qashash al-qur’an dalam perspektif sayyid thanthÂwÎ
TRANSCRIPT
QASHASH AL-QUR’AN DALAM
PERSPEKTIF SAYYID THANTHÂWÎ
(Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-’Azmi)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (MA)
Dalam Bidang Ilmu Agama Islam
Oleh:
Dani Mohammad Ramdani
NIM. 209.410.390
KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN HADITS
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1437 H/2016 M
QASHASH AL-QUR’AN DALAM
PERSPEKTIF SAYYID THANTHÂWÎ
(Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-’Azmi)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (MA)
Dalam Bidang Ilmu Agama Islam
Oleh:
Dani Mohammad Ramdani
NIM. 209.410.390
Pembimbing:
Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN HADITS
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1437 H/2016 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Qashash Al-Qur’an Dalam Perspektif Sayyid Thanthâwî
(Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-‘Azmi)” yang disusun oleh Dani
M. Ramdani dengan Nomor Induk Mahasiswa 209.410.390 telah melalui
proses bimbingan telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan disidang
munaqasyah.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
Ditandatangani pada: Ditandatangani pada:
Selasa, 26 Januari 2016 Senin, 29 Februari 2016
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Tesis dengan judul “Qashash Al-Qur’an Dalam Perspektif Sayyid Thanthâwî
(Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-‘Azmi)” yang disusun oleh Dani
M. Ramdani dengan Nomor Induk Mahasiswa 209.410.390 telah diujikan di
sidang Munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta pada tanggal. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Magister Agama (MA) dalam bidang Ilmu Agama Islam.
Tim Penguji Tanda Tangan Tanggal
Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. (...........................) (................)
Ketua Sidang
Dr. KH. Ahmad Fudhaili, M.Ag. (...........................) (................)
Sekretaris
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. (...........................) (................)
Penguji I
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. (...........................) (................)
Penguji II
Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA (...........................) (................)
Pembimbing I
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA (...........................) (................)
Pembimbing II
iv
v
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dani M. Ramdani
NIM : 209.410.390
Tempat / tanggal lahir : Ciamis, 12 Juni 1985
menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Qashash Al-Qur’an Dalam
Perspektif Sayyid Thanthâwî (Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-
‘Azmi)” yang disusun oleh Dani M. Ramdani dengan Nomor Induk
Mahasiswa 209.410.390 ini benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Serpong, 25 April 2016
Yang membuat pernyataan
Dani M. Ramdani
vi
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah Swt. Taburan cinta dan
kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tesis yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan
kepada figur sempurna, sosok junjunan alam, Rasulullah Muhammad Saw.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa
terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu
dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta
kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan ini.
Istriku Tercinta, Siska Martina beserta anak – anak, Ameera Rauda
Azkiya dan Syamil Yafie al-Fatih. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian,
dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam
mneyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dani M. Ramdani
viii
ix
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Alẖamdulillâh, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Qashash Al-Qur’ân Dalam Perspektif
Sayyid Thanthâwî (Kajian Tafsir Tematik Hikmah Kisah Ulu al-’Azmi)”
Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam jenjang perkuliahan Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ).
Penulisan tesis ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari berbagai
pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat
diatasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna sehingga
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tesis ini juga untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan
datang. Selanjutnya dalam penulisan tesis ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dari berbagai pihak. Penulis dengan tulus hati mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, sebagai Rektor Institut Ilmu
AlQur’an (IIQ) Jakarta. 2. Dr. KH. Ahmad Munif Sumaputra, MA., sebagai Direktur Program
Pascasarjana Institut Ilmu AlQur’an (IIQ) Jakarta.
3. Dr. KH. Ahmad Fudhaili, M.Ag., sebagai Asisten Direktur I
Pascasarjana IIQ Jakarta.
4. Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA sebagai pembimbing Tesis I yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis.
5. Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA sabagai pembimbing Tesis II yang
juga dengan sabar dan teliti telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
x
6. Siti Sofiyah, MA., sebagai staff Bidang Akademik yang selalu
memotivasi dengan penuh sabar beserta jajarannya semoga Allah Swt.,
membalas dengan balasan terbaik di Dunia dan Akhirat.
7. Berbagi pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan serta
berbagi pengalaman pada proses penyusunan tesis ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal soleh
senantiasa mendapat Ridha Allah Swt. Sehingga pada akhirnya tesis ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dalam bidang agama Islam.
Serpong, 25 April 2016 M
17 Rajab 1437 H
Dani M. Ramdani
xi
DAFTAR ISI
Persetujuan Pembimbing ………………………………………...................... i
Lembar Pengesahan Tesis ……………………………………….................... iii
Pernyataan Penulis ………………………………………………................... v
Lembar Persembahan …………………………………………....................... viii
Kata Pengantar …………………………………………………..................... ix
Daftar Isi ………………………………………………………….................. xi
Pedoman Transliterasi …………………………………………..................... xiii
Abstrak …………………………………………………………..................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………...................... 1
A. Latar Belakang Masalah ….......…………………......................... 1
B. Permasalahan …...........................……………….......................... 5
1. Identifikasi Masalah ………………....………......................... 5
2. Pembatasan Masalah ………………………............................ 5
3. Perumusan Masalah …………………………......................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………...……........................... 5
D. Tinjauan Pustaka ……………………...………............................ 6
E. Metodologi Penelitian ……………………...…............................ 8
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……….…….......................... 8
2. Sumber Data …………………………………......................... 8
3. Metode Penulisan ……………………………......................... 8
F. Sistematika Penulisan ………………...…………........................ 9
BAB II: PENGERTIAN UMUM QASHASH AL-QUR’AN, BIOGRAFI
.SAYYID THANTHÂWÎ DAN PROFIL KITAB AL-
QISHSHAH FÎ AL-QUR’AN AL KARÎM
.........…............................................................................................... 11
A. Pengertian Umum Qashash Al-Qur’an ......................................... 11
1. Pengertian Qashash Al-Qur’an ………....…............................ 11
2. Klasifikasi Qashash Al-Qur’an ……………............................ 14
3. Unsur-unsur Qashash Al-Qur’an …………............................. 16
4. Urgensi Qashash Al-Qur’an …………………........................ 17
5. Faedah Qashash Al-Qur’an ………....………......................... 19
B. BIOGRAFI …………….......……………………......................... 36
1. Lahir dan Tumbuh Kembang ………….……........................... 36
xii
2. Pendidikan …………………………………............................ 36
3. Pekerjaan dan Karir ………………………………….............. 37
4. Karya Besar Sayyid Thanthâwî ................................................ 38
5. Wafat ………………………………………………………… 39
C. PROFIL KITAB AL-QISHSHAH FÎ AL-QUR'AN AL
KARÎM……………………………………………….........…....... 40
1. Sumber Penafsiran al-Qishshah Fî Al-Qur'an Al
Karîm…………......…………………………........................... 41
2. Referensi ………………………......…………......................... 47
3. Metode ……………………………..…………........................ 51
4. Corak ………………………….....…………........................... 54
5. Sistematika Penulisan …………………………...................... 55
BAB III: PENGERTIAN DAN HIKMAH KISAH ULU AL-
‘AZMI…………………………………….......…………..……..... 59
A. Pengertian Ulu al-'Azmi ….....…………….......……................. 59
1. Secara Etimologi dan Terminologi…………......................... 59
2. Rasul – Rasul yang Mendapatkan Gelar Ulu al-
‘Azmi.......................................................……........................ 62
3. Keistimewaan Kisah Ulu al-‘Azmi dengan Nabi
lainnya………………………………………………............. 84
B. Hikmah Kisah Ulu al-’Azmi dalam kitab al-Qishshah Fî Al-
Qur’an Al Karîm …….....………................................................ 90
1. Hikmah Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalâm ……….................... 90
2. Hikmah Kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalâm ………….......... 102
3. Hikmah Kisah Nabi Musa ‘Alaihissalâm …………….......... 118
4. Hikmah Kisah Nabi Isa ‘Alaihissalâm ………………........... 127
5. Hikmah Kisah Nabi Muhammad Saw .................................... 131
BAB IV: PENUTUP ……………………………………………................... 153
A. Kesimpulan …………………….......………………….............. 153
B. Saran ……………………………….......……………................ 155
DAFTAR PUSTAKA
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Sistem Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf
dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ
transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
a : ا th : ط
b : ب zh : ظ
t : ت ‘ : ع
ts : ث gh : غ
j : ج f : ف
ẖ : ح q : ق
kh : خ k : ك
d : د l : ل
dz : ذ m : م
r : ر n : ن
z : ز w : و
s : س h : ه
sy : ش ’ : ء
sh : ص y : ي
dh : ض
2. Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
xiv
Fatẖah : a آ : â .... ي : ai
Kasrah : i ي : î .... و : au
Dhammah : u û:و
3. Kata sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam )ال( qamariyah.
Kata sandang yang diikuti alif lam )ال( qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
المدينة Al-Baqarah :الباقرة : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti alif lam )ال( syamsiyah.
Kata sandang yang diikuti alif lam )ال( syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di
depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
الرجل : ar-rajul السيدة : as-Sayyidah
الشمس : asy-syams الدارمي : ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan
lambang ( ) sedang untuk alih aksara ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang
bertanda Tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik
Tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang
terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyah. Contoh:
آمنالسفهاء Âmannâ billâhi : آمنابالله : Âmana as-sufahâ’u
الذين إن : Inna al-ladzîna كع والر : wa ar-rukka’i
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti
oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan
menjadi “h”. Contoh:
الأفئدة : al-Af’idah الاسلامية الجامعة : al-jâmi‘ah al
Islâmiyyah.
