re-planning lapangan jambusarang menjadi sebuah community park taman jambusarang

25
RE-PLANNING “LAPANGAN JAMBUSARANG” MENJADI SEBUAH COMMUNITY PARK “TAMAN JAMBUSARANG” Disusun Oleh Sry Devita Nani NIM : 13021105014 Dosen Pengajar : C. E. V. Wuisang, ST, M.Urb.Hab.Mgt, PhD (PJ) Mata Kuliah : Lansekap Kelas : A Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 2015

Upload: thevhytha-nani

Post on 14-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

landscape, lansekap, landskep, re-planning taman

TRANSCRIPT

RE-PLANNING LAPANGAN JAMBUSARANGMENJADI SEBUAH COMMUNITY PARKTAMAN JAMBUSARANG

Disusun Oleh

Sry Devita NaniNIM : 13021105014

Dosen Pengajar: C. E. V. Wuisang, ST, M.Urb.Hab.Mgt, PhD (PJ)Mata Kuliah: LansekapKelas : A

Universitas Sam RatulangiFakultas TeknikJurusan ArsitekturProgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia dan hidayah-Nyalah Paper ini dapat diselesaikan. Paper ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Kota Komprehensif. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah ini, karena atas arahan beliau dalam pembuatan Paper ini.

Apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Manado, 05 April 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan PenulisanBAB II KAJIAN TEORIA. Pengertian Taman LingkunganB. Jenis Jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH)C. Elemen LansekapD. Faktor Pembentuk LanskapE. Kriteria-Kriteria Kualitas dan Komponen Taman LingkunganF. Fungsi Lansekap TanamanBAB III PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lapangan JambusarangB. Elemen elemen yang Terdapat di Lapangan JambusarangC. HasilBAB IV KESIMPULANDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) taman adalah kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang);2tempat (yang menyenangkan dan sebagainya). Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan dan kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya. Berdasarkan skala dan bentuknya, taman dapat disebut garden, park, atau landscape.

Akhir-akhir ini tampak kecenderungan masyarakat, baik di kota maupun di desa, merasa puas dan bangga apabila membangun taman dihalaman rumahnya. Mereka membuatnya seindah mungkin, baik taman berbunga dan hamparan rumput hijau, taman gizi, dan dapur hidup yang terdiri dari sayur-sayuran, maupun tanaman apotek hidup.

Kecenderungan tersebut tidak hanya melanda masyarakat penghuni rumah secara pribadi saja, tetapi juga masyarakat dalam suatu lingkungan, seperti di kompleks perumahan. Adanya taman lingkungan (community park) dan taman bermain (play ground) di perumahan dijadikan salah satu taktik developer untuk menarik pembeli.

Taman lingkungan yang merupakan ruang terbuka publik bagi masyarakat di lingkungan permukiman memiliki peran penting sebagai media beraktifitas di ruang terbuka bagi masyarakat lingkungan permukiman di sekitarnya, selain memberi fungsi sosial, ekologis, dan fungsi penting lainnya. Taman lingkungan kalau menurut fungsi dan element pembentuknya ada dua, yaitu taman aktif dan taman pasif. Taman aktif dimana para pengunjung atau pengguna taman bisa beraktifitas secara leluasa di dalam area taman. Sedangkan taman pasif itu para pengunjung atau pengguna taman hanya bisa menikmati dan melihat taman serta tidak melakukan aktifitas fisik apapun.

Persoalan yang terjadi adalah buruknya kualitas taman lingkungan yang ada. Menanggapi hal ini, Pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan strategis, namun kebijakan yang ada hanya meninjau sisi sediaan (supply) tanpa meninjau sisi permintaan dan preferensi masyarakat, yang sebenarnya merupakan potensi utama dalam perencanaan taman di lingkungan permukiman. Oleh karena persoalan diatas maka diperlukan adanya replanning taman lingkungan yang ada untuk meningkatkan kualitas dari taman lingkungan tersebut agar dapat memberikan fungsi sosial, ekologis, dan fungsi penting lainnya. Dan dalam paper ini penulis mengambil lapangan Jambusarang untuk di replanning menjadi sebuah Community Park yang dapat memberikan fungsi sosial, ekologis dan fungsi penting lainnya.

