refarat tiroiditis

31
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS UNIVERSITAS HASANUDDIN REFERAT APRIL 2012 TIROIDITIS Oleh : Farhan Hafiz bin Nazari C 111 07 343 Pembimbing : dr. Suriadi Supervisor : Dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK 1

Upload: hafiz

Post on 08-Aug-2015

500 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

deskripsi tiroiditis secara umum dan prinsip penanganan pembedahan

TRANSCRIPT

Page 1: Refarat Tiroiditis

BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNHASUNIVERSITAS HASANUDDIN

REFERATAPRIL 2012

TIROIDITIS

Oleh :

Farhan Hafiz bin Nazari

C 111 07 343

Pembimbing :

dr. Suriadi

Supervisor :

Dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

1

Page 2: Refarat Tiroiditis

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN………………………1

II. FISIOLOGI……………………………1-3

III. KLASIFIKASI…………………………..4

a. Tiroiditis Akut

i. Tiroiditis infeksiosa akut……......5-7

ii. Tiroiditis radiasi………………….7

iii. Tiroiditis pengaruh obat…………7-8

b. Tiroiditis Sub-akut

i. Tiroiditis de Quervain…………8-9

c. Tiroiditis Kronis

i. Tiroiditis Hashimoto……….....10-13

ii. Tiroiditis Riedel’s……………….14

IV. DIAGNOSIS………………………...15-19

V. KESIMPULAN…………………………20

VI. DAFTAR PUSTAKA…………………21

2

Page 3: Refarat Tiroiditis

TIROIDITISPENDAHULUAN

Tiroiditis adalah istilah umum yang mengacu pada peradangan kelenjar

tiroid. Tiroiditis meliputi sekelompok gangguan individu yang seluruhnya

menyebabkan peradangan tiroiditis dan sebagai hasilnya banyak penyebab yang

berbeda presentasi klinisnya. Sebagai contoh, tiroiditis Hashimoto adalah

penyebab yang paling umum hipotiroidisme di Amerika Serikat. Tiroiditis

postpartum, yang menyebabkan tirotoksikosis transien (hormone tiroid yang

tinggi dalam darah) diikuti oleh hipotiroidisme sementara, umumnya merupakan

penyebab masalah tiroid setelah melahirkan. Tiroiditis subakut adalah penyebab

utama dari nyeri pada tiroid. Tiroiditis juga dapat terlihat pada pasien yang

memakai obat interferon dan amiodarone.(1,2,3)

FISIOLOGI

Kelenjar tiroid menghasilkan tiroksin (T4), bentuk aktifnya adalah

triyodotironin (T3) yang berasal dari konversi hormone T4 di perifer dan

sebagian kecil dibentuk langsung di kelenjar tiroid. Yodida inorganic diserap

saluran cerna merupakan suatu bahan baku dari hormone tiroid, bahn ini

mengalami oksidasi menjadi menjadi organic dan selanjutnya berikatan dengan

tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin membentuk monoyodotirosin(MIT)

atau diyodotirosin (DIT). Senyawa ini menghasilkan T3 dan T4 disimpan di

dalam koloid kelenjar tiroid. T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan

kalori menjadi tenaga (ATP=adenosis trifosfat). T3 bersifat lebih aktif dari T4.

T4 yang tidak aktif itu kemudian diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase

3

Page 4: Refarat Tiroiditis

yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain

seperti hipotalamus yang berada di otak tengah. Dalam sirkulasi hormone tiroid

terkait pada globulin yang dikenal dengan tiroid-binding-globulin (TBG).

Sekresi hormone tiroid dikendalikan oleh suatu hormone stimulator tiroid(

thyroid stimulator hormone ) yang dihasilkan di lobus anterior kelenjar hipofisis

dan perlepasannya dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormone (TRH) di

hipotalamus. Hormone tiroid mempunyai pengaruh terhadap jaringan/organ

tubuh yang pada umunya berhubungan dengan metabolisme sel. Pada kelenjar

tiroid didapatkan sel parafolikuler, yang menghasilkan kalsitonin. Kalsitonin

adalah merupakan suatu sel polipeptida yang turut mengatur metabolisme

kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum, melalui pengaruhnya terhadap

tulang.(4)

Fungsi hormone tiroid adalah: (4,5)

a) Meransang laju metabolic target cell dengan meningkatkan metabolisme

protein,lemak,dan karbohidrat.

b) Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di target cell.

