rasa cinta dalam memilih pemimpin

19
RASA CINTA DALAM MEMILIH PEMIMPIN ilustrasi-purdiechandra.net Bagi para petualang politik di Banten, tahun ini merupakan tahun yang ditunggu-tunggu, pada tahun inilah peruntungan mereka kembali ditentukan. Adanya perhelatan pilkada Banten periode 2011-2015 membuka harapan tidak hanya bagi para pasangan yang akan mencalonkan diri jadi kepala daerah Banten, melainkan juga sudah menjadi mimpi banyak orang yang berada disekelilingnya. Tentunya mereka akan berjuang tanpa mengenal lelah siang dan malam demi kemenangan pasangan yang dijagokannya, karena apa? Sejujurnya bukan hanya karena ingin melihat Provinsi Banten ini menjadi daerah yang maju saja, tetapi mereka yakin dan berharap banyak hidupnya akan berubah total, minimal menjadi lebih baik, karena hanya dengan kemenangan itulah mereka dapat menagih janji sebagai bentuk balas jasa atas dukungan yang telah mereka berikan selama ini. Untuk itu menjadi tidak heran kalau tahun ini kembali kita akan dibingungkan oleh bermunculanya sosok para calon kepala daerah yang hampir serupa tapi tak sama. Penampilan mereka akan dikemas dengan simbol-simbol agama, semuanya jadi dermawan, semuanya tiba-tiba rajin bersilaturahmi, tampak merakyat dan aspiratif, pokoknya semuanya tampak ideal. Semua akan mengaku dirinya paling baik dan paling layak dipilih, dan semua calon dianggap paling jelek dan tidak pantas di mata lawan-lawannya. Untung saja ada tahapan yang akan membatasi pasangan calon yang lolos untuk ikut pilkada Banten, coba kalau semua

Upload: rahma-diana-yulistiah

Post on 29-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pemimpin

TRANSCRIPT

RASA CINTA DALAM MEMILIH PEMIMPIN

ilustrasi-purdiechandra.net

Bagi para petualang politik di Banten, tahun ini merupakan tahun yang ditunggu-tunggu, pada tahun inilah peruntungan mereka kembali ditentukan. Adanya perhelatan pilkada Banten periode 2011-2015 membuka harapan tidak hanya bagi para pasangan yang akan mencalonkan diri jadi kepala daerah Banten, melainkan juga sudah menjadi mimpi banyak orang yang berada disekelilingnya.Tentunya mereka akan berjuang tanpa mengenal lelah siang dan malam demi kemenangan pasangan yang dijagokannya, karena apa? Sejujurnya bukan hanya karena ingin melihat Provinsi Banten ini menjadi daerah yang maju saja, tetapi mereka yakin dan berharap banyak hidupnya akan berubah total, minimal menjadi lebih baik, karena hanya dengan kemenangan itulah mereka dapat menagih janji sebagai bentuk balas jasa atas dukungan yang telah mereka berikan selama ini.

Untuk itu menjadi tidak heran kalau tahun ini kembali kita akan dibingungkan oleh bermunculanya sosok para calon kepala daerah yang hampir serupa tapi tak sama. Penampilan mereka akan dikemas dengan simbol-simbol agama, semuanya jadi dermawan, semuanya tiba-tiba rajin bersilaturahmi, tampak merakyat dan aspiratif, pokoknya semuanya tampak ideal. Semua akan mengaku dirinya paling baik dan paling layak dipilih, dan semua calon dianggap paling jelek dan tidak pantas di mata lawan-lawannya.

Untung saja ada tahapan yang akan membatasi pasangan calon yang lolos untuk ikut pilkada Banten, coba kalau semua yang berminat ikut mencalonkan diri bisa lolos semua, pasti banyak rakyat Banten yang dibuat pusing tujuh keliling oleh dermawan-dermawan dadakan yang tampak serupa tapi tak sama.

Pemimpin IdealMenurut Muhammad Agus Syafii, secara sosial seorang pemimpin adalah penguasa, karena ia memiliki otoritas dalam memutuskan sesuatu yang mengikat orang banyak yang dipimpinnya, tapi menurut etika keagamaan, seorang pemimpin pada hakekatnya adalah pelayan dari orang banyak yang dipimpinnya (sayyid al-qoumi khodimuhum).