Sedangkan Ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan
(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan
menjadi huruf “t”. Contoh:
xv
الآيةالكبرى Âmilatun Nâshibah : عاملةالناصبة : al-
Âyatu al-kubrâ
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital,
akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku
ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa
Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti
cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata
sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama
diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Alî Ḫasan al-Âridh, al-
Asqalânî, al-Farmâwî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan
kata Alqur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf
kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-Baqarah, Al-Fatiẖah dan
seterusnya.
xvi
xvii
ABSTRAK
Penulis menemukan bahwa hikmah dan pelajaran dari Kisah Nabi dan
Rasul Ulu Al-‘Azmi dalam Qashash Al-Qur’an menurut Sayyid Thanthâwî
tidak terlepas dari dua hal utama yaitu sebagai al-wa’d wa al-wa‘îzh atau at-
targhîb wa at-tarhîb; Pertama, sebagai kabar gembira bagi orang – orang
yang shâliẖ bahwa balasan Allah kepada para Nabi dan Rasul Ulu Al-‘Azmi
karena tahan terhadap ujian, kesabaran, keistiqamahan dan ketaatan mereka,
akan mendatangkan pertolongan Allah dan mendatangkan kebahagiaan di
akhirat kelak. Kedua, sebagai ancaman dan berita buruk bagi orang – orang
yang ingkar kepada-Nya bahwa azab Allah kepada umat – umat para Nabi
dan Rasul yang mengingkari kenabian dan kerasulan mereka adalah azab
yang sangat pedih, baik di Dunia ataupun di Akhirat.
Dari penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh penulis, penelitian
terhadap pemikiran Sayyid Thanthâwî terhadap Kisah Nabi dan Rasul Ulu
Al-‘Azmi dalam Qashash Al-Qur’ân belum pernah dilakukan oleh orang lain,
hanya ada mengenai penelitian terhadap metodologi Sayyid Thanthâwî dalam
karyanya yang lain yaitu tafsir al-Wasîth. Oleh karena itu penelitian ini
mudah – mudahan akan menambah khazanah keilmuan dalam ‘Ulûm Al-
Qur’an.
Penelitian ini berbentuk Library Research, dengan sumber data
primer kitab tafsir maudhû’i / tematik al-Qishshah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm
karya seorang ulama kontemporer grand master Al-Azhar, bernama
Muhammad Sayyid Thanthâwî. Penelitian ini menggunakan metode kulitatif
dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu mengeksplorasi, menganalisa
kemudian mengkomparasi pemikiran beliau terhadap hikmah dan pelajaran
yang diambil dari Kisah Nabi dan Rasul Ulu Al-‘Azmi dengan pemikiran para
mufassir lainnya. Sedangkan sumber data sekundernya adalah Qashash Al-
Anbiyâ karya Ibnu Katsîr dan Qashash Al-Anbiyâ wa al-mursalîn karya asy-
Sya’râwî
xviii
xix
خلاصة
وجد الباحث أن الحكمة والدروس المستفادة من قصص أولوا العزم في يتين المهمتين هما سيد طانطاوي لا يمكن فصلها عن قضكتاب قصة القرآن الكريم ل
من الله للأنبياء والرسل أولوا ءالترغيب و الترهيب. أولا، البشرى لصالحين أن الجزاعلى الطاعة، وهذه سوف تجلب نصر الله همعن الاذاء وعزم همصب بسببالعزم
أولئك الذين -وتعطى السعادة في الدارين. ثانيا، التهديد أو الأخبار السيئة للناس أن العقوبة من الله لمن ينكرون ويكذبون الأنبياء والرسل، لهم عذاب أليم -كفروا
وبطش شديد، سواء في الدنيا أو في الآخرة.
البحوث المكتبية التي أجري المؤلف، لم يوجد بحثا أو كتابا يبحث من عمل و يحلل عن فكرة سيد طانطاوي عن الحكمة والدروس المستفادة من قصص أولوا
بحثا يبحث عن منهج سيد طانطاوي في إلا العزم في كتاب قصة القرآن الكريمفي علوم او مفيد اجديد اتفسير الوسيط. لذالك نرجو الله أن هذا البحث يكون كنز
و التفسير.القران
هذا البحث بحوث مكتبية، والمصدر الأساسي هو كتاب التفسير الموضوعي "قصة القرآن الكريم" لعالم من العلماء المعاصر من جامعة الأزهر الشريف هو محمد
الوصفي والطريقة في هذا البحث هي بحث النوعي سيد طانطاوي رحمه الله. ويحلل هذا البحث على أفكار سيد طانطاوي على الحكمة يكشف التحليلي
وأما المصدر .الأخرىأفكار والدروس المستفادة من قصص أولوا العزم ويقرنه مع قصص الأنبياء والمرسلين لشعراوي. الثانوي، كتاب قصص الأنبياء لإبن كثير و
xx
xxi
ABSTRACT
The author founds that the ẖikmah and ‘ibrah from the story of the
Prophet and Messengers Ulu 'Azmi in Qashash Al-Qur'ân by Sayyid
Thanthâwî not be separated from the two most important issues are as al-
wa'd wa al-wa'îdzh or at-Targhîb wa at-Tarhîb; First, as a good news for
worships people that the reward from Allah to the Prophet and Messengers
Ulu Al-'Azmi therefore resistant to the temptation, patience, istiqamah and
their obedience will get the helpfull and happiness from Allah in the
Hereafter. Second, as a threat for the people who disbelieve to Allah that his
punishment is giving to the people who disbelieve to the Prophets and
Messengers and his vengeance is very severe when in the World or in the
Hereafter.
From the literature search the author founds the research on the
thinking of Sayyid Thanthâwî that the story of the Prophet and Messengers
Ulu 'Azmi in Qashash Al-Qur'ân has never been done by others, there is only
about a study of the methodology Sayyid Thanthâwî in his other works that is
tafsir al-Wasît. Therefore this study is hopefully will add to the treasures of
knowledge in 'Ulûm al-Quran.
This research is Library Research, the primary data is tafsir maudhû'i
/ thematic al-Qishah fȋ Al-Qur'ân al-Karȋm, that created by grand master Al-
Azhar, he is Muhammad Sayyid Thanthâwî. This reseach method is
qualitative research with descriptive-analysis approach, by exploring,
analyzing, describing and comparing his thoughts on the ẖikmah and ‘ibrah
from the story of the Prophet and Messenger Ulu Al-'Azmi with other
thought. The second sourc research are Qashash Al-Anbiyâ, Ibnu Kahtsir and
Qashash Al-Anbiyâ wa al-mursalîn, as-Sha'rawi.
xxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Munculnya Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Arab Jahiliyah,
yang kaya dengan seni sastra Arab (sya’ir) dan terkenal dengan ketinggian
bahasanya telah dilumpuhkan oleh ketinggian ilmu, Mukjizat dan segala
keistimewaan yang ada didalam Al-Qur’an. Mukjizat ini telah menjadikan
bangsa Arab pada masa tersebut untuk tertantang untuk menandingi Al-
Qur’an, atau hanya sepuluh surah saja, atau hanya satu surah saja, namun
semuanya tidak mampu menandingi kehebatan Kalâm Allâh ini. Diantara
bagian dari Al-Qur’an yang meperlihatkan kemukjizatannya adalah ayat –
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Qashash Al-Qur’an.
Qashash Al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar dalam meluruskan
hati dan jiwa manusia serta mampu merubah tabi’at menjadi semakin baik
karena Allah memerintahkan kaum muslimin untuk selalu memahami dan
menghayati hikmah – hikmah yang terkandung didalamnya agar manusia
meneladani jejak langkah para Nabi dan Rasul beserta orang – orang saleh.
Keistimewaan Qashash Al-Qur’an terletak pada metode dan konsep yang
beraneka ragam dalam penyampaiannya. Kadangkala dengan memakai
metode al-hiwâr, atau dengan Targhîb dan Tarhîb, atau juga dengan menarik
hikmahnya.
Qashash Al-Qur’an menjadi bagian cukup besar dari Al-Qur’an.
Hampir kurang lebih satu pertiga isi dari Al-Qur’an adalah berisi tentang
Qashash Al-Qur’an. Hal ini membuat para ulama semakin banyak menggali
dan mengkajinya. Sehingga dengannya kita mampu mengikuti jejak langkah
para Nabi dan Rasul ataupun orang – orang shalih serta menghindari perilaku
umat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah. Dari firman Allah Pada surat
Yusuf ayat 1111 kita dapat memahami bahwa mereka yang dapat menggali
pelajaran dari Kisah – kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an adalah orang
– orang yang cerdas (Ulu al-Albâb). Secara substansi, ayat ini menerangkan
bahwa ulu al-Albâb merupakan pribadi yang mampu mengambil pelajaran
dan hikmah dari akibat perkara yang ditunjukkan oleh pendahulunya. Mereka
tidak mudah terperdaya dan lengah sehingga melakukan kesalahan yang telah
dilakukan orang-orang yang terdahulu. Oleh karena itulah, ayat ini
mengandung hikmah bagi generasi muda untuk memanfaatkan potensi akal
dengan menganalisa kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa masa lalu
1 “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yûsuf [12]: 111).
2
untuk dijadikan acuan dan pedoman untuk meraih kesuksesan dimasa yang
akan datang.
Tetapi banyak pula para akademisi yang berpendapat lain terhadap
Qashash Al-Qur’an, pendapatnya banyak menimbulkan kerancuan yang pada
akhirnya berujung pada sikap acuh untuk mentadabburi Qashash Al-Qur’an.
