puisi gempa - islam sejuk
DESCRIPTION
Puisi puisi islami untuk mengenang gempa Padang Oktober 2009TRANSCRIPT
November 2009
Untuk Mengenang Peristiwa
GEMPA PADANG
IUA-Islam yang sejuk
http://islamunderattack.multiply.com
Baru saja kemarin
Tarian Tuhan
Allah Cintakan Kita
Lintas Patah
Bumipun Bergoncang
Jakarta….
Padang diujung Senja
Luruh
Memeluk Luka
Cinta diantara Puing-
puing
Ada yang Terlupa
Bencana Pelajaran
Cinta kasih
Malaikat Kecil
Pada Sebuah tempat
Titik Nol
Robohnya Kota Kami
Pesan dari Surga
Manusia dan Maut
Bersengketa
Urat Getas negeri
Dua Kutub anugerah
Pertemuan dan
Perpisahan
Bertafakur Pada sisa
Airmata
@islam sejuk group Page 2
E-book ini merupakan kumpulan Puisi
untuk mengenang peristiwa Gempa
Padang Oktober 2009.
Puisi-puisi ini merupakan hasil karya
ukhuwah muslim muslimah yang bernaung
dibawah ikatan Islam Sejuk.
E-book ini boleh dimilik secara gratis.
Mengambil keuntungan ekonomi dari
sebagian atau keseluruan e-book ini
adalah terlarang.
@islam sejuk group Page 3
By. Ummu Aisyah
Baru Saja Kemarin.....Kenangan Ku Di Sumatera Barat
Baru saja kemarin kami berkunjung ke Pariaman, Kampung Dalam dan sekitarnya
Baru saja kemarin kami bersilaturrahim kepada sanak saudara dan family di sana
Baru saja kemarin keceriaan dan kegembiraan terpancar di wajah mereka
Tanpa ada sedikitpun tersirat bahwa hal itu tiba-tiba kan sirna
Baru saja kemarin kami merajut ukhuwah bersama -sama dengan keluarga besar
Baru saja kemarin kami sangat bahagia dapat pulang bersama
Baru saja kemarin kami menyaksikan berbagai panorama keindahan alam ciptaan Nya
sungai, sawah, bukit, pantai dan laut yang sangat mempesona
Baru saja kemarin kami bermandi dan bercengkrama di sungai batang nareh yang jernih
Baru saja kemarin kami menyantap gulai ikan pauh piaman yang lezat
Baru saja kemarin kami berburu salak bule yang enak dimakan hangat-hangat
Baru saja kemarin kami telusuri jalan mulus di pelosok kampung yang tembus kearah mana saja
Baru saja kemarin kami lewati bukit tandikat sebagai jalan alternatif Pariaman-Bukit Tinggi via Malalak
untuk menghindari kemacetan di Padang Panjang
Baru saja kemarin kami deg-degan sambil berzikir melewati jalan curam sempit tikungan tajam
menanjak dan jembatan kayu yang baru direhab
Baru saja kemarin kami membayangkan jika saja hujan tiba tiba turun pasti bukit-bukit yang baru di
belah dan dikerok itu akan longsor menutup jalan dan kendaraan pun terpleset saking licinnya jalan
bercampur tanah yang basah
Baru saja kemarin kami bersyukur sampai di Bukit Tinggi menjelang maghrib dan tidak kemalaman
Baru saja kemarin kami berpikir kalaulah kami sampai kemalaman di jalan yang baru pertama kami
lewati di atas gunung di tengah hutan dalam keadaan jalan licin sempit dan gelap tak sanggup rasanya
tuk membayangkannya karena sesampainya di atas gunung di tepi bukit yang mudah longsor dan tebing
yang curam baru ada plang peringatan agar tidak melewati jalan itu di malam hari !!!!
Baru saja kemarin kami berharap tidak akan mengulang melewati jalan alternatif tadi yang ternyata baru
soft opening .
