realisasi tindak tutur ekspresif dalam teks ...dalam teks cerita ulang siswa di sma negeri 1...
TRANSCRIPT
i
REALISASI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS CERITA
ULANG SISWA DI SMA NEGERI 1 PULOKULON
Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Oleh :
SIGIT DWI NURDHIANATA
A310120217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
REALISASI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS CERITA ULANG
SISWA DI SMA NEGERI 1 PULOKULON
Oleh :
SIGIT DWI NURDHIANATA
A310120217
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada hari Rabu, 04 September 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum. (.....................................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum. (.....................................)
(Anggota Dewan Penguji I)
3. Dr. Yakub Nasucha, M. Hum. (.....................................)
(Anggota Dewan Penguji II)
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum.
NIP. 196504281993001
ii
REALISASI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS CERITA
ULANG SISWA DI SMA NEGERI 1 PULOKULON
DiajukanOleh:
Sigit Dwi Nurdhianata
A310120217
SkripsitelahdisetujuiolehpembimbingskripsiFakultasKeguruandanIlmuPendidikan,
UniversitasMuhammadiyah Surakarta untukdipertahankan di hadapantimpengujiskripsi.
Surakarta, 17 Agustus 2017
(Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum)
NIK. 412
iii
1
REALISASI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS CERITA
ULANG SISWA DI SMA NEGERI 1 PULOKULON
ABSTRAK
Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi, bahasa mempunyai peranan sangat
penting dalam proses penyampaian pesan atau informasi karena hanya melalui
bahasa informasi dapat diterima oleh mitra tuturnya. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat
dalam teks cerita ulang siswa di SMA Negeri 1 Pulokulon, dan 2)
Mendeskripsikan bentuk dan fungsi tuturan ekspresif yang terdapat dalam teks
cerita ulang siswa di SMA Negeri 1 Pulokulon. Penelitian ini menggunakan
metode analisis isi. Pendekatan ini mengkaji tentang teks cerita ulang
siswa.Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen dan informan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dokumen,
wawancara dan studi pustaka. Teknik analisis data dengan empat cara yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau
verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan triangulasi sumber data dan review informan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tuturan ekspresif dalam teks cerita ulang siswa dapat
berfungsi untuk menyatakan: kekaguman, sombong, rasa berani dan khawatir,
bahagia dan ucapan selamat datang. Tuturan yang banyak ditemukan adalah
tuturan ekspresif yang menyatakan fungsi senang, dan rasa kagum, dan paling
sedikit adalah fungsi kesombongan.
Kata kunci : Tindak tutur, ekspresif, cerita ulang
ABSTRACT
Language has a very important role in the process of delivering messages or
information because only through the language of information can be accepted by
partners said. This study aims to: 1) Describe what kinds of speech acts are
contained in the text of the re-story of students in SMA Negeri 1 Pulokulon, and
2) Describe the expressive speech form and function contained in the text of the
re-story of students in SMA Negeri 1 Pulokulon. This research uses content
analysis method. This approach examines the story text of the students. Sources of
data in this study are documents and informants. Data collection techniques used
in this study are document analysis, interviews and literature study. Data analysis
techniques in four ways: data collection, data reduction, data presentation and
drawing conclusions or verification. The technique of data validity used in this
research is by triangulation of data source and informant review. The results show
that expressive speech in the story text of the students can serve to express:
admiration, arrogance, courage and worry, happy and welcome. The most widely
found utterance is the expressive utterance which expresses pleasure, function and
awe, and is at least a function of pride.
Keywords: speech acts, expressive, re-story
2
1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sebuah kunci utama dalam hal berkomunikasi
yang dimiliki dandigunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama
di sekitar lingkungan hidupnya.Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat
komunikasi dengan lingkungannya adalahmelalui sebuah tuturan. Bahasa
adalah sebuah sistem bunyi yang hanya dimiliki manusia (Chaer dan
Agustina, 2004: 12).
Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) menyatakan bahwa bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk berkerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1984: 1) yang menyatakan bahwa
bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan sistem lambang arbitrer yang
dipergunakan suatu masyarakat untuk mengadakan hubungan dengan orang
lain.
Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak
tuturmerupakan gejala individual, dan berkelangsunganya ditentukan
olehkemampuan berbahasa sipenutur dalam menghadapi situasi tertentu.
Peristiwa tutur banyak dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturanya.
Tindak tutur dalam peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terjadi pada
suatu proses yaituproses komunikasi (Chaer dan Leony, 1995:61). Di dalam
kehidupan manusiatidak bisa lepas dari peristiwa tuturan, karena dengan
tuturan manusia dapatmenyampaikan informasi kepada lawan tuturnya.
Peristiwa tuturan ekspresif tidak hanya ditemukan dalam komunikasi
sehari-hari maupun dalam pembelajaran bahasa tetapi dapat ditemukan dalam
teks cerita ulang. Teks cerita ulang yang mengandung tuturan-tuturan yakni
cerita ulang pada sebuah karya yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Penulis
tertarik untuk menganalisis dan berupaya untuk menyelidiki ucapan dengan
berfokus pada tindak tutur ekspresif dalam teks cerita ulang siswa di SMA
Negeri 1 Pulokulon. Cerita ulang (recount) atau rekon adalah teks yang
3
menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan
untuk memberi informasi, atau menghibur pembacanya, atau keduanya.
2. METODE
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang analisisnya fokus pada
penunjukan makna, deskripsi, dalam bentuk kata-kata. Menurut Sugiyono
(2012 :1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Penelitian ini
menggunakan metode analisis isi. Pendekatan ini mengkaji tentang teks cerita
ulang siswa. Sesuai dengan namanya, analisis isi terutama berhubungan
dengan isi komunikasi, baik secara verbal dalam bentuk bahasa, maupun non
verbal seperti bangunan, pakaian, elektronik dan lain-lain.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen dan informan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
dokumen, wawancara dan studi pustaka. Teknik analisis data dengan empat
cara yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan atau verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan triangulasi sumber data dan review informan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini didasarkan pada hasil cerita ulang siswa SMA Negeri 1
Pulokulon Kabupaten Grobogan. Tindak tutur ekspresif merupakan
pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur
tersebut mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis penutur terhadap
suatu keadaan, meliputi mengucapkan terima kasih, terkejut, mengucapkan
selamat datang, mengucapkan selamat, gembira, khawatir, sombong dan rasa
tidak suka.
Berdasarkan fungsi pragmatis tindak tutur ekspresif terdapat temuan
yang meliputi fungsi ekspresif mengkritik, fungsi ekspresif menyindir, fungsi
ekspresif mengeluh, fungsi ekspresif menyanjung, dan fungsi ekspresif
4
menyalahkan. Berdasarkan kemungkinan efek yang ditimbulkan oleh tuturan
terdapat temuan yang meliputi efek positif dan negatif. Efek positif :
introspeksi diri dan membuat lega, efek negatif : membuat jengkel dan
membuat terhina.
Hasil cerita ulang siswa mencerminkan tuturan yang menggambarkan
sikap khawatir ketika siswa masuk awal sekolah, kesenangan karena dapat
lolos sebagai anggota OSIS, senang menjadi anggota pramuka, senang karena
dapat masuk jurusan IPA, rasa tidak suka dengan tata tertib sekolah, rasa
terimakasih kepada teman baru yang memberi tempat dan banyak perasaan
yang mencerminkan tindak tutur pada siswa.
Berikut semua data tentang tindak tutur ekspresif dalam cerita ulang
siswa, Jenis Tindak Tutur pada Siswa di SMA Negeri 1 Pulokulon Tindak
tutur ekspresif menunjukkan rasa kekaguman
Kekaguman adalah bentuk ekpresi yang ditunjukkan seseorang atas
kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kagum dimaknai dengan rasa heran (dengan rasa memuji); takjub;
tercengang. Tindak tutur ini berfungsi mengungkapkan atau mengutarakan
sikap psikologis penuturterhadap keadaan yang tersirat. Tindak tutur ini
cenderung menyenangkan,karena diungkapkan dengan kesantunan positif.
