raden intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/revisi setelah... · web viewbab i. pendahuluan....

113
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan persepsi para pembaca, dalam memahami skripsi ini diperlukan penegasan yakni dengan memberi pengertian istilah yang terkandung dalam judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Script Untuk meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Hadist di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji”. Agara tidak terdapat kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian, maka berikut ini penulis menegaskan definisi oprasional yang terdapat pada judul penelitian, sebagai berikut: 1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh 1

Upload: others

Post on 20-Jul-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya

mempersatukan persepsi para pembaca, dalam memahami skripsi ini diperlukan

penegasan yakni dengan memberi pengertian istilah yang terkandung dalam judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Script Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Hadist di MTs Darussalam

Kabupaten Mesuji”.

Agara tidak terdapat kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian, maka

berikut ini penulis menegaskan definisi oprasional yang terdapat pada judul

penelitian, sebagai berikut:

1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode,

dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang

telah terencana dan tersusun sebelumnya.1

2. Pembelajaran kooperatif (cooperaive learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kalaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.2

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV. Gramedia Pustaka Utama , Jakarta, 2014. hlm 988

2 Rusman.. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2012 hlm 203

1

Page 2: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Model pembelajaran kooperatif tipe script adalah model pembelajaran

dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan

mengintisarikan bagian-bagian dari materi yang di pelajari. Keunggulan

model pembelajaran kooperatif tipe script adalah membuat siswa lebih

aktif, meningkatkan kemapuan berfikir kreatif, dan membantu siswa

memahami materi, model ini dapat diterapkan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

3. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

suatu proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.3

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku

pada individu yang belajar.4

4. Mata Pelajaran Qur’an Hadist merupakan salah satu unsur mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang

memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan

mencintai Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan

mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.”5

5. Madrasah adalah “ Tempat atau wahana anak mengenyam proses

pembelajaran ”.6 Jadi madrasah tsanawiyah merupakaan pendidikan 3 Marno, Strategi dan Metode Pengajaran, Ar-Ruzz, Yogyakarta. 2009,hlm.234 A. Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan Modernisasi, Mizan, Bandung, 1998. hlm

18 5 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2

6

2

Page 3: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

menengah yang setaraf dengan sekolah lanjutan tingkat pertama dan

sama-sama ditempuh dengan jangka waktu tiga tahun. Sedangkan

Mesuji adalah nama kabupaten yang merupakan lokasi tempat

madrasah berada yang bernaung pada Kementrian Agama RI

B. Alasan Memilih Judul

1. Pembelajaran Kooperatif tipe Script adalah sebuah model pembelajaran

yang melibatkan peran aktif siswa dan guru, Oleh karena itu penulis

tertarik mengkaji tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Script Untuk meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Hadist di

MTs Darussalam Kabupaten Mesuji

2. Rendahnya hasil belajar siswa yang salah satunya dipengaruhi oleh

strategi yang digunakan guru dalam mengajar serta kurang bervariasi

sehingga siswa merasa bosan untuk itu perlu adanya penelitian yang

dapat memberikan gambaran tentang kelebihan, kelemahan, hambatan

dan peluang yang akan dihadapi ketika Pembelajaran Kooperatif tipe

Script ini diterapkan dilapangan.

3. Dengan adanya fenomena diatas penulis mencoba memecahkan masalah

tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar, model pembelajaran Kooperatif tipe Script

dipilih karena sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada mata

pelajaran Quran Hadist.

3

Page 4: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, serta mewujudkan tujuan nasional

bangsa. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1

dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan tujuan

pendidikan nasional tersebut suatu kegiatan tidaklah berarti apa-apa, oleh sebab

itu setiap usaha tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut harus ditempuh melalui proses pendidikan dan pengajaran dalam

pendidikan formal, yaitu dengan mengikuti proses belajar.

Kegiatan belajar sangat penting bagi siswa/i karena tanpa adanya proses

belajar mengajar maka siswa/i tidak akan memperoleh kemajuan dalam meraih

prestasi belajar disekolah, sedangkan sekolah adalah lembaga untuk mendidik

sejumlah orang yang umur, pengetahuan, kecerdasannya kira-kira sama menurut

rencana dan waktu yang telah ditetapkan guna mencapai sesuatu. Dalam

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar di sekolah yang

dialami oleh siswa/i sebagai anak didik. Salah satu bidang studi PAI (Pendidikan

Agama Islam) yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah adalah Qur’an Hadits,

4

Page 5: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

pelajaran yang diberikan dalam pelaksanaan program pengajaran Qur’an Hadits

yaitu membaca, menulis ayat-ayat AL-Qur’an.

Sejalan dengan hal tersebut diatas Rasulullah SAW bersabda yang

berbunyi :

الله رسول قال قال، عنه الله رضي اس عب ابن أمرين عن فيكم تركت

} الحاكم } رواه تى وسن الله كتاب بهما، وا تضل لن

Artinya : “Dari Abu Abbas RA. Berkata : Rasulullah bersabda : Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat sesudah berpegang kepada keduanya yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan sunahku (Al-Hadits). (HR. Hakim).7

Dengan demikian jelaslah bahwa mata pelajaran Qur’an Hadits sangat

penting dipelajari bagi siswa/i karena merupakan langkah dalam usaha

memberikan modal kemampuan bagi anak didik untuk mempelajari, menghayati

isi Qur’an Hadits. Dalam mengajarkan pengajaran Qur’an Hadits tersebut guru

dapat menerapkan berbagai strategi agar dapat berhasil dengan baik, diantaranya

adalah dengan penerapan model Cooperative Script dalam proses pengajaran

sehingga tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran

yang diajarkan itu dapat dikuasai dengan baik, disamping itu siswa memiliki

asosiasi atau penghubungan pengetahuan dan pengalaman dengan kehidupan

nyata dan siswa mampu memilih dan menerapkan nilai-nilai Qur’an Hadits dalam

kehidupannya.

Guru merupakan bagian dan komponen pendidikan, karena itu seorang

guru harus memahami berbagai hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

7 Fadhal, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Al-Huda Group ,Jakarta, 2002 hlm.130

5

Page 6: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Oleh sebab itu, seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam

memahami dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

mengajar, maka :

1. Guru Agama harus dapat menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan

intruksional dan target yang hendak dicapai.

2. Guru agama harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai

metode, mengajar dan dapat mengunakan setiap metode dalam situasi yang

sesuai.Guru agama dapat memilih bahan dan mengunakan alat-alat

pembantu dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak

didik dalam pengalaman kaifiyah pelajaran agama tersebut.Guru agama

harus dapat menetapkan cara-cara penilai setiap hasil pekerjaan sesuai

dengan target dan situasi yang khusus. 8

Dari uraian diatas sekaligus mengambarkan bahwa pertemuan antara guru

agama dan murid dalam situasi edukatif diperlukan sejenis interaksi yang

merupakan proses belajar mengajar. Untuk berhasil atau tidaknya suatu

pendidikan khususnya pelajaran Qur’an Hadits dapat dilihat dari indikator-

indikator yang diekspresikan siswa. Adapun indikator yang dapat menjadi tolak

ukur adalah:

1. Mendefinisikan Al-Qur’an dan wahyu, mengetahui kemukjizatan Al-

Qur’an, mengenal kedudukan, fungsi dan tujuan Al-Qur’an, cara-cara dan

hikmah diturunkannya Al-Qur’an dan mengetahui pokok-pokok isi Al-

Qur’an.

8 Abu Abmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1998, hal.112

6

Page 7: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

2. Mengenali persamaan dan perbedaan hadits, sunnah, khabar dan atsar,

mengetahui unsur-unsur hadits dan beberapa kitap kumpulan hadits.

3. Mengetahui kemurniaan dan kesempurnaan Al-Qur’an, dan menerapkan

prinsip Al-Qur’an sebagai sumber nilai, mengenali nikmat Allah dan

mensyukurinya, dan memahami ajaran Al-Qura’an tentang pemanfaatan

alam.

4. Memahami ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang pola hidup sederhana,

pokok-pokok kebijakan dan amar ma’ruf nahi munkar dan menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memahami ajaran Al-Qur’an mengenai dakwah, tanggung jawab manusia,

kewajiban berlaku adil dan jujur.