Pemimpin yang akhlaknya rendah pada umumnya menekankan dirinya sebagai penguasa, sementara pemimpin yang berakhlak baik lebih menekankan dirinya sebagai pelayan masyarakatnya. Dampak dari keputusan seorang pemimpin akan sangat besar implikasinya pada rakyat yang dpipimpin. Jika keputusannya tepat, maka kebaikan akan merata kepada rakyatnya, tetapi jika keliru maka rakyat banyak akan menanggung derita karenanya.

Oleh karena itu, pemimpin yang baik disebut oleh nabi dengan sebutan pemimpin yang adil (imamun adilun), sementara pemimpin yang buruk digambarkan Al-quran dan juga hadis sebagai pemimpin yang zalim. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya, sedangkan sebaliknya zalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Meneladani kepemimpinan Rasulullah, akhlak utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah keteladanan yang baik (uswah hasanah), terutama dalam kehidupan pribadinya, seperti hidup bersih, sederhana dan mengutamakan orang lain. Tentang betapa tingginya nilai keadilan pemimpin, Hadis Riawayat Tabrani menyebutkan bahwa waktu satu hari seorang pemimpin yang adil setara dengan ibadah tujuh puluh tahun.

Rasa CintaSebagai orang yang beragama, dalam memilih sebaiknya kita juga menggunakan akal sehat, Addinu huwa alaqlu la dina liman la aqla lahu (agama adalah akal, maka tidak ada agama bagi orang yang tidak menggunakan akal), tidak perlu cinta buta bersikukuh dengan pandangan yang diyakini dan menutup diri dari pandangan lain (yang justru mungkin lebih benar), apalagi sampai terjerumus kedalam perbuatan yang konyol dan sia-sia. Nabi saw mengingatkan bahwa barangsiapa yang mati karena membela sesuatu secara fanatik buta (mata ala asabiyyah) maka ia akan masuk neraka. Termasuk kedalam kelompok ini mungkin adalah orang yang berani mati dalam bentrokan kampanye pilkada, padahal mereka sendiri tidak tahu apa hakekat yang dibela.

Menggunakan rumus dari Imam Ghazali, pilihlah calon kepala daerah dengan dua rasa cinta; yang pertama, cinta kepada orang baik, meskipun yang dicintainya tidak memberikan apa pun kepadanya, seperti cinta kepada nabi dan ulama. Yang kedua, cinta kepada kebaikan, terlepas dari siapa pemilik kebaikan itu.

Setelah itu, nanti siapa pun yang terpilih, mari kita berikan dukungan dan kerjasama yang terbaik, tidak ada manusia yang sempurna, semuanya perlu proses dan kerja keras. Perubahan, apa pun bentuknya, pasti awalnya akan menimbulkan ketidaknyamanan, seperti orang yang belajar naik sepeda, awalnya pasti jatuh bangun dan luka-luka, namun lama kelamaan toh nantinya sepeda itu akan melaju kencang juga.

Pemimpin yang baik selalu mempunyai keinginan untuk menebarkan cinta pada rakyatnya, hingga rakyatnya sadar untuk mencintainya. Karena dengan cinta, seorang pemimpin akan mensejahterakan rakyatnya dengan memberikan kemampuan terbaiknya, mensejahterakan rakyat tidak cukup dengan memasang Foto dan Iklan dimana-mana. [catatan-irvan.com]

Pemimpin dengan Kejujuran Cinta

Malam semakin pekat. Kota Madinah mulai hening dari hingar-bingar manusia. Sebagaimana biasanya, Umar bin Khattab radhiyallahu anhu keluar berteman sepi. Bukan untuk mencari pencitraan diri. Bukan untuk mengais-ngais sensasi. Melainkan karena tanggung jawab dalam mengemban amanah ummat. Ia harus keluar untuk melihat kondisi rakyatnya. Mungkin saja, ada inspirasi yang bisa ia jadikan bahan untuk mengevaluasi kebijakan dan kepemimpinannya.

Saat melewati sebuah kemah, terdengar suara rintihan wanita. Umar radhiyallahu anhu berjalan mendekat. Seorang lelaki sedang duduk di samping tenda. Setelah ditanya, lelaki itu mengaku berasal dari kampung, sedang istrinya di dalam tenda sedang berjuang menahan sakit, karena hendak melahirkan. Di situ, tidak ada manusia lain kecuali lelaki badui, istrinya dan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.

Tanpa berpanjang kalam, Umar radhiyallahu anhu segera beranjak pergi, pulang menemui istrinya. Maukah kamu pahala besar yang sudah Allah giring kepadamu? kata Umarradiallahu anhu kepada istrinya Ummu Kultsum radhiyallahu anha.

