ptk mapel ipa sd klas v
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )MATA PELAJARAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ( FKIP)UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANGPOKJAR ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
Mei 2010
2
MOTTO
1. Jangan selalu bertanya apa yang telah kamu dapatkan tapi bertanyalah tentang
apa yang dapat kamu berikan.
2. Dimana ada kemauan pasti ada jalan
3. Kegagalan bukan untuk disesali tapi jadikan lah sebagai cambuk untuk sebuah
keberhasilan.
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
HALAMAN MOTTO..........................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................xii
BAGIAN I ILMU PENGETAHUAN ALAM
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.............................................3
D. Manfaat Perbaikan......................................................................................4
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar............................................................................................6
B. Konsep Mengajar........................................................................................7
C. Konsep Belajar Mengajar...........................................................................7
D. Konsep Prestasi Belajar............................................................................11
E. Konsep Aktivitas Belajar..........................................................................12
F. Konsep Metode Pembelajaran..................................................................12
4
G. Konsep Media Pembelajaran....................................................................14
H. Konsep Perbaikan.....................................................................................15
I. Konsep Evaluasi.......................................................................................16
III.PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian......................................................................................17
B. Deskripsi Perbaikan Per- Siklus...............................................................18
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Per- Siklus........................................................................29
B. Pembahasan Per Siklus.............................................................................33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................35
B. Saran.........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Refleksi IPA Pra Siklus..........................................................79
Lampiran 2 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I...............................81
Lampiran 3 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus I .............................................................93
Lampiran 4 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus I .............................................................96
Lampiran 5 Daftar Nilai Tes Formatif IPA Kelas V Siklus I..............................98
Lampiran 6 Hasil Refleksi IPA Siklus I..............................................................99
Lampiran 7 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II ...........................102
Lampiran 8 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus II...........................................................114
Lampiran 9 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus II...........................................................117
Lampiran 10 Daftar Nilai Tes Formatif IPA Kelas V Siklus II..........................119
Lampiran 17 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II..........................154
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains (IPA)
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan jaman dan memasuki dunia teknologi,
termasuk teknologi informasi. Pendidikan di masa sekarang ini seyogyanya
mampu membekali generasi muda dengan menemukan konsep-konsep sains
dengan matang, agar masalah-masalah yang akan timbul dimasa datang dapat
diantisipasi.
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara
sistematis. Belajar sains tidak cukup hanya mengahafal materinya saja tetapi
juga harus dapat memahami konsep-konsep didalamnya. Hal ini dapat tercapai
jika pembelajaran tersebut bermakna. Berdasarkan KTSP 2006 tujuan
pembelajaran sains meliputi : mengembangkan pemahaman tentang berbagai
macam gejala alam, konsep dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, melakukan kerja ilmiah untuk
membentuk sikap ilmiah, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, meningkatkan
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sekolah Dasar merupakan tempat pembelajran untuk mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan dasar tentang konsep maupun prinsip-prinsip,
mengembangkan sikap kritis dan kreatif dimana kemampuan ini menjadi
7
pijakan dalam pembelajaran selanjutnya. Keberhasilan pembelajaran di SD ini
akan mendorong keberhasilan pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi.
Guru bertugas mengoptimalkan kemampuan dasar siswa agar
berkembang secara efektif. Seorang guru harus dapat menjadi fasilitator siswa,
agar siswa tidak mengalami kesulitan dan kebosanan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Melihat hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran IPA pada
Standar Kompetensi Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta
fungsinya, Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi serta fungsinya, khususnya pada materi pembuatan magnet secara
konduksi, gosokan dan elektromagnetik ditemukan prestasi dan aktivitas
belajar siswa yang rendah. Alasan rendahnya prestasi dan aktivitas belajar
siswa ini dimungkinkan karena pembelajaran yang digunakan guru masih
konvensional yakni menggunakan metode ceramah. Kemungkinan lain adalah
guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran,
LKS, alat peraga sederhana, dan penggunaan media lainnya. Dengan demikian
akan sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Siswa terbiasa
dengan menghafal fakta-fakta, prinsip, rumus, hukum-hukum dan problem-
problem yang diberikan oleh guru, dengan demikian pemahaman konsep
cenderung rendah.
Gambaran nilai ulangan harian yang diperoleh dari 25 siswa yaitu, rata
rata nilai 54,80 dengan prosentase nilai mencapai KKM hanya 48 %. Dari
gambaran tersebut perlu adanya perlakuan baru guna peningkatan prestasi dan
aktivitas belajar siswa.
8
Agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran maka dapat dilakukan
perbaikan melalui metode demonstrasi dan media berupa benda nyata yang
ada disekitar, sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami
materi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah dengan media magnet, benda magnetik, kabel dan betere dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan
tentang membuat magnet ?
2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa V SD Negeri 01 Wiyorowetan tentang membuat magnet ?
Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka hipotesis yang
dapat penulis ajukan dalam rangka perbaikan pembelajaran ini adalah :
Jika dalam pembelajaran IPA , khususnya materi Membuat Magnet guru
menggunakan media dan metode yang tepat maka prestasi dan aktivitas siswa
akan meningkat hasilnya.
C. Tujuan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Dari rumusan masalah diatas, dapat ditentukan adanya tujuan
penelitian ini yaitu :
1. Untuk membuktikan bahwa hasil penggunaan media pembelajaran yang
sesuai dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN
Wiyorowetan.
9
2. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode demonstrasi dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Wiyorowetan.
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa menerima materi pembelajaran.
b. Mengaktifkan aktivitas belajar siswa.
c. Memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Bagi Guru
a. Memiliki gambaran tentang proses belajar mengajar mata pelajaran
IPA yang efektif.
b. Dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus
mencari solusi pemecahannya.
c. Dapat menyusun program peningkatan keefektifan pembelajaran IPA
pada tahap berikutnya.
d. Dapat saling berkolaborasi dengan teman sejawat untuk pemberian
masukan agar melaksanakan perbaikan pembelajaran yang lebih baik.
3. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Mengembangkan kurikulum tingkat sekolah dan kelas.
b. Meningkatkan kualitas praktik pendidikan.
c. Membantu mewujudkan efisiensi pengelolaan pendidikan.
d. Meningkatkan relevansi pendidikan.
e. Meningkatkan mutu pendidikan.
10
Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan juga untuk memenuhi
tugas akhir Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD 4412)
pada program Pendidikan S1 PGSD Universitas Terbuka.
Laporan ini penulis sajikan dengan kerangka laporan sebagai berikut :
I. Pendahuluan
II. Kajian Pustaka
III. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
V. Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar
Dimyati Mahmud (dalam Rumini,dkk,1995:59) menyatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun
yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang
karena pengalaman.
Menurut teori Gestalt yang dikutip dalam buku Ibrahim, belajar harus dimulai
dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam belajar siswa
harus mampu menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan
yang lainnya. Penangkapan makna dari hubungan inilah yang disebut
memahami, mengerti atau insight, (Ibrahim,2003:20-21).
Menurut Ernest Hilgard (dalam Ibrahim, 2003:21) ada enam ciri dari
belajar yang mengandung pemahaman, yaitu : (1) pemahaman dipengaruhi
oleh kemampuan dasar, (2) pemahaman diperngaruhi oleh pengalaman belajar
masa lalu, (3) pemahaman tergantung pada pengaturan situasi, (4) pemahaman
didahului oleh usaha coba-coba, (5) belajar dengan pemahaman yang dapat
diulangi, (6) pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam diri
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan
pengalaman.
12
B. Konsep Mengajar
Ali (1984:2) menyatakan mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada
siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila
diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.
William H Burton (dalam Ali, 1984:3) mengemukakan bahwa
mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang ( stimulus), bimbingan,
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan mengajar
merupakan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa dan memberi
stimulus serta bimbingan dalam proses belajar yang dilakukan oleh guru.
C. Konsep Belajar Mengajar
1. Pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari
kata ” instruktion” yang artinya pengajaran. Interaksi guru dan siswa ini
disebut juga sebagai proses belajar mengajar, (Ibrahim, 2003:11).
2. Faktor yang mempengaruhi optimalisasi interaktif dalam proses belajar
mengajar yang menyangkut kesiapan guru dan siswa antara lain :
a. Faktor minat dan perhatian
Kondisi belajar mengajar yang interaktif adalah adanya minat
dan perhatian siswa dalam belajar, yang merupakan faktor utama
penentu derajat keaktifan siswa. Menurut Mursell terdapat 22 macam
minat yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada
siswa, diantaranya anak memiliki minat terhadap belajar dan guru
13
berusaha membangkitkan minat siswa tersebut dengan cara memilih
dan menentukan bahan pengajaran sebagai key concept untuk
mendapatkan perhatian siswa secara penuh. Upaya meningkatkan
perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara mengajukan masalah.
b. Faktor Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dalam diri
seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motif adalah daya dalam
diri seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu. Motivasi dapat
timbul dalam diri siswa (intrinsik) dan pengaruh dari luar dirinya
(ekstrinsik). Guru hanya menjadi motivator untuk menumbuhkan
kedua motivasi tersebut.
c. Faktor Latar atau Konteks
Belajar berdasarkan realita yang menarik, dimulai dari yang
sederhana dapat memotivasi. Atau berdasarkan pengalaman dapat
mengikutsertakan siswa didalamnya. Dalam proses belajar mengajar,
guru perlu tahu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah
dimiliki oleh siswa, sehingga tidak terjadi kebosanan bagi siswa.
