refarat forensik dvi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
1/26
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK REFARATFAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2015UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DVI(DISASTER VICTIM IDENTIFICATION)
OLEH :
Wah !"#$ S%K&'(105 2 02 1 10)
*EMBIMBING :
A+,%'-%Ma!.!''#" M$ S,% F
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KE*ANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
201/
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
2/26
HALAMAN *ENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :
Nama : Wahyuni, S.Ked
Judul Lapsus : DISASTER VICTIM IDENTIFICATION
Telah menyelesaikan tugas tersebut dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
!rensik "an #edik!legal akultas Ked!kteran $ni%ersitas #uhammadiyah #akassar.
#akassar, #aret &'()
*& # #" $
( A+,%'-%Ma!.!''#" M$ S,% F )
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
3/26
BAB I
*ENDAHULUAN
A% La3a- B&.a+a"
Ind!nesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari (*.))+ pulau dengan
batas luasnya sebesar &.'&+.' + km& mempunyai kurang lebih (&- gunung merapi.
Se ara ge!l!gis Ind!nesia terletak di pertemuan diantara * lempeng tekt!nik utama
/0urasia, Ind!12ustralia dan #editerania3 dan se ara dem!gra4i terdiri dari berma am1
ma am etnik, agama, latar belakang s!sial dan budaya, dimana keadaan tersebut
memberikan petun5uk bahwa Ind!nesia berisik! tinggi sebagai negara yang rawan
ter5adi ben ana.
6adan Nasi!nal 7enanggulangan 6en ana /6N763 Ind!nesia melap!rkan telah
ter5adi kurang lebih (*89 kasus ben ana massal di Ind!nesia selama peri!de ( (9
hingga &'(&. 6en ana massal dide4inisikan sebagai suatu peristiwa yang disebabkan
!leh alam atau karena ulah manusia, yang dapat ter5adi se ara tiba1tiba atau perlahan1
lahan, yang menyebabkan hilangnya 5iwa manusia, kerusakan harta benda dan
lingkungan, serta melampaui kemampuan dan sumber daya masyarakat untuk
menanggulanginya.
6erdasarkan penyebabnya ben ana massal dibedakan men5adi & tipe. 7ertama,
Natural Disaster , seperti Tsunami, gempa bumi, ban5ir, tanah l!ngs!r dan se5enisnya.
Sedangkan yang kedua, dikenal sebagai Man Made Disaster yang dapat berupa
kelalaian manusia itu sendiri seperti: ke elakaan udara, laut, darat, kebakaran hutan
dan se5enisnya serta akibat ulah manusia yang telah diren anakannya seperti pada kasus
ter!risme.
Selain itu ben ana 5uga dapat dig!l!ngkan sebagai ben ana terbuka dan tertutup.
6en ana terbuka mengakibatkan kematian se5umlah indi%idu dimana tidak diketahui
untuk siapa, tidak terdapat atatan sebelumnya sehingga sulit mendapatkan in4!rmasi
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
4/26
tentang 5umlah sebenarnya k!rban setelah peristiwa tersebut, misalnya pada ben ana
alam letusan gunung #erapi, serangan ter!risme b!m 6ali, tsunami 2 eh, dll. 6en ana
tertutup ter5adi pada se5umlah indi%idu milik kel!mp!k dimana terdapat data sehingga
pr!ses diidenti4ikasi lebih epat dilakukan dibandingkan ben ana terbuka. /misalnya
pesawat ke elakaan dengan da4tar penumpang3.
$mumnya k!rban yang hidup telah banyak dapat diatasi !leh tim medis, para
medis dan tim pendukung lainnya. Namun berbeda bagi k!rban yang sudah mati yang
perlu ditangani se ara khusus dengan membentuk tim khusus pula yang disebut
Disaster Victim Identification /" I3.