Puisi 1
@islam sejuk group Page 4
Baru saja kemarin kami menginap di bawah tebing menjulang kelangit sekitar seratus meter tingginya
dilembah Harau
Baru saja kemarin kami saksikan sejuknya gemercik air terjun di Harau dan di Lembah Anai
Baru saja kemarin kami sebrangi lautan Padang selama hampir satu jam dengan perahu boat kecil sambil
memandangi ombak yang cipratannya sampai membasahi wajah menuju Pulau Sikuai
Baru saja kemarin kami menginap semalam di pulau kecil yang pantainya berpasir lembut dan
putih,lautnya tenang dan sangat jernih, membuat kami tak puasnya berenang-renang, berski air dan
bersnorkling ria memandangi ikan-ikan berwarna-warni nan cantik di pulau kecil yang indah like a
paradise
Baru saja kemarin kami pandangi ngarai Sianok yang menawan yang yang didekatnya gua jepang
menghunjam jauh kedalam bumi sebagai benteng mereka dahulu dan tempat penyiksaan para tenaga
kerja romusha ditawan dan dibantai
Baru saja kemarin kami kunjungi kembali tuk kesekian kalinya Jam gadang sebagai tempat favorite
melepas lelah dan tempat berkumpulnya siapa saja yang datang ke Bukit Tinggi untuk melihat icon
kebanggaan warga disana
Baru saja kami tinggali wilayah Sumatera Barat yang indah dan belum lagi kami tiba dirumah melainkan
masih dalam berkendaraan ria di daerah sekitar Danau Toba terdengar lah berita yang sangat
menyedihkan itu
Gempa hebat terjadi di wilayah Padang dan Pariaman yang membuat rumah-rumah retak, roboh dan
rata dengan tanah termasuk beberapa rumah family yang baru saja kemarin kami kunjungi, juga banyak
sekali rumah yang terkubur dibawah bukit-bukit yang longsor bersama dengan para penghuninya,
ratusan nyawa melayang dan mungkin ribuan yang tidak bisa ditemukan karena tertimbun reruntuhan
bangunan dan reruntuhan tanah bukit yang longsor termasuk bukit tandikat yang baru saja kemarin
kami lewati sambil mulut komat-kamit dan hati berpasrah kepada Nya karena kondisi jalan baru itu yang
sangat menegangkan
Ya Ilahi Ya Robbi baru saja kemarin kami nikmati dan kami syukuri serta takjub atas keindahan alam
ciptaan Mu yang menawan yang takkan pernah bosan tuk melihatnya , ternyata Engkau ingin
menunjukkan kekuasaan Mu yang lain
Puji dan Syukur hanyalah milik Mu ya Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kami
mengunjungi alam Mu yang indah yang telah memberi kesempatan kepada kami bersilaturrahim yang
telah memberikan kami keselamatan dan perlindungan selama kami berada di sana
Berikanlah ketabahan dan kesabaran ya Allah kepada sanak family yang terkena musibah kepada kaum
muslimin yang mendapat ujian Mu berupa musibah ini berikanlah kekuatan iman kepada mereka
berikanlah bantuan agar mereka dapat menjalani hidup seperti sedia kala dan jadikanlah musibah ini
sebagai peringatan bagi kami
untuk semakin mendekatkan diri kepadamu untuk taat dan patuh kepada Mu untuk melaksanakan
ajaran Islam dengan kaaffah untuk melaksanakan amal ibadah secara syumul dan kontinue untuk
mengeluarkan zakat infaq dan shadaqah di jalan Mu untuk menunaikan amanah da'wah yang engkau
embankan untuk menunaikan amanah ketika kami duduk di berbagai lembaga pemerintahan untuk
@islam sejuk group Page 5
menghindari berbagai kerusakan moral pergaulan bebas perzinahan pornografi riba dan berbagai
kemaksiyatan lain yang Engkau haramkan
Ya Robb kami jangan lah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah....