d. Faktor Perbedaan Individu
Perbedaan siswa menurut Mursell dibedakan secara vertikal
dan kualitatif. Perbedaan secara vertikal, yaitu berkenaan dengan
intelegensi umum dari siswa dan perbedaan kualitatif berkenaan
dengan bakat dan minat siswa. Guru harus jeli memperhatikan
14
persamaan dan perbedaan tersebut dan dapat mengoptimalkan
kemampuan mereka masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan
saling membelajarkan pada siswa. Siswa dengan kelebihan intelegensi
atau bakat dan minat tertentu dapat membantu siswa lain yang kurang
memahami.
e. Faktor Sosialisasi
Hubungan sosial di kelas agar tidak menimbulkan kegaduhan
maka dapat dilakukan melalui diskusi kelompok. Upaya ini dapat
mengembangkan potensi, melatih kerjasama, tumbuhnya kesadaran
perbedaan antar individu dan menumbuhkan solidaritas.
f. Faktor Belajar Sambil Bermain
Bermain adalah kebutuhan anak yang dapat menimbulkan
kegembiraan dan menyenangkan. Belajar dengan suasana bermain
akan mendorong siswa aktif belajar.
g. Faktor Belajar Sambil Bekerja
Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan
oleh siswa sehingga membuat pembelajaran terasa tidak membosankan
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu
dan memberikan penilaian terhadap hasil kerjanya.
h. Faktor Inkuiri
Pada dasarnya siswa mempunyai potensi berupa dorongan
untuk mencari dan mengembangkan sendiri baik fakta, konsep maupun
data informasi.
15
i. Faktor Memecahkan Masalah
Setiap anak menyukai tantangan. Guru harus dapat
memberikan tantangan yang sesuai agar siswa dapat terdorong untuk
belajar. Siswa akan dapat melihat masalah dan menentukan cara
pemecahan masalah sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3. Komponen –komponen yang membentuk kegiatan dalam proses belajar
mengajar yakni komponen input, komponen proses, dan komponen produk
(output) yang berisi sebagai berikut :
a. Komponen input terdiri dari sejumlah siswa dengan berbagai
kemampuan dasar yang telah dimilikinya antara lain :alat,
perlengkapan, fasilitas ruangan, sumber-sumber biaya, dan informasi
(seperti hasil tes dan dokumentasi).
b. Komponen proses terdiri dari program pengajaran, metode, teknik
bimbingan, prosedur evaluasi, dan strategi perbaikan.
c. Komponen produk terdiri dari perilaku siswa yang telah diperbaiki
atau dikembangkan, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
4. Ada lima variabel utama yang berperan pada proses belajar mengajar,
yaitu :
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran yaitu merupakan arah yang hendak
dicapai oleh setisp proses pembelajaran bersumber dari tujuan
kurikuler yang terkandung dalam setiap bidang studi.
b. Materi pembelajaran
16
Materi pelajaran adalah hal-hal yang akan disajikan kepada
siswa bertalian dengan usaha pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Metode dan teknik mengajar
Metode yaitu cara yang teratur untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan informasi dari guru dimana
informasi tersebut dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan teknik mengajar adalah prosedur atau langkah-langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Siswa
Siswa yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari,
penerima, dan penyimpan isi pelajaran.
e. Guru
Guru yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola,
pembimbing, sumber informasi, fasilitator dan sebagai model para
siswanya dalam proses pembelajaran.
D. Konsep Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Departemen
Pendidikan Nasional (2002) Prestasi Belajar diartikan sebagai hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).
Pengertian Prestasi Akademis (belajar) diartikan sebagai hasil
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi
yang bersifat kognitif dan biasanya ditemukan melalui pengukuran dan
penilaian. Belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
17
dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
E. Konsep Aktivitas Belajar
Yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar
siswa menurut John Dewey adalah aktivitas belajar yang berupa aktivitas
jasmaniah dan aktivitas mental. Penggolongan jenis aktivitas adalah sebagai
berikut :
1. Aktivitas Visual (visual activities), seperti membaca, menulis, melakukan
eksperimen dan demonstrasi.
2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti bercerita, membaca sajak, tanya
jawab dan diskusi.
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan
penjelasan guru, mendengarkan ceramah dari penceramah.
4. Aktivitas Gerak ( motor activities), seperti simulasi, bermain peran,
membuat peta atau tabel dan grafik.
5. Aktivitas menulis ( writing activities), seperti mengarang, membuat
ringkasan dan membuat makalah.
Dengan demikian proses belajar mengajar yang melibatkan siswa
melakukan sesuatu (aktivitas) akan memupuk rasa percaya diri, gembira ,
tidak membosankan dan dapat melihat hasilnya.
F. Konsep Metode Pembelajaran
Metode adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan
situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
18
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang
memuaskan.
Ibrahim (2003:106-107) menyatakan metode yang biasa digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar antara lain : metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode pemberian
tugas, metode karyawisata, metode sosiodrama dan lain-lain.
Metode ceramah, merupakan cara mengajar yang paling tradisional.