Misalnya syubhat – syubhat yang dikeluarkan oleh orang yang memusuhi
Islam termasuk oleh orang – orang Orientalis. Termasuk kedalam hal ini
adalah apa yang telah dilakukan oleh Ahmad Khalafullâh yang menulis karya
ilmiah dengan judul Al-Fann al-Qashash fî Al-Qur’an al-Karîm. Syubhat
tersebut diantaranya adalah Kisah Al-Qur’an merupakan cerita, dongeng dan
mitos yang tidak pernah terjadi dimasa lalu, cerita yang dibuat – buat dan
hanya khayalan belaka yang disampaikan dengan begitu menarik dengan
olahan keistimewaan tata bahasa Arab. Begitujuga dengan orang – orang
orientalis diantaranya yang bernama Balcher R., penulis buku yang berjudul
Le Probleme Du Mohemet berpendapat bahwa kisah Al-Qur’an adalah
cuplikan kisah yang ditiru dari orang – orang Yahudi dan Nashrani. Ia
berpendapat bahwa tiruan itu jelas terlihat pada surat – surat Makkiyah
dimana Nabi Muhammad dan para sahabatnya banyak mendapatkan cerita –
cerita tersebut dari orang – orang Nashrani yang berada di Makkah. Ada juga
seorang orientalis yang bernama Montgomery Watt yang berpendapat bahwa
Nabi Muhammad Saw belajar pada Waraqah bin Naufal yang memiliki
kerabat dengan Khadijah dan menurutnya Nabi Muhammad telah banyak
mendengar dan menimba ilmu dari Waraqah bin Naufal. Sikap para Ulama
begitu jelas bahwa siapa dari seorang muslim yang berpendapat demikian
maka dihukumi kafir karena berijtihad dengan pendapat yang sepenuhnya
salah. Kesalahan nyata pada pendapat mereka adalah menganggap bahwa Al-
Qur’an adalah perkataan Nabi Muhammad Saw.
Menggali ‘Ibrah, hikmah atau pelajaran dari Qashash Al-Qur’an akan
mampu dilakukan jika keyakinan terhadap Al-Qur’an tidak ada yang salah.
Keyakinan terhadap Al-Qur’an yang merupakan Kalâm Allah yang
diturunkan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia. Nabi Muhammad
Saw pun banyak mendapatkan pelajaran berharga dari kisah para Nabi dan
Rasul terdahulu. Bahkan salah satu faedah dari disebutkannya Qashash Al-
Qur’an adalah sebagai motivasi bagi Nabi Muhammad untuk tetap konsisten
dalam berdakwah.
Kisah Para Nabi dan Rasul terdahulu memberikan banyak pelajaran
untuk manusia yang hidup setelah mereka karena Para Nabi dan Rasul diutus
oleh Allah untuk mengajak manusia mengesa-kan Allah dan mengendalikan
nafsu serta syahwatnya untuk kembali kepada jalan al-haq. Allah Swt selalu
mengutus seorang Nabi dan Rasul kepada suatu kaum. Hal ini menjadi bukti
bahwa Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Karena dengan diutusnya Para
Nabi dan Rasul berarti Allah Swt menginginkan kebaikan pada umatnya
3
dimanapun dan kapanpun. Maka mengambil pelajaran dari Para Nabi dan
Rasul beserta kaumnya menjadi amal perbuatan yang sangat penting yang
harus dilakukan oleh seorang muslim.
Allah Swt mengutus begitu banyak para Nabi dan Rasul. Ada yang
diceritakan dalam Al-Qur’an, adapula yang tidak.2 Mentadabburi kisah para
Nabi dan Rasul adalah amal ibadah yang mulia dan tak ternilai harganya
tetapi dengan banyaknya kisah Para Nabi dan Rasul yang diceritakan didalam
Al-Qur’an, maka mentadabburinya merupakan amal ibadah yang harus
terprogram dan tersusun dengan baik. Bahkan harus menjadi kurikulum
tarbawiyyah yang tersusun rapi, ditadabburi oleh siswa – siswi disekolah,
mahasiswa – mahasiswi di kampus ataupun orang muslim lainnya dalam
suatu kajian atau suatu majelis. Hal inilah yang oleh sebagian besar kaum
muslimin tidak lakukan. Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an tidak
ditadabburi dengan baik tetapi hanya sekedar cerita yang dikisahkan begitu
saja tanpa pentadabburan atau pendalaman yang berarti.
Jika mentadabburi kisah – kisah para Nabi dan Rasul (yang
didalmnya ada contoh keta’atan kepada Allah, kesabaran dalam mengarungi
ujian dan cobaan, kerelaan dalam mematuhi perintah Allah, pengorbanan
orang – orang yang yakin terhadap balasan Allah) dilakukan oleh orang –
orang muslim maka dipastikan hati dan jiwanya akan ter-sibghah sehingga
menjadi manusia yang ta’at kepada Allah yang mengikuti jejak langkah para
Nabi dan Rasul. Mereka adalah manusia – manusia pilihan yang sempurna
dengan keimanannya. Diantara mereka ada yang mendapatkan gelar Ulu al-
‘Azmi. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat dalam penentuan siapa
saja yang termasuk kedalam Ulu al-‘Azmi. Maka diperlukan pembahasan
ilmiah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadîts. Dalam Karya ilmiah ini
Penulis akan meneliti lebih jauh terhadap nash – nash Al-Qur’an dan Al-
Hadîts yang bisa dijadikan dalil atau hujjah terhadap pendapat tertentu.
Karena Penulis berpendapat telah ada ayat – ayat Al-Qur’an yang cukup
memberikan penjelasan tentang siapa saja dari Nabi dan Rasul yang termasuk
Ulu al-‘Azmi.
Tidak hanya itu, kajian khusus mengenai ‘ibrah, hikmah atau
pelajaran yang terkandung dalam Kisah Nabi dan Rasul Ulu al-‘Azmi
dipandang sangat perlu dikaji terutama di era globalisasi dewasa ini yang
notabene merubah orientasi hidup manusia yaitu meraih kebahagiaan dunia
sebanyak – banyaknya dengan selalu memanjakan nafsu dan syahwatnya
dalam setiap tingkah laku. Penulis melihat hal itulah yang belum banyak
dikaji pada masa ini. Padahal penulis meyakini, bahwa mengkaji ‘ibrah,
2 “Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisâ’
[4]:164).
4
hikmah atau pelajaran dari Kisah Nabi dan Rasul Ulu al-‘Azmi, akan dapat
membantu menyelesaikan problematika masyarakat yang cukup serius
tersebut, karena Penulis menyadari bahwa problematika yang terjadi pada
suatu kaum atau masyarakat dari dahulu tetaplah seperti itu yaitu semakin
ingin merasakan keni’matan dunia sedangkan mereka enggan untuk
bersyukur kepada Allah, bahkan mereka ingkar kepada Allah.
Para ulama yang mengkaji dan meneliti Qashash Al-Qur’an cukup
banyak. Bisa dijumpai dalam kitab – kitab Tafsir Al-Qur’an yang berbentuk
tafsir tahlîlî ataupun kitab – kitab tafsir maudhû’î atau tematik. Tetapi Penulis
memandang itupun masih terbatas pada pembahasan Qashash Al-Qur’an
secara umum, atau bisa dikatakan bahwa kitab yang mengkaji tentang ‘ibrah,
hikmah atau pelajaran dari Nabi dan Rasul Ulu al-‘Azmi cukup terbatas,
maka dalam penelitian ini penulispun mengambil salah satu kitab tafsir
maudhû’î dari seorang mufassir kontemporer yang hidup diabad ini. Beliau
adalah Muhammad Sayyid Thanthâwî. Penafsiran dan karya-karyanya begitu
menggugah dan selalu memberikan terobosan baru bagi kemajuan Umat dan
menjawab tantangan zaman.
Sayyid Thanthâwî mempunyai karya yang dikhususkan dalam
penelitian yang sedang dibahas meski tidak spesifik mengenai Nabi dan
Rasul Ulu al-‘Azmi, yaitu kitab al-Qishshah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm. Kitab ini
merupakan kitab tafsir tematik yang dijadikan sebagai sumber utama
penelitian ini. Dari kitab ini, peneliti akan langsung mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan kisah Nabi dan Rasul Ulu al-‘Azmi saja. Kemudian
setelah itu mengidentifikasi hikmah dari setiap kisah Nabi dan Rasul Ulu al-
‘Azmi, tanpa harus mengidentifikasi kembali kepada Al-Qur’an. Menurut
hemat penulis, penelitian terhadap kitab tafsir tematik al-Qishshah fȋ Al-
Qur’an al-Karȋm belum pernah dilakukan. Apalagi terkhusus pada penelitian
‘ibrah, hikmah atau pelajaran yang terkandung dalam Kisah Nabi dan Rasul
Ulu al-‘Azmi. Adapun yang pernah penulis dapatkan hanyalah penelitian
tentang metodologi penafsiran Muhammad Sayyid Thanthâwî dalam At-
Tafsîr al-Wasîth lî Al-Qur’an al-Karîm. Diantaranya sebuah penelitian ilmiah
yang ditulis oleh seorang peneliti berkebangsaan Brunei Darussalam yang
bernama Sarinah binti Haji Yahya di Universitas Jordan. Itupun tidak bisa
diakses oleh umum termasuk oleh penulis.
Atas dasar pemikiran dan kepakaran Muhammad Sayyid Thanthâwî
maka penelitian tentang pemikirannya tentang hikmah kisah Nabi dan Rasul
Ulu al-‘Azmi yang tertuang dalam kitab tafsir tematik al-Qishshah fȋ Al-
Qur’an al-Karȋm perlu dilakukan untuk diketahui apakah ada khazanah yang
dapat memperkaya dalam pekembangan ilmu tafsir.
5
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan,
penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan agar cakupan penelitian
tidak keluar dari tujuan pembahasan.
Penulis mengidentifikasi faktor – faktor yang menjadi penyebab
munculnya istilah Ulu al-‘Azmi untuk kalangan Para Nabi dan Rasul.
