ramah sampah ramah dompet

5
RAMAH SAMPAH RAMAH DOMPET Afifi Rahmadetiassani Fakta yang kita hadapi saat ini adalah volume sampah di banyak tempat bertambah akibat pesatnya pertumbuhan penduduk menyebakan pembuangan sampah terus meningkat yang dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan dan akan bertambah parah apabila tidak ada upaya penanggulangan. Sampah menjadi permasalahan yang sangat penting di seluruh Negara khsusnya di kota-kota besar yang memiliki aktivitas dan jumlah penduduk yang tinggi seperti Jakarta. Permasalahan sampah di Jakarta menjadi semakin rumit pada saat kondisi di mana sumber dan penampungan sampah tidak sebagaimana mestinya. Sampah yang semestinya hanya ditemukan di tempat penampungan sampah, namun kenyataannya banyak ditemukan di saluran pembuangan air dan sungai yang menumpuk serta menyumbat aliran air, kemudian pada kondisi volume air yang tinggi dapat menyebabkan banjir yang airnya terkontaminasi secara fisik, kimia dan biologi dari sampah. Selain itu, permasalahan sampah juga menyentuh ranah penumpukan yang dapat disebabkan oleh minimnya tempat pembuangan dan pengeolaan sampah di setiap daerah. Faktor utama yang paling berpengaruh adalah minimnya kesadaran masyarakat mengenai pengeloaan sampah yang benar, hal tersebut terlihat pada kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah tidak pada tempatnya. Pada kondisi lain, pengeloaan sampah yang banyak membutuhkan biaya yang tinggi. Termasuk biaya pengangkutan, transportasi dan gaji tenaga pengangkut. Pada beberapa perumahan atau perkantoran, biasanya ada iuran atau sumbangan rutin untuk membiayai pengelolaan sampah, namun, pada kondisi menghasilkan sampah yang semakin pesat, maka hal tersebut akan berbading lurus dengan biaya yang ditimbulkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya ekonomis untuk mengurangi sampah dan menjadikannya sebagai gaya hidup ramah lingkungan ramah dompet berupa tindakan-tindakan sederhana sebagai berikut: 1. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai Kecendrungan masyarakat yang selalu ingin serba praktis juga menimbulkan masalah yang besar. Seperti contohnya selalu menggunakan nasi kotak untuk menjamu tamu daripada menggunakan prasmanan yang memiliki efek sampah yang sedikit; penggunaan sedotan yang

Upload: afifi-rahmadetiassani

Post on 25-Jun-2015

76 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ramah sampah ramah dompet

RAMAH SAMPAH RAMAH DOMPET

Afifi Rahmadetiassani

Fakta yang kita hadapi saat ini adalah volume sampah di banyak tempat bertambah

akibat pesatnya pertumbuhan penduduk menyebakan pembuangan sampah terus meningkat

yang dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan dan akan bertambah parah apabila

tidak ada upaya penanggulangan. Sampah menjadi permasalahan yang sangat penting di

seluruh Negara khsusnya di kota-kota besar yang memiliki aktivitas dan jumlah penduduk

yang tinggi seperti Jakarta.

Permasalahan sampah di Jakarta menjadi semakin rumit pada saat kondisi di mana

sumber dan penampungan sampah tidak sebagaimana mestinya. Sampah yang semestinya

hanya ditemukan di tempat penampungan sampah, namun kenyataannya banyak ditemukan di

saluran pembuangan air dan sungai yang menumpuk serta menyumbat aliran air, kemudian

pada kondisi volume air yang tinggi dapat menyebabkan banjir yang airnya terkontaminasi

secara fisik, kimia dan biologi dari sampah. Selain itu, permasalahan sampah juga menyentuh

ranah penumpukan yang dapat disebabkan oleh minimnya tempat pembuangan dan

pengeolaan sampah di setiap daerah. Faktor utama yang paling berpengaruh adalah minimnya

kesadaran masyarakat mengenai pengeloaan sampah yang benar, hal tersebut terlihat pada

kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah tidak pada tempatnya.

Pada kondisi lain, pengeloaan sampah yang banyak membutuhkan biaya yang tinggi.

Termasuk biaya pengangkutan, transportasi dan gaji tenaga pengangkut. Pada beberapa

perumahan atau perkantoran, biasanya ada iuran atau sumbangan rutin untuk membiayai

pengelolaan sampah, namun, pada kondisi menghasilkan sampah yang semakin pesat, maka

hal tersebut akan berbading lurus dengan biaya yang ditimbulkan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya ekonomis untuk

mengurangi sampah dan menjadikannya sebagai gaya hidup ramah lingkungan ramah dompet

berupa tindakan-tindakan sederhana sebagai berikut:

1. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai

Kecendrungan masyarakat yang selalu ingin serba praktis juga menimbulkan masalah

yang besar. Seperti contohnya selalu menggunakan nasi kotak untuk menjamu tamu daripada

menggunakan prasmanan yang memiliki efek sampah yang sedikit; penggunaan sedotan yang

Page 2: Ramah sampah ramah dompet

berlebihan; penggunaan plastik untuk membungkus makanan serta pembelian minuman

ringan berupa kaleng atau plastik yang bisa diganti dengan cara membeli minuman ringan

dengn menggunakan botol kaca sehingga dapat dikembalikan juga menimbulkan efek yang

besar (Arif dkk., 2009)

2. Menggunakan bahan pengganti

Contoh penggunaan bahan pengganti yang dapat dilakukan sehari-hari adalah selalu

membawa tempat minum sebagai penghematan pembelian air mineral dan pengendalian

sampah yang dihasilkan dari botol air mineral. Seperti yang terdapat pada simulasi lampiran

1, dengan asumsi setiap individu mengkonsumsi delapan liter air putih sehari, maka satu

individu yang menggunakan tempat minum setiap hari dan mengisi secara refill mampu

menghemat uang sebesar Rp 1,775,789. Namun sistem ini belum sepenuhnya efisien karena

belum banyak masyarakat yang melakukannya, sehingga sarana untuk refill minuman masih

bukan merupakan hal yang mudah dijumpai.

