qurban

Upload: ikhwanulikhsan

Post on 09-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1. TujuanKami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita sebagai siswa juga bisa mengikuti kurban di sekolah, tidak harus selalu di lingkungan rumah saja. Kita semua mengetahui bahwa kurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha.

Kegiatan kurban dilaksanakan oleh orang Islam. Kurban dilaksanakan setelah menunaikan ibadah shalat Idul Adha. Kita juga boleh ikut menyumbangkan hewan untuk dijadikan kurban.

Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga dengan dibuatnya makalah agama yang membahas tentang Kurban ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Kami selaku pembuat mengharapkan semua bisa memanfaatkan makalah ini. Sekian dan terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca makalah ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian KurbanKurban dalam bahasa Arab disebut udhiyah, yang berarti menyembelih hewan pada pagi hari. Sedangkan menurut istilah, kurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13 Zulhijah)Perintah menyembelih KurbanFirman Allah SWT:Artinya: Sesungguhnya kami memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu da berkubanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.(QS. Al-Kautsar ayat 1-3)

2.2 Hukum BerkurbanHukum Berkurban ada 3,yaitu: Wajib bagi yang mampuKurban wajib bagi yang mampu, dijelaskan oleh firman Allah QS. Al-Kautsar ayat 1-3:Artinya: Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikan lah shalat karena Tuhanmu dan berkubanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al-Kautsar 1-3) SunnahBerdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan:Artinya: Nabi SAW bersabda: Saya diperintah untuk menyembelih kurban dan kurban itu sunnah bagi kamu. Sunnah MuakkadBerdasarkan hadist riwayat Daruqutni menjelaskan:Artinya: Diwajibkan melaksanakan kurban bagiku dan tidak wajib atas kamu.(HR. Daruqutni)2.3 Jenis dan syarat hewan untuk KurbanJenis-jenis binatang yang dapat untuk kurban, syaratnya adalah:1. Domba : syaratnya telah berumur 1 tahun lebih atau sudah berganti gigi.2. Kambing : syaratnya telah berumur 2 tahun atau lebih.3. Sapi atau Kerbau : syaratnya yelah berumur 2 tahun atau lebih.4. Unta : syaratnya telah berumur 5 tahun atau lebih.Sebaiknya berkurban dengan binatang yang mulus dan gemuk serta tidak cacat, seperti:- Jelas-jelas sakit- Sangat kurus- Sebelah matanya tidak berfungsi atau keduanya- Pincang- Putus telinga- Putus ekor- Dst

2.4 Syarat-syarat hewan Kurban1. Hewan yang dijadikan untuk kurban hendaklah hewan jantan yang sehat, bagus, bersih, tidak ada cacat seperti buta, pincang, sangat kurus, tidak terpotong telinganya sebelah atau ekornya terpotong dan sebagainya.2. Hewan yang dikurban

2.5 Syarat dan waktu melaksanakan KurbanOrang yang berkurban beragama Islam Dilaksanakan pada bulan ZulhijahWaktu penyembelihan kurban pada tanggal 10 Zulhijah setelah shalat hari raya Idul Adha, dilanjutkan pada hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan tanggal 13 Zulhijah sampai terbenam matahari.

2.6 Cara penyembelihan dan do`a berkurban1. Cara menyembelih sama dengan penyembelihan yang disyaratkan Islam, yakni penyembelih harus orang Islam (khusus kurban, sunnah penyembelih adalah yang berkurban sendiri, jika diwakilkan disunatkan hadiri pada waktu penyembelihannya)2. Alat untuk menyembelih harus benda tajam. Tidak boleh menggunakan gigi, kuku dan tulang.3. Memotong 2 urat yang ada di kiri-kanan leher agar lekas matinya, tetapi jangan sampai putus lehernya (makruh).4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang rusuknya agar mudah saat penyembelihan.5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.6. Orang yang menyembelih disunatkan membaca: 1. Basmalah:Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.2. Shalawat:Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Muhammad.3. TakbirArtinya: Allah Maha Besar.4. Do`a:Artinya: Ya Allah, kurban ini adalah nikmat dari Engkau dan aku berdekat diri kepada Engkau. Oleh karena itu, terimalah kurbanku! Wahai Zat Yang Maha Pemurah. Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