B. Rumusan MasalahBeberapa permasalahan yang terdapat di lapangan Jambusarang adalah1. Buruknya kualitas lingkungan2. Fasilitas yang tidak memadai dan3. Kondisi lingkungan yang kurang terawat

C. Tujuan PenulisanDari permasalahan di atas maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk me-replanning lapangan Jambusarang menjadi sebuah Community Park yang memiliki kualitas lingkungan yang baik, fasilitas yang memadai, menjaga kondisi lingkungan agar tetap terawat serta memberikan fungsi sosial, rekreasi, ekologis, dan fungsi penting lainnya.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Taman LingknganTaman lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat di permukiman pada skala RW yang memiliki peranan penting sebagai ruang berinteraksi sosial, rekreasi, olahraga bahkan dapat mencegah perilaku negatif seperti stress, individualistis dan lain-lain.

B. Jenis Jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH)Dalam perkembangan dan pembangunannya, RTH dibagi menjadi beberapa jenis menurut fungsi lahan serta tujuan dari pembangunan-nya. Berikut adalah tabel keterangan mengenai pembagian jenis RTH tersebut :

Tabel 1. Pembagian Jenis RTH Menurut Fungsi dan Tujuan Pembangunan.

Dalam paper ini yang akan dibahas adalah mengenai taman lingkungan (community park), yang tergolong pada jenis taman olahraga dan merupakan taman aktif. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa fungsi utama dari taman olahraga selain sebagai area olahraga juga berfungsi sebagai tempat rekreasi keluarga dan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk kenikmatan, pendidikan, kesenangan, kesehatan, interaksi, dan kenyamanan.

C. Elemen LansekapElemen landscape dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:1. Hard material / Elemen keras antara lain perkerasan, bangunan , tempat duduk / kursi taman dan sebagainya.2. Soft Material / Elemen lembut, antara lain, tanaman, pohon,bunga, kolam air / kolam air mancur, kolam sebagai sarana bermain anak-anak dll

D. Faktor Pembentuk LanskapFaktor Pembentuk Lanskap. Lanskap terbentuk dari beberapa faktor yang masing-masing saling berinteraksi. Faktor pembentuk lanskap meliputi vegetasi, tanah, batuan, air, bentuk lahan, iklim makro maupum mikro, hewan maupun manusianyaLanskap terbentuk dari interaksi yang kompleks antara vegetasi, iklim mikro kawasan, tata air, bentukan lahan dan tanah serta keberadaan penggunanya yaitu manusia dan hewan. Masing masing faktor tersebut merupakan suatu ikatan yang erat yang akan memberikan nuansa dan bentuk lanskap yang berbeda-beda.

E. Kriteria-Kriteria Kualitas dan Komponen Taman LingkunganKriteria kualitas taman lingkungan adalah keamanan, keselamatan, kesehatan, daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan. Berikut tabel Kriteria-kriteria kualitas dan komponen taman Lingkungan :

F. Fungsi Lansekap TanamanTanaman dalam elemen lansekap memiliki karakteristik hortikultura seperti bentuk tinggi dan lebar, bercabang, berbunga dan berdaun serta tanaman mempunyai kualitas desain seperti dari bentuk, warna, tekstur dan berkelompok. Tanaman dalam elemen lanskap meliputi pohon, rumput, tanaman penutup tanah, atau semak atau perdu. Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memiliki keunggulan karena keunikan atau keindahan daun-daunnya. Tanaman penutup tanah seperti semak adalah tanaman yang pertumbuhannya rendah. Menurut Sydnor (dalam Nudia 2007), fungsi penggunaan tanaman merupakan suatu pendekatan baru dalam memecahkan permasalahan lanskap. Fungsi dari penggunaan tanaman dalam lanskap meliputi :

1. Fungsi Estetika TanamanFungsi estetika tanaman digunakan untuk memberikan keindahan dan kenyamanan. Estetika tanaman dapat memberikan seni hidup untuk meningkatkan kualitas visual lingkungan dengan penampilan warna, dan bentuk arsitektur taman. Bila ditempatkan sebagai dinding atau pagar, tanaman dapat menciptakan daya tarik dari bayangan ranting dan daun-daun. Tanaman dapat sebagai latar tanaman lainnya dan dapat diatur untuk visual obyektif dan structural.

2. Fungsi Arsitekturistik Tanaman Tanaman dapat digunakan untuk membentuk dinding, lantai dari perbedaan pertumbuhan dan karakteristik daun-daunnya. Semak-semak dapat menciptakan dinding atau menyaring atau penghalang pandangan yang dapat memberikan perlindungan. Tanaman penutup tanah dengan daun-daun dan karakteristik teksturnya yang seragam memberikan nuansa seperti lantai arsitektural.

