puskesmas

54
PUSKESMAS Oleh: (silahkan isi nama anda) (silahkan isi NRP anda) BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: hadi-sumitro-jioe-md

Post on 23-Jun-2015

14.172 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Untuk download word file ini: http://www.ziddu.com/download/14443660/37664660-Puskesmas.doc.html

TRANSCRIPT

Page 1: Puskesmas

PUSKESMAS

Oleh:

(silahkan isi nama anda)

(silahkan isi NRP anda)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(SILAHKAN UBAH SESUAI TAHUN ANDA)

Page 2: Puskesmas

BAB I

PENDAHULUAN

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai

misi sebagi pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk

masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai

tiga fungsi yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

memberdayakan masyarakat dan keluarga, dan memberikan pelayanan kesehatan

tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat

mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta

mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat

holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.

Untuk mencapai cakupan pelayanan kesehatan yang luas dan merata, secara

organisatoris Puskesmas ditunjang oleh Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,

Posyandu dan Bidan di Desa.

Berdasarkan “ Buku Pedoman Kerja Puskesmas “ yang terbaru ada 18 usaha

pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung

kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut

kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas.

Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan

berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services )

seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) yang dikenal dengan ”

Basic Seven ” WHO.

Page 3: Puskesmas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja

Kesehatan Nasional ( Rakerkesnas ) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya

mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan

tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-

kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan

tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk

menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang

dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ).

Dan Puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam 4 macam yaitu:

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

3. Puskesmas tingkat kewedanan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3

kategori:

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh

3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rakerkesnas dirasakan pembagian

Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, karena untuk Puskesmas

tipe B dan C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada tenaga

dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun

1970 ditetapkan hanya satu macam Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat

Page 4: Puskesmas

Kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai

50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai

dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini yang lebih dikenal dengan

Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya

Inpres Kesehatan Nomor.5 tahun 1974, Nomor.7 tahun 1975 dan Nomor.4 tahun

1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter di semua wilayah

tingkat Kecamatan di seluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep

wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000

jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-daerah

tingkat Kelurahan atau Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa.

Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu Kecamatan, maka

salah satu Puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebut

dengan nama Puskesmas tingkat Kecamatan atau yang disebut juga Puskesmas

Pembina. Dan Puskesmas-Puskesmas yang ada di tingkat Kelurahan atau Desa

disebut Puskesmas Kelurahan atau yang lebih dikenal sebagai Puskesmas Pembantu.

Dan sejak itu Puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal

sekarang, yaitu:

1. Puskesmas Kecamatan ( Puskesmas Pembina )

2. Puskesmas Kelurahan/ Desa ( Puskesmas Pembantu )

Page 5: Puskesmas

2.2 PENGERTIAN PUSKESMAS

Pengertian Puskesmas yang akan diketengahkan di sini menunjukkan adanya

perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan

dewasa ini, diantaranya adalah:

S.K.N ( 1969 )

Puskesmas ialah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan

pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu

dalam bentuk usaha kesehatan pokok.

dr. Azrul Azwar, MPH ( 1980 )

Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) adalah suatu kesatuan organisasi

fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada

masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

pokok.

Departemen Kesehatan RI ( 1981 )

Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) adalah suatu kesatuan organisasi

Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan

pokok.

Awal PELITA IV ( Tahun 1984 ) :

Pukesmas ialah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeruluh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

Departemen Kesehatan RI ( 1987 )

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan

pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk

kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Page 6: Puskesmas

2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional

melakukan melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan

peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Ada beberapa pendapat lain mengenai pengertian Puskesmas.

Menurut Dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH, Puskesmas adalah unit organisasi

pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagi pusat pengembangan

pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja

tertentu.

2.3 FUNGSI PUSKESMAS

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi sebagai berikut:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu

menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau

pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam

pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan

sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang

dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.

Keberhasilan dapat diukur dari Indeks Potensi Tatanan Sehat ( IPTS )

Indikatornya adalah:

Berapa % sekolah yang dinyatakan

berpotensi sehat

Berapa % tempat kerja yang dinyatakan

berpotensi sehat

Berapa tempat-tempat umum yang

dinyatakan berpotensi sehat

Page 7: Puskesmas

Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk ’ sekolah’:

Tersedianya air bersih

Tersedianya jamban yang saniter

Adanya larangan merokok

Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang

Merah Remaja ( PMR ) untuk SLTP

B. Memberdayakan masyarakat dan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat

non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM

( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan tokoh masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non

instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar

mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil

keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan

bantuan pihak lain.

Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:

Tumbuh-kembang UKBM ( Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat )

Tumbuh dan berkembangnya LSM di

bidang kesehatan.

Tumbuh dan berfungsinya BPKM

( Badan Peduli Kesehatan Masyarakat ) atau BPP ( Badan Penyantun

Puskesmas )

Page 8: Puskesmas

C. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan

Puskesmas bersifat holistik, komprehensif / rnenyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang

bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian

besar masyarakat serta. mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi

pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik. Pada umumnya

pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan

(ambulatory / out patient service).

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas

merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan

merata.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat,

serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya

pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas.

Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan

pelayanan, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan

keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan

Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan Puskesmas

dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke

Rumah Sakit.

Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat melakukan cara – cara

sebagai berikut :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melakukan kegiatan dalam

rangka menunjang dirinya sendiri.

