rancang bangun prototipe alat penyiraman · pdf filerancang bangun prototipe alat penyiraman...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PENYIRAMAN BERBASIS
MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR KELEMBABAN DAN SUHU
(DESIGNED UP PROTOTYPE OF SPRINKLING DEVICE BASED
MIKROKONTROLER WITH SENSOR OF HUMIDITY AND
TEMPERATURE)
Arief Rahman Hakim
Dr. Raden Supriyanto, MSc.
Jurusan Teknik Komputer, Direktorat Program Diploma Tiga Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma
ABSTRACT
Developing technology is very helpful human work, one of them is the cultivation of
plants. To improve quality in plants do hatchery hence needed help from technology, the
use of right technology will help the work of humans in the cultivation of plants do it
self. In this papper writer trying to harness this technology to help human work
cultivating.
It is designed by uses software Arduino 1.5.6 who serves to make program listings and
grown to mikrokontroler and ISIS Proteus 7 Professional serves to simulated
instrument. Hardware used in this device that is the sensor YL-69 that serves to detect
moisture on the ground, sensor DS18B20 that serves to detect temperature, Arduino
Uno R3 as mikrokontroler, LED as an indicator moisture, LCD as a display, the Pumps
as a status moisture, and Fan as a status humidity and temperature.
The result of designed up a sprinkling based mikrokontroler by means of sensors
humidity and temperature the water pump and green LED will burn when moisture
detected dry , yellow LED will burn when moisture detected moist , LED red and fan 1
will burn when moisture detected wet , while fan 2 will light on when the temperature
detected > 34oC and fan will die in the temperature detected < 34
oC.
Keywords : Microcontroller, Sensor DS18B20, Sensor YL-69
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi dewasa ini sangat membantu pekerjaan manusia, salah
satunya adalah budidaya tanaman. Untuk melakukan pembudidayaan tanaman maka
dibutuhkan bantuan teknologi, penggunaan teknologi yang tepat guna akan membantu
pekerjaan manusia dalam melakukan budidaya tanaman itu sendiri. Dalam penulisan ini
penulis mencoba memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk membantu pekerjaan
pelaku budidaya tanaman kacang hijau.
Berdasarkan direktorat jenderal tanaman pangan, kebutuhan kacang hijau terus
meningkat rata-rata setiap tahun + 330.000 ton, produksi rata-rata setiap tahun 38.414
ton (93,46%) dan impor masih tinggi dengan volume impor rata-rata setiap tahun sekitar
+ 29.443 ton. Areal panen kacang hijau di Indonesia pada tahun 2011 seluas 297.315 ha
dan produksi yang dicapai sebesar 341.342 ton dengan produktivitas rata-rata 11,48
ku/ha. Dengan demikian tanaman kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk
dikembangkan.
Dalam melakukan pembudidayaan tanaman dibutuhkan suatu penyiraman yang
konstan untuk menjaga kelembaban tanah dan suhu. Akan tetapi, manusia dengan
kesibukannya akan terasa sulit untuk melakukan hal tersebut, dikarenakan tidak adanya
waktu dan sibuk mengerjakan hal lain.
Oleh karena itu penulis mencoba membuat alat yang dapat membantu
memecahkan masalah tersebut. Alat ini dapat berfungsi sebagai pengontrol kelembaban
dan suhu tanah, dengan menggunakan sensor kelembaban dan suhu yang kemudian
diproses melalui mikrokontroler dan akan melakukan tindakan jika tanah tersebut terjadi
kekeringan atau basah dan saat suhu tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan prototipe alat penyiraman
berbasis mikrokontroler dengan sensor kelembaban dan suhu. Dengan adanya alat ini
diharapkan dapat mempermudah pekerjaan manusia untuk melakukan budidaya
tanaman kacang hijau. Selain itu manfaat alat ini dapat mengontrol tingkat kelembaban
dan suhu tanah dengan otomatis.
