rasmul quran fathur [compatibility mode]

3

Click here to load reader

Upload: fatkhur-rohman

Post on 11-Jul-2015

550 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rasmul quran  fathur [compatibility mode]

10/18/2014

1

Makalah

Rasm Al-Qur’an

Fatkhurrohman NIM : 14 4 03 01 004

Program Studi Ekonomi Syariah Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri

Sultan Maulana Hasanudin Banten 2014

Pengertian: Rasm Al-Qur’an, atau Rasm Al-Utsmani merupakan

ilmu yang mempelajari tentang penulisan MushafAl-Qur’an dengan cara khusus. Baik dalampenulisan lafal-lafalnya, maupun bentuk huruf yangdigunakan.

Adalah Khalifah Utsman Bin Affan, memerintahkanuntuk membuat sebuah mushaf, dan membakarsemua mushaf selain mushaf tersebut.

Perkembangan Rasmul Qur’an Pada mulanya mushaf para sahabat berbeda antara

satu dengan lainnya. Mereka mencatat wahyu AlQur’an tanpa pola penulisan standar. Karenaumumnya dimaksudkan hanya untuk kebutuhanpribadi, tidak direncanakan akan diwariskan kepadagenerasi sesudahnya. Di antara mereka ada yangmenyelipkan catatan-catatan tambahan daripenjelasan Nabi, ada lagi yang menambahkan simbol-simbol tertentu dan tulisannya yang hanya diketahuioleh penulisnya.

Kesulitan Mulai Muncul

Kesulitan mulai muncul ketika Islam mulai meluas kewilayah-wilayah non Arab, seperti Persia di sebelah timur,Afrika disebelah Selatan, dan beberapa wilayah non Arabdisebelah barat. Masalah ini pun mulai disadari parapemimpin Islam.

Adalah Ali Bin Abi Thalib, memerintahkan Abu Al-AswadAl-Du’ali membuatkan tanda-tanda baca, terutama untukmenghindari kesalahan dalam membaca Al Qur’an bagigenerasi yang tidak hafal Al Qur’an.

Al-Du’ali memenuhi permintaan itusetelah mendengarkan suatu kasussalah pembacaan yang fatal, yaitu :

)٩:٣التوبة (ھ ل ان هللا برئ من المشركین ورسو

“Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan Rasul-Nya”.

Pola Penulisan Rasmul UtsmaniPola Penulisan Rasmul Utsmani Bangsa Arab sebelum Islam, dalam tulis menulis menggunakan

khot Hijri. Setelah datang Islam dinamakan Khot Kufi. Padamasa khalifah Utsman bin Affan, umat Islam telah tersebar ke

berbagai kepenjuru dunia Pada saat itu lah munculperdebatan tentang bacaan Al-Qur’an, yang masing-masingpihak mempunyai dialek yang berbeda. Sangat di sayangkan

masing-masing pihak merasa bahwa bacaan yang digunakannya adalah yang terbaik.

Page 2: Rasmul quran  fathur [compatibility mode]

10/18/2014

2

Untuk mengantisipasi kesalahan dan kerusakanserta untuk memudahkan membaca Al-Qur`anbagi orang-orang awam, maka Utsman bin Affanmembentuk panitia yang terdiri dari 12 oranguntuk menyusun penulisan dan memperbanyaknaskah Al-Qur`an. Mushaf itu ditulis dengankaidah-kaidah tertentu. Para Ulama meringkaskaidah-kaidah itu menjadi 6 istilah, yaitu: Al-had

Kaidah-Kaidah Rasmul Utsmani

a) Al-HadzfYakni membuang, menghilangkan, atau meniadakan

huruf. Contohnya, menghilangkan huruf alif pada ya’nida’

ي◌◌آ یھا النا س) ).

