pulihkan gambut, peta jalan restorasi gambut...

34
BADAN RESTORASI GAMBUT 2016 - 2020 DESA PEDULI GAMBU T PROVINSI PAPUA DESA SUMBER MULYA

Upload: vantruc

Post on 13-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESA SUMBER MULYA

Gedung Sekretariat Negara,Jalan Teuku Umar No. 10-11,Menteng, Jakarta PusatT. +62 21 319 012 608

Badan Restorasi Gambut@BRG_Indonesia@BRG_IndonesiaBadan Restorasi Gambut - BRGBadan Restorasi Gambut-BRG

www.brg.go.id

“ Pulihkan Gambut, Pulihkan Kemanusiaan.”

BADAN RESTORASI GAMBUT2016 - 2020

DESA PEDULI GAMBU T

% !"#"$

%

&'()*+"(, -".

/0)

PETA JALAN RESTORASI GAMBUT INDONESIA

2016-2020

BadanRestorasiGambut

PROVINSI PAPUADESA SUMBER MULYA

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

1

PROFIL DESA SUMBER MULYA KECAMATAN KURIK

KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA

TAHUN 2017

DISUSUN OLEH:

PASKALIS SP RAHAILYAAN

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................................... 2

BAB II

PROFIL KAMPUNG SUMBER MULYA .................................................................... 5

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 24

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kampung Sumber Mulya, yang terletak di Distrik Kurik, Kab. Merauke, yang berbatasan sebelah timur dengan Kampung Kaliki, sebelah barat dengan Kampung Kaiburse, sebelah utara dengan Kampung Kaliki dan sebelah selatan dengan Kampung Suka Maju. Sebagian besar masyarakatnya belum memahami apa itu arti dari gambut dan pemanfaatannya, masyarakat setempat belum maksimal memanfaatkan kawasan gambut untuk bercocok tanam. Gambut atau bahasa setempat menyebutnya, tanah rawa atau tanah goyang. Rawa gambut ini yang letaknya di Kampung Sumber Mulya, letaknya cukup jauh dari pemukiman warga ± 7 – 9 kilo meter dari pemukiman warga. Rawa gambut ini, masih tergolong tipis, maksudnya belum setebal di Sumatera dan Kalimantan, hal ini dikarenakan, rawa gambut ini belum tersentuh. Jika musim penghujan tiba, rawa gambut ini dimanfaatkan untuk mencari ikan. Gambut atau tanah goyang ini semuanya belum dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengolah rawa gambut tersebut menjadi lahan pertanian yang dapat ditanami tanaman untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Adanya pemanasan global yang semakin meningkat yang mengakibatkan kebakaran di lahan-lahan gambut tersebut sejauh penelitian kami, masyarakat Kampung Sumber Mulya belum merasakan adanya dampak-dampak negatif dari lahan gambut ini yang disebabkan oleh kebakaran, hal ini dikarenakan kebakarannya tidak separah Sumatera dan Kalimantan, hal ini mungkin disebabkan karena sebagian lahan gambut letaknya dekat dengan sumber-sumber air seperti rawa-rawa dan aliran sungai dan kali. Lahan gambut yang berada di Kampung Sumber Mulya bisa disebut juga, lahan tidur dalam artian, lahan yang mati atau tidak dimanfaatkan. Jika lahan gambut ini dapat difungsikan dengan baik, dengan adanya pengolahan yang baik dengan mencoba menanam beberapa tanaman yang cocok dengan struktur tanah, ada kemungkinan

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

3

lahan tersebut dapat menghasilkan tanaman-tanaman yang bernilai jual tinggi. Dalam menyikapi persoalan ini maka, Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dibentuk oleh Bapak Presiden yang telah dimulai sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 nanti, telah membentuk struktur organisasi kerja mulai dari pendataan sosial, pendataan spasial, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan Restorasi Gambut, untuk saat ini, telah terbentuknya para pendamping-pendamping yang tugasnya mengambil data serta mensosialisasi dampak dari restorasi gambut. Tim pendamping bukan hanya mendata, tetapi memberi pendampingan dalam memelihara lahan gambut serta pemanfaatannya. BRG dalam bekerja, selalu bekerja sama dengan semua elemen pemerintahan, baik ditingkat provinsi, kabupaten, distrik, dan tingkat kampung sendri yang menjadi fokus utama dalam program tersebut. Fokus pemerintah khususnya BRG, dalam pengelolaan kawasan gambut yang baik dan benar. Harapan kedepannya dari program BRG yang dilaksanakan di 7 provinsi salah satunya di Papua dapat menjawab problematika masyarakat dalam memanfaatkan lahan gambut yang ada di kawasannya. Sehinga mereka merasa tidak dikekang dan disalahkan dalam mengelola kawasan gambut yang ada di kampungnya. Karena jika salah dalam mengelola kawasan gambut dampaknya sangat besar, salah satunya adalah kerusakan ekologi. Apabila kerusakan ekologi terjadi dampakknya tidak hanya menimpa Indonesia melainkan kerusakan global akan terjadi.

1.2. Maksud dan Tujuan a. Maksud

Maksud, dari kegiatan ini adalah penempatan tenaga enumerator program (BRG) di Kampung Sumber Mulya, adalah untuk mencari data-data yang berhubungan dengan gambut yang nantinya data itu diolah dan dianalisis bersama dengan Tenaga Fasilitator desa dan Tenaga pemetaan dan hasil akhirnya akan dibuat profil desa. Hasil-hasil lainnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kawasan gambut di Kampung Sumber Mulya.

DESA SUMBER MULYA

3

lahan tersebut dapat menghasilkan tanaman-tanaman yang bernilai jual tinggi. Dalam menyikapi persoalan ini maka, Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dibentuk oleh Bapak Presiden yang telah dimulai sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 nanti, telah membentuk struktur organisasi kerja mulai dari pendataan sosial, pendataan spasial, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan Restorasi Gambut, untuk saat ini, telah terbentuknya para pendamping-pendamping yang tugasnya mengambil data serta mensosialisasi dampak dari restorasi gambut. Tim pendamping bukan hanya mendata, tetapi memberi pendampingan dalam memelihara lahan gambut serta pemanfaatannya. BRG dalam bekerja, selalu bekerja sama dengan semua elemen pemerintahan, baik ditingkat provinsi, kabupaten, distrik, dan tingkat kampung sendri yang menjadi fokus utama dalam program tersebut. Fokus pemerintah khususnya BRG, dalam pengelolaan kawasan gambut yang baik dan benar. Harapan kedepannya dari program BRG yang dilaksanakan di 7 provinsi salah satunya di Papua dapat menjawab problematika masyarakat dalam memanfaatkan lahan gambut yang ada di kawasannya. Sehinga mereka merasa tidak dikekang dan disalahkan dalam mengelola kawasan gambut yang ada di kampungnya. Karena jika salah dalam mengelola kawasan gambut dampaknya sangat besar, salah satunya adalah kerusakan ekologi. Apabila kerusakan ekologi terjadi dampakknya tidak hanya menimpa Indonesia melainkan kerusakan global akan terjadi.

1.2. Maksud dan Tujuan a. Maksud

Maksud, dari kegiatan ini adalah penempatan tenaga enumerator program (BRG) di Kampung Sumber Mulya, adalah untuk mencari data-data yang berhubungan dengan gambut yang nantinya data itu diolah dan dianalisis bersama dengan Tenaga Fasilitator desa dan Tenaga pemetaan dan hasil akhirnya akan dibuat profil desa. Hasil-hasil lainnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kawasan gambut di Kampung Sumber Mulya.