Merujuk kepada Al-Qur’an surat Al-Ahqâf [46] ayat 35. Kemudian
penulis mengidentifikasi faktor - faktor yang menyebabkan perbedaan
ulama dalam pengklasifikasian Ulu al-‘Azmi berdasarkan kisah yang
terdapat dalam Al-Qur’an. Terakhir penulis menganalisa bagaimana
kisah Ulu al-‘Azmi mampu ditadabburi dan diambil hikmahnya sehingga
bermanfaat untuk manusia saat ini, dilakukan dengan
mengkomparasikannya dengan pendapat para mufassir lainnya.
2. Pembatasan Masalah
Untuk tidak menimbulkan generalisasi objek penelitian yang
salah, maka penelitian ini dibatasi pada kajian hikmah / pelajaran-
pelajaran Qashash Al-Qur’an, terutama pada pemikiran Sayyid
Thanthâwî dalam kitab tafsir tematik al-Qishshah fȋ Al-Qur’an Al-
Karȋm, terkhusus hanya pada kisah Ulu al-‘Azmi saja.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka fokus masalah
yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah pengertian dan pendapat
para ulama tentang Ulu al-‘Azmi serta pelajaran-pelajaran yang
terkandung dalam Kisah Ulu al-‘Azmi dalam Kitab tafsir tematik al-
Qishshah fȋ Al-Qur’an Al-Karȋm.
Perumusan masalah ini dijabarkan ke dalam tiga pembahasan:
a. Apa yang dimaksud dengan Ulu al-‘Azmi dalam Qashash Al-Qur’an?
b. Siapakah yang termasuk Ulu al-‘Azmi menurut pendapat para ulama?
c. Bagaimana hikmah dari Kisah Ulu al-‘Azmi ditinjau dari pemikiran
Muhammad Sayyid Thanthâwî dalam Kitab Al-Qishah fȋ Al-Qur’an
al-Karȋm.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian atas pelajaran-pelajaran yang dikandung dalam Kisah Ulu
al-‘Azmi dalam kitab al-Qishah fȋ al-Qur’an al-Karȋm memiliki tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
6
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ulu al-‘Azmi dalam
Qashash Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui siapa saja yang termasuk kepada Ulu al-‘Azmi
menurut pendapat para Ulama.
3. Untuk mengetahui hikmah dari Kisah Ulu al-‘Azmi ditinjau dari
pemikiran Muhammad Sayyid Thanthâwî dalam Kitab Al-Qishah fȋ
Al-Qur’an al-Karȋm.
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai kontribusi terhadap dunia penelitian ilmu Al-Qur’an.
2. Untuk memperkenalkan pemikiran Muhammad Sayyid Thanthâwî
dalam mengungkap Hikmah-hikmah Kisah Para Nabi Ulu al-‘Azmi
kepada masyarakat luas pada umumnya dan kaum muslimin pada
khususnya tentang hikmah keagungan kisah Al-Qur’an yang dapat
diaktualisasikan pada era globalisasi dewasa ini.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang Qashash Al-Qur’an ini telah banyak tersebar didalam
buku-buku Tafsir, karena merupakan salah satu kandungan Al-Qur’an. Tetapi
karya yang akan disajikan dalam sub bab ini adalah kajian penelitian yang
secara spesifik mengkaji Qashash Al-Qur’an . Karya-karya tersebut adalah
sebagai berikut:
Qashash al-Anbiyâ3 karya Ibnu Katsir, murni berisi tentang kisah para
Nabi dalam Al-Qur’an dari manusia pertama, Nabi Âdam hingga Nabi ‘Îsâ
‘Alaihissalâm, sedangkan sejarah Nabi Muhammad Saw, beliau tulis dalam
kitab yang lebih spesifik. Dalam penulisannya Ibnu Katsir berpedoman pada
penjelasan yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadist mutawâtir, tidak
mengacu pada hadits maudhû’ dan hanya sesekali mengacu pada hadist dla’îf
itupun jarang sekali. Dari kitab ini penulis membandingkan dan sekaligus
menjadikannya pendukung terhadap kisah-kisah yang dikemukakan oleh
Sayyid Thanthâwî.
Al-Mustafâd min Qashash Al-Qur’an4 karya ‘Abd al-Karîm Zaidân,
berisi tentang kisah para nabi beserta para pengikutnya dan penjelasan faidah
dari kisah – kisah tersebut bagi dakwah dan para da’i. Dari kitab ini penulis
bisa melihat dan mengetahui bagaimana hikmah – hikmah yang berhasil
dikeluarkan terkhusus dalam bidang dakwah sehingga menambah ide atau
pemikiran bagi penulis dalam mengaktualisasikan hikmah kisah Al-Qur’an
dari aspek dakwah.
3 Ibnu Katsir, Qashash al-Qur’an, (Cairo: Dar al-Bayan al-Haditsah, 2000).
4 ‘Abd al-Karîm Zaidân, Hikmah Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an Dari Nabi Âdam
sampai Nabi ‘Îsâ ‘Alaihimussalam Beserta Kaumnya, (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2010).
7
Qashash Al-Anbiyâ wa al-Mursalîn karya Mutawallâ asy-Sya’râwî,
Qashash as-Sâbiqin fi Al-Qur’an karya Shalah ‘Abd al-Fattâh al-Khâlidî.5
berisi tentang kisah para Nabi pertema. Qashash Al-Qur’an karya Sa’id
Yûsuf.6 Qashash Al-Qur’anî fi Manthûqihi wa Mafhûmihi karya ‘Abd al-
Karîm al-Khatîb.7 ‘Idzhât wa ‘Ibar fî Qashash al-Anbiyâ karya Sa’îd ‘Abd
al-‘Adzhîm.8 Fa bi hudâhum ‘qtadih karya ‘Utsmân bin Muhammad al-
Khamîs.9 Dirâsât fî Tafsîr al-Maudhû’î li al-Qashash Al-Qur’ani karya
Ahmad Jamal ‘Umry.10 Qutb dalam At-Tashwîr al-Fanni fî Al-Qur’an11
Mannâ’ al-Qaththân dalam Mabâhits fî ‘ulûm Al-Qur’an, Al-Qishah fî Al-
Qur’an al-Karîm wa mâ sâra haulahâ min syubuhât wa ar-Radd ‘Alaihâ,
karya Sulaiman.12 Sîkulûjiyyat al-Qishah Al-Qur’aniyyah karya At-Tahamy
Naqrah.13 Tawârîkh al-Anbiyâ’14 karya Sayyid Hasan Liwa Sani.
Penelitian ini juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir khususnya yang
berorientasi ke masa kinian, seperti misalnya kitab: At-Tafsîr al-Wasîth karya
Sayyid Thanthâwî.15 Al-Khawâthir asy-Sya’râwî karya Syaikh Mutawallâ
asy-Sya’râwî, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân karya Syaikh As-Sa’di, At-Tahrîr
wa at-Tanwîr karya Muhammad Thahir bin ‘Asyur,16 kitab - kitab tafsir ini
diidentifikasi sebagai karya monumental yang mudah difahami dan
membrikan solusi atas problematika masyarakat melalui penafsiran kisah-
kisah Al-Qur’an. Menurut hemat penulis, penelitian terhadap kitab tafsir tematik Al-
Qishshah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm berbeda dengan tulisan – tulisan diatas dan
5 Shalah ‘Abd al-Fattâh al-Khâlidi, Qashash as-Sâbiqîn fi Al-Qur’an, (Damaskus:
Dar al-Qalam, 2004). 6 Sâ’id Yûsuf, Qashash Al-Qur’an, (Cairo: Dar al-Fajr li Turats, 2004) 7 ‘Abd al-Karîm al-Khatîb, Qashash Al-Qur’âny fî Manthûqihi wa Mafhûmihi,
(Beirut-Libanon: Dar al-Ma’rifah, T. Th.).
8 Sa’îd ‘Abd al-‘Adzhîm, ‘Idzhât wa ‘Ibar fî Qashash al-Anbiyâ, (Iskandariyyah:
Dâr al-Îmân, 2002).
9 ‘Utsmân bin Muhammad al-Khamîs, Fa bi hudâhum ‘qtadih, (Kuwait: Dâr al-Îlâf
ad-Dauliyyah, 2010).
10 Ahmad Jamal ‘Umry, Dirâsât fî Tafsîr al-Maudhû’î li al-Qashash Al-Qur’âni,
(Kairo: Mathba’ah al-Madânî, 1986). 11 Sayyid Qutb, At-Tashwîr al-Fanni fi Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Syuruq, 1987) 12 Mustafa Muhammad Sulaiman, Al-Qishah fi Al-Qur’an al-Karîm wa mâ sâra
haulahâ min syubuhât wa ar-Radd ‘Alaihâ, (Mesir: Maktabah al-amanah, 1994) 13 At-Tahamy Naqrah, Sîkûlûjiyyat al-Qishah Al-Qur’âniyyah, (T. Tp.,: Jami’ah
Jazair, 1991). 14 Sayyid Hasan Liwa Sani, Tawârikh al-Anbiyâ’, (Beirut-Libanon: Mu’asasah al-
wafâ, 1984). 15 Muhammad Sayyid Tanthâwî, At-Tafsir al Wasith lil Qur’an al-‘Adzhim, (Kairo:
Nahdhah Mishra, 1997). 16 Muhammad Thâhir Ibn ‘Âsyûr, Tafsîr at-Tahrîr wa at-Tanwîr, (Tunis: Dâr at-
Tûnisiyyah li an-Nasyr, 1984).
