punya aku

10
ULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 SISTEM PENYARADAN KAYU DI BERBAGAI KAWASAN HUTAN INDONESIA I. PENDAHULUAN Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang itimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyardan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selain itu juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad kayu. Hal ini terutama berlaku untuk penyaradan yang menggunakan traktor. Keterlibatan alat-alat berat dalam kegiatan pengelolaan hutan sangat penting. Perananan alat berat terutama dalam kegiatan penyaradan kayu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mewujudkan kelancaran produksi kayu. Areal kerja yang berat dan sulit serta aksesibilitas yang sangat rndah dan keterbatasan tenaga manusia mendorong kegiatan di bidang pengelolaan hutan menggunakan alat-alat berat. Sistem dan metode serta teknik yang dikembangkan di dalam suatu areal hutan tergantung kepada keadan areal hutan, seperti keadaan topografi, keadaan tanah, iklim dan ketersediaan tenaga kerja serta tentu saja luas dan volume perkerjaaan. Hal ini akan menyebabkan peralatan yang cocok digunakan disesuaikan dengan sistem pemanenan kayu yang akan dilaksanakan. Saat ini model dan spesifikasi alat berat yang cocok diterapkan di sektor kehutanan terus berkkembang dengan terus malakukan inovasi, improvement teknologi, remodifikasi dan aspek-aspek lain yang diperlukan, serta tuntutan dunia kerja di bidang kehutanan yang kian menantang. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan saat ini adalah dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas alat-alat berat. Sehingga diharapkan alat berat dalam aplikasinya di lapangan akan mampu bekerja secara optimal baik

Upload: adib-jasni-kharisma

Post on 29-Jun-2015

98 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: punya aku

ULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2009SISTEM PENYARADAN KAYU DI BERBAGAI KAWASAN HUTAN INDONESIAI. PENDAHULUANPenyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang itimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyardan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selain itu juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad kayu. Hal ini terutama berlaku untuk penyaradan yang menggunakan traktor.Keterlibatan alat-alat berat dalam kegiatan pengelolaan hutan sangat penting. Perananan alat berat terutama dalam kegiatan penyaradan kayu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mewujudkan kelancaran produksi kayu. Areal kerja yang berat dan sulit serta aksesibilitas yang sangat rndah dan keterbatasan tenaga manusia mendorong kegiatan di bidang pengelolaan hutan menggunakan alat-alat berat.Sistem dan metode serta teknik yang dikembangkan di dalam suatu areal hutan tergantung kepada keadan areal hutan, seperti keadaan topografi, keadaan tanah, iklim dan ketersediaan tenaga kerja serta tentu saja luas dan volume perkerjaaan. Hal ini akan menyebabkan peralatan yang cocok digunakan disesuaikan dengan sistem pemanenan kayu yang akan dilaksanakan.Saat ini model dan spesifikasi alat berat yang cocok diterapkan di sektor kehutanan terus berkkembang dengan terus malakukan inovasi, improvement teknologi, remodifikasi dan aspek-aspek lain yang diperlukan, serta tuntutan dunia kerja di bidang kehutanan yang kian menantang. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan saat ini adalah dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas alat-alat berat. Sehingga diharapkan alat berat dalam aplikasinya di lapangan akan mampu bekerja secara optimal baik secara teknis, ekonomis dan aspek kerusakan lingkungan yang minimal.II. PENYARADAN KAYU DI HUTAN ALAM INDONESIAAlat penyaradan yang akan dipakai dalam kegiatan penyaradan kayu harus dipilih sesuai dengan keadaan lapangan dan ukuran kayu yang disarad. Sistem pemanenan kayu dalam pelaksanaan TPTI di hutan alam yang selama ini dipakai oleh para pemegang HPH adalah long wood system, dengan peralatan yang digunakan dalam kegiatan penyaradan adlah traktor crawler 110-130 PK, yang dilengkapi dengan pisau dozer dan winch.Traktor crawler merupakan saalah satu alat penyaradan yang berfugsi untuk menyarad Penyaradan adalah fungsi suatu proses kegiatan memindahkan kayu (log) dari tempat tebangan (stump) atau petak tebang (block harvesting) ke tempat pengumpulan kayu (Tpn) atau pinggir jalan angkutan. Kisaran berat dan tenaga crawler adalah dari 2 ton sampai 3 ton, dengan tenaga 20 sampai di atas 230 PK. Bermacam perlengkapan dikembangkan untuk mengurangi gesekan antara log dan tanah serta mencegah log menyusup ke dalam tanah saat penyaradan atu terkait pada tungakdan smpah. Perlengkapan seperti skidding pan, arch, sulky dan lain-lain sebenarnya sangat berrmanfaat memperlancar kerja dan memungknkan penyerrahan log dalam keadaan lebih bersih. Crawler kelas medium berkekuatan 50-160 PK dengan bobot 5-12 ton dengan attachment

