pyelonefritis akut (1)

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang yang mencapai ginjal melalui aliran darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%. Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup uretevesikal yang tidak kompeten meynyebabkan urine mengalir balik (refluks) ke dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius ( yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah Pengertian pielonefritis akut? b. Bagaimana patofisiologi pielonefritis akut? c. Apakah penyebab pielonefritis akut? d. Bagaimana tanda dan gejala pielonefritis akut? 1

Upload: indah-bayu-putri

Post on 18-Feb-2015

364 views

Category:

Documents


93 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pyelonefritis akut (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan

interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih

melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25%

curah jantung, bakteri jarang yang mencapai ginjal melalui aliran darah; kasus

penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.

Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup

uretevesikal yang tidak kompeten meynyebabkan urine mengalir balik

(refluks) ke dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius ( yang meningkatkan

kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia

prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain.

Pielonefritis dapat akut dan kronis.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah Pengertian pielonefritis akut?

b. Bagaimana patofisiologi pielonefritis akut?

c. Apakah penyebab pielonefritis akut?

d. Bagaimana tanda dan gejala pielonefritis akut?

e. Apakah komplikasi pielonefritis akut?

f. Bagaimana penatalaksanaan pielonefritis akut?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dasar tentang pielonefritis.

2. Untuk mengetahui patofisiologi pielonefritis akut

3. Untuk mengetahui penyebab pielonefritis akut

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala pielonefritis akut

5. Untuk mengetahui komplikasi pielonefritis akut

1

Page 2: Pyelonefritis akut (1)

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pielonefritis akut

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien  pielonefritis.

2

Page 3: Pyelonefritis akut (1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Pengertian Pielonefritis Akut

Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim

ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri

pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran kemih bagian bawah terus

naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal pelvis

(pyelum= piala ginjal).

Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus,

dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner &

Suddarth, 2002: 1436).

Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi

karena infeksi pada pielum dan parenkim ginjal. Biasanya kuman berasal

dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal melalui ureter. Kuman -

kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus, Klebsiella, Strep faecalis

dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus  dapat menyebabkan

pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang

jarang dijumpai.

3

Page 4: Pyelonefritis akut (1)

2.2 Patofisiologi

Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung kemih dan

uretra. Flora normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis,

Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling

umum yang menyebabkan pielonefritis akut. E. coli menyebabkan sekitar

85% infeksi.

Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang

karena tetapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang

berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari

saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi

fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau dikaitkan dengan selimut.abses

dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada

akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.

4

Page 5: Pyelonefritis akut (1)

5

Penyebab ( Bakteri )

Adanya obstruksi

Peradangan/infeksi ginjal

Masuk saluran kemih Masuk aliran darah

Hipertermi

Nyeri akut

Aliran balik ginjal oleh bakteri

Perubahan kenyamanan Kurang pengetahuan

AnsietasGg. Pola tidur

Penguapan berlebih Mukosa kering

Nafsu makan Resiko kekurangan vol. cairan

gg. Nutrisi

KelemahanIntoleransi aktifitas

Ginjal

HematuriDemam

Page 6: Pyelonefritis akut (1)

2.3 Penyebab

Bakteri  E. Coli.

Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.

Infeksi  aktif.

Penurunan fungsi ginjal.

Uretra refluk.

Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik.

2.4 Tanda dan Gejala

1. Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran

ginjal.

2. Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil,

nausea, nyeri pada pinggang , sakit kepala, nyeri otot dan adanya

kelemahan fisik.

3. Client biasanya di sertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.

4. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria

dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah

putih.

Tanda dan Gejala lainnya

1. Adanya keletihan.

2. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun.

6

Page 7: Pyelonefritis akut (1)

3. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis,

proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun.

4. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami

gagal ginjal.

5. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.

6. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka

pada jaringan.

7. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi.

2.5  Komplikasi

Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut

(Patologi Umum & Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669):

• Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan

darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila

guinjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat

terjadinya obstruksi.

• Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter

yang dekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan

sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan

akibat adanya pus.

• Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan

meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.

 2.6    Penatalaksanaan

Pasien pyelonifritis akut beresiko terhadap bakterimia dan memerlukan 

terapi antimikrobakterium yang intensif. Terapi parental diberikan selama 24

sampai 28 jam sampai pasien afrebil. Pada waktu tersebut, agens oral dspst

diberikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan efektif apabila

ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mrncega perkemban

biakannyabakteri yang tersisa, maka pengobatan pyelonefritis akut biasanya

lebi lama dari pada sistesis.

7

Page 8: Pyelonefritis akut (1)

Masalah yang mungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik

atau kambuhan yang muncul sampai beberapa bulan atau tahun tanpa gejala.

