sering saling bertukar satu sama lain. Kedua istilah tersebut ada1ah

    menunjukkan penempatan jari manis dari tangan yang memegang alat baik intra-ora1

    maupun ekstra-ora1 untuk dapat mengkontrol kerja alat dengan lebih baik. Sandaran

    jari digunakan untuk memperbesar aksi instrumen, dan dengan memperbesar aksiinstrumen tersebut akan menjadi tuas/pengungkit (lever) yang akan memperbesar

    daya ungkit mata pisau terhadap permukaan gigi. Dengan cara demikian aplikasi

    tekanan akan bertambah baik dan stabilisasi alat semakin terjamin. Pergelangan

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    3/20

    Instrumentasi periodontal 50

    tangan dan lengan operator berperan sebagai tuas yang merupakan suatu kesatuan

    dengan tumpuan.

    Gambar 2. Tumpuan dan sandaran jari.

    Pergelangan tangan dan lengan bertindak sebagai tuas. Titik keseimbangan tuas

    adalah pada jari manis (tumpuan) dan tuas akan memperbesar tekanan yang

    dikenakan ke gigi untuk menyingkirkan kalkulus (beban).

    Sandaran jari bisa intra-ora1 atau ekstra-oral. Sandaran jari intra-ora1 bisa

    berupa:

    1. Konvensional.- Jari manis bersandar pada permukaan gigi tetangga dari gigi

    yang diinstrumentasi. Cara yang demikian adalah cara sandaran jari yang paling

    sering digunakan.

    2. Berseberangan.- Pada sandaran jari berseberangan (cross arch) jari manis

    bersandar pada permukaan gigi yang berseberangan pada lengkung rahang yang

    sama.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    4/20

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    5/20

    Instrumentasi periodontal 52

    Gambar 3. Posisi pergelangan tangan dan lengan bawah yang benar.

    ADAPTASI

    Yang dimaksudkan dengan adaptasi mata pisau dari alat adalah penempatan

    mata pisau secara benar pada permukaan gigi. Khusus untuk skeler dan kuret,

    dengan adaptasi dimaksudkan penempatan mata pisaunya sedemikian sehingga sisi

    pemotong (cutting edge) berkontak ke gigi sedangkan punggung alat berkontak

    dengan jaringan periodonsium. Adaptasi kuret pada penskeleran subgingival adalah

    sedemikian sehingga hanya sepertiga bagian ujung dari mata pisau yang berkontak

    ke gigi.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    6/20

    53 Instrumentasi periodontal

    Gambar 4. Adaptasi mata pisau.A. Benar;B. Salah. dan menyebabkan laserasi jaringan

    lunak.

    ANGULASI

    Dengan angulasi dimaksudkan sudut yang dibentuk oleh sisi pemotong dari a1at

    dengan permukaan gigi. Angulasi yang tepat diperlukan untuk efisiensi gerakan

    skeling. Besarnya angulasi yang baik untuk prosedur penskeleran dan penyerutan

    akar adalah 45 - 90, dengan besar sudut yang ideal pada umumnya adaah 70.

    Sebaliknya untuk prosedur kuretase, angulasi yang baik adalah lebih besar dari 90.

    Sedangkan untuk menyelipkan alat ke dalam sulkus/saku sudut yang tepat adalah 0.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    7/20

    Instrumentasi periodontal 54

    Gambar 5. Angulasi alat.A. 0, sudut untuk penyelipan alat ke sulkus/saku;B. 45 - 90.,

    sudut yang tepat untuk penskeleran dan penyerutan akar; C. Kurang dari 45,

    tidak tepat untuk penskeleran dan penyerutan akar;D.Lebih dari 90, tepat

    untuk kuretase.

    SAPUAN

    Sapuan (stroke) adalah aksi dari mata pisau alat sewaktu alat bergerak sepanjang

    permukaan gigi, baik pada waktu melakukan pemeriksaan maupun pada waktu

    penskeleran dan penyerutan akar. Sapuan dilakukan dengan besar tekanan yang

    bervariasi dan dengan cara yang bervariasi sesuai dengan prosedur yang dilakukan.