2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali serta

Page 9: Puskesmas

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor – sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program kerja Puskesmas.

- Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang

bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat

serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

- Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan

Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi :

kuratif ( pengobatan )

preventif ( pencegahan )

promotif ( peningkatan kesehatan )

rehabilitatif ( pemulihan kesehatan

)

Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis , golongan umur dan

dimulai sejak dimulainya pembuahan dalam kandungan hingga tutup usia.

Pelayanan Kesehatan Terpadu ( terintegrasi )

Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini, masing-masing organisasi yang

terkait dalam pelayanan kesehatan melakukan usaha–usaha kesehatannya secara

terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Mereka langsung melaporkan hasil kegiatannya

kepada KaDinKes sehingga mereka saling tidak mengenal program apa yang akan

dijalankan untuk kemajuan kesehatan di masyarakat.

Page 10: Puskesmas

Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan melalui Puskesmas,

maka kegiatan – kegiatan pokok ini dilakukan bersama dibawah satu koordinasi &

satu program. Berbagai jenis kegiatan pokok Puskesmas dilakukan secara kerja sama,

begitu pula rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pengendalian

serta evaluasi kegiatan dilakukan bersama di bawah satu administrator dan satu

pimpinan.

Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam melakukan tugasnya ,

maka Puskesmas ditunjang dengan unit kegiatan yang lebih sederhana dalam bentuk :

1. Puskesmas Pembantu ( Pustu )

Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana

dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan

Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan

kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan teaga dan sarana

yang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja Puskesmas pembantu diperkirakan

meliputi 2 – 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang ( di luar Jawa –

Bali ) hingga 10.000 orang ( di perkotaan Jawa – Bali ). Puskesmas pembantu

merupakan bagian integral dari Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas juga

meliputi Puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerjanya.

Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah menyelenggarakan sebagian

program kegiatan Puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya

lain yang tersedia.

2. Puskesmas keliling ( Pusling )

Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas keliling, terdiri dari

tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor / roda 4 / perhau bermotor,

peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal dari Puskesmas.

Puskesmas keliling berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan

pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau

atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

Kegiatan Puskesmas keliling adalah :

Page 11: Puskesmas

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di

daerah terpenil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau

Puskesmas pembantu, 4 hari dalam seminggu.

b. Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa

c. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat

d. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio

visual.

3. Bidan yang bertugas di desa

Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka

meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, bidan desa

mempunyai wilyah kerja 1 – 2 desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3000

orang / desa, dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta masyarakat dalam

Posyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan, membina kelompok kader

dasa wisma, membantu persalinan di rumah – rumah, mengadakan rujukan. Di

samping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di

rumah. Selain itu sebagai tugas khusus, bidan desa bertanggung jawab atas

program Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga Berencana di wilayah

kerjanya.

Dalam keadaan tertentu, misalkan letak Puskesmas yang jauh dari rumah

sakit, sulitnya keadaan medan Puskesmas menuju rumah sakit, sulitnya sarana

transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/ rawan bencana dan

lain – lain maka Puskesmas dapat diberi ruang tambahan untuk rawat inap

sementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas tempat perawatan

dan ruang tambahan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa

tindakan operatif terbatas maupun perawatan sementara. Fungsinya sebagai ”

Pusat Rujukan Antara ” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat

dirujuk ke rumah sakit.

Page 12: Puskesmas

Kriteria yang harus dipenuhi oleh Puskesmas rawat inap adalah sebagai berikut:

- Puskesmas harus terletak kira – kira 20 km dari RS

- Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas sekitarnya

- Dipimpin oleh seorang dokter disertai tenaga kesehatan yang memadai

- Jumlah kunjungan minimal 100 orang per hari

- Penduduk wilayah puskesmas & penduduk 3 puskesmas sekitarnya

minimal 20.000 per puskesmas

- Pemda bersedia menyediakan anggaran rutin yang mencukupi

Kegiatan :

1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:

kecelakaan lalu lintas

persalinan penyulit

penyakit gawat darurat

2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik dengan rata – rata

hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari

3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman

penderita ke RS

4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti (risiko tinggi) dan

persalinan dengan penyulit

5. Melakukan MOP atau MOW

( MOP = Metode Operasi pada Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )

Ketenagaan :

1. Dokter kedua ialah dokter yang telah mendapatkan latihan klinis di RS selama

kurang lebih 6 bulan dalam bidang Bedah, ObGyn, Pediatri & Interne

2. Seorang perawat yang telah dilatih 6 bulan dalam bidang perawatan Bedah,

Kebidanan, Pediatri & Interne

3. 3 perawat kesehatan / perawat / bidan yang diberi tugas secara bergilir

4. 1 orang pekarya kesehatan SMU

Pola Ketenagaan Di Puskesmas ( secara umum )- dokter 1 - perawat gigi 1- dokter gigi 1 - sanitarian 1

Page 13: Puskesmas

- perawat kesehatan 8 - pekarya kesehatan 2- bidan 5 - asisten apoteker 2- tenaga gizi 1- juru imunisasi (jurim) 1- pengemudi / pekarya 2- tenaga administrasi 1

Rujukan yaitu suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggungjawab secara timbal balik atas timbulnya masalah

dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun

horizontal kepada yang lebih kompeten

Jenis rujukan :

1. rujukan medik, yaitu :

a. konsultasi medis penderita

b. pengiriman bahan / spesimen

c. mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten

2. rujukan kesehatan, yaitu yang menyangkut masalah kesehatan antara lain:

a. survei epidemiologi & pemberantasan penyakit menular

b. penyidikan sebab keracunan massal

c. pemberian saran & teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah

kekurangan air bersih bagi masyarakat umum

Sebagai usaha meningkatkan citra Puskesmas ( penampilan, mutu dan

kinerja ), profesionalisme petugas Puskesmas serta kemitraan dengan pihak

instansi terkait, swasta dan lembaga swadaya masyarakat, maka Puskesmas

diberikan kepercayaan atas kemampuannya.

