rangkuman mk pdm,perk,cpm
DESCRIPTION
hfufuTRANSCRIPT
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
1/21
1. TEKNIK PENJADWALAN
DEFINISI:
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja
sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek
dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan
kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling
adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masingmasing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasanketerbatasan yang ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti per-kem-bangan proyek
dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk
mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan
durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
Perkembangan Penjadwalan Proyek
Jadwal pelaksanaan manajemen proyek adalah jadwal yang mencakup seluruh item
pekerjaan atau paket pekerjaan yang ada dalam proyek tersebut sehingga dapat
memberikan gambaran rencana kegiatan pada tahap persiapan sampai tahap
penyelesaian.
Umumnya untuk menyajikan laporan yang mudah dipelajari, digunakan sistem
laporan gabungan antara diagram batang (Bar Chart) dan kurva-S. Sistem ini
dirasakan lebih bermanfaat mengingat dengan diagram batang dapat terlihat dengan
mudah rangkaian kegiatan secara keseluruhan, sedangkan melalui kurva-S akan
diperoleh gambaran kemajuan manajemen proyek secara keseluruhan.
Diagram batang diperkenalkan untuk mengidentifikasikan unsur waktu dan
urutan dalam merencanakan suatu kegiatan. Metode diagram batang diperbaiki
lagi dengan Network Analisys yaitu metode yang menyajikan secara jelas hubungan
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
2/21
ketergantungan antara bagian kegiata..l.n dengan kegiatan lainnya yang
digambarkan dalam diagram network.
Oleh sebab itu dalam perkembangan selanjutnya, diagram jaringan dikembangkan
menjadi Metode Diagram JaringPresedence Diagram Method untuk
mengantisipasi
hal-hal yang tidak digambarkan dengan baik oleh diagram jaring Arrow. Beberapa
hal
yang diantisipasi :
Bentuk keterkaitan
Kegiatan berulang
Prioritas
Kegiatan Dummy
Waktu tunggu atau mendahului sebelum durasi kegiatan.
Kegiatan tumpang tindih.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
3/21
2. PRESEDENCE DIAGRAM METHOD
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W
Fondahldari Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an.
PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat,
sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-
kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy pada PDM
tidak diperlukan.
Beberapa Definisi :
Metode Diagram Preseden (PDM), yang kegiatannya digambarkan dalam bentuk
node, yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya sebagai
petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dummy tidak
diperlukan pada diagram PDM.
PDM (Precedence Diagram Methode)disebut juga metode preseden diagram yang
menggambarkan jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity on Node)di
mana kegiatan ditulis di dalam kotak alan lingkaran. Anak panah dipakai
hanya untnk menjelaskan hubungan ketergantungan di antara kegiatan-kegiatan
Precedence Diagram Method adalah
metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On Node).
Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk segi
empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan antarakegiatankegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang merupakan
tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM tidak
diperlukan (Soeharto, 1995). PDM pada dasarnya menitikberatkan pada persoalan
keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan
pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumbersumber daya
untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai
akibat penambahan sumbersumber daya tersebut. Dalam PDM, jumlah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tahapan dari proyek konstuksi dianggap
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
4/21
diketahui dengan pasti. Selain itu juga hubungan antara jumlah sumber-sumber
daya yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
juga dianggap diketahui. Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM
juga terdapat bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (criticalpath analysis). Jalur kritis
adalah rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish
time. Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah aktivitas yang tidak memiliki float time.
Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis, percepatan atau
perlambatan, akan mengakibatkan perubahan durasi proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar
aktivitas dan durasi setiap aktivitas. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja,
maka dilakukan penjadwalan ulang yang meliputi proses alokasi dan perataan
sumber daya, dan metode yang digunakan adalah Resource Scheduling Method.
Terdapat dua cara analisis dalam Resource Scheduling Method untuk menentukan
aktivitas mana yang akan diprioritaskan untuk dijadwalkan bila terjadi konflik sumber
daya, yaitu:
- Analisis float time
Aktivitas yang memiliki float time paling
kecil akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
- Analisis nilai Pertambahan Durasi
Proyek (PDP)
Dengan cara ini selalu dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis.
Misalnya aktivitas A dan B. Bila A dijadwalkan lebih dulu daripada B, maka besarnya
PDP akibat hal itu adalah:
PDPAB =EFALSB
Prioritas diberikan kepada pasangan aktivitas yang memiliki nilai PDP minimum.