    Mata pisau alat bisa digerakkan dalam arah: horizontal, vertikal, oblik, atau

    melingkar (circumferentially). Sapuan bisa pula dilakukan dalam kombinasi

    beberapa arah.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    8/20

    55 Instrumentasi periodontal

    Gambar 6. Arah sapuan pada waktu instrumentasi.A. Oblik;B. Vertikal; C. Horizontal;D.

    Melingkar.

    SAPUAN EKSPLORATORI

    Sapuan eksploratori (exploratory strokes) adalah sapuan ringan yang

    memungkinkan diperolehnya sensasi taktil dari ujung alat. Sensasi taktil yang

    demikian terutama diperoleh pada waktu melakukan pemeriksaan dengan alateksplorer . Namun demikian, bagi operator yang telah terlatih sensasi taktil bisa juga

    diperoleh pada pemakaian skeler dan kuret. Sapuan eksploratori dilakukan dengan

    gerakan atas-bawah yang lembut di mana 2 - 3 mm ujung alat berkontak dengan

    pernukaan gigi. Tekanan yang diberikan pada sapuan eksploratori adalah sama, baik

    pada gerak mendorong (push) maupun menarik (pull).

    Sapuan eksploratori dengan menggunakan alat yang halus dan tipis seperti

    eksplorer akan memberikan sensasi mengenai keadaan permukaan akar gigi dan

    perkiraan jumlah kalkulus yang ada. Sensasi tersebut diperoleh dari vibrasi yang

    berasal dari ujung alat yang disalurkan ke jari tangan. Sebaliknya sapuan eksploratori

    dengan alat kuret akan membantu operator untuk merasakan bagian dasar dari

    kalkulus atau permukaan gigi yang tidak rata yang telah terdeteksi sebelumnya

    dengan alat eksplorer pada waktu pemeriksaan. Eksplorasi dengan kuret dibutuhkanuntuk menempatkan mata pisau secara tepat pada daerah yang hendak

    diinstrumentasi.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    9/20

    Instrumentasi periodontal 56

    SAPUAN KERJA

    Sapuan kerja (working strokes) adalah sapuan yang menimbulkan tekanan yang

    terkontrol terhadap sisi gigi yang diinstrumentasi pada sudut yang tepat. Pada waktu

    melakukan sapuan kerja, tekanan diarahkan ke permukaan gigi. Dengan tekanan

    yang diberikan dimungkinkan penyingkiran kalkulus dan sebagian struktur akar gigi.

    Adanya tekanan lateral yang meningkat inilah yang membedakan sapuan eksploratoridengan sapuan kerja.

    Sapuan kerja dilakukan dengan sapuan yang bertumpang-tindih sampai semua

    permukaan gigi terinstrumentasi. Tekanan lateral hanya diberikan pada gerakan

    menarik. Pada waktu melakukan sapuan kerja mata pisau berulang-ulang diselipkan

    ke apikal. Hal ini harus dilakukan dengan tekanan yang ringan saja untuk mencegah

    terdorongnya deposit kalkuIus dan plak ke epitel dan jaringan ikat. Sapuan kerja

    yang baik akan memberikan suara pada waktu mata pisau bersentuhan dengan

    permukaan gigi. Suara tersebut akan membantu operator mengetahui efisiensi dari

    sapuan kerja yang dilakukannya.

