ptk suaidin

116
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TEOREMA PHYTAGORAS MELALUI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DALAM KELOMPOK KECIL PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEMPO Oleh:

Upload: emilia-sudiaryani-dewi

Post on 25-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penelitian tindakan kelas

TRANSCRIPT

LAPORAN

PAGE

LAPORANPENELITIAN TINDAKAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TEOREMA PHYTAGORAS MELALUI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DALAM KELOMPOK KECIL

PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEMPO

Oleh:

Drs. Suaidin UsmanNIP. 131694379Pengawas SMP/SMA/SMK

Dinas Diknas Kabupaten Dompu(Juara II Lomba Pengawas Prestasi Tkt,Propinsi NTB Thn 2008)DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN DOMPU

NUSA TENGGARA BARAT

2008LEMBAR IDENTITAS1. Judul PenelitianMeningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil pada SMP Negeri 1 Kempo

2. Peneliti

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

c. Pangkat dan Golongan

d. NIPe. Tugasf. Unit Kerja

g. Alamat

h. Alamat Rumah

DRS. SUAIDIN USMANLaki-laki

Pembina Tk I, IV/a131 694 379

Pengawas SMP/SMADinas Diknas Kabupaten DompuJln. Soekarno-Hatta No.17A DompuJln. Imam Bonjol Kel. Kandai II Lingkungan Polo RT 04 Woja DompuTlp. 0373- 21218

3. Lama Penelitian1 bulan

Dompu, 30 April 2008

Peneliti,

DRS. SUAIDIN USMANNIP. 131 694 379Lembar Pengesahan

Kaya Tulis Hasil Penelitian Tindakan Yang Berjudul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Maslah Matemaka Melalui pembelajaran Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil pada SMP negeri I Kempo yang ditulis oleh Drs.Suaidin Usman Pengawas SMP/SMA/SMK Kabupaten Dompu ini telah dipresentasikan dan diuji dalam seleksi pengawas prestasi tingkat propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2008 Hotel Lombok Raya Mataram dengan meraih Prestasi Juara II Tkt Propinsi NTB..

Kepala Dinas Diknas Kabupaten Dompu

Drs.Gaziamansyuri

Pembina Tk.I, IV/b

NIP.131967781

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas ini.

Tulisan ini adalah catatan ilmiah sederhana yang mengungkapkan upaya nyata penulis beserta rekan sejawat memperbaiki pembelajaran di kelas pada sekolah binaan, yang merupakan tuntutan profesi penulis sebagai pengawas.

Meskipun penulis telah berusaha agar tulisan ini menjadi karya yang baik, namun penulis merasa apa yang telah penulis lakukan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Identitas .

Kata Pengantar

Abstrak

Daftar Isi .

Daftar Tabel

Daftar Gambar

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah ..

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..

1.4. Hipotesis Tindakan

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write .

2.2. Belajar dalam Kelompok Kecil (Cooperative Learning) .....

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

Lokasi dan waktu penelitian ..

Faktor yang Diteliti

Pelaksanaan Penelitian ..

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian ..

Pembahasan .

V. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran ..

Daftar Pustaka .

Lampiran . ...

DAFTAR TABELTabel 2.1 Contoh Masalah Open-Ended dan Close-Ended

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Penalaran Matematik .

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Pendekatan Open-Ended

Gambar 4.1 Diagram Kemampuan Penalaran Matematik .

Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Kemampuan Penalaran Matematik .

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar ..

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lembar Kegiatan Siswa

3. Lembar Observasi

4. Kisi-Kisi Soal

5. Alat Evaluasi/tes

6. Catatan Hasil Tes.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan pemecahan masalah matematis merupakan bagian dari berpikir matematis tingkat tinggi yang bersifat kompleks, karena itu pembelajaran yang berfokus pada kemampuan tersebut memerlukan prasyarat konsep dan proses dari yang lebih rendah. Artinya kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa tidak ada tanpa kemampuan pemahaman yang baik. Hal ini meliputi materi maupun cara mempelajari atau mengajarkannya. Untuk itu dalam pembelajaran perlu dipertimbangkan tugas matematika serta suasana belajar yang mendukung untuk mendorong kemampuan tersebut. Pertimbangan ini menyangkut pengambilan keputusan pembelajaran yang digunakan di kelas yang diambil oleh guru.

Salah satu keputusan yang perlu diambil guru tentang pembelajaran adalah pemilihan pendekatan yang digunakan. Masih banyak guru matematika pada sekolah-sekolah binaan penulis, yang menganut paradigma transfer of knowledge, yang beranggapan bahwa siswa merupakan objek dari belajar. Dalam paradigma ini guru mendominasi dalam proses pembelajaran. Kenyataan ini telah diungkapkan oleh Ruseffendi (1991:328), bahwa matematika yang dipelajari siswa di sekolah sebagian besar tidak diperoleh melalui eksplorasi matematika, tetapi melalui pemberitahuan oleh guru. Walaupun dominasi guru dalam proses pembelajaran matematika tidak selamanya tidak baik, karena terdapat guru yang karena ketegasannya di kelas membuat siswa menjadi lebih bersungguh-sungguh. Namun menurut Sutiarso (2000) kondisi seperti ini menjadikan siswa pasif dalam belajar. Pembelajaran pada kondisi ini berpusat pada keterampilan dasar yang menekankan pada latihan mengerjakan soal rutin (drill) dengan mengulang prosedur serta lebih banyak menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Model pembelajaran seperti ini menurut Brooks & Brooks (Ansari, 2004) disebut pembelajaran mekanistik atau konvensional.