6. Memahami ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang etika pergaulan, kerja

keras, pembangunan pribadi dan masyarakat dan mengenai ilmu

pengetahuan9

Untuk mencapai tujuan diatas maka diperlukan faktor-faktor yang

mendukung seperti guru, sarana dan prasarana, alat peraga (media) yang

dipergunakan guru serta minat dan kesungguhan siswa mempelajari mata

pelajaran Qur’an Hadits. Sehubuntgan dengan itu WS. Winkel dalam bukunya

“Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar”, mengemukakan bahwa: “Faktor-

faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar pada umumnya terdiri dari

9 Qodri A. Azizy, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Madrasah Aliyah, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, hlm. 6-7

7

Page 8: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

faktor guru dan cara mengajarnya, alat-alat atau media yang ada, dan suasana

belajar mengajar”.10

Jadi penggunaan alat peraga merupakan faktor yang mempengaruhi proses

belajar mengajar yang datangnya dari siswa/individu. Selain faktor dari

pemakaian alat peraga siswa dapat pula dipengaruhi oleh faktor dari luar yakni

lingkungan baik lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Dari beberapa

faktor diatas dapat dikaji bahwa proses belajar mengajar merupakan salah satu

aspek penting dalam usaha mencapai keberhasilan pendidikan agama Islam. Jadi

dapat difahami bahwa proses belajar mengajar dan pemakaian alat peraga

tarhadap pelajaran yang diajarkan guru mempunyai peranan penting karena tanpa

adanya alat peraga tersebut maka akan mempengaruhi hasil prestasi siswa.

Proses pembelajaran saat ini sangatlah beragam, baik dari segi model,

strategi, maupun metode yang digunakan oleh guru sebagai bentuk inovasi agar

siswa mudah memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Namun, dalam

kenyataannya terkadang masih banyak model, strategi dan metode yang tidak

tepat digunakan oleh guru hal ini membuat pemahaman siswa mengenai materi

pelajaran tidak terserap dengan efektif. Untuk mencapai proses pembelajaran yang

efektif ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru,

yaitu pengelolaan pelajaran dan pengelolaan kelas.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan memberi pengaruh

positif terhadap keberhasilan proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar

10 Ws. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1988, hlm. 47.

8

Page 9: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

peserta didik dapat ditingkatkan. Sebaliknya, pemilihan dan penggunaan model

pembelajaran yang kurang tepat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran

dan pencapaian hasil belajar peserta didik kurang memuaskan. Selain itu, model

pembelajaran yang menarik dapat merangsang semangat belajar peserta didik

sehingga peserta didik terbantu untuk memperoleh ide – ide, pengalaman –

pengalaman, fakta – fakta, dan kecakapan, yang pada akhirnya dapat

menimbulkan tanggung jawab pada diri peserta didik itu sendiri untuk aktif

mendidik dirinya sendiri dalam mencapai hasil belajar berdasarkan tujuan yang

telah ditetapkan.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah guru hanya

menggunakan metode ceramah sehingga perhatian siswa cenderung tidak fokus

saat guru menerangkan materi, dan juga siswa kurang termotivasi dalam belajar

dan cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga hal ini berdampak

pada belum tercapainya nilai KKM di MTs Darussalam Mesuji.

Permasalahan diatas perlu diatasi dalam rangka mencapai tujuan belajar

yang diharapkan. Untuk itu diperlukan upaya peningkatkan hasil belajar siswa

yang tidak terlepas dari peran seorang guru. Menurut Sobry Sutikno tugas guru

adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar aktif sehingga

potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.11 Dalam hal ini kreatif guru

sangat diperlukan agar proses kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan disukai

oleh siswa.

11 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Prospeet ,Bandung . 2009, hlm. 52

9

Page 10: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Fakta yang ditemukan peneliti melalui pra survey terhadap mata pelajaran

qur’an hadist kelas VIII di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji, dari 30 siswa

hasil belajar cenderung rendah. Hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dimana KKM pelajaran

Quran Hadist adalah:

TABEL IData Hasil Belajar Qur’an Hadist Peserta Didik Kelas VIII di MTs

Darussalam Kabupaten Mesuji Tahun Ajaran 2017/2018

No.

Nama KKM NilaiKriteria Penilaian

1.

Adi setiawan 60 45 Belum Tuntas

2.

Aldo yuspiansyah 60 45 Belum Tuntas

3.

Akbar saputra 60 45 Belum Tuntas

4.

Ani puspita sari 60 45 Belum Tuntas

5.

Nuril hidayati 60 45 Belum Tuntas

6.

Uswatun 60 50 Belum Tuntas

7.

Sinta laura 60 50 Belum Tuntas

8.

Riskiansyah 60 50 Belum Tuntas

9.

Rudi purnomo 60 50 Belum Tuntas

10.

Fitriani 60 50 Belum Tuntas

11.

Yoga setiawan 60 55 Belum Tuntas

12.

Siti Aisyah 60 55 Belum Tuntas

13.

Firman 60 55 Belum Tuntas

10

Page 11: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

14.

Nasrullah 60 55 Belum Tuntas

15.

M. Effendi 60 55 Belum Tuntas

16.

Ulfa Wulandari 60 55 Belum Tuntas

17.

Eka Setiawati 60 55 Belum Tuntas

18.

Susilawati 60 55 Belum Tuntas

19.

Narti Yuspitasari 60 55 Belum Tuntas

20.

Yanwar Setiawan 60 60 Tuntas

21.

Yuni Hidayat 60 60 Tuntas

22.

Nurhidayati 60 60 Tuntas

23.

Nelfianti 60 60 Tuntas

24.

Siti Badriah 60 60 Tuntas

25.

Bella Yuspita 60 70 Tuntas

26.

Nurlatifah 60 70 Tuntas

27.

Eli Setiawati 60 70 Tuntas

28.

Fatmawati 60 70 Tuntas

29.

Fathurrahman 60 70 Tuntas

30.

M. Habib 60 75 Tuntas

31.

Hafiz Primanto 60 80 Tuntas

32.

Kholil Sidik 60 Tuntas

Jumlah 1.855

11

Page 12: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Rata-rata 57,9

Siswa yang tuntas Belajar 13 40,6 %

Siswa yang tidak tuntas Belajar 19 59,3 %

Sumber: leger Nilai Kelas VIII MTs Darussalam Kabupaten Mesuji 2017

Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas pada

mata pelajaran Quran hadist dalam pencapaian KKM (60 atau lebih) hanya

sejumlah 13 siswa dari 32 siswa atau sekitar 40,6%. Sedangkan selebihnya belum

mencapai KKM yang ditetapkan yakni sebanyak 19 siswa atau sekitar 59,3%

Pada tabel diatas menunjukan masih banyak siswa yang belum tuntas. Hal ini

menunjukan hasil belajar siswa kelas VIII Masih rendah.

TABEL 2Persentasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Qur’an Hadist Peserta Didik Kelas VIII di MTs Darussalam Kabupaten

Mesuji Tahun Ajaran 2017/2018

No Nilai Kriteria Penilaian

Jumlah siswa Persentase

1 ≥ 60 Tuntas 13 40,7

2 ≤ 60 Tidak Tuntas 19 59,3

32 100%

Siswa Yang Tuntas = J u mla h S i sw a T u n t a s x 100 Seluruh jumlah siswa

Siswa Tidak Tuntas = J u mla h S i sw a Y a ng B el um T un ta s x 100 Seluruh Jumlah Siswa

Dilihat dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, hasil belajar siswa

kelas VIII di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji masih berada dibawah

12

Page 13: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

kriteria ketuntasan minimal, nilai ketuntasan minimal adalah 60 dan hanya

beberapa siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria baik.

Dengan demikian peneliti menganggap perlu dilakukan suatu perubahan

dalam proses belajar mengajar, salah satu nya dengan pembelajaran yang terpusat

pada siswa yakni dengan mengunakan model pembelajaran cooperative, “metode

pembelajaran yang mengembangkan upaya kerjasama dalam mencapai tujuan

bersama. Pada metode pembelajaran Cooperative Script siswa akan dipasangkan

dengan temannya dan akan berperan sebagai pembicara dan pendengar”.

Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada

pendengar dan pendengar akan menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide

pokok. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran Cooperative Script benar-

benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan

keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis

yang dikembangkan saat ini.

D. Rumusan Masalah

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya

dengan apa yang benar – benar terjadi, antara teori dan praktik, antara aturan

dengan pelaksanaan antara rencana dengan pelaksanaan.12 Masalah dapat diartikan

sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan

masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui

pengumpulan data.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.55

13

Page 14: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Script dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Quran Hadist pada siswa kelas VIII di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji ?

