pusat kerajinan dan seni aceh
DESCRIPTION
Laporan PenelitianTRANSCRIPT
![Page 1: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/1.jpg)
1
Bab I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Sejak berdirinya kerajaraan Islam Samudra Pasai pada sekitar abad ke-13, Aceh
dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Islam terpenting di Nusantara dan
kawasan Asia Tenggara. Tingkat kemajuan peradaban yang dikembangkan kerajaan
Islam Samudera Pasai ketika itu tidak hanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan
keagamaan Islam, melainkan telah mampu mencetak mata uang dalam bentuk
Derham Aceh yang terbuat dari emas yang dikenal dengan “Dirham Pasai”.
Catatan lain oleh seorang pejabat Belanda menyebutkan, pada awal abad 19 di
Aceh telah banyak pengrajin perhiasan yang dikenal. Di Pidie menurut catatan
Belanda terdapat lebih dari 20 pengrajin (Utoh) seni tempa emas dan perak, mereka
mendapat pendidikan kerjian itu dari Gampong Lhong (sekarang Lampeuneurut),
Aceh Besar. (http://snipnsnap.tk/2011/04/seni-perhiasan-aceh-dikagumi-dunia/)
Kekaguman orang luar terhadap seni kerajinan Aceh hingga kini masih luar biasa,
baik perhiasan maupun benda-benda sejarah budaya tradisional lainnya. Seni
kerajinan Aceh tidak diciptakan untuk menjadi barang perdagangan pariwisata, atau
sebagai pekerjaan sambilan yang berkesan romantis, tidak pula dibuat menurut selera
pekerja. Dikatakan, karya seni kerajinan yang dihasilkan orang Aceh pada dasarnya
ada hubungannya dengan jalinan kehidupan kultural, politik, dan keagamaan yang
menjiwai masyarakat Aceh.
Dari data terakhir Dewan Kerajinan Nasional daerah Aceh, terdaftar sebanyak 1882
orang perajin yang masih menghasilkan produk-produk kerajinan Aceh1 dibawah
1 Rangkuman data terakhir Dewan Kerajinan Nasional daerah Aceh tahun 2010
![Page 2: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/2.jpg)
2
bimbingan Dewan Kerajinan Nasional daerah Aceh. Darwati A Gani2
mengungkapkan bahwa upaya pengembangan kerajinan daerah, masih memiliki
kelemahan berupa pemenuhan bahan baku, teknologi harga jual dan pemasaran yang
merupakan kendalan utama.
Diagram jumlah perajin Aceh per kabupaten3
Sumber : Dewan Kerajinan Nasional daerah Aceh
Karya kerajinan dan seni di Aceh sangat banyak, mengingat provinsi Aceh terdiri dari
beragam suku dan budaya. Masing-masing suku memiliki cita rasa dan karya seni
serta kerajinan yang berbeda-beda. Saat ini di Aceh belum ada fasilitas untuk
menyimpan dan mengoleksi hasil kerajinan dan karya seni dari berbagai daerah dan
suku yang tersebar di Aceh. Selain itu, sangat disayangkan, banyak generasi muda
Aceh tidak mengenal hasil kerajinan dan seni daerahnya sendiri. Ditambah lagi
setelah musibah tsunami yang melanda Aceh, banyak masuk bantuan dari daerah luar
Aceh. Tidak hanya sekedar memberikan bantuan, para donator secara tidak langsung
juga telah menciptakan suatu asimilasi budaya di daerah Aceh. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap eksistensi kerajinan dan seni Aceh. Selain itu, saat ini sudah
marak isu-isu mengenai pencaplokan hasil kebudayaan. Dikhawatirkan hasil
kerajinan dan karya seni Aceh juga akan mengalami hal yang sama. Sebelum hal itu
terjadi, perlu adanya suatu pengakuan dan perlindungan terhadap hasil kerajinan dan
2 Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah Aceh
3 Dirangkum dari data terakhir Dewan Kerajinan Nasional Aceh tahun 2010
![Page 3: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/3.jpg)
3
karya seni Aceh. Selain itu, karena ketiadaan suatu gedung dan fasilitas yang benar-
benar berfungsi sebagai tempat untuk merawat, membuat, melindungi, serta
mempromosikan produk-produk kerajinan dan karya seni sebagai hasil karya
seniman-seniman lokal.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Aceh merupakan peluang yang
sangat bagus untuk mengenalkan seni dan kerajinan Aceh ke dunia luar. Dari data
terakhir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Aceh tercatat pada tahun 2010
lebih dari 29.0004 wisatawan yang datang ke Aceh.