    Ada dua jenis sapuan kerja: sapuan penskeleran/skeling (scaling strokes) dan

    sapuan penyerutan (planing strokes). Kedua sapuan kerja ini pada prinsipnya adalah

    sama, tetapi ada perbedaan yang berkaitan dengan tujuannya. Sapuan penskelerandilakukan dengan tekanan lateral yang kuat yang berangsur-angsur dikurangi sampai

    sedang. Gerakannya adalah berupa gerak menarik, yang dilakukan pendek saja agar

    terkontrol baik dan untuk mencegah tergelincirnya alat yang dapat mencederai

    jaringan. Tujuan sapuan penskeleran adalah untuk menyingkirkan kalkulus dari

    permukaan akar gigi atau mahkota gigi. Sapuan penyerutan adalah sapuan akhir

    dengan tekanan lateral sedang sampai ringan untuk membuat permukaan akar gigi

    serata mungkin. Tujuan sapuan penyerutan adalah mendapatkan sementum yang

    licin dan rata dan terbebas dari toksin bakteri, kalkulus yang tertanam, dan

    ketidakrataan permukaan. Sebaiknya sapuan penyerutan dilakukan setelah kalkulus

    tersingkirkan dan dilakukan secara bertumpang-tindih pada setiap sisi yang

    diinstrumentasi dalam kombinasi beberapa arah, dan panjang- panjang.

    Prosedur penskeleran dan penyerutan akar bukanlah dua prosedur yang terpisahsama sekali. Sering sekali penyingkiran kalkulus dan pelicinan permukaan akar

    dilakukan dengan serangkaian sapuan penskeleran dan sapuan penyerutan, yang

    hanya berbeda dari tekanan lateral yang diberikan, dimana pada awalnya tekanan

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    10/20

    57 Instrumentasi periodontal

    lateralnya kuat diakhiri dengan tekanan lateral yang ringan.

    POSISI OPERATOR DAN PASIEN

    Posisi pasien pada waktu operator melakukan instrumentasi mempengaruhi

    kemampuan operator untuk dapat bekerja secara nyaman dan efisien. Operator bisa

    bekerja dalam posisi berdiri atau dalam posisi duduk. Namun harus diakui bahwaposisi kerja yang paling baik adalah dalam posisi duduk, untuk mana jenis kursi

    dental yang digunakan harus mendukung. Posisi operator dan pasien yang tepat akan

    mengurangi kemungkinan timbulnya nyeri pada punggung operator dan tercapainya

    efisiensi kerja.

    Untuk instrumentasi, kursi dental ditidurkan agar pasien dapat bersandar dalam

    posisi telentang dengan kepala dan leher terdukung. Kursi diatur sedemikian

    sehingga pasien hampir sejajar dengan lantai dan punggung kursi sedikit dinaikkan.

    Posisi kepala pasien diatur sehingga kepalanya berada dekat puncak sandaran kursi.

    Operator duduk di atas kursi kerjanya dengan telapak kaki rata di atas lantai dan paha

    sejajar dengan lantai. Dengan paha dalam keadaan terdukung dan berat badan

    didistribusikan secara merata, hambatan terhadap sirkulasi darah ke kaki dan telapak

    kaki dapat dihindari. Siku operator berada setinggi pinggang dan setentang mulutpasien sehingga akses gigi geligi pasien lebih baik.

    Apabila operator hendak bekerja dengan posisi berdiri, ia harus berdiri dengan

    posisi lurus tidak membungkuk maupun membengkok. Kursi dental diatur

    sedemikian sehingga mulut pasien setentang dengan siku operator.

    Posisi operator pada waktu bekerja adalah bervariasi tergantung pada sisi mana

    instrumentasi dilakukan. Untuk mempermudah uraian mengenai posisi operator ini

    akan digunakan patokan arah jarum jam. Apabila operator berada persis di depan

    pasien, bagian atas kepala pasien berada pada posisi pukul 12 sedangkan dagunya

    pada posisi pukul 6.

    Selengkapnya posisi bekerja bagi operator yang bukan kidal ada1ah seperti

    terlihat pada Tabe1 1.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    11/20

    Instrumentasi periodontal 58

    Gambar 7. Posisi operator dikaitkan dengan arah jarum jam. Posisi pukul 8 - 12

    adalah posisi bagi operator normal, sedangkan posisi pukul 12 - 4

    adalah posisi bagi operator kidal.

    Posisi dimaksud pada Tabel 1. dapat dimodifikasi tergantung situasinya dengan

    tujuan agar posisi punggung, leher dan bahu operator yang baik tetap tercapai.