Adapun pengertian kemandirian Puskesmas dikaitkan dengan kewenangan

Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Kewenangan penyelenggaraan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

sesuai dengan situasi kondisi , kultur budaya dan potensi setempat.

Page 14: Puskesmas

2. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola

sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah dan masyarakat serta pihak

swasta dan sumber lain dengan sepengetahuan dinas Kesehatan Kabupaten /

Kota, yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk pembangunan kesehatan

di wilayah kerjanya.

3. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi

honorer, pemindahahn tenga dan pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah

kerjanya dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

4. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana

termasuk peraatan medis dan non medis yang dibutuhkan.

Batasan kewenangan Puskesmas diberikan atas pertimbangan ketersediaan

sumber daya Puskesmas khususnya kemampuan tenaga kesehatan Puskesmas,

ketertiban administrasi dan pencatatan Puskesmas serta tuntutan masyarakat.

Kewenangan Puskesmas ditetapkan berdasarkan surat keputusan dan Dinas

kesehatan Kabupaten / Kota.

2.4 VISI DAN MISI PUSKESMAS

2.4.1 VISI PUSKESMAS

Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah tercapainya

Kecamatan sehat 2010.

Kecamatan sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai

dengan penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan perilaku

hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang beimutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Sesuai dengan visi Puskesmas yaitu Kecamatan Sehat 2010 dan tiga

fungsi Puskesmas, maka indikator keberhasilan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Kelompok indikator pencapaian Kecamatan Sehat 2010 yang dipantau tahunan atau

lima tahunan yang terdiri dari :

Indikator lingkungan meliputi :

Page 15: Puskesmas

Ketersediaan air bersih dan jamban

Sarana pembuangan air besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu

memakai jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban cemplung dan tidak

memakai jamban. Menurut data BPS ( Statistik Kesejahteraan Rakyat ) tahun 2002

memperlihatkan rumah tangga yang memakai jamban leher angsa di daerah

perkotaan sebesar 79,14 % dan di daerah pedesaan sebesar 42,16 %. Yang

menggunakan jamban plengsengan di daerah kota sebesar 11,41 %dan di daerah

pedesaan sebesar 11,23 %. Sedangkan yang menggunakan jamban cemplung di

daerah perkotaan 7,49 % dan pedesaan 36,06 %, dan yang tidak memakai jamban di

daerah perkotaan 1,96 % dan pedesaan 10,56 %.. Bila dilihat secara keseluruhan

( perkotaan dan pedesaan ) rumah tangga yang memakai jamban leher angsa 61,64

% , jamban cemplung 21,01 % jamban plengsengan 11,32 % dan yang tidak

memakai jamban 6,03 %. 1,2

Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah

Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)

Tempat – tempat umum merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang

dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel,

terminal , bioskop , pasar dan lain – lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum

yang memenuhi syarat kesehatan , yaitu memiliki sarana air bersih, tempat

pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik , luas lantai

( luas ruang ) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan

ruang yang sesuai. Dari data yang diolah dari 212 kabupaten dan kota pada tahun

2002, diperlihatkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 78,45 %. Sedangkan

target Indonesia Sehat 2002 sebesar 80 %.. Persentase TTU sehat tertinggi di Propinsi

Sulawesi Utara ( 95,39 %) dan Bali ( 92,20%), sedangkan yang terendah di Propinsi

Maluku ( 43,79 %) dan Sulawesi Tenggara ( 49,44%). 2

Rendahnya TTU sehat di beberapa propinsi dapat disebabkan karena beberapa faktor

antara lain : kurangnya pemahaman pemilik / pengelola terhadap aspek kesehatan

dalam pengelolaan TTU , mudahnya memperoleh izin pendirian TTU meskipun

belum memenuhi syarat kesehatan , dan kurangnya pemeriksaan dan lemahnya

pengawasan TTU oleh instasi terkait. 1,2

Page 16: Puskesmas

Indikator perilaku masvarakat meliputi:

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lima tatanan

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan kondisi bagi perorangan , keluarga dan kelompok dan masyarakat

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk

meningkatkan penetahuan, sikap dan perilaku sehingga membantu masyarakat

dalam mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri., dalam tatanan rumah tangga ,

agar dapat menerapkan cara – cara hiduop sehat dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya yang dilakukan melalui

pendekatan pimpinann ( advokasi ), bina suasana ( social support ) , dan

pemberdayaan masyarakat ( empowerment ). 2

Indikator pelayanan kesehatan , meliputi :

KEP balita

Insidens penyakit diare

Insidens penyakit TBC

Insidens penyakit ISPA pada balita

Resiko tinggi pada ibu hamil

2. Kelompok Indikator pelaksanaan fungsi Puskesmas yang dipantau bulanan atau

tahunan yang terdiri dari:

Indikator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Tatanan sekolah

Tatanan tempat kerja

Tatanan tempat-tempat umum

Tatanan institusi kesehatan

Ukuran penilaian tatanan yang dimaksud adalah perilaku dan keadaan lingkungan

fisik

Indikator pemberdayaan masyarakat dan keluarga

Tumbuh kembangnya upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)

Tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang

Page 17: Puskesmas

bergerak di bidang kesehatan

Tumbuh dan fungsi Badan Penyantun Puskesmas (BPP)

Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat

Indikator pelayanan kesehatan tingkat pertama

Kualitas pelayanan

Cakupan program kegiatan

Selanjutnya Dinas Kesehatan kabupaten / kota bersama dengan Puskesmas

menguraikan indikator diatas lebih operasional sesuai dengan pelaksanaan

kegiatan fungsi Puskesmas dengan pertimbangan keadaan kesehatan di

kabupaten / kota khususnya di daerah wilayah kerja Puskesmas.

2.4.2 MISI PUKESMAS

Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui

Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya Puskesmas sebagai pusat

pengembangan kesehatan ( Centre for Health Development ) di wilayah kerja

tertentu ( biasanya di tingkat Kecamatan ). Upaya pengembangannya dapat

dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat

kemajuan transportasi, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan staf,

peningkatan rujukan, peningkatan manajemen organisasi, dan peningkatan peran

serta masyarakat.

Penjabaran misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan dapat

dilakukan melalui berbagai upaya seperti:

1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan

membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan,

Posyandu dan penempatan bidan di desa yang mengelola sebuah polindes

( poliklinik persalinan desa ).

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas dapat diwujudkan, baik dengan meningkatkan keterampilan dan

motivasi kerja staf Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat maupuun dengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan

Page 18: Puskesmas

peralatan dan obat-obatan yang perlu tersedia di Puskesmas. Ada dua aspek

mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas yang perlu dibedakan yaitu quality of

care dan quality of services. Keduanya saling terkait. Quality of care lebih

banyak menyaktu aspek profesi dan penanganannya menjadi tanggung jawab

ikatan profesi. Yang termasuk Quality of services lebih banyak terkait dengan

kualitas dan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan termasuk manajemen

program pelayanan kesehatan ( management support system ).

3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada analisis

epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayak kerja Puskesmas. Tetapi

model perencanaan obat dengan menggunakan pendekatan epidemiologi

penyakit masih sulit dilaksanakan di Puskesmas karena adanya format baku

sistem pengadaan dan distribusi obat melalui sistem Inpres sehingga

mekanisme perencanaan dari bawah sukar berkembang.

Perencanaan dari bawah ( bottom-up ) tidak akan dapat berkembang kalau staf

pengelola program Puskesmas masih rendah kemampuannya menguasai

teknik-teknik perencanaan. Selain itu masih kuatanya ”top down planning”

(arus program yang diturunkan dari atas) dari jajaran organisasi kesehatan

yang lebih tinggi dan kurangnya pembinaan teknis dai Dinkes Tk II akan

menghambat pelaksanaan bottom-up planning di Puskesmas. Kendali

perencanaan program masih terpusat pada pemegang kebijakasanaan program

di Depkes pusat, termasuk pengadaan dan pengendalian dananya. Untuk

memperbaiki kelemahan sistem perencanaan di tingkat pelayanan kesehatan

dasar, diperlukan upaya peningkatan manajemen unit-unit pelaksana

pelayanan kesehatan di lapangan melalui pelatihan maupuan pelimpahan

wewenang yang lebih besar dari Dinkes Tk II ke Puskesmas. Staf Puskesmas

juga perlu lebih sering diikutsertakan dalam pelatihan manejemen program

disertai dengan peningkatan bimbingan dan pengawasan. Dengan

pengembangan otonomi daerah yang uji cobanya di 27 propinsi sudah

dicanangkan tgl 25 Maret 1995, diharapkan perencanaan pengadaan obat akan

Page 19: Puskesmas

lebih mendekati kebutuhan nyata sesuai dengan perkembangan masalah

penyakit yang berkembang di lapangan.

4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan

pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sektor lain di

tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi

yang lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga. Kegagalan tugas

pokjanal ( kelompok kerja fungsional ) menunjang pelaksanaan program

pelayanan terpadu adalah salah satu contoh masih lemahnya koordinasi dan

kerjasama lintas sektoral di tingkat Kecamatan sehingga pelaksanaan rujukan

program secara sektoral di tingkat Kecamatan juga terhambat.

