reaksi e28093 reaksi spesifik asam amino

20
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI – REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN NAMA : JULIAR NUR NIM : H411 10 002 KELOMPOK : I (SATU) HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011 ASISTEN : ARKIEMAH HAMDA

Upload: widia-pitriani

Post on 16-Feb-2015

66 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

rx e2

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI – REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN

NAMA : JULIAR NUR

NIM : H411 10 002

KELOMPOK : I (SATU)

HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011

ASISTEN : ARKIEMAH HAMDA

LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 2: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus

fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia

seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)

yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat

asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino

bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa

pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi

zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak

dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu

sebagai penyusun protein.

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing

dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal

pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai

asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein

(proteinogenik).

Seperti halnya senyawa-senyawa lainnya, asam amino dan protein juga

dapat mengalami reaksi-reaksi spesifik. Reaksi- reaksi spesifik pada asam amino

dan protein pun ada beberapa macam antara lain reaksi dengan pereaksi millon,

ninhidrin, nitroprussida, sistin, sistein.

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dilakukanlah percobaan

mengenai reaksi-reaksi spesifik asam amino dan protein.

Page 3: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari reaksi-reaksi spesifik dari

asam amino dan protein.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini ialah:

1. Mengidentifikasi adanya gugus indols spesifik amino triptofan melalui

percobaan Adamkiewitz-Hopkins.

2. Mengetahui reaksi uji protein dengan terjadinya pengendapan, melalui

proses termokoagulasi dan pengendapan dengan asam kuat seperti asam

nitrat dan asam organik.

1.3 Prinsip Percobaan

Mengidentifikasi protein dengan mengidentifikasi reaksi spesifik asam

amino dan protein dengan beberapa pereaksi tertentu yaitu melalui reaksi

Adamkiewitz-Hopkins dan pengendapan dengan asam kuat seperti asam nitrat dan

asam organik yang ditandai dengan adanya perubahan warna, suhu dan endapan

yang menunjukkan bahwa adanya reaksi uji positif terhadap asam amino dan

protein.

Page 4: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata protein berasal dari kata protos atau proteous yang berarti pertama

atau utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh

karena sel itu berperan dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. Dalam

kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam

tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang

berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah

merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke

seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang

berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu

protein (Poedjiadi,1994).

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap

molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai

struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino

menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua

gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan

gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam

amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan

proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton

dari basa kuat (Poedjiadi, 1994).

Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai

monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang

mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik

Page 5: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami

terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA (Anonim, 2011).

Protein sebagai salah satu komponen penyusun bahan pangan mempunyai

peranan yang sangat besar dalam menentukan mutu produk pangan. Protein

mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain, baik secara langsung maupun

tidak langsung, sehingga berpengaruh pada aplikasi proses, mutu dan penerimaan

produk. Sifat-sifat inilah yang disebut dengan sifat fungsional protein, seperti:

water binding, kelarutan, viskositas, pembentukan gel, flavor binding dan

aktivitas permukaan. Dengan demikian, protein dari berbagai sumber dapat

dikembangkan menjadi produk yang mempunyai sifat-sifat fungsional yang

tinggi, menjadi: emulsifier, flavor enhancer, texturizer, stabilizer dan

pembentuk gel (Anonim, 2011).

Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar

yang saling berkaitan satu sama lain. Ternyata ada 24 jenis rantai cabang R yang

berbeda ukuran, bentuk, muatan, dan reaktivitasnya. Rantai cabang R dapat

berupa atom H pada glisin, metil pada alanin, atau berupa gugus lainnya, baik

gugus alifatik, hidroksil, maupun aromatik (Anonim, 2011).

Molekul protein sendiri merupakan rantai panjang yang tersusun oleh

matarantai asam-asam amino. Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu

atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang

salah satunya terletak pada atom C tepat sebelah gugus karboksil (atau atom C

alfa). Asam-asam amino yang berbeda-beda (ada 20 jenis asam amino dalam

protein alamiah) bersambung melalui ikatan peptida yaitu ikatan antara gugus

karboksil suatu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang di

sampingnya (Sudarmadji, dkk., 1996).