Ceramah adalah penuturan bahan ajaran secara lisan. Metode tanya jawab
adalah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Sedang metode
diskusi, pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik
yang sedang dibahas.
Metode demonstrasi, merupakan metode mengajar yang cukup efektif
sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati
suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode eksperimen, merupakan metode
yang langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari
jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Metode pemberian tugas,
dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas/
kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran.
Metode karyawisata, siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat
tertentu diluar sekolah, setelah melakukan kunjungan siswa-siswa diminta
untuk membuat / menyampaikana laporan. Metode sosiodrama atau bermain
19
peran, merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-
nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial
dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Materi IPA tentang membuat magnet dapat diajarkan kepada siswa dengan
metode demonstrasi . Diharapkan dengan metode demonstrasi berdasarkan
hasil diskusi kelompok siswa lebih aktif sehingga aktivitas belajar siswa dapat
meningkat.
G. Konsep Media Pembelajaran
Anderson (1987) dalam bukunya yang diberi judul Pemilihan dan
Pengembangan Media untuk membagi media menjadi dua kategori, yaitu alat
bantu pembelajaran (instruktional aids) dan media pembelajaran. Alat bantu
pembelajaran didefinisikan sebagai perlengkapan atau alat untuk membantu
guru atau pengajar memperjelas materi (informasi) yang akan disampaikan.
Contoh yang termasuk alat bantu antara lain : OHP, film bingkai (slide), foto,
peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya.
Heinich dan Molenda (1993) mengemukakan bahwa secara umum
media diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke
penerima. Media disini sebagai perantara yang dirancang untuk mencapai
tujuan tertentu Contoh media diantaranya adalah film, program televisi, kaset
audio, modul, slide , seri dan lain-lain.
Pada perbaikan pembelajaran ini media yang digunakan adalah model
benda sebenarnya yaitu berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan batere.
Benda –benda konkrit ini diharapkan dapat memacu keinginan siswa untuk
20
mengadakan percobaan, lebih terkesan, ingat sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
H. Konsep Perbaikan
1. Pengertian Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Ebbut (1985) mendefinisikan PTK merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik
dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari
tindakan tersebut.
Dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya dengan
melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang
diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari dikelas.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa tujuan Penelitian Tindakan Kelas oleh Suyanto (1997: Hasan
(1997) antara lain :
a. Untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah
b. Sebagai relevansi pendidikan
c. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
d. Untuk mengefisiensikan pengelolaan pendidikan.
3. Langkah-langkah PTK
Untuk melanjutkan PTK, guru mengawali dengan mengidentifikasi
masalah, dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan dicari
21
solusinya. Setelah guru menemukan masalah dilanjutkan melakukan
langkah-langkah seperti perencanaan , tindakan, pengamatan, dan refleksi.
4. Manfaat PTK
Manfaat yang didapat dari pelaksanaan PTK antara lain :
a. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan ditingkat kelas.
c. Peningkatan profesionalisme guru melelui proses latihan sistematik secara
berkelanjutan.
I. Konsep Evaluasi
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
tes. Suharsimi Arikunto (1997:146) menjelaskan bahwa observasi atau
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh indra. Di dalam observasi , peneliti menggunakan
panduan atau pedoman observasi yang berisi daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati. Pengamat tinggal memberi tanda atau
ceklis pada kolom tempat peristiwa muncul. Sedangkan tes adalah serenteten
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok.
Evaluasi yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah
jenis tes formatif berbentuk tertulis dan berisi soal obyektif dan subyektif.
22
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN PER SIKLUS
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Sekolah ini terletak di tepi
utara kota dekat dengan jalur pantai utara. Kompetensi yang akan dibahas
adalah ”Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan” pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang
peristiwa penting disekitar proklamasi.
2. Karakteristik siswa
Jumlah siswa kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan ini berjumlah 25
siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dilihat
dari kemampuan keseluruhan siswa ditemukan sebagian kecil siswa
berkemampuan kurang dari rata rata kelas.
3. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan disekitar SD Negeri 01 Wiyorowetan mempunyai
lingkungan yang religius dan masyarakat desa yang mempunyai rasa
kemasyarakatan yang tinggi tetapi masih sedikit masyarakat di sekitar
sekolah yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Banyak ditemukan data
pendidikan orangtua siswa rata rata hanya lulusan Sekolah Dasar.
Sebagian besar orangtua siswa bermata pencaharian sebagai buruh tani,
konveksi dan buruh di Jakarta. Kondisi ini menyebabkan perhatian dan
motivasi orang tua terhadap belajar anak-anaknya rendah.
23
4. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan selama satu bulan ,
yaitu dari bulan Januari sampai bulan Februari. Adapun jadwalnya sebagai
berikut :
No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan1.2.
3.
4.
5.