Tabel 1. Studi Literatur
No. Nama
Pengarang
Judul Tahun Kelebihan Kekurangan
1 Happy
Nugrahaning
Widhi dan
Heru
Winarno
Sistem
Penyiraman
Tanaman
Anggrek
Menggunakan
Sensor
Kelembaban
dengan
Program
Borland Delphi
2014 Dengan
menggunakan
sensor SHT-
11 alat ini bisa
bekerja
dengan baik,
adanya buzzer
sebagai
indikator jika
kelembaban
Dari hasil
pengujian alat
kelembaban
terdeteksi
dengan baik dan
hasilnya hampir
sama dengan
alat ukur,
namun suhu
yang diperoleh
7 Berbasis
Modul Arduino
Uno R3
dan suhu tidak
sesuai akan
memberitahu
user dan
menggunakan
pemrograman
Delphi untuk
membuat
aplikasi
berbasis GUI
mempermudah
user untuk
mengetahui
kelembaban
dan suhu pada
tanaman
tersebut.
dari sensor
SHT-11 berbeda
dengan hasil alat
ukur, terdapat
perbedaan
sekitar 1oC.
2 Sitti
Hardianti,
Dahlan Th
Musa, Anis
Nismayanti
Rancang
bangun sistem
penyiraman
secara otomatis
menggunakan
Soil Moisture
Sensor
Sen0057
Berbasis
Mikrokontroller
ATMega328p
2014 Setelah
dilakukan
pengujian alat
selama tiga
hari alat
penyiraman
ini dapat
berfungsi
dengan baik
dan
melakukan
penyiraman
secara
otomatis.
Tidak ada
indikator seperti
buzzer atau
LED yang
digunakan pada
alat ini, maket
yang dibuat
sangat
sederhana hanya
memakai pot.
3 Joko
Nugroho
Sistem
monitoring
pendeteksi suhu
dan
kelembapan
pada rumah
jamur berbasis
mikrokontroller
AT-Mega 328
2014 Alat
pengontrolan
suhu dengan
sensor DHT-
11 dapat
bekerja
dengan baik,
menggunakan
buzzer sebagai
indikator.
Sistem yang
dirancang hanya
untuk
mengidentifikasi
suhu dan
kelembaban,
tidak
menggunakan
aplikasi lain
untuk
menyimpan data
suhu dan
kelembaban
tersebut.
4 Grezio
Arifiyan,
Tohari
Ahmad, dan
Henning Titi
Ciptaningtyas
Rancang
bangun sistem
perawatan
tumbuhan
kacang-
kacangan
secara adaptif
pada
lingkungan
Greenhouse
dengan
mikrokontroler
Arduino
2013 Adanya sensor
LDR untuk
mengukur
intensitas
cahaya, sensor
LM35 dan
DHT-11 untuk
kelembaban
dan suhu.
Modul GSM
yang akan
mengirim data
ke server
sebagai
database
tanaman
kacang.
Kipas angin
yang digunakan
tidak terlalu
signifikan dalam
mempengaruhi
suhu ruangan,
hal ini
dipaparkan
dalam saran
penelitian ini.
5 Lintang Dwi
Putra, Joke
Pratilastiarso,
Endro
Wahjono
Implementasi
Fuzzy Logic
untuk mengatur
banyak air
berdasarkan
suhu dan
kelembaban
2011 Dengan
menggunakan
sensor SHT75
dan LM35 alat
ini bekerja
dengan baik,
adanya
komunikasi
data yang akan
dikirimkan ke
PC
mempermudah
user untuk
mengetahui
tingkat
kelembaban
dan suhu.
Terdapat tingkat
kesalahan pada
sensor SHT75
yaitu sebesar
1,37% dan pada
sensor LM35
sebesar 4,82%.
6 Triana
Harimurti,
Dharu
Arseno,
Perancangan
sistem
penyiraman air
otomatis
2012 Dengan
menggunakan
sensor SHT-
11 alat ini
Tidak adanya
tindakan
terhadap suhu
hanya
Denny Darlis berbasis
mikrokontroler
mampu
mendeteksi
kelembaban
dan suhu,
adanya
komunikasi
data dengan
menggunakan
modul
wireless yang
akan
dikirimkan ke
komputer dan
ditampilkan
dengan
menggunakan
software
visual basic.
penyiraman
saja, tidak ada
indikator lampu
maupun buzzer.