Kedua fungsi bertujuan meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi

peningkatan laju metabolisme basal, pembakaran kalori, dan peningkatan

produksi panas oleh setiap sel.

c) Meningkatkan responsivitas target cell terhadap katekolamin sehingga

meningkatkan frekuensi jantung.

d) Meningkatkan respositivitas emosi

e) Meningkatkan kecepatan depolarasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan

kontraksi otot rangka.

4

Page 5: Refarat Tiroiditis

f) Hormone tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua

sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormone pertumbuhan

KLASIFIKASI TIROIDITIS

Tiroiditis dapat dibagi berdasarkan etiologinya yaitu akut, subakut atau

kronik.

Tiroiditis akut terbagi kepada(2) :

1). Tiroiditis infeksiosa akut:

Bakteri : staphylococcus, streptococcus dan enterobacter

Fungal : aspergillus, candida, histoplasma, pneumocystis

2). Tiroiditis karena radiasi (131I theraphy)

3). Tiroiditis karena pengaruh obat: Amiodarone

Tiroiditis subakut terbagi kepada(2) :

1). Tiroiditis infeksi

Viral( atau granulomatosa) tiroiditis De Quervain

2). Infeksi mikobakterial

3). Silent Thyroiditis ( tiroiditis postpartum )

Tiroiditis kronis terbagi kepada(2) :

1). Autoimun : Tiroiditis fokal,Tiroiditis Hashimoto,

2). Tiroiditis Riedel’s

5

Page 6: Refarat Tiroiditis

TIROIDITIS AKUT

Tiroiditis Infeksiosa Akut

Tiroiditis infeksiosa akut sinonim dengan tiroiditis supuratif akut yang

mana penyakit tiroid yang jarang berlaku. Penyebab utama terjadinya tiroiditis

akut ini adalah karena adanya infeksi dari fungi dan bakteri, yang mana terjadi

melalui penyebaran hematogen atau lewat fistula dari sinus piriformis yang

berdekatan dengan laring, yang merupakan anomaly konginetal yang sering

terjadi pada anak-anak. Sebetulnya kelenjar tiroid sendiri resisten terhadap

infeksi karena beberapa hal diantaranya berkapsul, mengandung iodum tinggi

yang mana berfungsi sebagai baktericidal, kaya suplai darah dan saluran limfe

untuk drainase. (4,5)

Tiroiditis infeksiosa sangat jarang terjadi kecuali pada keadaan-kedaan

tertentu seperti mempunyai penyakit tiroid, atau orang-orang yang mempunyai

supresis sistem imun seperti pada orang tua, pasien yang menghidap

tuberculosis atau penderita AIDS. Pasien tiroiditis supurativa bakteri ini

biasanya mengeluh rasa sakit yang hebat pada kelenjar tiroid, panas,

menggigil, disfagia, disfoni, sakit leher depan, nyeri tekan, ada fluktuasi dan

eritema. Sering terjadi pembesaran kelenjar tiroid yang bersifat unilateral dan

didapatkan tanda-tanda radang. Fungsional tiroid umumnya normal tetapi bisa

juga terjadi hipotiroid dan hipertiroid yang ringan. Jumlah leukosit dan laju

endap darah meningkat. Pada pemeriksaan USG leher, didapatkan hiperfusi

apabila adanya abses pada daerah tiroid yang mengalami inflamasi. Pada

skintigrafi didapatkan pada daerah supuratif tidak menyerap iodium radioaktif

6

Page 7: Refarat Tiroiditis

(dingin). Pasien harus dilakukan aspirasi dan drainase dari daerah supuratif dan

diberikan antibiotic yang sesuai. (1)

