rangkuman praktikum fitokimia
DESCRIPTION
PhytochemistryTRANSCRIPT
-
Rangkuman Praktikum Fitokimia
Skrining Alkaloid Preparasi Sampel Reaksi pengendapan Kromatografi Lapis Tipis
1. Ekstrak 0,3 gram + 2 ml etanol 96%, diaduk larut + 5 ml HCl 2N, dipanaskan di atas penangas air 2-3 menit, sambil diaduk.
2. Setelah dingin + 0,3 gram NaCl, diaduk rata disaring.
3. Filtrat + 5 ml HCl 2N
1. IA + Meyer, 2. IB + Wagner, 3. kekeruhan / endapan
(+) alkaloid.
1. IC + NH4OH pekat basa, diekstraksi 5 ml kloroform bebas air 2. Ambil fase kloroform (bagian bawah)
Fase diam : Kiesel gel GF 254 Fase gerak : Etil asetat metanol air (100 : 16,5 : 13,5 ) atau kloroform- etil asetat (1 : 1) Penampak noda : Dragendorf
3. warna jingga (+) alkaloid dalam ekstrak.
Skrining Glikosida Saponin, Terpenoid, dan Steroid Uji Buih 1. Ekstrak 0,3 gram + air suling 10 ml, dikocok kuat 30 detik 2. Tes buih positif saponin buih stabil >30 menit, tinggi 3 cm diatas permukaan cairan.
Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi Sapogenin Steroid/Triterpenoid 1. Ekstrak 0,5 gram + 5 ml HCl 2 N, didihkan dan tutup corong berisi kapas basah 50 menit (menghidrolisis saponin) 2. Setelah dingin, netralkan/basakan Ammonia, ekstraksi 5 ml n-hexana dua kali, uapkan sampai tinggal 0,5 ml, totolkan pada plat KLT Fase diam : Kiesel gel GF 254
Fase gerak : n-hexana-etil asetat (4;1) Penampak Noda : Anisaldehid H2SO4 3. sapogenin warna merah-ungu / kuning
Reaksi Warna 0,3 gram ekstrak dilarutkan 15 ml etanol, dibagi tiga bagian masing - masing 5 ml, IIA, IIB, dan IIC
Uji Lieberman-Burchard 1. IIB 5ml + 3 tetes asam asetat anhidrat + 1 tetes H2SO4 p Kocok perlahan dan amati terjadinya perubahan warna 2. warna hijau-biru (+) saponin triterpenoid warna kuning muda (+) saponin/sapogenin jenuh.
Identifikasi Terpenoid/Steroid Bebas 1. Ekstrak + beberapa tetes n-hexana, aduk larut totolkan pada fase diam. 2. Uji KLT menggunakan Fase diam : Kiesel gel GF 254
Fase gerak : n-hexana-etil asetat (4;1) Penampak Noda : Anisaldehid H2SO4 3. Terpenoid/Steroid warna merah-ungu / ungu
Uji Salkowski 1. IIC 5 ml + 1-2 ml H2SO4 p melalui dinding 2. steroid tak jenuh cincin merah
-
Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid Preparasi Sampel Reaksi Warna Kromatografi Lapis Tipis
1. Kocok 0.3 gram ekstrak + 3 ml n-heksana berkali-kali ekstrak n-heksana tidak berwarna (dilakukan 7 kali)
2. Larutkan residu + 12 mL etanol dan dibagi empat bagian, masing-masing IIIA, IIIB, IIIC, dan IIID.
Uji Bate-Smith dan Metcalf 1. IIIB + 0.5 ml HCl p panaskan di penangas air 2. warna merah terang/ungu
(+) leukoantosianin
1. Totolkan IIID pada fase diam. Fase diam : Selulosa (atau Kiesel Gel GF 254) Fase gerak : Kloroform : Aseton : Asam Formiat (6:6:1) Penampak noda : Uap ammonia / sitrat borat
2. Flavonoid noda kuning intensif. 3. Noda kuning uap ammonia hilang perlahan
ketika ammonianya menguap, sedangkan noda kuning sitrat-borat bersifat permanen.
*Fase gerak BAW (Butanol, Acetic Acid, Water) 4:1:5 akan terjadi dua lapisan. Lapisan atas diambil dan digunakan fase gerak untuk mengeluasi
Uji Wilstater 1. IIIC + 0.5 ml HCl p dan 4 potong magnesium. 2. Amati perubahan warna yang terjadi,
encerkan dgn air suling + 1 ml butanol. 3. Amati perubahan warna yang terjadi di setiap
lapisan. Perubahan warna merah jingga (+) flavon, merah pucat (+) flavonol, dan merah tua menunjukkan flavanon.
Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin Preparasi Sampel Reaksi Warna Kromatografi Lapis Tipis
1. 0,3 gram ekstrak + 10 ml akuades panas, aduk dan biarkan pd suhu kamar + 3-4 tetes NaCl 10%, aduk lalu saring.