" I adalah suatu pr!sedur untuk mengidenti4ikasi k!rban mati akibat ben ana
yang dapat di pertanggung5awabkan se ara sah !leh hukum dan ilmiah serta menga u
pada INT0;7
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
5/26
BAB II
TIN4AUAN *USTAKA
A% IDENTIFIKASI
1% D& #"#6# I'&"3# #+a6#
Identi4ikasi menurut Kamus 6esar 6ahasa Ind!nesia memiliki arti sebagai
berikut : pertama , tanda kenal diri@ bukti diri@ kedua, penentu atau penetapan
identitas sese!rang, benda, dan sebagainya@ ketiga, pr!ses psik!l!gi yang ter5adi
pada diri sese!rang arena se ara tidak sadar membayangkan dirinya seperti !rang
lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku !rang yang dikaguminya itu.
Identi4ikasi 4!rensik memiliki arti penetapan identitas sese!rang berdasarkan
ilmu ked!kteran yang dilakukan berdasarkan 4akta14akta medis. Identi4ikasi 4!rensik
merupakan upaya yang dilakukan dengan tu5uan membantu penyidik untuk
menentukan identitas sese!rang. Identi4ikasi dari tubuh yang tak dikenal, baik hidup
ataupun mati, dapat dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara pidana dan bagi
tugas kep!lisian yang lain, misalnya pada peristiwa ben ana alam, ke elakaan yang
mengakibatkan k!rban massal /mass disaster3 atau pada peristiwa ditemukannya
sese!rang dengan demensia atau kelainan 5iwa yang sulit dia5ak berk!munikasi.
Kepentingan dilakukannya identi4ikasi adalah sebagai upaya memenuhi hak
dasar setiap indi%idu untuk memiliki identitas semasa hidup ataupun setelah mati,
dan untuk memudahkan penanganan masalah hukum perdata ataupun pidana antara
!rang yang meninggal dengan keluarga yang ditinggalkan.
2% *-#"6#, I'&"3# #+a6#
"alam pr!ses Identi4ikasi diperlukan dua aspek :
a. 2spek pengumpulan data identitas@ baik ante1m!rtem maupun p!st1m!rtem
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
6/26
b. 2spek k!mparasi@ antara data ante1m!rtem dengan p!st1m!rtem untuk
menentukan k!rban
7rinsip dari pr!ses identi4ikasi adalah membandinkan data antem!rtem dengan p!st1
m!rtem, semakin banyak yang ! !k semakin baik.
"ata yang digunakan untuk menentukan identitas sese!rang, meliputi :
a. Identi4ikasi primer, meliputi pemerikasaan sidik 5ari, data gigi dan
deoxyrebose nucleic acid /"N23,
b. Identi4ikasi sekunder, yakni data %isual seperti pakaian ataupun perhiasan, data
kepemilikan seperti !bat1!batan dan gigi palsu, data d!kumentasi seperti kartu
identitas atau 4!t!, dan data medis yaitu iri tubuh, 5enis kelamin, g!l!ngan
darah, dan lain1lain.
Kedudukan data identi4ikasi primer memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan data identi4ikasi sekunder. K!rban dinyatakan p!siti4 teridenti4ikasi
apabila satu atau lebih ukuran identi4ikasi primer terbukti dengan atau tanpa data
sekunder, atau minimal dua data identi4ikasi sekunder yang ! !k bila data primer
tidak ada.
% Ma" aa3 I'&"3# #+a6#
a. #engungkap kasus tindak pidana
b. KeluargaAyang ditinggalkan dapat mengurus serti4ikat kematian.
. KeluargaAyang ditinggalkan dapat mengetahui s tatus pernikahan atau untuk
melakukan pernikahan kembali.
d. $ntuk masalah hukum perdata lainnya, seperti menentukan hak pengurusan
rumah atau tanah, hak waris, dll.
e. #engetahui asal1usul manusia, penyebarannya dan lain sebagainya
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
7/26
% *&-a" D7+3&- *a'a *-76&6 I'&"3# #+a6#
"alam melakukan identi4ikasi, d!kter diharapkan dapat :
a. #embedakan 5enaBah manusia atau bukan
2pabila hanya di temukan tulang, terkadang tulang antara hewan dengan
manusia mirip. Namun dengan pemeriksaan yang teliti dapat dibedakan tulang
tersebut berasal dari manusia atau hewan. $ntuk tulang yang tidak
teridenti4ikasi dapat ditentukan tulang manusia atau tulang hewan dengan
pemeriksaan imun!l!gik /pre ipitin test3.