4

b. Tujuan Tujuan dari kegiatan pemetaan sosial ini adalah, untuk mengetahui

kondisi lahan gambut dan mengetahui letak geografis dan demografi kampung, beserta kegiatan aktifitas perekonomian dan pembangunan yang terjadi di Kampung Sumber Mulya. Sehingga hasil dari pemetaan ini satu tolak ukur dalam proses pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, di Kampung Sumber Mulya, khususnya dalam pengelolaan lahan gambut yang berada di kampung tersebut.

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

5

BAB II PROFIL KAMPUNG SUMBER MULYA

Keadaan Umum Kampung Kampung Sumber Mulya merupakan salah satu kampung transmigrasi yang

berada di wilayah administratif Distrik Kurik. Kampung Sumber Mulya adalah kampung bekas Unit Pemukiman Transmigrasi, UPT Lokasi VI yang berdiri pada tahun 1984, dibawah pimpinan KUPT Sujatmiko dengan jumlah Penempatan 450 KK yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Trans Lokal. Bersamaan dengan penempatan terjadi musim hujan selama 6 bulan sehingga mengakibatkan banjir dan rawan penyakit gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya.

Proses pembangunan Kampung Sumber Mulya dari tahun ketahun berjalan secara perlahan, mata pencaharian penduduk sebagain besar adalah petani dengan mengolah tanah miliknya sendiri yang merupakan tanah jatah transmigrasi, lahan pekarangan 2.500 m², lahan usaha I 10.000 m² dan lahan usaha II 7.500 m².

Masa pembinaan Deptrans selama 8 (delapan) tahun, pemerintah melalui Departemen Transmigrasi memberikan Jatah Hidup (Jadup) yang berupa beras, minyak goreng, ikan asin dan Gula selama 1 tahun dan pada saat itu pula masyarakat bercocok tanam tanaman padi. Dan pada waktu itu pula di dirikan Desa Persiapan pada tahun 1986 yang di jabat oleh Abdul wahab melalui Pemilihan yang diselenggarakan oleh KUPT (Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi Lokasi VI) dan di beri nama menjadi Kampung Rawa Indah. Kata Rawa Indah berasal dari bahasa Indonesia yang artinya rawa adalah suatu daerah yang digenangi air secara terus menerus dan Indah artinya bagus, dengan demikian Kampung Rawa Indah memiliki arti “Rawa yang kelihatan bagus ketika dipandang”.

Pada tahun 1986 ada penambahan Jadup dari Transmigrasi untuk warga Rawa Indah dan pada saat itu banyak warga yang meninggalkan lokasi atau Kampung Rawa Indah untuk bekerja di luar (kota) dan pada saat itu terjadi musibah banjir besar sehingga banyak masyarakat yang memilih keluar Kota.

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

6

Tahun 1991 pembagian lahan pertanian seluas 2 ha pada setiap Kepala Keluarga yang terdiri dari tanah Kaplingan 250 m2 lahan usaha II seluas 7.500 m2 dan lahan Usaha I seluas 10.000 m2.

Pada tahun 1989 terjadi perubahan nama dari Kampung Rawa Indah menjadi Kampung Sumber Mulya atas dasar kesepakatan bersama masyarakat karena Rawa Indah dianggap kurang cocok untuk nama kampung pada saat itu karena sering terjadi banjir berdampak pada buruknya hasil pertanian.

Pada Tahun 1993 masa pembinaan Deptrans telah habis dan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Merauke dan terbentuklah kampung definitif, terpilih Kepala Kampung yaitu Abdul Wahab selama kurang lebih 14 tahun menjabat, dan pada tahun itu juga Kampung Sumber Mulya mendapatkan bimbingan teknis ayam kampung untuk masyarakat. Terjadi berbagai macam kejadian buruk yakni pencurian ayam dan tanaman, dan pencurian seng untuk rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Pada tahun 1994 masyarakat mendapatkan bantuan sapi Inpres Desa Tertinggal (IDT) sebanyak 1 ekor per kepala keluarga bagi warga yang menginginkannya karena bantuan tersebut sifatnya bantuan bergulir untuk kepala keluarga yang lain selama 4 tahun berjalan.

pada tahun 1997 terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan terjadinya paceklik, sehingga banyak warga merantau keluar kampung untuk mencari nafkah.

Tahun 2006 warga kampung melaksanakan pemilihan Kepala Kampung yang ke dua dan diikuti 2 kandidat yaitu Suwardi dan Mahmud Yunus, kemudian yang terpilih Mahmud Yunus.

Pada tahun 2006 pula awal dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan masjid Nurul Huda oleh anggota DPRD Kabupaten Merauke saat itu di kampung Sumber Mulya, dengan swadaya masyarakat

Pada tahun 2006, Kampung Sumber mulya mendapat program PNPM Mandiri yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan infrastruktur.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kampung Sumber Mulya adalah petani. Tahun 2011 program dari dinas pertanian berupa SL-PTT sangat membantu petani sehingga dapat belajar banyak bagaimana bercocok tanam padi yang baik dan benar.

DESA SUMBER MULYA

6

Tahun 1991 pembagian lahan pertanian seluas 2 ha pada setiap Kepala Keluarga yang terdiri dari tanah Kaplingan 250 m2 lahan usaha II seluas 7.500 m2 dan lahan Usaha I seluas 10.000 m2.

Pada tahun 1989 terjadi perubahan nama dari Kampung Rawa Indah menjadi Kampung Sumber Mulya atas dasar kesepakatan bersama masyarakat karena Rawa Indah dianggap kurang cocok untuk nama kampung pada saat itu karena sering terjadi banjir berdampak pada buruknya hasil pertanian.

Pada Tahun 1993 masa pembinaan Deptrans telah habis dan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Merauke dan terbentuklah kampung definitif, terpilih Kepala Kampung yaitu Abdul Wahab selama kurang lebih 14 tahun menjabat, dan pada tahun itu juga Kampung Sumber Mulya mendapatkan bimbingan teknis ayam kampung untuk masyarakat. Terjadi berbagai macam kejadian buruk yakni pencurian ayam dan tanaman, dan pencurian seng untuk rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Pada tahun 1994 masyarakat mendapatkan bantuan sapi Inpres Desa Tertinggal (IDT) sebanyak 1 ekor per kepala keluarga bagi warga yang menginginkannya karena bantuan tersebut sifatnya bantuan bergulir untuk kepala keluarga yang lain selama 4 tahun berjalan.

pada tahun 1997 terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan terjadinya paceklik, sehingga banyak warga merantau keluar kampung untuk mencari nafkah.

Tahun 2006 warga kampung melaksanakan pemilihan Kepala Kampung yang ke dua dan diikuti 2 kandidat yaitu Suwardi dan Mahmud Yunus, kemudian yang terpilih Mahmud Yunus.

Pada tahun 2006 pula awal dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan masjid Nurul Huda oleh anggota DPRD Kabupaten Merauke saat itu di kampung Sumber Mulya, dengan swadaya masyarakat

Pada tahun 2006, Kampung Sumber mulya mendapat program PNPM Mandiri yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan infrastruktur.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kampung Sumber Mulya adalah petani. Tahun 2011 program dari dinas pertanian berupa SL-PTT sangat membantu petani sehingga dapat belajar banyak bagaimana bercocok tanam padi yang baik dan benar.