Kondisi pembelajaran dimana siswa belajar secara pasif, jelas tidak menguntungkan terhadap hasil belajarnya. Untuk itu perlu usaha guru agar siswa belajar secara aktif. Sriyono (1992) mengatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengaktifkan siswa dalam belajar. Dan proporsi aktivitas siswa dalam belajar akan lebih produktif apabila siswa belajar dalam kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut Sumarmo (2000) mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan, serta mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Pembelajaran yang diberikan pada kondisi ini ditekankan pada penggunaan diskusi, baik diskusi dalam kelompok kecil maupun diskusi dalam kelas secara keseluruhan. Meskipun kesimpulan tersebut diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa sekolah dasar, namun pengembangannya sangat mungkin untuk siswa pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Malone dan Krismanto (1997) mengatakan penggunaan kegiatan kelompok dalam belajar matematika direkomendasikan secara tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong motivasi siswa dalam pembelajaran. Salah satu cara pengelompokkan yang disukai siswa adalah berdasarkan keheterogenan siswa, sehingga pada tiap-tiap kelompok terdapat siswa yang pandai. Diharapkan mereka yang pandai ini dapat membantu siswa lainnya yang kemampuannya lebih rendah.

Dengan mempertimbangkan beberapa pendapat di atas, penulis melakukan sebuah penelitian kolaboratif bersama guru-guru matematika di lingkungan Dinas Diknas Kabupaten Dompu, dengan judul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Teorema Phytagoras Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil pada SMP Negeri 1 Kempo. Strategi pembelajaran yang digunakan ini mengharuskan siswa terlibat berpikir, berbicara, dan menulis dalam proses pembelajaran. Sedangkan model yang dipilih adalah pembelajaran dalam kelompok kecil dengan anggota 4 sampai 6 orang siswa yang dikelompokkan secara heterogen menurut kemampuan matematikanya. Pengelompokkan seperti ini dimaksudkan agar semua siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengembangan dua aspek kemampuan yaitu kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kempo melalui strategi think-talk-write dalam kelompok kecil. Lebih jelasnya masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pembelajaran dengan strategi think-talk-write dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa?1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini ditujukan untuk mengetahui :

a. Peningkatan kemapuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif dengan strategi think-talk-write dalam kelompok kecil sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah dalam pembelajaran matematika Teorema Phitagoras.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika teorema Phytagoras siswa.

c. Meningkatkan kolaborasi yang sinergis antara pengawas dan guru-guru pada sekolah binaan.

Manfaat penelitian tindakan ini adalah:

a. Siswa lebih bebas mengekspresikan kemampuan komunikasi matematiknya, sehingga kemampuannya dalam pemecahan masalah matematika menjadi lebih baik.

b. Guru menemukan pendekatan pembelajaran inovatif yang sesuai untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sekolah mendapatkan dampak positif dari terselenggaranya penelitian ini, karena kualitas siswa, guru dan pembelajaran semakin meningkat.

1.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

Jika dalam pembelajaran matematika Teorema Phytagoras diterapkan strategi Think-Talk-Write, maka kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa meningkat.

1. Ai landasan dan keterkaitan konsep, strategi dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu siswa menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

2. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa (atau satu) orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Selama kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai mediator dan jika diperlukan dapat memberikan arahan, petunjuk, serta dorongan.

2.2. Belajar dalam Kelompok Kecil (Cooperative Learning)

Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang disetting secara sistematis mengelompokkan siswa agar tercipta pembelajaran yang efektif serta dapat mengintegrasikan keterampilan sosial siswa yang bermuatan akademis. Dalam Cooperative Learning, siswa dibagi dalam kelompok kecil yang saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu masalah atau suatu tugas dalam mencapai tujuan bersama (Turmudi, 2001).

Dalam pembelajaran dengan Cooperative Learning siswa berlatih mendengar dan menghargai pendapat orang lain, saling membantu dalam membangun pengetahuan baru dengan mengintegrasikan pengetahuan lama masing-masing individu. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika serta dapat menerapkan nilai-nilai kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.

Malone dan Krismanto (1997) mengatakan bahwa terdapat fakta bahwa siswa mempunyai perkembangan sifat positif dan persepsi yang baik tentang belajar matematika dengan pengelompokan. Bahkan berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, penggunaan kegiatan kelompok dalam belajar matematika direkomendasikan secara tinggi untuk mendorong motivasi siswa dalam pembelajaran. Pada penelitian lain Duren dan Cherrington (1992) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam ingatan jangka panjang siswa (students long-term retention) antara siswa yang dalam belajarnya mengerjakan latihan secara kelompok dibandingkan dengan siswa yang bekerja secara sendiri. Dengan memberikan soal kepada dua kelompok siswa tersebut beberapa bulan setelah proses pembelajaran, diperoleh bahwa siswa yang dalam belajarnya bekerja dalam kelompok ternyata lebih mampu menguasai materi pelajaran dibandingkan dengan siswa yang dalam belajarnya bekerja secara individu.

Terdapat dua teori yang mendukung bahwa prestasi siswa yang dalam belajarnya bekerja dalam kelompok lebih baik dari siswa yang belajar secara tradisional yaitu Teori Motivasional dan Teori Kognitif (Slavin, 1995: 16).

Menurut teori motivasional terdapat tiga jenis motivasi orang dalam belajar yaitu: (1) kooperatif, yaitu seseorang yang dalam mencapai tujuan belajarnya diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan (usaha) orang lain; (2) kompetitif, yaitu seseorang yang dalam mencapai tujuan belajarnya diarahkan untuk menghalangi usaha orang lain dalam mencapai tujuannya; dan (3) individualistik, yaitu seseorang yang dalam mencapai tujuan belajarnya tidak mempengaruhi pencapaian tujuan belajar orang lain.

Menurut pandangan teori motivasional, belajar kooperatif menciptakan situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok agar tidak mengutamakan tujuan pribadinya adalah jika kelompoknya berhasil dengan baik. Oleh karena itu, keberhasilan kelompok harus diusahakan secara bersama dengan maksimal. Untuk mempertemukan tujuan dari masing-masing individu yang berbeda tersebut, setiap anggota kelompok harus membantu kelompoknya mengerjakan apapun yang dapat membuat kelompok itu sukses dan mendorong kelompoknya untuk berusaha secara maksimal.

Teori kognitif menekankan pengaruh dari kerja kelompok terhadap diri masing-masing anggota kelompok yaitu apakah kelompoknya sedang berusaha mencapai tujuan bersama yang merupakan gabungan dari tujuan masing-masing individu tersebut. Terdapat beberapa teori kognitif, yang secara garis besar dapat dibedakan atas: Teori Perkembangan Mental dan Teori Elaborasi Kognitif.