b. #embedakan 5enaBah laki1laki atau perempuan
7ada keadaan dimana 5enis kelamin tidak mungkin dilakukan dengan
pemeriksaan luar, maka penentuan 5enis kelamin dapat dilakukan dengan ara :
(3 Jaringan lunak tertentu
$terus dan pr!stat merupakan 5aringan lunak yang tahan terhadap
pembusukkan dan dapat digunakan untuk menentukan 5enis kelamin. Selain
itu pemeriksaan seks kr!matin dari sampel 5aringan lunak atau tulang rawan
pun bisa dilakukan. 7emeriksaan tersebut sering digunakan untuk
menentukan 5enis kelamin pada mayat yang terp!t!ng1p!t!ng.
&3 Tulang1tulang tertentu
6eberapa tulang pada laki1laki dan perempuan 5elas perbedaannya,
antara lain tengk!rak, pel%is, tulang pan5ang, rahang dan gigi.
*3 #emperkirakan umur
Tulang dan gigi dapat memberikan in4!rmasi bagi perkiraan umur
manusia. Namun signi4ikansi pemeriksaan tulang bergantung pada besarnya
penyebaran kel!mp!k umur, dikel!mp!kkan men5adi kel!mp!k 4etus,
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
8/26
ne!natus, anak1anak, rema5a dan dewasa. 7ada kel!mp!k 4etus dan
ne!natus, pemeriksaan di4!kuskan pada inti penulangan dengan
pemeriksaan r!nsen!l!gik atau !t!psi. 7ada anak hingga rema5a umur &'
tahun yang paling berguna adalah pemeriksaan epi4isis. 7ada kel!mp!k
dewasa, dapat melihat penutupan sutura, perubahan sudut rahang dan
adanya pr!ses penyakit pada tulang
83 #enentukan tinggi badan 5enaBah
Tinggi badan merupakan salah satu in4!rmasi penting yang digunakan
untuk mela ak identitas. 7erlu diketahui bahwa ukuran tinggi badan !rang
yang sudah meninggal biasanya sedikit lebih pan5ang sekitar &,9 sentimeter
dari pada tinggi badan waktu hidup. Jika 5enaBah tidak utuh, maka
penentuan tinggi badan dapat dilakukan dengan meggunakan tulang
pan5ang.5% T&+"#+ I'&"3# #+a6# 4&"a8ah
$ntuk mengidenti4ikasi 5enaBah, dapat digunakan berbagai teknik, yaitu :
a. "!kumentasi ke5adian
b. 7engenalan %isual
#et!de ini dilakukan dengan memperlihatkan 5enaBah pada !rang1!rang
yang merasa kehilangan angg!ta keluarga atau temannya. Cara ini hanya
e4ekti4 pada 5enaBah yang belum membusuk, sehingga masih mungkin dikenali
wa5ah dan tubuhnya, !leh lebih dari satu !rang. 6esar kemungkinan adanya
4akt!r em!si yang mengaburkan pembenaran atau penyangkalan identitas
5enaBah.. 7enyesuaian data antem!rtem dan p!stm!rtem
Cara pengumpulan data ante1m!rtem adalah sebagai berikut :
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
9/26
(3 #elalui $nit p!lisi pen arian !rang hilang dalam " I7engumpulan data berupa nama, alamat, n!m!r telp!n yang bisa
dihubungi dari keluarga k!rban serta data medis k!rban.
&3
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
10/26
( -+, da tyl!s !py /identi4ikasi sidik 5ari tanpa berbasis k!mputer3 telah
digunakan untuk identi4ikasi ke5ahatan.Karakteristik sidik 5ari setiap !rang adalah unik dan tidak akan
berubah selama hidup. 6erdasarkan penelitian peluang dua !rang
memiliki sidik 5ari yang sama lebih ke il dari satu dalam satu milyar.
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
11/26
3 Kemungkinan adanya data antem!rtem berupa rekam gigi
d3 Terlindung !leh !t!t bibir dan pipi, trauma akan mengenai !t!t1
!t!t tersebut lebih dahulu.
e3 6entuk gigi geligi di dunia tidak sama, kemungkinan sama satu
banding dua miliar
43 =igi tahan panas hingga 8' C0
g3 =igi tahan asam keras.