Apa itu? tanya istrinya.

Ada seorang wanita asing hendak melahirkan. Dan di sana tidak ada seorangpun yang membantu. jelas lelaki yang pertama kali digelari Amirul Mukminin itu.

Ya, aku mau, jawab Ummu Kultsum radhiyallahu anhamantap. Mereka berdua pun beranjak pergi, menuju sebuah perkemahan badui, sambil membawa makanan.

Sampai di tempat, Ummu Kultsum radhiyallahu anha segera masuk tenda, menemui wanita badui yang hendak melahirkan. Sedang Umar radhiyallahu anhu mengumpulkan kayu bakar dan memasak makanan. Tak ia pedulikan asap-asap yang menyelinap di sela-sela jenggotnya.

Lelaki badui itu hanya diam menatap Umar radhiyallahu anhu dengan sorotan mata penuh heran. Seolah-olah Allah telah mengirimkan kepadanya seorang penolong malam itu. Dan ketika istrinya telah melahirkan, Ummu Kultsum radhiyallahu anha berteriak memanggil Umar radhiyallahu anhu, Wahai Amirul Mukminin, kabarkanlah kepada temanmu itu bahwa anaknya laki-laki.

Lelaki itu tersentak kaget. Ternyata orang yang ada di depannya adalah Amirul Mukminin, seorang lelaki alumni Madrasah Nabawiyah yang namanya menggemparkan dunia. Umar segera menenangkan lelaki badui. Lalu memberikan makanan kepada Ummu Kultsum radhiyallahu anha agar menyuapi wanita badui tersebut.

Kemudian Umar radhiyallahu anhu mengambil makanan lagi dan diberikan kepada lelaki badui. Makanlah, karena kamu sudah menahan kantuk semalaman.

Begitulah Umar radhiyallahu anhu melewati malam-malamnya. Mata selalu terjaga, demi kemakmuran rakyatnya. Sehingga banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintahannya yang kemudian diubah, setelah mendapat inspirasi dari perjalanan malamnya. Mulai dari perubahan masa pengiriman pasukan perang, yang awalnya tanpa ada batas waktu dan berubah menjadi empat bulan. Kemudian pemberian santunan negara, yang awalnya hanya untuk bayi yang telah selesai masa penyusuan, lalu diganti menjadi diberikan kepada setiap bayi yang lahir. Dan masih banyak lagi.

Hal semisal itu hanya akan dilakukan oleh seorang pemimpin yang memahami makna dan hakekat kepemimpinan yang sesungguhnya. Bahwa memimpin itu adalah melayani. Memimpin itu adalah memberi. Memimpin itu adalah mencintai. Memimpin itu adalah berempati. Memimpin itu adalah mengayomi. Memimpin itu adalah melindungi. Memimpin itu adalah menyayangi. Dan memimpin itu adalah memberikan keteladanan yang baik kepada pengikutnya.

Dan selama hal ini tidak dimengerti dengan benar oleh para pemimpin lalu tidak diaplikasikan, maka selamanya kepemimpinan itu tidak jauh beda dengan perbudakan. Yang terjadi adalah eksploitasi-eksploitasi di atas pilar kedzaliman. Seperti tuan dan pesuruh. Seperti majikan dan pembantu. Karena tidak ada jembatan cinta yang menyatukan mereka.

Hari ini, banyak orang mengidentifikasi kepemimpinan dengan kekuasaan. Sehingga yang mereka lakukan adalah berlomba-lomba untuk mencapai puncak kepemimpinan, agar bisa mendapatkan kekuasaan. Lalu kekuasaan itu dijadikan sebagai alat untuk memimpin, demi mencapai tujuan dan ambisinya.

Kepemimpinan hanya diartikan dari satu sisi saja, MENGUASAI. Dengan menafikan sisi cinta, kasih sayang, perlindungan, pelayanan, pemberian, pengayoman serta empati kepada rakyat. Padahal pemimpin yang sesungguhnya justru bekerja dengan melayani. Itulah sejatinya yang harus dilakukan seorang pemimpin.Pemimpin adalah pelayan. Sebagaimana layaknya pelayan, maka ia akan menikmati apapun setelah yang dilayani menikmatinya. Ia akan menyantap hidangan setelah rakyat menyantapnya. Karena ia harus meladeni rakyat dengan segala kebutuhannya.

Hakikat kepemimpinan itulah yang sangat dipahami oleh Umar radiallahu anhu. Sehingga dia bersumpah, Aku tidak akan makan daging sampai orang-orang faqir kenyang.

