rancang bangun sistem informasi motif · pdf fileyogyakarta, 28 maret 2015 399 ......
TRANSCRIPT
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
399
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MOTIF-MOTIF TENUNAN
DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN UNIFIED
PROCESS
Natalia Magdalena R. Mamulak
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira
Jl. San Juan-Penfui
Telp. (0380) 833395 E-mail: [email protected]
ABSTRAKS
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat kaya akan hasil tenun tradisional yang beraneka ragam, masing-
masing daerah memiliki hasil tenunan dengan beraneka ragam motif sesuai dengan ciri khas dan adat istiadat
budaya setempat. Tenunan ini merupakan hasil karya atau buatan tangan wanita-wanita daerah setempat
dengan sistem menenun secara tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah unified process
yaitu suatu pengembangan perangkat lunak berorientasi objek dan dikembangkan pada perangkat lunak sebagai
sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap
pengembangan sistem yang dimulai dengan melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan
melakukan wawancara dan survey terkait ritual, adat dan doa dalam menghasilkan suatu motif tenunan serta
membedakan motif-motif yang digunakan dalam upacara adat dan pakaian harian. Wawancara dan survey
yang dilakukan meliputi hasil motif tenunan dan pemakaian dalam upacara adat dan pakaian harian. Penelitian
ini akan menghasilkan Sistem Informasi berbasis web untuk memberikan informasi, memperkenalkan serta
mempertahankan adat istiadat dan budaya lokal berdasarkan proses dalam menghasilkan suatu motif
tenunan.
Kata Kunci: Motif, Tenunan NTT, Kain Tenun, Sistem Informasi Motif Tenunan
ABSTRACT
East Nusa Tenggara (NTT) is very rich in traditional weaving various, each region has a various woven with
motifs in accordance with the characteristic of local culture and customs. This is the work of woven or hand-
made local women weave traditional systems. The method used in this study is a unified process that is an
object-oriented software development and developed the software as a means of interaction between the user
and the hardware. This research was conducted in several stages of system development begins with the study of
literature on the various references relating to research conducted. Further data collection by conducting
interviews and surveys related rituals, customs and prayer in producing a woven pattern and distinguish motifs
used in traditional ceremonies and wear daily. Interview and a survey was conducted on the results and the use
of motifs woven in traditional ceremonies and clothing daily. This study will produce a web-based information
system to provide information, introduce and maintain customs and local culture based process to produce a
woven motif.
Keywords: Motif, Weave NTT, Woven Fabrics, Woven Motif Information Systems
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat
kaya akan hasil tenun tradisional yang beraneka
ragam, masing-masing daerah memiliki hasil
tenunan dengan beraneka ragam motif sesuai dengan ciri khas dan adat istiadat budaya setempat. Tenunan
ini merupakan hasil karya atau buatan tangan
wanita-wanita daerah setempat dengan sistem
menenun secara tradisional. Menenun adalah suatu
ketrampilan yang membutuhkan ketelitian dan
kesabaran. Dengan perkembangan teknologi
informasi saat ini yang telah merambah seluruh
bidang kehidupan, tentunya dapat digunakan sebagai
suatu sarana untuk memperkenalkan potensi
ketrampilan menenun masyarakat dan
keanekaragamana motif tenunan yang berpatokan
pada budaya dan adat istiadat leluhur. Dengan teknik
menenun secara tradisional dan berlandaskan adat
istiadat tentunya hasil motif tenunan NTT mempunyai nilai budaya yang unik dan berbeda
dengan motif tenunan dari daerah lain.
Provinsi NTT terdiri dari beberapa pulau antara
lain Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote,
Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Dengan
Kota Kupang sebagai ibukota provinsi yang terletak
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
400
di pulau Timor. Provinsi NTT memiliki kurang lebih
550 pulau, dengan tiga pulau terbesar adalah Flores,
Sumba dan Timor. Pemerintahan di Provinsi NTT
terdiri dari 21 Kabupaten dan 1 Kota. Satu
kabupaten memiliki kurang lebih 30 macam motif
tenunan yang berbeda-beda kegunaannya karena
setiap desa atau suku mempunyai motif sendiri.