Page 6: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

Fungsi suatu protein selain sebagai bahan makanan tergantung sepenuhnya

pada strukutur tiga dimensionalnya. Pada suatu protein dapat ditambahkan

beberapa zat yang dapat merubah struktur sekunder, tersier, dan kuartener dari

protein tersaebut. Sebagai contoh: konsentrasi ion yang tinggi dapat mematahkan

ikatan S-S diantara cystein. Meskipun zat ini tidak berubah untuk memecahkan

ikatan peptida, sehingga struktur primernya tidak berpengaruh, tetapi perlakuan

ini dapat merusak sifat protein yang menyebabkan protein tersebut tidak berfungsi

semestinya. Protein tersebut mengalami proses denaturasi. Sebagai contoh apabila

lisozim di denaturasikan maka protein tersebut tidak dapat lagi merubah

polisakarida seperti biasa. Denaturasi suatu enzim menyebabkan enzim itu tidak

dapat berfungsi lagi (Winarno, 1991).

Denaturasi antibodi menyebabkan zat-zat tersebut tidak dapat mengenal

dan bereaksi dengan antigen. Jika fungsi protein tergantung pada konfirmasinya,

maka lazim pula dikatakan bahwa konfirmasi protein tergantung pada struktur

primernya. Dengan kata lain pada urutan tepat didalam protein tersebut. Jika

diambil zat lisozim yang telah di denaturasi dan mengembalikan kondisi pH,

kadar garam dan sebagainya dalam kondisi normal, maka lisozim tersebut

mendapatkan kembali strukutur sekunder dan tersiernya yang khas. Ini dapat

dilihat dari kembalinya sifat katalitik. Begitu juga dengan antibodi, yang dapat

didenaturasi secara reversibel, dikembalikan dalam keadaan normal, maka

antibodi tersebut memperoleh kembali kemampuannya untuk mengikat antigen

(Winarno, 1991).

Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi

uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6

macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan

Page 7: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh

garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi

protein (Pine, 1988).

Reaksi sakaguci dilakukan dengan menggunakan pereaksi nafol dan

natrium hipobromit. Pada dasarnya reaksi ini dapat memberi hasil positif apabila

ada gugus guanidin. Jadi, arginin atau protein yang mengandung arginin dapat

menghasilkan warna merah (Lehninger, 1990).

Asam amino sendiri tidak berwarna dan tidak dapat dideteksi secara

visual pada kromatografi atau cara analisis lainnya. Dengan mengubahnya

menjadi senyawa yang berwarna, kita dapat melihatnya. Reaksi warna yang

penting dari asam amino adalah reaksinya dengan ninhydrin karena intensitas

warna yang terbentuk pada reaksi ninhydrin ini sebanding dengan konsentrasi

asam aminonya maka reaksi ini dapat dipakai untuk analisa kuantitatif.

Contohnya: reaksi ninhydrin ini dipakai pada alat analisa otomatik asam amino,

suatu alat untuk memisahkan asam amino dengan memakai kolom penukar ion

dan ditentukan konsentrasi relatifnya (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus

karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina

asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini

termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan

molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino (Anonim, 2011).

Adapun sifat-sifat dari protein yang membedakannya dari senyawa

makromolekul lainnya yakni (Anonim, 2011) :

1. Bila dibakar berbau rambut terbakar.

Page 8: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

2. Diendapkan oleh garam-garam logam berat, misalnya air raksa, timah putih

dan timah hitam. Hal ini terjadi bila pHnya lebih alkali, dimana logam berat

tersebut terikat pada gugus karboksilnya membentuk proteinat logam berat.

Reaksi protein dengan logam berat ini dipakai sebagai dasar pertolongan

pertama pada keracunan logam berat dengan cara melakukan pemberian

protein susu atau telur mentah kepada korban yang belum lama meminum

racun tersebut.

3. Asam-asam tertentu dapat mengendapkan protein oleh karena protein

mengandung gugus –NH2. Asam-asam semacam ini seringkali dinamakan

sebagai reagensia alkaloid, misalnya asam trikloroasetat, asam fosfotungstat,

asam fosfomolibdat, asam perklorat, asam sulfosalisilat.