6atasan dari 4!rensik !d!nt!l!gi terdiri dari :
a3 Identi4ikasi dari mayat tak dikenal.
b3 7enentuan umur
3 7emeriksaan 5e5as gigit
d3 7enentuan ras berdasarkan gigi
e3 2nalisis dari trauma !r!4asial
43 "ental 5urisprudensi berupa keterangan saksi ahli
g3 7eranan pemeriksaan "N2 dalam identi4ikasi pers!nal
*3 "N2
"N2 adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik yang
ber4ungsi untuk mengatur perkembangan bi!l!gik seluruh bentuk
kehidupan se ara seluler."N2 terdiri dari dua m!lekul yang membentuk
struktur d!uble heliD.
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
12/26
>ampir semua sampel bi!l!gis tubuh dapat digunakan sebagai
sampel tes "N2, tapi yang sering digunakan adalah sampel darah,
rambut, apusan pipi, dan kuku. $ntuk kasus 4!rensik, sperma, daging,
tulang, kulit, air liur atau sampel bi!l!gis lainnya yang di temukan di
TK7 dapat men5adi sampel tes "N2.
a3 Tu5uan Tes "N2
• Tu5uan pribadi : penentuan perwalian anak atau
penentuan !rang tua dari anak.
• Tu5uan hukum : meliputi masalah 4!rensik, seperti
identi4ikasi k!rban yang telah han ur, sehingga butuh
pen ! !kkan antara "N2 k!rban dengan keluarga, ataupun
pembuktian pelaku ke5ahatan.
b3 #et!de tes "N2 :• ST; / Sh!rt Tandem repeat3
ST; adalah l!kus "N2 yang tersusun atas
pengulangan &1) basa. "alam gen!m manusia dapat
ditemukan pengulangan basa yang ber%ariasi 5umlah dan
5enisnya. "engan mempr!4ilkan "N2 menggunakan ST;,
"N2 dapat dibandingkan satu sama lain.• 7C; /7!lymerase Chain ;ea ti!n3
7C; merupakan teknik yang memungkinkan sintesis
wilayah "N2 tertentu. Yang memungkinkan peneliti
membuat ber5uta15uta salinan "N2 dalam waktu singkat
untuk kemudian di identi4ikasi.
B% DISASTER VICTIM IDENTIFICATION
(DVI)
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
13/26
1% D& #"#6# DVI
" I atau Disaster Victim Identification adalah satu de4inisi yang diberikan
sebagai sebuah pr!sedur untuk mengidenti4ikasi k!rban mati akibat ben ana massal
se ara ilmiah yang dapat dipertanggung5awabkan dan menga u kepada standar baku
interp!l.
Yang bertanggung 5awab dalam pelaksanaan " I adalah p!lisi didukung !leh
para ahli seperti pat!l!gi 4!rensik, !d!nt!l!gi 4!rensik, ahli sidik 5ari, ahli "N2,
4!t!gra4er, dan tim bantuan lain. 7r!sedur " I diperlukan dalam menegakkan
>2#, merupakan bagian dari pr!ses penyidikan, 5ika identi4ikasi %isual diragukan,
serta untuk kepentingan hukum /asuransi, warisan, dan status perkawinan3.
7rinsip dari pr!ses identi4ikasi ini adalah dengan membandingkan data ante1
m!rtem dan p!st1m!rtem, semakin banyak yang ! !k maka akan semakin baik.
Tu5uan penerapan " I adalah dalam rangka men apai identi4ikasi yang dapat
dipertanggung5awabkan se ara hukum, sempurna dan paripurna dengan semaksimal
mungkin sebagai wu5ud dari kebutuhan dasar hak asasi manusia,dimana se!rang
mayat pempunyai hak untuk dikenali.