    Membiasakan untuk bekerja dengan posisi yang baik akan memberikan kenyamanan

    dan memperpanjang daya tahan operator. Hal ini dapat dicapai dengan latihan dan

    pengalaman.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    12/20

    59 Instrumentasi periodontal

    Tabel 1. Posisi operator yang bukan kidal pada waktu instrumentasi periodontal.

    Rahang S i s i Posisi

    Maksila Sisi fasial anterior

    Sisi palatal anterior

    Sisi bukal kanan

    Sisi palatal kanan

    Sisi bukal kiri

    Sisi palatal kiri

    08.00 - 09.00

    atau

    11.00 - 12.00

    08.00 - 09.00

    atau

    11.00 - 12.00

    09.00

    09.00 - 11.00

    09.00 - 11.00

    09.00

    Mandibula Sisi fasial anterior

    Sisi lingual anterior

    Sisi bukal kanan

    Sisi lingual kanan

    Sisi bukal kiri

    Sisi lingual kiri

    08.00 - 09.00

    11.00 - 12.00

    08.00 - 09.00

    09.00 - 11.00

    09.00 - 11.00

    08.00 - 09.900

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    13/20

    Instrumentasi periodontal 60

    AKSES KE RONGGA MULUT

    Agar tercapai akses yang maksima1 ke rongga mulut pasien. posisi kepala pasien

    diatur sedemikian rupa untuk mengarahkan dagunya. Untuk instrumentasi di rahang

    atas, dagu pasien diarahkan ke atas. Sebaliknya untuk instrumentasi di rahang bawah

    dagu pasien diarahkan ke bawah. Untuk memperbaiki visibilitas dan iluminasi

    (pencahayaan daerah kerja) kepala pasien dapat diputar ke arah operator atau men-jauhi operator. Harus diingat bahwa adalah lebih mudah mengubah-ubah posisi

    kepala pasien dibandingkan memaksakan membengkokkan punggung untuk

    memperbaiki iluminasi ke rongga mulut pasien.

    TEKNIK PENSKELERAN DAN PENYERUTAN AKAR

    Penskeleran dan penyerutan akar merupakan prosedur dasar dalam perawatan

    periodontal. Prosedur ini harus benar-benar dikuasai untuk dapat melakukan praktek

    periodonsia.

    PENGERTIAN DAN DASAR PEMIKlRAN

    Penskeleran atau skeling (scaling) adalah proses penyingkiran kalkulus dan plak

    dari permukaan gigi, baik supragingival maupun subgingival. Penyingkiran kalkulus

    dan plak yang berada koronal dari krista tepi gingiva dinamakan pensklerean

    supragingival, sedangkan penyingkiran kalkulus dan plak yang berada apikal dari

    krista tepi gingiva dinamakan penskeleran subgingival.

    Penyerutan akar adalah prosdur untuk menyingkirkan sisa kalkulus yang

    tertinggal dan sebagian sementum yang terce mar toksin bakteri sehingga didapatkan

    permukaan akar gigi yang rata, keras dan bersih.

    Tujuan utama dari penskeleran dan penyerutan akar adalah untuk

    mengembalikan kesehatan gingiva dengan jalan menyingkirkan dari permukaan gigi

    unsur-unsur yang dapat menimbulkan inflamasi seperti plak, kalkulus dan sementum

    yang tercemar. Prosedur penskeleran dan penyerutan akar bukanlah dua prosedur

    yang berbeda melainkan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Penskeleran tanpa

    disertai penyerutan akar sering tidak memadai untuk menyingkirkan semua faktor

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    14/20

    61 Instrumentasi periodontal

    yang bertanggung jawab bagi terjadinya inflamasi.

    Pentingnya penyerutan akar telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Deposit

    kalkulus sering tertanam di dalam sementum akar gigi sehingga untuk menying-

    kirkannya perlu disingkirkan sebagian sementum dengan jalan penyerutan akar.