3. Fungsi Tanaman Secara TeknisFungsi tanaman secara teknis yaitu dapat menghalau serta melembutkan cahaya matahari di permukaan dan di dalam air, dapat menghalau cahaya kendaraan dan jalan. Tanaman yang banyak ranting dan daun dapat menyerap dan mengurangi kebisingan. Menurut Nazaruddin (1996), tanaman semak merupakan jenis tanaman yang agak kecil dan rendah, serta pertumbuhannya cenderung merambat atau melebar. Jenistanaman semak hias adalah lidah mertua (Sanseviera trifasciata), tricolor (Dracaenamarginata, nusa indah (Mussaenda philippica) Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 7 Tahun 2002 menjelaskan, bahwa semak hias adalah tanaman yang pertumbuhan optimal batangnya mempunyai garis tengah maksimal 5 cm, dengan ketinggian 2 meter.

4. Tanaman Sebagai Penyerap Polutan Tanaman yang ditanam pada jalur hijau jalan di perkotaan dimaksudkan untuk memenuhi beberapa fungsi antara lain, fungsi untuk memperbaiki iklim mikro, yaitu menurunkan suhu, meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan intensitas sinar matahari.Sedangkan fungsi secara teknis adalah untuk mengurangi dan menurunkan tingkat pencemaran udara dengan cara menyerap polutan (Carpenter, Walker danLanphear, 1975 dalam Nugrahani, 2005). Menurut Arifin (1999) bahwa tanaman yang mempunyai daya serap polutan paling tinggi yaitu mahoni, angsana dan bogenvilll karena ketiga tanaman tanaman ini memperlihatkan pertumbuhan tajuk cukup baik, tingkat kerusakan daunnya rendah dan mempunyai daya tahan yang cukup baik terhadap kondisi udara. Dari penelitian Ramadan (2006) menujukkan bahwa ketiga spesies tanaman yang toleran terhadap pencemaran udara adalah tanaman Sono (Pterocarpus indicus), Glodogan (Polyalthia longifolia), Beringin (Ficus benjamina). Sedangkan penelitian Arifin (1999) terhadap tanaman tepi jalan di kota Malang menunjukkan kemampuan tanaman dalam menurunkan tingkat pencemaran udara, tanaman yang memiliki daya tahan dan kapasitas tersebut adalah Mahoni, Angsana dan Bougenvillea.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lapangan JambusarangLapangan Jambusarang adalah sebuah taman lingkungan yang berada di desa Jambusarang, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara. Akses lapangan ini cukup strategis karena berada di dekat jalan raya (jalan Trans Sulawesi) dan tengah tengah pemukiman. Disekitar lapangan ini terdapat: Sebelah Utara terdapat MTS (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) Sebelah Timur terdapat POSKESDES dan rumah warga Sebelah Selatan terdapat pemukiman penduduk Sebelah Barat terdapat Sekolah Dasar (SD)Berikut citra satelit Lapangan Jambusarang :

Gambar 1 . Citra satelit Lapangan Jambusarang dan lapangan bola Volly tahun 2009.Sumber : Google Earth (terakhir diperbarui 7/6/2009), di akses pada Minggu, 29 Maret 2015. Pkl 15.34

Ukuran Lapangan ini yaitu 73,12 x 62,31m, dan sering digunakan warga untuk kegiatan olahraga, seperti Bola Kaki, Volly, Bulu Tangkis dan lain-lain, serta sering digunakan untuk tempat bermain layangan oleh anak anak setempat. Karena kondisinya kurang terawat dan jarang di gunakan, sehingga banyak rumput liar yang tumbuh dengan ketinggian menghampiri betis anak- anak. Hal ini mengakibatkan saat menjelang malam sering dijadikan tempat untuk memberi makan sapi oleh warga setempat, sehingga ketika tiba waktu siang banyak kotoran sapi yang berserakan di tempat tersebut. Tempat ini juga kadang - kadang digunakan untuk tempat acara acara publik setempat seperti tempat acara kampanye, acara 17-an hingga pementasan seni. Sayangnya, tempat ini hanya akan dibersihkan dan ditata ketika ada lomba kebersihan antar desa atau akan di adakan sebuah acara publik. Berikut beberapa foto lapangan Jambusarang :

Gambar 2. View dari atas

Gambar 3. View dari Selatan

Gambar 4. View dari Barat ( MCK)

Gambar 5. View dari Timur

Gambar 6. View dari Utara

Gambar 7. O Anak anak yang sedang bermain layangan & seekor sapi yang sedang makan rumput