8
juga belum pernah dilakukan oleh orang lain. Apalagi terkhusus pada
penelitian ‘ibrah, hikmah atau pelajaran yang terkandung dalam Kisah Nabi
dan Rasul Ulu al-‘Azmi kemudian dibandingkan dengan pendapat para
mufassir lainnya. Adapun yang pernah penulis dapatkan hanyalah penelitian
tentang metodologi penafsiran Muhammad Sayyid Thanthâwî dalam at-
Tafsîr al-Wasîth lî Al-Qur’an al-Karîm. Diantaranya sebuah penelitian ilmiah
yang ditulis oleh seorang peneliti berkebangsaan Brunei Darussalam yang
bernama Sarinah binti Haji Yahya di Universitas Jordan. Itupun tidak bisa
diakses oleh umum termasuk oleh penulis.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini berbentuk Library Research, yang meliputi aspek
penggalian data, sumber data dan analisis data, maka untuk penelitian
tersebut disusun langkah-langkah yang sistematis dan terorganisir sehingga
dapat diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.
Adapun metodologi penelitian pada tesis ini meliputi tiga hal, yaitu
sebagai berikut:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana data
penelitian berupa data primer dan sekunder dengan fokus pada pemikiran
Sayyid Thanthâwî dalam karyanya al-Qishah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm
sebagai kitab tafsir tematik dalam menggali hikmah setiap Kisah Nabi dan
Rasul Ulu al-’Azmi. Digunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Membaca kembali dan memberi pengamatan terhadap kitab Al-
Qishah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm. Identifikasi ini akan mengeliminir
beberapa ayat dan kisah yang bukan Kisah Nabi dan Rasul Ulu al-
’Azmi.
b. Identifikasi hikmah setiap Kisah Para Nabi Ulu al-‘Azmi dengan
mengacu kepada kitab al-Qishah fî Al-Qur’an al-Karîm karya
Sayyid Thanthâwî.
c. Hikmah-hikmah yang didapatkan kemudian dianalisa dan
dikomparasikan dengan pendapat mufassir / ulama lain.
Pemikiran Sayyid Thanthâwî dalam bukunya itu akan dideskripsikan
apa adanya (deskriptif-analisis) dan dianalisis dengan cermat, selain itu
juga menggunakan studi kritik-analisis melalui metode eksploratif dan
komparatif. Metode eksploratif digunakan untuk menggali hikmah –
hikmah yang terkandung dalam Kisah Para Nabi Ulu al-’Azmi. Sedangkan
metode komparatif digunakan untuk menggali kesesuaian atau
9
ketidaksesuaian pemikiran Sayyid Thanthâwî dengan mufassir / ulama
lain.
2. Sumber Data
Melihat objek penelitian ini adalah literer, yaitu penelitian atas
pemikiran Sayyid Thanthâwî, maka teknik yang digunakan untuk
menganalisis data-datanya adalah penelitian kepustakaan atau library-
research, yaitu penelitian yang dilaksanakan dalam kamar kerja penelitian
atau dalam ruangan perpustakaan, sehingga peneliti memperoleh data dan
informasi tentang objek telitian lewat buku-buku atau alat-alat
audiovisual,17 atau media teknologi informatika seperti internet, data base,
dan perpustakaan digital.
Sesuai dengan aspek penelitiannya yang bersifat literer, maka peneliti
menggunakan metode analisis isi (content analysis atau al-madhmûn)18
untuk menganalisa data-data yang ada. Dari data yang diperoleh tersebut,
peneliti berusaha menelaah dan menganalisis isi kandungan Kitab Al-
Qishah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm.
Dalam konteks ini ada dua sumber data yang dihimpun peneliti untuk
memperoleh data-data penelitian tersebut yaitu:
a. Sumber Data Primer19
Data primer dalam penelitian ini adalah Kitab Tafsir Tematik
Al-Qishah fî Al-Qur’an al-Karîm yang ditulis oleh Sayyid Thanthâwî.
Kitab ini terdiri dari dua jilid dan pertama kali dicetak di Kairo oleh
penerbit Majma’ muthâbi’ al-Azhar as-Syarîf.
b. Sumber Data Sekunder20
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari karya-karya
tulis dari Sayyid Thanthâwî yang berkaitan dengan Kajian Al-Qur’an.
17 Kinayati Djojosuroto dan M. L. A. Sumaryati, Prinsip-prinsip Dasar dalam
Penelitian Bahasa dan Sastra, ed. Rev., cet. ke-2, (Bandung: Penerbit Nusantara, 2004), h.
10. 18 Content Analysis (tahlil al-madhmûn) adalah metode analisis tentang isi pesan
suatu komunikasi. Yang dimaksud dengan isi pesan suatu komunikasi disini adalah isi atau
pesan dari sumber-sumber data yang telah diperoleh oleh peneliti. Baca Noeng Muhadjir,
Metode Penelitian Kualitatif, h. 49; Lihat juga: Hasan Hanafi, Min an-Naql ila al-Ibda’ at-
Tadwîn, (Kairo: Dâr Quba li ath-Thibâ’ah wa an-Nasyr wa at-Tawzî’, 2000), Jilid. 1, h. 45-
54. 19 Data Primer adalah data yang langsung dari subjek penelitian. Lihat Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, h. 91. 20 Data Sekunder adalah data yan erat kaitannya dengan data primer dan dapat
dipergunakan untuk membantu manganalisa dan memahami data primer. Lihat Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, h. 92.
10
Disamping itu, buku-buku yan erat kaitannya dengan tema
kajian hikmah Qashash Al-Anbiyâ seperti Kisah Para Nabi karya Ibnu
Katsîr dan Kisah Para Nabi karya asy-Sya’râwî dapat menjadi sumber
sekunder dalam penelitian ini.
3. Metode Penulisan
Adapun teknis penulisan ini menggunakan standar transliterasi dan
penulisan note dengan mengikuti buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis
dan Disertasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Institut Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2011 dan SK Direktur Program Pascasarjana
IIQ Jakarta tahun 2015 tentang Panduan Penulisan Proposal Tesis dan Tesis
Program Pascasarjana (S2) Institut ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini terbagi kedalam lima bab pembahasan, masing-
masing sebagai berikut:
Bab Pertama, Pendahuluan, berisikan tentang uraian tentang urgensi
kajian ilmiah tentang hikmah – hikmah kisah Al-Qur’an dan urgensinya
tentang aktualisasi hikmah tersebut dalam kehidupan modern. Hal ini
menjadi latar belakang masalah untuk dikaji melalui penelitian yang
difokuskan kepada penggunaan sumber, metode dan corak penafsirannya.
Menunjukan bahwa masalah yang akan diteliti ini belum dikaji secara khusus
dikemukakan beberapa hasil penelitian dan karya tulis yang berkaitan dengan
Sayyid Thanthawi dalam tinjauan kepustakaan.
Bab Kedua, mengurai tentang Biografi Sayyid Thanthawi, Perjalanan
ilmiahnya, Pengalaman Akademisnya, Aktifitas – aktifitasnya , Metode
dakwah dan Hasil pemikirannya dan terakhir mengenai Karya – karya besar
dari Sayyid Thanthâwî. Bahkan masih dalam bab ini pula dijelaskan tentang
metode yang digunakan Sayyid Thanthâwî dalam menafsirkan ayat – ayat Al-
Qur’an khususnya yang berhubungan dengan Kisah para Nabi. Dalam bab ini
juga membahas tentang Qashash Al-Qur’an dari aspek Pengertian kisah
(qashash), Urgensi Qashash Al-Qur’an, Jenis-jenis kisah dalam Al-Qur’an,
Faedah kisah-kisah Al-Qur’an, Pengulangan kisah dan hikmahnya,
Keanekaragaman cara penyampaian, ilustrasi dalam kisah, Kisah-kisah dalam
Al-Qur’an bukan khayalan, sebagai objek pembahasan pada Tesis ini.
Bab Ketiga, membahas tentang hakikat Ulu al-‘Azmi dari pengertian
sampai perbedaan ulama terhadap pembagian Ulu al-‘Azmi kemudian
dilanjutkan terhadap Pandangan Sayyid Thanthawi dalam mengemukakan
‘ibrah, faidah dan hikmah kisah Ulu al-‘Azmi : Nabi Nûẖ, Nabi Ibrâhîm,
Nabi Mûsâ, Nabi ‘Îsâ dan Nabi Muhammad kemudian hikmah tersebut
diaktualisasikan kedalam beberapa tema.
11
Bab keempat, berisi uraian kesimpulan tentang pemikiran Sayyid
Thanthâwî dalam hikmah Kisah Ulu al-‘Azmi dalam Al-Qur’an berkaitan
dengan aktualisasinya hikmahnya yang dikembangkan oleh penulis.
Selanjutnya diuraikan tentang saran – saran untuk menindaklanjuti apa yang
diteliti dan disimpulkan dari penelitian ini dalam bentuk penelitian lanjutan
untuk menyempurnakan dan memperkaya penelitian.
154
BAB IV
PENUTUP
Pada Bagian akhir tesis ini penulis memberikan kesimpulan dan saran
– saran dari penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
1. Ulu al-‘Azmi adalah Nabi dan Rasul yang mempunyai keteguhan dan
tekad yang kuat dalam menghadapi segala halangan dan rintangan
ketika menjalankan tugas dakwah, mereka terus berjuang dengan
segenap kemampuan yang dimiliki untuk berdakwah tanpa putus asa,
hanya berharap balasan dari Allah dan yakin terhadap pertolongan
Allah yang pasti datang kepada mereka.