Page 2: punya aku

seperti di atas, ditambah kemudahan dalam pengendalian dengan power-steering, menjadikan alat ini sangat popular di antar para operator karen meleelahkan. Dilengkapai dengan arch integral, crawler ini menjadi alat yang saangat efektif.Wheel skidder kecil dengan dua roda penggerak yang tergolong tipe pertanian atau industrial, tidak memadai untuk logging. Tetapi masih dalam kelas kecil, yaitu 2.7-4.5 ton, wheel skidder bertenaga smpai 50 PK, mendapat tempat yang baik dalam lingkungan logging. Mulai kelas ini ke atas biasnya wheel skidder emiliki rangka artikulet yang kompak, dengan 4 roda penggeak. Radius belokan yang kecil memungkinkan mesin ini mampu mengjindari tunggak, pohon inti dn hambatan lain, serta mampu menanggulangi lereng curam dengan mudah. Pisau dozerr di depan dan fairlead di belakang, meningkatkan kemampuan mesin ini dalam operasinya. Sifat oksilasi sumbu depan, meningkatkan daya traktor dan stabilitasnya.Perkembangan yang relatif baru adalah pemasangan skidding grapple pada wheel skidder ukuran medium. Mesin ini sesuai untuk kombinasi 2 tipe penyaradan batang treelength satu demi satu tanpa pemasangan chocker, dibawa ke bunching-landing. Setelah cukup baru sebuah skidder berukuran besar menarik tumpukan ini melalui jalan yang sudah dibuka buldozer ke Tpn. Tahap ini disebut ‘roading”. Perkembangan yang tepat antara jumlah unit-unit bunching dan unit roading memungkinkan produksi maksimum. Walaupun kecenderungan perkembangan traktor bergerak ke arah wheel skidder, crawler tractor tetap memiliki banyak keuntungan. Yang penting, bahwa ia adalah mesin yang serba guna. Berguna untuk logging, untuk knstruksi jalan, alat untuk menarik berbagai muatan, dapat dipasangi berbagai atacchment dan merupakan alat mobil sebagai penggerak generator, kompressor dan lain-lain. Crawler memiliki “flotation” dan traksi yang baik di atas berbagai permukaan. Dapat berputar pada satu titik. Dapat bergerak ke mana saja pada cuaca apa saja. Kekurangannya adalah kecepatannya rendah, dan baja merusak perakaran pohon dan mengaduk tanah di musim hujan. Ini mengakibatkan perlumpuran sungai, bila beroperasi pada lereng.