7

Tahun 2011 Kampung Sumber Mulya mendapat program Gerbangku yang juga sangat membantu masyarakat di berbagai bidang, terutama bidang infrastruktur dimana dimulainya pembangunan kantor dan balai Kampung Sumber Mulya .

Tahun 2013 Kampung Sumber mulya mengadakan pemilihan kepala kampung yang ke tiga yang di ikuti oleh 4 kandidat dimana terpilih kepala kampung Muhamad Arwani periode 2013 sd 2019.

Pada tahun 2013 dari hasil swadaya petani, GAPOKTAN Sri Sejati berhasil membangun gudang yang bertujuan untuk membantu petani dalam penyediaan pupuk bersubsidi dengan bekerjasama dengan penyalur pupuk.

Tahun 2015 bulan Maret terjadi musibah kebakaran yang menimpa bangunan PUSTU, Posyandu dan perumahan petugas kesehatan dengan kerugian di taksir mencapai 800 juta rupiah.

Pada tahun 2015 pula, Gereja Imanuel telah selesai pembangunanya dan telah diresmikan penggunaanya.

Aspek Geografis dan Demografi Kampung

a. Aspek Geografis Kampung Sumber Mulya terletak di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke,

Papua dengan batas-batas sebagai berikut: - sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Kaliki; - sebelah Selatan berbatasan dengan Suka Maju; - sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Kaliki; - sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Kaiborse.

Kampung Sumber Mulya memiliki luas 18,85 KM2 yang dengan perincian 254 kepala keluarga dimana setiap keluarga rata-rata memiliki 4 Ha tanah yang disertipikatkan dengan demikian luas 1.016 Ha. Tanah kas kampung seluas 10 Ha, fasilitas umum luas 8 Ha, tanah bendali atau Kolam Tadah Air (KTA) 5 ha, tanah pemakaman dengan luas 2 ha, tanah penggembalaan seluas 792 Ha dan tanah R (Restan) dengan luas 93,5 Ha.

Sebagaimana dikemukakan di atas Kampung Sumber Mulya terletak di Distrik Kurik untuk itu jarak antara Kampung Sumber Mulya ke ibu kota distrik di Kampung Harapan Makmur adalah sejauh 19 Km, sedangkan jarak antara Kampung Sumber Mulya ke ibu kota kabupaten sejauh 86 Km. Kampung Sumber Mulya dikategorikan wilayah terpencil sehingga

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

8

proses pembangunanya terkesan lambat, namun dengan tingkat pertumbuhan dan pembangunan saat ini kita berharap Kampung Sumber Mulya dapat bersaing dan sejajar dengan kampung lain yang lebih maju.

b. Kampung Rawan Bencana Sejak Kampung Sumber Mulya dibentuk tahun 1984 pernah mengalami

bencana alam banjir yang terjadi pada musim hujan karena letak kampung Sumber Mulya terdapat rawa yang menjadi tumpuhan aliran air hujan dari pinggiran hutan. Sebaliknya pada musim kemarau kampung sumber mulya mengalami kekeringan sehingga banyak petani yang gagal panen, bahkan kolam penampungan air hujan juga kering sehingga terjadi krisis air bersih. Untuk menangani hal tersebut perlu adanya rehabilitasi drainase primer di batas terluar kampung dan pembuatan pintu air untuk mengendalikan luapan air dari hutan.

c. Demografi Kampung Jumlah penduduk Kampung Sumber Mulya sebanyak 811 orang yang

terdiri laki-laki berjumlah 432 orang dan perempuan berjumlah 379 orang. Tingkat kelahiran rata-rata dalam 2 tahun, yaitu tahun 2013-2015 mencapai 7,6 setiap tahun untuk tingkat kematian rata-rata setiap tahun mencapai 1,6. Komposisi penduduk Kampung Sumber Mulya berdasarkan agama, yaitu Islam berjumlah 747 orang, Katolik 25 orang, Kristen 39 orang. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan etnis atau suku, yaitu Jawa laki-laki 420 orang perempuan 362 orang, Papua laki-laki 13 orang perempuan 16 orang.

2.1. Sumber Daya Alam Tabel II.1:

Daftar Sumber Daya Alam No. Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan

1. Lahan Pekarangan 117 Ha 2. Lahan yang belum diolah 206 Ha 3. Lahan Pertanian Usaha 1 466 Ha 4. Lahan Pertanian Usaha 2 350 Ha 5. Rawa 10 Ha

DESA SUMBER MULYA

8

proses pembangunanya terkesan lambat, namun dengan tingkat pertumbuhan dan pembangunan saat ini kita berharap Kampung Sumber Mulya dapat bersaing dan sejajar dengan kampung lain yang lebih maju.

b. Kampung Rawan Bencana Sejak Kampung Sumber Mulya dibentuk tahun 1984 pernah mengalami

bencana alam banjir yang terjadi pada musim hujan karena letak kampung Sumber Mulya terdapat rawa yang menjadi tumpuhan aliran air hujan dari pinggiran hutan. Sebaliknya pada musim kemarau kampung sumber mulya mengalami kekeringan sehingga banyak petani yang gagal panen, bahkan kolam penampungan air hujan juga kering sehingga terjadi krisis air bersih. Untuk menangani hal tersebut perlu adanya rehabilitasi drainase primer di batas terluar kampung dan pembuatan pintu air untuk mengendalikan luapan air dari hutan.

c. Demografi Kampung Jumlah penduduk Kampung Sumber Mulya sebanyak 811 orang yang

terdiri laki-laki berjumlah 432 orang dan perempuan berjumlah 379 orang. Tingkat kelahiran rata-rata dalam 2 tahun, yaitu tahun 2013-2015 mencapai 7,6 setiap tahun untuk tingkat kematian rata-rata setiap tahun mencapai 1,6. Komposisi penduduk Kampung Sumber Mulya berdasarkan agama, yaitu Islam berjumlah 747 orang, Katolik 25 orang, Kristen 39 orang. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan etnis atau suku, yaitu Jawa laki-laki 420 orang perempuan 362 orang, Papua laki-laki 13 orang perempuan 16 orang.

2.1. Sumber Daya Alam Tabel II.1:

Daftar Sumber Daya Alam No. Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan

1. Lahan Pekarangan 117 Ha 2. Lahan yang belum diolah 206 Ha 3. Lahan Pertanian Usaha 1 466 Ha 4. Lahan Pertanian Usaha 2 350 Ha 5. Rawa 10 Ha

9

Kampung Sumber Mulya sebagai kampung bekas transmigrasi sangat

terbatas sumber daya alamnya karena luas kampung disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga yang menempati kampung Sumber Mulya. Dari sumber daya alam Kampung Sumber Mulya terlihat bahwa Kampung Sumber Mulya merupakan kampung yang mata pencariannya adalah pertanian. Tabel II.1 di atas menunjukkan lahan pertanian sangat besar sehingga lebih tepat digunakan untuk persawahan tanaman Padi. sedangkan lahan yang belum diolah lebih tepat digunakan untuk perluasan lahan tanaman padi seluas 206 Ha. Lahan yang belum diolah adalah lahan yang telah bersertifikat namun belum ditanami dan direncanakan akan digunakan sebagai lahan persawahan. dan rawa seluas 10 Ha dapat digunakan untuk membantu pengairan/irigasi sawah. Ada sekitar 100 hektar lahan usaha II yang sampai saat ini masih belum tersentuh untuk dimanfaatkan menjadi lahan persawahan. Hal ini disebabkan karena lahan tersebut masih mengandung kadar asam yang terlalu tinggi sehingga tanaman padi tidak dapat tumbuh diatasnya. Ini merupakan potensi, yang selaras dengan program presiden RI yang menjadikan Merauke menjadi lumbung pangan nasional.