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu “Hypo” yang artinya di bawah

dan “Thesa” yang artinya kebenaran. Hal ini dapat ditarik pengertian bahwa untuk

menjadi benar sesuatu harus di uji kebenarannya.13 Merujuk pendapat tersebut

hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban awal yang kebenarannya belum

dapat dipastikan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah “Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Script

dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Hadist kelas VIII

di MTs Darussalam Mesuji”.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai pada

penelitian ini yaitu: untuk mengetahui apakah dengan penerapan model

pembelajran kooperatif tipe script dapat meningkatkan hasil belajar mata

pelajaran Qur’an hadist pada siswa kelas VIII di MTs Darussalam Kabupaten

Mesuji.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan berguna bagi:13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), h. 68

14

Page 15: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

1. Bagi siswa

Setelah diterapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Script semoga

bisa menjadi upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa agar

siswa mendapat hasil yang lebih baik,

2. Bagi Guru

Memperkaya pengetahuan guru dalam meningkatkan keterampilan dan

memilih model pembelajaran yang bervariasi yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah dapat mendesain pembelajaran yang lebih baik untuk

peserta didik, pelaksanaan pembelajaran dengan menyiapkan

pembelajaran agar tercapai lebih maksimal.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

15

Page 16: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif sering disebut dengan pembelajaran secara

berkelompok yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran

dikelas.14 menyatakan bahwa “Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori

belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan vigotsky berdasarkan

penelitian bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak”. Pembelajaran

kooperatif (cooperaive learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kalaboratif yang

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen”15

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.”Cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat

bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang

lain”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok

dengan struktur yang bersifat heterogen dan pembelajaran yang dilakukan oleh

siswa bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Script

14 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja Grafindo Jakarta, 2013, hlm 201

15 Ibid 203

16

Page 17: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau

model pembelajaran kooperatif. Dalam perkembangan pembelajaran

cooperative script telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan

beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda yang satu dengan yang

lainnya, namun pada intinya sama. Beberapa pengertian pembelajaran

cooperative script diantaranya cooperative script adalah skenario pembelajaran

kooperatif.14

Pembelajaran cooperative script adalah pembelajaran yang mengatur

interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya

sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang

lebih luas. 15 Cooperative script merupakan metode belajar dimana siswa

bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-

bagian dari materi yang dipelajari.16

Pembelajaran cooperative script adalah kontrak belajar yang eksplisit

antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara

berkolaborasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas antara satu dan

lainnya dengan maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa

dengan guru dan siswa dengan siswa untuk bekerjasama memecahkan suatu

masalah dalam pembelajaran seperti halnya menyelesaikan masalah yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa.

b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Koopratif

17

Page 18: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Beberapa versi jenis model pembelajaran kooperatif antara lain: (1)

Team Games Tournament (TGT), (2) Teams Assited Individualization, (3)

Student Teams Achievement Divisions (STAD), (4) Number Head Together, (5)

Jigsaw, (6) Think Pair Share, (7) Two Stay Two Stray, (8) Role Playing, (9)

Pair Check, dan (10) Cooperative Script.16

Model pembelajaran script cooperative merupakan “model

pembelajaran berpasang-pasangan dan masing-masing individu dalam

pasangan yang ada mengintisarikan materi-materi yang telah dipelajari” 17

script cooperative merupakan” model belajar di mana siswa bekerja

berpasangan dan bergantian secara lisan mengintisarikan, bagian-bagian dari

materi yang di pelajari” 18 Pembelajaran Cooperative Script merupakan

“metode pembelajaran yang mengembangkan upaya kerjasama dalam

mencapai tujuan bersama. Pada metode pembelajaran Cooperative Script siswa

akan dipasangkan dengan temannya dan akan berperan sebagai pembicara dan

pendengar”. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan

disampaikan kepada pendengar dan pendengar akan menyimak, mengoreksi,

menunjukkan ide-ide pokok. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran

Cooperative Script benar-benar memberdayakan potensi siswa untuk

mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat

sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembangkan saat ini.

Berdasarkan pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa model 16 Huda, M. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta:.

2013 hlm. 213-21417 Kurniasih Dan Sani, Model Pembelajaran. Kata Pena. Yogyakarta:. 2015 hlm. 12018Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta:.

2014 hlm. 145

18

Page 19: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

kooperatif pembelajaran tipe script adalah pembelajaran di mana siswa bekerja

secara berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan bagian

materi yang dipelajari. 19

c. Manfaat Pembelajaran Cooperative Script

Manfaat pembelajaran Cooperative Script yang diungkapkan para ahli

yang berkaitan dengan manfaat pembelajaran Cooperative Script antara lain:

1. Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas

tugas yang dirasakan sulit

2. Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks

3. Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat

membantu ingatan dan pemahaman

4. Memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman

5. Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan

nyata

6. Membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan

7. Memberikan kesempatan untuk mengulangi untuk membantu mengingat

kembali20

d. Prinsip Model Pembelajaran Cooperative Script

Prinsip-prinsip dalam model pembelajaran ini sama dengan prinsip-

prinsip yang ada pada model pembelajaran cooperative learning, prinsip-

prinsipnya yaitu:

19 Huda, Op cit. 14520 Ibid, 232

19

Page 20: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenag

bersama

2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya,

disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi

yang dihadapi.

3. Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang

sama.

4. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan

bekerja sama selama belajar.

7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi

yang dipelajari dalam kelompok kooperatif. 21

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script

Tahapan pembelajaran koopratif tipe script mengikuti langkah-langkah

sebagia berikut:

3. Guru membagi siswa kedalam sejumlah pasangan

4. Guru membagikan wacana/ materi dan siswa membaca dan membuat

ringkasannya

5. Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama berperan sebagai

21Alit, Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2014: hlm.145

20

Page 21: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

pembicara dan siswa-siswa lain berperan sebagai pendengar.

6. Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan

memasukan ide-ide pokok dalam ringkasanya. 22

Semantara itu, para pendengar : 1) Menyimak/ mengoreksi/

menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengka; 2) Membantu mengingatkan /

menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau

dengan materi lainya. 5. Bertukar peran,semula sebagia pembicara ditukar

menjadi pendengar dan sebaliknya. 6. Simpulan dibuat oleh siswa dan guru. 7.

Penutup.

Langkah-langkah pembelajaran Cooperative Script diantaranya: 1.

Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2. Guru membagikan wacana atau

materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3. Guru dan siswa

menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang

berperan sebagai pendengar. 4. Pembicara membacakan ringkasannya

selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

f. Kelemahan dan kelebihan Model pembelajaran Cooperative Script

Model pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan. kelemahan dan kelebihan model ini adalah: Kelebihan: 1. Dapat

menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis, serta

22Ridwan Abdullah Sani, Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula), Alfabeta, Bandung: 2013: hlm. 188-190

21

Page 22: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang

diyakini benar. 2. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih

percaya lagi kepada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi

dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. 3. Mendorong siswa untuk

berlatih memecahkan masalah dengan mengungkapkan idenya secara verbal

dan membandingkan ide siswa dengan ide temannya. 4. Membantu siswa

belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar serta

menerima perbedaan yang ada. 5. Memotivasi siswa yang kurang pandai agar

mampu mengungkapkan pemikirannya. 6. Memudahkan siswa berdiskusi dan

melakukan interaksi sosial. 7. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Kelemahan: 1. Ketakutan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena

akan dinilai oleh teman dalam kelompoknya. 2. Ketidak mampuan semua

siswa untuk menerapkan model ini, sehingga banyak waktu yang akan tersita

untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini. 3. Keharusan guru

untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa untuk

menghitung hasil prestasi kelompok dan ini bukan tugas yang sebentar. 4.

Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama dengan

baik. 5. Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena individu berada

dalam kelompok23.

Penggunaan model pembelajaran Cooperative tipe Script juga

memiliki kelebihan dan kekurangan, kelemahan dan kelebihan model

pembelajaran Cooperative tipe Script adalah sebagai berikut. a) Kelebihan

23 Huda, Op cit 120

22

Page 23: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

model pembelajaran Cooperative tipe Script 1) melatih pendengaran,

ketelitian atau kecermatan 2) setiap siswa mendapat peran 3) melatih

mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan b) Kekurangan model

pembelajaran Cooperative tipe Script 1) hanya digunakan untuk mata

pelajaran tetentu 2) hanya dilakukan oleh dua orang (tidak melibatkan seluruh

kelas sehingga koreksi hanya terbatas pada dua orang tersebut). 24.

Kelebihan dan kelamahan Cooperative Script menurut yaitu:

Kelebihan: 1. Pesearta didik dilatih pendengaranya, ketelitian dan

kecermatanya. 2. Setiap peserta didik mendapatkan peran. 3. Peserta didik

dilatih untuk mengungkapkan kesalahan orang lain. Kelemahan: 1. Model ini

hanya digunakan untuk materi pelajaran tertentu. 2. Model ini hanya

melibatkan 2 orang. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini.

Tidak semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative

Script, sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model

pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk

mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan

Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap

penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu

untuk menghitung hasil prestasi kelompok. Model pembelajaran ini sulit

membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik.

24 Hamdani, 189

23

Page 24: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit karena

tersembunyi di dalam kelompok. 25.

G. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,

yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau suatu proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.25 Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.26

Sedangkan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku.27

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Pendapat lain mengatakan “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan”.27 Berbagai macam

tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.

Mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.28

25 Jumanta hlm.11428 Purwanto, hal. 44

24

Page 25: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar.29 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Pendapat lain mengatakan “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan”.30

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengarahkan pada perubahan baik perubahan pengetahuan maupun perubahan

pada prilaku sehari-hari.