7 Caesar Pats
Yahwe,
Isnawaty,
L.M Fid
Aksara
Rancang
bangun
prototype
system
monitoring
kelembaban
tanah melalui
SMS
berdasarkan
hasil
penyiraman
tanaman “studi
kasus tanaman
cabai dan
tomat”
2016 Alat ini
menggunakan
sensor FC-28
untuk
mengetahui
kelembaban
tanah dan
menggunakan
modul GSM
yang akan
mengirim
SMS sehingga
dapat
mengetahui
kelembaban
dari jauh.
Alat ini hanya
mendeteksi
kelembaban
tidak ada deteksi
suhu.
Keberhasilan
keseluruhan
sistem adalah
93,37% yang
artinya sistem
ini masih
mempunyai
kekurangan
ketika pada saat
penerimaan
SMS.
8 Olga Engelin
Melo
Rumah kaca
cerdas untuk
budidaya
tanaman
2012 Dengan
menggunakan
sensor LM-35
alat ini mampu
bekerja
dengan baik
dan
menggunakan
Tidak
menggunakan
indikator seperti
LED maupun
buzzer dan
hanya
kelembaban
yang dikontrol.
aplikasi
berbasis visual
basic yang
akan membuat
database dan
tersimpan di
komputer
9 Rosita
Herawati,
Yulianto
Tejo Putranto
Sistem
penyiraman
otomatis
berbasis
Arduino
2013 Sistem
penyiraman
otomatis ini
bekerja
dengan baik.
Dengan
menggunakan
paku sebagai
sensor
kelembaban
alat ini relatif
murah dan
mudah untuk
didapatkan.
Tidak adanya
LCD, LED
maupun Buzzer
sebagai
indikator, alat
ini hanya
memakai paku
sebagai sensor
kelembaban.
10 Sihno
Priyanto
Purwarupa
sistem
penyiraman
tanaman
otomatis
berbasis sensor
kelembaban
tanah dan
arduino uno
2013 Dengan
menggunakan
sensor DHT-
11 alat ini
dapat bekerja
dengan baik.
Alat ini tidak
menggunakan
LED maupun
Buzzer sebagai
indikator dan
hanya
penyiraman
otomatis tidak
ada tindakan
terhadap suhu.
METODE PENELITIAN
Penulisan ini dibuat berdasarkan pada percobaan dan analisa. Metode penulisan
yang dipergunakan adalah tinjauan pustaka, yaitu mengambil beberapa data yang
berasal dari berbagai sumber seperti buku dan internet dimana isi dari sumber-sumber
tersebut dijadikan referensi dan acuan dalam penulisan ilmiah ini. Pendekatan teoritis,
yaitu dengan menjelaskan karakteristik dari komponen-komponen dasar yang
digunakan pada alat penyiraman ini. Serta pendekatan riset, yaitu dengan cara
menjelaskan pembuatan alat dan prosedur penggunaannya serta mencoba mengamati
hasil uji coba alat tersebut. Beberapa komponen utama yang digunakan yaitu : Sensor
YL-69, Sensor Suhu DS18B20, Arduino Uno, LCD, LED, Relay, Pompa Air, dan
Kipas.
PEMBAHASAN
Perancangan dan Implementasi
Rangkaian Secara Blok Diagram
Dalam perancangan blok diagram rangkaian prototipe alat penyiraman ini dapat
dikategorikan menjadi 4 blok yaitu sumber tegangan, masukan, proses dan keluaran
yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 1. Blok Diagram Rangkaian
Diagram Alur
Berikut ini merupakan diagram alur yang ditunjukan pada gambar 4. Dimulai
dari pemberian tegangan sampai mengeluarkan output yang diharapkan.