Saya kagum pada Satrio karena setiap pagi sebelum berangkat sekolah
ia membantu ibunya berjualan di pertigaan kampungku. (Pr.1, Kl. 2).
Dengan senyum-senyum dan memegang stang sepeda dengan keadaan
tangan bergetar, tidak tahu itu dia sakit atau bawaan usia, tapi luar biasa
nenek-nenek tadi masih bisa bersepada. (Pr.1, Kl. 5).
Tuturan pada data (A.1) termasuk tindak tutur ekspresif “memuji”
yang menunjukkan sifat kekaguman. Tuturan Saya kagum pada Satrio
karena setiap pagi sebelum berangkat sekolah ia membantu ibunya
berjualan di pertigaan kampungkuyang disampaikan oleh Andrian kepada
temannya Satrio terdapat penanda lingual berupa “kagum” yang
menunjukkan tuturan tersebut termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif.
5
Bentuk tindak tutur ekspresif kekaguman di atas ada kemungkinan
efek yang ditumbulkan atas tuturan tersebut secara positif. Efek positif yang
timbul atas tuturan itu adalah adanya rasa dan introspeksi diri dari penutur
maupun rekan tutur atas apa yang dilihat dan dirasakan.
Rasa sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan
dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain. Sifat
sombong merupakan sifat yang menjadikan orang lain tidak suka terhadap
pelakunya. Rasa sombong dan rasa tidak suka diungkapkan oleh tindak
tuturan berikut ini:
Dari kejauhan ia agak semena-mena terhadap teman dia yang orang
biasa, nyuruh-nyuruh, kalau yang disuruh nggak mau dia akan memukulnya.
(Pr.1, Kl. 2). Di sekolah ia selalu memamerkan barang-barang yang ia punya..
(Pr.1, Kl. 3). Ia sangat sombong karena ayahnya selalu menjadi donatur di
sekolah. (Pr.1, Kl. 6).
Tuturan pada data (A.2) termasuk tindak tutur ekspresif “sombong”
yang menunjukkan sifat tidak suka. Tuturan “dari kejauhan ia agak
semena-mena terhadap teman dia yang orang biasa..”yang disampaikan
oleh Anggi kepada salah satu temannya yang sombong terdapat penanda
lingual berupa “rasa tidak suka” yang menunjukkan tuturan tersebut termasuk
ke dalam jenis tindak tutur ekspresif.
Sifat kesombongan muncul karena orang tua siswa tersebut
merupakan donatur tetap pada sekolah itu. Kata “Ia sangat sombong”
menunjukkan rindak tutur ekspresif teman Anggi yang dikenal sombong.
Berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri
yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak
takut (KBBI). Sifat keberanian dalam diri seseorang dipengaruhi karena
bertambahnya usia maupun situasi dan keadaan dimana dia dengan terpaksa
harus melakukan suatu perbuatan tersebut. Sifat berani diungkapkan oleh
tindak tutur sebagai berikut:
Saya semakin berani, yang dulunya masih takut. (Pr.1, Kl. 1). Sudah
mulai mengenal lawan jenis atau mulai pacaran (Pr.1, Kl. 3). Maka mungkin
6
itu yang membuat saya menjadi berubah dan mulai mengenal pergaulan (Pr.1,
Kl. 5).
Tuturan pada data (A.3) termasuk tindak tutur ekspresif “berani”
yang menunjukkan sifat siap dan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi
dalam menghadapi masa depan. Tuturan “Saya semakin berani, yang
dulunya masih takut..”yang disampaikan oleh Arya merupakan bentuk
curahan hatinya yang menilai dan melihat perkembangan usia maupun tingkat
kenaikan kelasnya. Tindak lokusi pada tuturan saya semakin berani
merupakan suatu pernyataan yang disampaikan penutur tentang mitra tutur
yang terlihat semakin berani melihat perubahan-perubahan usia yang
dijalinya.