2. Indikator- Indikator Hasil Belajar

Aspek perubahan perilaku manusia mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran

yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.31 Dalam penelitian ini, aspek yang

digunakan yaitu aspek kognitif. Hasil belajar kognitif adalah perubahan

perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari

penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan d pengolahan dalam

otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika

diperlukan untuk menyelesaiakan masalah.32

Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar

kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana, dalam penelitian ini hasil

belajar kognitif yang hendak dicapai yaitu:33

a. Mengenal (recognition)

25

Page 26: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih

jawaban. Setelah mengenal siswa dituntut untuk mengungkap / mengingat

kembali (recall). Mengingat berbeda dengan mengenal maka dalam

mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau

lebih fakta-fakta yang sederhana.

b. Pemahaman (comprehension)

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa dia

memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

c. Penerapan atau aplikasi (application)

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan

untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum,

dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu

situasi baru dan menerapkannya secara benar.

d. Analisis (analysis)

Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu

hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

e. Sintesis (synthesis)

Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan

sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga

meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali

(reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu

26

Page 27: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal

sintesis ini siswa diminta intuk melakukan generalisasi.

f. Evaluasi (evaluation)

Apabila penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa

mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki

untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal.

Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh

karena itu keduanya harus dikembangkan bersama sama secara terpadu.

Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu perubahan

yang disebut dengan hasil belajar. Hasil tersebut akan nampak dalam

suatu hal belajar yang diberikan oleh siswa misalnya hal menerima,

menggapi dan menganalisa bahan bahan pelajaran yang disajikan oleh

guru yang tidak lepas dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Untuk mengungkap hasil belajar pada pada ketiga ranah tersebut

diatas diperlukan patokan atau indikator sebagai penunjuk bahwa

seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga

ranah tersebut, dan kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasii

belajar siswa adalah mengetahui garis garis besar indikator (penunjuk

adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak

diungkapkan atau diukur.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

27

Page 28: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

a. Faktor Internal Siswa (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani siswa.

1) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis adalah kondisi umum yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan

indra pendengar dan indra penglihat, juga sangat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,

khususnya yang disajikan di kelas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun,

di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang

lebih esensial itu adalah: 1) Tingkat kecerdasan adalah sebagai

kemampuan psiko fisik untuk mereaksikan rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat

kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi,

sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 2) Sikap siswa

adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap

objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3) Bakat siswa adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

28

Page 29: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 4) Minat

siswa berarti kecenderungan dan kegairahan siswa yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. 5) Motivasi siswa adalah hal

dan keadaan yang berasal dari dalam dan luar siswa yang

mendorongnya melakukan tindakan belajar.

1. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar yang akan dilaksanakan dalam suatu

program pendidikan disebut juga evaluasi hasil belajar, adapun tahapan

evaluasi hasil belajar adalah sebagai berikut:36

a. Persiapan

b. Penyusunan instrumen evaluasi

c. Pelaksanaan pengukuran

d. Pengolahan hasil penilaian

e. Penafsiran hasil penelitian

f. Pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi

B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Mata pelajaran Qur’an Hadits adalah:

29

Page 30: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

”Salah satu unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.”26

Dari keterangan diatas jelaskan bahwa Qur’an Hadits itu adalah

merupakan salah satu pelajaran pendidikan agama Islam yang didalamnya

terkandung ajaran tentang penghayatan terhadap Qur’an dan Hadits, diharapkan

setiap orang yang dapat memahami diharapkan dapat mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari, agar setiap perbuatan yang dikerjakan sehari-hari tidak

menyimpang dari ajaran Qur’an dan Hadits sehingga dapat mencapai kebahagiaan

di dunia dan akhirat.

2. Dasar dan Tujuan Mempelajari Qur’an Hadits

Setiap sesuatu perbuatan menurut hukum Islam pasti ada dasar, begitu

juga mempelajari Qur’an dan Hadits tentu mempunyai dasar hukum Islam.

a. Dasar Hukum Memperlajari Qur’an Hadits

Dasar hukum memperlajari Qur’an Hadits adalah firman Allah dalam

surat Al-Hijr ayat 9 :

: الحجر } لحافظون له ا وإن الذكر لنا نز نحن ا {9إن

Artnya : “Sesungguhnya Kami (Allah) telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami tetap memelihara.”27

Sejalan dengan hal tersebut diatas Rasulullah SAW bersabda yang

berbunyi :

26 Muhammad Ali, Konsep dan Penerapan CBSA dalam Pengajaran, Sarana Panca Karya, Bandung, 1988, hlm. 25.27 Fadhal, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Al-Huda Group ,Jakarta, 2002 hlm.391

30

Page 31: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

الله رسول قال قال، عنه الله رضي اس عب ابن أمرين عن فيكم تركت

} الحاكم } رواه تى وسن الله كتاب بهما، وا تضل لن

Artinya : “Dari Abu Abbas RA. Berkata : Rasulullah bersabda : Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat sesudah berpegang kepada keduanya yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan sunahku (Al-Hadits). (HR. Hakim).28

Dari kedua dasar diatas jelas bahwa orang Islam harus mempelajari

Al-Qur’an Hadits, karena keduanya adalah merupakan dasar daripada

hukum Islam, yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam ayat diatas

bahwa Allah menjaga dan menurunkan AL-Qur’an, untuk itu kita sebagai

hambanya harus mengamalkan dan mempelajari dari kandungannya

sebagai bukti kita menjaga dan memelihara Al-Qur’an tersebut.

b. Tujuan Mempelajari Al-Qur’an Hadits

Tujuan merupakan akhir daripada semua kegiatan dan semua usaha

manusia, begitu juga tujuan mempelajari Al-Qur’an Hadits adalah :

Agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahaminya, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.29

Dari tujuan diatas, dapat dipahami bahwa hal pertama yang harus

dikembangkan didalam mencapai tujuan tersebut adalah keterampulan

membaca, sehingga dari membaca yang baik siswa akan tumbuh semangat

untuk memahami ajaran yang terkandung dalam bacannya hingga pada

akhirnya siswa tersebut dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut.

28 Imam Janawi Abdul Raciman Bin Abu Bakar As-Syayunin, Sunan Abu Bani, Mesir, 1967, tt. hlm. 130.29 Qodri A. Azizi, OP.Cit, hlm. 4

31

Page 32: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

3. Fungsi Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Mata pelajaran Qur’an dan Hadits pada Madrasah Aliyah memiliki fungsi

sebagai berikut :

1) Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis Qur’an serta kandungan Qur’an dan Hadits.

2) Sumber Nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

3) Sumber Motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara.

4) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran agama Islam, melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

5) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

6) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT.

7) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits pada peserta didik sebagaim petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.30

Dari paparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa fungsi Qur’an

Hadits, meliputi : pemahaman, sumber nilai, sumber motivasi,

pengembangan, perbaikan, pencegahan, dan pembiasaan.

30 Ibid, hlm. 4-5

32

Page 33: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

33

Page 34: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi

adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.31Istilah metode

berasal dari bahasa Yunani “methodos” yaitu jalan atau cara jadi metode adalah

cara melakukan sesuatu.32 Secara umum metode diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.33

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata penelitian diartikan sebagai

pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan dan penyelidikan diartikan sebagai

pemeriksaan atau pengusutan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan

teliti, mengusut dengan cermat atau menelaah (mempelajari) dengan sungguh-

sungguh.34

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap

sesuatu/masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut,

menelaah, dan mempelajari secara cermat, dan sungguh-sungguh) sehingga

diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban,

pengembangan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya).Penelitian adalah

merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter

formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara

31 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Linnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 145.

32Mulyadi Sri Kamulya, Risminawati, Model-Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar(FKIP UMS, 2012), h. 6.

33Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2013) h. 3.

34 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 9.

34

Page 35: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan

proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan,

memecahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali

dengan cara yang sama dan hasil sama.35

Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud metodologi penelitian

adalah suatu ilmu tentang cara mendapatkan data melalui kegiatan mencermati

suatu obyek. Dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data atau informasi.

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto, Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ada tiga pengertian yaitu sebagai

berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

35Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 4.

35

Page 36: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.36

Berdasarkan dari ketiga pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa suatu tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses

pembelajaran, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas dengan

sekelompok siswa yang menerima pelajaran dalam waktu yang sama.

Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah.37

a. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini mengacu pada

model Kemmis dan MC. Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, terdiri

dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan atau planning, 2. Tindakan atau acting, 3.

Pengamatan atau observing, dan 4. Refleksi atau reflecting”.38

Setelah memilih desain penelitian diatas, maka peneliti dapat menyusun bagan

pelaksanaan penelitian berdasarkan desain yang telah ditentukan. Berikut ini

proses pelaksanaan dari alur Penelitian Tindakan Kelas di atas.