Gambar 2. Diagram Alur
Prinsip kerja alat ini adalah mendeteksi apakah ada tegangan yang mengalir
dari sumber tegangan (adaptor), jika tidak terdeteksi program akan alat tidak dapat
bekerja jika ada tegangan yang mengalir, maka alat akan mulai bekerja. Untuk kondisi
pertama yaitu membaca data yang dikirimkan oleh sensor YL-69 ke mikrokontroler
Arduino Uno untuk diproses, jika terdeteksi tanah kering (kelembaban tanah 0-20 % )
maka pompa air dan LED hijau akan menyala, hingga tanah itu lembab (kelembaban
tanah 21-38%) dan pada saat kondisi ini pompa akan mati dan LED kuning menyala,
jika tanah terdeteksi basah (kelembaban tanah 39-100 %) maka kipas 1 dan LED merah
akan menyala. Jika suhu yang terdeteksi oleh sensor DS18B20 >34oC maka kipas 2
akan menyala, sebaliknya jika suhu yang terdeteksi oleh sensor DS18B20 <34oC maka
kipas akan mati. LCD akan menampilkan keadaan kelembaban dan suhu pada saat itu.
Implementasi Program ke Software Arduino 1.5.6
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengunggah source code ke mikrokontroler
arduino yaitu Arduino IDE. Perangkat lunak Arduino ini menggunakan bahasa
pemrograman C, yang sudah sangat dikenal banyak programmer, bahkan programmer
pemula sekalipun, karena bahasa pemrogramannya yang sangat mudah untuk
dimengerti.
Gambar 3. Listing Program
Implementasi Mikrokontroler Arduino Uno
Berikut ini adalah implementasi alat secara detail tentang rancang bangun
prototipe alat penyiraman dengan menggunakan sensor kelembaban dan suhu berbasis
mikrokontroler.
Gambar 4. Skematik Rangkaian Secara Detail
Rangkaian alat penyiraman ini dapat dilihat pada gambar 3.6. rangkaian ini
diaktifkan dengan tegangan sebesar 7,8 Volt yang dihubungkan langsung ke
mikrokontroler Arduino dan selanjutnya Arduino memberikan tegangan 5 Volt untuk
sensor YL-69 dan 5 Volt untuk sensor DS18B20. Pada saat alat dijalankan akan terjadi
inisialisasi sensor yang dilakukan oleh mikrokontroler yang kemudian sensor akan
mendeteksi kondisi kelembaban tanah dan suhu. Jika tanah dalam kondisi kering maka
pompa air LED hijau akan menyala, jika kondisi tanah lembab pompa air akan mati dan
LED kuning akan menyala, jika kondisi tanah basah pompa air mati, LED merah dan
kipas 1 akan menyala. Dan jika suhu > 34oC maka kipas 2 akan menyala.
Desain Pembuatan Maket
Desain Pembuatan maket bertujuan untuk mengimplementasikan rancang
bangun prototipe alat penyiraman dengan menggunakan sensor kelembaban dan suhu
berbasis mikrokontroler ketika melakukan pengujian dan analisa alat tersebut.
Gambar 5. Desain Maket Alat
Analisis Dan Hasil
Pengujian Alat Terhadap Kondisi yang Berbeda
Pengujian dilakukan pada kondisi yang berbeda bertempat di Wisma Anton
Soedjarwo (Jl. Pesantren 2, Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok) pada pukul 11:30
tanggal 24 Juli 2016. Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Pengujian Alat
N
o
Kondisi LCD LED
Hijau
LED
Kuning
LED
Merah
Kip
as 1
Kip
as 2
Po
mpa
Air
1 Tanah
Kering
“Tanah
Kering”
pada baris
pertama dan
“kelembaba
n” pada
baris kedua
On Off Off Off Off On
2 Tanah
Lembab
“Tanah
Lembab”
dan
“kelembaba
n” pada
baris kedua
Off On Off Off Off Off
Air
3 Tanah
Basah
“Tanah
Basah” dan
“kelembaba
n” pada
baris kedua
Off Off On On Off Off
4 Suhu >
34oC
“Suhu oC
pada baris
ke dua
Off Off Off Off On Off
5 Suhu <
34oC
“Suhu oC
pada baris
ke dua
Off Off Off Off Off Off
Setelah dilakukannya pengujian alat, alat dapat bekerja dengan baik dan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Sensor YL-69 dapat bekerja dengan baik seperti jika
kondisi tanah kering pompa air dan LED hijau akan menyala dan LCD akan
menampilkan kondisi tanah “Tanah Kering” pada baris pertama. Jika kondisi tanah
lembab LED kuning akan menyala pompa air dan kipas dalam kondisi off serta LCD
akan menampilkan kondisi tanah “Tanah Lembab” pada baris pertama. Jika kondisi
tanah basah Kipas 1 dan LED merah akan menyala dan LCD akan menampilkan kondisi
tanah “Tanah Basah” pada baris pertama. Begitu juga dengan sensor DS18B20, jika
kondisi suhu di dalam ruangan > 34oC Kipas 2 akan menyala, sebaliknya jika kondisi di
dalam ruangan < 34 oC Kipas 2 akan mati.