Differensial diagnosis untuk tiroiditis akut ini mencakup tiroiditis

subakut de Quervain’s, dan hemorragik pada nodul tiroid. Pada pemeriksaan

USG leher, pada tiroiditis supuratif akut akan tampak daerah yang mengalami

hiperfusi ( mengandungi abses) manakala pada tiroiditis subakut de Quervain’s

didapatkan mikroabses dan tidak didapatkan daerah yang hiperfusi. Computed

Tomography (CT) dan/atau oesografi kotras bisa dilakukan untuk memperoleh

diagnosis yang lebih rinci dan membantu dalam penanganan operatif jika

didapatkan infeksi pada fistula sinus piriformis. (1,7)

Gambar 1 : dikutip dari kepustakaan 1

Gambaran klinis pada pasien perempuan umur 31 tahun dengan tiroiditis infeksiosa akut. Tampak pembesaran kelenjar tiroid yang bersifat unilateral.

7

Page 8: Refarat Tiroiditis

Gambar 2 : dikutip dari kepustakaan 1

Sonografi tiroid pada pasien dengan tiroiditis infeksiosa akut. Tampak daerah yang mengalami hiperfusi dan adanya cairan (diduga abses) pada daerah lobus kiri.

Tiroiditis Radiasi

Tiroiditis akibat radiasi sering terjadi pada pasien-pasien yang post

radioterapi. Destruksi pada folikel akibat dari sinar dari radiasi menyebabkan

terjadinya hipertiroidisme yang bersifat sementara dan diikuti terjadinya

hipotiroidisme. Nyeri pada leher biasannya muncul 5-10 hari setelah di

radioterapi. Gejala ini biasanya ringan dan menghilang sendiri dalam satu

minggu. (1,8)

Tiroiditis karena pengaruh obat

Tiroiditis bisa juga terjadi akibat daripada pengaruh obat-obatan. Terapi

iodin kronis bisa menyebabkan terjadinya tiroiditis dengan adanya hyperplasia

daripada sel-sel folikel dari kelenjar tiroid. Seperti pada terapi litium yang bisa

menyebabkan terjadinya goiter dengan atau tanpa disertai hipotiroidisme. Obat-

obatan antikonvulsan seperti phenytoin dan carbamazepine juga bisa

menyebabkan timbulnya gejala-gejala hipotiroidisme. Pada 1-5% kasus pasien

dengan hepatitis kronis atau pasien yang menghidap kanker yang mana sudah

dirawat dengan menggunakan interferon alpha akan menyebabkan terjadinya

8

Page 9: Refarat Tiroiditis

gejala tiroiditis tanpa rasa sakit. Terdapat juga beberapa penelitian yang

mengatakan bahawa, pengaruh dari penggunaan interleukin-2 pada pasien-

pasien dengan melanoma malignant, kanker sel renal, dan juga leukimia juga

bisa menyebabkan terjadinya gejala hipertiroidisme dan hipotiroidisme. Obat

antiaritmia seperti amiodarone mengandungi 35% iodin dan bisa menyebabkan

terjadi disfungsi tiroid. Tirotoksik krisis adalah akibat yang biasanya ditemukan

pada pengguna obat amiodarone kerana kandungan iodin didalamnya yang

cukup tinggi ( biasanya terjadi pada pasien yang sudah memang ada penyakit

gondok sebelumnya). Di samping itu amiodarone juga bisa menyebabkan terjadi

hipotiroidisme akibat dari reaksi antitiroid pada iodin, biasanya pada pasien

yang sudah ada riwaya penyakit tiroid sebelumnya. Amiodarone akan

menghambat konversi T4 menjadi T3.(1)

TIROIDITIS SUB-AKUT

Tiroiditis de Quervain sinonim: tiroiditis granulomatous, tiroiditis

pseudotuberculous, tiroiditis giant cell. (2)