36 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 2-4.

37 Hamzah B, Nina Lamatenggo, Satria, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 63.

38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, Cet 14, h, 131

36

Page 37: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Gambar 2.Bagan Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan berdasarkan siklus di atas dapat dirinci sebagai

berikut:

1). Pelaksanan Tindakan

a). Tahap persiapan

1) Pengajuan izin penelitian

2) Observasi dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk

mendapatkan gambaran awal tentang objek penelitian secara

keseluruhan dan keadaan proses kegiatan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe script untuk meningkatkan hasil

37

Rancangan Program

Pelaksanaan Tindakan

(Siklus I)

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

(Siklus II), dst.

Revisi Program

Observasi

Page 38: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

belajar mata pelajaran Quran Hadist di MTs Darussalam

Kabupaten Mesuji.

3) Melakukan identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan

pembelajaran, selanjutnya merumuskan persoalan bersama-sama

antara guru dengan peneliti, baik yang menyangkut

permasalahan guru maupun peserta didik.

b). Tahap perencanaan

1) Merumuskan spesifikasi alternatif sementara dalam

menerapan model penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe script untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Quran Hadist di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji.

2) Menyusun rancangan pelaksanaan tindakan berdasarkan

pembelajaran kelompok, mencakup pembatasan materi,

menetukan strategi dan media pembelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran.

3) Menjelaskan kepada guru cara menerapan model

pembelajaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

script untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Quran

hadist.

c). Penerapan

38

Page 39: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe script dalam

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Qur’an Hadist di di MTs

Darussalam Kabupaten Mesuji.

d). Pengamatan/Observasi

Pada prinsipnya, tahap observasi dilakukan selama penelitian

berlangsung, yang meliputi kehadiran anak didik, keaktifan anak didik

dalam kelompok, kesiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Serta observasi terhadap penelitian yang diamati oleh

teman sejawat tentang keaktifan selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi terhadap pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan lembar observasi aktivitas dan respons

anak didik serta guru.

e). Refleksi

Kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis dan interprestasi atas

informasi/ hasil yang diproleh dari pelaksanaan tindakan. Artinya

peneliti bersama guru mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

tindakan baik terhadap proses maupun hasil belajar anak didik

berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Tahap ini dilakukan

terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 dan menjadi pertimbangan

untuk memasuki pada siklus 2.

1) Evaluasi dan revisi

39

Page 40: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Analisis dan interpretasi hasil pelaksanaan tindakan menjadi dasar

untuk melakukan evaluasi dalam menentukan keberhasilan atau

pencapaian tujuan tindakan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang

dilakukan adalah:

(a) Evaluasi jangka pendek, yaitu evaluasi dilakukan setiap kali

tindakan atau pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan

dalam suatu tindakan.

(b) Evaluasi yang dilakukan untuk setiap putaran/ siklus untuk

mengetahui tingkat pencapaian tindakan.

2) Kriteria keberhasilan tindakan

Adapun kriteria keberhasilan tindakan sebagai berikut:

(a) Untuk memberi makna terhadap proses pembelajaran setelah

pelaksanaan tindakan digunakan kriteria, yaitu

membandingkan aktivitas belajar peserta didik pada tindakan/

siklus pertama dengan tindakan berikutnya. Apabila keadaan

setelah tindakan menunjukkan aktivitas peserta didik lebih

baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari pada

sebelum tindakan, dapat dikatakan bahwa tindakan telah

berhasil.

(b) Untuk memberikan makna terhadap keberhasilan pelaksanaan

tindakan didasarkan pada peningkatan kualitas pembelajaran

dan hasil belajar peserta didik, yang dapat dilihat dari

40

Page 41: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

pencapaian nilai tes belajar sesuai dengan materi pelajaran

yang diberikan.

b. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya Peneilitian Tindakan Kelas bersifat partisifatif dalam

arti bahwa peneliti teriibat dalam penelitian, bersifat kolaboratif karena

melibatkan orang lain (kolaborator) dalam penelitiannya, dan bersifat

kualitatif karena peneliti berinteraksi dengan subjek penelitian secara

alamiah, dalam artian penelitian berjalan sesuai dengan jalannya

proses belajar mengajar, dengan cara mengadakan pengamatan,

melakukan penelitian secara sistematis, dan menarik kesimpulan

sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh peneliti kualitatif.

c. Subjek dan Objek Penelitian

Penentuan subjek adalah usaha penentuan sumber data, artinya dari

mana data penelitian dapat diperoleh:

a. Subjek

Subjek pada penelitian ini adalah Sekolah MTs Darussalam

Kabupaten Mesuji

b. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Darussalam

Kabupaten Mesuji

Sedangkan objek yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan strategi kooperatif

tipe script untuk Meningkatkan Hasil Belajar mata pelajaran Qur’an

Hadist pada Siswa Kelas VIII MTs Darussalam Kabupaten Mesuji.

41

Page 42: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

d. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan serta

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.

Dengan demikian, pengamatan atau observasi dapat dilaksanakan

secara langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada

objek penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan

segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang

dilaksanakan. Dengan kata lain, peneliti terjun langsung ke

lapangan yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ikut langsung

saat proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Tujuannya

agar gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. Penulis

menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang model

pembelajaran kooperatif tipe script untuk meningkatkan hasil

belajar mata pelajaran quran hadist. Observasi dilakukan untuk

mengamati kegiatan di kelas selama proses pembelajaran

berlangsung. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas pendidik

sebagai pengajar dan aktivitas peserta didik selama mengikuti

pembelajaran.

2. Metode Test

Metode test yang akan peneliti lakukan adalah test tertulis yaitu,

pilihan ganda guna meninjau tingkat keberhasilan penelitian.

42

Page 43: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

3. Metode Interview (wawancara)

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan, dimana dua orang

atau lebih berhadap-hadapan fisik yang satu dapat melihat muka

yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suarannya.39

Menurut Suharsimi Arikunto wawancara adalah sebuah dialog

yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.40 Menurut Sugiyono bahwa intervew dapat

dilakukan secara terstruktur maupun tidak tersetruktur, diataranya

adalah sebagai berikut:

a) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, apabila peneliti telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh,

oleh karena itu pengumpul data telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawaban pun telah disiapkan.

b) Tidak Terstruktur

Intervew tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Praktik, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, h, 1540 Ibid, h, 23

43

Page 44: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditannya41.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interview adalah suatu

cara pengumpulan data dengan cara berdialog atau tanya jawab

dengan orang dapat memberikan keterangan. Dimana Jenis

wawancara yang digunakan adalah wawancara semi berstrukrur.42

Artinya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih

bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Meski begitu, peneliti juga

menggunakan panduan wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan

yang diajukan kepada informan (guru dan anak didik). Wawancara ini

dilakukan sebagai bentuk usaha bagi peneliti untuk mengetahui terkait

proses pembelajaran di lokasi penelitian melalui wawancara dengan

guru yang mengajar, kepala sekolah yang menggunakan panduan.

Panduan tersebut hanya untuk memudahkan dalam melakukan

wawancara, pengolahan data dan informasi.

Dari pengertian di atas, jadi yang dimaksud dengan wawancara adalah

suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan

percakapan suatu tanya jawab. Wawancara yang penulis gunakan

adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu sebelum mengadakan

wawancara penulis terlebih dahulu menyiapkan kerangka pertanyaan

41 Sugiyono, Op Cit, hlm,194-19742 Hamid Patilima, Op Cit, hlm. 75

44

Page 45: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

yang akan penulis ajukan kepada kepala sekolah, Guru dan Siswa

MTs Darussalam Kabupaten Mesuji.

Metode ini digunakan untuk wawancara peserta didik dan guru guna

memperoleh data-data yang berhubungan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe script untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

quran hadist dan mewawancarai guru guna memperoleh data-data

yang berhubungan dengan usaha-usaha yang dilakukan guru dalam

menanggulangi problem peserta didik.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi sebagai metode bantu atau pelengkapuntuk

memperoleh data sekunder yang berbentuk catatan atau dokumen.43

Teknik pengmpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menganalisa data-data tertulis seperti: arsip-arsip, catatan

administrasi yang berhubungan dengan penelitian. Metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data Rencana Kegiatan baik harian,

mingguan maupun tahunan, sejarah sekolah, visi dan misi, struktur

organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik, dan keadaan sarana

prasarana di MTs Darussalam Kabupaten Mesuji dan dokumntasi lain

yang berkaitan dengan penelitian.

43 Op. Cit, h, 104

45

Page 46: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

d. Teknis Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data sesuai dengan tujuan penelitian

yang telah di tetapkan melalui metode observasi

wawancara,dokumentasi.