4. Protein terutama asam amino yang kandungannya menghasilkan beberapa

reaksi warna, diantaranya:

a. Reaksi Xantoprotein yang berdasarkan reaksi nitrasi benzena asam amino

aromatik seperti fenilalanin, tirosin, triptofan.

b. Reaksi Millon berdasarkan inti fenol bereaksi dengan reagensia Millon,

seperti asam amino tirosin, memberikan warna merah.

c. Reaksi Sakaguchi berdasarkan adanya gugus guanidin dengan reagensia

Sakaguchi, seperti asam amino arginin, memberikan warna merah.

d. Reaksi Biuret berdasarkan adanya dua atau lebih ikatan peptida dengan

reagensia Biuret memberikan warna lembayung. Berarti semua protein

menghasilkan warna lembayung.

Page 9: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Protein dan Asam Amino, http://www.wikipedia.org, diakses pada tanggal 21 Oktober 2011 pukul 13:45 WITA.

Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.

Lehninger, A., L. 1990, Dasar-dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta.

Pine, 1988, Kimia Organik, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Wibraham, A.C., & Matta, M.S, 1992, Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 10: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Reaksi asam amino dan protein melalui uji Adamkiewitz-Hopkins tidak

memberikan warna ungu yang membuktikan adanya gugus indol spesifik

asam amino triptofan pada albumin, tetapi memberikan uji negatif yaitu putih

kecoklatan.

2. Protein akan mengalami denaturasi apabila dipanaskan hingga mendidih

seperti pada reaksi termokoagulasi dan apabila ditambahkan dengan asam-

asam kuat seperti penambahan NH3 pada reaksi pengendapan asam nitrat dan

Trikloroasetat pada reaksi pengendapan asam organik.

5.2 Saran

Untuk laboratorium sebaiknya digunakan asam-asam amino yang lain agar

dapat diketahui dengan baik reaksi-reaksi spesifik yang terjadi pada asam–asam

amino dan protein tersebut sehingga hasilnya dapat dibandingkan. Selain itu,

sebaiknya reaksi Sakaguci juga dilakukan agar menambah wawasan praktikan.

Untuk asisten, sudah cukup baik dalam memberikan arahan dan penjelasan

mengenai percobaan, meskipun praktikum ini tidak sesuai dengan hasil yang

diharapkan tetapi koordinasi yang bagus dari asisten sehingga semua praktikan

bisa berperan aktif.

LEMBAR PENGESAHAN

Page 11: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

Makassar, Oktober 2011

Asisten Praktikan

( Arkeimah Hamda ) ( Juliar Nur )BAGAN KERJA

1. Tes Adamkiewitz-Hopkins

Page 12: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

Dipipet 2 mL sebanyak 2x

Dimasukkan ke dalam 2 tabung

reaksi berbeda

Ditambahkan 3 mL albumin, dan

alanin, pada tabung reaksi yang

berbeda

Ditambahkan setetes demi setetes

H2SO4

Diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

2. Reaksi Termokoagulasi

Dipipet sebanyak 5 ml

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Dibasakan dengan 1 tetes NaOH 0,1

M

Dipanaskan sampai mendidih

Diamati perubahan yang terjadi

Diasamkan dengan CH3COOH 0.1 M

Amati perubahan yang terjadi

Ulangi percobaan ini dengan

menggunakan alanin

3. Reaksi Asam Nitrat

Hasil

Larutan Glioksilik

Larutan Albumin

Hasil

Page 13: Reaksi e28093 Reaksi Spesifik Asam Amino

Dipipet sebanyak 2 ml

Dimasukkan dalam tabung reaksi yang

bersih dan kering

Ditambahkan 1 mL HNO3 pada dasar

tabung

Amati cincin flokulasinya

Ulangi percobaan ini dengan

menggunakan alanin

4. Reaksi Asam Organik

Dipipet sebanyak 2 ml

Dimasukkan dalam tabung reaksi yang

bersih dan kering

Ditambahkan 1 mL asam Trikloroasetat

10% pada dasar tabung

Amati perubahan yang terjadi

Ulangi percobaan ini dengan

menggunakan alanin

Larutan Albumin

Hasil

Larutan Albumin

Hasil