2.2. Sumber Daya Manusia

Tabel II.2: Daftar Sumber Daya Manusia

No. Uraian Sumber Daya Manusia Jumlah Satuan

1. Penduduk dan keluarga 811 orang a. Jumlah penduduk laki-laki 432 orang b. Jumlah penduduk perempuan 379 orang c. Jumlah keluarga 254 keluarga

2. Sumber penghasilan utama penduduk a. Pertanian, perkebunan 552 Orang b. Pertambangan dan penggalian - orang c. Industri pengolahan (pabrik,

kerajinan, dll) - orang

d. Peternakan 2 orang e. Perdagangan besar/eceran dan 18 keluarga

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

10

rumah makan f. Angkutan 4 keluarga g. Jasa - Guru 17 Orang a. PNS 3 Orang b. Non PNS 12 orang - Tukang 8 Orang

3. Tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan

a. Lulusan S-1 keatas 10 orang b. Lulusan SLTA 139 orang c. Lulusan SMP 235 orang d. Lulusan SD 321 orang e. Tidak Tamat SD/tidak sekolah 97 orang

Tabel II.2, menggambarkan sumber daya manusia di Kampung Sumber Mulya, dimana jumlah penduduk sebanyak 811 orang dengan jumlah laki sebanyak 432 orang dan perempuan sebanyak 379 orang dan jumlah kepala keluarga sebanyak 254. Sumber penghasilan utama penduduk adalah pertanian berjumlah 552 Orang. Selain bertani keluarga yang mempunyai penghasilan dari perdagangan besar/eceran dan kerajian sebanyak 18 kepala keluarga, untuk angkutan terdapat 4 kepala keluarga yang melakukan usaha, dan untuk jasa yang terdiri dari guru dan tukang berjumlah 25 orang.

Untuk tingkat pendidikan bila mencermati tabel II.2 lulusan Strata Satu ke atas mencapai 1,23%, lusulan SLTA mencapai 17,14%. Untuk warga masyarakat Kampung Sumber Mulya yang lulus SMP mencapai 28,98%, sedangkan yang lulus SD mencapai 39,58% dan yang tidak lulus SD/tidak sekolah mencapai 11,96%. Tingkat prosentase masyarakat Kampung Sumber Mulya yang tidak tamat SD/tidak sekolah dihitung termasuk anak-anak yang masih bersekolah di SD. Angka pendidikan yang tergambar dalam Tabel II.2 tentunya menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat Sumber Mulya, dimana tingkat kemiskinan mencapai 65 anggota rumah tangga miskin.

DESA SUMBER MULYA

10

rumah makan f. Angkutan 4 keluarga g. Jasa - Guru 17 Orang a. PNS 3 Orang b. Non PNS 12 orang - Tukang 8 Orang

3. Tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan

a. Lulusan S-1 keatas 10 orang b. Lulusan SLTA 139 orang c. Lulusan SMP 235 orang d. Lulusan SD 321 orang e. Tidak Tamat SD/tidak sekolah 97 orang

Tabel II.2, menggambarkan sumber daya manusia di Kampung Sumber Mulya, dimana jumlah penduduk sebanyak 811 orang dengan jumlah laki sebanyak 432 orang dan perempuan sebanyak 379 orang dan jumlah kepala keluarga sebanyak 254. Sumber penghasilan utama penduduk adalah pertanian berjumlah 552 Orang. Selain bertani keluarga yang mempunyai penghasilan dari perdagangan besar/eceran dan kerajian sebanyak 18 kepala keluarga, untuk angkutan terdapat 4 kepala keluarga yang melakukan usaha, dan untuk jasa yang terdiri dari guru dan tukang berjumlah 25 orang.

Untuk tingkat pendidikan bila mencermati tabel II.2 lulusan Strata Satu ke atas mencapai 1,23%, lusulan SLTA mencapai 17,14%. Untuk warga masyarakat Kampung Sumber Mulya yang lulus SMP mencapai 28,98%, sedangkan yang lulus SD mencapai 39,58% dan yang tidak lulus SD/tidak sekolah mencapai 11,96%. Tingkat prosentase masyarakat Kampung Sumber Mulya yang tidak tamat SD/tidak sekolah dihitung termasuk anak-anak yang masih bersekolah di SD. Angka pendidikan yang tergambar dalam Tabel II.2 tentunya menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat Sumber Mulya, dimana tingkat kemiskinan mencapai 65 anggota rumah tangga miskin.

11

2.3. Sumber Daya Pembangunan

Tabel II.3: Daftar Sumber Daya Pembangunan

No. Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan

1. Aset Prasarana Umum a. Jalan - Kampung 10.125 m - Usaha Tani 76.800 m b. Jembatan 12 unit c. Drainase 65.800 m d. Gorong-gorong 46 unit e. Bendali (Kolam Tadah Air) 5 unit f. Kantor kampung 1 unit g. Balai kampung 1 unit h. Sumur bor 2 unit

2. Aset Prasarana Pendidikan a. Gedung Paud 1 unit b. Gedung TK 1 unit c. Gedung SD 2 unit

3. Aset Prasarana Kesehatan a. PUSTU 1 unit b. Posyandu 1 unit c. MCK Umum 2 - d. MCK Rumah Tangga - RT ada MCK 134 keluarga - RT belum ada MCK 120 keluarga e. Air bersih 5 unit - Sumur 43 keluarga - Bendali 211 keluarga

4. Aset Prasarana Tempat Ibadah a. Gereja 1 unit b. Mesjid 1 unit c. Musola 1 unit

5. Aset Prasarana Ekonomi

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

12

a. Hand Tractor 67 unit b. Jonder 2 unit c. Perontok padi /Halfester combayen 2 unit d. Mobil 4 unit e. Gudang gapoktan 1 unit f. Gudang alsitan 1 unit g. Terop 1 Paket

6. Kelompok Usaha Ekonomi Produktif a. Jumlah kelompok usaha 6 kelompok b. Jumlah kelompok usaha yang sehat 6 kelompok

7. Aset Berupa Modal a. Total aset produktif padi 7-9 Ton/3 bulan

Sumber daya pembangunan yang tergambar dalam Tabel II.3 mengenai

aset prasara umum yang terdiri dari jalan yang melintasi Kampung Sumber Mulya, jalan kampung 12.125 m yang merupakan jalan dalam kampung setiap jalur, dimana jalan tersebut pada musim hajan berlumpur dan susah untuk dilalui. Jalan usah tani mencapai 76.800 m yang sekaligus merupakan tanggul galian sekunder. Jembatan sebanyak 12 unit yang semuanya merupakan jembatan kayu dan dalam keadaan rusak. Drainase yang ada dengan panjang 65 km sedangkan yang belum direhab panjang mencapai 20 Km. Gorong-gorongan dalam kampung telah dibangun sebanyak 34 unit sedangkan yang belum dibangun sebnyak 13 unit. Untuk bendali atau kolam tadah air dari 5 unit semuanya telah mengalami pendangkalan dan sajak masih bertastus UPT tidak pernah dilakukan pembersihan atau rehabilitasi terhadap bendali tersebut.