2. Reduksi Data

Kegiatan mereduksi data yaitu data mentah yang telah dikumpulkan dari

hasil dokumentasi, observasi, wawancara dan kuesioner kemudian

diringkas agar mudah dipahami. Reduksi data ini merupakan satu bentuk

analisis yang bertujuan mempertajam, memilih, memfokuskan, menyusun

data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat

dibuat.

3. Penyajian Data

Penyajian data dalam hal ini adalah penyusunan informasi dengan baik dan

benar sehingga memungkinkan dibuatnya kesimpulan - kesimpulan dan

dilakukan tindakan lebih lanjut. Dengan sajian data tersebut dapat

membantu untuk memahami sesuatu yang sedang terjadi dan kemudian

untuk membuat analisis atau tundak lanjut berdasarkan pemahaman

terhadap data yang disajikan.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan analisis

data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi makna terhadap hasil

analisis, menjelaskan pola urutan dan mencari hubungan dimensi - dimensi

46

Page 47: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

yang diuraikan. Kesimpulan dituangkan dalam bentuk pernyataan singkat

sebagai temuan penelitian berdasarkan data yang telah dikumpulkan agar

mudah dipahami maknanya.

5. Indikator Keberhasilan

Persentase keberhasilan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa, vaitu

dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, maka dipergunakan indikator. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe script pada

penelitian ini dikatakan berhasil jika terdapat peningkatan h a s i l belajar

siswa mencapai 80 % Pada siklus terakhir. Kriteria keberhasilan dalam

penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran

Qur’an hadist. Peningkatan awal dilihat dari peningkatan rata-rata persentasi

setiap aspek kemampuan yang diamati, yaitu apabila 80 % dari jumlah anak

memperlihatkan indikator dalam persentasi baik.

47

Page 48: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Gamabaran Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darusalam Mesuji

MTs Darussalam Mesuji berdiri sejak tahun 1559 dengan luas tanah 2500 M2

yang terletak di Desa Wiralaga 1 Kecamatan Mesuji Kabupaten Mesuji Lampung.

Sekolah ini berdiri dilatar belakangi oleh banyaknya anak usia sekolah yang tidak

melanjutkan sekolah dikarenakan keterbatasan dana sehingga sekolah ini dianggap

sebagai sebuah solusi utuk mencerdaskan anak dilingkungan desa Wiralaga, selain

itu sekolah MTs Darussalam merupakan sekolah pertama yang ada di desa Wiralaga

yang dipelopori oleh Bpk. H Marzuki Ismail, H.Maston dan M.Hariadi IS, yang

diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat di desa wiralaga yakni peserta

didik tidak jauh-jauh ke luar desa atau ke luar kota untuk mengenyam pendidikan

tingkat menengah. Hingga saat ini tahun pelajaran 2018/2019 menampung 460

siswa, dan perkembangan pendidikan MTs Darussalam Mesuji mengalami banyak

kemajuan, hal ini ditunjukan dari hasil lulusan atau alumni sekolah ini ada yang

menjadi PNS, Guru dll.

2. Visi dan Misi MTs Darussalam Mesuji

a. Visi

MTs Darussalam Mesuji menyelenggarakan pembelajaran bermutu dalam

lingkungan sekolah sehat yang berlandaskan akhlaq mulia.

48

Page 49: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

b. Misi

a. Mewujudkan lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air,

beriman dan berakhlaq mulia.

b. Mewujudkan peningkatan prestasi akademik dan non akademik siswa

di berbagai bidang dan tingkatan.

3. Keadaan Siswa, Guru dan Pegawai

a. Keadaan siswa

Tabel 5 Keadaan Siswa MTs Darussalam Mesuji

NO. TAHUN

PELAJARAN

JUMLAH SISWA JUMLAH

ROMBONGAN

BELAJAR

KELAS

JUMLAHI II III

1. 2013/2014 218 197 218 633

20

2. 2014/2015 191 204 186 581

21

3. 2015/2016 150 181 188 519

20

4. 2016/2017 157 145 180 482 19

5 2017/2018 152 142 132 426 20

6. 2017/2018 186 148 137 460 20

49

Page 50: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

TAHUN

PELAJARAN GURU

TATA

USAHA

PETUGAS

PERPUS JUMLAH

2013/2014 12 1 1 14

2014/2015 12 1 1 14

2015/2016 15 1 1 17

2016/2017 15 2 1 18

2017/2018 16 2 1 19

b. Keadaan Guru Dan Pegawai

Tabel 3Keadaan Guru Dan Pegawai MTs Darussalam Mesuji

Sumber : Dokumentasi MTs Darussalam Mesuji Tahun. 2017/2018

Dari Tabel keadaan Guru diatas sekolah sudah memiliki SDM yang memadai dan ada

penambahan guru baru di tahun 2017/2018 dengan harapan dengan bertambahnya

guru akan meningkatkan hasil belajar Siswa.

50

Page 51: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

c.Sarana dan Prasarana

Tabel 4Sarana dan Prasarana MTs Darussalam Mesuji

NO. Tahun Ruang Perpustakaan Kantin

1. 2013/2014 10 Unit 1 Unit 1 Unit

2. 2014/2015 10 Unit 1 Unit 1 Unit

3. 2015/2016 10 Unit 1 Unit 1 Unit

4. 2016/2017 10Unit 1 Unit 1 Unit

5. 2016/2017 10Unit 1 Unit 1 Unit

6. 2017/2018 10Unit 1 Unit 1 Unit

Sumber : Dokumentasi MTS Darussalam Mesuji 2017/2018

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pra Tindakan

Proses pembelajaran pra tindakan ini dilaksanakan oleh guru Qur’an Hadist

dengan menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi pelajaran,

sedangkan siswa mendengarkan, diselingi tanya jawab dan mengerjakan soal latihan.

Melalui pembelajaran demikian dapat diketahui bahwa siswa tidak berperan aktif

dalam menerima pelajaran, melainkan siswa pasif, siswa tampak kurang

bersemangat, yang mengakibatkan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

51

Page 52: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa metode tersebut kurang kondusif, dan

dari hasil pra tes yang telah dilaksanakan diketahui jumlah siswa yang tuntas 40,62

% dan yang belum tuntas 46,87 %, Dari hal tersebut diketahui bahwa jumlah

siswa yang belum tuntas lebih banyak dibanding siswa yang tuntas. untuk

meningkatkan hasil belajar siswa di butuhkan lingkungan belajar yang kondusif

serta penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang

akan diajarkan. dengan materi pembelajaran yang aktif, tidak pasif, tidak jenuh,

tidak membuat ngantuk serta lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

yang berlangsung di Kelas.

52

Page 53: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Hal diatas sebagai upaya dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan tidak

membosankan adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe script dimana

strategi ini diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs

Darussalam Mesuji.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe script dimaksudkan untuk mengoptimalkan

potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat mencapai hasil

belajaryang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Dan hasil

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe script akan penulis uraikan lebih lanjut pada sub –

sub selanjutnya.

C. Pelaksanaan Siklus Pertama

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi. seperti berikut ini :

1. Perencanaan

a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang akan di sampaikan kepada siswa dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe script.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pembela jaran kooperatif

tipe script.

c. Membuat lembar kerja siswa.

d. Membuat Instumen yang digunakan dalam siklus PTK

e. Menyusun alat evaluasi Pembelajaran

53

Page 54: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

2. Pelaksanaan

Siklus 1 dilaksanakan pada hari/tanggal: Jum‟at 14 Juli 2018. Pada pertemuan ini

pelaku tindakan mengajar adalah pendidikan dan penelitian sendiri sebagai observer.

Penerapan Strategi kooperatif tipe script. dalam proses pemebelajarn adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

2) Mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas.

3) Menanyakan kabar siswa

4) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan

pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menyiapkan alat- alat dan mengkondisikan keadaan kelas

2) Guru menyampaikan materi yang telah disiapkan sesuai dengan indikator

yang ingin di capai

3) Guru memerintahkan kepada masing – masing siswa untuk memperhatikan

dan mencermati apa yang diterangkan.

4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya

mengenai materi yang telah diterangkan.

5) Guru dan siswa berdiskusi, siswa dapat bertanya terhadap apa yang belum

dimengerti

54

Page 55: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

6) Guru menjelaskan materi dan menyampai kan hal –hal yang belum

dimengerti oleh siswa.

7) Guru melakukan klarifikasi, menyimpulkan dan tindak lanjut.

8) Melakukan tes akhir pembelajaran guna mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

Elaborasi

Guru menyuruh murid secara acak untuk menjelaskan tentang Qalqalah,

Tafkhim dan Mad’Arid Lissukun

Konfirmasi

1) Guru bersama siswa bertanya jawab meleuruskan kesalahan pemahaman,

memeberikan penguatan dan menyimpulkan.

2) Guru menjawab pertanyaan tentang hal – hal yang belum diketahui

siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam

pembelajaran berikutnya.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

2) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya.