2.7 Hikmah dari Kurban 1. Menambah cintanya kepada Allah SWT2. Akan menambah keimanannya kepada Allah SWT3. Dengan berkurban, berarti seseorang telah bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan pada dirinya.4. Dengan berkurban, berarti seseorang telah berbakti kepada orang lain, dimana tolong menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan toleransi memang dianjurkan oleh agama Islam.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKurban adalah suatu praktik yang banyak ditemukan dalam berbagaiagamadidunia, yang biasanya dilakukan sebagai tanda kesediaan si pemeluknya untuk menyerahkan sesuatu kepadaTuhannya. Mayoritas ulama dari kalangan sahabat,tabiin, tabiut tabiin, dan fuqaha (ahli fiqh) menyatakan bahwa hukum qurbanadalah sunnah muakkadah (utama), dan tidak ada seorangpun yang menyatakanwajib, kecuali Abu Hanifah (tabiin). Ibnu Hazm menyatakan: Tidak ada seorangsahabat Nabi pun yang menyatakan bahwa qurban itu wajib.

3.2 Sarano Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengancara halal tanpa berutang.o Kurban hendaknya binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri.o Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.

makalah qurban{ Desember 6, 2010 @ 8:35 pm } { Uncategorized } BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fiil madhi) yaqrabu (fiil mudhari) qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri (Matdawam, 1984).Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Ibrahim Anis et.al, 1972).Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 10.00 (Ash Shanani, Subulus Salam IV/89).Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/155; Al Jabari, 1994).B. TujuanMakalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang qurban secara umum, terutama berkaitan dengan hal-hal yang umum dilakukan dalam melakukan qurban.Arjasa , november 2010PenyusunBAB IIPEMBAHASANPengertian QurbanDec 17, 07 2:30 PMfor everyoneKata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fiil madhi) yaqrabu (fiil mudhari) qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri (Matdawam, 1984).Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Ibrahim Anis et.al, 1972).Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 10.00 (Ash Shanani, Subulus Salam IV/89).Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/155; Al Jabari, 1994).Hukum QurbanQurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Imam Malik, Asy Syafii, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata, Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji. (Matdawam, 1984)Sebagian mujtahidin seperti Abu Hanifah, Al Laits, Al Auzai, dan sebagian pengikut Imam Malik mengatakan qurban hukumnya wajib. Tapi pendapat ini dhaif (lemah) (Matdawam, 1984).Ukuran mampu berqurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok ( al hajat al asasiyah) yaitu sandang, pangan, dan papan dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban (Al Jabari, 1994)Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman Allah SWT :Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. (TQS Al Kautsar : 2)Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah. (HR. At Tirmidzi)Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) qurban dan ia tidak wajib atas kalian. (HR. Ad Daruquthni)Dua hadits di atas merupakan qarinah (indikasi/petunjuk) bahwa qurban adalah sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi wanhar (dan berqurbanlah kamu) dalam surat Al Kautas ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fili). Sedang hadits At Tirmidzi, umirtu bi an nahri wa huwa sunnatun lakum (aku diperintahkan untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad Daruquthni kutiba alayya an nahru wa laysa biwaajibin alaykum (telah diwajibkan atasku qurban dan ia tidak wajib atas kalian); merupakan qarinah bahwa thalabul fili yang ada tidak bersifat jazim (keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi SAW, dan itu adalah salah satu khususiyat beliau (lihat Rifai et.al., Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hal. 422).Orang yang mampu berqurban tapi tidak berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW :Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam IV/91)Perkataan Nabi fa laa yaqrabanna musholaanaa (janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami) adalah suatu celaan (dzamm), yaitu tidak layaknya seseorang yang tak berqurban padahal mampu untuk mendekati tempat sholat Idul Adh-ha. Namun ini bukan celaan yang sangat/berat (dzamm syanii ) seperti halnya predikat fahisyah (keji), atau min amalisy syaithan (termasuk perbuatan syetan), atau miitatan jaahiliyatan (mati jahiliyah) dan sebagainya. Lagi pula meninggalkan sholat Idul Adh-ha tidaklah berdosa, sebab hukumnya sunnah, tidak wajib. Maka, celaan tersebut mengandung hukum makruh, bukan haram (lihat Atha` ibn Khalil, Taysir Al Wushul Ila Al Ushul, hal. 24; Al Jabari, 1994).Namun hukum qurban dapat menjadi wajib, jika menjadi nadzar seseorang, sebab memenuhi nadzar adalah wajib sesuai hadits Nabi SAW :Barangsiapa yang bernadzar untuk ketaatan (bukan maksiat) kepada Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya. (lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/157).Qurban juga menjadi wajib, jika seseorang (ketika membeli kambing, misalnya) berkata,Ini milik Allah, atau Ini binatang qurban. (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994).Keutamaan QurbanBerqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW :Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban. (HR. At Tirmidzi) (Abdurrahman, 1990)Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah berpendapat,Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama. (Al Jabari, 1994).Tetesan darah hewan qurban akan memintakan ampun bagi setiap dosa orang yang berqurban. Sabda Nabi SAW :Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan.. . (lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/165)Waktu dan Tempat Qurbana.WaktuQurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW :Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha dan dua khutbahnya, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam. (HR. Bukhari)Sabda Nabi SAW :Semua hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih qurban. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)Menyembelih qurban sebaiknya pada siang hari, bukan malam hari pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan itu. Menyembelih pada malam hari hukumnya sah, tetapi makruh. Demikianlah pendapat para imam seperti Imam Abu Hanifah, Asy Syafii, Ahmad, Abu Tsaur, dan jumhur ulama (Matdawam, 1984).Perlu dipahami, bahwa penentuan tanggal 10 Zulhijjah adalah berdasarkan ru`yat yang dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991). Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah. Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.b.TempatDiutamakan, tempat penyembelihan qurban adalah di dekat tempat sholat Idul Adh-ha dimana kita sholat (misalnya lapangan atau masjid), sebab Rasulullah SAW berbuat demikian (HR. Bukhari). Tetapi itu tidak wajib, karena Rasulullah juga mengizinkan penyembelihan di rumah sendiri (HR. Muslim). Sahabat Abdullah bin Umar RA menyembelih qurban di manhar, yaitu pejagalan atau rumah pemotongan hewan (Abdurrahman, 1990).Hewan Qurbana.Jenis HewanHewan yang boleh dijadikan qurban adalah : unta, sapi, dan kambing (atau domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan, tidak boleh dijadikan qurban (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994). Allah SWT berfirman :supaya mereka menyebut nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul anam) yang telah direzekikan Allah kepada mereka. (TQS Al Hajj : 34)Dalam bahasa Arab, kata bahimatul anaam (binatang ternak) hanya mencakup unta, sapi, dan kambing, bukan yang lain (Al Jabari, 1994).Prof. Mahmud Yunus dalam kitabnya Al Fiqh Al Wadhih III/3 membolehkan berkurban dengan kerbau ( jamus), sebab disamakan dengan sapi.b.Jenis KelaminDalam berqurban boleh menyembelih hewan jantan atau betina, tidak ada perbedaan, sesuai hadits-hadits Nabi SAW yang bersifat umum mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan dan betina, dan tidak melarang salah satu jenis kelamin (Sayyid Sabiq, 1987; Abdurrahman, 