Tiroiiditis subakut de Quervain’s merupakan penyakit self-limiting

disease. Etiologi tiroiditis subakut de Quervain’s diduga disebabkan oleh infeksi

virus ( mumps, measles, influenza, adenovirus, coxsackievirus). Insidens terjadi

biasanya 0.5-3% dari keseluruhan tiroiditis. Lebih sering didapatkan pada

wanita. Insiden tertinggi biasanya didapatkan antara 20-50 tahun.(2)

Gejala klinis tiroiditis subakut de Quervain’s berupa nyeri pada leher

yang bersifat sedang hingga ke berat, dan menjalar ke rahang, telinga, muka

dan bagian torakal. Bisa juga disertai dengan demam dan malaise. Pada

pemeriksaan fisis, didapatkan pembesaran kelenjar tiroid secara simetris. Pada

9

Page 10: Refarat Tiroiditis

mulanya penderita biasanya mempunyai gejala hipertiroidisme dengan palpitasi,

agitasi dan keringat. Tanda-tanda klinis toksisitas termasuk takikardi,tremor,

dan hiperrefleksia bisa dijumpai. (2,9)

Diferensial diagnosis untuk tiroiditis sub-akut de Quervain adalah

tiroiditis supuratif akut. Keduanya dibedakan melalui pemeriksaan USG dimana

pada tiroiditis sub-akut de Quervain tampak hipoperfusi yang irregular pada

kelenjar tiroid, berbeda dengan tiroiditis supuratif akut yang tampak hiperfusi

pada daerah yang mengalami inflamasi. (2)

Terapi pada tiroiditis sub-akut de Quervain’s ini bersifat simtomatis.

Rasa sakit dan inflamasi diberikan NSAID atau aspirin. Pada keadaan berat

dapat diberikan kortikosteroid, misalnya prednisone 40mg/hari. Tirotoksikosis

yang timbul biasanya tidak berat, bila berat dapat diberikan alpha-bloker

misalnya propranolol 40-120mg/hari atau atenolol 25-50mg per hari.

Peningkatan PTU atau metimasol tidak diperlukan karena tidak terjadi

peningkatan sintesis dari sekresi hormone. Pada perjalanan penyakitnya kadang-

kadang dapat timbul hipotiroid yang ringan yang berlangsung tidak lama,

karenanya tidak memerlukan pengobatan. Bila hipotiroidnya berat dapat

diberikan L-tiroksin 50-100mcg per hari selama 6-8 minggu dan tiroksin

kemudian dihentikan. (1,2)

TIROIDITIS KRONIS

Tiroiditis Hashimoto

Etiologi penyakit ini adalah autoimun. Pada Tiroiditis Hashimoto

didapatkan infiltrasi limfosit ke seluruh kelenjar tiroid yang menyebabkan

10

Page 11: Refarat Tiroiditis

dekstrusi progresif folikel kelenjar. Dalam beberapa tahun akan terjadi atrofi

kelenjar dengan fibrosis. Insidens kejadian Tiroiditis Hashimoto ini biasanya

banyak didapatkan pada umur kurang dari 50 tahun dan biasanya lebih banyak

didaptkan pada perempuan. Wanita 20-30 kali lebih sering terkena berbanding

dengan lelaki. (5)

Mekanisme kompleks imunologi mungkin berperan pada kematian sel tiroid

(tirosit). Sensitasi dari autoreactive CD4 + T-helper cell ke antigen tiroid

memberikan gambaran awal kejadian. Kematian tirosit adalah dampak

mekanisme sebagai berikut(2,4,6):

CD8 + cytotoxic T cell-mediated cell-death T cell-mediated cell death : CD8 + cytotoxic T

cell-mediated mungkin menyebabkan dekstruksi tirosit oleh satu dari dua jalur, eksositosis dari

granula perforin/granzyme atau reaksi death receptor, CD95 pada sel target.

Cytokine-mediated cell-death: CD4 + T cells menghasilkan sitokin inflamasi seperti IFN-ƴ

dalam waktu cepat dalam tirosit,dengan akibat pengerahan dan pengaktifan makrofag dan

merusak folike.