" I diterapkan pada ben ana yang menyebabkan k!rban massal, seperti
ke elakaan bus dan pesawat, gedung yang runtuh atau terbakar, ke elakaan kapal
laut dan aksi ter!risme. Selain itu 5uga dapat diterapkan pada ben ana alam, seperti
gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
;u5ukan >ukum :
a. $$ N!.&8 tahun &''+ tentang 7enanggulangan 6en ana
b. $$ N!.& tahun &''& tentang 7!lri
. $$ N!.&* tentang kesehatan
d. 77 N!.&( tentang 7enyelenggaraan 7enanggulangan 6en ana
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
14/26
e. ;es!lusi Interp!l N!.2=NA)9A;0SA(* year (--) !n "isaster i tim
Identi4i ati!n
4. #
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
15/26
mengamankan, langkah kedua adalah to collect atau untuk mengumpulkan dan
langkah ketiga adalah documentation atau pelabelan.
7ada langkah to secure !rganisasi yang memimpin k!mand! " I harus
mengambil langkah untuk mengamankan TK7 agar TK7 tidak men5adi rusak.
Langkah ? langkah tersebut antara lain adalah :
(3 #embl!kir pandangan situs ben ana untuk !rang yang tidak
berkepentingan /pen!nt!n yang penasaran, wakil ? wakil pers, dll3,
misalnya dengan memasang police line .&3 #enandai gerbang untuk masuk ke l!kasi ben ana.*3 #enyediakan 5alur akses yang terlihat dan mudah bagi yang
berkepentingan.83 #enyediakan petugas yang bertanggung 5awab untuk meng!ntr!l siapa
sa5a yang memiliki akses untuk masuk ke l!kasi ben ana.93 7eriksa semua indi%idu yang hadir di l!kasi untuk menentukan tu5uan
kehaditan dan !t!risasi.)3 "ata terkait harus di atat dan !rang yang tidak berwenang harus
meninggalkan area ben ana
7ada langkah to collect !rganisasi yang memimpin k!mand! " I harus
mengumpulkan k!rban ? k!rban ben ana dan mengumpulkan pr!perti yang
terkait dengan k!rban yang mungkin dapat digunakan untuk kepentingan
identi4ikasi k!rban.
7ada langkah documentation !rganisasi yang memimpin k!mand! " I
mend!kumentasikan ke5adian ben ana dengan ara mem4!t! area ben ana dan
k!rban kemudian memberikan n!m!r dan label pada k!rban.
Setelah ketiga langkah tersebut dilakukan maka k!rban yang sudah
diberi n!m!r dan label dimasukkan ke dalam kantung mayat untuk kemudian
die%akuasi.
b. ase II ? Kamar #ayatA7!st #!rtem / The Mortuary 3
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
16/26
7engumpulan data post-mortem atau data yang diper!leh paska kematian
dilakukan !leh post-mortem unit yang diberi wewenang !leh !rganisasi yang
memimpin k!mand! " I. 7ada 4ase ini dilakukan berbagai pemeriksaan yang
kesemuanya dilakukan untuk memper!leh dan men atat data selengkap?
lengkapnya mengenai k!rban. 7emeriksaan dan pen atatan data 5enaBah yang
dilakukan diantaranya meliputi :(3 "!kumentasi k!rban dengan mengabadikan 4!t! k!ndisi 5enaBah k!rban&3 7emeriksaan 4isik, baik pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam
5ika diperlukan*3 7emeriksaan sidik 5ari83 7emeriksaan rontgen93 7emeriksaan !d!nt!l!gi 4!rensik : bentuk gigi dan rahang merupakan
iri khusus tiap !rang @ tidak ada pr!4il gigi yang identik pada & !rang
yang berbeda)3 7emeriksaan DNA+3 7emeriksaan antr!p!l!gi 4!rensik : pemeriksaan 4isik se ara
keseluruhan, dari bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, tatt! hingga
a at tubuh dan bekas luka yang ada di tubuh k!rban.
"ata ? data hasil pemeriksaan tersebut kemudian dig!l!ngkan ke dalam data
primer dan data sekunder sebagai berikut :
(3 7rimer /sidik 5ari, pr!4il gigi, "N23&3 Sekunder /%isual, 4!t!gra4i, pr!perti 5enaBah, antr!p!l!gi medis3
"i dalam menentukan identi4ikasi sese!rang se ara p!siti4, 6adan
Identi4ikasi " I Ind!nesia mempunyai aturan1aturan, yaitu minimal apabila
salah satu identi4ikasi primer dan atau didukung dengan minimal dua dari
identi4ikasi sekunder.