Ya Robb kami janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana yang Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami
Ya Robb kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya
Maafkanlah kami ampunilah kami dan rahmatilah kami
Engkaulah pelindung kami (QS.Al Baqarah: 286)
Medan, 4 Oktober 2009
@islam sejuk group Page 6
By. Rinda
Aku hanya jentikkan jariKu kau pun lari tunggang langgang
Aku hanya tekukkan jariKu kau langsung teriak melengking
Aku hanya ayunkan kedua lenganKu
kau takut dan bersembunyi dari kibasannya Bagaimana bila Ku goyangkan kepalaKu
Bagaimana bila kulingkarkan kedua mataKu Bagaimana bila Ku hembuskan nafasKu
Bagaimana bila Ku lipat tanganKu Bagaimana bila kelekukkan perutKu
Bagaimana bila Ku hentakkan langkahKu Padahal jariKu tak selentik jarimu
Padahal kepalaKu tak bergoyang secepat milikmu Padahal nafasKu tak sehempas nafasmu
Padahal tanganKu tak sehalus jarimu Dan perutKu tak selekuk perutmu Dan langkahKu tak sekeras hentakkan langkahmu
Tapi, Nyatanya.....
Apa yang Ku lakukan menghempasmu pada duka Apa yang Ku lakukan membuatmu menderita
Apa yang Ku lakukan membuatmu merana Apa yang Ku lakukan membuatmu meminta Kembali meminta padaKu
Dan Aku pun senang...
TarianKu membuatmu mengingatKu MengingatKu dengan sempurna
Puisi 2
@islam sejuk group Page 7
”Dan mereka berkata, ”Maha suci Tuhan kami; sungguh janji Tuhan kami pasti penuhi, Dan mereka
menyungkurkan wajah sambil menangis dan bertambah khusyu’ (QS 17:108-109)
Seberang,
171009
Terima kasih untuk Bunda-Bunda yang menginspirasiku karena suka sekali menari
www.yienda80.multiply.com
@islam sejuk group Page 8
By. Kirana Al-Abbas
Di sini di tanah berjari dan rumah bertanduk
Guratan pena tak henti mengalir
Menceritakan dari arah tangis hulu ke hilir..
Mencekat ubudiyah atas lantunan harap tak berkesudah
Di sini, Di atas kubah-kubah yang tetap kokoh.
Aku teriakkan lolong derita atas kealpaan.
Bumi telah berderak-derak dan aku semakin karat.
Maka ia meluap, menelungkapkan kami atas segala Khilaf
Di sini di tempat berternak taqwa
Kupintal segala kata, kujumput serangkai do'a
lepaskan kesedihan dan rumpun faedah makna
karena ini menjadi saksi
Allah masih cintakan Kita
Nb:
Semoga Kita dapat mengambil faedah dari setiap musibah
"Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas" (QS. Az-Zumar:10)
Rasulullah bersabda,
"Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, nestapa, bencana, derita, penyakit,
hingga duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah, dengannya, akan mengampuni kesalahan-
kesalahannya"
Puisi 3
@islam sejuk group Page 9
By. Teteh Okti
Terseret bentang pijak
gelegar ranah
kurung dunia merindu iba
amarah menabur pojok
lara
Rintih...
Allahu Akbar!
Bondongan bela menukik
Tumpah
endap... endap... endap
gaung pada tobat
Gores...
Terlampir
Mengepul saling tuduh
derap lomba jumawa
kais roda hidup
bentang senja luruh
Patah...
Lintas pisah sudah
Puisi 4
@islam sejuk group Page 10
By. Anti
saat langit menatap saat awan menggelap saat daun-daun jatuh tertingkap saat debu-debu tersingkap saat itu pula kegetiran merasuk di antara bumi yang mengamuk karena jiwa-jiwa yang terpuruk di balik dunia yang suntuk sungguh kami tak ingin begini dan kami berusaha memperbaiki diri namun tetap keputusan Illahi tak dapat di pungkiri kini tubuh-tubuh menggelepar di balik tanah bahkan potongan-potongannya masih berdarah teriakan-teriakan itu begitu menggugah keluarga dan sanak saudara pun terpisah uda..uni..kami tak dapat merasa apa yang kalian rasa namun kami mengerti apa yang kalian pinta bukan emas permata, bahkan dunia dan seisinya namun tulusnya do'a kini air mata membasahi bumi yang lirih di antara wajah-wajah yang sedih namun ini bukanlah akhir dari sebuah kisah karena kalian masih memiliki saudara-saudara yang tak lelah berempati dan memberikan do'a untuk pulihnya bumi nusantara dan inilah saatnya kembali mendekat pada yang tak pernah pekat saatnya memohon ampun pada Yang Maha Pengampun saatnya muhasabah dengan semua yang terhimpun
Puisi 5
@islam sejuk group Page 11
dalam mozaik-mozaik kehidupan dunia yang sering membuat kita lalai dan tak ada kata terlambat untuk kembali membangun puing-puing kesedihan membangun puing-puing ketakutan membangun puing-puing kesembuhan membangun puing-puing kebahagiaan karena kita adalah satu bangunan maka bila kalian sakit, kami pun ikut merasakan mari kita berjabat tangan menuju hari esok yang penuh harapan
".........Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...." ( Q.S. 94:5 ) Laa tahzan wa laa takhof, Innalloha ma'ana ( jangan bersedih dan jangan takut Alloh selalu bersama kita ) ( Anti / ID : fmcute )
@islam sejuk group Page 12
By. Senja Utama
....NGOOooong,............
