rangkuman seismik

Upload: rizky-magon

Post on 03-Jun-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 rangkuman seismik

    1/4

    Aliasing

    Adalah fenomena bergesernya frekuensi tinggi gelombang seismik menjadi lebih rendah yang

    diakibatkan pemilihan interval sampling yang terlalu besar (kasar).

    Gambar di bawah menunjukkan fenomena aliasing.

    Perhatikan jika sampling interval = 2 mili detik atau 4 mili detik spektrum amplitudo gelombang

    bersangkutan sekitar 80Hz. Akan tetapi jika sampling interval 16 mili detik maka frekuensi menjadi

    bergeser lebih rendah yaitu sekitar 20Hz.

    Efek aliasing terjadi karena frekuansi sinyal maksimum fmax lebih besar dari frekuensi sampel fs.

    untukmenghindari efek aliasing maka frekuensi sampel fs harus dua kali lebih besar daripadafrekuensi sinyal maksimum fmax. Apabila efek aliasing terjadi maka kita tidak dapat mengetahui

    frekuensi sinyal yang sebenarnya.

    Tau-P

    Hubungan dengan waktu (t) dan offset (x) dapat dijelaskan berdasarkan hubungan =t -px, p

    adalah ray parameter atau slownessatau phase velocitydimana p= sin ()/v, adalah sudut

    tembak sinar seismic untuk offset (x) dan waktu (t) tertentu.

    Gambar dibawah ini mengilustrasikan tiga buah sinar seismic (a, b, c) pada offset x1, x2, x3

    dengan sudut 1, 2, 2 dan medium dengan kecepatan v1. Masing -masing sinar akan

    memiliki ray parameter p1,p2,p3 dan 1 ,2 , 3.

    http://3.bp.blogspot.com/_XDhgYlcSKOs/RnZgd83zXfI/AAAAAAAAAHA/Dbyx1-NVzg4/s1600-h/aliasing.jpg
  • 8/12/2019 rangkuman seismik

    2/4

    Untuk konfigurasi diatas, kita akan mendapatkan sebuah rekaman seismic seperti yang

    diilustrasikan pada gambar (kiri) dibawah ini, demikian juga dengan hasil transformasinya

    gambar (kanan) [click untuk memperbesar]. Dengan kalkulasi:

    p1=sin(1)/v1 dan 1=t1-p1.x1 (trace a)

    p2=sin(2)/v1dan 2=t2-p2.x2 (trace b)

    p3=sin(3)/v1 dan3=t3-p3.x3 (trace c)

    Gambar di bawah ini menunjukkan contoh aplikasi transformasi -p untuk data real.

    Courtesy UCSD

    Impedansi Akustik (Acoustic Impedance)

    Impedansi akustik didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk melewatkan gelombang

    seismik yang melauinya.Secara fisis, Impedansi Akustik merupakan produk perkalian antara

    kecepatan gelombang kompresi dengan densitas batuan.

    Semakin keras suatu batuan maka Impedansi akustiknya semakin besar pula, sebagai contoh:

    batupasir yang sangat kompak memiliki Impedansi Akustik yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan batulempung.

  • 8/12/2019 rangkuman seismik

    3/4

    Impedansi akustik biasanya dilambangkan dengan (Z).

    Attenuation

    Atenuasi dilambangkan dengan Q, dimana 1/Q adalah fraksi dari energi gelombangyang hilang setiap cycle saat gelombang tersebut merambat. Sehingga Q rendahberarti lebih teratenuasi dan Q tinggi berarti sedikit teratenuasi.

    Umumnya, didalam aplikasi seismik eksplorasi, besaran Q diprediksi untukmemberikan kompensasi terhadap amplitudo gelombang seismik yang hilang dalamperambatannya.

    Didalam mendeterminasi besaran Q, terdapat beberapa macam metoda. Metodayang cukup sering digunakan di dalam industri migas adalah metoda rasio spektral,yakni Q merupakan slope (kemiringan) rasio natural logaritmik (ln) spektralgelombang dalam dengan gelombang dangkal.

    Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram di bawah ini:

    Akhir-akhir ini analisis Q mulai dilirik sebagai metoda yang cukup jitu didalamkarakterisasi reservoar. Hal ini dilakukan karena Q lebih sensitif terhadap kehadirangas maupun temperatur daripada sifat kecepatan gelombang seismik.

    Contoh dibawah adalah Analisis Q untuk kasus monitoring zona minyak dan gas

    serta monitoring injeksi karbon dioksida. Apakah anda melihat bahwa gelombanglebih teratenuasi (Q rendah) di sekitar antiklin sebagai perangkap gas?

  • 8/12/2019 rangkuman seismik

    4/4

    Courtesy: Clark R., University of Leeds, School of Earth& Environment