qbd 3_pb17_erni_1306377354

Upload: erni-destiarini

Post on 10-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengelolaan bencana

TRANSCRIPT

Nama : Erni Destiarini

NPM : 1306377354

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

1. Jelaskan pengelolaan bencana pada skala lokal, nasional, dan internasional

Pengelolaan bencana skala lokal nasional bergantung pada kebijakan dari daerah dan negara tersebut. Kebanyakan dari negara-negara berkembang belum membuat upaya khusus untuk mulai meningkatkan kegiatan pengelolaan pra-bencana.

Seiring dengan berjalannya waktu, setelah terjadi berkali-kali bencana, pengelolaan bencana pada skala internasional telah mengalami perkembangan yang signifikan. Suatu bencana tidak menjadi kepentingan internasional ketika suatu negara kewalahan dalam menghadapinya. Harus terdapat komitmen pada pihak peserta untuk mengetahui apa yang membuat suatu bencana membutuhkan keterlibatan internasional. Berikut ini adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan bencana skala internasional1 :

Saat ini, Strategi Internasional PBB untuk Pengurangan Bencana ( United Nations International Strategy for Disaster Reduction [UNISDR]) memandu upaya penanggulangan bencana secara keseluruhan masyarakat internasional. Misi UNISDR ecara khusus, yaitu UNISDR berusaha untuk membangun "masyarakat yang tahan bencana dengan mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya pengurangan bencana sebagai komponen integral dari pembangunan berkelanjutan, dengan tujuan mengurangi jumlah korban, dampak sosial, kerugian ekonomi dan lingkungan akibat bencana alam dan terkait teknologi dan bencana lingkungan".1Berikut ini adalah kerangka kerja yang diuraikan sebagai pertimbangan umum dan kegiatan utama dalam mengidentifikasi prioritas suatu bencana1 : Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana merupakan prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya Mengidentifikasi, menilai, dan pemantauan risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini Menggunakan pengetahuan, inovasi, dan pendidikan untuk membangun budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasari Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua tingkat. Namun pada kenyataannya, tidak semua bencana mendapatkan respon yang sama pada skala internasional. Hal ini dapat disebakan karena perbedaan prioritas, kelelahan donor, ketertarikan media, atau terdapat kejadian lain yang lebih menyita perhatian publik. 12. Jelaskan masalah yang dapat terjadi dalam pengelolaan bencana di skala lokal, nasional, dan internasionalPada kenyataannya, tidak semua bencana mendapatkan respon yang sama baik pada skala lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini dapat disebakan karena perbedaan prioritas, kelelahan donor, tingkat ketertarikan media, atau terdapat kejadian lain yang lebih menyita perhatian publik. 1Menurut penelitian dan praktek pada kehidupan nyata, terdapat korelasi yang kuat antara bencana dan kemiskinan. Hal ini diperkuat dengan tercatat bahwa negara berkembang mengalami stagnanansi atau bahkan negatif pembangunan dari waktu ke waktu setelah terjadinya suatu bencana.

Berikut ini gambaran umum dari bencana yang merugikan negara-negara berkembang di luar awal kematian, cedera, dan kerusakan1 : Upaya pembangunan nasional dan internasional terhambat, terhapus, atau bahkan dibatalkan Proyek-proyek pembangunan serta program sosial harus dialihkan dan ditujukan untuk pembayaran utang untuk mengelola konsekuensi bencana dan mulai upaya pemulihan Infrastruktur vital rusak atau hancur, termasuk jalan, jembatan, bandara, pelabuhan laut, sistem komunikasi, pembangkit listrik dan fasilitas distribusi, air dan tanaman air limbah, membutuhkan bertahun-tahun untuk membangun kembali Sekolah yang rusak atau hancur, meninggalkan siswa tanpa sumber yang memadai pendidikan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun Rumah sakit dan klinik yang rusak atau hancur, mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit dari penduduk yang terkena bencana Bisnis formal dan informal yang hancur, sehingga lonjakan pengangguran dan penurunan stabilitas ekonomi dan kekuatan Keputusasaan dan kemiskinan menyebabkan kenaikan pesat dalam kriminalitas dan ketidakamanan. Perasaan putus asa menimpa penduduk yang terkena bencana, yang menyebabkan peningkatan tingkat depresi dan kurangnya motivasi untuk mendapatkan kembali kemerdekaan dari bantuan luar.

3. Jelaskan kesiapan (mitigasi dan kesiapsiagaan) menghadapi bencana pada skala lokal, nasional, dan internasionalKesiapsiagaan harus terjadi baik di tingkat pemerintah maupun tingkat individu untuk mengurangi risiko dan kerentanan. Kesiapan program penanganan bencana harus memastikan bahwa rencana yang akan digunakan dapat diaplikasikan di lokasi dan penanganan terbaru. Melalui upaya pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan media, tingkat kesiapan di seluruh dunia akan terus meningkat, meskipun banyak kendala yang ada.1,2Mitigasi telah dianggap sebagai kemewahan negara maju. Namun, melalui bantuan keuangan dan teknis unilateral, multilateral, dan nirlaba, banyak negara-negara miskin (berkembang) dapat merasakan manfaat dari mitigasi.Aktivitas yang berhubungan dengan pengurangan efek dari bencana memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam memulihkan kondisi daerah bencana seperti pembangunan sarana baru, memperbaiki fasilitas dan meningkatkan program kesehatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain. Selain itu juga sistem air bersih dan pembuangan limbah rumah tangga harus ditingkatkan karena dapat mempengaruhi kesehatan.2 Daftar Pustaka

1 Coppola D. Introduction to international disaster management. Amsterdam: Butterworth Heinemann; 2007.2 Natural Disasters : Protecting The Public's Health. Washington DC: PAN American Health Organization; 2000.Gambar 1. Partisipan dalam Pengelolaan Bencana Skala Internasional

Sumber : Coppola D. Introduction to international disaster management. Amsterdam: Butterworth Heinemann; 2007.

Gambar 2. Dampak Bencana dalam terhadap pembangunan

Sumber : Coppola D. Introduction to international disaster management. Amsterdam: Butterworth Heinemann; 2007.