.
Nguing,..nguing,..nguing,...Jakarta Menolong Aceh...!!!
Nguing,...nguing,...nguing.....
Jakarta menolong Jogja,...!!! Nguing,..nguing,...nguing,...
Jakarta Menolong Sidoarjo,..!!!...Nguing,..nguing,..nguing,...
Jakarta Menolong Tasikmalaya...!!!,...Nguing,..nguing,..nguung,.....gg
.....Jakarta,...menolong...Pa...dang....!!!.....................Jakarta,....menyaksikan.....
...................................................................
Jakarta harus banyak belajar.....
Jakarta,....harus,...waspada......
Jakarta harus,..bersiap.......
Jakarta harus bisa,...mengambil,..hikmah.....
Jakarta harus segera berTAUBAT..........
,..............................................
Apakah Jakarta setelah,...................sssssssssssssssssssssssssssssshhhhhh.......
* by : senjautama *
Puisi 6
@islam sejuk group Page 13
By. Nieqita
PadangPadangPadangPadang, kukukukulukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenangan
Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari –––– nari dalam ingatannari dalam ingatannari dalam ingatannari dalam ingatan
Tak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundang
mengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senja
menggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwa
rintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilu di langit kelamdi langit kelamdi langit kelamdi langit kelam
saat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruh
saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh.... PadangPadangPadangPadang , kurangkai bait , kurangkai bait , kurangkai bait , kurangkai bait ---- baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan….. secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya…. hitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh luka
Saat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubra
Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih ruparuparuparupa
Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga….. PadangPadangPadangPadang , mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….. Rintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung sendu
Laramu terbekam membekuLaramu terbekam membekuLaramu terbekam membekuLaramu terbekam membeku
Semoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh mendera
merejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan luka
Padang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka Nya
MelainkaMelainkaMelainkaMelainkan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanya
Bersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan Nya
Agar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan lara
Puisi 7
@islam sejuk group Page 14
By. Tiar Rahman
Jika Allah berkehendak
memerintahkan lempeng bumi bergerak
berderak, meluluh lantak
gempa kemarin di tanah awak
seakan jiwa berhenti berdetak
tapi kita tak mampu menolak
*****
gempa yang sekejap
kerusakan telah menetap
janganlah lelah untuk berharap
*****
luruh sudah air mata
untuk saudara di sumatera
luruh sudah semesta doa
menjadi benih asa di setiap jengkal persada
luruh sudah sebagian jiwa
semoga Allah berkenan mencatatnya sebagai syuhada
Puisi 8
@islam sejuk group Page 15