Setiap motif tenunan merupakan karya warisan yang
syarat akan seni dan pesan para leluhur. Setiap
pembuatan kain tenun diawali dengan ritual, adat
dan doa. Motif tenunan NTT biasanya berupa daun, bunga dan hewan. Hal ini menunjukkan bahwa NTT
merupakan provinsi kepulauan yang kaya akan
budaya, seni dan adat istiadat serta warisan leluhur
yang terukir dalam sebuah motif tenunan. Kain
tenunan biasanya digunakan untuk upacara adat
masuk minta/peminangan, belis (mas kawin),
pernikahan, menghormati leluhur,
menerima/menyambut tamu (natoni), pemakaman,
untuk membedakan derajat atau strata sosial dalam
masyarakat, sebagai alat tukar, sebagai pelindung
dari gangguan alam dan roh jahat serta untuk pakaian kerja harian.
Provinsi NTT memiliki 2 hari khusus yaitu
Rabu dan Kamis dimana semua pegawai dan
karyawan menggunakan tenunan sebagai pakaian
kerja. Kain tenunan yang digunakan juga berbeda
bagi laki-laki dan perempuan. Motif tenunan yang
digunakan untuk setiap acara atau upacara adat
berbeda satu dengan lainnya. Dengan beragam
keunikan pembuatan kain tenun mulai dari ritual,
adat dan doa sampai menghasilkan suatu motif
dengan ciri khas dari masing-masing kabupaten dan suku, terkadang terjadi kesalahan dalam
penggunaannya. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat belum mengenal dan memahami makna
yang terkandung dari setiap motif serta
penggunaannya. Terkait dengan kesalahan
penggunaan tenunan dan makna dari masing-masing
motif maka diperlukan suatu sistem informasi
mengenai motif tenunan yang dapat membantu
masyarakat untuk mengenal dan memahami makna
motif-motif tenunan dari setiap daerah. Selain itu
juga untuk membantu Provinsi NTT dalam
memperkenalkan adat istiadat, budaya dan keanekaragaman motif tenunan serta
mempertahankan warisan budaya lokal.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
diperlukan sebuah sistem informasi motif tenunan
NTT agar dapat membantu masyarakat dalam
mengenal dan memahami makna motif tenunan,
serta memperkenalkan dan mempertahankan warisan
budaya lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
masalah yang dihadapi oleh masyarakat NTT yaitu:
1. Keanekaragaman motif tenunan NTT
2. Tahapan – tahapan dalam menghasilkan suatu
motif tenunan
3. Belum mengenal makna yang terkandung
dalam setiap motif kain tenunan
4. Belum mengetahui dan membedakan waktu
penggunaan kain tenunan
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperkenalkan keanekaragaman motif tenunan NTT
2. Memberikan informasi tahapan-tahapan
dalam menghasilkan suatu motif
3. Memberikan informasi makna yang
terkandung dalam motif kain tenunan dan
membangun sistem informasi motif tenunan
NTT
4. Untuk memberikan informasi dan tata cara
penggunaan kain tenunan untuk setiap
acara dan sebagai media untuk
memperkenalkan motif tenunan, adat istiadat dan budaya lokal masyarakat di Provinsi NTT
2. PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian dalam bidang sistem informasi
berbasis web dilakukan oleh Mamulak (2014)
mengenai rancang bangun sistem informasi
potensi pangan lokal di NTT menggunakan
metode waterfall telah menghasilkan sebuah sistem informasi potensi pangan lokal, cara
pengolahan menjadi bahan makanan dengan
komposisi dan nilai gizi yang sesuai dengan
kebutuhan.