2. Filtrat dibagi 3 bagian masing-masing 4mL
Uji Gelatin 1. IVB + sedikit gelatin dan 5 ml NaCl 10% 2. endapan putih (+) tannin. Uji FeCl3 1. IVC + beberapa tetes FeCl3, 2. hijau kehitaman (+) tannin.
FeCl3 Gelatin
+ + Tannin
+ - Polifenol
- - bkn ke2nya
IV C digunakan untuk pemeriksaan KLT. Fase Diam : Kiesel Gel GF 254 Fase Grak : Kloroform : Etil Asetat : Asam Formiat (0,5 : 9 : 0,5) Penampak : FeCl3 warna hitam (+) polifenol
-
Identifikasi Senyawa Golongan Antrakinon Reaksi Warna Kromatografi Lapis Tipis
Uji Borntrager 1. Ekstrak 0,3 gram diekstraksi 8 ml aquades, saring, filtrat diekstraksi 4
ml benzena . 2. Ekstraksi dilakukan dua kali. fase benzena dikumpulkan dan dibagi
dua bagian, VA dan VB. 3. VA blanko. VB + amonia dan dikocok. 4. Warna merah (+) senyawa antrakinon.
1. Sampel ditotolkan pada fase diam. Uji kromatografi lapis tipis ini menggunakan: Fase Diam : Kiesel gel GF 254 Fase Gerak : Toluena - etil asetat - asam asetat glasial
(75 : 24 : 1) ~ 7,5 ml : 2,4 ml : 2 tetes Penampak noda : 10% KOH metanol
2. noda kuning, kuning coklat, merah ungu, / hijau ungu (+) antrakinon.
Uji Modifikasi Borntrager 1. Ekstrak 0,3 gram + 5 ml KOH 0,5 N dan 1 ml H2O2 encer. 2. Dipanaskan dan disaring, filtrat + asam asetat glasial bersifat asam,
diekstraksi 4 ml toluena. 3. Fase toluena diambil dan dibagi dua VIA dan VIB. 4. VIA blanko, VIB + amonia. Warna merah / merahmuda pada lapisan
alkalis (+) antrakinon.
Uji KLT Dengan Berbagai Eluen 1. Larutkan sedikit kolesterol ke kloroform 2. Totolkan pada 4 pelat KLT (Kiesel Gel GF254) 3. Siapkan 4 macam eluen (fase gerak) yaitu:
I. n-Heksana etil asetat (1:1) II. n-Heksana etil asetat (4:1) III. Kloroform metanol (4:1) IV. Kloroform etil asetat (4:1)
4. Eluasi 4 pelat KLT tersebut pada eluen yang dibuat 5. Semprot penampak noda anisaldehida asam sulfat 6. Panaskan 100oC noda berwarna merah ungu/ungu 7. Hitung harga Rf pada masing-masing pelat KLT
-
Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom 1. Optimasi eluen : uji KLT terhadap ekstrak mengganti-ganti eluen diperoleh pemisahan yang baik. Eluen tersebut digunakan untuk fraksinasi. 2. Siapkan silica gel 3. Siapkan eluen dari butir (1) 300 ml 4. Silika gel masukkan labu Erlenmeyer + eluen, dikocok 15 menit 5. Silika gel + eluen tersebut tuangkan ke kolom setinggi 10 cm dari atas 6. Tuangkan eluen ke kolom penuh, tutup aluminium foil, biarkan semalam 7. Timbang ekstrak 1% dari jumlah silika gel yang digunakan , ekstrak dicampur silika gel sama banyak, diaduk-aduk mei gelas pengaduk
homogen dan kering. belum kering + silika gel kering 8. Eluen dialirkan permukaannya 0.5 cm di atas permukaan silika gel 9. Ekstrak yang sudah dikeringkan silika gel ke kolom (di atas permukaan silika gel), + eluen - setinggi 3 cm. di atas ekstrak diberi silika gel
kering setinggi 2 cm. Eluen dialirkan/diteteskan sambil dituangi eluen baru eluen tidak berwarna. sudah tidak berwarna, kolom diisi eluen penuh, sementara penetesan tetap dilakukan
10. Kecepatan penetesan - 1 tetes/detik 11. Penampungan eluen tiap vial 5 ml 12. Dilakukan uji KLT pada vial tiap kelipatan 10 (vial no. 1, 10, 20, 30, 40, dst.). uji KLT menggunakan eluen yang digunakan pada kromatografi kolom 13. uji KLT menghasilkan noda sama, fraksi diantara kedua vial tersebut dicampur/digabung 14. uji KLT menghasilkan noda yang tidak sama, uji KLT dilakukan pada vial diantaranya ( no. 10 dan 20 nodanya berbeda, no. 15 diuji KLT) 15. Penetesan dihentikan vial terakhir sudah tidak memberikan noda pada uji KLT.