Data wisatawan yang berkunjung ke AcehSumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Aceh
Salah satu solusi yang terkumpul adalah dengan membangun suatu tempat yang
menampung segala sesuatu yang berkaitan dengan kerajinan dan seni Aceh.
Bangunan yang berfungsi seperti yang dimaksud adalah sebuah Pusat Kerajinan dan
Seni Aceh.
I.2. Maksud dan Tujuan
4 Wiatawan Nasional dan Internasional
![Page 4: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Maksud dari perancangan ini adalah menjadikan suatu kawasan yang dapat menjadi
pusat produksi, promosi dan pemasaran hasil-hasil kerajinan dan karya seni rakyat
Aceh serta proses pelestarian sebagai suatu hasil karya yang banyak dikenal dan
diminati oleh masyarakat Aceh.
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
Menjadikan suatu tempat yang dapat menjadi pusat kerajinan dan seni
Aceh;
Menjadikan suatu tempat yang dapat melindungi, menghasilkan,
merawat, dan mempromosikan hasil kerajinan dan karya seni di Aceh.
Sebagai sarana yang bersifat rekreatif dan edukatif.
I.3. Masalah Perancangan
Rumusan permasalahan dalam perancangan Pusat Kerajinan dan Seni Aceh adalah
bagaimana merencanakan bangunan komersial yang memberikan pelayanan
mengenai kerajinan dan seni, sehingga dapat memberikan masukan berupa income
yang maksimal bagi pihak pemilik fasilitas. Selain itu pula bagaimana menciptakan
bangunan dengan segala kompleksitasnya memiliki daya tarik tersendiri, sehingga
kehadirannya memberikan citra lingkungan dan kawasan yang kuat.
I.4. Pendekatan dan Perolehan Data
Dalam melakukan proses perancangan, termasuk di dalamnya upaya pemecahan
masalah dalam perancangan Pusat Kerajinan dan Seni, digunakan beberapa
pendekatan sebagai berikut:
Studi Literatur, yaitu pendekatan perancangan yang dilakukan dengan
cara mengambil bahan-bahan kajian yang relevan dengan perancangan, bahan-
bahan kajian tersebut berasal dari perpustakaan umum, perpustakaan khusus dan
melalui media internet;
![Page 5: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Mengadakan Survey, yaitu melakukan peninjauan terhadap lokasi
perancangan, untuk mendapatkan data-data primer yang berkenaan dengan
karakteristik lingkungan, data lokasi, kondisi lahan dan lainnya;
Studi Banding, yaitu pendekatan yang ditempuh dengan cara
membandingkan proyek dan tema sejenis yang telah ada. Studi banding ini
ditempuh untuk melihat, mempelajari berbagai kelebihan dan kekurangan dari
perancangan bangunan yang telah ada, sehingga dalam menempuh proses
perancangan lebih teliti dan lebih tajam dalam menganalisis desain. Studi
banding ini dilengkapi gambar-gambar dan berisikan hal-hal yang dapat
dipelajari sebagai masukan dalam konsep perancangan.
I.5. Lingkup/Batasan
Lingkup kajian yang dilakukan terbatas dalam hal mengembangkan teori-teori yang
didapat menjadi konsep perancangan, dan studi kasus yang diperoleh dari berbagai
sumber yang digunakan untuk mendapat dasar-dasar informasi yang mendukung
konsep-konsep perancangan.
Pada perancangan ini direncanakan sebuah Pusat Kerajinan dan Seni dengan batasan-
batasan sebagai berikut:
Pembahasan dibatasi oleh masalah-masalah dalam lingkup disiplin
ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur, apabila dianggap
berperan dalam menentukan faktor-faktor perencanaan dan perancangan akan
diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran,
studi perbandingan pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan
teknologi serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan kemampuan yang
ada.
Aspirasi/penilaian masyarakat diambil secara umum.
Penyusunan konsep Pusat Kerajinan dan Seni berdasarkan Tema
Arsitektur Kontekstual.