By. Henny Herwina Hanif Kawan, Aku tak tahu harus mengatakan apa biarlah ombak pantai Gondoriah ini yang bicara bukankah deburannya masih membuai kita? dan mesjid pantai ini bukankah ia tak kurang suatu apa? sementara tak jauh dari sini, atau yang jauh sekali di Padang banyak sekali yang cidera dalam sekejap kehilangan segala bahkan jiwa Maafkan aku Kawan, karena tak bisa menjamumu layaknya muslim memuliakan tamu ya kau benar, aku sedang sibuk sekali ada sembako yang harus kuantar untuk saudara kita di daerah lain mereka sangat membutuhkannya anak-anak, orang tua yang renta dan para bunda ah, aku harus bergegas Apakah yang kau bawa Kawan? susu untuk anakku, makanan, air mineral? oh, terima kasih sekali tapi mungkin masih ada yang jauh lebih membutuhkan dari aku kedatanganmu saja sungguh sangat berarti betapa engkau peduli tentu, bukankah kita bersaudara lukaku menyakitimu pula Bagaimana? rumahku? betul, memang sudah tak ada hancur dan bersujud ke bumi, rata rumah yang lain juga, di desaku hampir semua korban tak terkata
Puisi 9
@islam sejuk group Page 16
ini seperti mimpi guncangan itu telah merangkai cerita yang berbeda sawah hijau membentang dan julangan tanduk atap rumah gadang kini makam raksasa Kau benar Kawan, aku harus sabar ikhlas hanya itu yang menguatkan kakiku kini denganya aku melangkah ini semua ketetapanNya telah tertulis dalam kitabNya begitu mudah bagiNya Aku setuju Kawan kita harus mampu memaknai semua ini dengan bijak apakah keimanan kita tengah diuji apakah kelalaian kita yang mendapat teguran atau kesalahan kitakah yang tengah mendapat ganjaranNya? Akhirnya, kau harus pergi Kawan? tentu aku mengerti, silahkan kau harus kembali, akupun berjalan lagi dan kau memelukku? Yah, sudah tak ada yang tersisa kawan sebentar saja izinkan kumenangis di bahumu
Pariaman, awal Oktober 2009
@islam sejuk group Page 17
By. N. Surya Hendrawan
Ya Allah...
Kembali airmata ini menetes di pipiku
Diantara puing - puing bebatuan bersemayamlah cintaku
Yang tak mungkin lagi hidup.
Ya Allah...
Kembali airmata ini menetes di pipiku
Diantara puing - puing doa - doa yang ku panjatkan kepadaMu
Mengenang betapa dahsyatnya teguranMu
Ya Allah...
Kering sudah airmata ini
Diantara puing - puing kesabaranku terhadap cobanMU
Untuk menjalankan kehidupan yang baru tanpa cinta - cinta yang kumiliki
Puisi 10
@islam sejuk group Page 18
By. Djaelani TERASA SESAK DIDADA KALA SANG BUMI MURKA BERGERAK ...TERASA... AMBRUK..... BERANTAKAN SEMUA AKUPUN TERGAGAP TAKBIR TERLONTAR BEGITU SAJA TAK BISA BERLARI BERNAPASPUN SESAK AKU TERHIMPIT ANTARA HIDUP DAN MATI YA...ALLAH SAMPAI DISINIKAH UMURKU SAMPAI DISINIKAH KAU PUTUS RIZKIKU APAKAH INI 'DAH TERTULIS DALAM KITAB-MU ? YA..ALLAH.... KAKIKU SAKIT SEKALI TERHIMPIT PUING-PUING BESI ANTARA HARAP DAN CEMAS TERINGAT AKU AKAN DOSA-DOSA INIKAH ADZAB YANG HARUS KU TERIMA INIKAH BALASAN UNTUKKU DIDUNIA AKU TAK SANGGUP MENAHAN DERITA DIDUNIA APALAGI DERITA KELAK DIAKHERAT MU KEMARIN BANYAK YANG TERLUPA IBADAH PADAMU SAMBIL LALU SAJA KUBIARKAN ITU SEBAGAI RUTINITAS BELAKA IBADAHKU TAK MEMBEKAS APA-APA DISAAT SEPERTI INI... HANYA ENGKAULAH YANG MAMPU MENOLONG HAMBA DILUAR SANA.... BANYAK BERTEBARAN PARA SUKARELAWAN BANYAK MEMBAWA ALAT-ALAT BERAT KARENA BUMI MENUMPAHKAN APA YANG ADA DIPUNGGUNGNYA TAPI TAK KU LIHAT ADA YANG MEMBAWA DOA DAN PENGHARAPAN DALAM KECEMASAN... MEREKA MENGANDALKAN ALAT MEREKA MENGANDALKAN MAKHLUK AMPUNI MEREKA YA ALLAH..