5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa ( PKMD ). Prinsip kerja PKMD adalah berkembangnya

kegiatan masyarakat dalam rangka menolong diri mereka sendiri. Kegiatannya

perlu dilakukan secara gotong-royong dan swadaya sehingga masyarakat

mampu mencapai mutu hidup yang lebih sehat dan sejahtera. Kegiatan

masyarakat tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

pada umumnya dan pembangunan desa khususnya. Pengembangan program

PKMD seharusnya mendapat dukungan melalui peningkatan kerjasama lintas

program dan lintas sektoral. Ini berarti kegiatan PKMD harus dikembangkan

oleh masyarakat sendiri dan pembinaannya dilakukan tidak saja oleh

Puskesmas tetapi bekerjasama dengan sektor-sektor lain yang terkait di

tingkat Kecamatan. Lahirnya konsep PKMD di Indonesia merupakan jawaban

atas rekomendasi WHO di Alma Ata ( 1978 ) untuk menerapkan tema

pembangunan kesehatan untuk seluruh masyarakat tahun 2000 (Health for all

by the year 2000)

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa misi Puskesmas hanya mencakup 4

hal, yaitu:

- Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang berwawasan kesehatan

- Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat

Page 20: Puskesmas

- Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata

dan terjangkau

- Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Gagasan untuk pengembangan pelayanan kesehatan dasar, khususnya melalui

Puskesmas, tetap berlandaskan pada upaya untuk mencapi tujuan pembangunan

kesehatan jangka pendek dan panjang yaitu Panca Karya ( lima tahunan ) dan Panca

Karsa Husada ( 25 tahunan ) seperti yang tersurat dalam Sistem Kesehatan Nasional

( SKN ).

2.5 AZAS PUSKESMAS

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan

program kerja Puskesmas berpedoman pada empat azas pokok yakni:

1. Azas pertanggung-jawaban wilayah

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan azas

pertanggung-jawaban wilayah. Artinya, Puskesmas harus bertanggung jawab atas

semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya.

Karena adanya azas yang seperti ini, maka program kerja Puskesmas tidak

dilaksanakan secara pasif saja, dalam arti hanya sekedar menanti kunjungan

masyarakat ke Puskesmas, melainkan harus secara aktif memberikan pelayanan

kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat.

Lebih dari pada itu, karena Puskesmas harus bertanggungjawab atas

semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak

dilakukan berbagai program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Azas peran serta masyarakat

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan azas

peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam

menyelenggarakan program kerja tersebut.

Bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan banyak

macamnya. Di Indonesia dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu

( Posyandu )

Page 21: Puskesmas

3. Azas keterpaduan

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan azas

keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan

program kesehatan lain ( lintas program ), tetapi juga dengan program dari sektor

lain ( lintas sektoral ).

Dengan dilaksanakannya azas keterpaduan ini, berbagai manfaat akan

dapat diperoleh. Bagi Puskesmas dapat menghemat sumber daya, sedangkan bagi

masyarakat, lebih mudah memperoleh pelayanan kesehatan.

4. Azas rujukan

Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan azas

rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus

merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran

jalur rujukannya adalah Rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan

masyarakat jalur rujukannya adalah pelbagai ” kantor ” kesehatan.

2.6 BATASAN PUSKESMAS

Wilayah kerja Puskesmas pada mulanya ditetapkan satu Kecamatan, kemudian

dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah

untuk membangun Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas ditetapkan berdasarkan

jumlah penduduk di satu Kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya. Dua-tiga

Puskesmas dapat saja didirikan di satu wilayah Kecamatan. Pada umumnya satu

Puskesmas mempunyai penduduk binaan antara 30.000-50.000 jiwa.

Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan

tanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang

secara administratif berdomisili di wilayah kerjanya. Bentuk pelayanan kesehatan

yang diberikan di Puskesmas bersifat menyeluruh ( Comprehensive Health Care

Service ) yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promontive, preventive,

curative, dan rehabilitative. Prioritas pelayanan yang dikembangkan oleh Puskesmas

lebih diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services )

yang lebih mengutamakan upaya promosi dan pencegahan ( public health services ).

Page 22: Puskesmas

Sesuai dengan peraturan Mendagri no 5/74, Puskesmas secara adminsitratif

berada di bawah administrasi Pemerintah Daerah tingkat II ( Bupati kepala daerah tk

II selaku penguasa wilayah ), tetapi secara medis teknis tetap di bawah tanggung

jawab Depkes ( melalui kantor Depkes Tk.II dan Kanwil Depkes Tk. I ). Wewenang

untuk menetapkan luas wilayah kerja Puskesmas dilakukan oleh Bupati KDH

berdasarkan saran Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Usul ini selanjutnya diproses oleh

Dinas Kesehatan Tk I dan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi.

Untuk mencapai cakupan pelayanan kesehatan yang luas dan merata, secara

organisatoris Puskesmas ditunjang oleh Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,

Posyandu dan Bidan di Desa. Selain itu, di wilayah kerja Puskesmas juga tersedia

jenis pelayanan kesehatan swasta seperti poliklinik atau Balai Pengobatan, Balai

Kesehatan Ibu dan Anak, dokter praktek swasta, dan pondok bersalin desa

( polindes ) yang khusus dikelola oleh Bidan Desa. Untuk lebih intensifnya program

pembinaan kesehatan masyarakat, stategi yang ditempuh oleh Puskesmas adalah

mengembangkan peran serta masayarakat. Salah satu wujud nyata peran serta

masyarakat adalah pemanfaatan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di

Puskesmas dan kegiatan kader kesehatan. Peran kader dikembangkan untuk

membantu Upaya Peningkatan Gizi Keluarga ( UPGK ), kegiatan KB, Posyandu,

pemberantasan penyakit diare, pengembangan Dana Upaya Kesehatan Masyarakat

( DUKM ). Pembentukan kader kesehatan bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa atau PKMD yang merupakan wujud

kebijakan pemerintah Indonesia menunjang kesepakatan Alma Ata tahun 1978 yaitu

tercapainya “ sehat untuk semua tahun 2000 “ (health for all in the year of 2000).