Menurut teori perkembangan mental pembelajaran terjadi saat anak bekerja pada suatu zona yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), yaitu suatu tingkat perkembangan sedikit berada diatas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Vigotsky (Slavin, 1995:17; Kariadinata, 2001) mendefinisikan zona perkembangan proksimal sebagai jarak antara level perkembangan nyata yang ditandai dengan kemampuan problem solving independent dan level perkembangan potensial ditentukan melalui pemecahan masalah dibawah bimbingan atau kolaborasi dengan orang yang lebih mampu. Untuk mencapai zona tersebut tugas guru adalah memberikan scaffolding, yaitu sejumlah bantuan kepada anak pada tahap awal pembelajaran, dan berangsur-angsur menguranginya untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk bekerja secara mandiri pada saat mereka sudah mampu. Bantuan dimaksud dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, mengaitkan masalah dengan langkah-langkah penyelesaian masalah, memberi contoh, atau hal-hal lain yang memungkinkan anak untuk tumbuh mandiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan keuntungan belajar dengan Cooperative Learning tidaklah cukup dengan siswa duduk berkelompok kemudian mengerjakan tugasnya secara individu, atau menugaskan seseorang dalam kelompoknya untuk menyelesaikan seluruh tugas kelompoknya. Pelaksanaan model ini haruslah didasari oleh filosofis getting better together, yang artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang terbaik hendaklah dilakukan secara bersama-sama.

Johnson & Johnson (Astuti, 2000: 20) mengemukakan syarat agar belajar kooperatif dapat berhasil, yaitu:

1. Adanya saling ketergantungan yang positif. Hal ni menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar mendorong siswa untuk saling membutuhkan.

2. Adanya interaksi tatap muka secara langsung sehingga dapat melakukan dialog dan dapat mengembangkan komunikasi yang efisien.

3. Adanya akuntabilitas individu. Artinya setiap individu dituntut memberikan andil bagi keberhasilan kelompok.

4. Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal, yang berupa keterampilan sosial berupa: tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain secara benar, berani mempertahankan pikiran dengan logis, dan berbagai keterampilan lain yang bermanfaat untuk menjalin hubungan antar individu.

Untuk memenuhi tujuan tersebut perlu dipenuhi dalam Cooperative Learning hal-hal sebagai berikut bahwa para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa: 1) mereka adalah bagian dari tim dan tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan bersama, 2) masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya kelompok menjadi tanggung jawab bersama, 3) untuk mencapai hasil maksimal mereka harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang mereka hadapi, dan 4) setiap pekerjaan siswa berakibat langsung pada keberhasilan kelompoknya (Turmudi, 2001).

Dalam membentuk kelompok Malone dan Krismanto (1997) mengusulkan salah satu cara yang dalam penelitiannya terbukti disukai siswa adalah berdasarkan keheterogenan kemampuan siswa dalam kelompok, sehingga pada setiap kelompok terdapat siswa pandai yang dapat membimbing atau membantu siswa lain dalam kelompok yang berkemampuan kurang. Sebaliknya siswa yang lemah tidak merasa enggan untuk berdiskusi dengan siswa yang pandai, sehingga dapat terjadi kolaborasi antar siswa tanpa melihat perbedaan latar belakang.

2.3. Kemampuan Komunikasi Matematika

Kemampuan komunikasi matematika atau komunikasi dalam matematika adalah kemampuan:

Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika

Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar

Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika

Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pernyataan yang relevan

Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi

2.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan:

Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan

Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik

Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika

Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal

Menggunakan matematika secara bermakna.

2.5 Teorema Phytagoras

III. METODOLOGI PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kempo pada Kelas VIII yang jumlah siswanya 40 orang, terdiri dari 25 perempuan dan 15 laki-laki. Penelitian ini berlangsung pada semester pertama Tahun Pelajaran 2007/2008. Siswa yang menjadi subyek penelitian memiliki karakteristik yang beragam, baik dari segi kemampuan, motivasi maupun latar belakang pengetahuannya. Itulah sebabnya penulis tertarik melakukan penelitian pada kelas tersebut.

3.2. Faktor yang Diteliti

Untuk berhasilnya tujuan penelitian, maka beberapa faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor Guru

Karena penelitian ini bersifat kolaboratif, maka hal-hal yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran dalam penelitian ini adalah: apakah guru berhasil dalam menyampaikan konsep, membimbing dan memotivasi siswa.

b. Faktor Pembelajaran

Faktor yang diteliti dalam hal pembelajaran adalah: apakah perencanaan, metode atau pendekatan pembelajaran dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

c. Faktor Siswa

Siswa menjadi sentral utama dari penelitian ini. Semua kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran diamati dan dicatat perkembangannya untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus pembelajaran selanjutnya.

Aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran diamati dengan menggunakan instrumen Lembar Observasi.

d. Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan pemecahan masalah matematika siswa.

Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan pemecahan masalah matematika siswa adalah hasil akhir yang diharapkan terlihat setelah pemberian perlakuan. Oleh karena itu setiap akhir siklus, kemampuan ini diukur dengan instrumen tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika untuk mengetahui apakah tujuan penelitian telah tercapai.

e. Ketuntasan Belajar

Prosentase ketuntasan belajar siswa merupakan bagian penting yang diamati dalam penelitian ini. Siswa dianggap tuntas belajar apabila penguasaan materinya lebih dari 65%, atau mendapat nilai rata-rata 6,5 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan dalam kurikulum SMP Negeri 1 Kempo.