Puisi 11
@islam sejuk group Page 19
YA ALLAH... AKU DISINI TERHIMPIT DALAM KEALPAAN AMPUNI DOSA HAMBA YA ALLAH IJINKAN HAMBA MENDAPAT BERKAHMU WALAU DOSA SETINGGI GUNUNG ENGKAULAH TAK PERNAH MENINGKARI JANJI AMPUNI HAMBA YA ALLAH JANGANLAH ENGKAU BERI COBAAN YANG TAK SANGGUP HAMBA PIKUL YA ALLAH AMPUNI DOSA SAUDARA SAUDARA KAMI YA ALLAH KAMI AKUI KAMI TELAH LALAI ADA YANG TERLUPA BAHKAN BANYAK YANG TERLUPA PANGGILANMU SERING KAMI LALAIKAN MASJID BANYAK KAMI BIARKAN KOSONG DAKWAH SEBAGAI AMALAN NABI SAW , KAMI TAK IKUT AMBIL BAGIAN BANYAK ANAK ANAK KAMI BELAJAR MERANTAU UNTUK BERNIAGA KADANG KAMI LUPA 'TUK MENYURUH MERANTAU GUNA BELAJAR ILMU AGAMA AMPUNI HAMBA YA ALLAH KEALPAAN KAMI AKAN KEFANAAN DUNIA INI YA ALLAH,,,,BERILAH KAMI KESEMPATAN UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK KAMI UNTUK BERBUAT APA YANG TELAH KAMI LUPAKAN YA ALLAH .... KABULKAN DOA KAMI KALAUPUN ENGKAU AMBIL HAMBA SAAT INI HAMBA IKHLAS YA ALLAH TAK ADA YANG SANGGUP MENGUBAH KETENTUANMU AKUILAH HAMBA INI BENAR BENAR HAMBAMU YA ALLAH.... BIARKAN LIDAH INI MUDAH MENGUCAP LA ILAHAILLALLAH..
@islam sejuk group Page 20
By. Ferry Djajaprana
Ketika tali sepatuku sulit kumasukkan ke dalam lobangnya..
Ketika seakan kursiku bergerak tak beraturan
Ketika orang-orang berhamburan..
Akupun ikut berlari keluar..dengan bealaskan kaos kaki..
Ketika tidak ingat siapa-siapa
Ketika otak tak lagi bekerja
hanya ada diri sendiri
Itulah bencana
Kehidupan dan kematian berbeda tipis manakala gedung bertumbangan
jalan terbelah
Ku sadar betapa kecilnya kami dibanding makrokosmos
betapa kecilnya makro kosmos dengan Dzat Yang Maha Luas
Ketika kau menyadarkan aku
dari keterlenaan nikmat dunia
kau gugah dengan bencana
dengan alih generasi
dengan welas asih
Ada rasa kesatuan
antar umat di dunia
sekat negara dan sekat suku
tidak bisa memisahkan rasa kebersamaan
Bencana adalah pelajaran cinta kasih yang terlupa..
Puisi 12
@islam sejuk group Page 21
By. Dyah Paramita
surga penuh dengan malaikat-malaikat kecil...
yang sedang riang bermain...
ke sana ...kemari....
tersenyum dengan gembiranya
dengan tatapan mata yang menyejukkan...
seolah berkata...
ayah...bunda...ikhlaskan kami...
kelak..kan ku sambut kalian di pintu surgaNya...
*kuatkan ayah & bunda anak-anak SD yang tertimbun akibat gempa itu ya Allah..