2.7 KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh

( comprehensive health care services ) kepada seluruh masyarakat di wilayah

kerjanya, Puskesmas menjalankan beberapa usaha pokok ( basic health care

services ).

Kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas yang diselenggarakan oleh Puskesmas sejak

berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok

Page 23: Puskesmas

kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 18 usaha

pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan kemampuan

yang ada dari tiap-tiap Puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau

anggaran yang tersedia.

Berdasarkan “ Buku Pedoman Kerja Puskesmas “ yang terbaru ada 18 usaha

pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung

kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut

kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas.

Delapan belas kegiatan pokok Puskesmas itu adalah:

1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak

2. Upaya keluarga Berencana

3. Upaya peningkatan Gizi

4. Upaya kesehatan lingkungan

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

7. Upaya penyuluhan Kesehatan

8. Upaya kesehatan sekolah

9. Upaya kesehatan olah raga

10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

11. Upaya kesehatan kerja

12. Upaya kesehatan gigi dan mulut

13. Upaya kesehatan jiwa

14. Upaya kesehatan mata

15. Upaya laboratorium sederhana

16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

17. Upaya kesehatan usia lanjut

18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan

berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services )

Page 24: Puskesmas

seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) yang dikenal dengan ”

Basic Seven ” WHO.

Basic seven tersebut terdiri dari:

1. MCHC ( Maternal and Child Health Care )

2. MC ( Medical care )

3. ES ( Environmental Sanitation )

4. HE ( Health Education ) untuk kelompok-kelompok masyarakat

5. Simple Laboratory ( Lab. Sederhana )

6. CDC ( Communicable Disease Control )

7. Simple Statistic ( recording/ reporting atau pencatatan dan pelaporan ).

Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic seven WHO harus lebih

diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama

yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia ( staf )

yang dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/prasarana yang tersedia di

Puskesmas, dan peran serta masyarakat.

Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan

program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen

pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit (

preventing disease ) dan memperpanjang hidup ( prolonging life ) melalui usaha-

usaha kesehatan lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan

penyakit secara dini ( surveilan, penimbangan balita, ANC, dsb ). Kedua upaya

tersebut harus dilakukan dengan membina peran serta masyarakat ( community

participation ) melalui kelompok-kelompok masyarakat yang terorganisir.

Program-program Puskesmas dalam kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:

1. Upaya kesehatan ibu dan anak

Tujuan : Mengurangi kematian dan kesakitan ibu, bayi dan anak

Caranya :

- Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, waktu bersalin dan sesudahnya

- Meningkatkan kesehatan anak-anak melalui gizi dan pencegahan terhadap

penyakit menular

Page 25: Puskesmas

- Meningkatkan kesehatan keluarga melalui perencanaan jumlah anak dan

mejarangkan kehamilan

Kegiatan :

- Mengamati perkembangan dan pertumbuhan balita

- Memberi nasihat-nasihat dibidang gizi

- Memberi pelayanan dalam usaha KB

- Mengadakan pengawasan terhadap dukun bayi

2. Upaya keluarga berencana

Tujuan :

- Meningkatkan kesehatan keluarga melalui NKKBS (Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera)

- Mencapai taraf hidup yang baik dengan jalan mengurangi angka kelahiran

Kegiatan:

- Mengadakan kursus KB

- Memberikan sarana pencegahan kehamilan

- Mengamati mereka yang menggunakan alat-alat kontrasepsi tersebut

3. Usaha peningkatan gizi

Tujuan : untuk meningkatkan taraf gizi masyarakat

Kegiatan :

- Memberikan penyuluhan gizi

- Melaksanakan program perbaikan gizi yaitu UPGK (Upaya Perbaikan Gizi

Keluarga)

4. Upaya kesehatan lingkungan

Tujuan : merubah, menanggulangi, menghilangkan faktor-fatkor lingkungan yang

dapat mempengaruhi kesehatan penduduk

Kegiatan :

- Penyediaan air bersih

- Penyuluhan

Page 26: Puskesmas

- Pangadaan sarana pembuangan air kotor dan jamban keluarga

- Pembuangan sampah

- Pengawasan terhadap perusahaan makanan dan minuman serta tempat-

tempat penjualan makanan

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)

Tujuan :

- Mengurangi insidens penyakit menular sampai tingkat serendah-

rendahnya

- Mencegah dan membatasi wabah penyakit

Kegiatan :

a. Malaria

Mencari penderita atau tersangka penderita secara pasif termasuk memeriksa

sediaan apus darah dan melakukan pengobatan

b. Kholera

Melaksanakan pemeliharaan kesehatan dengan memberi rehidrasi, obat dan

perawatan

c. TBC

- Memberikan vaksinasi BCG

- Mencari penderita secara pasif termasuk pemeriksaan sputum / dahak

d. Kusta

- Pencarian penderita pasif dan aktif

- Pencarian aktif meliputi para kontak person

- Pemeriksaan anak-anak sekolah

e. Framboesia dan Patek

- Pencarian aktif dan pasif serta pengobatan

f. Penyakit Kelamin

- Penemuan aktif dan pasif

g. Penyakit Rabies

- Pemeriksaan laporan binatang yang mencurigakan

Page 27: Puskesmas

- Pengiriman binatang ke dinas kehewanan

- Pengiriman penderita ke poliklinik

h. Surveillance epidemiology ( pengamatan )