Gambar 8. Kondisi drainase

B. Elemen elemen yang Terdapat di Lapangan JambusarangDari gambar di atas terlihat bahwa elemen elemen yang terdapat di lapangan Jambusarang adalah sebagai berikut : Memiliki 11 buah pohon Jati Putih yang di tanam di bagian selatan berjumlah 9 dan barat lapangan berjumlah 2 pohon. Hamparan rumput sepanjang lapangan 2 buah Gawang yang terbuat dari kayu di bagian timur dan barat (lihat gambar 4) Tempat sampah di bagian barat lapangan (lihat gambar 2) 2 unit MCK di bagian timur (lihat gambar 4) Drainase di bagian Utara, Selatan dan Barat lapangan (hampir mengelilingi seluruh bagian lapangan) yang memiliki lebar 70cm. Jalan setapak yang terbuat secara alami terletak di bagian Utara, Selatan dan Barat lapangan (hampir mengelilingi seluruh bagian lapangan). Dahulu di bagian utara lapangan pernah terdapat tempat bola volly dan net bola volly tapi sekarang sudah tidak ada (lihat gambar 1) .

C. HasilDari penjelasan dan gambar di atas dapat di ketahui bahwa kualitas lapangan Jambusarang masih rendah, masih banyak yang perlu ditata ulang dan di tambah, yaitu :1. Perbaikan saluran drainase dengan betonisasi pada bagian yang sudah rusak dan ditambah kedalamannya. Di bagian barat dan selatan lapangan (pintu masuk) dibuatkan penutup drainase dari besi agar memudahkan pengunjung taman untuk melewati drainase tersebut.Di setiap sudut lapangan dan tempat yang membutukan penyinaran di letakkan lampu dengan tinggi 17 m (melewati tinggi pohon) agar penyinarannya luas dan agar terhindar dari bola futsal. Jumlah lampu yang di letakkan sebanyak 7 lampu, bagian utara 3 lampu, timur 1 lampu, selatan 2, dan barat 1 lampu.Bak sampah yang awalnya terdapat di bagian barat akan dipindahkan di bagian utara agar tidak mengganggu pemandangan.Di bawah pohon bagian timur di letakkan 4 buah bangku, untuk tempat berteduh sambil menikmati pemandangan taman bunga. Di bagian tengah utara di tambahkan pula 7 buah bangku di bawah taman Jambu Biji untuk para orang tua beristirahat sambil mengawasi anak-anaknya yang sedang bermain. Di bagian tengah lapangan juga di letakkan bangku untuk para pengunjung taman yang ingin menikmati pertandingan bulu tangkis, dan tempat yang tepat untuk menikmati pemandangan taman bunga serta air mancur, atau hanya sekedar untuk beristirahat atau berteduh.2. Pembuatan lapangan futsal di bagian barat laut disertai dengan gawang futsalnya yang berstandar SNI sebagai pengganti gawang yang terbuat dari kayu sebelumnya. Luas lapangan futsal tersebut di buat dengan SNI yaitu 25x15m.3. Pembuatan lapangan bulu tangkis di bagian barat dengan luas sesuai dengan SNI yaitu 13,4x6,1m. Di sekitar lapangan ini di biarkan kosong, hanya terdapat 3 buah tempat berteduh/beristirahat, itupun agak jauh dari lapangan futsal dan pemisah antara lapangan bulu tangkis dan futsal hanya dibatasi oleh jalan taman, tidak di letakkan pohon agar tempat ini bisa di gunakan seperti sebelumnya yaitu seperti acara publik, pentas seni, acara 17-an, tempat bermain layangan dan lain lain. Jadi selain dapat digunakan untuk tempat bermain bulu tangkis juga dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.4. Di bagian tengah lapangan dibuatkan air mancur besar dengan diameter 15,25m, sebagai point of interest dari Taman Jambusarang. Di sekeliling air mancur diberi perkerasan dan tangga. Berikut desain gambar 3D air mancur tersebut.

Tampak Samping5. Pembuatan jalan taman dengan perkerasan yang terbuat dari paving block. Jalan taman ini bertujuan mengarahkan para pengunjung taman dalam mengelilingi taman,mencegah becek saat hujan serta bisa juga digunakan untuk jogging.6. Pembuatan tempat peneduh/beristirahat yang cukup besar dengan di kelilingi 4 buah bangku. Tempat peneduh ini berjumlah 6 buah dan berdekatan dengan taman bunga, air mancur dan lapangan bulu tangkis, sehingga selain dapat digunakan untuk berteduh/beristirahat, sangat cocok digunakan sebagai tempat untuk menikmati pemandangan taman bunga dan air mancur serta untuk menikmati pertandingan bulu tangkis.7. Pembuatan taman bunga yang luas di bagian timur taman dengan cara ditanam langsung, dan dengan 3 jenis bunga yang memiliki ketinggian yang hampir sama yaitu bunga Mawar Merah dengan rata-rata ketinggian 30-50 cm, bunga Tulip Ungu dengan ketinggian 10-70 cm, dan bunga Krisan Kuning yang memiliki ketinggian rata-rata 70-80 cm. Berikut foto dari ke-3 jenis bunga tersebut : Bunga Mawar MerahBunga Tulip Ungu