Puisi 13
@islam sejuk group Page 22
By. Afitzalmanfaluthi : Padang Pariaman mayat-mayat tertanam rapi di sini terpendam dalam tanah dengan macam posisi mereka tidak pernah meminta terkubur di sini tidak pula mengerti akan berakhir seperti ini innalillahi, masih adakah kemanusiaan penguasa yang peduli? Begitulah, ketika kisah di utamakan rebutan kekuasaan Bencana di anggap agenda tahunan dan menjadi puing kenangan Sekadar terapi kejut untuk hati yang lupa ingatan Tapi tidak cukup untuk mengobati luka para korban Disini, peduli dibutuhkan Mengasah keimanan kita Jiwa kita Bukan Cuma setor uang dan makanan... Tapi lebih dari itu, Menjadi saudara... Meringankan beban korban gempa Mari berbagi..... Oktober2009
Puisi 14
@islam sejuk group Page 23
By. Birumalam
Serasa hilang ingatanku saat bumi berderak derik tanpa henti
Aku terpaku berpegangan pada angin di atas kakiku yg lunglai
Sementara udara dingin menyergap wajahku yg pucat pasi
Kudengar jeritan minta tolong
Namun semua orang berlari dan selamatkan dirinya sendiri
Bahkan aku tak mampu beranjak dari ketakutan yg menjalar di seluruh urat nadi
Gempa gempa….. pekikan merobek cakrawala
Dan robohlah kota kami……
Aku menangis untuk nasibku dan nasib mereka
Akan terbangkah nyawa kami hari ini
Entah pada siapa kulantunkan tanya yg menyesakkan dada
Mengapa … mengapa bumi menumpahkan amarahnya
Dan merobohkan kota kami...
Puisi 15
@islam sejuk group Page 24
By. Arifah Sore itu …
Kami tak menyangka…
Kecup Mamak di kening ini adalah akhir pertemuan kami …
Tiba-tiba Buuummmmmmm….!!!
Semua pemandangan jadi tercengang ketakutan...
Kami merunduk… merangkak….disela-sela puing….
Jerit dan tangis kami tak terdengar lagi…
Kedua bibir kecil kami terasa terkunci…
Kami berusaha berlindung…
Tapi tiada satupun yang bisa melindungi kami…kecuali perlindungan Ilahi Rabbi…
Baju, kerudung bersimbah darah…
Pensil dan buku kami tak tahu kemana arah…
Tangan dan kaki kecil kami tak ada lagi ….
Sepatu baru pemberian Mamak tak lagi jadi barang berarti…
Keceriaan kami tiba-tiba tak ada lagi……
Kini tinggal catatan kecil kami…
Seandainya kau tau…
Kami bukan pelaku maksiat…
Kami bukan pecinta miyabi…
Kami juga bukan mendustakan dan berpaling dari kebenaran Ilahi…
Akhirnya kami mengerti…
Ku disini telah dapat apa yang dijanjikan Allah kepada kami…
Rumah kami kini …
Baju kami kini …
Dan Malaikat kini datang menemui kami dari segala pintu surgawi…
Memberi salam kepada kami…..
Nikmat inilah yang kami cari selama ini…
Andai darahmu selalu mengalir untuk kami…
Andai ragamu selalu menyertai kami…
Andai kepedulianmu tak hanya menunggu kematian kami…
Andai kau dekat denganNya tak lagi menunggu ajal menanti …
Engkaupun akan mendapat seperti kami di surga ini…
Puisi 16
@islam sejuk group Page 25
By. Dania Eka Hari itu serupa hari yang biasa
Manusia bertebaran di muka bumi
Beberapa menenggak tuak durjana
Beberapa sembahyang ingin ruku'kan bumi
Aku kaum pertengahan saja, tak hendak jadi alim pula durhaka
Sekonyong-konyong tanah berderak
Berselisih detik, bukit luruh berleleran dalam cepat cahya
Seorang perempuan terhentak
Ia memekik ngeri
Suaranya nyaring tinggi
Jantungku terhenti berlari
Darahku mengental-pekat kini
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sekilap pandangan, genteng-genteng bergeseran, bata-bata berlepasan
Lalu dihantam bah padat kecokelatan
Manusia lari tunggang langgang
Sambil bertutup telinga, berpicing mata, sembunyikan diri dari maut
Kalut dramakan imajiku liar
Mataku tengadah, malaikat sederap dari bumi, pancangkan panji-panji maut
Manusia berpeluh darah, sengketakan maut, biar
Mulut-mulut berbusah, membasuhkan istighfar
Jiwa yang menggapai-gapai hendak ceraikan diri
Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa, beri ampun ini diri
Beri kami putusan menang dalam sengketa berdarah ini, biar
La ilaha ilallah, tiada ilah selain-Mu, mempercaya di tiap sel waktu
Sepi memagut, segala menanti, menanti-menanti
Aku meringkih dalam sunyi
Ingatan pada maut yang menghantu
Seorang perempuan dan bayinya terbujur kaku di timbunan
Keduanya mati, berpalingan!