1990)c.UmurSesuai hadits-hadits Nabi SAW, dianggap mencukupi, berqurban dengan kambing/domba berumur satu tahun masuk tahun kedua, sapi (atau kerbau) berumur dua tahun masuk tahun ketiga, dan unta berumur lima tahun (Sayyid Sabiq, 1987; Mahmud Yunus, 1936).d.KondisiHewan yang dikurbankan haruslah mulus, sehat, dan bagus. Tidak boleh ada cacat atau cedera pada tubuhnya. Sudah dimaklumi, qurban adalah taqarrub kepada Allah. Maka usahakan hewannya berkualitas prima dan top, bukan kualitas sembarangan (Rifai et.al , 1978)Berdasarkan hadits-hadits Nabi SAW, tidak dibenarkan berkurban dengan hewan :1. yang nyata-nyata buta sebelah,2. yang nyata-nyata menderita penyakit (dalam keadaan sakit),3. yang nyata-nyata pincang jalannya,4. yang nyata-nyata lemah kakinya serta kurus,5. yang tidak ada sebagian tanduknya,6. yang tidak ada sebagian kupingnya,7. yang terpotong hidungnya,8. yang pendek ekornya (karena terpotong/putus) ,9. yang rabun matanya. (Abdurrahman, 1990; Al Jabari, 1994; Sayyid Sabiq. 1987).Hewan yang dikebiri boleh dijadikan qurban. Sebab Rasulullah pernah berkurban dengan dua ekor kibasy yang gemuk, bertanduk, dan telah dikebiri ( al maujuuain) (HR. Ahmad dan Tirmidzi) (Abdurrahman, 1990)Dianjurkan bagi setiap keluarga menyembelih qurban. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa`i, dan Ibnu Majah)Teknis PenyembelihanTeknis penyembelihan adalah sebagai berikut :1. Hewan yang akan dikurbankan dibaringkan ke sebelah rusuknya yang kiri dengan posisi mukanya menghadap ke arah kiblat, diiringi dengan membaca doa Robbanaa taqabbal minnaa innaka antas samiiul aliim. (Artinya : Ya Tuhan kami, terimalah kiranya qurban kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.)2. Penyembelih meletakkan kakinya yang sebelah di atas leher hewan, agar hewan itu tidak menggerak-gerakkan kepalanya atau meronta.3. Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil membaca : Bismillaahi Allaahu akbar. (Artinya : Dengan nama Allah, Allah Maha Besar). (Dapat pula ditambah bacaan shalawat atas Nabi SAW. Para penonton pun dapat turut memeriahkan dengan gema takbir Allahu akbar!)4. Kemudian penyembelih membaca doa kabul (doa supaya qurban diterima Allah) yaitu : Allahumma minka wa ilayka. Allahumma taqabbal min . (sebut nama orang yang berkurban). (Artinya : Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari.) (Ad Dimasyqi, 1993; Matdawam, 1984; Rifai et.al., 1978; Rasjid, 1990)Penyembelihan, yang afdhol dilakukan oleh yang berqurban itu sendiri, sekali pun dia seorang perempuan. Namun boleh diwakilkan kepada orang lain, dan sunnah yang berqurban menyaksikan penyembelihan itu (Matdawam, 1984; Al Jabari, 1994).Dalam penyembelihan, wajib terdapat 4 (empat) rukun penyembelihan, yaitu :1. Adz Dzaabih (penyembelih) , yaitu setiap muslim, meskipun anak-anak, tapi harus yang mumayyiz (sekitar 7 tahun). Boleh memakan sembelihan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani), menurut mazhab Syafii. Menurut mazhab Hanafi, makruh, dan menurut mazhab Maliki, tidak sempurna, tapi dagingnya halal. Jadi, sebaiknya penyembelihnya muslim. (Al Jabari, 1994).2. Adz Dzabiih, yaitu hewan yang disembelih.Telah diterangkan sebelumnya.3. Al Aalah, yaitu setiap alat yang dengan ketajamannya dapat digunakan menyembelih hewan, seperti pisau besi, tembaga, dan lainnya. Tidak boleh menyembelih dengan gigi, kuku, dan tulang hewan (HR. Bukhari dan Muslim).4. Adz Dzabh, yaitu penyembelihannya itu sendiri. Penyembelihan wajib memutuskan hulqum (saluran nafas) dan mari` (saluran makanan). (Mahmud Yunus, 1936)Pemanfaatan Daging QurbanSesudah hewan disembelih, sebaiknya penanganan hewan qurban (pengulitan dan pemotongan) baru dilakukan setelah hewan diyakini telah mati. Hukumnya makruh menguliti hewan sebelum nafasnya habis dan aliran darahnya berhenti (Al Jabari, 1994). Dari segi fakta, hewan yang sudah disembelih tapi belum mati, otot-ototnya sedang berkontraksi karena stress. Jika dalam kondisi demikian dilakukan pengulitan dan pemotongan, dagingnya akan alot alias tidak empuk. Sedang hewan yang sudah mati otot-ototnya akan mengalami relaksasi sehingga dagingnya akan empuk.Setelah penanganan hewan qurban selesai, bagaimana pemanfaatan daging hewan qurban tersebut ? Ketentuannya, disunnahkan bagi orang yang berqurban, untuk memakan daging qurban, dan menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, dan menghadiahkan kepada karib kerabat. Nabi SAW bersabda :Makanlah daging qurban itu, dan berikanlah kepada fakir-miskin, dan simpanlah. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hadits shahih)Berdasarkan hadits itu, pemanfaatan daging qurban dilakukan menjadi tiga bagian/cara, yaitu : makanlah, berikanlah kepada fakir miskin, dan simpanlah. Namun pembagian ini sifatnya tidak wajib, tapi mubah (lihat Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352; Al Jabari, 1994; Sayyid Sabiq, 1987).Orang yang berqurban, disunnahkan turut memakan daging qurbannya sesuai hadits di atas. Boleh pula mengambil seluruhnya untuk dirinya sendiri. Jika diberikan semua kepada fakir-miskin, menurut Imam Al Ghazali, lebih baik. Dianjurkan pula untuk menyimpan untuk diri sendiri, atau untuk keluarga, tetangga, dan teman karib (Al Jabari, 1994; Rifai et.al, 1978).Akan tetapi jika daging qurban sebagai nadzar, maka wajib diberikan semua kepada fakir-miskin dan yang berqurban diharamkan memakannya, atau menjualnya (Ad Dimasyqi, 1993; Matdawam, 1984)Pembagian daging qurban kepada fakir dan miskin, boleh dilakukan hingga di luar desa/tempat dari tempat penyembelihan (Al Jabari, 1994).Bolehkah memberikan daging qurban kepada non-muslim ? Ibnu Qudamah (mazhab Hambali) dan yang lainnya (Al Hasan dan Abu Tsaur, dan segolongan ulama Hanafiyah) mengatakan boleh. Namun menurut Imam Malik dan Al Laits, lebih utama diberikan kepada muslim (Al Jabari, 1994).Penyembelih (jagal), tidak boleh diberi upah dari qurban. Kalau mau memberi upah, hendaklah berasal dari orang yang berqurban dan bukan dari qurban (Abdurrahman, 1990). Hal itu sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA :(Rasulullah memerintahkan kepadaku) untuk tidak memberikan kepada penyembelih sesuatu daripadanya (hewan qurban). (HR. Bukhari dan Muslim) (Al Jabari, 1994)Tapi jika jagal termasuk orang fakir atau miskin, dia berhak diberi daging qurban. Namun pemberian ini bukan upah karena dia jagal, melainkan sedekah karena dia miskin atau fakir (Al Jabari, 19984).Menjual kulit hewan adalah haram, demikianlah pendapat jumhur ulama (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352). Dalilnya sabda Nabi SAW :Dan janganlah kalian menjual daging hadyu (qurban orang haji) dan daging qurban. Makanlah dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah manfaat kulitnya, dan jangan kamu menjualnya.. . (HR. Ahmad) (Matdawam, 1984).Sebagian ulama seperti segolongan penganut mazhab Hanafi, Al Hasan, dan Al Auzai membolehkannya. Tapi pendapat yang lebih kuat, dan berhati-hati ( ihtiyath), adalah janganlah orang yang berqurban menjual kulit hewan qurban. Imam Ahmad bin Hambal sampai berkata,Subhanallah ! Bagaimana harus menjual kulit hewan qurban, padahal ia telah dijadikan sebagai milik Allah ? (Al Jabari, 1994).Kulit hewan dapat dihibahkan atau disedekahkan kepada orang fakir dan miskin. Jika kemudian orang fakir dan miskin itu menjualnya, hukumnya boleh. Sebab menurut pemahaman kami larangan menjual kulit hewan qurban tertuju kepada orang yang berqurban saja, tidak mencakup orang fakir atau miskin yang diberi sedekah kulit hewan oleh orang yang berqurban. Dapat juga kulit hewan itu dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama, misalnya dibuat alas duduk dan sajadah di masjid, kaligrafi Islami, dan sebagainya.BAB IIIPENUTUPKami ingin menutup risalah sederhana ini, dengan sebuah amanah penting : hendaklah orang yang berqurban melaksanakan qurban karena Allah semata. Jadi niatnya haruslah ikhlas lillahi taala, yang lahir dari ketaqwaan yang mendalam dalam dada kita. Bukan berqurban karena riya` agar dipuji-puji sebagai orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang peduli rakyat, dan sebagainya. Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita. Allah SWT berfirman :Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada kamulah yang mencapainya. (TQS Al Hajj : 37)