Aset prasaran pendidikan di Kampung Sumber Mulya untuk PAUD dan TK dan SD, sudah mempunyai gedung sendiri, yang telah dibangun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke. Aset prasarana kesehatan pada Tabel II.3 pembangunan posyandu dilakukan oleh Pemerintah Kampung dari program Gerbangku tahun 2014, sedangkan Pustu dibangun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke. Akan tetapi pada bulan maret tahun 2015 telah terjadi musibah kebakaran yang menghanguskan semua prasarana kesehatan tersebut, sehingga untuk pelayanan kesehatan waktu itu masih menumpang di balai kampung. Untuk sekarang telah dibangun kembali

DESA SUMBER MULYA

12

a. Hand Tractor 67 unit b. Jonder 2 unit c. Perontok padi /Halfester combayen 2 unit d. Mobil 4 unit e. Gudang gapoktan 1 unit f. Gudang alsitan 1 unit g. Terop 1 Paket

6. Kelompok Usaha Ekonomi Produktif a. Jumlah kelompok usaha 6 kelompok b. Jumlah kelompok usaha yang sehat 6 kelompok

7. Aset Berupa Modal a. Total aset produktif padi 7-9 Ton/3 bulan

Sumber daya pembangunan yang tergambar dalam Tabel II.3 mengenai

aset prasara umum yang terdiri dari jalan yang melintasi Kampung Sumber Mulya, jalan kampung 12.125 m yang merupakan jalan dalam kampung setiap jalur, dimana jalan tersebut pada musim hajan berlumpur dan susah untuk dilalui. Jalan usah tani mencapai 76.800 m yang sekaligus merupakan tanggul galian sekunder. Jembatan sebanyak 12 unit yang semuanya merupakan jembatan kayu dan dalam keadaan rusak. Drainase yang ada dengan panjang 65 km sedangkan yang belum direhab panjang mencapai 20 Km. Gorong-gorongan dalam kampung telah dibangun sebanyak 34 unit sedangkan yang belum dibangun sebnyak 13 unit. Untuk bendali atau kolam tadah air dari 5 unit semuanya telah mengalami pendangkalan dan sajak masih bertastus UPT tidak pernah dilakukan pembersihan atau rehabilitasi terhadap bendali tersebut.

Aset prasaran pendidikan di Kampung Sumber Mulya untuk PAUD dan TK dan SD, sudah mempunyai gedung sendiri, yang telah dibangun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke. Aset prasarana kesehatan pada Tabel II.3 pembangunan posyandu dilakukan oleh Pemerintah Kampung dari program Gerbangku tahun 2014, sedangkan Pustu dibangun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke. Akan tetapi pada bulan maret tahun 2015 telah terjadi musibah kebakaran yang menghanguskan semua prasarana kesehatan tersebut, sehingga untuk pelayanan kesehatan waktu itu masih menumpang di balai kampung. Untuk sekarang telah dibangun kembali

13

pustu tersebut. Untuk MCK umum ada 2 unit, tidak semua rumah tangga memiliki MCK. Dari tabel II.3 tergambar rumah tangga yang memiliki MCK sebanyak 134 kepala keluarga sedangkan yang tidak memiliki MCK sebanyak 120 kepala keluarga. Dari jumlah kepala keluarga di Kampung Sumber Mulya 254 kepala keluarga yang memiliki fasilitas air besih berupa sumur sebanyak 43 kepala keluarga sedangkan 211 kepala keluarga menggunakan bendali. Ada dua sumur bor yang masih berfungsi, yang satu letaknya 15 meter dari rumah kepala kampung, yang satu lagi letaknya di ujung kampung. Ketika air susah untuk perairan, air sumur bor ditampung sampai dingin agar zat belerang berkurang, setelah itu dipakai airnya untuk persawahan.

Aset prasarana ekonomi di Kampung Sumber Mulya pada tabel II.3 sebagai kampung yang penduduknya berpenghasilan dari pertanian, maka aset prasarana ekonomi yang ada adalah sarana prasarana pendukung pertanian seperti hand tractor, jonder dan perontok padi/harvester combayen selain itu Kampung Sumber Mulya memiliki 4 unit mobil, gudang gapoktan, gudang halsitan dan terop. Mengenai kelompok usaha ekonomi produktif berjumlah 6 kelompok dan semuanya masih melaksanakan aktivitas atau dalam kategori sehat. Ada satu kelompok usaha yang dikelola oleh khusus pribumi yaitu kelompok KIHUI yang beranggotakan 10 orang yang bergerak di usaha simpan pinjam. Bahkan saat ini sudah berkembang untuk usaha peternakan dan pertanian. Kelompok tersebut saat ini menjadi perhatian khusus kepala kampung yang bertujuan untuk mensejajarkan kesejahteraan mereka dengan yang lain.

2.4. Sumber Daya Sosial Budaya

Tabel II.4: Daftar Sumber Daya Sosial Budaya

No. Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah Satuan

1. Kelompok pengajian muslimat 1 kelompok 2. Yasinan 3 kelompok 3. Sekolah Minggu 1 kelompok 4. Kebaktian umat Nasrani 1 kelompok 5. Pengajian anak-anak 3 kelompok

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

14

6. Kelompok pemuda lingkungan 4 kelompok 7. Kelompok arisan 5 kelompok

8. Kelompok ibu – ibu PKK 1 kelompok

Sumber daya sosial budaya pada Tabel II.4 menunjukan bahwa sumber daya sosial budaya sangat minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Aspek agama terdapat kelompok pengajian muslimat berjumlah 80 orang, yasinan berjumlah 3 masing masing 20 orang dan sekolah minggu berjumlah 7 orang serta. Kebaktian rutin kebaktian Nasrani setiap malam kamis sejumlah 15 orang, kelompok PKK, yang yang terdiri dari, ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. PKK sendiri diketuai oleh ibu kepala kampung. pengajian anak anak sebanyak 3 kelompok dengan anggota rata-rata sebanyak 20 orang.Untuk kelompok pemuda ada 4 kelompok di setiap RW.

Dari jumlah penduduk 811 orang tergambar dalam Tabel II.4 di atas keterlibatan masyarakat Kampung Sumber Mulya untuk aspek sosial budaya masih sangat minim. Motivasi untuk mengikuti kegiatan sosial budaya dianggap hal yang belum penting untuk itu peningkatan kesadaran akan pentingnya aspek sosial budaya selain itu perlu ada sarana pendukung.

DESA SUMBER MULYA

14

6. Kelompok pemuda lingkungan 4 kelompok 7. Kelompok arisan 5 kelompok

8. Kelompok ibu – ibu PKK 1 kelompok

Sumber daya sosial budaya pada Tabel II.4 menunjukan bahwa sumber daya sosial budaya sangat minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Aspek agama terdapat kelompok pengajian muslimat berjumlah 80 orang, yasinan berjumlah 3 masing masing 20 orang dan sekolah minggu berjumlah 7 orang serta. Kebaktian rutin kebaktian Nasrani setiap malam kamis sejumlah 15 orang, kelompok PKK, yang yang terdiri dari, ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. PKK sendiri diketuai oleh ibu kepala kampung. pengajian anak anak sebanyak 3 kelompok dengan anggota rata-rata sebanyak 20 orang.Untuk kelompok pemuda ada 4 kelompok di setiap RW.