Puisi 17
@islam sejuk group Page 26
By. Dwi Oitrotoar
Senja kala bungkam kembali
Lindu merajai guratgurat bumi membentuk cincin air mata
Merah pun tak lagi membara
Basah
Hujan darah
Lindu……lindu…..
Tak lekang oleh waktu
Kapan dan dimana selalu membuat beku
“Ibu……ibu…….”,
Teriakmu ketika lindu kembali di tanah minang
Ibu……ibu…….
Se-karat apakah bumiku?
Tasikmalaya, 2009
Puisi 18
@islam sejuk group Page 27
By. Fachmy Casofa
Kawanku di Padang menterjagakanku
Mengirim salam yang hatinya terpenuh-sembilu
Kami tergoyang-goyang Richter saudaraku, katanya terpilu
Anyir, kau jejakkan ratap di di jalur hatiku kawan, kataku
Tak apa, walau kini senyumku anyir, senyumku masih terukir
Balasan atas ratapku itu, justru membingungku
Kawanku, ikutkah akalmu tergoyang-goyangkan
Hingga tak berlurus lagi kini
Selidikku tercampur heran
Dia tersenyum, dengan air mata yang terkulum
Dan aku pun makin tak mengerti
Kita hanya bisa belajar dua hal, kawanku
Kami, di sini, dilatih-Nya kesabaran
Dan engkau, di sana, dilatih-Nya kepedulian
Itulah mengapa Dia mengukhuwah kita
Inilah dua kutub anugerah terindah tuk kita
Lututku lemas, aku tersungkur mendengar jawabnya
Kutahniahkan takbir, dan basah air mata untuknya...
26 Oktober 2009
Puisi 19
@islam sejuk group Page 28
By. Irvan Permana
Sore itu badan ini berada ditempat kerja
Tapi tidak dengan hati ku
Tak ada angin tak ada hujan
Sore itu di kampung halaman ku –Padang- diguncang oleh gempa berkekuatan 7.9 SR
Apapun, dimanapun, siapapun…
Jika Ia sudah menghendakinya, maka terjadilah
Komunikasi putus total
Hati ini sungguh gundah gulana mengingat keluarga di Padang
Namun, hanya dengan mengingat nama Mu ya Rabb
Hati ini kembali menjadi tenang
Dengan hati terus memohon keselamatan dari keluarga hamba
Sore itu Padang (sebahagian besar) hancur
Tak sedikit nyawa yang kembali kepada Pemiliknya
“Dan bagi mu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan”
Ironis sekali
Aku yang biasanya melihat tayangan di layar televisi tentang bencana yang terjadi di daerah lain
Sekarang menelan ludah melihat kampung halaman ku sendiri terkena bencana
Ya ALLAH tabah dan sabarkanlah hati kami dalam menghadapi cobaan ini ya ALLAH
Pertebal dan tambahkanlah iman dan takwa kami dalam menghadapi semua ini ya Rabb…
Dan hingga pada akhirnya,
Kalau sudah takdirnya perpisahan, siapa aku hendak menafikkannya
Perpisahan itu akan selalu ada, walau bagaimanapun bentuknya, siapapun, dimanapun dan
kapanpun, tiada lain yang disisakannya adalah sebuah kenangan berserta kesedihan didalamnya
Kita hanya akan mendapati pertemuan yang kekal di akhirat kelak dan insya ALLAH di surga-Nya
Puisi 20
@islam sejuk group Page 29
By. Yadi
terbaring diatas pasir
selepas menyisir laut dan pantai
rindu dan gelisah ku kayuh, perlahan
meski tak sampai ku pada tepi
terbaring diatas pasir
diantara tumpukan duka dan tangis kehilangan
adakah kau dengar reruntuhan hati
serupa gugur daun merimbun sunyi
aku disini, bertafakur pada sisa air mata
dari setiap peristiwa dihatiku
Tuhan,matamukah yang memataiku
ketika kutelusuri laut dan pantai
tak ada tempat sembunyi
selain dihatimu
2009
Puisi 21
@islam sejuk group Page 30