III. PENYARADAN KAYU DI HUTAN GAMBUT INDONESIAPenyaradan merupakan tahap pertama dari pengangkutan kayu, yang dimulai pada saat kayu diikatkan pada rantai penyarad di tempat tebangan kemudian disarad ke tempat tujuan (TPn/landing, tepi sungai, tepi jalan rel atau jalan rel) dan berakhir setelah kayu dilepaskan dari rantai penyarad.Pembuatan jalan sarad dilakukan dalam dua tahap. Tahap pembuatan jalan sarad ini meluiputi pembuatan jalan sarad utama (jalan raya), yang dilakukan sebelum penebangan dan jalan sarad cabang yang dibuat setelah penebangan selesai. Jalan sarad dubuat untuk menghubungkan TPn (betou) dengan kayu yang akan disarad. Jalan sarad ini terbuat dari lapisan kayu yang berdiameter 6-12 cm. Kayu-kayu ini disusun menjadi 2-3 lapisan yang diambil dari pohon tingkat pancang dan tiang di petak kerja.Pembuatan jalan sarad dimulai dengan perintisan dan pembersihan areal dengan menggunakan kampak dan parang. Kemudian dilakukan pemasangan bujuran dan jari-jari yang melintang bujuran dan dilanjutkan dengan perataan terhadap akar-akar lutut serta pengupasan kulit bagian atas jari-jari. Pengupasan kulit ini agar landasan yang bergesekan dengan alat sarad rendah dan agar setelah diberi saabun akan bertambah licin.Pembuatan jalan sarad ini dilakukan bersama-sama oleh regu penyarad. Waktu kerja pembutaan jalan sarad untuk satu petak tebang ini rata-rata 4 hari untuk jalan sarad utama dan 3 hari untuk pemnbutan jalan sarad cabang. Lamanya pembutaan jalan sarad ini dipengaruhi oleh keadaan lapangan, apabila banyak akar lutut, akan membutuhkan waktu lebih lama.

Page 3: punya aku

Regu penyarad melakukan pengulitan dan penentuan ukuran panjang log sebagi dasar pelaksanaan pembagian batang. Kegiatan pengulitan ini dilakukan di petak tebang. Semua kayu dikuliti sampai bersih kecuali jenis ramin. Kayu ramin dikuliti setelah betou dan langsung diberi obat ramin (racun anti serangan kumbang Ambossia). Adapun pemotongan kayu dilakukan oleh regu penebang. Pengulitan di petak tebang ini memiliki kelebihan, yakni mengurangi volme kayu yang disarad dan limbah kulitPenyaradan mempunyai empat elemen kerja yakni berjalan kososng menuju kayu yang akan disarad, memuat kayu ke atas kuda-kuda dan menyarad kayu ke betou dan membongkar muatan ke atas betou. Elemen kerja penyaradan adalah sebagai berikut :1.Berjalan kosong menuju kayu yang akan disarad , yakni regu sarad berjalan menuju kayu yang akan disarad sambil menarik alat kuda-kuda. Penarikan alat sarad menuju kayu yang akan disrad ini dilakukan oleh 2 orang.2.Memuat, yakni kegiatan menaikkan kayu ke ats kuda-kuda sampai kayu siap disarad. Kegiatannya meliputi memasang penyangga pada alat sarad agar stabil, memasang landasan (ender-ender) sebagai tempat menggulingkan kayu ke kuda-kuda, mengungkit dan mendorong kayu ke atas alat kuda-kuda dengan menggunakan locak dan mengatur posisi kayu di ats alat sarad agar seimbang.3.Menyarad, meliputi memasang tali penarik dan menyarad.4.Membongkar dan mengatur kayu di betou dengan menggunakan locak.

