radiologi sistem perkemihan

9
Pemeriksaan Radiologi Sistem Perkemihan Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi. Jenis – jenis radiologi yang digunakan dalam sistem perkemihan. 1. Ultrasound Ultrasound adalah pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem perkemihan akan menghasilkan gambar gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malforasi, perubahan ukuran organ maupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan teknik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien. Karena sensitifitasnya, pemeriksaan USG talah menggantikan banyak prosedur pemeriksaan diagnostik lainnya sebagai tindakan diagnostik pendahuluan. Menurut Newman (2003) adanya Bunyi dulness pada kandung kemih diatas umbilikus menunjukan volume urine kurang dari 500 ml. Adanya massa pada daerah midline sampai daerah suprapubik pada kandung kemih dengan palpasi mengindikasikan volume urin lebih dari 500 ml. Metode ini tidak akurat dalam menentukan volume urin (Altschuler et al, 2006). 2. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan Lainnya a. Kidney, Ureter, and Bladder (KUB).

Upload: indaa-riskilesta-dogha

Post on 02-Aug-2015

146 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Radiologi Sistem Perkemihan

Pemeriksaan Radiologi Sistem Perkemihan

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan

pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi. Jenis – jenis

radiologi yang digunakan dalam sistem perkemihan.

1.      Ultrasound

Ultrasound adalah pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan

kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem perkemihan akan

menghasilkan gambar gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan,

massa, malforasi, perubahan ukuran organ maupun obstruksi dapat diidentifikasi.

Pemeriksaan USG merupakan teknik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus

kecuali menjelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien. Karena sensitifitasnya, pemeriksaan

USG talah menggantikan banyak prosedur pemeriksaan diagnostik lainnya sebagai tindakan

diagnostik pendahuluan.

Menurut Newman (2003) adanya Bunyi dulness pada kandung kemih diatas

umbilikus menunjukan volume urine kurang dari 500 ml. Adanya massa pada daerah

midline sampai daerah suprapubik pada kandung kemih dengan palpasi mengindikasikan

volume urin lebih dari 500 ml. Metode ini tidak akurat dalam menentukan volume urin

(Altschuler et al, 2006).

2.      Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan Lainnya

a.      Kidney, Ureter, and Bladder (KUB).

Pemeriksaan radologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan

untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti

batu dalam ginjal atau traktus urinarius (pemeriksaan KUBnya menunjukkan adanya kalkuli

dan/atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter ), hidronefrosis (dstensi

pelvis ginjal), kista, tumor, atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan

sekitarnya. pemeriksaan ini untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal, serta

mengidentifikasi kelainan ginjal seperti: batu dalam ginjal atau traktus urinarius,

hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor.

b.      Pemindaian CT dan Mangnetic Resonance Imaging (MRI).

Page 2: Radiologi Sistem Perkemihan

Pemeriksaan pemindaian CT dan MRI  merupakan teknik noninvasif yang akan  memberikan

gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan

memberikan informasi tentang luasnya lesi invasif pada ginjal.

c. Urografi Intravena (Ekskretori Unogram atau Intravenous Pyelogram).

Pemeriksaan urografi intavena yang juga dikenal dengan nama intravenous pyelogram

(IVP) memungknkan visualisasi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Media kontras radiopaque

disuntikan secar intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh

ginjal.Nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat

berbagi lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk membedakan massa

atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau traktus urinarius.

Pemeriksaab IVP dilaksanakan sebagai bagian dari pengkajian pendahulu terhadap

setiap masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakkan diagnosa lesi pada

ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan pemeriksaan kasar tehadap fungsi ginjal.

Sesudah media kontras (sodium diatrizoat atau meglumin diatrizoat) disuntikan secara

intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan serial dilakukan untuk melihat struktur

drainase.

Jika pasien mempunyai riwayat alergi, penyuntikan intradermal media kontras dengan

dosis untuk tes alergi dapat dillakukan. Apabila tidak terjadi reaksi kulit dalam waktu 15

menit, media kontras dengan dosis untuk tes alergi yang reguler dapat diberikan secara

intravena. Meskipun jarang dijumpai reaksi anafilaksis dapat saja terjadi sebagai mana halnya

pada pemberian intravena setiap obat.

d.      Pielografi Retrograd

Dalam Pielografi retrograd kateter utama dimasukkan lewat ureter kedalam pelvis

ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan grafitasi atau

penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika pemeriksaan IVP

kurang memperlihatkan dengan jelas sistem pengumpul. Pemeriksaan Pielografi retrograd

jarang dilakukan dengan semakin majunya teknik teknik yang digunakan dalam urografi

ekskretonik.