2. Berdasarkan pendapat ulama yang paling râjih dari keterangan Al-
Qur’an dan Hadits yang termasuk kedalam golongan Ulu al-‘Azmi
adalah Nabi Nûẖ ‘Alaihissalâm, Nabi Ibrâhîm ‘Alaihissalâm, Nabi
Mûsâ ‘Alaihissalâm, Nabi ‘Îsâ ‘Alaihissalâm dan Nabi Muhammad
Shallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi Nûẖ ‘Alaihissalâm diangkat sebagai rasul pertama yang
diutus kemuka bumi dengan tugas risalah yang diemban dari Allah
Swt. Allah Swt memberikan gelar kepada Nabi Nûẖ sebagai ‘abdan
syakûran. Dengan ketegaran dan kesabarannya Nabi Nûẖ terus
berdakwah kepada kaumnya siang dan malam, dengan lantang
ataupun pelan, dengan targhîb ataupun tarhîb, dalam jangka waktu
yang sangat lama yaitu sembilan ratus lima puluh tahun dan
pengikutnya tetaplah sedikit.
Nabi Ibrâhîm ‘Alaihissalâm dengan segala keutamaan dan
kelebihannya dalam berdakwah kepada kaumnya dengan berbagai
tantangan dan cobaan tetapi beliau tetaplah bersabar. Beliau adalah
seorang Nabi yang diberi gelar oleh Allah dengan sebutan Khalîl
Allâh. Gelar ini diterima oleh Nabi Ibrâhîm karena kepandaiannya
dalam memenuhi tugas risalah-Nya yaitu beliau pandai menepati
janji, diantaranya adalah memenuhi perintah Allah untuk
menyembelih putra semata wayangnya.
Nabi Mûsâ ‘Alaihissalâm dan Fir’aun beserta kaumnya adalah
kisah nyata yang menjadi bukti bahwa hanya Allah yang berkuasa
atas segala ciptannya. Dengan segala kecintaan Allah terhadap Nabi
Mûsâ, Allah menyampaikan wahyu-Nya langsung tanpa perantara,
sehingga Nabi Mûsâ diberi gelar kalîm Allâh.
Nabi ‘Îsâ ‘Alaihissalâm adalah seorang Nabi yang dengan
155
kelahirannya saja merupakan mu’jizat, karena dilahirkan hanya dari
seorang ibu saja tanpa seorang ayah. Beliau juga diberi cukup banyak
kelebihan oleh Allah untuk diperlihatkan kepada kaumnya.
Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang
Khâtim al-anbiyâ’, karena dengan risalahnya dan mu’jizat yang
diberikan kepadanya ia menjadi seorang Rasul yang diutus kepada
seluruh manusia tanpa terbatas oleh golongan, suku, ras dan warna
kulit. Ajaran yang dibawanya menghapus ajaran – ajaran sebelumnya
dan ia yang satu – satunya akan memberikan syafa’at kepada orang –
orang yang beriman nanti di akhirat. Ketika para Nabi yang lain tidak
bisa melakukannya.
3. Pemikiran Sayyid Thanthâwî tentang hikmah Kisah Nabi dan Rasul
Ulu al-‘Azmi adalah sebagai berikut:
Dari Kisah Nabi Nûẖ ‘Alaihissalâm; sabar dalam menghadapi
pertentangan orang – orang yang ingkar kepada Allah adalah kunci
datangnya pertolongan Allah. Berdakwah memerlukan keberanian.
Kecerdasan dalam memilih uslûb / gaya bahasa yang baik sesuai
dengan situasi dan kondisi adalah kunci kesuksesan dakwah dan
seorang da’i hendaknya ikhlas hanya berharap pahala dari Allah Swt.
Dari kisah Nabi Ibrâhîm ‘Alaihissalâm; ikhlas dan bersegera
dalam beribadah dan beramal adalah kunci suksesnya suatu dakwah.
Seorang da’i seharusnya mempunyai sifat yang selalu menepati janji
dan memiliki akhlaq mulia.
Dari kisah Nabi Mûsâ ‘Alaihissalâm; orang yang ta’at kepada
Allah Swt akan dimudahkan baginya segala urusan dan dijaga dari
segala gangguan. Manusia terbaik adalah dia yang telah mengalami
penganiayaan dan penindasan dari orang – orang dzalim namun
mampu melawan kemungkaran dengan baik, juga adalah dia yang
berani dan mampu berkorban dijalan Allah dengan apapun. Seorang
da’i harus bisa menerima pendapat orang lain. Pada akhirnya azab
Allah akan turun untuk orang – orang yang ingkar pada-Nya dan
rasanya begitu pedih.
Dari kisah Nabi ‘Îsâ ‘Alaihissalâm; pribadi muslim yag ideal
adalah seorang pribadi yang shalih dan mampu menjaga kehormatan.
Adapun dari kisah Nabi Muhammad Saw, didapati banyak
keutamaan yang dimiliki oleh beliau. Sebagai seorang Rasul yang
menutup risalah para Nabi dan Rasul sebelumnya, Nabi Muhammad
sangat layak menjadi pemimpin seluruh para Nabi dan seluruh
manusia didunia dan diakhirat.
156
B. Saran
Di akhir tesis ini penulis ingin menyampaikan saran – saran yang kiranya
dapat memberikan nilai tambah bagi dunia Islam khususnya dalam
kajian Hikmah dan faedah Qashash Al-Qur’an. Diantara saran-sarannya
adalah sebagai berikut:
1. Qashash Al-Qur’an terutama Kisah Ulu al-‘Azmi kiranya dapat kita
jadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, beragama dan
bernegara.
2. Kepada para mu’allim agar banyak membedah dan mentadabburi
Qashash Al-Qur’an bersama para peserta didiknya. Bahkan setiap
sekolah Islam hendaknya memasukan Kisah Para Nabi dan Rasul
kedalam kurikulum pengajaran baik ditingkat sekolah, lingkungan
kampus ataupun lingkungan masyarakat. Termasuk keapada para Ibu
(mu‘allim al-ûlâ) dan bapak dirumah agar sering menceritakan Kisah
para Nabi dan mengambil faedah serta hikmahnya sehingga anak –
anaknya memapu meneladani para Nabi dan Rasul.
3. Kepada para da‘i agar peka terhadap situasi dan kondisi yang sedang
terjadi di masyarakat dengan terus mengupgrade dirinya dengan terus
menuntut ilmu dan terus memperbaharui metode berdakwahnya
seperti halnya metode dakwah yang digunakan oleh Nabi dan Rasul
Ulu al-‘Azmi sehingga mampu mengajak orang kejalan yang benar
dengan efektif.
4. Mari agar kita semua menyadari bahwa kondisi generasi muda Islam
sedang di ujung tanduk sedangkan masa depan Islam ada dipundak
mereka. Oleh karena itu agar setiap orang tua memperhatikan dengan
detail kondisi putra putrinya, sehingga diketahui apa yang menjadi
problemnya dan membantunya mengarungi hidup diusia muda dalam
berpegang teguh pada ajaran Islam dan tidak malu untuk memelihara
karakteristik pribadi muslim seperti yang dilakukan oleh Nabi dan
Rasul Ulu al-‘Azmi.
157
158
DAFTAR PUSTAKA
‘Abd al-‘Âl, Muhammad Quthb, Nazhârât fî Qashash Al-Qur’ân, Makkah al-
Mukarramah: Mathâbi‘ Râbithah al-‘Âlam al-Islâmî, t.th.
‘Abd al-Bâqi, Muhammad Fu’ad, al-Mu’jam al-Mufahras li alfâzhi al-
Qur’ân al-Karîm, t.tp: Dâr al-Fikr, 1981.
‘Abduh Dâbûr, ‘Abdullâh, Muhammad, Risâlah; Usus Binâ’ al-Qishshah
min Al-Qur’an al-Karîm, Jâmi‘ah al-Azhar, Kulliyyah al-Lughah al-
‘Arabiyyah, 1992.
‘Abd al-Wâhidî, Abû Islâm, Shâliẖ ibn Thâhâ, Al-Furqân min Qashash Al-
Qur’an, Urdun: Maktabh al-Ghurabâ’, 1429 H.
Abû Syutait, Syaẖẖât Muhammad, Khashâish an-Nadzham Al-Qur’an fî
qishshah Ibrâhîm ‘Alaih as-Salâm, Al-Qâhirah: Mathba‘ah al-
Amânah, 1191.
Abudin Nata, Akhlaq Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997.
Amin, Ahmad, Fajr al-Islâm, Beirut: Dâr al-Fikr, 1975.
Amin, Bakri Syaikh, At-Ta‘bȋr al-Fanni fȋ al-Qur’an, Beirut: Dar al-‘ilm lil
Malayin, 1994.
Al-Ashfahânî, ar-Râghib, Mu‘jam Mufradât li al-Fâdz Al-Qur’an, Beirut: Dâr al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Al-Asyqar, ‘Umar Sulaimân ‘Abdullâh, Shaẖîẖ al-Qashash an-Nabawî,
Urdun: Dâr an-Nafâ’is, 1997.
Audhain, Ibrahim, Al-Bayân al-Qashash fȋ Al-Qur’an al-Karȋm, Riyâdh: Dâr
al-Ashâlaẖ, 1990.
Azizy, Abdul Qodry, Melawan Globalisasi, Reinterpretasi Ajaran Islam,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004.
159
Badawi, Ahmad, Min Balâgât Al-Qur’an, al-Qâhirah: Dâr an-Nahdhah, 1980.
Al-Baghdadi, Al-Khathîb, Abî Bakr Ahmad ibn ‘Alî ibn Tsâbit ibn Ahmad
ibn Mahdî, Târîkh Al-Anbiyâ’, Beirût: Dâr al-Kutub al-‘ilmiyyah,
2004.
Bâhâdziq, ‘Umar Muhammad ‘Umar, Uslûb Al-Qur’an al-Karîm baina al-
Hidâyah wa al-i‘jâz al-Bayânî, Beirût: Dâr al-Ma’mûn li at-Turâts,
1994.