IV. PENYARADAN KAYU DI HUTAN RAKYAT INDONESIAPeralatan utama yang diperlukan dalam sistem kabel adalah: 1) Unit mesin penggerak; unit mesin ini berfungsi sebagai sumber tenaga seluruh sistem kabel, 2) Kabel baja dan pengikatnya termasuk penjepit dan macammacam perlengkapan untuk saling dihubungkan, 3) Kabel dan kereta yang berfungsi untuk mengarahkan perpindahan kayu dan diletakan berhubungan dengan kabel-kabel. Metode kabel layang (skyline) merupakan metode mekanis yang makin berkembang dan menjadi paling lengkap dari pengeluaran kayu sistem kabel. Metode ini terdapat modifikasi berdasarkan cara pemasangan kabel layang, kereta dan penggunaan kabel pelengkapnya. Penggunaan metode kabel layang berubah berdasarkan kebutuhan medan yang dihadapi dan perubahan modifikasinya tergantung pada cara pemakaiannya bukan pada peralatan yang dipergunakannya. Penggunaan sistem kabel layang dipengaruhi oleh beberapa faktor. menjelaskan bahwa secara ekonomis penggunaan sistem kabel layang harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1) konversi dari nilai kayu yang dikeluarkan; 2) total volume setiap hektar yang akan dikeluarkan pada sebuah lokasi penebangan; 3) areal unit penebangan yang belum dikeluarkan hasilnya; 4) jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun; 5) ukuran dari kayu yang akan dikeluarkan; 6) jarak pengeluaran kayu.Prosedur Pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang biasanya terdiri dari persiapan pengeluaran kayu, pemasangan alat dan pengoperasiannya. Persiapan pengeluaran kayu meliputi kegiatan orientasi lapangan dan penebangan pohon di jalur kabel. Kegiatan pemasangan alat terdiri dari penempatan yarder dan pemasangan kait, pemasangan kabel penguat (guyline) dan katrol pada tiang utama, pemasangan kabel penguat dan katrol pada tiang pembantu, pemasangan kabel layang dan kabel tanpa ujung.Pengoperasian alat sistem kabel layang dapat dijelaskan seperti berikut ini. Setelah kabel layang dan kereta berikut kabel utama dipasang dan mesin telah dipanaskan maka pekerjaan pengeluaran kayu dapat dimulai. Pengoperasian sistem kabel layang ini dilayani oleh enam orang, yaitu satu orang operator mesin, dua orang melepas kait di tempat pengumpulan, satu