3.3. Pelaksanaan PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan pada masing-masing siklus diuraikan secara singkat berikut ini:

a. Siklus Pertama

Kegiatan perencanaan pada siklus pertama adalah tim peneliti berkolaborasi dengan guru matematika dalam mengembangkan scenario pembelajaran dengan strategi think-talk-write. Selanjutnya tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini siswa belum terbiasa dengan strategi think-talk-write. Masih banyak yang terlihat kebingungan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sekenanya. Beberapa siswa ( sekitar 10% ) mulai menyesuaikan diri dengan cara belajar baru ini, tetapi masih gagal dalam memberikan respon yang diinginkan. Selanjutnya kekurangan-kekurangan tersebut menjadi bahan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil formatif siswa menunjukkan bahwa upaya memperbaiki kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah siswa masih terhambat karena pembelajaran dengan strategi think-talk-write tidak familiar dengan siswa.b. Siklus Kedua

Pada siklus kedua dilakukan perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Suasana kompetisi dalam memberikan penyelesaian masalah dalam setiap kelompok mulai muncul. Setiap siswa yang berusaha mengemukakan pendapatnya diberi penghargaan dengan memberi perhatian dan meminta temannya untuk memberikan pendapatnya. Suasana belajar mulai hidup dan siswa mulai terbiasa dengan belajar berkelompok dan mengemukakan pendapat. Dari setiap kelompok diskusi mulai dihasilkan berbagai alternatif jawaban yang cukup kreatif. Pada tahap ini hasil tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah siswa meningkat walaupun belum merata.

c. Siklus Ketiga

Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan pembelajaran pada siklus kedua, maka perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga diarahkan untuk semakin meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika. Masalah-masalah semakin dibuat sulit agar siswa tertantang untuk mengerahkan segala kemampuan matematiknya untuk dapat menjawab masalah tersebut. Siswa nampak mulai aktif dalam diskusi setiap kali dihadapkan pada masalah. Siswa diminta membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan siswa lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Hasil tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa pada siklus ini meningkat seperti yang diharapkan.IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil PenelitianSeperti tertuang dalam tujuan penelitian, penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan strategi think-talk-write dalam kelompok kecil. Hasil observasi tim peneliti selama pelaksanaan pembelajaran diuraikan sebagai berikut:

a. Pada siklus pertama, tim peneliti belum berhasil menjadikan semua siswa memahami konsep. Tetapi kegiatan membimbing dan memotivasi siswa sudah mulai terlihat hasilnya. Penanaman konsep pada siklus kedua dan ketiga lebih ditingkatkan lagi dengan tidak mengurangi kegiatan membimbing dan memotivasi siswa.

b. Kegiatan pembelajaran sejak siklus pertama sampai siklus ketiga berjalan sesuai yang direncanakan, meskipun ada hambatan dari siswa karena masalah kebiasaan.

c. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa selama berlangsungnya kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Kelompok KecilNo.Aspek yang DiamatiSiklus ISiklus ISiklus I

BCKBCKBCK

1Think:

Membaca dan mencari informasi yang berkenaan dengan tugas.vvv

Talk:

a) Mengajukan pertanyaan/ Mengemukakan pendapat/ Menanggapi pendapatvvv

b) Mencari informasi yang berkenaan dengan tugas (bertanya dan membaca)vvv

c) Penyelesaian tugas vvv

d) Keterlibatan anggota dalam kegiatan Kelompokvvv

3Write:

Menulis vvv

d. Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan hasil tes selama tiga siklus dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.1 Diagram Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika

e. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa selama tiga siklus dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data secara sederhana, maka beberapa hal yang terungkap dalam penelitian ini adalah:

a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pelajaran dan lebih mudah mengungkapkan ide-idenya. Pembelajaran dengan strategi think-talk-write membuat suasana pembelajaran yang bebas, responsif, dan mendukung karena banyak jawaban benar sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh jawaban sendiri. Dengan demikian siswa memiliki keinginan untuk mengetahui jawaban yang lain, dan mereka dapat membandingkan dan mendiskusikan solusi masing-masing. Karena siswa sangat aktif maka hal tersebut membawa semua siswa pada diskusi kelas yang menarik.

b. Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematiknya secara komprehensif. Karena banyak solusi berbeda maka semua siswa dapat memilih cara yang paling mereka sukai dan memunculkan ide mereka sendiri untuk menyelesaikan soal.

c. Setiap siswa dapat merespon soal dalam beberapa cara berbeda menurut caranya sendiri. Banyaknya siswa yang menjawab benar dengan alasan yang benar semakin meningkat.

d. Pembelajaran dengan strategi think-talk-write memberikan siswa pengalaman bernalar melalui kegiatan membandingkan dan diskusi dalam kelas, sehingga siswa sangat termotivasi untuk memberikan alasan dari jawaban-jawabannya kapada siswa-siswa lain. Kegiatan ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir mereka.

f. Terjadi penambahan pengalaman bagi siswa untuk menikmati kesenangan menemukan dan menerima persetujuan dari teman sekelasnya. Karena siswa memiliki jawaban sendiri maka siswa akan tertarik untuk mengetahui jawaban teman-temannya.

Dari kegiatan pembelajaran dengan strategi think-talk-write dalam kelompok kecil, yang telah dilakukan dalam penelitian ini, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa.

V. SIMPULAN DAN SARAN4.1. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan hasil pengamatan yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa meningkat setelah mendapatkan pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil.

b. Meningkatnya kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika mengoptimalkan prestasi belajar matematika siswa.

4.2. SaranPembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil adalah pembelajaran yang bernafaskan konstruktivisme. Menurut faham ini, ilmu pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan bukan dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran ini sangat cocok dilakukan di kelas untuk membantu siswa membangun pengetahuannya. Pembelajaran ini tidak membutuhkan biaya seperti halnya bentuk-bentuk pembelajaran lainnya, hanya saja diperlukan persiapan yang matang terutama dalam hal mengembangkan soal-soal contoh dan latihan. Penerapan pembelajaran dengan Pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil ini memungkinkan untuk diterapkan pada mata pelajaran lain selain matematika.

Hasil penelitian ini hendaknya menjadi sumber inspirasi bagi pengawas untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran di sekola-sekolah binaan. Sedangkan bagi sekolah, hendaknya dapat diterapkan strategi pembelajaran yang inovatif agar diperoleh hasil belajar yang berkualitas.DAFTAR PUSTAKAAnsari, B.I (2004). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi Doktor PPS UPI Bandung: Tidak dipublikasikan.