Setelah program antimikrobial awal, pasien dipertahankan untuk terus diwah

penanganan antimikrobial sampai adanya bukti infeksi tidak terjadi, seluruh

faktor penyebab telah ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil.

Kadar keratininserum dan hitung darah pasien dipantau durasinya pada

terapi jangka panjang.

Penatalaksanaan agens antimokrobial pilihan di dasarkan pada

identifikasi patogen melalui kultur urin. Jika bakteri tidak dapat hilang dari

urin, nitrofurantion atau kombinasi sulfametoxazole dan trimetrhopim dapat

digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri.    

PemeriksaanPenunjang:

1.Wholeblood

2.Urinalisis

3.USG&Radiologi

4.BUN

5.creatinin

6. serum electrolytes

8

Page 9: Pyelonefritis akut (1)

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PIELONERITIS AKUT

3.1 Pengkajian Keperawatan

1. Identifikasi Pasien

Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

2. Riwayat Penyakit

a.   Keluhan utama : nyeri punggung dibawah dan disuria.

b.   Riwayat penyakit sekarang: masuknya bakteri ke kandung kemih sehingga

menyebabkan infeksi.

c.   Riwayat penyakit dahulu: mungkin pasien pernah mengalami penyakit seperti

ini sebelunnya.

d.  Riwayat penyakit keluarga: ISK bukanlah penyakit keturunan.

3. Pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: kurangnya pengetahuan pasien

tentang pencegahan.

2. Pola istirahat dan tidur: istirahat dan tidur pasien mengalami gangguan karena

gelisah dan nyeri.

c.  Pola eliminasi: pasien cenderung mengalami disuria dan sering kencing.

d. Pola aktivitas: aktivitas pasien mengalami gangguan karena rasa nyeri yang

kadang     datang.

4. Pemeriksaan fisik

a.  Tanda-tanda vital

TD: normal / meningkat

Nadi: normal/ meningkat

Respirasi: normal/ meningkat

Temperatur: normal/ meningkat

b.  Data fokus

Inpeksi: rekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh

9

Page 10: Pyelonefritis akut (1)

Palpasi: suhu tubuh meningkat atau tidak

Perkusi: resona

Auskultasi:

3.2       Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,

kandung kemih dan struktur urinasius lain.

b. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstuksi pada kandung kemih

atau pun stuktur traktus urinarius lain.

c.  Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

3.3       Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan: nyeri dan ketidakseimbangannya berhubungan dengan

inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.

Kriteria evaluasi : tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul.

No. Intervensi Rasional

1. Pantau haluaran urine terhadap

perubahan warna, bau dan pola

berkemih, masukan dan haluaran

setiap 8 jam dan pantau hasil

urinalisis ulang.

Untuk mengidentifikasi indikasi

kemajuan atau penyimpangan dari

hasil yang diharapkan.

2. Catat lokasi, lamanya intensitas

skala (1-10) penyebaran nyeri.

Membantu mengevaluasi tempat

obstroksi dan penyebab nyeri.

3. Berikan tindakan nyaman, seperti

pijatan punggung, lingkungan

istirahat.

Meningkatkan relaksasi, menurunkan

tegangan otot.

4. Bantu atau dorong penggunaan

nafas berfokus relaksasi.

Membantu mengarahkan kembali

perhatian dan untuk relaksasi otot.

5. Berikan perawatan perineal. Untuk mencegah kontaminasi uretra

6. Jika dipasang kateter indwelling,

berikan perawatan kateter 2 n kali

Kateter memberikan jalan bakteri

untuk memasuki kandung kemih dan

10

Page 11: Pyelonefritis akut (1)

per hari. naik ke saluran perkemihan.

7. Kolaborasi

Konsul dokter bila: sebelumnya

kuning gading-urine kuning, jingga

gelap, berkabut atau keruh. Pla

berkemih berubah, sering berkemih

dengan jumlah sedikit, perasaan

ingin kencing, meneter setelah

berkemih. Nyeri menetap atau

bertambah sakit.

Temuan-temuan ini dapat memberi

tanda kerusakan jaringan lanjut dan

perlu pemeriksaan luas.

8. Berikan analgesic sesuia kebutuhan

dan evaluasi keberhasilannya.

Analgesic memblok lintasan nyeri

sehingga mengurangi nyeri.

9. Memberikan antibiotik. Buat

berbagai variasi sediaan minum,

termasuk air segar. Pemberian air

sampai 2400 ml/hari.

Akibat dari haluaran urin

memudahkan berkemih sering dan

membantu membilas saluran

berkemih.

2. Diagnosa Keperawatan: Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan

obstruksi mekanik pada kandung kemih atau pun struktur traktus urianarius lain.