Senang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online)
adalah puas dan lega. Puas dan lega karena sesuatu yang diinginkan dapat
tercapai. Pujian merupakan salah satu alat yang diberikan penutur jika ingin
mengungkapkan penilaianpositif akan sesuatu yang ada pada diri petutur
berdasarkan berbagai topik acuan.
Aku sangat senang sekalipada waktu itu kami dapat lolos bersama.
(Pr.1, Kl. 5).
Tuturan pada data (A.4) termasuk tindak tutur ekspresif “senang”
yang menunjukkan rasa puas atau lega karena sesuatu yang diinginkan dapat
tercapai. Kepuasan dan kelegaan juga ditunjukkan karena banyak siswa yang
berkeinginan untuk masuk organisasi OSIS namun tidak semua peserta dapat
masuk sebagai anggota OSIS dan hal inilah yang menjadikan Indra dan
temannya puas dan lega yang pada akhirnya mendatangkan kebahagiaan
dalam dirinya. Tuturan “Aku sangat senang sekalipada waktu itu kami
dapat lolos bersama”yang disampaikan oleh Indra merupakan bentuk
kepuasan dan kelegaan karena telah tercapai keinginan yang diinginkannya.
Selamat datang adalah suatu ungkapan yang disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain yang pada umumnya baru dikenalnya. Ungkapan
selamat datang dalam tindak tutur ekspresif ditunjukkan oleh data berikut ini:
7
“Hai, nama kamu siapa?”
“Hai, namaku Sinta, nama kamu siapa?”
“Namaku Satria”
Tuturan pada data (A.8) termasuk tindak tutur ekspresif
“mengucapkan selamat datang” yang menunjukkan ungkapan selamat
datang atas suatu perkenalan yang dilakukan oleh Satria dan Sinta karena
sama-sama siswa baru namun Satria lebih dulu mengenal seluk beluk sekolah
tersebut. Tuturan “Hai, nama kamu siapa?”, “Hai, namaku Sinta, nama
kamu siapa?” “Namaku Satria”merupakan ungkapan selamat datang atas
perkenalan yang baru saja dilakukan oleh kedua teman tersebut. Setelah
perkenalan tersebut dan pada masanya harus berpisah karena pemilihan
jurusan yang berbeda.
Konteks situasi tutur dapat mempengaruhi makna dari tuturan yang
dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Hymes (dalam Lubis, 1993:84-
85) mengemukakan tentang ciri-ciri konteks situasi tuturan adalah sebagai
berikut: “(1) advesser (pembicara), (2) advessee (pendengar), (3) topik
pembicaraan, (4) setting (waktu, tempat), (5) chanel (Penghubungnya: bahasa
tulisan, lisan dan sebagainya), (6) code (dialek, Stail), (7) massage from
(debat, diskusi, seremoni agama), dan (8) even (kejadian).” Berdasarkan
pendapat ini maka konteks situasi tindak tutur yang terjadi berdasarkan teks
cerita ulang siswa adalah bahwa didapati siswa mengemukakan tindak
tuturnya karena merasa tidak suka dengan temannya atau merasa kagum
dengan temannya.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal, Tuturan ekspresif dalam teks cerita ulang siswa dapat
disampaikan dengan berbagai bentuk tuturan, yaitu (1) tindak tutur langsung
literal (direct literal speech act), (2) tindak tutur tidak langsung literal
(indirect literal speech act), (3) tindak tutur langsung tidak literal (direct
nonliteral speech act), dan (4) tindak tutur tidak langsung tidak literal
8
(indirect nonliteral speech act), Tuturan ekspresif dalam teks cerita ulang
siswa dapat berfungsi untuk menyatakan: kekaguman, sombong, rasa berani
dan khawatir, bahagia dan ucapan selamat datang, Tuturan yang banyak
ditemukan adalah tuturan ekspresif yang menyatakan fungsi senang, dan rasa
kagum, dan paling sedikit adalah fungsi kesombongan. Hal itu
mengimplikasikan bahwa dalam cerita ulang siswa tersebut lebih banyak
mengungkapkan kesenangan selama menjalani pendidikan di sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Lubis, Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : Alfabeta.