Refleksi pra Siklus.Pembelajaran Perbaikan Siklus I. ( 1 pertemuan x 35 menit )Pembelajaran Perbaikan Siklus II.( 1 pertemuan x 35 menit )Pembuatan Laporan Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan Siklus IIKonsultasi pembuatan laporan
25 Januari 201026 Januari 2010
1 Februari 2010
10 Februari 2010
14 Maret 2010
B. Deskripsi Perbaikan Per Siklus
1. Pra Siklus
Pembelajaran Pra Siklus dilaksanakan tanggal 18 Januari 2010,
penulis mengadakan pembelajaran IPA dengan materi ”Membuat
Magnet”.
a. Rencana Pra Siklus
Pada Pembelajaran pra siklus penulis merencanakan
pembelajaran dengan membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran pra siklus, disediakan lembar
observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa. Juga disiapkan
Lembar Soal untuk mengumpulkan data nilai tes formatif siswa.
Antara penulis dan pengamat datang lebih awal untuk menyamakan
persepsi tentang hal-hal yang akan diobservasi
b. Pelaksanaan Pra Siklus
1). Secara Umum
a). Berdoa
b). Mengabsen siswa
24
c). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik.
2). Secara Khusus
a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
macam-macam pembuatan magnet.
b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan dengan
cara induksi, gosokan dan elektromagnetik.
c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan
magnet di papan tulis .
d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara
membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan
elektromagnetik
e). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
f). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran.
g). Siswa mengerjakan soal tes formatif.
h). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.
c. Observasi Pembelajaran Pra Siklus
Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta
bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi
lembar observasi yang telah disediakan.
Lembar Observasi yang disiapkan dan disepakati dengan pengamat
adalah lembar Observasi tentang Aktivitas Belajar Siswa. Penulis juga
menyiapkan catatan penting tentang hal-hal yang terjadi dalam
pembelajaran.
25
d. Refleksi Pra Siklus
Ditemukan banyak kekurangan pada pembelajaran pra siklus,
terbukti hasil rata-rata nilai tes formatif siswa hanya mencapai 58.00.
Dan hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa menunjukkan
presentase yang sangat rendah yaitu 56.47 %. Dari hal-hal tersebut
diindikasikan penyebabnya adalah karena penulis tidak menggunakan
metode dan media yang tepat dalam pembelajaran IPA. Oleh karena
itu diperlukan perbaikan pembelajaran dengan metode dan media yang
tepat untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa.
2. Siklus I
a. Rencana Siklus I
Perbaikan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Perbaikan siklus I dilaksanakan tanggal 26 Januari 2009 dengan uraian
sebagai berikut :
Setelah rencana perbaikan disetujui oleh Supervisor, penulis
meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan perbaikan
pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan
rekan sejawat. Sebelum perbaikan pembelajaran dimulai, guru peneliti
dan pengamat menyamakan persepsi tentang aspek-aspek perbaikan
yang perlu diamati. Dalam pelaksanaannya pengamat duduk
dibelakang dan mengamati jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk
pengamat diberikan lembar observasi yang telah disiapkan dan datang
± 15 menit sebelum perbaikan pembelajaran dimulai .
26
Untuk mata pelajaran IPAyang menjadi fokus perbaikan adalah
” Apakah media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan metode demonstrasi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa ?”.
Perencanaan Perbaikan Siklus I
1). Secara Umum
a). Berdoa
b). Mengabsen siswa
c). Menyiapkan media pembelajaran
d). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik.
2). Secara Khusus
a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
macam-macam pembuatan magnet.
b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan dengan
cara induksi, gosokan dan elektromagnetik.
c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan
magnet di papan tulis .
d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara
membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan
elektromagnetik
e). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
27
e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet.
f). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
g). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran.
h). Siswa mengerjakan soal tes formatif.
i). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.
b. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I
1). Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan media magnet,
benda bermagnet, kabel dan batere dilakukan perbaikan antara lain:
a.). Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa
magnet, benda bermagnet, kabel dan batere.
b). Guru memasang gambar dan menjelaskan cara membuat
magnet secara induksi, gosokan dan elektromagnet.
c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara
membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan
elektromagnetik
d). Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan menyiapkan
alat sesuai gambar.
e). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
f). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil diskusi tentang langkah-langkah pembuatan magnet.
g). Siswa dan guru membahas hasil diskusi.
28
h). Secara individual siswa menulis rangkuman.
2). Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode
demonstrasi dilakukan perbaikan antara lain :
a). Guru menyiapkan gambar cara pembuatan magnet secara
induksi, gosokan dan elektromagnetik.
b). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
baha-bahan pembuatan magnet..
c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara
pembuatan magnet.
b). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
c). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet.
f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi.
c. Pengamatan / Observasi Siklus I
Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta
bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi
lembar observasi yang telah disediakan.
29
Lembar Observasi yang disiapkan dan disepakati dengan pengamat
adalah observasi aktivitas belajar siswa.