Penelitian lain dilakukan oleh Usada (2011)
mengenai rancang bangun sistem informasi furniture
berbasis web menghasilkan aplikasi sistem informasi
untuk memberikan informasi kepada masyarakat
mengenani produk-produk yang dihasilkan, baik
mengenai bentuknya maupun harganya secara up to
date, melayani konsumen yang memesan barang,
tanpa harus datang langsung ketempat pembuatan, informasi harga dan pemesanan pembuatan furniture
sesuai dengan keinginan konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Soenhadji, et.al
(2012) penelitian ini merancang metoda
penumbuhan kreativitas berbasis web sebagai
upaya melestarikan dan meningkatkan nilai
tambah produk kerajinan tenun ikat. Metoda
yang dirancang dalam bentuk aplikasi merupakan
referensi desain inovatif berbasis internet guna
membantu perajin tenun mengembangkan produk
tenun ikat hasil kerajinan ke dalam bentuk produk lain (diversifikasi) dan tetap
mempertahankan ciri kekhasan motif tenunnya
sebagai salah satu upaya pelestarian dan
meningkatkan nilai tambah. Penelitian ini
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
401
menggunakan teknik pengumpulan data yang
dapat menjelaskan kondisi faktual yang diperoleh
dari observasi lapang. Data yang dikumpulkan
merupakan data primer dan sekunder. Hasil dari
penelitian ini adalah metoda kreativitas berbasis web
yang diharapkan mampu membantu perajin untuk
mengembangkan gagasan produk kerajinan tenun
ikat dan sekaligus meningkatkan nilai tambah.
Penelitian lain dilakukan oleh Yustina (2013)
merancang suatu Sistem Informasi Kain Tenun Ikat
Endek Berbasis Web. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi mengenai kain tenun
ikat endek secara detail dan proses pemesanan
secara online tanpa harus datang ke tempat
penjualan. Tenun ikat Endek adalah tenunan
yang berasal dari Desa Sampalan Kabupaten
Klungkung-Bali.
Penelitian yang dilakukan oleh Martin, et. al,
mengenai Tenun Ikat Sumba Sebagai Inspirasi
Motif dengan Teknik Block Print. Penggabungan
kedua jenis budaya primitif yaitu block print dan
tenun tersebut, diharapkan dapat menciptakan bentuk visual yang baru dari motif-motif tenun ikat
Sumba Timur dengan karakteristik yang berbeda.
Generasi muda terutama desainer, seniman dan
pendidik memiliki peran yang besar untuk
mempertahankan eksistensi budaya tradisional
tersebut salah satunya dengan melakukan
pembaharuan terhadap unsur-unsur tradisional
tanpa menghilangkan nilai budaya yang ada.
penulis melakukan eksplorasi dan survey untuk
membuat suatu motif baru yang tetap mengacu pada
nilai-nilai primitf tenun Sumba, yaitu dengan teknik cukil kayu. Karakterisik motif Sumba ada
miripnya dengan karakter teknik cukil kayu yaitu
adanya imperfeksi dalam bentukbentuknya.
Pembuatan motif baru tersebut tidak
meninggalkan unsur-unsur primitif dari tenun
Sumba itu sendiri, hanya saja dibuat lebih
modern dengan dilakukannya pengkomposisian
dan penambahan unsur-unsur yang tidak
primitive, dikarenakan adanya modernisasi dan
perkembangan dunia yang semakin serba
kontemporer. Produk yang dibuat yaitu pakaian
wanita siap pakai, telah melalui proses eksplorasi dan proses produksi. Proses eksplorasi dalam hal
bahan kain, pewarna, motif, dan kemudian
dilakukanlah proses produksi. Secara garis besar
proses eksplorasi sampai dengan proses produksi
pembuatan pakaian berjalan lancar dan sesuai
harapan. Hanya saja beberapa kendala masih
ditemukan pada eksperimen tinta yang cocok untuk
bahan-bahan ditentukan, dan pada proses produksi
ditemukan kendala dalam hal kerapihan. Namun
semua kendala cukup berhasil diatasi. Pembuatan
motif-motif baru dengan inspirasi motif-motif tradisional dengan menggunakan teknik-teknik
baru yang unik ada baiknya apabila terus
dilakukan. Karena adanya kejenuhan pada motif-
motif tradisional yang terlalu literal yang
ditemukan pada masyarakat modern sekarang ini,
sebagai orang kreatif memiliki peran yang besar
untuk melakukan perkembangan pada tradisi,
tentunya ke arah yang baik, dan tanpa
menghilangkan nilai-nilai tradisi, budaya, dan
primitf dari tradisi yang diangkat itu sendiri.