BKI-2Kelompok-7

b) Al-ZiyadahYakni menambahan.Seperti menambahkan huruf alif setelah wawu, atau

yang mempunyai hukum jama` بنوا اسرا ئیل danmenambah alif setelah hamzah marsumah (hamzahyang terletak di atas tulisan wawu).

d) Badal (penggantian), seperti alif di tulis denganwawu sebagai penghormatan pada kata sebelumnya..(الصلوة)

c) Al-hamzah, salah satu kaidahnya berbunyi bahwaapabila hamzah berharakat sukun, ditulis denganhuruf berharakat sebelumnya, contoh “i`dzan ( )“u`tumin”.

e) Washal dan Fashl (penyambungan dan pemisahan),seperti kata kul yang di iringi kata ma di tulis dengan di

sambung. ( كلما ).

f) Kata yang dapat dibaca dua bunyi. Penulisankata yang dapat di baca dua bunyi disesuaikan dengansalah satu bunyinya. Di dalam mushafustmani,penulisan kata semacam itu ditulis denganmenghilangkan alif, contohnya,(ملك یوم الدین ). Ayat iniboleh dibaca dengan menetapkan alif(yakni dibacadua alif), boleh juga dengan hanya menurut bunyiharakat(yakni dibaca satu alif).

Kedudukan Rasmul Utsmani Kedudukan rasm Ustman dipersilisihkan para ulama,

apakah pola penulisan tersebut merupakan petunjukNabi (tawqifi) atau hanya ijtihad para sahabat.

Jumhur ulama berpendapat bahwa pola rasm Utsmanibersifat taufiqi, dengan alasan bahwa para penuliswahyu adalah sahabat-sahabat yang ditunjuk dandipercayai Nabi saw. Pola penulisan tersebut bukanmerupakan ijtihad para sahabat Nabi, dan para sahabattidak mungkin melakukan kesepakatan (ijma) dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan restu Nabi

Page 3: Rasmul quran  fathur [compatibility mode]

10/18/2014

3

Sekelompok ulama berpendapat bahwa pola penulisandalam rams Ustmani tidak bersifat taufiqi, tetapi hanyaijtihad para sahabat. Tidak pernah ditemukan riyawat Nabimengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuahriwayat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu

Bahkan sebuah riwayat dikutip oleh Rajab Farjani :

“Sesungguhnya Rasulullah saw, memerintahkan menulisAl-Qur’an, tetapi tidak memberikan petunjuk teknispenulisannya, dan tidak pula melarang menulisnya

dengan pola-pola tertentu.”

Beberapa orang memperhatikan sikap yang berlebihan denganmenyatakan pendapat, bahwa Rasm Qur’ani itu adalah tauqifi, yangmetode penulisannya diletakkan sendiri oleh Rasulullah Saw. Merekamengaitkan Rasm Qur’ani itu kepada beliau, padahal beliau adalahseorang Nabi yang tak kenal baca tulis. Mereka mengatakan bahwa Nabipernah berkata kepada Muawiyah, salah seorang petugas pencatatwahyu :

“Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan qalam (pena), rentangkanhuruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf

“miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”,dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-

mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingatmu.”

Ibnu Mubarak termasuk orang yang paling bersemangatmempertahankan pendapat seperti itu. Dalam bukunya yangberjudul Al-Ibrizt ia mencatat apa yang dikatakan oleh gurunya;Abdul Aziz Ad-Dabbagh, yang mengatakan sebagai berikut :

“Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’ani yang ditulisoleh seorang sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalahtauqif dari Nabi (yakni atas dasar petunjuk dan tuntunanlangsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruhmereka (para sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam bentukyang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif danpengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapatdijangkau akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah bagikitab-kitab suci lainnya”.

Sementara kelompok lain berpendapat, seandainya itu petunjuk Nabi, rasmitu akan disebut rasm Nabawi, bukannya rasm ‘Utsmani. Belum lagi sifatNabi yang “ummi”Nabi diartikan sebagai buta huruf, yang berarti tidakmungkin petunjuk teknis datang dari Nabi. Tidak pernah ditemukan suaturiwayat, baik dari Nabi maupun sahabat bahwa pola penulisan Al Qur’an ituberasal dari Nabi.

Jadi, kedudukan rasm Ustman masih dipersilisihkan paraulama, apakah pola penulisan tersebut merupakan petunjuk

Nabi (tawqifi) atau hanya ijtihad para sahabat.

Daftar Pustaka :Ash Shiddieqy, Hasbi. 2012. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an: Cet, V; Jakarta: Pustaka

Rizki UtamaKhalil Al-Qattan,Manna : Mabaahis fi Ulumil Qur`an , cetakan ke-2, tanpa

tahun