Selain observasi, data yang dilkumpulkan berupa hasil tes
formatif siswa. Guru memberikan tes formatif kepada siswa yang
hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan pembelajaran
yang telah disepakati bersama sebelumnya pada lembar observasi.
Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran.
d. Refleksi Siklus I
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada,
kemudian guru melakukan refleksi diri serta diskusi dengan teman
sejawat mengenai penampilan aktivitas perbaikan yang sudah
dilaksanakan dan hasil tes formatif siswa. Dalam siklus I ditemukan
beberapa aktivitas perbaikan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa
sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan pada beberapa aktivitas
yang belum maksimal pada kegiatan-kegiatan antara lain :
a). Penyiapan alat peraga bagi semua kelompok siswa dan guru.
b). Pemberian motivasi kepada siswa.
c). Pemberian apersepsi yang lebih menarik.
d). Pemberian informasi kegiatan yang lebih jelas.
e). Penggunaan media secara maksimal.
f). Pengelolaan diskusi kelompok yang efektif.
g). Bimbingan terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok.
h). Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
30
i). Ketertiban siswa saat penjelasan dari guru dan saat berdiskusi.
j). Antusiasme siswa untuk bertanya jawab dan berdiskusi.
k). Penggunaan media secara maksimal.
l). Penampilan siswa dalam demonstrasi dan menanggapi hasil diskusi
kelompok lain.
. Hasil tes formatif siswa mengalami peningkatan tetapi
masih ada 24 % siswa belum mencapai KKM Oleh karena itu
direncanakan ada perbaikan pembelajaran siklus II dengan penekanan
pada aktivitas belajar yang belum baik dan peningkatan terhadap hasil
prestasi belajar siswa..
3. Siklus II
a. Perencanaan Perbaikan Siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan tanggal 1 Februari 2010
dengan uraian sebagai berikut :
a. Perencanaan Perbaikan Siklus II
1). Secara Umum
a). Berdoa
b). Mengabsen siswa
c). Menyiapkan media pembelajaran
d). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan
baik.
2). Secara Khusus
a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang macam-macam pembuatan magnet.
31
b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan
dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik.
c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan
magnet di papan tulis .
d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang
cara membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan
dan elektromagnetik
e). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
f). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi
pembelajaran.
g). Siswa mengerjakan soal tes formatif.
h). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif.
b. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II
1). Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan media magnet,
benda bermagnet, kabel dan batere dilakukan perbaikan antara lain:
a.). Guru menyiapkan media berupa magnet, benda bermagnet,
kabel dan batere.
b). Guru memasang gambar cara membuat magnet secara induksi,
gosokan dan electromagnet.
c). Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan menyiapkan
alat sesuai gambar.
32
d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet.
f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi.
2). Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode
demonstrasi dilakukan perbaikan antara lain :
a). Guru menyiapkan gambar cara pembuatan magnet secara
induksi, gosokan dan elektromagnetik.
b). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
baha-bahan pembuatan magnet..
c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara
pembuatan magnet.
b). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
c). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat
laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar
Kerja Kelompok.
e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan
hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet.
f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi.
33
c. Pengamatan / Observasi Siklus II
Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta
bantuan teman sejawat untuk melakukan pendataan dengan mengisi
lembar observasi aktivitas belajar siswa yang telah disediakan.
Guru memberikan tes formatif kepada siswa yang hasilnya
sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan pembelajaran yang
telah disepakati bersama sebelumnya pada lembar observasi. Guru juga
menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran.
d. Refleksi Siklus II
Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada,
kemudian guru melakukan refleksi lagi serta diskusi dengan teman