55

Page 56: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

3. Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi dan evaluasi pada siklus I ini guru memberikan soal pilihan ada

pilihan ganda 10 butir soal, dan guru menghimbau agar dalam penyelesaian nya tidak boleh

kaerjsama. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 6Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama KKM NilaiKeterangan

1. Adi setiawan 60 73 Tuntas

2. Aldo yuspiansyah 60 70 Tuntas

3. Akbar saputra 60 84 Tuntas

4. Ani puspita sari 60 53 Belum Tuntas

5. Nuril hidayati 60 70 Tuntas

6. Uswatun 60 81 Tuntas

7. Sinta laura 60 59 Belum Tuntas

8. Riskiansyah 60 71 Tuntas

9. Rudi purnomo 60 70 Tuntas

10. Fitriani 60 71 Tuntas

11. Yoga setiawan 60 57 Belum Tuntas

12. Siti Aisyah 60 71 Tuntas

13. Firman 60 80 Tuntas

14. Nasrullah 60 56 Belum Tuntas

56

Page 57: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

15. M. Effendi 60 54 Belum Tuntas

16. Ulfa Wulandari 60 73 Tuntas

17. Eka Setiawati 60 85 Tuntas

18. Susilawati 60 58 Belum Tuntas

19. Narti Yuspitasari 60 60 Belum Tuntas

20. Yanwar Setiawan 60 71 Tuntas

21. Yuni Hidayat 60 56 Belum Tuntas

22. Nurhidayati 60 85 Tuntas

23. Nelfianti 60 63 Belum Tuntas

24. Siti Badriah 60 80 Tuntas

25. Bella Yuspita 60 50 Belum Tuntas

26. Nurlatifah 60 75 Tuntas

27. Eli Setiawati 60 72 Tuntas

28. Fatmawati 60 75 Tuntas

29. Fathurrahman 60 70 Tuntas

30. M. Habib 60 60 Belum Tuntas

31. Hafiz Primanto 60 80 Tuntas

32. Kholil Sidik 60 60 Tuntas

Pada tabel diatas menunjukanmasih banyak siswa yang belum tuntas, hal ini menunjukan

hasil belajar siswa Kelas VIII masih sangat rendah.

57

Page 58: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Tabel 7Presentasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada 1 Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Qur’an Hadisr Kelas VIII Di MTs Mesuji

No. Nilai Kriteria Jumlah Siswa Presentase

1. ≥ 70 Tuntas 21 65,62 %

2. ≤ 70 Tidak Tuntas 11 34,37 %

Jumlah 32 100 %

Sumber : Dokumentasi MTs Darussalam Mesuji Thn. 2017/2018

Siswa Yang Tuntas = J u mla h S i sw a T u n t a s × 100 Seluruh Jumlah

SiswaSiswa Tidak Tuntas = J u mla h S i sw a T i d a k T un ta s × 100

Seluruh Jumlah Siswa

100

10

Berdasarkan data dari hasil postes pada siklus I, terdapat siswa yang mencapai

ketuntasan terdapat 21 siswa dengan presentasi 65,62 %, sedangkan siswa yang hasil

58

Tuntas 65,62 %

Tdk tuntas34,37 %

Tuntas Tidak Tuntas

Page 59: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

belajarnya belum tuntas mencapai 11 siswa dengan presentase 34,37 %, namun dilihat

dari nilai postes setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe script masih banyak

siswa yang hasil belajarnya dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan

oleh pihak sekolah kelas VIII di MTs Darussalam Mesuji, berarti masih banyak siswa yang

belum menguasai materi dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe script.

4. Refleksi dan Perencanaan ulang

Refleksi pada siklus I ini dilaksanaakan oleh guru Qur’an Hadist dan

Peneliti. berdsarkan hasil wawancara antara peneliti dan guru Qur’an Hadist ,

diperoleh gambaran bahwa secara umum pelaksanaan pemebelajaran pada siklus I ini

telah terlaksana dengan cukup baik, meskipun masih kurang memuaskan. berdasarkan

hasil Observasi pada saat pelaksanaan ada kegagalan dan keberhasilan yang terjadi

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe script, namun mereka mersa senang dan antusias

dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil Observasi selama proses Pembelajaran.

b. Hasil Evaluasi pada siklus I mencapai rata – rata 65 %

c. Masih ada siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan temannya, Hal ini karna

siswa tersebutmasih kurang serius dalam belajar.

d. sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe script.

e. Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

script secara utuh dan menyeluruh.

59

Page 60: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

D. Pelaksanaan Siklus Kedua

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan pasca siklus kedua berdasarkan replening siklus pertama yaitu:

a. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif.

b. lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe script

c. Memberi pengakuan atau penghargaan.

2. Pelaksanaan

Siklus 1 dilaksanakan pada hari/tanggal: Jum’at 21 Juli 2018. Pada pertemuan ini

pelaku tindakan mengajar adalah pendidkan dan penelitian sendiri sebagai observer.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe script. dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

2) Mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas.

3) Menanyakan kabar siswa

4) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan

pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.

60

Page 61: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menyiapkan alat- alat dan mengkondisikan keadaan kelas

2) Guru menyampaikan materi yang salah disiapkan sesuai dengan indikator

yang ingin di capai

3) Guru memerintahkan kepada masing-masing siswa untuk memperhatikan dan

mencermati apa yang diterangkan.

4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya

mengenai materi yang telah diterangkan.

5) Guru dan siswa berdiskusi, siswa dapat bertanya terhadap apa yang belum

dimengerti

6) Guru menjelaskan materi dan menyampai kan hal –hal yang belum

dimengerti oleh siswa.

7) Guru melakukan klarifikasi, menyimpulkan dan tindak lanjut.

8) Melakukan tes akhir pembelajaran guna mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

Elaborasi

1) Guru menyuruh murid secara acak untuk menjelaskan tentang Guru menyuruh

murid secara acak untuk menjelaskan tentang Qalqalah, Tafkhim dan Mad’Arid

Lissukun

Konfirmasi

61

Page 62: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

1) Guru bersama siswa bertanya jawab meleuruskan kesalahan pemahaman,

memeberikan penguatan dan menyimpulkan.

62

Page 63: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

2) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam

pembelajaran berikutnya.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pemebelajaran.

3) Gurumengakhiri pemebelajaran dengan mengucapakan salam.

4) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya.

3. Observasi dan Evaluasi

1) Untuk menentukan akhir proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe skript. Dalam evaluasi guru memberikan soal

pilihan ganda sebanyak 10 butir, tentang materi Qalqalah, Tafkhim dan Mad’Arid

Lissukun dan seperti biasa guru menghimbau agar dalam menyelesaikan harus

kerja masing - masing tidak boleh bekerja sama ataupun mencontek jawaban

temannya. evaluasi dan observasi selama pada siklus II dapat dilihat seperti

dibawah ini

63

Page 64: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Tabel 10Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama KKM NilaiKeterangan

1. Adi setiawan 60 73 Tuntas

2. Aldo yuspiansyah 60 70 Tuntas

3. Akbar saputra 60 84 Tuntas

4. Ani puspita sari 60 85 Tuntas

5. Nuril hidayati 60 75 Tuntas

6. Uswatun 60 81 Tuntas

7. Sinta laura 60 75 Tuntas

8. Riskiansyah 60 80 Tuntas

9. Rudi purnomo 60 75 Tuntas

10. Fitriani 60 71 Tuntas

11. Yoga setiawan 60 80 Tuntas

12. Siti Aisyah 60 75 Tuntas

13. Firman 60 80 Tuntas

14. Nasrullah 60 75 Tuntas

15. M. Effendi 60 54 Belum Tuntas

16. Ulfa Wulandari 60 73 Tuntas

64

Page 65: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Sumber : Dokumentasi MTs Darussalam Mesuji Thn. 2017/2018

65

17. Eka Setiawati 60 85 Tuntas

18. Susilawati 60 70 Tuntas

19. Narti Yuspitasari 60 70 Tuntas

20. Yanwar Setiawan 60 71 Tuntas

21. Yuni Hidayat 60 56 Belum Tuntas

22. Nurhidayati 60 85 Tuntas

23. Nelfianti 60 58 Belum Tuntas

24. Siti Badriah 60 80 Tuntas

25. Bella Yuspita 60 50 Belum Tuntas

26. Nurlatifah 60 75 Tuntas

27. Eli Setiawati 60 80 Tuntas

28. Fatmawati 60 75 Tuntas

29. Fathurrahman 60 70 Tuntas

30. M. Habib 60 85 Tuntas

31. Hafiz Primanto 60 80 Tuntas

32. Kholil Sidik 60 60 Tuntas

Page 66: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

No. Nilai Kriteria Jumlah Siswa Presentase

1. ≥ 70 Tuntas 28 87,5 %

2. ≤ 70 Tidak Tuntas 4 12,5 %

Jumlah 32 100 %

Tabel 11Presentasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada 1 Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Qur’an Hadist Di MTs Darussalam Mesuji

Sumber : Dokumentasi Darussalam Mesuji Thn. 2017/2018

Siswa Yang Tuntas = J u mla h S i sw a T u n t a s × 100 Seluruh Jumlah Siswa

Siswa Tidak Tuntas = J u mla h S i sw a T i d a k T un ta s × 100 Seluruh Jumlah Siswa

1009080706050403020100

66

Tuntas Tidak Tuntas

87,5 %

12,5 %

Page 67: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Berdasarkan data diatas hasil postes pada siklus II terdapat siswa yang mencapai

ketuntatasan sebanyak 28 siswa dengan persentase 87,5 %, sedangkan yang

belum tuntas 4 siswa dengan presentase 12,5 %.

