rakerda pa & pn banten 2010
TRANSCRIPT
HASIL RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PENGADILAN TINGGI BANTEN DAN PENGADILAN
TINGGI AGAMA BANTEN DENGAN PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN AGAMA SE‐WILAYAH BANTEN TAHUN 2010
Hotel Marabella Anye, Serang‐Banten, 24 s/d 26 Nopember 2010 Memperhatikan: 1. Sambutan Ketua Mahkamah Agung RI;
2. Sambutan Ketua Pengadilan Tinggi Banten;
Membaca: Paparan yang disajikan tentang:
1. ‘Cetak Bitu Pembaruan Jilijd I’, oleh Wakil Ketua PT
Banten; 2. ‘Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung RI 2010 –
2035’,oleh Wakil Ketua PTA Banten; 3. ‘Peraturan Pemerintah RI Nomor: 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil’, oleh Karo Kepegawaian MA RI;
4. ‘Temuan Pemeriksaan BPK RI atas Pengelolaan Biaya Perkara 2010 dan Langkah‐Langkah Perbaikan Laporan BMN’ oleh Karo Keuangan MA RI;
5. ‘Hasil Rapat Kerja Nasional Tahun2010’,oleh Ketua PTA Banten
Menimbang: Setelah mendengar pendapat – pendapat yang
berkembang di dalam diskusi kelompok,perlu ditetapkan hasil diskusi tersebut dalam suatu rumusan
PERNYATAAN SIKAP
Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Banten dan Pengadilan Agama (PA) se ‐ wilayah PTA Banten mendukung sepenuhnya Hasil Rakernas Mahkamah Agung RI tahun 2010 yang dilaksanakan di Balikpapan dan siap berperan serta melaksanakan Cetak Biru (Blue Print) Pembaruan Peradilan Tahun 2010 – 2035, Reformasi Birokrasi Tahap II, serta Rumusan Hasil Diskusi Komisi Rakernas terutama Komisi II Bidang Peradilan Agama;
HASIL‐HASIL RUMUSAN A. DALAM HAL REFORMASI BIROKRASI:
1. Tentang ‘Opini Disclaimer’ PTA Banten maupun PA se‐wilayah PTA Banten segera berperan aktif dalam upaya membebaskan Mahkamah Agung RI keluar dari ‘Opini Disclaimer’, sSelain memperbaiki system pengendalian intern atas penatausahaan aset Mahkamah Agung RI di wilayah PTA Banten dan meningkatkan opini LKKL tahun 2010, PTA Banten dan PA se‐wilayah Banten harus bebas dari opini disclaimer;
2. Tentang Justice for All a. Dalam rangka melaksanakan program justice for All, anggaran
program Pos Bantuan Hukum (Posbakum), Mediasi dan Sidang Keliling, Pengadilan Agama akan memprioritaskan pelayan Sidang Keliling untuk memberikan pelayanan lebih dekat dengan pencari keadilan.
b. Pemberian anggran pelayan keadilan tidak hanya diperuntukkan pada pengadilan tingkat pertama tetapi juga pada pengadilan tingkat banding.
c. Laporan perkara prodeo, sidang keliling dan bantuan hukum dan biaya perkara secara berkala di laporkan melalui SMS gateway,
agar tetap dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan akurasi dan ketepatan waktu laporannya.
3. Peningkatan Kwalitas SDM Aparat Peradilan Agama. Menetapkan prioritas program dalam peningkatan kompetensi dan profesionalitas SDM, baik di bidang tehnis maupun administrasi, peningkatan aksesibilitas, transparansi, kapasitas dan akuntabilitas penyelenggaraan peradilan serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat (reformasi birokrasi ) menuju keunggulan pengadilan (court excellence).