![Page 6: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/6.jpg)
6
I.5.1. Lingkup Fisik
Lingkup kegiatan perancangan Pusat Kerajinan dan Seni ini meliputi kegiatan
pembuatan produk-produk kerajinan, kegiatan pameran produk kerjinan dan seni
baik yang telah lampau maupun yang terkini, kegiatan pendidikan melalui seminar
dan referensi perpustakaan yang berisi pengetahuan mengenai kerajinan dan seni
yang terdapat di Aceh, serta kegiatan rekreasi.
Secara garis besar, lingkup kegiatan Pusat Kerajinan dan Seni ini meliputi:
a. Kegiatan produksi hasil kerajinan yang ada di Aceh;
b. Kegiatan promosi dan pemasaran hasil kerajinan;
c. Kegiatan pameran dan perawatan hasil kerajinan dan karya seni yang ada di
Aceh;
d. Kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan dan seni;
e. Kegiatan pergelaran;
f. Kegiatan pendidikan;
g. Kegiatan rekreasi, dan
h. Kegiatan pengelolaan.
Semua kegiatan tersebut tercakup dalam proyek Pusat Kerajinan dan Seni Aceh di
Banda Aceh, yang memiliki fasilitas utamanya terdiri dari:
a. Ruang produksi;
b. Ruang pemasaran;
c. Ruang pergelaran;
d. Ruang pameran;
e. Ruang perpustakaan;
f. Ruang seminar;
g. Ruang pengelola;
h. Ruang penunjang;
![Page 7: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/7.jpg)
7
I.5.2. Lingkup Kajian
Lingkup kajian yang dibahas adalah mengkaji seluruh kegiatan di pusat kerajinan dan
seni secara umum sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang baik. Kajian ini
diambil berdasarkan literatur dan studi banding pusat kerajinan dan seni yang ada.
Batasan kajian ini adalah hanya untuk mengambil nilai-nilai yang dianggap penting
dalam perencanaan pusat kerajinan dan seni.
I.6. Kerangka Pikir
LATAR BELAKANG
Potensi masyarakat Aceh untuk pengembangan hasil-hasil kerajinan dan seni.
Antisipasi semakin meluasnya kegiatan asimilasi budaya serta minat masyarakat Aceh terhadap hasil kerajinan dan karya seni dari luar Aceh.
Ketiadaan fasilitas yang dapat menampung kegiatan pembuatan, pemeliharaan, pameran, dan mempromosikan hasil kerajinan dan karya seni Aceh.
![Page 8: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/8.jpg)
8
FEEDBACK
FEEDBACK
I.7. Sistematika Laporan
PUSAT KERAJINAN DAN SENI
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN- Makro- Mikro
ANALISA- Analisa site/tapak- Analisa fungsional- Analisa bangunan
DATA-DATA Studi literature Survey lapangan Studi banding
DESAIN AKHIRPUSAT KERAJINAN DAN SENI
PENGEMBANGAN RANCANGAN
KONSEP PERANCANGAN
TEMA
![Page 9: Pusat Kerajinan dan Seni Aceh](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071701/55cf9d67550346d033ad79b8/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Bab I Pendahuluan
Berisi kajian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,
lingkup/batasan, kerangka berfikir, dan sistematika laporan. Uraian pengajuan
perencanaan Pusat Kerajinan dan Seni ini dengan pembahasan mengenai latar
belakang dibutuhkannya perencanaan ini. Dari proses ini maka akan muncul maksud
dan tujuan sehingga akan menemukan permasalahan-permasalahan, metode
pendekatan untuk pemecahan masalah serta acuan perencanaan dan perancangan.
Bab II Deskripsi Perancangan
Berisikan tentang kasus rancangan secara umum, proses kegiatan, kebutuhan ruang,
dan studi banding objek sejenis.
Bab III Elaborasi Tema
Berisi kajian tentang tema untuk menghasilkan pemahaman terhadap dasar penentuan
konsep dan filosofi arsitektur. Di dalam bab ini dibahas mengenai pengertian,
interpretasi tema dan studi banding tema sejenis.
Bab IV Analisis
Berisi kajian tentang analisis fungsional, analisa kondisi lingkungan, dan kesimpulan
atau keputusan.
Bab V Konsep Perancangan
Berisi kajian tentang konsep-konsep perancangan yang berkaitan dengan ruang luar,
ruang dalam, rancang bangun, struktur, dan utilitas serta ungkapan fisik bangunan.