Dengan demikian penerapan pembelajaran kooperatif tipe skript, pada siklus II

hasil belajar siswa terdapat peningkatan dari sebuah pelaksanaan 53 % sebelum

pelaksanaan 41 %, siklus I 66 % , siklus II 88 %, hal ini menunjukan bahwa hasil belajar

siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe skript pada siklus ke II sudah

mengalami peningkatan dari siklus I meskipun masih terdapat beberapa siswa yang

belum menguasai materi pembelajaran sepenuhnya dan hasil belajarnya masih dibawah

KKM yang telah ditentukan. sekolah menetukan KKM 70 %, hal ini menunjukanbahwa

hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan pada siklus II.

4. Refleksi

Pada siklus II ini guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe skript, siswa yang biasanya pasif sudah mulai aktif, siswa

yang ada pada pertemuan sebelumnya dapat bekerja sama hanya mengandalkan temannya,

kini siswa sudah mulai bisa bekerjasama dan saling memotivasi, dan guru sudah bisa

mengkondisikan siswa untuk belajar bersama. guru sudah memaksimalkan penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe skript dan adanya tanggapan positif dari siswa sehingga

membuktikan adanya keberhasilan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

skript, dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Meskipun tidak dapat tidak dapat

67

Page 68: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

dipungkiri masih terdapat kekurangan – kekurangan namun untuk tahap pemula,

pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe skript sudah dapat

berjalan dengan baik.

E. Pembahasan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah Dilaksanakan Pembahasan Q u r a n h a d i s t Dengan Strategi Kooperatif tipe skrip Pada Siswa Kelas VIII di MTs Darussalam Mesuji.

Pada tahap pelaksanaan siklus I dan II peserta didik terlihat antusias dan

bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang

direncanakan. Selama proses pembelajaran, guru terlebih dahulu menjelaskan

materi sesuai SK KD, dan meminta siswa untuk bersungguh dalam belajar, setelah

dijelaskan guru membagikan kartu indeks, dan meminta sisw auntuk membuat pertanyaan

yang mereka kuasai, setelah itu kertu indeks dikumpul dan dikocok, dan perintahkan

siswa maju kedepan untuk berpartisipasi menjawab pertanyaan temannya, teman –

teman yang lain di instruksikan membantu memberikan tanggapan atas jawaban

temannya, dan lakukan berulang-ulang.

Di akhir pelajaran guru meberikan evaluasi kepada siswa dengan 10 butir soal

pilihan ganda. disamping itu juga guru memberikan reward atau penghargaan kepada

peserta didik yang berhasil sebagai bentuk aparesiasi kepada peserta didik, sesuai

dengan teori yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam Psikologi belajar mengajar, bahwa

untuk menumbuhkan hasil dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, salah satunya

dengan seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan

baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri diluar kelas.

Pembahasan keberhasilan belajar dengan menggunakan Strategi pembelajaran

kooperatif tipe script dengan mengacu kepada hasil pengamatan yang telah dilakukan dan 68

Page 69: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

mendapatkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Qur’an Hadist setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe script. Hal ini terbukti dari

peningkatan dari hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe script peningkatan hasil belajar siswa dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 12Peningkatan hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Strategi Strategi kooperatiftip script

Hasil Belajar Siswa

Presentase

Pretes Siklus I Siklus II

Tuntas 40,62 % 65,62 % 87,5 %

Belum Tuntas 46,87 % 34,37 % 12,5 %

Sumber : Dokumentasi MTs Darussalam Mesuji Thn. 2018/2019

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada

siklus I 66 %, siklus II 88 %. sedangkan hasil belajar siswa yang belum tuntas pada siklus I

35 %, siklus II 13 %, Sehingga penelitian dapat dikatakan berhasil karna presentase hasil

belajar mencapai target indikator keberhasilan dalam penelitian. Berikut Diagram

Perubahan Hasil Belajar Peserta Didik dari Prasurvey sampai Siklus II:

69

Page 70: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

100

9080706050403020100

41 66 88

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil pengamatan dari hasil belajar siswa diatas diperkuat dari hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan guru Qur’an Hadist kelas VIII di MTs Darussalam Mesuji

dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru Qur’an Hadist dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe skript dapat membawa

perubahan yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil wawancara dengan siswa peneliti mengambil beberapa kesimpulan dari

ungkapan para siswa, yaitu siswa merasa senang dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe skript dalam pemebelajaran mata pelajaran Qur’an Hadist. Karena

dengan adanya pemebelajaran tersebut siswa dilatih untuh belajar bersama dan berani

untuk bertnaya dan mengeluarkan pendapat. Mereka merasa mudah memahami materi,

70

Page 71: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

karena siswa dapat bertanya dengan siswa yang lain apabila belum paham, dan apabila

temannyatidak bisa menjawab guru dikembalikan pada guru untuk menjawabnya.

71

Page 72: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

72

Page 73: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpualan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang terdiri dari dua siklus, Maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif tipe script dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran Qur’an Hadist dikelas VIII

MTs Darussalam Mesuji. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan hasil

belajar peserta didik sebanyak 87,5 % hasil belajar peserta didik mulai meningkat dari

setiap siklus., siklus I 65,62 %, dan siklus II 87,5 % dengan jumlah 32 peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe script dalam

meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadist peserta didik kelas VIII MTs Darussalam

Mesuji, Maka dapat diajukan saran – saran dan diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman oleh lembaga

pendidikan untuk selalu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik,

sebab untuk mencapai hasil belajar siswa secara maksimal perlu adanya

motivasi yang tinggi dari peserta didik itu sendiri.

73

Page 74: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

b. Diharapkan mengadakan pembinaan kepada guru terutama dalam strategi

mengajar dan melengkapi fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

74

Page 75: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

2. Bagi Guru, khususnya guru mata pelajaran Qur’an Hadist:

a. Agar menerapkan pembelajaran kooperatif tipe skript kembali dan

melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengoptimalkan Strategi

pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe skript pada mata pelajaran

Qur’an Hadist.

b. sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe skript pendidik diharapkan

memperdalamnya terlebih dahulu dan memberikan pemahaman kepada

peserta didik sebelum menerapkannya agar pelaksanaannya akan berjalan

dengan maksimal.

c. Bagi guru / calon guru penerapan pembelajaran kooperatif tipe skript

dapat dijadikan alternatif atau upaya guru dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada bidang study Qur;an Hadist ataupun bidang studi

yang lain

3. Bagi Peserta DidikDiharapkan agar peserta didik dalam belajar bersungguh – sungguh, belajar

apapun baik ilmu pengetahuan ataupun bidang ahlinya yang mempunyai

nilai positif, karena dengan bersungguh – sungguh insya allah akan

mendapatkan hasil yang maksimal.

C. Penutup

Dengan penuh rasa syukur Alhamdulillahhirabbil‟alamin penulis haturkan

kehadirat Allah SWT, hanya berkat rahmat dan karuni-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

75

Page 76: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

76

Page 77: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

DAFTAR PUSTAKA

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1988

Abu Abmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1998

B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2002

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1995

Departernen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Laporan Pendidikan, Jakarta, 1994

Huda, M. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Imam Janawi Abdul Raciman Bin Abu Bakar As-Syayunin, Sunan Abu Bani, Mesir, 1967

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996

Muhammad Ali, Konsep dan Penerapan CBSA dalam Pengajaran, Sarana Panca Karya,

Bandung, 1988

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1999

Qodri A. Azizy, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Madrasah Aliyah, Dirjen

Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004

Rusman.. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta: 2012

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 2004

Soepartinah Pakasi, Anak dan Perkembangannya, Gramedia, Jakarta, 1987

77

Page 78: Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/7216/2/Revisi setelah... · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Penegasan Judul. Judul merupakan cerminan dari skripsi, sehingga pembahasannya mempersatukan

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,

Rajawali,Jakarta, 1999

Tayar Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Al Ma’arif, Bandung, 1995

Taliziduhu Ndraha, Research Teori Metodologi Administaras, Bina Aksara, Jakarta, 1978

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003

Ws. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1988

78