Tujuan pielografi retrograd yaitu :

Memperlihatkan sistem pielokalises dan ureter dengan cara pengisian kontras positif

secara retrograd dengan menggunakan bantuan kateter uretral.

Untuk mencari kelainan morfologi pada sistem pielokalises dan ureter sehubungan

dengan kemungkinan adanya tumor, radang dan kelainan faal (fisiologi)bawaan pada

traktus urinarius pada ginjal tdk normal fungsinya sehingga tdk dpt dilakukan IVP.

Page 3: Radiologi Sistem Perkemihan

e.       Infusion Drif Pyelography

Infusion Drif pyelography merupakan pemberian lewat infus larutan encer media kontras

dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh

traktus urinarius. Metode pemeriksaan ini berguna apabila teknik urografi yang biasa

dikerjakan tidak memperlihatkan struktur drainase yang memuaskan (misalnya pada pasien

dengan kadar nitrogen uretra yang tinggi dalam darah) atau bila diperlukan opasitas struktur

drainase untuk waktu yang lama sehingga dapat dibuat tomogram (radiografi potongan

tubuh). Gambar pielografi diperoleh dengan interval yang dikehendaki setelah pemberian

media kontras per infus dimulai untuk memeriksa sistem pengumpul yang terisi dan

mengalami distensi. Persiapan pasien sama seperti persiapan untuk urografi ekskretorik,

kecuali pemberian cairan tidak dibatasi.

f.       Sistogram

Sebuah kateter dimasukkan ke dalam kandung kemih, dan kemudian media kontras

disemprotkan untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalam

mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran balik urin dari kandung kemih kedalam salah satu

atau kedua ureter). Sistogram juga dilakukan bersama dengan perekaman tekanan yang

dikerjakan bersamaan dengan didalam kandung kemih.

g.      Sistouretrogram   

Sistouretrogram menghasilkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan

melalui penyuntikan retrograd media kontras ke dalam uretra serta kandung serata kandug

kemih atau pemeriksaan dengan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras.

h.      Angiografi renal

Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis (atau aksilaris)

ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan melalui arteri femoralis

serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras disuntikan untuk menghasilkan

opositas suplai arteri rennalis angiografi memungkinkan evaluasi dinamika alira darah,

memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan membantu membedakan kista renal dengan

tumor renal.

B.     Intervensi Keperawaran

Sebelum prosedur pemeriksaaan dilakukan, dapat diberikan preparat laksan untuk

mengevaluasi kolon sehingga bisa diperoleh gambar-gambar rontgen yang jelas. Lokasi

penyuntikan yang disarankan (lipat paha untuk pendekatan femioral dan aksila untuk

Page 4: Radiologi Sistem Perkemihan

pendekatan aksiler) dapat dicukur lebih dahulu. Tempat-tempat denyut nadi perifer (radialis,

femoralis, dorsalis pedis) ditandai untuk memudahkan akses dalam pengkajian pasca

prosedur. Kepada pasien diinformasikan bahwa kemungkinan akan terasa panas di sepanjang

perjalanan pembuluh darah saat media kontras disuntikkan.

      Sesudah prosedur pemeriksaan selesai dilaksanakan, tanda-tanda vital pasien dipantau

sampai keadaannya stabil. Jika arteri aksilaris merupakan lokasi penyuntikan, pengukuran

tekanan darah dikerjakan pada lengan lain. Tempat penyuntikanatau penusukan diperiksa

untuk mendeteksi pembengkakan atau pembentukan hematom. Denyut nadi perifer dipalpasi.

Warna sertaa suhu ekstremitas yang terlibat dalam prosedur ini dicatat dan dibandingkan

dengan ekstremitas yang tidak terlihat. Kompres dingin dapat dilakukan pada lokasi

penyuntikan untuk mengurangi edema dan rasa nyeri. 

Page 5: Radiologi Sistem Perkemihan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Page 6: Radiologi Sistem Perkemihan

PAPER SISTEM PERKEMIHAN

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Kelas III B

Juliati

Herna yunita

Lediyawati

Hendra sumantri

Rendi kurniawan

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN AJARAN

2012