Dari jumlah penduduk 811 orang tergambar dalam Tabel II.4 di atas keterlibatan masyarakat Kampung Sumber Mulya untuk aspek sosial budaya masih sangat minim. Motivasi untuk mengikuti kegiatan sosial budaya dianggap hal yang belum penting untuk itu peningkatan kesadaran akan pentingnya aspek sosial budaya selain itu perlu ada sarana pendukung.

15

2.5. Sketsa Kampung Gambar II.1

Sketsa Kampung SUMBER MULYA

Gambar II.2 Sketsa Letak Lahan Gambut di Kampung SUMBER MULYA

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

16

Sketsa Kampung Sumber Mulya sebagaimana pada Gambar II.1 di atas

merupakan sketsa yang menggambarkan keadaan Kampung Sumber Mulya. Dari sketsa Kampung Sumber Mulya dapat diperoleh permasalahan yang ada dalam kampung dan potensi yang dapat mengatasi permasalahan Kampung Sumber Mulya.

Sketsa Pada gambar II.2 diatas merupakan sketsa yang dibuat masyarakat yang menggambarkan letak gambut berada atau menurut bahasa setempat disebut rawa goyang atau tanah goyang atau disebut juga lahan tidur.

Permasalahan di Kampung Sumber Mulya untuk setiap RT, dimana setiap RT mempunyai permasalahan yang sama. Permasalahan jalan kampung yang rusak dan berlumpur pada saat hujan dialami oleh RT. 01, s.d RT. 12, namun RT. 05 telah dilakukan penimbunan selmat oleh swadaya warga setempat yang panjangnya mencapai 300 m sehingga jalan tersebut sudah lebih baik bila dibanding jalan lingkungan lainnya. Masalah penerangan jalan untuk mendukug keamanan di lingkungan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Permasalahan yang terjadi di setiap RT mengenai pendangkalan parit, perumahan yang tidak layak huni dan sanitasi yang masih buruk merupakan gambaran dari Kampung Sumber Mulya. Potensi dalam mengatasi permasalahan dan tersedia di Kampung Sumber Mulya terutama dari sumber daya alam cukup memadai dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat di Kampung Sumber Mulya.

Untuk lahan gambut sendiri, masyarakat setempat belum memaksimalkan lahan tersebut dengan baik, atau boleh dibilang, belum tersentuh untuk diolah dalam dunia pertanian atau perkebunan. Lahan gambut tersebut biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat ketika musim penghujan tiba, dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan, dan ketika musim panas tiba, dimanfaatkan untuk tempat berburu berbagai macam hewan seperti babi, rusa, saham (kanguru), dan burung-burung yang tidak dilindungi. Hal ini terjadi terus menerus bukan hanya di kalangan masyarakat kampung Sumber Mulya, tetapi dimanfaatkan juga oleh masyarakat Kampung Kaliki. Dengan adanya pemanfaatan lahan gambut tersebut yang masih bersifat alam, maka tingkat kerusakan ekosistem lahan gambut boleh dikatakan tidak terjadi pengrusakan. Maka,

DESA SUMBER MULYA

16

Sketsa Kampung Sumber Mulya sebagaimana pada Gambar II.1 di atas

merupakan sketsa yang menggambarkan keadaan Kampung Sumber Mulya. Dari sketsa Kampung Sumber Mulya dapat diperoleh permasalahan yang ada dalam kampung dan potensi yang dapat mengatasi permasalahan Kampung Sumber Mulya.

Sketsa Pada gambar II.2 diatas merupakan sketsa yang dibuat masyarakat yang menggambarkan letak gambut berada atau menurut bahasa setempat disebut rawa goyang atau tanah goyang atau disebut juga lahan tidur.

Permasalahan di Kampung Sumber Mulya untuk setiap RT, dimana setiap RT mempunyai permasalahan yang sama. Permasalahan jalan kampung yang rusak dan berlumpur pada saat hujan dialami oleh RT. 01, s.d RT. 12, namun RT. 05 telah dilakukan penimbunan selmat oleh swadaya warga setempat yang panjangnya mencapai 300 m sehingga jalan tersebut sudah lebih baik bila dibanding jalan lingkungan lainnya. Masalah penerangan jalan untuk mendukug keamanan di lingkungan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Permasalahan yang terjadi di setiap RT mengenai pendangkalan parit, perumahan yang tidak layak huni dan sanitasi yang masih buruk merupakan gambaran dari Kampung Sumber Mulya. Potensi dalam mengatasi permasalahan dan tersedia di Kampung Sumber Mulya terutama dari sumber daya alam cukup memadai dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat di Kampung Sumber Mulya.

Untuk lahan gambut sendiri, masyarakat setempat belum memaksimalkan lahan tersebut dengan baik, atau boleh dibilang, belum tersentuh untuk diolah dalam dunia pertanian atau perkebunan. Lahan gambut tersebut biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat ketika musim penghujan tiba, dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan, dan ketika musim panas tiba, dimanfaatkan untuk tempat berburu berbagai macam hewan seperti babi, rusa, saham (kanguru), dan burung-burung yang tidak dilindungi. Hal ini terjadi terus menerus bukan hanya di kalangan masyarakat kampung Sumber Mulya, tetapi dimanfaatkan juga oleh masyarakat Kampung Kaliki. Dengan adanya pemanfaatan lahan gambut tersebut yang masih bersifat alam, maka tingkat kerusakan ekosistem lahan gambut boleh dikatakan tidak terjadi pengrusakan. Maka,

17

lahan tersebut masih dikatakan utuh atau belum adanya dampak-dampak kerusakan yang dapat merugikan masyarakat setempat dan negara tetangga.

Untuk lahan gambut sendiri, menurut masyarakat jika diolah nanti, sebaiknya ditanami tanaman yang cocok dengan struktur tanah, karena tingkat ke asaman tanah sangat tinggi, maka tidak semua tanaman dapat ditanam di area lahan gambut tersebut. Lahan gambut tersebut bukan hanya diolah untuk daerah pertanian atau perkebunan, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan dan tempat wisata, hal ini dikarenakan lahan tersebut dekat dengan aliran sungai dan rawa.

2.6. Kelender Musim Kampung

Tabel II.5, merupakan tabel yang menguraikan kelender musim di Kampung Sumber Mulya yang dibagi dalam tiga musim, yaitu musim pancaroba, kemarau dan hujan. Selain itu menguraikan mengenai puncak dari musim yang diamali oleh masyarakat. Lambang bintang tiga menunjukan puncak dari musim yang dialami oleh masyarakat di Kampung Sumber Mulya. Berikut ini adalah kelender musim dari Kampung Sumber Mulya:

Tabel II. 5 Kelender Musim Sumber Mulya

MASALAH, KEGIATAN KEADAAN

PANCAROBA

MUSIM KEMARAU

MUSIM HUJAN

Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb

Banjir ** ** Diare **

Tanam Padi ** ** ** ** *** * Panen Padi ** *** ** ***

Kegiatan Hari Kegamaan

* ** ***

* ***

Libur Sekolah * ** ***

* *

Hama Tanaman * * * *** Kegiatan HUT

Kampung & HUT RI

***

Susah Air * ** *** *** ** *

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

18

Dari kelender musim pada Tabel II.5 di atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Sumber Mulya adalah permasalahan kekurangan air bersih. Pada saat musim kemarau dari bulan Juli sampai dengan bulan November sumur yang menyuediakan air bersih mengalami kekeringan sehingga masyarakat harus mengambil air bersih dari bendali atau kolam tadah hujan. Sebagaimana diuraikan dalam sumber daya pembangunan, dimana terdapat 5 bendali atau kolam tadah air tetapi telah mengalami pendangkalan karena sejak masih menjadi kampung transmigrasi tidak pernah dilakukan pembersihan atau rehabilitasi sehingga debit air semakin kecil sedangkan kebutuhan masyarakat akan air bersih tergantung pada bendali tersebut.