Ikatan antitiroid-antibodi ( anti-TSH receptor antibodies, antithyroglobulin dan antithyroid

peroxidase antibodies) diikuti oleh antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity( ADCC ).

Mengenai faktor lingkungan, asupan yodium yang tinggi, defisiensi

selenium, polutan seperti asap rokok, penyakit menular seperti hepatitis C

kronis, dan obat-obatan tertentu yang terlibat dalam pengembangan tiroiditis

autoimun. Eksposur yodium jangka panjang mengarah ke peningkatan iodinasi

thyroglobulin, yang meningkatkan antigenesis dan memulai proses autoimun

pada individu yang rentan secara genetic. Defisiensi selenium mengurangi

aktivitas selenoproteins, termasuk peroxidase glutathione, yang dapat

11

Page 12: Refarat Tiroiditis

menyebabkan peningkatan konsentrasi hydrogen peroksida dan dengan

demikian meningkatkan peradangan dan penyakit. Polutan lingkungan seperti

asap, poliklorinasi bifenil, pelarut dan logam telah terlibat dalam proses

autoimun dan inflamasi. Faktor-faktor lingkungan belum jelas, namun sudah

cukup diselidiki untuk menjelaskan peran mereka dalam pathogenesis, da nada

kebutuhan untuk menilai pengaruhnya terhadap perkembangan proses autoimun

dan mekanisme interaksi mereka dengan kerentanan gen. (7,8)

Walaupun etiologi pasti respons imun tersebut masih belum diketahui,

berdasarkan data epidemiologic diketahui bahwa faktor genetic sangat berperan

dalam pathogenesis penyakit tiroid autoimun, pada penyakit Grave’s

diperkirakan peran faktor genetic sekitar 79% sisanya 21% dari faktor

lingkungan. Selanjutnya diketahui pula pada penyakit tiroid autoimun, respons

seluler dan humoral bekerja bersamaan dengan sasaran kelenjar tiroid.

Kerusakan seluler terjadi karena limfosit T tersensitasi (sensitized T-

lymphocyte) dan/atau antibody antitiroid berikatan dengan membrane sel tiroid,

mengakibatkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Sedangkan gangguan fungsi terjadi

karena interaksi antara antibodi antitiroid yang bersifat stimulator atau blocking

dengan reseptor di membrane sel tiroid yang bertindak sebagai autoantigen.

Manifestasi klinis tiroiditis hashimoto biasanya ditemukan goiter pada

pasien yang dengan eutiroid atau yang menderita hipotiroidisme ringan.

Distribusi seksual wanita dibanding pria adalah 4:1. Prosesnya tidak sakit

dan penderita bisa tidak sadar akan adanya goiter kecuali bila jadi sangat besar.

Pasien lebih tua dapat muncul dengan tiroidisme berat walau kelenjar tiroid

yang kecil atrifik lunak.

12

Page 13: Refarat Tiroiditis

Pengobatan Tiroiditis Hashimoto ditujukan terhadap hipotiroid dan

pembesaran tiroid. Pilihan pengobatan untuk Tiroiditis Hashimoto atau

hipotiroid dengan sebab lainnya adalah terapi substitusi dengan hormone tiroid.

Obat pilihan yang dianjurkan yaitu levothyroxine sodium. Levotiroksin

diberikan sampai kadar TSH normal. Pada pasien dengan struma baik hipotiroid

maupun eutiroid, pemberian levotiroksin selama enam bulan dapat

mengecilkan struma. Dosis standard penggunaan levotiroksin yaitu 1,6-1,8

mcg/kgBB/hari. Namun dapat berbeda-beda pada setiap individu.(8)

Pasien dengan usia dibawah 50 tahun tanpa riwayat penyakit jantung, dapat

diberikan dosis awal penuh.