Page 4: punya aku

orang memberi tanda di tempat kayu dikeluarkan, satu orang mengait kayu, dan dua orang menyiapkan kayu. Unsur kerja pertama pada pengoperasian alat adalah meluncurkan kereta dari panggung atas (lokasi di mana yarder berada) ke panggung bawah (lokasi di mana kayu yang akan dikeluarkan berada). Setelah kereta sampai di sekitar kayu yang akan dikeluarkan, pemasang kait memberi tanda untuk menghentikan kereta dan mengendorkan kabel pengangkat. Selanjutnya setelah kabel pengangkat ada di bawah maka kayu yang sudah disiapkan dikaitkan ke katrol yang ada pada kabel pengangkat, kemudian kabel pengangkat ditarik dan muatan akan terangkat ke atas di bawah kereta. Kereta ditarik dengan kabel tanpa ujung maka muatan akan bergerak ke unit yarder. Apabila kayu telah sampai di panggung atas, kabel tanpa ujung direm dan kabel pengangkat dikendorkan maka muatan akan turun. Setelah muatan turun di tempat pengumpulan sementara, kait pada muatan dilepas dan dengan demikian satu siklus pengeluaran kayu selesai. Selanjutnya kereta diluncurkan menuju ke lokasi kayu yang akan dikeluarkan untuk melaksanakan siklus selanjutnya sesuai dengan urutan di atas.Setelah kegiatan pengoperasian alat selesai maka dilakukan pembongkaran alat. Pembongkaran alat dilakukan seperti uraian berikut ini. Pembongkaran alat dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu pembongkaran pada unit yarder dan pembongkaran pada tiang pembantu. Kegiatan pertama pada pembongkaran alat adalah mengendorkan (menurunkan tegangan dengan cara mengulur ) kabel layang. setelah itu, kereta, kabel layang dan kabel tanpa ujung dilepas. Pekerjaan selanjutnya adalah menggulung kabel pengangkat dengan mesin dan menggulung kabel tanpa ujung secara manual. Pembongkaran pada tiang utama dan tiang pembantu adalah pembongkaran katrolkatrol beserta perlengkapan pengikatnya. Perlengkapan yang telah dilepas dikumpulkan di tempat unit yarder dan selanjutnya siap untuk diangkut ke tempat lain. Pada topografi hutan rakyat yang bergelombang dengan kelerengan sampai dengan 25%, pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang cukup efektif.Dalam pengelolaan hutan rakyat sampai sekarang ini, andalannya masih tenaga manusia (manual) sehingga efektivitasnya rendah dan sulit melakukan pengelolaan skala besar. Pengelolaan hutan rakyat belum tersentuh perkembangan teknologi di bidang keteknikan hutan (forest engineering) padahal bidang tersebut telah berkembang pesat di negara-negara maju sedikitnya selama tiga dekade terakhir. Upaya untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan efisensi pemanfaatan hasil hutan rakyat sangat membutuhkan penggunaan alat-alat yang sesuai dengan kondisi obyektif hutan rakyat tersebut. Dalam tulisan ini dikemukakan gambaran umum keadaan hutan rakyat dilihat dari sudut keteknikan hutan, perkembangan keteknikan hutan yang gayut dengan pengelolaan hutan rakyat dan pemikiran langkah-langkah yang perlu dilakukan di bidang keteknikan hutan untuk mendukung pengelolaan hutan rakyat yang lebih maju.Praktek pengelolaan hutan rakyat dapat berjalan efektif dan efisien. Berbagai langkah strategis perlu diambil, antara lain:1)Mendorong pengembangan sumberdaya manusia di bidang keteknikan hutan agar mampu merekayasa alat-alat kehutanan, termasuk alat-alat untuk hutan rakyat.2)Membangun laboratorium-laboratorium penelitian dan perekayasaan peralatan kehutanan yang dilengkapi dengan peralatan kerja yang memadai sesuai perkembangan teknologi yang ada.3)Mendorong kegiatan penelitian dan perekayasaan alat-alat kehutanan, baik yang dilakukan oleh instansi kelitbangan pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta.4) Menyediakan dana yang memadai untuk kegiatan penelitian dan perekayasaan alat-alat kehutanan.5)Mendorong pengembangan industri kecil dan menengah untuk memproduksi peralatan kehutanan.

Page 5: punya aku

6)Mendidik pengelola hutan rakyat agar mampu mengelola hutan dengan baik dengan dukungan teknologi tepat guna.7)Membuat peraturan perundangan yang membatasi penggunaan alat-alat impor dan mendorong penggunaan alat-alat produksi dalam negeri demi menggalakkan industri peralatan kecil/menengah lokal, memudahkan pengadaan peralatan dan meningkatkan kegiatan penelitian dan perekayasaan peralatan dengan tujuan antara meningkatkan lapangan kerja yang semuanya berujung pada pencapaian pengelolaan hutan rakyat yang maju.

Read more: http://juliusthh07.blogspot.com/2009/04/tugas-mata-kuliah-keteknikan-hutan.html#ixzz1CKLK03Jy

Pengertian:

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. (Sutalaksana : "Teknik Tata Cara Kerja")

Manfaat Ilmu Ergonomi :1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan.4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

1. Aspek ergonomis dalam membuat event pamerana. Sisi kenyaman bagi suatu exhibitor adalah dengan menjalin hubungan

kerja sama yang baik antara pihak penyelenggara dan juga exhibitor terkait, baik itu sebelum acara berlangsung maupun sesudah acara selesai di selenggarakan, caranya menjaga komunikasi dengan baik, selain itu menjaga hubungan baik diluar kegiatan terkait atau menjaga tali silaturahmi, sehingga suatu saat ketika akan di adakan kembali sebuah event seperti pameran exhibitor tersebut masih ingin menjalin sebuah hubungan kerja sama.

b. Memberikan fasilitas yang dibutuhkan bagi orang exhibitor ketika menjalankan sebuah event bersama demi kenyamanan exhibitor sehingga dalam memberikan kontribusi terhadap penyelenggara orang exhibitor tersebut juga akan bekerja maksimal