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Sumber Mulya yang sebagian besar adalah petani pada musim tanam padi kesulitan pupuk menyebabkan produksi padi menurun sehingga tidak sesuai dengan biaya produksi membuat petani mengalami kerugian. Potensi yang dimiliki Kampung Sumber Mulya adalah sarana transportasi yang tersedia berupa truck milik warga kampung yang bisa mengangkut pupuk. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan pupuk yang terbatas.

Permasalahan penyakit diare di Kampung Sumber Mulya terjadi pada saat hari raya karena terkait dengan konsumsi makan dan minuman. Potensi di Kampung Sumber Mulya untuk mengatasi permasalahan diare adalah tersedianya tenaga medis dan obat-obatan.

Banjir di Kampung Sumber Mulya terjadi pada saat musim hujan pada bulan Januari dan Februari disebabkan karena luapan air rawa dari hutan. Meskipun banjir tersebut hanya berlangsung dalam hitungan hari dan hanya sebagian kepala keluarga mengalami kebanjiran, namun bila tidak dijaga maka dikemudian hari tentunya akan lebih meluas wilayah banjir.

Pada setiap tahun di bulan Agustus diadakan kegiatan dalam rangka HUT Kampung Sumber Mulya dan HUT RI. Ini adalah bentuk apresiasi masyarakat untuk mengenang awal mula penempatan transmigrasi di Kampung Sumber Mulya.

Tabel II.6: Daftar Masalah dan Potensi dari Kelender Musim

DESA SUMBER MULYA

18

Dari kelender musim pada Tabel II.5 di atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Sumber Mulya adalah permasalahan kekurangan air bersih. Pada saat musim kemarau dari bulan Juli sampai dengan bulan November sumur yang menyuediakan air bersih mengalami kekeringan sehingga masyarakat harus mengambil air bersih dari bendali atau kolam tadah hujan. Sebagaimana diuraikan dalam sumber daya pembangunan, dimana terdapat 5 bendali atau kolam tadah air tetapi telah mengalami pendangkalan karena sejak masih menjadi kampung transmigrasi tidak pernah dilakukan pembersihan atau rehabilitasi sehingga debit air semakin kecil sedangkan kebutuhan masyarakat akan air bersih tergantung pada bendali tersebut.

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Sumber Mulya yang sebagian besar adalah petani pada musim tanam padi kesulitan pupuk menyebabkan produksi padi menurun sehingga tidak sesuai dengan biaya produksi membuat petani mengalami kerugian. Potensi yang dimiliki Kampung Sumber Mulya adalah sarana transportasi yang tersedia berupa truck milik warga kampung yang bisa mengangkut pupuk. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan pupuk yang terbatas.

Permasalahan penyakit diare di Kampung Sumber Mulya terjadi pada saat hari raya karena terkait dengan konsumsi makan dan minuman. Potensi di Kampung Sumber Mulya untuk mengatasi permasalahan diare adalah tersedianya tenaga medis dan obat-obatan.

Banjir di Kampung Sumber Mulya terjadi pada saat musim hujan pada bulan Januari dan Februari disebabkan karena luapan air rawa dari hutan. Meskipun banjir tersebut hanya berlangsung dalam hitungan hari dan hanya sebagian kepala keluarga mengalami kebanjiran, namun bila tidak dijaga maka dikemudian hari tentunya akan lebih meluas wilayah banjir.

Pada setiap tahun di bulan Agustus diadakan kegiatan dalam rangka HUT Kampung Sumber Mulya dan HUT RI. Ini adalah bentuk apresiasi masyarakat untuk mengenang awal mula penempatan transmigrasi di Kampung Sumber Mulya.

Tabel II.6: Daftar Masalah dan Potensi dari Kelender Musim

19

No. MASALAH POTENSI

1. RT. 01 sampai dengan RT. 12 pada saat musim kemarau kekurangan air

- Bendali/Kolam Tada Air

2. RT. 01 sampai dengan RT. 12 kesulitan pupuk saat musim tanam

- Jalan Merauke-Sumber Mulya baik

- Ada kendaraan tapi milik warga kampung (truck)

3. Kampung Sumber Mulya mengalami diare

- Tersedia tenaga medis - Obat-obatan tersedia

4. Banjir dari luapan air rawa di RW. 03, RW 04.

- Tenaga gotong royong

2.7. Kelembagaan Kampung Bagan kelembagaan pada Gambar II.7, di bawah ini bukan bagan

kelembagaan kampung dalam bentuk struktur organisasi tetapi kelembagaan kampung yang paling dekat dengan masyarakat. Bila melihat lembaga-lembaga yang dalam Kampung Sumber Mulya dalam garis berbentuk persegi menunjukkan kedekatan kelembagaan dalam kampung yang dekat dengan masyarakat. Dari berbagai lembaga di Kampung Sumber Mulya terlihat RT dan RW adalah lembaga kampung yang sangat dekat dengan masyarakat karena proses administrasi sebelum sampai di Kepala Kampung harus melalui RT dan RW, selain itu segala aktivitas di Kampung Sumber Mulya peran RT dan RW memainkan peran yang sangat penting karena proses koordinasi dari Pemerintah Kampung Sumber Mulya untuk sampai ke masyarakat melalui RT dan RW.

Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kampung Sumber Mulya dimana lahan persawahan dan lahan yang belum diolah serta sumber penghasilan masyarakat dari pertanian, maka kelembgaan kelompok tani dan gapoktan termasuk kelembagaan kampung yang dekat dengan masyarakat. Demikian halnya Kepala Kampung dan aparat kampung serta Posyandu dan Polinkam.

Kelembagaan yang tidak dekat dengan masyarakat adalah Koperasi Unit Desa (Kampung). Lembaga KUD sebagai soko guru ekonomi ternyata tidak memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Kampung Sumber

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

20

Mulya. KUD hanya sebatas pembentukan organisasi tetapi pengelolaannya tidak berkembang dan bahkan sudah tidak beraktivitas. Hal ini dialami juga oleh Karang Taruna merupakan wadah pemuda tetapi aktivitasnya adalah musiman. Dikatakan musiman karena hanya beraktivitas bila ada kegiatan hari besar seperti 17 Agustus.

Gambar II.7:

Bagan Kelembagaan Kampung

Analisa Permasalahan yang dihadipi dan potensi yang ada di Kampung

Sumber Mulya sebagaimana diuraikan dalam Tabel II.7 di bawah ini:

Tabel II.7: Analisa Masalah dan Potensi Kampung

Kepala Kampung & Aparat

Masyarakat

KUD

BAMUSKAM

RT

RW

PKK

Posyandu

Polinkam Karangtarun

aA

Kelompok tani dan

gapoktan

Linmas

PKM dan Dewan

Kepala Kampung & Aparat Kampung

TK-PAUD TPQ

DESA SUMBER MULYA

20

Mulya. KUD hanya sebatas pembentukan organisasi tetapi pengelolaannya tidak berkembang dan bahkan sudah tidak beraktivitas. Hal ini dialami juga oleh Karang Taruna merupakan wadah pemuda tetapi aktivitasnya adalah musiman. Dikatakan musiman karena hanya beraktivitas bila ada kegiatan hari besar seperti 17 Agustus.