Selain mengumpulkan data pas a kematian, pada 4ase ini 5uga sekaligus
dilakukan tindakan untuk men egah perubahan?perubahan paska kematian
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
17/26
pada 5enaBah, misalnya dengan meletakkan 5enaBah pada lingkungan dingin
untuk memperlambat pembusukan.
. ase III ? 2nte #!rtem
7ada 4ase ini dilakukan pengumpulan data mengenai 5enaBah sebelum
kematian. "ata ini biasanya diper!leh dari keluarga 5enaBah maupun !rang
yang terdekat dengan 5enaBah. "ata yang diper!leh dapat berupa 4!t! k!rban
semasa hidup, interpretasi iri ? iri spesi4ik 5enaBah /tatt!!, tindikan, bekas
luka, dll3, rekaman pemeriksaan gigi k!rban, data sidik 5ari k!rban semasa
hidup, sampel DNA !rang tua maupun kerabat k!rban, serta in4!rmasi ?
in4!rmasi lain yang rele%an dan dapat digunakan untuk kepentingan
identi4ikasi, misalnya in4!rmasi mengenai pakaian terakhir yang dikenakan
k!rban.d. ase I ? ;ek!nsiliasi
7ada 4ase ini dilakukan pembandingan data post mortem dengan data
ante mortem . 2hli 4!rensik dan pr!4esi!nal lain yang terkait dalam pr!ses
identi4ikasi menentukan apakah temuan post mortem pada 5enaBah sesuai
dengan data ante mortem milik k!rban yang di urigai sebagai 5enaBah. 2pabila
data yang dibandingkan terbukti ! !k maka dikatakan identi4ikasi p!siti4 atau
telah tegak. 2pabila data yang dibandingkan ternyata tidak ! !k maka
identi4ikasi dianggap negati4 dan data p!st m!rtem 5enaBah tetap disimpan
sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai dengan temuan post mortem
5enaBah.e. ase ? Debriefing
K!rban yang telah diidenti4ikasi direk!nstruksi hingga didapatkan
k!ndisi k!smetik terbaik kemudian dikembalikan pada keluarganya untuk
dimakamkan. 2pabila k!rban tidak teridenti4ikasi maka data p!st m!rtem
5enaBah tetap disimpan sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai
dengan temuan post mortem 5enaBah, dan pemakaman 5enaBah men5adi
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
18/26
tanggung 5awab !rganisasi yang memimpin k!mand! " I. Serti4ikasi 5enaBah
dan kepentingan medik!1legal serta administrati%e untuk penguburan men5adi
tanggung 5awab pihak yang menguburkan 5enaBah.
% M&37'& I'&"3# #+a6#
Se ara umum, identi4ikasi yang akurat diper!leh dari men ! !kan data ante
m!rtem dengan p!st m!rtem yang didapatkan dari :
a. 6ukti sirkumstansial /pakaian, perhiasan, dan isi kant!ng3
b. 6ukti 4isik, yang diper!leh dari :
(3 7emeriksaan eksternal, misal : deskripsi se ara umum, maupun sidik 5ari.
&3 7emeriksaan internal, misal : bukti medis, hasil pemeriksaan gigi geligi
/dental re !rd3, hasil lab!lat!rium, dan identi4ikasi genetik.