    Disamping itu, pembentukan saku periodontal disertai oleh perubahan pada

    sementum, diantaranya perubahan sitotoksis. Dengan perubahan ini sementum akar

    gigi menjadi tercemar akibat penetrasi toksin-toksin bakteri maupun bakterinya.Penetrasi ini kadang-kadang bahkan bisa sampai ke batas dentin-sementum.

    Sementum yang tercemar ini perlu disingkirkan dengan jalan penyingkiran

    sementum dengan cara penyerutan.

    KETERAMPILAN MENDETEKSI

    Sebelum melakukan penskeleran dan penyerutan akar, operator harus lebih dulu

    mendeteksi kalkulus yang hendak disingkirkan. Untuk itu dituntut adanya keteram-

    pilan mendeteksi. Cara mendeteksi tersebut adalah dengan pemeriksaan visual dan

    eksplorasi taktil.

    Keterampilan visual.- Kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival yangberada dekat ke tepi gingiva tidak sukar dideteksi secara visual, asal saja

    pencahayaan baik dan lapangan kerja bersih. Tumpukan kalkulus supragingival yang

    sedikit, sukar terlihat bila basah oleh ludah. Untuk mendeteksinya, permukaan gigi

    disemprot dengan semprotan udara sampai kalkulus menjadi kering dengan warna

    keputih- putihan seperti kapur sehingga mudah terlihat. Untuk medeteksi kalkulus

    subgingival yang berada tidak jauh dari tepi gingiva, semprotan udara diarahkan ke

    subgingiva sehingga gingiva bebas sedikit terkuak dan kalkulus subgival terlihat.

    Eksplorasi taktil.- Deteksi kalkulus subgingival yang jauh dari tepi gingiva dan

    ketidakrataan pada permukaan akar gigi adalah lebih sukar .Untuk itu dibutuhkan

    kemahiran menggunakan eksplorer atau prob disertai kepekaan taktil untuk

    merasakan vibrasi yang berasal dari ujung alat yang menyentuh kalkulus ataupermukaan sementum akar. Kepekaan taktil dapat dicapai dengan pemegangan alat

    dengan cara modifikasi pemegangan pena, sehingga telapak jari tengah yang

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    15/20

    Instrumentasi periodontal 62

    menerima getaran yang disalurkan ke leher atau gagang alat.

    TEKNIK PENSKELERAN SUPRAGINGIVA

    Penskeleran supragingival adalah lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan

    dengan penskeleran subgingival, karena:

    1. Kalkulus supragingival lebih longgar perlekatannya ke permukaan gigi dankurang termineralisasi dibandingkan dengan kalkulus subgingival.

    2. Instrumentasi berlangsung koronal dari tepi gingiva, sehingga sapuan

    penskeleran tidak terhalang oleh jaringan lunak, adaptasi dan angulasi lebih

    mudah dilakukan, dan visibilitas adalah secara langsung.

    Alat yang digunakan untuk penskeleran supragingival bisa skeler sabit, kuret,

    atau skeler ultrasonik/sonik. Penskeleran dengan skeler sabit dan kuret dikategorikan

    sebagai penskeleran manual, sedangkan yang dilakukan dengan skeler

    ultrasonik/sonik dikategorikan sebagai penskeleran ultrasonik/sonik.

    PENSKELERAN MANUAL

    Secara garis besar prosedurnya adalah sebagai berikut:

    1. Alat dipegang dengan modif1kasi pemegangan pena.

    2. Sandaran jari yang kokoh dilakukan pada gigi tetangga atau tempat bertumpu

    lainnya.

    3. Sisi pemotong dari mata pisau alat ditempatkan pada tepi apikal dari kalkulus

    lalu mata pisau diadaptasikan dengan baik ke permukaan gigi dengan

    membentuk angulasi 45 -90.

    4. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukan serangkaian sapuan penskeleran

    yang pendek, bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal atau oblik.