Suatu ketika, seorang laki-laki datang menemui Umar bin Khattab radhiyallahu anhudan berkata, Wahai Amirul Mukminin, seorang pemimpin sepertimu terlihat sangat lesu dan pucat karena hanya makan roti kering. Kamu terlalu menyiksa diri. Padahal, dengan kekuasaan, kamu bisa meminta uang kepada kas negara (baitul mal).

Umar radhiyallahu anhu menjawab, Bagaimana mungkin aku bisa menjadi pemimpin rakyat yang baik, bila aku tidak pernah merasakan derita yang mereka rasakan?

Inilah bentuk cinta yang tulus seorang pemimpin kepada rakyatnya. Cinta sejati yang jauh dari kemunafikan. Cinta murni yang jauh dari kepentingan pribadi, keluarga, kelompok maupun golongan. Bersih dari polusi politisasi. Yang ada adalah kejujuran pengabdian kepada rakyat. Yang ada adalah ketulusan pelayanan kepada rakyat.

Umar bin Khattab radhiyallahu anhu pernah mengatakan, Seandainya ada domba yang mati di tepi sungai Eufrat, maka aku mengira bahwa Allah akan menanyakannya kepadaku pada hari kiamat, mengapa aku tidak memperbaiki jalannya.

Rakyat ini sudah merindukan pemimpin yang bisa memesrai mereka di setiap saat. Rakyat butuh pemimpin yang bisa membimbing dan me-ngemong mereka. Rakyat mendambakan pemimpin yang jujur dan tulus dalam mencintai mereka.

Pemimpin danCinta

Posted on November 9, 2011 by Helsusandra Syam| 2 Komentar

http://hensyam.wordpress.comJika seseorang Pemimpin begitu dicintai rakyat atau pengikutnya, maka kesalahannya akan dimaklumi dan dibenarkan oleh rakyat. Tapi ketika cinta telah hilang maka semua kebenarannya akan dicari-cari kesalahannya.

http://www.leadership-toolbox.com/

Menjadi Pemimpin itu adalah sebuah amanah yang berat. Pada pundaknya terpikul harapan-harapan pengikutnya. Tak perlu sempurna memang, untuk menjadi pemimpin. Yang diperlukannya hanyalah menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya.

Banyak juga Pemimpin yang punya kekurangan, baik fisik atau materi lainnya. Tapi ketika cinta telah menjadi nilai dari seorang Pemimpin, maka cinta pulalah yang akan dia dapatkan dari rakyatnya.

Terlepas dari berbagai kelemahan lainnya dari seorang Gus Dur. Bagaimana pun beliau punya pengikut atau loyalis sejati. Saya teringat dulu, ketika beliau sering nyeleneh dan bertingkah macam-macam maka para Pecinta Gus Dur akan memaklumi, membenarkan apa yang beliau lakukan. Bahkan sampai pada pemahaman, bahwa seorang Gus Dur sudah sampai pada tingkat wali atau sufi. Bahwa bisa jadi apa yang dilakukan oleh Gus Dur punya hikmah yang tinggi yang tidak bisa dipahami oleh orang awam. Bahwa Gus Dur ingin melawan arus dan ingin memberikan pelajaran tingkat tinggi ke masyarakat.

Saya ingat, ketika beliau dilengserkan oleh demo mahasiswa dan elite dari kursi kepresidenan. Dengan santai beliau keluar dari pintu istana, menyapa para pendemo denganhanya bercelana pendek saja! Mana ada Presiden manapun di dunia, menyapa dari istana hanya bercelana pendek saja! Menyalahi semua etika.

Tapi itulah, bagi para pecinta Gus Dur maka tingkah ini dianggap sebagai sebuah seni perilaku baru. Bahwa Gus Dur telah menghilangkan tabu istana dan mengajarkan ke masyarakat betapa hebatnya Gus Dur.

Sampai hari ini kita masih melihat banyak Pemimpin yang sudah pergi masih tetap dicintai oleh masyarakat atau pengikutnya. Walau puluhan atau ratusan tahun mereka sudah meninggal, fotonya masih dipajang dan ajarannya masih terus dipelajari dan dianut oleh orang-orang setelahnya. Namanya disebut-sebut setiap saat. (shalawat untuk baginda Nabi Muhammad SAW).