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, cet. IV, Jakarta: PT. Ikhtiar
Baru Van Hoeve, 2001.
Ad-Dausarî, Mahmûd ibn Ahmad ibn Shâlih, ‘Adzhmah Al-Qur’an al-Karîm,
Damâm: Dâr Ibn Jauzî, 1426 H.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.
Djojosuroto, Kinayati dan M. L. A. Sumaryati, Prinsip-prinsip Dasar dalam
Penelitian Bahasa dan Sastra, ed. Rev., cet. II, Bandung: Penerbit
Nusantara, 2004.
Faishâl, ‘Abd al-‘Azîz Muhammad, al-Adab al-‘Arabi wa târȋkhuh, Saudi:
Departemen Pendidikan Tinggi, 1114 H.
Al-Fakkî, Yûsuf Hamid, Min Asbâb Tikrâr al-Qishah, Riyâdh: Al-Furqân,
1412 H.
Al-Ghazali, Syaikh Muhammad, Berdialog Dengan Al-Qur’an, judul asli:
Kaifa Nata’âmal Ma’a Al-Qur’an, penerjemah: Drs. Masykur
Hakim, M. A. Dan Ubaidillah, Bandung: Mizan, 1996.
Al-Ghulayaini, Musthafâ, Jâmi’ ad-Durûs al-‘Arabiyyah, cet. 13, Jilid 3,
Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, 1987.
Al-Hamshi, Ahmad Faiz, Qashash ar-Rahmân fî Dzhilâl Al-Qur’an, Beirut:
Muasasah Risalah, 1995.
Hanafi, Ahmad, Segi-segi Kesusastraan pada Kisah-Kisah Al-Qur’an,
Jakarta: Pustaka al-Husna, 1984.
Al-Hanbalî, al-Baghdâdî, ‘Abd al-Mu’min ibn ‘Abd al-Haqq, Taisîr al-
Wushûl ilâ Qawâ‘id al-Ushûl, Saudi: Dâr al-Fadhîlah, 2001.
160
Ibn Hanbal, Abû ‘Abdillâh Ahmad ibn Muhammad, Musnad al-Imâm Ahmad
ibn Hanbal, cet. 13, al-Maktabah asy-Syâmilah, Jilid 25, tt.p.:
Muassasah ar-Risalah, 2001.
Ibnu ‘Asyur, Muhammad Thâhir, Tafsîr at-Taẖrîr wa at-Tanwîr, Tûnis: Dâr
at-Tûnisiyyah lî an-Nasyr, 1984.
Ibnu Katsir, Qashash Al-Qur’an, Cairo: Dâr al-Bayan al-Hadîtsah, 2000.
Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah, al-Maktabah asy-Syâmilah, Riyâdh: Dâr as-
Salâm, tt.
Ibnu Mandzûr, Lisân al-‘Arab, cet. I, Beirût: Dâr al-Shadr, 1990.
Ibnu Taimiyah, Majmû‘ Fatâwâ Syaikh al-Islâm Ibnu Taimiyyah, Disusun
oleh Abdurrahman bin Muhammad Al-Hanbaly, Riyâdh: Dâr ‘Âlim
al-Kutub, 1991.
Ibn Taimiyah, Ibn al-Qayyim, Tharîq al-Wushûl ilâ al-‘Ilm al-Ma‘mûl bi
ma‘rifah al-Qawâ‘id wa adh-Dhawâbith wa al-Ushûl, Iskandariyah:
Dâr al-Bashîrah, t.th.
‘Îd ad-Daulât, Khâlid Sulaimân, Ar-Risâlah; Asy-Syakhshiyyah fî al-Qashash
Al-Qur’an, Jâmi’ah Yarmûk, Takhashshush Lughah ‘Arabiyah Adab
Naqd, 1992.
Ismâ’îl, Abû Nâshir, As-shiẖẖaẖ, al-Maktabah asy-Syâmilah, Beirût: Dâr al-
‘ilmi li al-malâyîn, 1987.
Al-Janbâz, Muhammad Munîr, Qashash Al-Qur’an al-Karîm wa sîratu
sayyid al-Mursalîn, Riyâdh: Maktabah at-Taubah, 2008.
Al-Jauziyyah, Ibn al-Qayyim, Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur, terj.
M. Alaika Salamullah, cet. II, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006.
Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (t.tp.:
AMZAH, 2005.
Khalafullâh, Muhammad Ahmad, al-Fann al-Qashash fȋ Al-Qur’an al-
Karȋm, 4th ed., London, Beirut, Cairo: Sinâ’ wa Muassasah al-
intisyâr al-‘Araby, 1999.
161
Khalid, Amru Muhammad, Sabar dan Bahagia; 3 Metode Nabi
Mencerdaskan Emosi, terj. Syarif Hade Masyah, cet.II, Jakarta:
Serambi, 2006, h. 15-16.
_____, Qirâ’ah Jadȋdah wa Ru’yah fȋ Qishash al-Anbiyâ’, Beirût: Dâr al-
Ma’rifah, 2007.
Al-Khâlidî, Abdul Fattah Shalah, Kisah-kisah Al-Qur’an pelajaran dari
orang-orang dahulu, judul asli: Ma’â Qashash as-Sâbiqȋn fȋ Al-
Qur’an, penerjemah: Setiawan Budi Utomo, Jakarta: Gema Insani
Press, 1999.
Al-Khatîb, ‘Abd al-Karîm, Qashash Al-Qur’an fî Manthûqihi wa Mafhûmihi,
Beirut: Dâr al-Ma’rifah, t.th.
Lajnah al-buhûts bî al-idârah al-‘âmmah lî buhûtsi ad-da’wah, Lajnah al-
buhûts bî Al-Imâm al-akbar Muhammad Sayyid Thanthâwî min Banî
Salîm Ilâ al-Madînah al-Munawwarah, cet. I, Mesir: Majallah al-
Idzâ’ah wa at-tilfîziyyun, 2010).
Liwâ’, Sayyid Hasan, Tawârîkh al-Anbiyâ’, Beirût: Muassasah al-wafâ,
1984.
Ma’lûf, Louis, al-Munjid fî al-Lughah wa al-A’lâm, Beirut: Dâr al-Masyriq, 1986.
Mâlik bin Anas, Muwaththa` Mâlik, T. Tp.,: Muassasah Zaid bin Sulthân Ali
Nahyân, 2004.
Al-Mâliki, Sayyid Muhammad Alwi, Keistimewaan-keistimewaan Al-
Qur’an, terj. Nur Faizin, Yoyakarta : Mitra Pustaka, t. th.
Mas’ûd, Abdurrahman, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi,
Yogyakarta: LkiS, 2004.
Muhammad bin Abî Bakar, Mukhtâr Ash-Shiẖẖah, Beirut: Dâr wa Maktabah
al-Hilâl, 1988.
Muhammad Naurûz, Sayyid Muhammad, Risâlah; Al-Khithâb ad-Da’awî fi
al-Qashash Al-Qur’an, Jam’iyyah ad-Da’wah al-Islâmiyyah, 2005.
Muhyidin, Asep dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan dakwah,
Bandung: Pustaka Setia,2002.
162
Munawir, Fajrul dkk. Al-Qur’an, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005.
Al-Mu’tâz, Abdullah ibn Muhammad, Ulu al-‘Azmi min ar-Rusul ‘Îsâ
‘Alaihissalâm, Riyâdh: Maktabah Dâr as-Salâm, 2013.
_____, Ulu al-‘Azmi min ar-Rusul Muhammad, Riyâdh: Maktabah Dâr as-
Salâm, 2013.
_____, Ulu al-‘Azmi min ar-Rusul Mûsâ ‘Alaihissalâm, Riyâdh: Maktabah
Dâr as-Salâm, 2013.
_____, Ulu al-‘Azmi min ar-Rusul Nûẖ ‘Alaihissalâm, Riyâdh: Maktabah Dâr
as-Salâm, 2013.
An-Nadwî, ‘Alî al-Husnî, Abû al-Hasan, An-Nubuwwah wa al-Anbiyâ’ fi
Dhau’ Al-Qur’an, Beirût: Dâr as-Su’ûdiyyah, 1383 H.
Naqrah, At-Tahâmî, Sîkulûjiyyah al-Qishah Al-Qur’aniyyah, t. tp.,: Jâmi’ah
Jazair, 1991.
Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, cet. III, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988.
Al-Qathân, Syaikh Mannâ’. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Penerjemah: H.
Annur Rafiq El-Mazni, Lc, MA., Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2006.
Qathnânî, ‘Abdul Qâdir Hasan, Ahmad, Risâlah; Manhaj al-Qishah Al-
Qur’aniyyah fî Tahdzîb asy-Syahawât, Jâmi’ah an-Najâh al-
Wathaniyyah fî Nâblus, Kuliyyah Ushûl ad-Dîn, 2011.
Qutb, Sayyid, At-Tashwȋr al-fanni fȋ Al-Qur’an, Kairo: Dâr asy-Syuruq,
1972.
Quthb, Muhammad, Dirâsât Qur’aniyyah, Kairo: Dâr asy-Syuruq, 1993.
Al-Raiyyah M. Hamdar, Sabar Kunci Surga, Jakarta: Khazanah Baru, 2002.
Al-Râzî, Fakhruddîn, At-Tafsîr al-Kabîr au Mafâtih al-Ghaib, Beirût: Dâr al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990.
As-Sa’dî, Abdurrahmân ibn Nâshir, Mashâbîh ad-Dhiyâ’ min Qashash al-
Anbiyâ’, Riyâdh: Maktabah al-Alûkah, 1428 H.
163
Shâliẖ, Subhi, Mabâhits fî ‘Ulûm Al-Qur’an, cet.ke-9, Beirût: Dâr al-‘Ilm li-
al-malâyîn, 1977.