sejawat mengenai penampilan aktivitas perbaikan yang sudah
dilaksanakan. Dalam siklus II beberapa aktivitas belajar siswa yang
direncanakan diperbaiki dari siklus I sudah menunjukkan hasil yang
baik dan tidak ditemukan kekurangan yang berarti. Maka diputuskan
bahwa perbaikan pembelajaran hanya sampai siklus II.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Per Siklus
Penulis telah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebanyak dua
siklus, yaitu siklus I pada tanggal 26 Januari 2010 dan siklus II pada tanggal 1
Februari 2010 dengan fokus perbaikan ” Apakah media magnet, benda
bermagnet, kabel dan batere serta metode demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa ?. Maka diperoleh hasil data dari 25 siswa
sebagai berikut :
a. Rekapitulasi Data Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA
NONAMA SISWA
KKM
PEROLEHAN NILAIJUMLAH
RATA-RATA
PraSiklus
SiklusI
SiklusII
1 ANDRI H. 65 50 70 90 210 70.002 WINDA DEVI 65 40 60 80 180 60.003 A.PERMADI 65 60 80 90 230 76.674 ARIAS S. 65 70 100 100 270 90.005 DWI BAGUS 65 20 40 60 120 40.006 EKA F. 65 70 90 100 260 86.677 EMA VIVI M. 65 40 60 80 180 60.008 ISWATUN K. 65 50 70 90 210 70.009 IKA N.Y. 65 60 80 100 240 80.0010 YOGIS L. 65 80 90 100 270 90.0011 LUTFIA Z. 65 80 100 100 280 93.3312 KAUTSAR 65 100 100 100 300 100.0013 M. RONY R. 65 40 100 100 240 80.0014 M. ALI YAFI 65 80 90 100 270 90.0015 M. RIDWAN 65 80 90 100 270 90.0016 M. NOR I. 65 70 100 100 270 90.0017 MUTIA F.E.F. 65 50 70 90 210 70.0018 MASLEKHA 65 20 50 70 140 46.6719 PUTRI F. 65 30 60 80 170 56.67
35
20 RATNA W. 65 80 90 100 270 90.0021 SINTA PUJI L 65 50 70 80 200 66.6722 TRI PUJI A. 65 70 100 100 270 90.0023 VIHA AINUN 65 60 80 90 230 76.67
24N.KHOLIFAH 65 20 60 70 150 50.00
25 RORO A. 65 80 100 100 280 93.33 Jumlah nilai 1450 2000 2270
Rata- rata kelas 58.00 80.00 90.80
Jumlah siswa tuntas 11 19 24
Presentase siswa tuntas 44% 76% 96%
Jumlah siswa tidak tuntas 14 6 1
Presentase siswa tidak tuntas 56% 24% 4%
Tabel 1
Rekapitulasi data prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA
Grafik 1
Grafik Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
10
2030405060708090
100
Nilai
Rat
a-ra
ta N
ilai
36
b. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa
No
ASPEK YANG DIAMATI
NILAI YANG DIPEROLEH ( %)
JUMLAH
RATA-RATA
%Pra
Siklus ISiklus I
Siklus II
1.
Pra KBMa. Ketertiban siswa saat
berdoa.b. Presensi kehadiran siswa.c. Kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
80
80
60
100
100
80
100
100
100
280
280
140
93
93
80
93
93
80
2.
Kegiatan Awal Antusias siswa
terhadap apersepsi guru.60 80 100 240 80 80
3.
Kegiatan Intia. Perhatian siswa terhadap
penjelasan gurub. Kesiapan siswa untuk
menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
c. Kesiapan siswa untuk menyiapkan media magnet, benda magnetik, kabel dan batere.
60
40
60
80
80
80
100
100
100
240
220
240
80
73
80
80
73
80
4.
Kegiatan Perbaikana. Kesiapan siswa untuk
berdiskusi sesuai kelompoknya.
b. Pemilihan formasi tempat duduk yang tepat untuk berdiskusi.
c. Ketertiban siswa saat berdiskusi.
d. Penunjukan ketua kelompok oleh siswa.
e. Interaksi aktif dalammasing-masing kelompok.
f. Pencatatan hasil demonstrasi dalam Lembar Kerja Kelompok
g. Kesiapan siswa mendemonstrasikan cara membuat magnet secara induksi, gosokan, dan elektromagnetik secara sistematis di depan kelas.
h. Kesiapan siswa menanggapi hasil demonstrasi kelompok lain dengan kalimat yang runtut.
80
80
60
60
40
60
20
40
100
100
80
100
100
100
4
80
100
100
100
100
100
100
5
100
280
280
240
260
240
260
10
220
93
93
80
86
86
86
3.3
73
93
93
80
86
86
86
66
73
37
5.
Kegiatan Akhira. Menyimpulkan isi materi
bersama guru. dengan guru.
b. Pencatatan kesimpulan di buku masing-masing siswa.
60
60
80
100
80
100
220
260
73
86
73
86
Jumlah 48 76 84 1401
% 56.47 89.41 98.82 82.41
Tabel 3
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Grafik 2
Grafik Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
56,47%
89,41%
98,82%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
38
d. Data Pencapaian KKM
Dari sejumlah 25 orang siswa di kelas V diperoleh data sebagai
berikut :
KKM : 60
No Jumlah siswa
SebelumPerbaikan
SiklusI
SiklusII
Jumlah
%Jumlah
%Jumlah
%
1. Siswa sudah memenuhi KKM
11 44 19 76 24 96
2. Siswa belum memenuhi KKM
14 56 6 24 1 4
Jumlah 25 100 25 100 5 100
Tabel 4
Data Pencapaian KKM Mata Pelajaran IPA
B. Pembahasan Per Siklus
1. Prestasi Belajar Siswa
Dari pengumpulan data hasil tes formatif siswa kelas V dalam mata
pelajaran IPA materi “ Membuat Magnet”, didapatkan nilai rata-rata pada
pembelajaran pra siklus hanya mencapai 58.00. Kemudian meningkat
menjadi 80.00 setelah dilakukan perbaiakan siklus I dan menjadi 90.80
setelah dilakukan perbaikan siklus II.