Berlainan dengan Presiden kita yang sekarang. Dahulu begitu dicintai oleh masyarakatnya. Dimana-mana partai beliau menang mutlak dan wajah tampannya menjadi euforia para ibu-ibu. Bersama kita bisa!, menjadi tagline massal dimana-mana. Nyanyian beliau digemari oleh masyarakat, ingat lagu Pelangi Di Matamu, yang dipopulerkan oleh Jamrud? Ada yang lain, di senyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak. Anda masih ingat lagu ini kan.?:)

Tapi coba lihat sekarang. Apapun yang beliau lakukan menjadi sasaran kontroversi saja. Sudah jelas beliau hobi menyanyi karena dulunya adalah anak band. Tapi sekarang, ketika beliau mengeluarkan album rekaman kembali, maka berbagai cemooh datang bertubi-tubi. Dianggap tidak punya sense of crisis-lah, tidak punya empati-lah. Tidak punya kepedulian sosiallah, banyak persoalan bangsa yang penting lain tapi kok malah bikin lagu dan sebagainya.

Begitulah, sama seperti kekasih. Ketika cinta sudah mendalam kepada pujaan hati maka semua perilaku dia dibenarkan dan dianggap indah. Tapi ketika cinta sudah tercerabut dan benci sudah datang, maka apapun yang dia lakukan menjadi jelek saja dan dicari-cari kesalahannya. Seolah tiada lagi kebaikan ada padanya. Sirna sudah keindahan masa lalu.

kredibilitas seorang pemimpinbyadmin on Fri Nov 04, 2011 5:59 pm

Amanah maksudnya adalah kredibilitas, layak mendapat kepercayaan, mawas diri dan inisiatif untuk melaksanakan tugas dengan semestinya. Amanah merupakan salah satu sifat yang paling penting yang dibicarakan para pakar manajemen, baik di Barat maupun di Timur.

Kata amanah sering dipakai lebih dari satu makna, di antaranya:Pertama: Perintah atau kewajiban. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Kedua: Amanah moral. Amanah bukan hanya dalam persolan materi saja, namun amanah bisa mencakup makna yang lebih luas dan komplek. Di antaranya adalah tidak pelit dalam memberikan penghargaan dan pujian yang bercampur dengan rasa cinta dan perhatian kepada para pengikut. Semboyan mereka adalah: Maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". Membantu mereka dalam persoalan dan problem-problem berat yang mereka hadapi dengan segenap kemampuan.

Ketiga: Hati yang hidup. Sebagaimana dikatakan oleh Syeikh al-Ghazali: Hati yang hidup adalah hati yang menjaga hak-hak, baik hak Allah maupun hak manusia dan menjaga perbuatan dari dorongan-dorongan keekstreman dan pelalaian. Apabila hati tidak hidup maka untuk apa membaca ayat-ayat Al-Quran dan mempelajari Sunah?!.

Keempat: Sempurna dalam pekerjaan. Manusia harus melakukan kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan sempurna dan mengerahkan segala kekuatannya untuk mencapai kesempurnaan. Di antara usaha untuk mencapai kesempurnaan adalah dengan selalu menjaga hak-hak manusia yang ada di hadapannya. Apabila seseorang meremehkan tugas yang dibebankan kepadanya, walaupun berupa tugas kecil yang tidak ternilai, maka dia akan melalaikan tugas-tugas lainnya yang jauh lebih besar. Keadaan ini jika dibiarkan akan menjalar dan merusak seluruh instansi. Jangan melaksanakan tugas dengan cara yang membosankan yang hanya bertujuan untuk menjaga pekerjaan agar tidak hilang. Namun dia harus melewati tingkatan sempurna menuju kreatifitas, sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW: Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang mengerjakan pekerjaannya dengan sempurna.

Kelima: tidak mengeksploitasi jabatan. Siapa saja tidak boleh memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarganya atau untuk menghalangi kepentingan masyarakat dan menghilangkan hak-hak mereka.Dahulu Umar bin al-Khattab r.a. telah membuat prinsip yang dia jalankan, yaitu: Siapa saja yang mengangkat seseorang karena kecondongan pribadi atau hubungan keluarga dan tidak ada alasan lain atas pengangkatannya tersebut selain hal itu, maka sungguh dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.Keenam: mengangkat yang terbaik. Dalam sebuah hadits Abu Hurairah r.a. pernah berkata: Ketika Nabi SAW sedang memberikan pelajaran dalam suatu majlis, tiba-tiba datang seorang Arabi (penduduk kampung) lalu bertanya kepada Rasulullah: Kapan Hari Kiamat akan terjadi? Rasulullah tidak menjawab, namun terus memberikan pelajaran kepada jamaah. Sebagaian jamaah berkata: Beliau mendengar apa yang ditanyakan laki-laki itu, namun beliau tidak suka. Sebagian yang lain mengatakan: Tidak, beliau tidak mendengar pertanyaan orang itu. Hingga ketika beliau telah selesai dari pengajiannya, beliau berkata: Di mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat? Orang itu menjawab: Saya, Ya, Rasulullah Rasulullah berkata: Apabila amanah telah diangkat, maka Hari Kiamat telah dekat. Orang bertanya lagi: Bagaimana amanah diangkat? Jawab beliau: Apabila perkara (kepemimpinan) diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah terjadinya Kiamat?

