radiologi sistem perkemihan
TRANSCRIPT
![Page 1: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/1.jpg)
Pemeriksaan Radiologi Sistem Perkemihan
Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan
pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi. Jenis – jenis
radiologi yang digunakan dalam sistem perkemihan.
1. Ultrasound
Ultrasound adalah pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan
kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem perkemihan akan
menghasilkan gambar gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan,
massa, malforasi, perubahan ukuran organ maupun obstruksi dapat diidentifikasi.
Pemeriksaan USG merupakan teknik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus
kecuali menjelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien. Karena sensitifitasnya, pemeriksaan
USG talah menggantikan banyak prosedur pemeriksaan diagnostik lainnya sebagai tindakan
diagnostik pendahuluan.
Menurut Newman (2003) adanya Bunyi dulness pada kandung kemih diatas
umbilikus menunjukan volume urine kurang dari 500 ml. Adanya massa pada daerah
midline sampai daerah suprapubik pada kandung kemih dengan palpasi mengindikasikan
volume urin lebih dari 500 ml. Metode ini tidak akurat dalam menentukan volume urin
(Altschuler et al, 2006).
2. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan Lainnya
a. Kidney, Ureter, and Bladder (KUB).
Pemeriksaan radologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan
untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti
batu dalam ginjal atau traktus urinarius (pemeriksaan KUBnya menunjukkan adanya kalkuli
dan/atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter ), hidronefrosis (dstensi
pelvis ginjal), kista, tumor, atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan
sekitarnya. pemeriksaan ini untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal, serta
mengidentifikasi kelainan ginjal seperti: batu dalam ginjal atau traktus urinarius,
hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor.
b. Pemindaian CT dan Mangnetic Resonance Imaging (MRI).
![Page 2: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/2.jpg)
Pemeriksaan pemindaian CT dan MRI merupakan teknik noninvasif yang akan memberikan
gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan
memberikan informasi tentang luasnya lesi invasif pada ginjal.
c. Urografi Intravena (Ekskretori Unogram atau Intravenous Pyelogram).
Pemeriksaan urografi intavena yang juga dikenal dengan nama intravenous pyelogram
(IVP) memungknkan visualisasi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Media kontras radiopaque
disuntikan secar intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh
ginjal.Nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat
berbagi lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk membedakan massa
atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau traktus urinarius.
Pemeriksaab IVP dilaksanakan sebagai bagian dari pengkajian pendahulu terhadap
setiap masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakkan diagnosa lesi pada
ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan pemeriksaan kasar tehadap fungsi ginjal.
Sesudah media kontras (sodium diatrizoat atau meglumin diatrizoat) disuntikan secara
intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan serial dilakukan untuk melihat struktur
drainase.
Jika pasien mempunyai riwayat alergi, penyuntikan intradermal media kontras dengan
dosis untuk tes alergi dapat dillakukan. Apabila tidak terjadi reaksi kulit dalam waktu 15
menit, media kontras dengan dosis untuk tes alergi yang reguler dapat diberikan secara
intravena. Meskipun jarang dijumpai reaksi anafilaksis dapat saja terjadi sebagai mana halnya
pada pemberian intravena setiap obat.
d. Pielografi Retrograd
Dalam Pielografi retrograd kateter utama dimasukkan lewat ureter kedalam pelvis
ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan grafitasi atau
penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika pemeriksaan IVP
kurang memperlihatkan dengan jelas sistem pengumpul. Pemeriksaan Pielografi retrograd
jarang dilakukan dengan semakin majunya teknik teknik yang digunakan dalam urografi
ekskretonik.
Tujuan pielografi retrograd yaitu :
Memperlihatkan sistem pielokalises dan ureter dengan cara pengisian kontras positif
secara retrograd dengan menggunakan bantuan kateter uretral.
Untuk mencari kelainan morfologi pada sistem pielokalises dan ureter sehubungan
dengan kemungkinan adanya tumor, radang dan kelainan faal (fisiologi)bawaan pada
traktus urinarius pada ginjal tdk normal fungsinya sehingga tdk dpt dilakukan IVP.
![Page 3: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/3.jpg)
e. Infusion Drif Pyelography
Infusion Drif pyelography merupakan pemberian lewat infus larutan encer media kontras
dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh
traktus urinarius. Metode pemeriksaan ini berguna apabila teknik urografi yang biasa
dikerjakan tidak memperlihatkan struktur drainase yang memuaskan (misalnya pada pasien
dengan kadar nitrogen uretra yang tinggi dalam darah) atau bila diperlukan opasitas struktur
drainase untuk waktu yang lama sehingga dapat dibuat tomogram (radiografi potongan
tubuh). Gambar pielografi diperoleh dengan interval yang dikehendaki setelah pemberian
media kontras per infus dimulai untuk memeriksa sistem pengumpul yang terisi dan
mengalami distensi. Persiapan pasien sama seperti persiapan untuk urografi ekskretorik,
kecuali pemberian cairan tidak dibatasi.
f. Sistogram
Sebuah kateter dimasukkan ke dalam kandung kemih, dan kemudian media kontras
disemprotkan untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalam
mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran balik urin dari kandung kemih kedalam salah satu
atau kedua ureter). Sistogram juga dilakukan bersama dengan perekaman tekanan yang
dikerjakan bersamaan dengan didalam kandung kemih.
g. Sistouretrogram
Sistouretrogram menghasilkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan
melalui penyuntikan retrograd media kontras ke dalam uretra serta kandung serata kandug
kemih atau pemeriksaan dengan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras.
h. Angiografi renal
Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis (atau aksilaris)
ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan melalui arteri femoralis
serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras disuntikan untuk menghasilkan
opositas suplai arteri rennalis angiografi memungkinkan evaluasi dinamika alira darah,
memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan membantu membedakan kista renal dengan
tumor renal.
B. Intervensi Keperawaran
Sebelum prosedur pemeriksaaan dilakukan, dapat diberikan preparat laksan untuk
mengevaluasi kolon sehingga bisa diperoleh gambar-gambar rontgen yang jelas. Lokasi
penyuntikan yang disarankan (lipat paha untuk pendekatan femioral dan aksila untuk
![Page 4: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/4.jpg)
pendekatan aksiler) dapat dicukur lebih dahulu. Tempat-tempat denyut nadi perifer (radialis,
femoralis, dorsalis pedis) ditandai untuk memudahkan akses dalam pengkajian pasca
prosedur. Kepada pasien diinformasikan bahwa kemungkinan akan terasa panas di sepanjang
perjalanan pembuluh darah saat media kontras disuntikkan.
Sesudah prosedur pemeriksaan selesai dilaksanakan, tanda-tanda vital pasien dipantau
sampai keadaannya stabil. Jika arteri aksilaris merupakan lokasi penyuntikan, pengukuran
tekanan darah dikerjakan pada lengan lain. Tempat penyuntikanatau penusukan diperiksa
untuk mendeteksi pembengkakan atau pembentukan hematom. Denyut nadi perifer dipalpasi.
Warna sertaa suhu ekstremitas yang terlibat dalam prosedur ini dicatat dan dibandingkan
dengan ekstremitas yang tidak terlihat. Kompres dingin dapat dilakukan pada lokasi
penyuntikan untuk mengurangi edema dan rasa nyeri.
![Page 5: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/5.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
![Page 6: Radiologi Sistem Perkemihan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082323/557210bd497959fc0b8da0dd/html5/thumbnails/6.jpg)
PAPER SISTEM PERKEMIHAN
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Kelas III B
Juliati
Herna yunita
Lediyawati
Hendra sumantri
Rendi kurniawan
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN AJARAN
2012