Agar diperoleh nilai PDP minimum, maka harus dipilih aktivitas A dengan nilai EF
terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS yang terbesar. Masalah akan timbul bila
terdapat lebih dari satu alternatif yang memiliki nilai minimum float time atau PDP
yang sama. Pada project management software yang biasa digunakan, seperti
MicrosoftProject 2007, bila ditemui kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh
kepada aktivitas dengan kode aktivitas yang terkecil. Hal ini tentu saja tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena nilai kode aktivitas tidak mempersentasekan fungsi
apapun dan sepenuhnya tergantung pada keinginan operator/perencana.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
5/21
Tahapan Penjadwalan Aktivitas Proyek
dengan PDM
Pada proses penjadwalan PDM, apabila terjadi kondisi keterbatasan sumber daya
akan dilakukan penjadwalan ulang yang meliputi proses alokasi sumber daya
dengan metode Resource SchedulingMethod.
Terdapat tiga aturan dalam proses alokasi sumber daya ini yaitu (Siswojo, 1981) :
- Pengalokasian sumber-sumber menurut waktunya, yaitu dimulai pada hari pertama
dan semua pekerjaan yang mungkin dijadwalkan, ini kemudian dilakukan pula untuk
seterusnya.
- Bila beberapa pekerjaan berkompetisi untuk sumber-sumber yang sama maka
prioritas diberikan pada pekerjaan yang mempunyai slack paling sedikit.
- Bila mungkin, pekerjaan yang tidak kritis dijadwalkan kembali, agar dapat
membebaskan sumber-sumber untuk keperluan penjadwalan pekerjaan yang kritis
(nonslack jobs).
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dilakukan perhitungan kedepan
(forward analysis) untuk mendapatkan nilai earliest start
dan perhitungan kebelakang (backward analysis) untuk mendapatkan earliest finish.
Besarnya nilai dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
ESj= ESi + SSij atau SSj = EFi + FSij
EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
6/21
Gambar 3 Hubungan antara kegiatan I dan J
Catatan :
Jika ada lebih besar dari satu anak panah yang masuk dalam satu kegiatan
maka diambil nilai yang terbesar.
Jika tidak diketahui FSij atau SSij dan kegiatan nonsplitable maka ESj
dihitung dengan cara sebagai berikut : ESj = EF
Dj
Perhitungan backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS) dan latest finish
(LF) sebagai kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis
dalam I. Besarnya nilai LS dan LF dihitung sebagai berikut :
LFi = LFj LFij atau LFi = LSj FSij
LSi = LSi Ssij atau LSj = LFj SFij atau LFi Di
Catatan :
Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan maka yang
diambil adalah nilai terkecil.
Jika tidak diketahui FFij atau FSij dan kegiatan nonsplitable maka FFj
dihitung dengan cara sebagai berikut : LFj = LSi + Di
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
7/21
Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan :
1. ES = LS
2. EF = LF
3. LF ES = durasi kegiatan
4. Diketahui hubungan ketergantungan kegiatan seperti dalam tabel
PECEDENCE DIAGRAM METHOD :
Contoh Menghitung dan
Menyusun Jaringan PDM
lustrasi di bawah ini memberikan petunjuk )agaimana mempergunakan rumus-rumus di tas,guna menyusun jaringan PDM dari suatu
informasi tertentu yang telah diketahu
.
isalnya, sebagai berikut:
Proyek terdiri dari enam kegiatan A,B,C,D,E, dan F dengan nomor urut 1,2,3,4,5, dan 6.
Kurun waktu kegiatan tercantum pada Tabel 13-16.
Telah diketahui pula konstrain antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
sama ..................................... ES = LS
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
8/21
. Waktu selesai paling awal dan akhir harus
sama ...................................... EF = LF M
Kurun waktu kegiatan adalah samadengan perbedaan waktu selesai paling
akhir dengan waktu mulai paling awal
................................................ LF-ES=D
. Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat
kritis, maka kegiatan tersebut secara utuh
dianggap kritis.
Diminta menyusun jaringan PDM, meentukan jalur kritis dan kurun waktu
penyelesaian proyek.
Untuk menjawab soal di atas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat denah node sesuai de ngan jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan terdapat
enam node, dengan kurun waktu yang bersangkutan.
Tabel 13-16 Data proyek terdiri dari enam kegiatan yang diminta untuk disusun dalam bentuk
Gambar 13-28 DEnah node proyek sesuai table 13-16
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
9/21
Menentukan kendala sesuai Tabel 13-16.
2. Menghubungkan node-node tersebut dengan anak panah sesuai dengan
ketergantungan
dan konstrain.
3. Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang
diperlukan.
4. Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur kritis,
float,
clan waktu penyelesaian proyek.