% I'&"3# #+a6# K7- a"
$ntuk mengidenti4ikasi k!rban ben ana, diperlukan dua ma am data :
a. "ata !rang hilang /misal : !rang yang berada di tempat ke5adian namun
terda4tar sebagai k!rban selamat3
b. "ata dari 5enaBah yang ditemukan di tempat ke5adian
"alam mengidenti4ikasi k!rban, Interp!l " I =uide membentuk beberapa tim atau
unit, diantaranya :
a. 6agian K!rban >ilang /#issing 6run h3, terdiri dari :
(3 $nit pengumpulan data ante1m!rtem /2nte1m!rtem re !rd unit3
&3 $nit pendataan berkas ante m!rtem /2nte1m!rtem 4iles unit3
*3 "a4tar k!rban / i tim list3
b. 7engumpulan dan klasi4ikasi 5enaBah / i tim ;e !%ery3, terdiri dari :
(3 K!!rdinat!r tim pemulihan /;e !%ery C!1!rdinat!ry3
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
19/26
&3 Tim pen ari /Sear h teams3
*3 Tim d!kumentasi /7h!t!graphy3
83 Tim pemulihan 5enaBah /6!dy ;e !%ery team3
93 Tim pemulihan barang1barang pribadi /7r!perty ;e !%ery team3
)3 Tempat administrasi dan penyimpanan sementara 5enaBah /#!rgue
Stati!n3
. 6agian Kamar #ayat /#!rtuary 6ran h3, terdiri dari :
(3 $nit keamanan /Se urity unit3
&3 $nit transp!rtasi 5enaBah /6!dy m!%ement unit3
*3 $nit pengumpul data p!st1m!rtem /7!st1m!rtem re !rd unit3
83 $nit pemeriksa 5enaBah /6!dy 0Daminati!n unit3, terdiri dari:
a3 $nit d!kumentasi /7!st1m!rtem ph!t!graphy unit3
b3 $nit sidik 5ari /7!st1m!rtem pr!perty unit3
3 $nit barang1barang pribadi /7!st1m!rtem pr!perty unit3
d3 $nit media /7!st1m!rtem medi al unit3
e3 $nit pemeriksa gigi geligi /7!st1m!rtem dental unit3
d. 7usat Identi4ikasi /Identi4i ati!n Centre3, terdiri dari :
(3 6agian administrasi berkas identi4ikasi /Identi4i ati!n entre 4ile se ti!n3
&3 6agian khusus pusat identi4ikasi /Identi4i ati!n entre spe ialiBed
se ti!n3, terdiri dari :
a3 6agian penyelidikan data d!kumentasi /7h!t!graphy se ti!n3
b3 6agian penyelidikan sidik 5ari / inger print3
3 6agian penyelidkan barang1barang pribadi /7r!perty se ti!n3
d3 6agian penyelidikan medis /#edi al se ti!n3
e3 6agian penyelidikan gigi geligi /"ental se ti!n3
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
20/26
43 6agian analisis "N2 /"N2 analysis3
g3 6adan identi4ikasi /Identi4i ati!n b!ard3
h3 6agian pelepasan 5enaBah /6!dy realese se ti!n3
BENCANA
1% D& #"#6# B&"9a"a
Setiap ke5adian yang mengakibatkan kerusakan, gangguan ek!l!gi, kematian
serta memburuknya sarana dan pelayanan kesehatan dalam skala yang ukup besar
sehingga perlu mendapatkan resp!n yang luar biasa /eDtra!rdinary resp!ns3 dari
luar atas k!munitas atau area yang terkena imbasnya.
6en ana massal itu sendiri dide4inisikan sebagai suatu peristiwa yang
disebabkan !leh alam ataupun ulah manusia, yang dapat ter5adi se ara tiba1tiba atau
perlahan1lahan yang menyebabkan hilangnya 5iwa manusia, kerusakan harta benda
dan lingkungan, serta melampaui kemampuan dan sumber daya masyarakat untuk
menanggulanginya.
6en ana tidak memilih l!kasi tertentu, tetapi dapat ter5adi disetiap tempat di
dunia kapan sa5a, meski ada tempat1tempat tertentu yang sangat berp!tensi
menimbulkan ben ana 5enis tertentu.
#enurut $$ N!.&8 Tahun &''+, terdapat tiga ma am ben ana, yaitu :
a. 6en ana alam /natural disaster3
6en ana yang diakibatkan !leh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan !leh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, ban5ir, kekeringan, angin t!pan, dan tanah l!ngs!r.
b. 6en ana n!n alam
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
21/26
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
22/26
93 amines,
)3 Nu lear a idents,
+3 T!Di !l!gi al a idents.
% T#" +a3 K&-!6a+a"
a. T!tal C!llapse :
Kerusakan in4rastruktur menyeluruh.
b. 7artial C!llapse :
Kerusakan in4rastruktur bersi4at parsial.
. un ti!nal C!llapse :
Tidak ter5adi kerusakan in4rastruktur yg berarti, tetapi 4ungsi kepemerintahan,
instansi dan 4ungsi ;S terhenti karena sta4nya ikut men5adi k!rban.