- Mengetahui sedini mungkin adanya kenaikan peristiwa kesakitan yang

mungkin merupakan petanda wabah

- Pengamatan terhadap kasus kejadian luar biasa ( KLB ) seperti DHF,

muntaber, dll

6. Upaya pengobatan

Tujuan : membuat diagnosa dini, memberi pengobatan, meringankan penderitaan

Kegiatan :

- Memberi pengobatan, perawatan kepada penderita berobat jalan

- Memberi pelayanan rawat tinggal

- Melakukan pelayanan rujukan ( referral system )

7. Upaya penyuluhan kesehatan

Tujuan : menimbulkan kesadaran penduduk akan nilai – nilai kesehatan melalui

perubahan perilaku

Kegiatan : karena kegiatan penyuluhan merupakan bagian dari tiap program

Puskesmas, maka tidak ada program penyuluhan kesehatan yang

berdiri sendiri

8. Upaya Kesehatan Sekolah / Kesehatan Gigi Sekolah

Tujuan : untuk mencapai :

- Pencegahan penyakit

- Pemeliharaan kesehatan

- Tingkat gizi yang cukup

- Lingkungan sekolah yang sehat

- Kebiasaan hidup sehat

Kegiatan :

Page 28: Puskesmas

- Membuat lingkungan hidup sekolah yang sehat

- Melaksanakan penyuluhan kesehatan

- Melakukan pelayanan kesehatan / kesehatan gigi di sekolah

9. Upaya kesehatan olah raga

Tujuan :

- Pencegahan penyakit

- Pemeliharaan kesehatan

- Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi

- Pengobatan akibat cedera latihan

Kegiatan :

- Pemeriksaan kesehatan berkala

- Penentuan takaran latihan

10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Tujuan :

- Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok – kelompok khusus

seperti panti asuhan & panti wredha ( jompo )

- Memberikan pelayanan perawatan paripurna

Kegiatan : sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada :

- Keluarga

- Kelompok khusus

11. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja

Pengertian :

Upaya kesehatan kerja merupakan usaha yang terutama ditujukan pada

masyarakat pekerja infromal dalam rangka upaya pencegahan & pemberantasan

penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan & lingkungan kerja

Tujuan :

Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri

sehingga terjadi peningkatan produktivitas kerja

Sasaran :

Page 29: Puskesmas

Tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan

ekonomi, tapi kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai,misal :

petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil / industri tumah tangga,

pekerja bangunan, kaki lima, pekerja wanita khususnya usia muda, dll

12. Upaya Kesehatan Gigi & Mulut Masyarakat

Tujuan : mencapai tingkat kesehatan gigi masyarakat setinggi – tingginya dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi

& mulut

Kegiatan :

- Merencanakan, melaksanakan & menilai program kesehatan gigi

- Memberikan perawatan gigi secara teratur kepada anak sekolah, ibu hamil

yang dikirimkan oleh bagian KIA

13. Upaya Kesehatan Jiwa

Tujuan : untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi – tingginya dalam

masyarakat

Kegiatan :

- Mengenali penderita yang memerlukan bantuan psychiatrik

- Memberikan pertolongan psychiatrik pertama

- Merencanakan pengobatannya

- Mengurus pengirimannya ( bila perlu )

- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa

- Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh

14. Upaya kesehatan mata

Tujuan :

- Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar yang

terpadu dengan kegiatan pokok lainnya

Page 30: Puskesmas

- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan

kesehatan serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan mata mereka

- Pengembangan kesehatan mata masyarakat

Kegiatan :

- Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa, pemeriksaan

visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air

mata, tes lapang pandang, funduskopi dan pemeriksaan laboratorium

15. Laboratorium

Tujuan : memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang

menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi

& pembinaan kesehatan

Kegiatan :

- Di ruangan laboratorium

Penerimaan pasien

Pengambilan spesimen

Penanganan spesimen

Pelaksanaan pemeriksaan

Penanganan sisa spesimen

Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil spesimen

- Terhadap spesimen yang akan dirujuk

Pengambilan spesimen

Penanganan spesimen

Pengemasan spesimen

Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan

Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan

- Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:

Persiapan pasien

Pengambilan spesimen

Menyerahkan spesimen untuk diperiksa

Page 31: Puskesmas

- Di luar gedung, meliputi:

Melakukan tes skrening Hb

Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium

Puskesmas

Memberikan penyuluhan

16. Upaya pencatatan dan pelaporan

- Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan

keliling )

- Pencatatan dan pelaporan mencakup:

Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas

Data ketenagaan di Puskesmas

Data sarana yang dimiliki Puskesmas

Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di

dalam maupun di luar gedung Puskesmas

- Laporan dilakukan secara periodik ( bulan, triwulan enam bulan

dan tahunan )

17. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Yaitu : upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang

dilaksanakan dari tingkat Puskesmas

Yang termasuk pasien geriartri ialah :

- Pasien dengan usia 55 – 70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi

patologik

- Pasien dengan usia lebih dari 70 tahun, walaupun dengan hanya satu

kondisi

Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatanm

peningkatan dan pemulihan

Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah :

- penyuluhan

- deteksi & diagnosa dini

- proteksi & tindakan khusus

Page 32: Puskesmas

- pemulihan

Tujuan umum :

Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang

bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam

mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati &

mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal

b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya

c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut

d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

- Sasaran langsung :

a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia )

b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )

c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut

dengan resti [resiko tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri,

terpencil, menderita penyakit berat, cacad & lain – lain

- Sasaran tidak langsung :

a. Keluarga dimana usia lanjut berada

b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut

c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan dengan

pelayanan dasar & pelayanan rujukan

d. Masyarakat luas

Kegiatan :

a. Pelayanan kesehatan usia lanjut :

1.peningkatan : melalui penyuluhan tentang kesehatan & pemeliharaan

kebersihan diri, menu makanan dengan gizi seimbang & kesegaran

jasmani

Page 33: Puskesmas

2.upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala, senam, penyuluhan

tentang alat bantu

3.upaya pengobatan :

- pelayanan kesehatan dasar

- pelayanan kesehatan spesialistik melalui rujukan

4.upaya pemulihan :

- fisioterapi

- mengembalikan percaya diri

b. Peningkatan peran serta masyarakat

c. Pencatatan & pelaporan

18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk

pengobatan tradisional

b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional

Pesan – Pesan Terpadu Pada Penyuluhan

A. Tentang Kesehatan Ibu

1. Tundalah perkawinan sampai umur 20 tahun untuk wanita, demi kesehatan

ibu dan bayinya

2. Sebaiknya anak cukup 2 orang, laki / wanita sama saja, setelah umur 30

sebaiknya tidak hamil lagi

3. Periksalah kesehatan sebelum memilih alat kontrasepsi efektif, tubuh yang

sehat dapat menjamin pemakaian alat kontrasepsi tersebut dengan baik

4. Kalau belum mendapat suntikan TT semasa remaja, mintalah di

posyandu / Puskesmas terdekat

5. Makanan yang seimbang akan menjamin kesehatan & produktivitas kerja

B. Tentang Kesehatan Ibu Hamil

1. Periksalah kehamilan secara teratur ke posyandu / Puskesmas, minimal 4

kali selama hamil

2. Pemeriksaan kehamilan yang teratur menjamin keselamatan dan kesehatan

ibu serta bayi, baik waktu hamil maupun pada saat melahirkan

Page 34: Puskesmas

3. Mintalah imunisasi TT di posyandu sebanyak 2 kali selama kehamilan

agar ibu dan bayi terlindung dari tetanus

4. Setiap ibu hamil perlu makanan 1 / 2 piring makanan bergizi lebih banyak

dari biasanya

5. Makan sayuran hijau & kacang – kacangan setiap hari akan mencegah

terjadinya kurang darah

6. Makanlah satu butir pil Fe setiap hari selama trimester terakhir agar ibu

tidak kekurangan darah & dapat melahirkan dengan selamat

7. Timbulnya konstipasi setelah makan tablet Fe adalah gejala biasa & dapat

diatasi dengan makan sayuran

8. Hentikan kebiasaan merokok; wanita hamil perokok, besar kemungkinan

melahirkan bayi yang kurang BB-nya, keguguran atau bayi meninggal saat

dilahirkan atau beberapa hari sesudahnya

9. BBBLR dapat menganggu perkembangan fisik & kecerdasan

10. Mintalah pertolongan persalinan pada petugas kesehatan / dukun terlatih

11. Posyandu memberikan pelayanan khusus seperti pemeriksaan kehamilan,

imunisasi TT, pemberian Fe & petunjuk makan bergizi

C. Tentang Kesehatan Ibu Menyusui

1. Pilihlah alat kontrasepsi sedini mungkin

2. Tundalah kehamilan berikutnya minimal setelah anak berumur 2 tahun &

cegahlah kehamilan berikutnya setelah anak kedua

3. Jarak kelahiran yang tepat melahirkan anak – anak yang lebig sehat

4. Periksalah kesehatan ibu sedini mungkin setelah melahirkan untuk

menjamin tidak terjadinya kelainan akibat persalinan

Page 35: Puskesmas

DepKes RI DepDagri

DepKes DT-I Pemda DT-I

DinKes DT-II Pemda DT-II

(Kab/Kodya) (Kab/Kodya)

Puskesmas Kecamatan

Pusat

Propinsi

Kabupaten

Kecamatan

Page 36: Puskesmas

Pustu Kelurahan / Desa

Posyandu

[ bukan bagian dai Puskesmas ]

Struktur Organisasi Puskesmas

UNIT I - KIA- KB- Gizi

UNIT II- P2M- Imunisasi- Kesling- Lab.

UNIT III- Gi/Mulut- Kes.Tenaga

kerja & manula

UNIT IV- PKM- UKS+OR- Kes. Jiwa- Kes. Mata

UNIT V- Penyuluhan- Batra

UNIT VI- BP- Rawat inap

UNIT VII19. Farmasi

Desa

Kepala

Urusan Tata Usaha

Pustu

Page 37: Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

1. Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes RI. 2001. Dirjen

Bina Kesehatan Masyarakat.

2. Profil Indonesia Sehat 2010. Depkes RI. 2000.

3. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dasar-Dasar Dan Sejarah Pengembangannya ”

Puskesmas”.1982. dr A.L. Slamet Ryadi, SKM

4. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. DR.Dr. Azrul Azwar M.P.H

5. Manajemen Kesehatan. Dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH

6. Perawatan Kesehatan Masyarakat.Drs. Nasrul Effendy