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Siapa saja yang mengangkat seseorang dari suatu kaum, padahal dalam kaum tersebut ada yang lebih diridlai oleh Allah darinya, maka sungguh dia telah menghianati Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin.

Bagaimana Amanah Hilang?Hal itu diterangkan oleh Hudzaifah bin al-Yaman r.a. dia mendengar Nabi SAW bersabda: Seseorang tidur, lalu amanah dicabut dari hatinya, sehingga bekasnya seperti noktah diatas kertas, kemudian orang itu tidur sekali lagi, lalu amanah dicabut dari hatinya, sehingga bekasnya seperti kulit yang melepuh karena terkena bara, kemudian beliau menambahkan: maka manusia melakukan jual-beli dan hampir tidak ada seorangpun yang menunaikan amanah, hingga ada yang mengatakan bahwa di Bani fulan ada orang yang amanah, maka mereka berkata: Alangkah teguhnya dia! Alangkah baiknya dia! Alangkah berakalnya dia! Padahal di hatinya tidak ada sedikitpun keimanan, walaupun sekecil biji sawi.

Amanah adalah keutamaan yang sangat besar. Orang yang tidak serius tidak akan sanggup mengembannya. Manusia tidak berhak meremehkannya atau menelantarkan amanah. Di antara bentuk meremehkan amanah adalah memberikan perhatian yang berlebihan terhadap hal-hal yang berbau formalitas dan melupakan substansi yang pokok. Kita hanya memperhatikan sistem pendidikan yang tidak jelas dengan mengorbankan nilai pendidikan dan pengajaran, maka amanah tergeser sedikit demi sedikit dari hati kita. Hal ini pula yang menyebabkan pegawai datang terlambat dan pulang paling cepat. Ketika kita melakukan penelitian di dua negara Arab terbukti bahwa rata-rata efektifitas kerja para pegawai negeri selama sehari adalah 30 menit dan rata-rata efektifitas kerja mereka dalam hitungan detik adalah 27 menit.

Sekolah InovatorMuda

i

Rate This

Kepemimpinan itu bakat?

Saya rasa tidak. Menurut saya kepemimpinan itu adalah perwujudan tekad. Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki cita, cara, dan cinta. Memiliki cita berarti punya pemikiran. Seorang pemimpin bertindak sebagai kepala yang akan menggerakkan badan, maka dari itu dia harus punya pemikiran. Memiliki cara berarti mengetahui jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita.

Cinta. Dengan cinta, seorang pemimpin akan rela berada di garis terdepan. Berada di garis terdepan bukanlah hal yang mudah. Berada di garis terdepan berarti menanggung seluruh pasukan. Berdiri di garis terdepan artinya tidak ada punggung orang lain yang bisa dilihat ketika memandang ke depan. Mau melangkah ke mana? Tugas seorang pemimpin untuk terus melangkah meskipun lelah. Tanpa cinta dan ketulusan, rasa lelah akan menghentikan langkah seorang pemimpin. Sebaliknya, ketika melihat ke belakang, akan ada saudara dan saudari yang harus terus dijaga agar tetap berada di koridor yang diinginkan. Dan tentu saja, mereka seorang pemimpin harus mencintai mereka, berusaha mengayomi dan memahami kondisi mereka.

Ketika kita berbicara tentang pemimpin, artinya kita berbicara tentang manusia. Krisis kepemimpinan terjadi ketika manusia yang berperan sebagai kepala tidak memiliki 3 hal tersebut. Kondisi ini terjadi ketika manusia-manusia yang mengemban tugas sebagai kepala tidak memiliki 3 hal tersebut. Untuk menghindari krisis kepemimpinan, diperlukan suatu pembekalan bagi manusia-manusia yang akan menjadi pemimpin.