B. MASALAH TEKNIS YUSTISIAL
1. Tentang Itsbat Nikah a. Itsbat Nikah perlu pemaknaan yang jelas, apakah Itsbat Nikah
dalam arti Tasbitun Nikah (penetapan nikah), ataukan dalam arti Tashhihu an‐nikah (pengesahan pernikahan yang telah terjadi), karena ada perbedaan mengenai pemeriksaannya.‐
b. Dalam mengadili perkara Itsbat Nikah, perlu mempedomani ketentuan‐ketentuan dalam Undang‐Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, serta Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991 khususnya Pasal 7 ayat (3), akan tetapi perlu juga memperhatikan kondisi local (living law) ;
c. Untuk menghindari penyalundupan hukum, penyalahgunaan
penetapan itsbat nikah dan kemungkinan terjadinya ekses pasca penetapan itsbat nikah, terutama perkawinan poligami, diperlukan kehati‐hatian dalam mengadili perkara itsbat nikah. Selain meneliti keabsahan pernikahan dan alasan yang mendasari permohonan itsbat nikah tersebut, seyogiyanya permohonan itsbat nikah diumumkan melalui website PA untuk memberikan
peluang lebih luas untuk diketahui masyarakat khususnya yang merasa dirugikan atas permohonan Istnat Nikah tersebut.;
2. Tentang Kebebasan Hakim
Dalam menjalankan tugas dan kewajiban hakim dalam menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan perkara, Hakim harus bebas campur tangan pihak ketiga, kebebasan itu harus dimaknai lebih luas dan lebih bertanggung jawab lagi buka ndalam arti kebebasan individual‐absolut tetapi bersifat institusional. Oleh karena itu kebebasan dan kemandirian hakim harus dimaknai sebagai Kebebasan institusional.
3. Tentang Ahli Waris Pengganti. Ahli Waris Penggganti sebagaimana tersebut dalam pasal 185 KHI merupakan lembaga hukum yang masih diterima masyarakat luas, namun dalam pelaksanaannya sebaiknya dibatasi hanya sampai kepada derajat cucu.
C. PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN
1. Diperlukan dengan segera agar pengadilan Tinggi Agama Banten dan Pengadilan Agama se‐Wilayah PTA. Banten membuat Standar Operesiaonal Prosedur (SOP), pada setiap jenis kegiatan kerja, baik dalam hal kegiatan Kepaniteraan dan Kesekretariatan.
2. Pelaksanaan SEMA Nomor 11 Tahun 2010 tentang penjelasan ketentuan Pasal 45 A Undang‐undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, bahwa terhadap permohonan yang tidak memenuhi syarat formal (TMS) Panitera Pengadilan Agama harus meneliti dengan seksama dan selanjutnya membuat surat keterangan bahwa permohonan kasasi tersebut tidak memenuhi syarat formal, kemudian Ketua Pengadilan Agama meneliti
kebenaran surat keterangan panitera tersebut, selanjutnya menerbitkan Penetapan yang menyatakan bahwa permononan kasasi tidak dapat diterima, dan berkas perkaranya tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung.
REKOMENDASI Merekommendasikan kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Banten, untuk mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan Hasil Rakerda Tahun 2010 khusunya dalam jajaran Pengadilan Agama se‐Wilayah PTA. Banten.
Banten, 26 Nopember 2010 Tim Perumus
1. Drs. H. Ambo Asse, SH.MH. (Ketua) 2. Drs. Waljhon Siahaan, SH. MH. (Sekretaris) 3. Dra. Hj. Siti Maryam (Anggota) 4. Drs. H. Khaerudin, SH.,M.Hum; (Anggota) 5. Drs. Abdul Fatah; (Anggota) 6. Drs. Hasany Nasir, SH; (Anggota) 7. Drs. Dede Ibin,SH; (Anggota) 8. Drs. E. Ali Mansur; (Anggota) 9. Ubed Sutisna, S.Ag; (Anggota) 10. Akhmad Fauzi, SH; (Anggota) 11. Drs. Abdullah Sahim; (Anggota) 12. Drs. Usman MS; (Anggota)
PENGARAH
Ketua PTA Banten, Wakil Ketua PTA Banten, Ttd Ttd ( Drs. H.M.Thahir Hasan) (Drs. Muwahhidin, SH.,MH)