Page 6: punya aku

c. Memberikan sebuah cindra mata untuk exhibitor sebagai tanda terimakasih atas pertisipasinya menjadi exhibitor dalam acara yang kita selenggarakan, sehingga para exhibitor merasa dihargai dan di hormati dan bangga akan kerja samanya yang dipandang sukses dan berhasil, hal ini akan menciptakan kenyamanan bersama setelah acara yang di seleggarakan selesai.

d. Perlu diperhatikan jam istirahat untuk para exhibitor2. Aspek ergonomis dalam membuat event pameran

a. Sisi kenyamanan bagi para visitor adalah dengan menjalin hubungan komunikasi yang baik, sebelum mengundang visitor untuk datang berikan kenyamana calon visitor dengan membuat undangan semenarik mungkin & menggunakan tata bahasa yang baik, sopan juga memanjakan visitor, sehingga calon visitor merasa event yang dibuat bagus & tergugah untuk datang ke acara tersebut.

b. Memberikan fasilitas pada visitor mulai dari hal kecil seperti penyediaan sarana dan prasarana. Organizer perlu memerhatikan kenyamanan tempat misalnya jika indoor agar para pengunjung merasa nyaman diperlukan pendingin ruangan (AC), Jarak antara booth dengan jalan perlu diperhatikan ukurannya agar tidak terlalu padat jika banyak pengunjung. Hal ini dapat memberikan kenyamanan bagi para visitor & mencipatakan suasana yang kondusif, yang sebenranya tidak hanya akan di rasakan oleh visitor saja melainkan juga exhibitornya juga organizernya.

c. Memberikan sebuah hiburan tambahan bagi para visitor seperti diadakannya festival music / talkshow dalam acara tersebut sehingga tidak membuat visitor yang datang hanya untuk melihat – lihat saja melainkan juga mendapatkan hiburan untuk menghindari kebosanan, selain itu pemberian cindra mata kepada para visitor juga di butuhkan baik dalam bentuk souvenir, atau apapun itu, sehingga visitor mempunyai kesan dan tanggapan positive tentang event yang di datanginya jal ini tentu akan membuat visitor kembali lagi apabila diadakannya event ini kembali di lain waktu.

3. Aspek ergonomis dalam membuat pamerana. Sisi kenyamanan bagi para organizer mice dalam menjalankan suatu

event adalah dengan menjaga komunikasi dengan baik sesama organizer dan juga exhibitor dangan cara melakukan sebuah evaluasi bersama, sehingga moment share ini bias membuat sebuah individu mendekat dan membentuk sebuah kelompok kerja sama tim yang baik.

b. Memberikan kenyamanan bagi organizer dengan Perlu diperhatikan jam istirahat untuk para organizer, organizer yang cinderung bekerja di lapangan, dan menguras waktu yang cukup lama, jadi hal ini sangat peril di perhatikan untuk produktivitas yang cenderung lebi baik kedepannya setelah beristirahat.

c. Memberikan sebua reward atau incentive untuk penghargaan bagi para organizer yang telah berkontribusi secara maksimal untuk

Page 7: punya aku

terselenggarnya acara dengan bagus, sehingga bisa menjadi motivasi bagi sermua penyelenggara (organizer) untuk bekerja lebih baik lagi.

d. Penyediaan peralatan & fasilitas yang lengkap guna menunjang produktivitas lebih baik lagi, juga Memerhatikan peralatan – peralatan, memeriksa dahulu sebelum digunakan

http://search.mysite.com/search?source=topsearchbox&action=search&query=pemeraman+bakau&sbuttonT.x=0&sbuttonT.y=0

Pengenalan macam-macam jalan hutan; Rencana trace jalan; Konstruksi jalan; Perhitungan galian dan urugan; Konstruksi macam-macam jembatan; Pemeliharaan jalan