Berangkat dari pemikiran di atas, saya akhirnya membuka Sekolah Inovator Muda 2011. Di sekolah ini, para pembelajar akan bersekolah. Bukan hanya melalui ruang kelas, papan tulis, dan slide presentasi, tetapi melalui perbincangan hangat yang mampu menularkan ilmu dan semangat. Bukan dengan suasana yang kaku, tetapi suasana yang santai dan casual.

Di SIM 2011 ada empat target output dari peserta:

1. memiliki mimpi besar

Memiliki mimpi yang besar artinya dapat melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya berharap para calon pemimpin @inovasiitb nantinya akan dapat mengerti alasan utama mengapa ada sebuah lembaga yang bertujuan untuk menstrukturkan proses penciptaan inovasi di kampus ini. Melihat gambaran besar, dan memahami akar permasalahan adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

2. mentransmisikan gagasan

Mentransmisikan gagasan adalah hal yang penting. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyebarkan gagasan yang dimilikinya. Lingkaran pengaruh dari seorang pemimpin akan membesar ketika dirinya mampu mengomunikaskan ide dan tujuan dengan baik.

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Percuma seseorang memiliki mimpi besar, kapabilitas yang besar, dan ketersediaan yang besar, jika dia hanya berjuang seorang diri. Perjuangan dalam meraih tujuan akan lebih efektif jika dilakukan bersama-sama, dan diteruskan. Terkadang lebih baik berjalan lambat namun bersama-sama ketimbang berjalan dengan cepat seorang diri.

Pattimura boleh mati tetapi gagasannya harus tetap hidup. Itulah harga sebuah gagasan. Dengan tertransmisikannya suatu ide, maka seorang pemimpin akan terus hidup dan menjadi inspirasi meskipun raganya sudah tiada.

3. mengerti resep rahasia

Manajemen pengetahuan adalah hal yang sangat penting dalam rangka mencapai progresivitas. Bosan saya mendengar kesalahan yang sama dilakukan berulang-ulang tanpa adanya upaya untuk memperbaikinya. Dan sesuatu yang bernama pengalaman akan menjadi resep rahasia yang dapat meracik suatu organisasi yang progresif. Tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan pemimpin sebelumnya akan dapat memberikan kesempatan melakukan jenis kesalahan yang lain. Ketika hal ini berhasil terjadi, maka sebuah organisasi telah melangkah lebih maju. Tentu saja pengalaman-pengalaman dari para pendahulu akan memberikan bekal dan wawasan untuk memperkirakan hal-hal yang akan terjadi ketika memimpin.

Meskipun sudah belajar dari pengalaman orang lain, suatu kondisi yang tidak terduga akan terjadi sewaktu-waktu. Di sinilah perpaduan antara kreativitas dan logika digunakan. Mengetahui proses dan memerdekakan imajinasi akan sangat membantu menghadapi situasi sulit semacam ini.

4. siap beraksi

Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Bermain kata adalah hal yang bahkan bisa dilakukan anak SD. Namun, pelaksanaan kata-kata tidak semudah merangkainya. Langkah nyata dalam mewujudkan suatu visi perlu dipersiapkan terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan.

Melalui Sekolah Inovator Muda, saya berharap akan terlahir pemimpin-pemimpin baru yang siap mengawal proses inkubasi ide dan inovasi di kampus Ganesha. Ketika SIM 2011 berakhir nanti, saya yakin peserta akan merasa menjadi seseorang yang baru yang siap menjadi pemimpin, pemimpin yang siap memberikan inovasinya dalam melakukan rekayasa budaya di kampus. Mengubah kampus ITB menjadi kampus yang menghargai dan mendukung terealisasinya ide dan inovasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kreativitas dan inovasi dalam melakukan rekayasa sosial. Dan pekerjaan ini mungkin bukan pekerjaan instan yang hasilnya dapat dilihat dalam satu atau dua tahun. Mungkin saja perubahannya baru terasa setelah tiga sampai empat tahun. Karena itu, organisasi pembelajar adalah harga mati bagi sebuah Inkubator Ide dan Inovasi Mahasiswa KM ITB!

Didalam institusi sekolah semua individu adalah pemimpin

Dewasa ini makna kepemimpinan sering tertukar dengan makna kekuasaan atau malah dengan makna karisma. Padahal ketiganya merupakan hal yang berbeda walaupun saling berhubungan. Makna kepemimpinan lebih kepada membawa diri sendiri atau kelompok yang dipimpin menuju hal yang lebih baik. Usaha untuk mengeluarkan kompetensi yang terbaik dari setiap anggota kelompoknya juga dipandang sebagai usaha pemimpin yang baik. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya semata-mata menciptakan pengikut tetapi juga menciptakan pemimpin di semua lini.