Untuk pencapaian KKM didapatkan hasil yang meningkat yaitu
dari 44 % pada pembelajaran pra siklus, menjadi 76 % setelah perbaikan
pembelajaran siklus I dan 96 % setelah perbaikan pembelajaran siklus II.
Hasil prestasi siswa yang rendah pada saat pembelajaran pra siklus
disebabkan karena pada saat pembelajaran penulis hanya menggunakan
media gambar, sehingga siswa kurang memahami materi. Peningkatan
hasil prestasi siswa terjadi setelah dilakukan perbaikan siklus I dan siklus
39
II disebabkan media yang digunakan penulis saat mengajar lebih
bervariasi yaitu menggunakan media konkrit yang merupakan alat dan
bahan pembuatan magnet.berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan
batere. Media tersebut dapat digunakan bergantian oleh semua siswa
dalam satu kelompok sehingga siswa menjadi tertarik, berkesan dan ingat.
2. Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat didapatkan hasil
presentase aktivitas belajar siswa meningkat yaitu dari 56.67 % pada
pembelajaran pra siklus, menjadi 89.41 % pada perbaikan siklus I dan
98.82 % pada pembelajaran siklus II.
Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran pra siklus
dikarenakan penulis hanya menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab dalam pembelajaran. Perbaikan pada siklus I dan II metode yang
digunakan lebih bervariasi yaitu metode demonstrasi melalui perwakilan
kelompok diskusi. Dengan metode ini siswa akan lebih aktif mencoba
penelitian, memaparkan hasil diskusi dan mendemonstrasikan hasil
diskusi kelompoknya.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan seperti tersebut
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I maupun siklus II pada
mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar ”Mendeskripsikan
humbugging gaya, gerak, dan energi serta fungsinya”.dalam materi
membuat magnet dengan fokus perbaikan “ Apakah dengan media magnet,
benda bermagnet, kabel dan batere dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa?”. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Penggunaan media magnet, benda bermagnet, kabel, dan betere dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bukti :
1). Pra Siklus mencapai nilai rata- rata 58.00
2). Siklus I mencapai nilai rata-rata 80,00.
3). Siklus II mencapai nilai rata-rata 90,80.
b. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dengan bukti :
1). Pra Siklus, presentasi keaktifan siswa mencapai 56.67 %.
1). Siklus I, presentasi keaktifan siswa mencapai 89,41 %.
2). Siklus II, presentasi keaktifan siswa mencapai 98,82 %.
41
c. Pencapaian KKM setelah perbaikan pembelajaran terbukti meningkat
dengan presentase pencapaian KKM sebagai berikut :
1). Pra Siklus presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran
mencapai 44 %.
2). Siklus I presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai
76 %.
3). Siklus II presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai
96 %.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka penulis memberikan
saran dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar
siswa antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Membiasakan diri berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.
b. Membiasakan bertanya jika belum memahami materi pembelajaran..
2. Bagi Guru
a. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan siswa untuk pembelajaran semua mata pelajaran.
b. Menggunakan media yang tepat dan menarik dalam setiap proses
pembelajaran dan usahakan media pembelajaran yang digunakan
mudah didapat di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
c. Memperbanyak intensitas latihan agar siswa terbiasa dengan metode
yang diterapkan oleh guru dan selalu terpantau hasil belajarnya.
42
d. Membiasakan saling berkolaborasi dengan teman sejawat untuk
membantu menilai proses pembelajaran yang guru lakukan.
e. Selalu menambah wawasan baru tentang berbagai metode, media dan
alat pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
3. Bagi Lembaga
Perlunya mengoptimalkan KKG sekolah maupun Gugus Sekolah
untuk berdiskusi membahas masalah-masalah yang terjadi di kelas atau
sekolah secara kontinyu dan terarah.
Karena penggunaan media magnet, benda bermagnet, kabel dan
betere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka diharapkan
metode dan media ini dapat digunakan oleh rekan guru dalam
pembelajaran IPA khususnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.Departemen Pendidikan Nasional, (2002:895), Kamus Besar Bahas Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka.Gagne Briggs dan Wager (dalam Udin S. Winataputra, dkk.2007:1.19), Teori
Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.Ibrahim R dan Nana Syaodih, 2003, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka
Cipta.John Dewey (dalam Udin S. Winataputra,dkk.2008:9.6), Materi dan
Pembelajaran IPS SD, Jakarta, Universitas Terbuka.Miarso (dalam Asep Harry Hernawan,dkk.2008:11.18), Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.Pringgawidagda, Suwarna, 2002, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta,
Adi Cita.Roestiyah,N.K.,1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.Wardani IGAK, Wihardit. K Nasution.N, (2007:3.42-3.45), Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rekapitulasi data Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA..............29
Tabel 2: Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA....................31
Tabel 3: Data Pencapaian KKM Mata Pelajaran IPA..........................................33
DAFTAR GRAFIK
Halaman
44
Grafik 1: Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Mata pelajaran IPA..............................................................................28
Grafik 2: Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA.......................................32