Astuti, W.W. (2000). Penerapan Strategi Koperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas II MAN Magelang. Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Duren, P.,E. dan Cherrington, A. (1992). The Effective of Cooperative Group Work Versus Independent Practice on the Learning of Some Problem Solving Strategies. Official Journal of School Science and Mathematics, 92 (2). 80-83.

Hudoyo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Huinker, D. dan Laughlin, C. (1996). Talk Your Way into Writing. Dalam Communication in Mathematicss K-12 and Beyond, 1996 year book. National Council of Teachers of Mathematics.

Kariadinata, R. (2001). Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Analogi Matematika Siswa SMU melalui Pembelajaran Kooperatif. Tesis PPS UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Malone, J.A. dan Krismanto, A. (1997). Indonesian Students Attitudes and Perceptions Towards Small-Group Work in Mathematics. Journal of Science and Mathematics Educations in Southeast Asia. XVI (2). 97-103

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Silver, E.A. dan Smith, M.S. (1996). Building Discourse Communities in Mathematics Classrooms: A Worthwhile but Challenging Journey. dalam Communication in Mathematicss K-12 and Beyond. 1996 year book. National Council of Teachers of Mathematics.

Slavin, R. E. (1994). Educational Psychologi: Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.

Sriyono (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rinika Cipta.

Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian. Bandung: Lembaga Penelitian UPI.

Sutiarso, S. (2000). Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: tidak diterbitkan.

Turmudi (Ed)(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI Bandung: JICA, FPMIPA-UPI.

Satuan Pendidikan: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: VII (Delapan)

Pokok Bahasan: Teorema Pythagoras

Sub Pokok Bahasan: Menemukan Teorema

Pythagoras

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan ke

: 1(satu)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyelesaikan soal-soal tentang kuadrat, akar kuadrat, dan luas persegi yang diketahui panjang sisi-sisinya.

2. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras dan syarat-syarat berlakunya.

3. Menuliskan terorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 1

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

a) Model Pembelajaran : Kooperatif

b) Strategi

: Think-Talk-Write.

I. Pendahuluan

Guru menginformasikan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

Untuk motivasi siswa, guru dapat mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup

a) Siswa dmembuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

b) Memberikan pekerjaan rumah.

Pokok Bahasan: Teorema Pythagoras

Topik

: Menemukan Teorema Pythagoras

Waktu

: 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap bagian tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.

2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.

3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.Bagian A: Mengingat Kembali Kuadrat dan Akar Kuadrat Suatu Bilangan, Luas Persegi.

1. Pak Amin dan Pak Amat masing-masing mempunyai sebuah kolam ikan berbentuk persegi. Pak Amin hanya tahu luas kolamnya yaitu 256m2, sedangkan pak Amat hanya tahu panjang sisi kolamnya yaitu 4,2 m. bagaimana kamu menjelaskan pertanyaan berikut?

a. Berapa panjang sisi kolam pak Amin?

b. Berapa luas kolam pak Amat?

2. Kartu pelajar Selvi berukuran 6 cm x 8 cm. Jelaskan bagaimana caranya ia menghitung panjang diagonal kartu itu? Adakah cara lain?

Penyelesaian:

Bagian B: Menemukan Teorema Pythagoras1. Tiga orang warga desa mempunyai tanah berbentuk persegi dengan ukuran lebar masing-masing 9m, 12m, dan 15m. Posisi tanah mereka adalah seperti Gambar 1

a. Tentukan luas masing-masing bagian tanah tersebut!

b. Jika ukuran tanah tersebut diganti masing-masing dengan lebar I: 5m, II: 12m, dan III: 13m, tentukan luas setiap bagian tanah.

c. Bagaimanakah hubungan luas setiap bagian tanah itu?

d. Bangun yang terdapat di antara ketiga bagian tanah tersebut adalah .

Sisi yang terpanjang dari bangun itu disebut hipotenusa.

Sebutkan dengan bahasa kamu hubungan hipotenusa dengan 2 sisi yang lain!

.

Hubungan yang kamu dapatkan merupakan bunyi Teorema Pythagoras2. Perhatikan Gambar 2 di bawah. Persegi EFGH terdapat di dalam persegi ABCD dan Persegi EFGH membagi sisi-sisi persegi ABCD kedalam a dan b satuan. Tentukan

a. Luas ABCD.

b. Luas segitiga AEH.

c. Luas daerah yang diarsir.

d. Luas daerah EFGH.

e. Jika panjang sisi EFGH kita

namakan dengan c, tentukan hubungan a, b, dan c.

Jika kita ambil salah satu segitiga yang diarsir:

Kita peroleh

. = + .

3. Tentukan hubungan ketiga sisi segitiga beikut:

4. Gunakan hubungan diatas untuk menentukan panjang sisi segitiga siku-siku berikut yang belum diketahui;

Penyelesaian:

Bagian C. Soal-Soal Latihan

5. Tuliskan rumus Pythagoras dari segitiga siku-siku dibawah ini dan lukiskan pembentukan rumus tersebut.

6. Misalkan sebidang kebun berbentuk persegi panjang ukurannya dinyatakan 3x meter dan 4x meter, serta panjang diagonalnya 50 meter. Berapakah nilai x?

7. Pada gambar berikut terdapat beberapa buah segitiga. Sebutkan pada segitiga mana saja berlaku teorema Pythagoras? Mengapa?

Sebutkan hubungan itu!

Penyelesaian:

Satuan Pendidikan: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II (Dua)

Pokok Bahasan: Teorema Pythagoras

Sub Pokok Bahasan: Penggunaan Teorema Pythagoras

pada Bangun Datar

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan ke

: 2 (dua)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung sisi segitiga siku-siku.

2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bidang datar.

3. Menyelesaikan soal cerita tentang penggunaan terorema Pythagoras pada bidang datar.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 2

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

a) Model Pembelajaran : Kooperatif

b) Strategi

: Think-Talk-Write.

I Pendahuluan

a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.

b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup

a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

b) Memberikan pekerjaan rumah.

Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Topik : Penggunaan Teorema Pythagoras

Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk: Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.

2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.