Pengujian Alat Secara Elektronika
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berapa tegangan yang mengalir pada
setiap blok dalam kondisi yang sama seperti tabel 4.1. Pengujian alat secara elektronika
ini dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2016 pada jam 15:16 WIB di Wisma Anton
Sujarwo, Kelapa Dua, Kota Depok.
Tabel 3. Pengukuran Tegangan IC LM7805
Tegangan IC LM7805
Pin 1 / Vin (Volt) Pin 2 / Ground (Volt) Pin 3 / Vout (Volt)
12 0 5
Tabel 4. Pengukuran Tegangan Pada Sensor YL-69
Kondisi Keterangan Keluaran
Persentase (%) Tegangan (Volt)
Kering 12 5,2
Lembab 30 3,8
Basah 50 2,6
Tabel 5. Pengukuran Tegangan Pada Sensor DS18B20
Kondisi Keterangan Keluaran
Suhu (oC) Tegangan (Volt)
Suhu > 34 oC 36, 44 6
Suhu < 34 oC 33,38 7,6
Tabel 6. Pengukuran Tegangan Pada Output
Port Tegangan
(Volt)
Keterangan
LED Hijau 4,8 Keluaran sensor YL-69 pada saat kondisi
tanah kering
LED Kuning 4,8 Keluaran sensor YL-69 pada saat kondisi
tanah Lembab
LED Merah 4,8 Keluaran sensor YL-69 pada saat kondisi
tanah Basah
Kipas 1 4,8 Keluaran sensor YL-69 pada saat kondisi
tanah basah
Kipas 2 4,8 Keluaran sensor DS18B20 pada saat kondisi
suhu > 34 oC
Pompa Air 4,8 Keluaran sensor YL-69 pada saat kondisi
tanah kering
Setelah dilakukannya uji coba alat secara elektronika dapat disimpulkan bahwa
tegangan yang mengalir pada sensor YL-69 tergantung pada tingkat kelembaban yang
terdeteksi, semakin besar persentase kelembaban yang diukur semakin kecil tegangan
yang mengalir pada sensor YL-69. Sedangkan pada sensor DS18B20 semakin besar
suhu yang terdeteksi semakin kecil tegangan yang mengalir pada sensor DS18B20.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari uji coba dan analisa alat yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan tentang rancang bangun prototipe alat penyiraman berbasis mikrokontroler
dengan sensor kelembaban dan suhu, antara lain :
Alat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sensor YL-69 dapat mendeteksi kelembaban tanah dengan baik dan sensor
DS18B20 juga dapat mendeteksi suhu dengan baik dan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Sehingga alat ini dapat menyiram secara otomatis dan
melakukan tindakan terhadap kondisi yang sudah ditentukan.
Dengan adanya alat ini akan memudahkan pekerjaan manusia dalam
melakukan budidaya tanaman, baik tanaman hias maupun tanaman
produktif. Salah satunya adalah tanaman kacang hijau, dengan
menggunakan alat ini akan memudahkan petani kacang hijau dan
meningkatkan produktifitas kacang hijau itu sendiri.