Kriteria Evaluasi: Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan

berkemih (urgensi, oliguri, disuria).

No. Intervensi Rasional

1. Awasi pemasukan dan pengeluaran

karakteristik urin.

Memberikan informasi tentang fungsi

ginjal dan adanya komplikasi.

2. Tentukan pola berkemih pasien.

3. Dorong meningkatkan pemasukan

cairan.

Peningkatan hidrasi membilas bakteri

4. Kaji keluhan kandung kemih penuh. Retensi urin dapat terjadi

menyebabkan distensi jaringan

(kandungan kemih/ginjal).

5. Observasi perubahan status mental: Akumulasi sisa uremik dan

11

Page 12: Pyelonefritis akut (1)

perilaku atau tingkat kesadaran. ketidakseimbangan elektrolit dapat

menjadi toksik pada susunan saraf

pusat.

6. Kecuali dikontaminasikan: ubah

posisi pasien setiap 2 jam.

Untuk mencegah status urin.

7. Kolaborasi

Awasi pemeriksaan laboratorium;

elektrolit, BUN, kreatinin.

Pengawasan terhadap disfungsi ginjal.

8. Lakukan tindakan untuk memelihara

asam urin.

Asam urin menghalangi tumbuhnya

kuman

9. Tingkatkan masukan sari buah berri

dan berikan obat-obatan untuk

meningkatakanasam urine.

Peningkatan masukan sari buah dapat

berpengaruh dalam pengobatan

infeksi saluran kemih.

.

3. Diagnosa Keperawatan: Kurangnya pengetahuan tantang kondisi, prognosis,

dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Kriteria evaluasi: Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik,

rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

No. Intervensi Rasional

1. Kaji ulang proses penyakit dan

harapan yang akan datang.

Memberikan pengetahuan dasar

dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi.

2. Berikan informasi tentang: sumber

infeksi, tindakan untuk mencegah

penyebaran, jelaskan pemberian

antibiotik, pemeriksaan diagnostik:

tujuan, gambaran singkat, persiapan

yang dibutuhkan sebelum

pemeriksaan, perawatan sebelum

pemeriksaan, perawatan sesudah

Pengetahuan apa yang diharapkan

dapat mengurangi ansietas dan

membantu mengembangkan

kepatuhan pasien terhadap rencana

terapeutik.

12

Page 13: Pyelonefritis akut (1)

pemeriksaan.

3. Pastikan pasien atau orang terdekat

telah menulis perjanjian untuk

perawatan lanjut dan instruksi

tertulis untuk perawatan sesudah

pemeriksaan.

Instruksi verbal dapat dengan mudah

untuk dilupakan.

4. Instruksikan pasien untuk

menggunakan obat yang diberikan,

minum sebanyak kurang lebih

delapan gelas per hari khususnya

sari buah berri.

pasien sering menghentikan obat

mereka, jika tanda-tanda penyakit

mereda. Cairan menolong membilas

ginjal. Asam piruvat dari sari buah

berri membantu mempertahankan

keadaan asam urin dan mencegah

pertumbuhan bakteri.

5. Berikan kesempatan pada pasien

untuk mengekspresikan perasaan

dan masalah tentang rencana

pengobatan.

Untuk mendeteksi isyarat indikatif

kemungkinan ketidakpatuhan dan

membantu mengembangkan

penerimaan rencana terapeutik.

.

3.4       Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat

dan disesuaikan dengan kondisi pasien

3.5       Evaluasi Keperawatan

- Pasien tidak merasa nyeri waktu berkemih.

- Mempertahankan hidrasi adekuat dengan kriteria: tanda-tanda vital stabil,

masukkan dan     keluaran urine seimbang.

-  Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi.

-  Peningkatan pemahaman klien dan keluarga mengenai kondisi dan pengobatan.

13

Page 14: Pyelonefritis akut (1)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena

infeksi pada pielum dan parenkim ginjal.Gejala yang paling umum dapat

berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai menggigil, nyeri punggung

bagian bawah, mual, dan muntah. Pasien pyelonifritis akut beresiko terhadap

bakterimia dan memerlukan  terapi antimikrobakterium yang intensif.

4.2 SARAN

Pembuatan makalah ini ditujukan untuk menambah nilai-nilai khususnya

seorang perawat untuk menjalankan tugasnya secara lebih profesional.

Streptococcus agalactiae dapat menyebabkan pielonefritis pada neonatus. Enterococcus spdapa t  menyebabkan   ISK   sampa i   5%  dan   s e r i ng  d ika i t kan  dengan  ke l a inan   s a lu r an genitourinaria yang lebih kompleks.Coagulase-negative staphylococcus dan Lactobacillussp penyebab langka cystitis atau pielonefritis

14