    Tekanan lateral berangsur-angsur dikurangi sampai sedang, sampai secara

    visual dan sensasi taktil permukaan gigi terbebas dari kalkulus.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    16/20

    63 Instrumentasi periodontal

    PENSKELERAN ULTRASONIK/SONIK

    Penskeleran dengan menggunakan skeler ultrasonik/sonik dilakukan sebagai

    berikut:

    1. Alat diatur sedemikian rupa sehingga semburan air cukup memadai dan

    vibrasi tidak melebihi yang dibutuhkan untuk penyingkiran kalkulus.2. Instrumen dipegang dengan modifikasi pemegangan pena.

    3. Sandaran jari dibuat sebagai mana pada penskeleran manual.

    4. Alat dihidupkan dengan menginjak pedal kaki atau menyetel pada

    hand-piece, tergantung tipe alatnya.

    5. Tipatau ujung alat yang telah bergetar digerakkan dengan sapuan vertikal

    pendek-pendek dengan tekanan ringan melintasi deposit yang hendak

    disingkirkan. Tekanan latera1 yang kuat tidak dibutuhkan. karena yang

    melepaskan deposit adalah vibrasi dari alat.

    6. Tipharus senantiasa bergerak, dan bagian ujungnya tidak boleh diarahkan

    tegak lurus ke permukaan gigi untuk menghindari terjadinya guratan-guratan

    pada permukaan gigi.

    TEKNIK PENSKELERAN SUBGINGIVAL DAN PENYERUTAN AKAR

    Penskeleran subgingival dan penyerutan akar adalah jauh lebih rumit dan sukar

    dibandingkan dengan penskeleran supragingival, karena:

    1. Kalku1us subgingival lebih keras dibandingkan kalkulus supragingival dan

    sering tertancap ke permukaan akar yang tidak rata sehingga melekat lebih

    erat dan sukar disingkirkan. Visibilitas sering terhalang akibat adanya

    perdarahan gingiva sewaktu instrumentasi, dan oleh jaringan lunak yang

    menjadi dinding saku.

    2. Arah dan panjang sapuan menjadi terbatas oleh dinding saku.

    Alat yang paling tepat untuk prosedur penskeleran subgingival dan penyerutan

    akar hanyalah kuret, baik kuret universal maupun kuret Gracey. Pilihan terhadap

    kuret didasarkan pada disainnya yang menguntungkan untuk instrumentasi pada

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    17/20

    Instrumentasi periodontal 64

    daerah subgingival: mata pisau melengkung, ujung mata pisau tumpul dan punggung

    mata pisau yang melengkung. Disain yang demikian memungkinkan alat

    diadaptasikan pada berbagai variasi kontur akar gigi tanpa mencederai jaringan

    lunak.

    Prosedur penskeleran subgingival dan penyerutan akar gigi dilakukan sebagai

    berikut:

    1. Alat dipegang dengan modifikasi pemegangan pena.

    2. Sandaran jari yang kokoh dilakukan pada gigi tetangga atau tempat bertumpu

    lainnya.

    Gambar 8. Cara penskeleran secara bertahap.

    3. Pilih sisi pemotong mana yang sesuai. Pada kuret Gracey hanya satu sisi

    pemotong yang dapat digunakan, sedangkan pada kuret universal kedua sisi

    pemotong dapat digunakan disesuaikan dengan sisi yang hendak

    diinstrumentasi.

    4. Sisi pemotong yang tepat diadaptasikan ke permukaan gigi dengan bagian

    bawah tangkai alat sejajar permukaan gigi, dan dengan angulasi 0diselipkan

    hati-hati sampai ke epitel penyatu dengan sapuan eksploratori.

    5. Setelah sisi pemotong mencapai dasar saku, dibentuk angulasi kerja sebesar

    45 -90.

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    18/20

    65 Instrumentasi periodontal

    Gambar 9. Sapuan penskeleran yang berusaha melepaskan kalkulus sekaligus. Akibatnya

    kalkulus tidak tersingkirkan melainkan hanya terkikis.