3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.Bagian A: Penggunaan Teorema Pythagoras pada Bangun Datar

1. Untuk mengecat dinding rumahnya Dedi menggunakan tangga setinggi 5 meter. Ujung tangga diletakkan di tanah sejauh 4 meter dari dinding.

a. Gambarlah posisi tangga terhadap dinding.

b. Tentukan tinggi ujung tangga dari lantai.

2. Sebuah layang-layang ABCD seperti gambar di samping, BD = 48 cm, AC = 24 cm, dan BE = 16 cm. Hitunglah panjang AB dan AD

3. Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A ke jurusan 0900 menuju pelabuhan B yang jaraknya 68 mil. Dari pelabuhan B, kapal berlayar ke jurursan 0000 menuju pelabuhan C. Jika jarak pelabuhan A ke pelabuhan C adalah 85 mil, berapa mil jarak pelabuhan B ke pelabuhan C?

4. Perhatikan gambar berikut:

Hitunglah luas daerah yang diarsir.

Penyelesaian:

Bagian B: Soal-Soal Latihan

5. Gambar di samping adalah rumah tampak dari depan.Tentukan tinggi rumah dari dasar lantai sampai ke puncak atap!

6. Persegi PQRS mempunyai dua titik sudut P(2,1) dan R(6,5). Gambarlah persegi itu pada kertas berpetak, kemudian tentukan panjang diagonal dan panjang sisinya.

7. Pada gambar berikut, tentukan nilai p dan q

Penyelesaian:

Satuan Pendidikan: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II (Dua)

Pokok Bahasan: Teorema Pythagoras

Sub Pokok Bahasan: Penggunaan Teorema Pythagoras

pada Bangun Ruang

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan ke

: 3 (tiga)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bangun ruang.

2. Menyelesaikan soal cerita tentang penggunaan terorema Pythagoras pada bangun ruang.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 3

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

2 Model Pembelajaran : Kooperatif

2 Strategi

: Think-Talk-Write.

I Pendahuluan

a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.

b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup

c) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

d) Memberikan pekerjaan rumah.

Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Topik : Penggunaan Teorema Pythagoras

Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.

2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.

3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.Bagian A: Penggunaan Teorema Pythagoras pada Bangun Ruang

1. Suatu ruang kelas berukuran panjang 8 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 3 meter.

a. Berbentuk bangun geometri apakah ruang kelas tersebut? Buat gambarnya!

b. Tentukan panjang salah satu diagonal ruangnya!

2. Kubus ABCD.EFGH seperti terlihat pada gambar di samping. Panjang sisinya = 8 cm. Tentukan panjang garis HI

3. Perhatikan limas T.ABCD pada gambar di samping. Jika TA = TB = TC = TD = 15 cm, dan AB = BC = CD = AD = 10cm. Tentukan tinggi limas!

Penyelesaian:

Bagian B: Soal-Soal Latihan

4. Sebuah kubus mempunyai panjang rusuk p dan diagonal ruang q.

a. Buat gambar kubus dan diagonal ruang itu!

b. Tentukan hubungan p dengan q5. Sebuah balok mempunyai perbandingan ukuran panjang : lebar : tinggi = 1 : 2 : 3. Jika panjang diagonal ruangnya (126, berapakah ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut?

6. Sebuah kolam bentuk penampang dan ukurannya adalah seperti gambar di samping. Tentukan selisih panjang penampang atas dengan panjang penampang dasar kolam!

Penyelesaian:

Satuan Pendidikan

: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II (Dua)

Pokok Bahasan

: Teorema Pythagoras

Sub Pokok Bahasan: Tripel Pythagoras

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan ke

: 4 (empat)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menentukan pasangan-pasangan tiga bilangan yang merupakan tripel Pythagoras.

2. Menunjukkan bahwa suatu segitiga siku-siku dengan cara mengetahui ketiga sisinya.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 4

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Model Pembelajaran : Kooperatif

2. Strategi

: Think-Talk-Write.

I Pendahuluan

a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.

b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju pada jawaban yang benar.

III. Penutup

a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

b) Memberikan pekerjaan rumah.

Pokok Bahasan: Teorema Pythagoras

Topik

: Tripel Pythagoras

Waktu

: 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut..

2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.

3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.Bagian A

1. a. Gambarlah dengan teliti segitiga dengan sisi-sisi sebagai berikut:

i) 3, 4, 5 cm. ii) 5, 12, 13 cm. iii) 6, 8, 10 cm.

b. Segitiga apa yang kamu dapatkan? (gunakan busur).

c. Hubungan apa yang terdapat pada sisi-sisi setiap segitiga itu?

d. Dari (a), (b), dan (c), Tuliskan kesimpulan yang dapat kamu ambil!

2. Cari 5 pasang bilangan yang memenuhi kesimpulan yang kamu peroleh pada soal nomor 1(d).

Pasangan-pasangan bilangan yang kamu peroleh disebut Tripel Pythagoras

3. Manakah pasangan bilangan dibawah ini yang merupakan tripel Pythagoras?

a. 4, 7, 8. b. 12, 16, 20. c. 8, 15, 17. d. 12, 15, 9.

4. Apakah segitiga dengan panjang sisi-sisinya sebagai berikut adalah siku-siku?

a. 3, 4, 5. b. 9, 10, 11. c. 1, 2, (5. d. 25, 30, 40.

Penyelesaian:

Bagian B:

1. Sebuah segitiga mempunyai koordinat titik sudut ( -3,7), (2,7), dan (2,1).

a. Buat gambarnya.

b. Selidiki apakah segitiga tersebut siku-siku! Jelsakan!

2. Pada gambar berikut (MKL adalah siku-siku.

Berapakah luas segitiga tersebut?

Penyelesaian:

Satuan Pendidikan: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II (Dua)

Pokok Bahasan: Garis-Garis Sejajar

Sub Pokok Bahasan: Sifat-Sifat Garis Sejajar

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan ke

: 5 (lima)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyebutkan sifat-sifat dua garis yang sejajar.

2. Menyelesaikan soal menggunakan sifat-sifat garis sejajar.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 5

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Model Pembelajaran : Kooperatif

2. Strategi

: Think-Talk-Write.