Penelitian lain mengenai adat istiadat dan
budaya dilakukan oleh Widiastuti (2013)
mengenai Ananlisis SWOT Keragaman Budaya
Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menelaah
keragaman Budaya Indonesia dengan menggunakan analisis SWOT. Metoda yang digunakan adalah
kajian pustaka dengan pendekatan
deskriptif,eksploratif. Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa: perbedaan yang timbul
dari keragaman budaya memliki potensi sebagai
kekuatan membangun bangsa, kelemahan timbul
akibat kekurang pahaman terhadap nilai-nilai
budaya menjadi pemicu konflik, merupakan peluang
jika semua pihak saling bekerja sama walaupun
berbeda budaya dalam menghadapi globalisasi,
merupakan suatu tantangan untuk merespon dan mengelola persaingan nilai lokal dan global
sehingga mampu mempertahankan budaya yang ada.
Penelitian yang dilakukan oleh Iriane (2013)
menganalisis dan merancang sebuah Aplikasi
Sistem Informasi berbasis Web sebagai media
promosi dan informasi kain tenun daerah pulau
Flores. Penelitian ini menghasilkan sebuah website
untuk memberikan layanan khusus dan informasi
kepada masyarakat baik lokal maupun
masyarakat asing yang ingin mendapatkan
informasi tentang kain tenun khususnya tenunan dari pulau Flores. Penelitian ini akan melengkapi
penelitian yang dilakukan oleh Iriane dengan
menambahkan motif tenunan yang dihasilkan oleh
kabupaten Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata,
Rote, Sabu, dan Adonara, menjelaskan proses
ritual adat untuk menghasilkan suatu motif dan
makna yang terkandung dari motif-motif tersebut.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
(Jogiyanto, 2005).
Menenun adalah proses pembuatan barang-
barang tenun (kain) dari persilangan dua set benang
dengan cara memasuk-masukkan benang pakan
secara melintang pada benang-benang lungsin
(benang lusi). Sebelum menenun dilakukan
penghanian, yakni pemasangan benang-benang
lungsin secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun
sesuai lebar kain yang diingini. Alat tenun dipakai
untuk memegang helai-helai benang lungsin sementara benang pakan dimasukkan secara
melintang di antara helai-helai benang lungsin.
Pola silang-menyilang antara benang lungsin dan
benang pakan disebut anyaman. Sebagian besar
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
402
produk tenun dibuat dengan menggunakan tiga
teknik anyaman: anyaman polos, anyaman satin,
dan anyaman keper. Kain polos didapat dari hasil
tenunan benang satu warna, ditenun memakai
benang berwarna-warni dengan desain yang artistik
dan dekoratif, hingga kain tapestry yang rumit.
Kerajinan tenun tradisional Indonesia antara lain
lurik, tenun ikat, songket dan geringsing.
Motif atau pola tenunan NTT merupakan
gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat
dan memiliki ikatan emosional yang cukup erat dengan masyarakat di tiap suku.
2.2 Perancangan
a. Use Case Diagram
Use case digunakan untuk membentuk
tingkah-laku benda dalam sebuah model serta
di realisasikan oleh sebuah collaboration.
Use case menggambarkan proses sistem
(kebutuhan sistem dari sudut pandang user). Use case diagram dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1. Use Case Diagram
b. Entity Relationship Diagram
ER-Diagram merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan antar entity
secara keseluruhan dari sistem. ER-Diagram
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Entity Relationship Diagram
c. Class Diagram
Diagram kelas merupakan tahap untuk
merancang keputusan-keputusan dan rincian-rincian implementasi. Berikut adalah
gambar diagram kelas dari sistem yang
dibangun.
Gambar 3. Class Diagram
2.3 Implementasi
Implementasi Sistem Informasi Motif Tenunan
Provinsi NTT ini menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan dihubungkan dengan relation database management system MySQL.
Untuk membangun interface yang sesuai dengan
database. Tampilan dari aplikasi yang telah
dibangun antara lain:
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
403
1. Tampilan menu home
Gambar 4 (a). Tampilan menu Home
Gambar 4 (b). Tampilan menu Home
2. Tampilan menu kabupaten
Gambar 5 (a). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (b). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (c). Tampilan menu Kabupaten
Gambar 5 (d). Tampilan menu Kabupaten
3. Tampilan menu upacara
Gambar 6. Tampilan menu Upacara
4. Tampilan menu Tata cara
Gambar 7. Tampilan menu Tata cara
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
404
5. Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (a). Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (b). Tampilan menu Motif Tenun
Gambar 8 (c). Tampilan menu Motif Tenun
6. Tampilan menu Galeri
Gambar 9. Tampilan menu Galeri
7. Tampilan menu Buku tamu
Gambar 10. Tampilan menu Buku Tamu
8. Tampilan menu Login
Gambar 11. Tampilan menu Login
2.4 Pengujian
Metode pengujian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah black box testing. Pengujian
black box berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Uji coba dengan black box pada
sistem ini bertujuan untuk menentukan fungsi cara
beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran
telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Langkah pengujian ini menggunakan dua kasus uji
yaitu apabila sistem berjalan sesuai dengan harapan
dan apabila terjadi kesalahan input.