    6. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukan serangkaian sapuan penskeleran

    yang pendek secara terkontrol, bertumpang-tindih dalam arah vertikal dan

    oblik sampai hanya terasa sedikit kekasaran pada permukaan akar gigi yang

    menandakan sebagian besar kalkulus subgingival telah tersingkirkan. Dalam

    melakukan sapuan penskeleran yang bertumpang-tindih pada setiap daerah

    kerja, tekanan lateral dikurangi secara perlahan-lahan sampai sedang.

    Kalkulus yang besar tidak boleh diusahakan untuk disingkirkan dengan satu

    kali sapuan, tetapi harus sedikit demi sedikit. Sapuan penskeleran dalam arah

    vertikal dan oblik dilakukan berulang-ulang sambil bergeser tempat sedikit

    demi sedikit sampai keseluruhan kalkulus tersingkirkan.

    Apabila penyingkiran kalkulus dilakukan dengan satu kali sapuan, tekanan

    lateral tidak terkonsentrasi pada satu daerah kecil melainkan tersebar.

    Akibatnya kalkulus tidak tersingkirkan melainkan hanya terkikis. Apabila

    dilakukan sapuan selanjutnya secara bertumpang-tindih, kalkulus akan

    semakin terkikis sehingga menjadi tipis dan selanjutnya sukar untuk

    dideteksi. Di samping itu, mengusahakan penyingkiran kalkulus yang besar

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    19/20

    Instrumentasi periodontal 66

    sekaligus dengan satu kali sapuan bisa menyebabkan tidak terkontrolnya alat

    sehingga dapat mencederai jaringan.

    Gambar 10. Posisi leher kuret untuk penskeleran di permukaan proksimal.A. Posisi yang

    benar; B. Posisi salah karena miring menjauhi gigi; C. Posisi salah karena

    terlalu miring ke arah gigi.

    7. Instrumentasi dilanjutkan dengan serangkaian sapuan penyerutan akar yang

    panjang, bertumpang-tindih, yang dimulai dengan tekanan lateral sedang dan

    diakhiri dengan tekanan lateral ringan. Selama melakukan instrumentasi

    adaptasi harus senantiasa disesuaikan dengan morfologi akar gigi dengan

    adanya sudut, konkavitas maupun konveksitas.

    8. Pada waktu melakukan instrumentasi pada permukaan proksima1 harus

    diperhatikan bahwa daerah bagian tengah dari permukaan proksimal di

    bawah daerah kontak harus tercapai. Daerah tersebut dicapai dengan caramengatur bagian bawah leher kuret sejajar dengan as panjang gigi. Dengan

    posisi leher kuret yang demikian, mata pisau kuret akan dapat mencapai dasar

    saku dan bagian ujung mata pisau akan melampaui daerah tengah pada waktu

  • 8/11/2019 Pt 341 Slide Bab v - Instrumentasi Periodontal

    20/20

    67 Instrumentasi periodontal

    sapuan melewati permukaan proksima1. Apabi1a bagian bawah leher kuret

    membentuk sudut atau miring menjauhi gigi, bagian ujung mata pisau akan

    bergerak ke arah daerah kontak sehingga kalkulus yang berada apikal dari

    daerah kontak tidak tercapai. Bila bagian bawah leher kuret terlalu miring ke

    arah gigi, bagian bawah leher akan terhalang oleh gigi atau daerah kontak

    sehingga sapuan ke bagian tengah permukaan proksima1 akan terhalang.

    RUJUKAN

    1. Pattison GL and Pattison AM.

    Principles of periodontal instrumentation,in:

    Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 8th edition,

    Philadelphia, WB Saunders Co., 1996, p: 451-465.

    2. Pattison AM and Pattison GL. Periodontal Instrumentation, second edition,

    Prentice-Hall International Inc, New Jersey, 1992, p: 163-76.

    3. Perry DA, Beemsterboer PB and Carranza FA Jr. Techniques and the theory

    of periodontal instrumentation, WB Saunders Co., Philadelphia, 1990, p: 14-26.

    *****ex-207*****