I Pendahuluan

a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.

b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup

a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

b) Memberikan pekerjaan rumah.

Pokok Bahasan: Garis-Garis Sejajar

Topik

: Sifat-Sifat Garis Sejajar

Waktu

: 2 jam pelajaran

Petunjuk :Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut..

2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.

3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.Bagian A. Pengertian Garis-Garis Sejajar

1.Perhatikan gambar berikut:

a. Tunjukkan dengan menebalkan garis-garis yang saling sejajar pada gambar.

b. Tuliskan pengertian garis-garis sejajar menurut pendapat kamu!

c. Sebutkan contoh-contoh lain dari garis-garis sejajar.

Bagian B: Sifat-Sifat Garis Sejajar

2. a.Buat sebuah garis melalui titik A sejajar dengan garis l.

b.Adakah garis lain sejajar l melalui titik A? Jelaskan!

c.Tuliskan Kesimpulanmu beradasarkan (b)!

3. Apakah yang terjadi jika satu garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar?

Jelaskan jawabanmu dan buat gambarnya!

4. Perhatikan gambar berikut: Garis l sejajar dengan garis m (l//m). Jika garis n//m, apakah hubungan garis l dengan garis n?

5. Berdasarkan soal nomor 2 sampai 4, sebutkan 3 sifat garis-garis sejajar!

Penyelesaian:

Bagian C.

5. Perhatikan gambar balok disamping.

a. Sebutkan garis-garis yang sejajar dengan EB dan EF.

b. Apakah AD // CD, EH //BC?

Mengapa?

6. Benar atau salahkah pernyataan dibawah ini? Berikan alasan!

a. Melalui dua titik berbeda hanya dapat dibuat satu garis lurus.

b. Melalui sebuah titik di luar suatu garis lurus hanya dapat dibuat satu garis lurus.

c. Apabila garis h // I dan I // j maka pasti h // j.Penyelesaian:

Bagian D:

7. Jika di antara dua garis sejajar terdapat sebuah titik, dapatkah dibuat sebuah garis yang memotong kedua garis tersebut? Jelaskan dan buat gambarnya.

8. Terdapat dua garis sejajar misalkan garis x dan y. Garis z memotong garis x membentuk sudut 600.

a. Buat gambarnya.

b. Apakah garis z memotong garis y? Mengapa?

c Jika z memotong y tentukan semua sudut yang terjadi pada garis y!

Penyelesaian:

Satuan Pendidikan: SMP

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II (Dua)

Pokok Bahasan: Garis-Garis Sejajar

Sub Pokok Bahasan: Sudut-Sudut yang terjadi Jika Dua

Garis sejajar Dipotong Sebuah Garis

Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Pertemuan ke

: 6 (enam)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:

1. Menyebutkan sudut-sudut yang sehadap, berseberangan luar atau dalam, dan sepihak dalam atau luar dari sebuah gambar yang disajikan.

2. Menyebutkan hubungan antara sudut-sudut sehadap, berseberangan dalam atau luar, dan sepihak luar atau dalam.

3. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan hubungan antara sudut-sudut sehadap, berseberangan dalam atau luar, dan sepihak luar atau dalam.

B. Sumber Pembelajaran

1. LKS 6

2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Model Pembelajaran : Kooperatif

2. Strategi

: Think-Talk-Write.

I Pendahuluan

a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.

c) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal yang tidak dipahaminya.

b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.

d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup

a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

b) Memberikan pekerjaan rumah.

Kisi-Kisi Soal Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis

Sekolah/Kelas: SLTP/II

Alokasi Waktu: 80 menit

Mata Pelajaran: Matematika

Jumalh Soal

: 10 Butir

A. Kisi-Kisi Soal Komunikasi Matematis

A. Sub Pokok BahasanAspek yang DiukurIndikatorNo.

Soal

1. Penggunaan Teorema Pythagoras pada Bangun DatarKomunikasi Siswa dapat membuat ilustrasi gambar dan membuat perkiraan dari soal cerita yang memuat perhitungan dengan teorema Pythagoras.1

2. Peng. Teo. Pythagoras pada Bangun RuangKomunikasiSiswa dapat membuat gambar dan rumusan hubungan sisi-sisi dengan diagonal ruang suatu balok. 2

3. Kebalikan Teo. PythagorasKomunikasiSiswa dapat membuat gambar dan menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari suatu segitiga sehingga segitiga tersebut siku-siku dari soal yang disajikan dalam bentuk cerita.3

4. Sifat-Sifat Garis-Garis Sejajar

5. Hubungan Sudut-Sudut yang Terbentuk jika Sepasang Garis Sejajar dipotong Garis Lain

KomunikasiSiswa dapat membuat gambar datar dari soal cerita garis-garis sejajar yang dipotong garis lain dan menjelaskan hubungan sudut yang terbentuk.4

KomunikasiSiswa dapat memeriksa apakah dua penggal garis sejajar apabila posisi titik yang dilaluinya diketahui.5

KomunikasiSiswa dapat membuat gambar dan menentukan besar suatu sudut dari soal cerita garis-garis sejajar dipotong garis lain 6

B. Kisi-Kisi Soal Pemecahan Masalah Matematis

B. Sub Pokok BahasanAspek yang DiukurIndikatorNo.

Soal

Pemecahan Masalah

Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, membuat rencana dan penyelesaian soal, serta memeriksa kebenaran jawaban dalam soal cerita yang memuat perhitungan tidak rutin tentang teorema Pythagoras1

2

3

Pemecahan

MasalahSiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, membuat rencana dan penyelesaian jawaban, serta memeriksa kebenaran jawaban dari soal tentang garis-garis sejajar dalam suatu bangun geometri.4

5

Tes I

Mata Pelajaran: Matematika

Topik

: 1. Teorema Pythagoras

2. Garis-Garis Sejajar

Kelas

: II SLTP

Waktu: 60 menit

Petunjuk :

1. Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan lengkap.