Shihab, M. Quraish, Secercah Cahaya Ilahi; Hidup Bersama Al-Qur’an
Bandung: Mizan, 2000.
_____, Menabur Pesan Ilahi; Al-Qur’an dan Dinamika Kehidupan
Masyarakat, Jakarta: Lentera Hati, 2006.
_____, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati, 2007.
As-Subhânî, Ja’far, ‘Ishmah al-Anbiyâ’ fi Al-Qur’an al-Karîm, Beirût: Dâr
al-Walâ’, 2004.
Suhufi, S.M., Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, PT. al-Bayan, Bandung, 1994.
Sulaiman, Mustafa Muhammad, Al-Qishshah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm wa mâ
sâra ẖaulahâ min syubuhât wa ar-Radd ‘Alaihâ, al-Qâhirah:
Maktabah al-amânah, 1994.
Suma, Muhammad Amin, MA. SH., Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta : Pustaka
Firdaus, 2004.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, cet. Ke-2, Jakarta: CV. Rajawali,
1985.
Syadzali, Ahmad, et. Al., Ulûm Al-Qur’an II, Pustaka Setia, Bandung, 1997.
Syâfi’i, Muhammad Hasan, Qashash al-Anbiyâ’ wa Qashash Al-Qur’an
natsran wa Syi’ran, Beirût: Dâr Ibnu Hazm, 2001.
Syahrûr, Muhammad, Al-Kitâb wa Al-Qur’an, Qirâ’ah Mu’âsharah, al-
Qâhirah: Sinâ’ wa al-Ahâlî, 1992.
Asy-Syaukânî, Muhammad bin ‘Âlî bin Muhammad, Fath al-Qadîr, Lubnân:
Dâr al-Fikr, 1983.
Taher, Tarmizi, Islam dan Isu Globalisasi: Perspektif Budaya dan Agama,
dalam Buku: Agama dan Dialog Antar Peradaban, Jakarta: PT.
Temprint, 1996.
Tanthâwî, Muhammad Sayyid, Al-Qishah fȋ Al-Qur’an al-Karȋm, Majma’
mathâbi’ al-Azhar asy-Syarȋf, Cairo, 2007.
164
At-Thanthâwî, ‘Alî, Qishash min At-Târîkh, Makkah al-Mukarramah: Dâr al-
Manârah, 2007.
Thabarah, Afif Abdul Fatah, Ruẖ al-Dȋn al-Islâmî, Beirût: Dâr al-‘ilm li al-
Malâyîn, 1999.
Thabathaba’i, Muhammad Husein, Al-Mîzân fi Tafsîr Al-Qur’an, Damaskus:
Jamâ’ah al-mudarrisîn fi al-hauzah al-‘ilmiyyah, t.th.
Al-‘Umrî, Ahmad Jamâal, Dirâsât fî at-Tafsîr al-Maudhû’î li al-Qashash Al-
Qur’an, Al-Qâhirah: Maktabah al-Khanjî, 1986 H.
Al-‘Utsaimin, Muhammad bin Shâliẖ, Syarh Al-Ushûl Ats-Tsalâtsah,
Iskandariyah: Dâr al-Aiman, 2001.
Yâsir, Abdurrahmân, Mausû’ah al-Akhlâq wa az-Zuhd wa ar-Raqâiq,
Qashash Tarbawiyyah Min Hayâti al-Anbiyâ’ wa ash-Shâẖâbah wa
at-Tâbi’în wa Ash-Shâlihîn, Al-Qâhirah: Jamî’ al-Huqûq
Mahfûdzhah, 2007.
Yusuf, Muhammad Sayyid, Manhaj Al-Qur’an al-Karîm fî Ishlâh al-
mujtama’, al-Qâhirah: Dâr as-Salâm, 2002.
Yusuf, Sa’id, Qashash Al-Qur’an, al-Qâhirah: Dâr al-Fajr li at-Turâts, 2004.
Az-Zabîdî, Tâj al-‘Arûs min Jawâhir al-Qâmûs, al-Maktabah asy-Syâmilah,
t.tp: Dâr al-Hidâyah, t.th.
Zaidân, Abdul Karîm, Hikmah Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an Dari Nabi
Adam sampai Nabi ‘Îsâ ‘Alaihimussalâm Beserta Kaumnya, Jakarta:
Dâr as-Sunnah Press, 2010.
Zein, ‘Athîf, Qashash al-Anbiyâ’ fi Al-Qur’an al-Karîm, Lubnân: Dâr al-
kutub, 1980.
Zuhaili, Wahbah, Al-Qur’an dan Paradigma Peradaban, judul asli: Al-
Qur’ân al-Karȋm Bunaituhu at-Tasyrî’iyyât wa Khashâish al-
Hadhâriyyât. Penerjemah: M. Tohir dan Team Titian Ilahi,
Yogyakarta: Dinamika, 1996.
Al-Maktabah asy-Syâmilah, al-Ishdâr 3.52, Al-Maktab at-Ta’âwunî li ad-
Da’wah bi ar-Raudhah.
165
166
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : DANI MOHAMMAD RAMDANI, Lc.
Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 12 Juni1985
Status : Menikah (Dua anak)
Alamat
Jl. Ciater Raya (H. Amat), Kampung Maruga, Rt/Rw
05/09, Serpong – Tangerang Selatan
Jl. Irian No. 42, Rt/Rw 05/02, Dusun Kasomalang
Wetan, Kec. Kasomalang – Subang 41281
Nomor Hand Phone : 085814843726
E – mail : [email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
1. 1992-1998 : Madrasah Ibtidaiyah Pogorsari, Kawalimukti, Ciamis.
2. 1998-2001 : SLTP Pondok Pesantren Darul Arqam
Muhammadiyah, Garut.
3. 2001-2004 : SLTA Pondok Pesantren Darul Arqam
Muhammadiyah, Garut.
4. 2005-2009 : Kulliyyah Da’wah islamiyah, Tripoli-Libya.
SEMINAR DAN TRAINING
1. 2006 : Seminary of National Education, International
Indonesian Union, Rabat, Cassabalanca, Marroco.
2. 2006 : Seminary of Islamic Religion “Perbandingan
Agama”, Rabat, Cassabalanca, Marroco.
3. 2008 : Training Tahfidz Al-qur’an, Asmariyah University –
Zletin –Libya.
4. 2008 : Training Dirasat Islamiyah – Shufiyah at Zawiyah
Shufiyah Asmariyah.
167
5. 2009 : Training of Istinbat Islamic Law throught 4 Madzhab,
International Islamic Dakwah University –Tripoli –
Libya.
6. 2010 : Training Methodology of Arabic Studying, Al-Azhar
University Jakarta.
7. 2010-2011 : Training Methodology of Fun Teaching, kerjasama
Parent Teacher Child (PTC Singapore) oleh SIT Fajar
Hidayah Kota Wisata - Cibubur.
8. 2010-2011 : Training Methodology of Active Learning, kerjasama
Parent Teacher Child (PTC Singapore) oleh SIT Fajar
Hidayah Kota Wisata – Cibubur.
9. 2011 : Training of Hadits Shahih Research, Daarus Sunnah
– Jakarta.
10. 2011 : Training National Arabic Curriculum LIPIA, Hotel
Syahid – Jakarta.
11. 2011 : Training Methodology of Arabic Studying, LIPIA -
Jakarta.
12. 2011 : Fasilitator for Ttraining of Fun Methodology in
Arabic Studying, Fajar Hidayah – Jakarta.
13. 2011 : National Training of Carracteristic Methodology in
Studying, Insan Cendekia – LAPSIG ICMI Centre.
14. 2012 : Training Tahsin Metodology (Al-Bana, Qira’ati).
Jakarta.
15. 2012 : Fasilitator for Training Arabic Fun Studying, Insan
Cendekia – LAPSIG ICMI Centre.
16. 2014 : Training Methodology of Tarjih, PP. Muhammadiyah
– Jakarta.
17. 2015 : Training Tahsin Methodology (Al-Utsmany) Condet -
Jakarta.
18. 2015 : Training Islamic Parenting in era technology. Insan
Cendekia Madani.
19. 2015 : Training James Gwee, Highly Effective Star
Manager. Insan Cendekia Madani.
20. 2015 : Training for Leader Insan Cendekia Madani, 7
Habbits - Manajemen – Effective and Positive
Communication.
PENGALAMAN PENDIDIKAN:
1. 2009 : Specialist Teacher of Arabic studying and PAI, SMP
- SMA Islamic School of Fajar Hidayah Kota Wisata
– Cibubur.
168
2. 2010 - 2011 : Coordinator of Arabic departement for SMP – SMA,
Islamic School of Fajar Hidayah Kota Wisata –
Cibubur.
3. 2011 - 2014 : Specialist Teacher of Arabic studying, Tahsin and
Tahfidzh, Al-Qur’an and Hadits at SMP – SMA Insan
Cendekia Madani Boarding School Developement –
Serpong.
4. 2012 - 2013 : Headmaster of Dormitory Division SMP – SMA
Insan Cendekia Boarding School Developement -
Serpong.
5. 2013 - 2014 : Vice Headmaster of Dormitory Division SMP – SMA
Insan Cendekia Boarding School Developement -
Serpong.
6. 2014 - 2015 : Vice Headmaster of Dormitory SMP –SMA Insan
Cendekia Madani Boarding School Developement –
Serpong.
7. 2015 – 2016 : Coordinator of Da’wah and Syi’ar Division, Markaz
Da’wah dan Advokasi Nilai Islam, Yayasan Edukasi
Sejahtera.
BAHASA YANG DIKUASAI
1. Arabic : Active
2. English : Active (Tidak lebih baik dari Bahasa Arab)
169