Kurban (Islam)Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaKurban menurut bahasa arab , transliterasi: Qurban), atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. Sedangkan ritual kurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan dzulhijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.Daftar isi 1 Latar belakang historis 1.1 Habil dan Qabil 1.2 Ibrahim dan Ismail 2 Dalil tentang berkurban 3 Hukum kurban 4 Syarat dan pembagian daging kurban 5 Waktu berkurban 5.1 Awal waktu 5.2 Akhir waktu 5.3 Menyembelih di waktu siang atau malam? 6 Sosialisasi Kurban 7 Lihat pula 8 Pranala luar 9 klipingLatar belakang historisDalam sejarah sebagaimana yang disampaikan dalam Al Qur'an terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yakni oleh Habil (Abel) dan Qabil (Cain), putra nabi adam alaihis salam serta pada saat Nabi ibrahim akan mengorbankan nabi ismail atas perintah allah.Habil dan QabilKisah Habi dan Qabil di kisahkan pada Al Qur'an:Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maaidah: 27)

Ibrahim dan IsmailDisebutkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba. Berikut petikan surat ash shaaffaat ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut.Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Ash Shaaffaat: 102-107)

Dalil tentang berkurbanAyat dalam Al Qur'an tentang ritual kurban antara lain: surat Al Kautsar ayat 2: Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (anhar)Sementara hadits yang berkaitan dengan kurban antara lain: Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami. HR. Ahmad dan ibn Majah. Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu? Rasulullah menjawab: Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim. Mereka menjawab: Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu? Rasulullah menjawab: Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan. Mereka menjawab: Kalau bulu-bulunya? Rasulullah menjawab: Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan. HR. Ahmad dan ibn Majah Jika masuk tanggal 10 Dzul Hijjah dan ada salah seorang di antara kalian yang ingin berkurban, maka hendaklah ia tidak cukur atau memotong kukunya. HR. Muslim Kami berkurban bersama Nabi SAW di Hudaibiyah, satu unta untuk tujuh orang, satu sapi untuk tujuh orang. HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi.Hukum kurbanMayoritas ulama dari kalangan sahabat tabi'in tabiut tabiin, dan fuqaha (ahli fiqh) menyatakan bahwa hukum kurban adalah sunnah muakkadah (utama), dan tidak ada seorangpun yang menyatakan wajib, kecuali Abu Hanifah (tabiin). Ibnu Hazm menyatakan: Tidak ada seorang sahabat Nabi pun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib.Syarat dan pembagian daging kurbanSyarat dan ketentuan pembagian daging kurban adalah sebagai berikut: Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara halal tanpa berutang. Kurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri. Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh. Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur 5 tahun atau lebih, sapi atau kerbau telah berumur 2 tahun, dan domba atau kambing berumur lebih dari 1 tahun. Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka (bukan budak), baligh, dan berakal. Daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang berkurban, 1/3 disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang lain.Waktu berkurbanAwal waktuWaktu untuk menyembelih kurban bisa di 'awal waktu' yaitu setelah salat Id langsung dan tidak menunggu hingga selesai khutbah. Bila di sebuah tempat tidak terdapat pelaksanaan salat Id, maka waktunya diperkirakan dengan ukuran salat Id. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum waktunya maka tidak sah dan wajib menggantinya .Dalilnya adalah hadits-hadits berikut:a. Hadits Al-Bara` bin Azib radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang salat seperti salat kami dan menyembelih hewan kurban seperti kami, maka telah benar kurbannya. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum salat maka hendaklah dia menggantinya dengan yang lain. (HR. Al-Bukhari no. 5563 dan Muslim no. 1553) Hadits senada juga datang dari sahabat Jundub bin Abdillah Al-Bajali radhiyallahu anhu riwayat Al-Bukhari (no. 5500) dan Muslim (no. 1552).b. Hadits Al-Bara` riwayat Al-Bukhari (no. 5556) dan yang lainnya tentang kisah Abu Burdah radhiyallahu anhu yang menyembelih sebelum salat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Kambingmu adalah kambing untuk (diambil) dagingnya saja. Dalam lafadz lain (no. 5560) disebutkan: Barangsiapa yang menyembelih (sebelum salat), maka itu hanyalah daging yang dia persembahkan untuk keluarganya, bukan termasuk hewan kurban sedikitpun.Akhir waktuWaktu penyembelihan hewan kurban adalah 4 hari, hari Iedul Adha dan tiga hari sesudahnya. Waktu penyembelihannya berakhir dengan tenggelamnya matahari di hari keempat yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan Al-Bashri (imam penduduk bashrah), Atha` bin Abi Rabah (imam penduduk makkah), Al-Auzai (imam penduduk Syam), dan Asy-Syafi'i (imam fuqaha ahli hadits). Pendapat ini dipilih oleh Ibnul Mundzir, ibnul Qayyim dalam Zadul Maad (2/319), Ibnu Taimiyah, Al-Lajnah Ad-Da`imah (11/406, no. fatwa 8790), dan Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti (3/411-412).Alasannya disebutkan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut: 1. Hari-hari tersebut adalah hari-hari Mina. 2. Hari-hari tersebut adalah hari-hari tasyriq. 3. Hari-hari tersebut adalah hari-hari melempar jumrah. 4. Hari-hari tersebut adalah hari-hari yang diharamkan puasa padanya.Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan, minum, dan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Adapun hadits Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu anhu, dia berkata: Dahulu kaum muslimin, salah seorang mereka membeli hewan kurban lalu dia gemukkan kemudian dia sembelih setelah Iedul Adha di akhir bulan Dzulhijjah. (HR. Al-Baihaqi, 9/298) Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengingkari hadits ini dan berkata: Hadits ini aneh. Demikian yang dinukil oleh Ibnu Qudamah dalam Syarhul Kabir (5/193). Wallahu alam.Menyembelih di waktu siang atau malam?Tidak ada khilafiah di kalangan ulama tentang kebolehan menyembelih kkurban di waktu pagi, siang, atau sore, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan. (Al-Hajj: 28)Mereka hanya berbeda pendapat tentang menyembelih kurban di malam hari. Yang rajih adalah diperbolehkan, karena tidak ada dalil khusus yang melarangnya. Ini adalah tarjih Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti (3/413) dan fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah (11/395, no. fatwa 9525). Yang dimakruhkan adalah tindakan-tindakan yang mengurangi sisi keafdhalannya, seperti kurang terkoordinasi pembagian dagingnya, dagingnya kurang segar, atau tidak dibagikan sama sekali. Adapun penyembelihannya tidak mengapa.Adapun ayat di atas (yang hanya menyebut hari-hari dan tidak menyebutkan malam), tidaklah menunjukkan persyaratan, namun hanya menunjukkan keafdhalan saja.Adapun hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dengan lafadz: Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang menyembelih di malam hari. Al-Haitsami rahimahullahu dalam Al-Majma (4/23) menyatakan: Pada sanadnya ada Salman bin Abi Salamah Al-Janabizi, dia matruk. Sehingga hadits ini dhaif jiddan (lemah sekali). Wallahu alam. (lihat Asy-Syarhul Kabir, 5/194)Sosialisasi Kurban

Iklan untuk berkurban dan membeli binatang kurban melalui organisasi tertentuUmat muslim dianjurkan untuk berkurban. Gambar berikut adalah iklan untuk berkurban, dan membeli binatang untuk kurban dari sumber tertentu yang dimuat di Koran Media Indonesia pada bulan Desember 2005 oleh organisasi Dompet Dhuafa. Selain itu Dompet Peduli Ummat DaarutTauhiid juga berupaya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam mensosialisasikan Qurban ini. dan juga memakan daging qurban tersebut