rangkuman perkindo kel.6

5
Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah semua upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Fungsi Kebijakan Moneter Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan kebijakan uang ketat dan kebijakan uang longgar. 1. Tight Money Policy, yaotu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara : a. Menaikan suku bunga b. Menjual surat berharga c. Menaikan cadangan kas d. Membatasi pemberian kredit 2. Easy Money Policy, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar dengan cara : a. Menurunkan tungkat suku bunga b. Membeli surat-surat berharga c. Menurunkan cadangan Kas d. Memberikan kredit longgar. Tujuan Kebijakan Moneter Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan:

Upload: mirza-masitha

Post on 21-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perekonomian Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Perkindo Kel.6

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah semua upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi

perkembangan moneter (uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai

tujuan ekonomi tertentu.

     Fungsi Kebijakan Moneter

Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan

kebijakan uang ketat dan kebijakan uang longgar.

1.      Tight Money Policy, yaotu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang

beredar dengan cara :

a. Menaikan suku bunga

b. Menjual surat berharga

c. Menaikan cadangan kas

d. Membatasi pemberian kredit

2.      Easy Money Policy, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk menambah

jumlah uang yang beredar dengan cara :

a. Menurunkan tungkat suku bunga

b. Membeli surat-surat berharga

c. Menurunkan cadangan Kas

d. Memberikan kredit longgar.

Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur

dengan:1. Kesempatan kerja

2. Kestabilan harga

3. Neraca Pembayaran Internasional

Page 2: Rangkuman Perkindo Kel.6

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan moneter dapat mencapai

keberhasilan dalam pelaksanaannya. Prasyarat tersebut meliputi:1. Indepensi Bank Sentral.

2. Fokus terhadap sasaran.

3. Capacity to forecast inflation.

4. Pengawasan instrumen

5. Pelaksanaan secara konsisten dan transparan.

Kerangka Operasi kebijakan Moneter

Kerangka operasi kebijakan moneter terdiri dari: instrumen-instrumen moneter, sasaran

operasional dan sasaran antara serta sasaran akhir

1. Instrumen-Instrumen MoneterInstrumen pengendalian moneter merupakan alat-alat atau media operasi moneter yang dapat digunakan oleh bank sentral dalam mempengaruhi sasaran operasional dan sasaran akhir yang telah ditetapkan (Warjiyo, 2005:14) dan (Ascarya, 2002:51). Instrumen-instrumen kebijakan moneter terdiri dari:a) Operasi Pasar Terbuka (OPT)b) Tingkat Bunga Diskontoc) Giro Wajib Minimumd) Himbauan Moral (moral suation).

2. Sasaran Operasional (Operational Target)

Penetapan sasaran operasional tergantung pada jalur mana yang diyakini efektif

dalam transmisi kebijakan moneter. Kriteria sasaran operasional antara lain:

a.       Dipilih dari variabel moneter yang memiliki hubungan yang stabil dengan

sasaran.

b.      Dapat dikendalikan oleh bank sentral.c.       Tersedia lebih segera dibanding sasaran antara, akurat dan tidak sering direvisi

3. Sasaran Antara (Intermediate Target)

Sasaran antara merupakan indikator untuk menilai kinerja keberhasilan

kebijakan moneter, sasaran ini dipilih dari variabe-variabel yang memiliki keterkaitan

stabil dengan inflasi, cakupannya luas, dapat dikendalikan oleh bank sentral, tersedia

relatif cepat, akurat dan tidak sering direvisi, antara lain agregat moneter (M1dan

M2), kredit perbankan dan nilai tukar (Bofinger, 2001:125).

Page 3: Rangkuman Perkindo Kel.6

4.      Sasaran Akhir (Final Target)

Tujuan atau sasaran akhir kebijakan moneter tergantung pada tujuan yang

dimandatkan oleh undang-undang bank sentral suatu negara. Misalnya Pasal 7 ayat

(1) UU Nomor 3 Tahun 2004 tentang BI secara eksplisit mencantumkan bahwa tujuan

akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

(stabilitas moneter).

KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN

Perkembangan moneter dan perbankan di Indonesia sejak orde baru pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 periode, yaitu:

1. Periode stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi

Pada periode ini pula pemerintah, sebagai bagian dari penataan kembali ekonomi, dilakukan

pula penataan sistem perbankan dengan mengeluarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1967

tentang Pokok-pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 Tahun 1968 tentang Bank

Indonesia.

2. Periode saat ekonomi ditunjang sektor minyak

Kebijakan moneter yang ditempuh pada periode boom minyak ini antara lain:a) Menetapkan pagu kredit (credit ceiling) dan aktiva lainnya.b) Menaikkan bunga kredit.c) Menaikkan bunga deposito.d) Menaikkan ketentuan cadangan likuiditas wajib

3. Periode deregulasi perbankan

Kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah pada saat itu antara lain:a) Penyesuaian nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada bulan Maret 1983 dari Rp 700 menjadi Rp 970.b) Penjadwalan ulang proyek-proyek yang menggunakan devisa dalam jumlah besar.

Page 4: Rangkuman Perkindo Kel.6

c) Melakukan deregulasi sektor moneter dan perbankan dengan berbagai jenis paket

kebijakan.

KONDISI PERBANKAN ERA KRISIS MONETER

Tahun 1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan

pembangunan ekonomi Indonesia

Sejak itu, kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang

berkepanjangan di berbagai bidang. Proses penyebaran krisis berkembang cepat mengingat

tingginya keterbukaan perekonomian Indonesia dan ketergantungan pada sektor luar negeri

yang cukup besar.

Dengan semakin parahnya krisis yang terjadi, kegiatan intermediasi di sektor keuangan, terutama perbankan, terganggu sehingga aliran dana untuk membiayai kegiatan investasi dan produksi mengalami berbagai hambatan.

Sebagai langkah awal dalam rangka penyehatan di bidang perbankan, pada tanggal 1

November 1997, setelah dilakukan penelitian dan pemeriksaan yang cermat oleh Bank

Indonesia pemerintah kemudian mencabut izin usaha 16 bank yang dinyatakan insolvent.

PROGRAM REKAPITALISASI PERBANKAN

Program rekapitulasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi

perbankan yang terpuruk sebagai dampak dari krisis moneter yang berkepanjangan sehingga menjadi

krisis ekonomi.

Tahapan-tahapan dalam rangka pelaksanaan program rekapitulasi meliputi:

1. pemeriksaan kondisi keuangan bank (due diligence)

2. pengelompokan bank atas dasar kondisi permodalannya, penilaian terhadap rencana kerja

(business plan) bank

3. penilaian fit and proper test pemegang saham pengendali dan pengurus bank

4. serta penyetoran modal dan pengikatan perjanjian bagi bank-bank yang memenuhi persyaratan.