Gambar II.7:

Bagan Kelembagaan Kampung

Analisa Permasalahan yang dihadipi dan potensi yang ada di Kampung

Sumber Mulya sebagaimana diuraikan dalam Tabel II.7 di bawah ini:

Tabel II.7: Analisa Masalah dan Potensi Kampung

Kepala Kampung & Aparat

Masyarakat

KUD

BAMUSKAM

RT

RW

PKK

Posyandu

Polinkam Karangtarun

aA

Kelompok tani dan

gapoktan

Linmas

PKM dan Dewan

Kepala Kampung & Aparat Kampung

TK-PAUD TPQ

21

No. LEMBAGA MASALAH POTENSI

1. Kepala Kampung dan Aparat Kampung

- Sumber daya manusia terbatas

- Pelaksanaan tugas masih kurang

- Keterlambatan honor

- Kesejahteraan kurang

- Pemahaman aturan perundang masih rendah

- Kantor yang memadai

- Komputer di kampung . ada

2. BAMUSKAM

- Sumber daya manusia

- Pemahaman peraturan perundang-undangan

- Kesejahteraan sangat kurang

- Tidak punya kantor

- ATK dan komputer tidak ada

- Pakaian seragam tidak ada

- Lokasi untuk membangun kantor ada

- Tersedia komputer di kantor kampung

3. RT dan RW

- Pemahan tugas dan fungsi masih rendah

- Tidak ada alat transportasi.

- Legalitas sebagai RT dan RW

- Lebih dekat dengan masyarakat

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

22

4. PKK

- Pembinaan kurang

- Kekurangan modal usaha.

- Tidak memiliki gudang penyimpanan asset PKK.

- Ada kegiatan rutin bulan (arisan)

5. LINMAS

- Tidak memahami tugas dan fungsi

- Tidak ada honor - Tidak ada

seragam - Kuranganya

pembinaan dari instasi pihak keamanan

-sangat dibutuhan di dalam kampung

6. Posyandu dan Polinkam

- Rutin pelayanan tapi tidak ada kesejahteraan - Tidak memiliki gedung

Membantu masyarakat untuk pelayanan balita dan lansia.

7. Kelompok Tani

- Pemahaman akan tugas dan fungsi organisasi

- Tidak adanya tunjangan kesejahteraan.

- Seluruh kelempok aktif

- Tersedia lahan

8. KUD - Tidak aktif

9. Karangtaruna - Bersifat musiman - Pemuda tidak ada

di Kampung

- Tersedia sarana olah raga

10. PKM dan Dewan Jemaat.

- Kurangnya Tenaga ke

- Kualitas Pendidikan

DESA SUMBER MULYA

22

4. PKK

- Pembinaan kurang

- Kekurangan modal usaha.

- Tidak memiliki gudang penyimpanan asset PKK.

- Ada kegiatan rutin bulan (arisan)

5. LINMAS

- Tidak memahami tugas dan fungsi

- Tidak ada honor - Tidak ada

seragam - Kuranganya

pembinaan dari instasi pihak keamanan

-sangat dibutuhan di dalam kampung

6. Posyandu dan Polinkam

- Rutin pelayanan tapi tidak ada kesejahteraan - Tidak memiliki gedung

Membantu masyarakat untuk pelayanan balita dan lansia.

7. Kelompok Tani

- Pemahaman akan tugas dan fungsi organisasi

- Tidak adanya tunjangan kesejahteraan.

- Seluruh kelempok aktif

- Tersedia lahan

8. KUD - Tidak aktif

9. Karangtaruna - Bersifat musiman - Pemuda tidak ada

di Kampung

- Tersedia sarana olah raga

10. PKM dan Dewan Jemaat.

- Kurangnya Tenaga ke

- Kualitas Pendidikan

23

rohaniawan - Belum ada

tunjangan kesejahteraan.

Agama sangat baik

11. TK-PAUD

- Tenaga pengajar kurang

- Tunjangan kesejahteraan kurang

- Operasional sekolah kurang

- Murid ada - Kegiatan beljar

mengajar di gedung masing-masing

12 TPQ

- Tunjangan kesejahteraan belum ada

- Belum memiliki gedung

- Operasional kegiatan belum ada.

- Murid ada

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

24

3.1. KESIMPULAN

Dari hasil pemantauan awal bahwa, kampung Sumber Mulya dalam mengelola ekosistem gambut, masih belum maksimal, sebagian masih dilakukan secara tradisional. Masyarakat Sumber Mulya sendiri belum tahu cara memanfaatkan lahan gambut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Pemerintah juga belum memberikan perhatian khusus dalam pengembangan ekonomi ekosistem gambut. Masyarakat setempat sebagaian sudah memanfaatkannya, namun sebagian lahan-lahan gambut, belum di manfaatkan, masih perlu perhatian dan pendampingan dari Pemerintah Daerah dan pemerintah Pusat.

3.2. SARAN 1. Diharapkan ada biaya transportasi bagi tim BRG merauke. Dari kota

ke kampung (PP) 2. Adanya modul panduan penulisan laporan sebagai acuan dalam

melakukan pelaporan. 3. Perlu komunikasi yang baik antar tim BRG pusat dan daerah..

24

3.1. KESIMPULAN

Dari hasil pemantauan awal bahwa, kampung Sumber Mulya dalam mengelola ekosistem gambut, masih belum maksimal, sebagian masih dilakukan secara tradisional. Masyarakat Sumber Mulya sendiri belum tahu cara memanfaatkan lahan gambut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Pemerintah juga belum memberikan perhatian khusus dalam pengembangan ekonomi ekosistem gambut. Masyarakat setempat sebagaian sudah memanfaatkannya, namun sebagian lahan-lahan gambut, belum di manfaatkan, masih perlu perhatian dan pendampingan dari Pemerintah Daerah dan pemerintah Pusat.

3.2. SARAN 1. Diharapkan ada biaya transportasi bagi tim BRG merauke. Dari kota

ke kampung (PP) 2. Adanya modul panduan penulisan laporan sebagai acuan dalam

melakukan pelaporan. 3. Perlu komunikasi yang baik antar tim BRG pusat dan daerah..

23

rohaniawan - Belum ada

tunjangan kesejahteraan.

Agama sangat baik

11. TK-PAUD

- Tenaga pengajar kurang

- Tunjangan kesejahteraan kurang

- Operasional sekolah kurang

- Murid ada - Kegiatan beljar

mengajar di gedung masing-masing

12 TPQ

- Tunjangan kesejahteraan belum ada

- Belum memiliki gedung

- Operasional kegiatan belum ada.

- Murid ada

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Badan Restorasi Gambut

DESA SUMBER MULYA

Badan Restorasi Gambut

DESA PEDULI GAMBUT - PAPUA

Gedung Sekretariat Negara,Jalan Teuku Umar No. 10-11,Menteng, Jakarta PusatT. +62 21 319 012 608

Badan Restorasi Gambut@BRG_Indonesia@BRG_IndonesiaBadan Restorasi Gambut - BRGBadan Restorasi Gambut-BRG

www.brg.go.id

“ Pulihkan Gambut, Pulihkan Kemanusiaan.”

BADAN RESTORASI GAMBUT2016 - 2020

DESA PEDULI GAMBU T

% !"#"$

%

&'()*+"(, -".

/0)

PETA JALAN RESTORASI GAMBUT INDONESIA

2016-2020

BadanRestorasiGambut