% Ma6a.ah A+# a3 B&"9a"a
a. In5ury :
Cidera yang dialami tergantung dari 5enis ben ana yang ter5adi dan biasanya
menimpa banyak !rang.
b. 0m!ti!nal stress :
K!rban ben ana biasanya mengalami stres em!si dalam berbagai tingkatan
/ringan sampai berat3.
. "isease ! urren e :
6er5angkitnya penyakit disebabkan kurangnya persediaan air bersih, makanan
yang tidak dimasak dengan baik serta k!ndisi lingkungan yang rusak.
5% Ma"a & &" B&"9a"a
#ana5emen ben ana /disaster3 dibagi men5adi :
a. "isaster mitigati!n.
b. "isaster preparedness.
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
23/26
. "isaster resp!nse.
d. "isaster re !%ery.
e. >andling publi F media during a disaster.
BAB III
*ENUTU*
A% KESIM*ULAN
(. Identi4ikasi dalam bidang 4!rensik dilakukan untuk membantu penyidik dalam
melakukan penetapan identitas sese!rang. "alam pr!ses identi4ikasi diperlukan dua
aspek, yaitu aspek pengumpulan data ante1m!rtem maupun p!st1m!rtem dan aspek
k!mparasi antara kedua data tersebut. "ata yang digunakan untuk menentukan
identitas 5enaBah meliputi data identi4ikasi primer /sidik 5ari, !d!nt!l!gi, dan "N23
dan data identi4ikasi sekunder /pakaian, perhiasan, kartu identitas, 4!t!, data medis,
dll3.
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
24/26
&. " I adalah sebuah pr!sedur untuk mengidenti4ikasi k!rban mati akibat ben ana
massal se ara ilmiah yang dapat dipertanggung5awabkan dan menga u kepada
standar baku interp!l. Terdapat lima 4ase dalam pr!sedur " I yaitu, TK7,
pengumpulan in4!rmasi p!st1m!rtem, ante1m!rtem, perbandingan data ante1m!rtem
dan p!st1m!rtem, dan debrie4ing. Sese!rang p!siti4 teridenti4ikasi apabila memenuhi
salah satu identi4ikasi primer dan atau didukung dengan minimal dua dari
identi4ikasi sekunder.*. 7elaksanaan " I pada ben ana letusan merapi dengan membuka p!sk! pengaduan
di ;S Sard5it!. #et!de identi4ikasi primer menggunakan 4!t! gigi atau rekam gigi
dan sampel "N2 dari seluruh 5enaBah sehingga bila ada keluarga yang melakukan
tes tersebut, tim " I siap melakukannya. Identi4ikasi sekunder menggunakan
pr!perti yang menempel pada tubuh k!rban. Sedangkan pelaksanaan " I pada
ben ana b!m 6ali (, met!de identi4ikasi sekunder sulit dilakukan sehingga
digunakan data identi4ikasi primer seperti !d!nt!l!gi, ser!l!gis, dan "N2.
B% SARAN
(. 6agi "epartemen !rensik dan #edik!legal agar menambah re4erensi mengenai
" I sebagai a uan pembela5aran di kepaniteraan ked!kteran !rensik dan
#edik!legal.
&. 6agi kepaniteraan ked!kteran !rensik dan #edik!legal agar melakukan penelitian
lebih lan5ut mengenai " I dan penerapannya dalam berbagai ben ana yang ter5adi,
terutama di Ind!nesia.*. 2gar dapat menerapkan pr!sedur " I dalam melakukan identi4ikasi pada ben ana
massal.
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
25/26
DAFTAR *USTAKA
(. 2sep #. >impunan 7eraturan 7erundang1$ndangan 7enanggulangan 6en ana.
6andung: !kus #edia@ &''+. h.(1)&.
&. 6adan Nasi!nal penanggulangan 6en ana. "iunduh dari: http:AA
http:AAdibi.bnpb.g!.idA"esIn%entarApr!4iletab.5sp, G&& "esember &'(&H
*. 0ddy S. " I in Ind!nesia an
-
8/18/2019 REFARAT forensik DVI
26/26
8. =uide interp!l a%aliable at http:AAwww.interp!l.intA#ediaA ilesAINT0;7