Bunga Krisan KuningPada taman bunga ini juga di beri pembatas bunga dari Bonsai dengan ketinggian yang diatur 5 cm dari permukaan tanah dan dilengkapi pula dengan 8 buah lampu taman di setiap sudut taman bunga dengan ketinggian lampu 2 m dari permukaan tanah.8. Di bagian utara taman dibuatkan taman Jambu biji sebagi ciri khas dari desa Jambusarang sendiri. Dengan di beri foundasi 1,5 m dari permukaan tanah, di beri 2 buah tangga di masing masing bagian sampingnya, agar jika berbuah dapat dipetik oleh pengunjung taman. Dilengkapi juga dengan bangku di bagian bawah foundasi sebagai tempat duduk para orang tua karena taman Jambu ini berdekatan dengan taman bermain anak.9. Pembuatan taman bermain anak, yang di lengkapi dengan 10 buah ayunan,10. Tangga gantung berjumlah 3 buah11. Dan 3 buah seluncuran dengan desain sebagai berikut :12. Taman ini telah memiliki MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di bagian timur sehingga tidak perlu dibuatkan toilet, hanya kebersihannya saja yang perlu di jaga. Untuk memudahkan pengunjung menemukan MCK tersebut maka di perlukan pembuatan papan penanda yang letaknya tidak jauh dari MCK dan juga muda di temukan.13. Pengurangan 5 pohon Jati Putih di bagian selatan, sehingga bagian dalam taman dapat dilihat dan dinikmati oleh orang yang melewati tempat tersebut. jadi sisa pohon jati di bagian selatan, hanya tersisa 4 Pohon.14. Penggantian Pohon Jati putih di bagian barat dengan pohon tanjung. Karena diameter kerindangan daun dan tinggi pohon Tanjung lebih besar dari pohon jati Putih. Di bagian selatan taman ini pohon jati Putih tidak hanya di gantikan oleh pohon tanjung tetapi juga di tambahkan sebanyak 5 pohon tanjung, jadi jumlah pohon tanjung di bagian selatan taman berjumlah 7 pohon. Selain itu pohon tanjung ini juga di tambahkan di bagian lain sebagai pembatas antara taman dengan lingkungan luar serta pembatas antara taman bermain anak dengan lapangan futsal. Berikut gambar pohon jati putih dan pohon Tanjung (untuk pohon jati putih dapat di lihat juga di gambar gambaran umum) :Pohon Jati PutihPohon Tanjung (d= 1,5 m. T=15m)

15. Rumput ditaman akan diperlebat dengan penanaman jenis rumput Manila (Zoysia Matrella), jenis rumput ini sering di gunakan di lapangan sepak bola. Di taman ini juga akan di lengkapi dengan free akses wifi, untuk menarik minat pengunjug serta dapat digunakan oleh warga setempat sebagai sarana untuk mempermudah dalam mencari informasi. Berikut gambar jenis rumput manila.

Rumput Manila (Zoysia Matrella)

BAB IVKESIMPULAN

Lapangan Jambusarang merupakan sebuah RTH di lingkungan desa Jambusarang yang kondisinya sangat mengecewakan, yang hanya di lengkapi dengan 2 buah gawang yang terbuat dari kayu dan rumput liar yang agak tinggi (tingginya menghampiri ukuran lutut anak-anak), dan di kelilingi oleh drainase yang kondisinya juga buruk, sehingga di perlukan adanya re-planning secara menyeluruh.Dengan mengubah lapangan Jambusarang menjadi sebuah Community Park atau Taman Lingkungan yang indah, memiliki kualitas lingkungan yang baik, fasilitas yang memadai, menjaga kondisi lingkungan agar tetap terawat serta memberikan fungsi sosial, rekreasi, ekologis, dan fungsi penting lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-adriadidim-30519 di akses pada Minggu, 29 Maret 2015, pkl. 14.24 http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/wp-content/uploads/2014/05/V1N2577-584.pdf di akses pada Sabtu, 04 April 2015, pkl. 19.37