3. Menggunakan barang yang awet

Kecenderung masyarakat membeli suatu barang dengan harga murah namun tidak

selalu melihat kualitas dan daya tahan barang tersebut. Kebiasaan tersebut tanpa disadari

menimbulkan biaya yang lebih besar dari pada membeli barang yang awet dengan harga yang

lebih mahal. Seperti contoh simulasi pada lampiran 2, jika satu individu membeli tas harga

murah dengan kualitas yang standart daya tahan satu tahun maka pengeluaran yang

dibutuhkan membeli setiap tahunnya akan lebih besar jika dibandingkan dengan satu individu

membeli tas yang awet lima tahun dengan harga yang lebih mahal. Total sampah yang

dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan pembelian tas murah dengan daya tahan

tahun.

4. Menggunakan bahan organik yang cepat mengalami daur ulang (mendaur ulang

barang-barang yang tidak terpakai)

Penggunaan barang seperti plastik, kaleng, kertas memiliki daya penguraian yang

berbeda-beda. Seperti yang dikutip Arif dkk (2009) kertas dapat diurai selama 2-5 bulan;

Kulit buah diurai selama 6 bulan; Filter rokok diurai selama 10-12 tahun; Alumunium diurai

selama 80-100 tahun; Baterai bekas diurai selama 100 tahun; Plastik yang tertimbun ditanah

diurai selama 200-1000 tahun; Styrofoam tidak dapat diurai sama sekali dan lain-lain.

Page 3: Ramah sampah ramah dompet

Fakta tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat sudah semestinya untuk

mengendalikan sampah yang dikeluarkan dan mengolah sampah-sampah yang dihasilkan

untuk menjadi barang yang dapat dipakai kembali. Apabila hal tersebut dapat menjadi gaya

hidup, maka dampak positif yang ditimbulkan adalah masyarakat dapat membantu program

pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan dengan kegiatan daur ulang dan

meningkatkan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat; dengan kata lain, biaya yang

dikeluarkan untuk mengolah sampah berkurang.

Page 4: Ramah sampah ramah dompet

Simulasi Lampiran 1

Nama

barang

Jenis

barang

Volume

(L) Harga

Model

Volume

(air/L/hari)

Model Waktu (360 hari) Extra Nominal Keterangan

air mineral

botol 0.5 Rp 3,000.00 6000 Rp 2,160,000.00 Rp 2,160,000.00

galon 19 Rp 15,000.00 789 Rp 284,210.53 Rp 100,000.00 Rp 384,210.53 Botol minum

Total Penghematan Rp 1,775,789.47

Jika diasumsikan 1 individu membutuhkan air sebanyak 1 L setiap harinya, dengan membeli air mineral dengan hargaRp 3000 dengan

kemasan 500 mL maka biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 6000 untuk memenuhi 1 L. Jika dikakulasikan selama 1 tahun maka kebutuhan

1 individu adalah sebesar Rp 6000 x 360 hari = Rp 2.160.000/tahun/L.

Jika setiap harinya 1 individu membawa tempat minum dan sudah ada sistem air isi ulang disetiap tempat, maka biaya yang dikeluarkan

adalah sebesar Rp 384.210/tahun/L. Hal ini diasumsikan jika penyediaan air isi ulang tersebut mnggunakan gallon dengan isi 19 L yang berharga

Rp 15.000, maka harga per Liternya adalah Rp 15.000/19 L = Rp 789. Bila dikaulasikan untuk 1 tahun maka dibutuhkan biaya sebesar Rp

285.210/tahun/L. Namun karena ini menggunakan tempat minum, maka diasumsikan harga tempat minum adalah Rp 100.000 maka total

keseluruahn yang dikeluarkana adalah Rp 384.210/tahun/L. Jika dibandingkan dengan pembelian air minum setiap harinya, penggunaan tempat

minum akan menghemat Rp 1.775.789/tahun/L.

Page 5: Ramah sampah ramah dompet

Simulasi Lampiran 2

Nama

barang

Kualitas

Barang Harga Daya Tahan (Tahun) Model Waktu (360 hari) Nominal

Tas

Standart

50,000.00 0.5

100,000.00 Rp 100,000.00

Bagus

250,000.00 5

50,000.00 Rp 50,000.00

Total Penghematan Rp 50,000.00

Jika diasumsikan 1 individu kecendrungan membeli tas dengan harga murah namun memiliki kualitas standart yang memiliki daya tahan

selama 6 bulan dengan harga Rp 50.000 maka untuk memenuhi selama 1 tahun dibutuhkan biaya Rp 100.000. Jika dibandingkan dengan

membeli barang yang lebih bagus yang memiliki daya tahan 5 tahun dengan harga Rp 250.000 maka dalam 1 tahun akan mengeluarkan biaya Rp

50.000. Hal ini dapat menghemat Rp 50.000 setiap tahunnya.