Perincian langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:
1. Membuat denah node sesuai jumlah kegiatan seperti diperlihatkan pada Gambar
13-28.
2. Menentukan urutan kegiatan, konstrain, dan melengkapinya dengan atribut seperti
diperlihatkan pada Gambar 13-29.
Langkah berikutnya menghitung ES, LS, EF, dan LF sebagai berikut:
Hitungan Maju
Kegiatan A
Dianggap mulai awal = 0 ES(1) = 0
EF(1) = ES(1) + D(A) = 0 + 5 = 5
Kegiatan B
ES(2) = ES(1) + SS(1-2) = 0 + 3 = 3 EF(2) = ES(2) + D(B) = 3 + 6 = 9
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
10/21
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadznal
Kegiatan C
ES(3) = pilih EF(2) + FF(2-3) - D(C)
Hitungan Mundur
Dimulai dari kegiatan terakhir F
angka =9+2-6=5 LF(6) adalah sama dengan EF(6) = 24
ter a(tkithikir proyek)
besar EF(1) + FS (1-3) _
dari 5+2=7 . Kegiatan E
LF(5) = LS(6) - SS(5-6) + D(E)
EF(3) = ES(3) + D(C) = 7 + 6 = 13 =76-5+6=17
Kegiatan D
ES(4) = ES(2) + SF(2-1) - D(D) Kegiatan D
= 3+11-7=7 LF(4) = LS(5) - SS(4-5) +D(D)
EF(4) = ES(4) + D(D) = 7 + 7 = 14 = 11 - 4 + 7 = 14
Ls(4) = LF(4) - D(D) = 14 - 7 = 7
Kegiatan E
. Kegiatan CES(5) _ pilih ES(4) + SS(4-5)
angka =7+4=11 LF(3) = LF(5) - SF(3-5) + D(C)
= 17-9+6=14
terbesar EF(2) + FS(2-5) LS(3) = LF(3) - D(C) = 14 - 6 = 8
dari =9+1=10
ES(3) + SF(3-5) - D(E) Kegiatan B
= 7 + 9 - 6 = 10 LF(2) = LF(3) - FF(2-3) = 14 - 2 = 12
EF(5) = ES(5) + D(E) = 11 + 6 = 17 LF(2) = LS(5) - FS(2-5) = 11 - 1 = 10
LF(2) = LF(4) - sF(2--4) + D(B)
Kegiatan F = 14 - 11 + 6 = 9
ES(6) = ES(5) + SS(5-6) = 11 + 5 = 16 Dipakai angka terkecil yaitu LF(2) = 9
EF(6) = ES(6) + D(F) = 16 + 8 = 24 LS(2) = LF(2) - D(B) = 9 - 6 = 3
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
11/21
3. Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM)
Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaring yang mempunyai waktu
terpanjang (durasi proyek), atau lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang tidak
mempunyai float (waktu jeda).
Float
Total Float (TF)
Total Float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi
waktu/durasi, dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan.
TF = LET jd ijEET i
TF adalah sejumlah waktu dimana suatu aktivitas non kritis boleh terlambat tanpa
mempengaruhi waktu selesainya proyek.
Free Float (FF)
Float bebas dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal (j),
dikurangi waktu/durasi, dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan (i).
FF = EET jd ijEET i
FF adalah sejumlah waktu dimana suatu aktivitas non kritis boleh terlambat tanpa
mempengaruhi aktivitas yang berikutnya.
Lintasan Kritis
Untuk menentukan lintasan kritis dari jaringan kerja dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara:
Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang mempunyai
jumlah durasi terbesar.
Dengan menghitung nilai float berdasarkan rumus TF dan FF diatas. Nilai TF = 0
merupakan indikasi bahwa kegiatan tersebut kritis.
4.1.1 Menentukan Waktu Penyelesaian
Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa
terminologi dasar berikut:
a) E (earl iest event occurence time )Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
b) L (L atest event occurence time)Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
12/21
c) ES (earl iest activity start time)Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam,
maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
d) EF (earl iest activity fi nish time)
Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.
EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya
e) LS (latest activi ty star t time)Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.
f) LF (latest activity fi nish time)Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
g) t (activity duration time)Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).
Cara perhitungan
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek
hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat
terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminalevent adalah LS = ES.
Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua
tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward
computation).
1. Hitungan MajuDimulai dari Start (initial event)menuju Finish (terminal event) untuk menghitung
waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan(EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan
(ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E)
2. Hitungan MundurDimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat
terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS)
dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack
atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
13/21
jaringan kerja. Dimana, terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack.
Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur maka lingkaran atau event dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
a
b c
a
b c
kegiatan
Waktu
Keterangan:
a = ruang untuk nomor event
b = ruang untuk menunjukkan waktu paling cepat terjadinya event(E) dan kegiatan (ES)
yang merupakan hasil perhitungan maju
c = ruang untuk menunjukkan waktu paling lambat terjadinya event (L) dan kegiatan
yang merupakan hasil perhitungan mundur
Untuk lebih jelasnya dalam melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundurdalam sebuah jaringan kerja diberikan ilustrasi sebagai berikut.
Ilustrasi 1
1 2
3
4
5 6(2)
(3) (4)
(5) (6)
(3)
AB
C
D
E
F
Hitunglah Jumlah waktu penyelesaian proyek dan Total Slack-nya!
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
14/21
Jawaban
A. Perhitungan Maju
Aturan Pertama
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (predecessor)telah selesai.
E(1) = 0
Aturan Kedua
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
Maka : EF(1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2
EF(2-3) = ES(2-3) + D = 2 + 5 = 7
EF(2-4) = ES(2-4) + D = 2 + 3 = 5
EF(3-5) = ES(3-5) + D = 7 + 6 = 13
EF(4-5) = ES(4-5) + D = 5 + 4 = 9
Aturan Ketiga
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang
menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan
waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Misalnya:
a
b
c
d
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
15/21
Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c)
Maka: EF(5-6) = EF(4-5) + D = 13 + 3 = 16
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Majuuntuk Mendapatkan EF
Kegiata
n Kurun Waktu (Hari)
T
PALING AWAL
i j
Mulai
(ES)
Selesai
(EF)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 2 0 2
2 3 5 2 7
2 4 3 2 5
3 5 6 7 13
4 5 4 5 9
5 6 3 13 16
Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah
selama 16 minggu
B. Perhitungan Mundur
Aturan Keempat
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir
dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j)t
Maka LS(5-6) = EF(5-6)D = 16 3 = 13
LS(4-5) = EF(4-5)
D = 13
4 = 9
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
16/21
LS(3-5) = EF(3-5)D = 13 6 = 7
LS(2-4) = EF(2-4)D = 9 3 = 6
LS(2-3) = EF(2-3)D = 7 5 = 2
Aturan Kelima
Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir
(LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya
yang terkecil.
a
b
c
d
Jika LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b)
Sehingga: LF(1-2) = LS(2-3) = 2 dan LS(1-2) = EF(1-2)D = 22 = 0
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Munduruntuk mendapatkan LF
KEGIATAN KURUN
WAKTU
(t)
PALING AWAL PALING AKHIR
i JMULAI
(ES)
SELESAI
(EF)
MULAI
(LS)
SELESAI
(LF)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 2 2 0 2 0 2
2 3 5 2 7 2 7
2 4 3 2 5 6 9
3 5 6 7 13 7 13
4 5 4 5 9 9 13
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
17/21
5 6 3 13 16 13 16
C. Perhitungan Slack atau Float
Aturan Keenam
Slack Time atau Total Slack (TS) = LS ES atau LFEF
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Slack
KEGIATAN KURUN
WAKTU
(t)
AWAL AKHIR TOTAL
SLACK
(TS)i j (ES) (EF) (LS) (LF)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 2 2 0 2 0 2 0
2 3 5 2 7 2 7 0
2 4 3 2 5 6 9 4
3 5 6 7 13 7 13 0
4 5 4 5 9 9 13 4
5 6 3 13 16 13 16 0
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
18/21
4. Program Evaluation & Review Technique (PERT)
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan,
mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek.
PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review Technique adalah suatu
metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk
mengatur program misil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan
yang dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan
ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik tersebut
dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu
pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan
pekerjaan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga
sebagai pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga
sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities.
Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis
atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan
dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih
aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel
agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan
durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan
urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau
secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan
dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
19/21
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam menentukan waktu
dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan
tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan
menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur
terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan
yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu
penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
ES Early Start
EF Early Finish
LS Latest Start
LF Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu
jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek. Sesuai dengan
berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT
dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan
untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar
PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi. Ciri-ciri jalur kritis adalah:
Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan
mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
Terdapat beberapa karakteristik proyek, adalah sebagai berikut:
Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
berakhirnya.
Dibatasi oleh biaya.
Dibatasi oleh kualitas.
Biasanya tidak berulang-ulang.
Manfaat PERT adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
20/21
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk
kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
-
5/27/2018 Rangkuman Mk Pdm,Perk,Cpm
21/21
5. PROGRAM EVALUATION DAN REVIEM TECHNIQUE ( PERT )
6. REPETITIVE SCHEDULE METHOD