Sekolah sebuah tempat yang bisa menjadi gambaran kecil kehidupan, banyak kisah dan persoalan yang bermuara pada pola kepemimpinan baik dari pemimpin yang bersifat struktural maupun pemimpin yang memimpin dirinya sendiri. Siapakah dia? tidak lain tidak bukan para individu yang terlibat dalam pelaksanaan sebuah sekolah. Individu yang saya maksudkan terdiri dari penyelenggara sekolah, yayasan, pengawas, kepala sekolah, guru, orang tua bahkan siswa.

Sebenarnya apa saja yang benar-benar dilakukan oleh seorang pemimpin

Mendengar

Saat berbicara terkadang kita cuma diam untuk menunggu giliran. Sebuah kegiatan mendengar yang baik adalah ketika kita secara dalam terlibat dengan isi pembicaraan sambil sesekali memberi respon. Seorang pemimpin yang baik tahu apa yang menjadi ketakutan kelemahan ketakutan dari orang yang dipimpinnya. Dalam kegiatan mendengar kita tidak hanya mengeluarkan respon namun juga belajar mengenai sesuatu dari cerita lawan bicara. Dengan menjadi pendengar yang aktif, lawan bicara menjadi mengerti bahwa apa yang dikatakannya penting dan bernilai.

Menguatkan

Makna kepemimpinan bukan berarti mengontrol dan mengatur semuanya. Pemimpin yang baik melibatkan semua yang ada disekelilingnya sekaligus menerima semua sumbangan pemikiran dan tindakan sekecil apapun. Pemimpin yang bisa menguatkan, membuat sebuah suasana yang membuat semua orang nyaman dalam mengutarakan pendapat dan melaksanakan apa yang menjadi pendapatnya. Setelah itu anda cukup memberi kepercayaan yang penuh agar pekerjaan yang dijalanai oleh empunya ide bisa berhasil.

Mengenali potensi dan kekuatan orang-orang disekelilingnya

Makna menguatkan orang-orang disekeliling kita adalah dengan mendorong mereka melakukan apa yang menjadi kekuatan mereka.

Bisa dipercaya

Lakukan apa yang anda katakan, dan biarkan semua yang ada disekeliling anda menjadikan anda sebagai inspirasi.

Percaya diri

Pemimpin yang baik yakin akan dirinya sendiri sekaligus rencana dan tujuan-tujuan mereka. Bila seorang pemimpin fokus, yang terasa adalah jalan menuju tujuan bersama yang telah disepakati, bukan kesulitan.

Memutuskan

Manusia pada dasarnya tidak punya naluri untuk memutuskan, kita semua lebih menyukai hal-hal yang bersifat rutinitas. Tetapi memimpin adalah malangkah maju dengan mengadakan perubahan dan siap menanggung semua resiko akibat perubahan serta keputusan yang telah dibuat.

Menghargai perspektif lain

Pemimpin yang baik menyadari keterbatasan dan menghargai kelebihan dan pengalaman orang lain. Memimpin berarti mencoba untuk melihat dunia lewat cara pandang orang-orang disekitar anda, bahkan dari cara pandang orang yang tidak menyukai anda.

Berorientasi pada tindakan.

Banyak orang yang mempunyai resep yang ampuh tentang bagaimana harus berubah, tetapi tidak ada perubahan sedikit pun yang terjadi pada dirinya. Pemimpin yang baik merubah tujuan-tujuan masa depan menjadi aksi atau tindakan yang mudah dan bisa dengan cepat di lakukan.

Meminta komitmen dari pihak lain

Dalam setiap langkah pekerjaan banyak pihak yang tertarik dengan tujuan akhir tanpa mau meluangkan waktu kepada proses pengerjaan nya. Pemimpin yang baik ada untuk mengatasi hal ini, dengan meminta komitmen semua yang terlibat dan saat yang sama meminta mereka bertanggung jawab dalam bertindak.

Menciptakan pemimpin bukan pengikut

Apabila kita bertujuan menciptakan pemimpin maka saat yang sama tugas kita akan terasa ringan. Pemimpin yang baik menciptakan tujuan dan menjadikan tujuan-tujuan itu seakan-akan menjadi tujuan pribadi orang yang menjalankan.