Tabel 1. Hasil Pengujian
Fitur Langkah
Uji
Hasil
Harapan
Hasil
Tampilan Status
Login
Admin
Salah
memasuk
an
username
atau
password.
Tampilan
pesan
kesalahan
OK
Input
data
pada
setiap
form.
Ada
kolom
yang
belum di
isi.
Tampilan
pesan
kesalahan
OK
Harap isi !
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015
405
Klik
menu
tambah
data
motif
Ada
kolom
yang
belum
terisi
Tampil
pesan
kesalahan
dan sistem
mampu
memberit
ahukan
kesalahan
admin
OK
Klik
Menu
tambah
file
gambar
Ada
Kolom
yang
belum
terisi
Tampil
pesan
kesalahan
OK
Hapus
Data
Ingin
menghapu
s data
didalam
database
Tampilan
konfirmas
i
OK
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan implementasi
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Sistem Informasi Motif
Tenunan NTT ini membantu masyarakat untuk lebih
mengenal dan memahami keanekaragaman dan
makna dari setiap motif tenunan NTT sehingga pada
penggunaannya dapat dibedakan untuk masing-
masing acara.
PUSTAKA
Burch, J.G, 1992, System, Analysis, Design and
Implementation, Byod & Fraser Publishing
Company
Iriane G, R, 2013, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Sebagai
Media Promosi dan Informasi Kain Tenun
Daerah Flores, Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Aplikasinya
(SNMA) 2013
Iman M., Soenhadji, Priyo P., Ida A., Faisal R.,
2012, Metoda Penumbuhan Kreativitas
Berbasis Web: Studi Pengembangan
Produk Kerajinan Tenun Ikat Dalam
Upaya Melestarikan dan Meningkatkan
Nilai Tambah, Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen
(KOMMIT 2012), Vol. 7 September 2012
Universitas Gunadarma, ISSN: 2302-3740
Isabela, D,M., Biranul, A, Z., Tenun Ikat Sumba
Sebagai Inspirasi Motif Dengan Teknik
Block Print, Jurnal Tingkat Sarjana bidang
Senirupa dan Desain No. 1, pp. 1-6, ITB
Jogiyanto, 2005, Metodologi Sistem Informasi:
Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian
di Bidang Sistem Teknologi Informasi,
Andi: Jogjakarta
Kadir, A., 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset: Yogyakarta
Mamulak, N,M,R., 2014, Rancang Bangun Sistem
Informasi Potensi Pangan Lokal
diProvinsi Nusa Tengga Timur (NTT),
Prosiding Konferensi Nasional Sistem
Informasi (KNSI) 2014, ISSN: 2355-1941,
pp. 674-678
Ni Made Sukma Yustina, Sistem Informasi Kain
Tenun Ikat Endek Berbasis Web, Tugas
Akhir, Manajemen Informatika,
UNDIKSHA, Publisher:IDL-INFO-201103
Usada, R, A., 2011, Rancang Bangun Sistem
Informasi Penjualan Furniture pada CV.
Jepara Original Berbasis Web, Skripsi, STMIK AMIKOM, Yogyakarta
Riyanto, Prilnali, Indelarko H., 2009,
Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi
Geografis, Yogyakarta, Gava Media
Senn, James A, 1989, Analysis and Design of
Information Systems, McGraw-Hill
Publishing Company
Widiastuti, 2013, Analisis SWOT Keragaman
Budaya Indonesia, Jurnal Ilmiah WIDYA,
Vol. 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013, ISSN:
2338-3321, pp. 8-14, Universitas Darma Persada
Yourdon, Edward, 1989, Modern Structure Analysis,
Prentice-Hall. Inc