Saran
Pada perancangan prototipe alat penyiraman berbasis mikrokontroler dengan
sensor kelembaban dan suhu ini terdapat beberapa kendala, seperti :
Modul sensor kelembaban tanaman yaitu sensor YL-69 sangat sensitif
terhadap air, sehingga modul ini mudah rusak. Alangkah baiknya modul ini
berada dalam maket yang sudah dibuat dan dijauhkan dari air.
Sensor YL-69 akan ditancapkan atau ditanam di dalam media tanam,
sehingga sensor ini akan mudah berkarat. Salah satu cara untuk menghindari
karat tersebut sensor ini harus rutin diperiksa dan melakukan perlakuan
khusus seperti di bersihkan setiap hari.
Sensor YL-69 sangat sensitif sehingga perubahan kelembaban akan cepat
langsung terdeteksi oleh sensor. Pada uji coba yang telah dilakukan, sensor
ini akan mendeteksi tanah kering jika langsung diangkat dari media tanam
padahal masih terdapat sisa-sisa air yang menempel pada sensor. Solusi
untuk mengatasi ini, program harus diset sedemikian rupa agar sensor
mendeteksi kelembaban yang lebih akurat lagi.
Penambahan sensor PH dan buzzer akan lebih menguntungkan dalam
penerapannya.
Penambahan modul GSM akan menguntungkan user jika user pada saat
tidak berada dalam lokasi tersebut.
Dalam merancang dan membangun alat ini akan kesulitan jika alat ini
terkena air. Penulis menyarankan agar alat yang telah dibuat dijauhkan dari
air agar alat tersebut tidak rusak dan tidak mengalami kegagalan.
Alat ini sangat berguna bila diterapkan dalam budidaya tanaman dan
pertanian. Sehingga akan membantu pelaku budidaya tanaman. Salah satu
penerapannya yaitu budidaya tanaman kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Amin, Ghozi. 2015. Rancang Bangun Kipas Otomatis pada Suhu Ruangan
Berbasis Arduino Uno dengan LCD. Depok: Universitas Gunadarma.
Arifiyan, Grezio. dkk. 2013. Rancang bangun sistem perawatan tumbuhan
kacang-kacangan secara adaptif pada lingkungan Greenhouse dengan
mikrokontroler Arduino. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hardianti ,Sitti. dkk. 2014. Rancang bangun sistem penyiraman secara otomatis
menggunakan Soil Moisture Sensor Sen0057 Berbasis Mikrokontroller
ATMega328p. Sulawesi Tengah: Universitas Tadulako.
Harimurti, Triana. dkk. 2012. Perancangan sistem penyiraman air otomatis
berbasis mikrokontroler. Bandung: Universitas Telkom.
Herawati, Rosita dan Yulianto Tejo Putranto. 2013. Sistem penyiraman otomatis
berbasis Arduino. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Melo, Olga Engelin. 2012. Rumah kaca cerdas untuk budidaya tanaman.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Munir, Rinaldi. 2011. Algoritma & Pemrograman dalam Bahasa Pascal
dan C. Bandung: Informatika.
Nugroho, Joko. 2014. Sistem monitoring pendeteksi suhu dan kelembapan pada
rumah jamur berbasis mikrokontroller AT-Mega 328. Ponorogo: Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Priyanto, Sihno. 2013. Purwarupa sistem penyiraman tanaman otomatis
berbasis sensor kelembaban tanah dan arduino uno. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Putra , Lintang Dwi. dkk. 2011. Implementasi Fuzzy Logic untuk mengatur
banyak air berdasarkan suhu dan kelembaban. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
URL: http://duino4projects.com/arduino-automatic-watering-system-2/, 9 Juni
2016
URL:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35001/4/Chapter%20II.pd
f, 20 Juni 2016
Widhi, Happy Nugrahaning dan Heru Winarno. 2014. Sistem Penyiraman
Tanaman Anggrek Menggunakan Sensor Kelembaban dengan Program Borland
Delphi 7 Berbasis Modul Arduino Uno R3. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yahwe , Caesar Pats. dkk. 2016. Rancang bangun prototype system monitoring
kelembaban tanah melalui SMS berdasarkan hasil penyiraman tanaman “studi
kasus tanaman cabai dan tomat”. Kendari: Universitas Halu Oleo.