2. Kemukakan setiap alasanmu dengan lengkap dan jelas.

3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut kamu lebih mudah

1. Adi dan Edo akan memasukkan daun meja yang berbentuk lingkaran ke kamarnya. Pintu kamar itu berbentuk persegi panjang dengan tinggi dan lebarnya masing-masing 192 cm dan 80 cm.

a. Gambarkan pada posisi mana meja dapat melewati pintu itu!

b. Berapakah paling besar diameter daun meja yang dapat dimasukkan melalui pintu? Jelaskan!

2. Lima orang anak berlomba lari pada lapangan yang berbentuk persegi dengan panjang sisinya 40 m. Sudut-sudut lapangan dinamakan A, B, C, dan D, dan semua anak mulai lari dari titik A dan berakhir di titik berbeda sebagai berikut: adi di titik D, Budi di titik tengah sisi CD, Cika di titik C, Dio titik tengah sisi BC, dan Fahri ti titik B. Andaikan kondisi jalan yang ditempuh sama dan lintasan lari berbentuk garis lurus.

c. Gambarlah rute lari kelima anak itu!

d. Adilkah aturan seperti itu? Kalau adil, mengapa? Kalau tidak adil, bagaimana supaya adil?

3. Sebuah pesawat udara dari bandara A terbang ke bandara B sejauh 120 km. Kemudian terbang lagi ke bandara C sejauh 150 km. Dari bandara C langsung terbang lagi ke bandara A. Jika posisi bandara A, B, dan C adalah titik sudut sebuah segitiga siku-siku, tentukan jarak bandara A dan C! Jelaskan dan buat gambarnya.

4. Pada persegi panjang KLMN, titik P, Q, dan R masing-masing terletak pada tengah-tengah sisi KL, LM, dan MN. Sedangkan titik S terletak pada perpanjangan sisi LM sedemikian hingga QM=MS.

a. Periksa apakah RS//PQ? Jelaskan jawabanmu!

b. Jika garis h melalui titik tengah PL sejajar PQ, dimanakah titik potong garis h dengan LM!

5. Pada suatu acara perkemahan, dua regu pramuka mendirikan tenda pada dua tempat. Dari tenda regu I terlihat tenda regu II pada arah 0400.

a. Buat gambar posisi kedua tenda sesuai jurusan tiga angka.

b. Pada arah manakah posisi tenda regu I bila dilihat dari tenda regu II?

Tes II Mata Pelajaran: Matematika

Topik: 1. Teorema Pythagoras

2. Garis-Garis Sejajar

Kelas: II SLTP

Waktu: 60 menit

Petunjuk :

1. Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan lengkap.

2. Setiap jawaban harus memuat apa yang diketahui dan ditanya, apa yang dapat digunakan, serta pemeriksaan kembali jawaban yang diperoleh.

3. Kemukakan setiap alasanmu dengan lengkap dan jelas.

4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut kamu lebih mudah

1. Didi mempunyai selembar kertas gambar berbentuk persegi panjang. Dia mengukur kertas itu dengan pensilnya dan mendapatkan panjang dan lebar kertas masing-masing 4 kali dan 3 kali pensil. Jika pada kertas itu tertulis keliling kertas 140 cm, berapakah panjang diagonal kertas itu?

2. Sebuah kue tar berbentuk lingkaran mempunyai diameter 30 cm dipotong menurut garis lurus sejauh 9 cm dari titik tengahnya. Tentukan panjang garis pemotongan pada kue tersebut!

3. Anton ingin memasang kaki meja tempat menyeterika dengan dua kayu sama panjang, sehingga daun mejanya sejajar dengan lantai. Jarak kedua ujung kaki di meja 80cm dan di lantai 120cm. Tinggi meja dari lantai 110cm dan kedua kaki berpotongan pada ketinggian 80cm dari lantai. Berapakah panjang kayu pembentuk kaki meja itu? Tunjukkan langkah-langkah penyelesaianmu!

4. ABFE adalah sisi balok ABCDEFGH. Titik P dan Q masing-masing terletak antara E dan F serta A dan B, sehingga AP//QF. Jika besar sudut EAP adalah a0 dan sudut EFQ adalah b0. Tentukan nilai a + b

5. Di suatu gang berdinding tinggi yang sejajar, dua tangga bersandar kedinding yang berseberangan dari pojok dinding di lantai. Ujung tangga yang pertama membentuk sudut 600 dengan lantai. Kedua tangga berpotongan tegak lurus. Berapakah besar sudut yang dibentuk oleh ujung atas tangga ke-2 dengan dinding?

Format Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kelompok : Pengamat:

Tgl/Pertemuan ke:

C. NoKegiatan: Aspek yang DiamatiPengamatanKeterangan

BCK

1Think: Membaca dan mencari informasi yang berkenaan dengan tugas.Jika informasi yang diper lukan yang dapat diungkap siswa:

(70% = Baik

70%-45% = Cukup

< 45% = kurang

2Talk:

a) Mengajukan pertanyaan/ Mengemukakan pendapat/ Menanggapi pendapatB jika semuanya selalu terjadi.

C jika salah satu atau semuanya hanya kadang-kadang terjadi

K jika salah satu atau semuanya jarang sekali terjadi

b) Mencari informasi yang berkenaan dengan tugas (bertanya dan membaca)B jika semua siswa aktif

C jika sebagian / seluruh siswa kurang aktifK jika sebagian / seluruh siswa tidak aktif

c) Penyelesaian tugas B tuntas tepat waktu

C tuntas tidak tepat waktu

K tidak tuntas

d) Keterlibatan Anggota dalam kegiatan KelompokB Semua anggota terlibat

C ada yang melakukan kegiatan diluar tugas

K banyak yang melakukan kegiatan diluar tugas

3Write: Menulis B menulis jawaban benar dengan bahasa yang benar

C menulis jawaban benar dengan bahasa yang kurang benar atau jawaban hampir benar bahasa benar

K menulis jawaban tidak benar

Catatan Pengamat:

, . 2007

Pengamat

15 m

9 m

III

I

II

12 m

Gambar 1

D a G b C

b

H a

a F

b

A b E a B

Gambar 2

a c

b

P

R Q

k l

m

x

z y

k

12

7,5

m

8,5

A 14 B

10

C

10

l

16

A

c b

B

a

C

c