Pasien diatas 50 tahun atau pasien muda dengan penyakit jantung, diberikan

dosis rendah 25mcg (0,025mg) per hari, dengan evaluasi pengobatan setiap 6-8

minggu.

Pada pasien usia lanjut, dosis yang diberikan lebih rendah, kadang bisa

mencapai 1 mcg/kgBB/hari.

Intervensi bedah dapat dilakukan atas beberapa indikasi, diantaranya:

Pembesaran kelenjar dengan gejala obstruksi seperti disfagia, suara serak, dan

stridor karena adanya obstruksi pada jalan napas.

Terdapatnya nodul maligna yang bisa ditemukan pada pemeriksaan sitology

dengan FNA

Terdapatnya limfoma pada FNA : limfoma tiroid memberi respon yang baik

terhadap radioterapi dan merupakan modalitas terapi pilihan.

13

Page 14: Refarat Tiroiditis

Alasan kosmetik untuk struma yang cukup besar.

Tiroiditis Riedel’s

Tiroiditis Riedel’s merupakan suatu tiroiditis kronis yang jarang

ditemukan dimana kelenjar tiroid digantikan dengan tisu fibrosa dimana sampai

sekarang mekanismenya masih belum jelas. Diduga ada kaitan dengan proses

autoimun berdasarkan dari adanya peningkatan titer autoantibodi tiroid.

Tiroiditis Riedel’s adalah suatu bagian dari proses multifocal fibroinflammatory

yang bisa melibatkan organ yang lain misalnya, organ mediastinum, hepar,

paru, organ-organ retroperitoneum dan orbital. Insiden tertinggi didapatkan

lebih banyak pada wanita-wanita umur pertengahan. Manifestasi klinis

Tiroiditis Riedel’s yang sering didapatkan adalah pembesaran kelenjar tiroid

yang progressif dan teraba keras. Pasien juga sering mengeluh rasa tidak enak

di bagian leher dan nyeri telan. Suara bisa berubah menjadi serak sekiranya

sudah melibatkan nervus laryngeal dan/atau kelenjar paratiroid. Pemeriksaan

fisis, pemeriksaan laboratorium, sitologi, dan x-ray tidak bermanfaat untuk

membedakan Tiroiditis Riedel’s dengan dengan neoplasma ataupun dengan

Tiroiditis Hashimoto. Pemeriksaan histologis dan biopsy operatif diperlukan

untuk menegakkan diagnosis.

Diferensial diagnosis Tiroiditis Riedels mencakup karsinoma anaplastic dan

sarcoma tiroid. Pengobatan berupa substitusi hormone tiroid diperlukan apabila

diagnosis tiroiditis riedels telah ditegakkkan. (1)

14

Page 15: Refarat Tiroiditis

DIAGNOSIS

Diagnosis penyakit tiroiditis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisis, dan juga pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis :

Biasanya pasien datang dengan keluhan benjolan pada leher sebagai tanda

pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan nyeri atau rasa penuh di

leher. Jika pasien sudah mengalami keadaan hipotiroid, maka pasien

menunjukkan beberapa keluhan seperti fatique, kulit kering, konstipasi, retensi

urin, berat badan bertambah, tidak tahan dengan suhu dingin, menorrhagia,

depresi, kelemahan oto, kehilangan memori dan rambut rontok.(5)

2. Pemeriksaan fisis:

Inspeksi: terlihat pembesaran kelenjar tiroid,simetris, pembesarannya difus dan

warna kulit sama dengan sekitarnya.

Periksa leher terhadap kemungkinan assimetris. Tiroid normal hampir tidak

nampak. Persilakan pasien untuk menelan, sambil mengamati gerakan naik

turun tiroid. Pembesaran tiroid secara difus seringkali menyebabkan

pembesaran leher secara merata.

Palpasi: terdapat dua cara untuk palpasi pada kelenjar tiroid. Cara

anterior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk berhadapan. Dengan

memfleksi leher pasien atau memutar dagu sedikit ke kanan, pemeriksa dapat

merelaksasi muskulus sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehingga

memudahkan pemeriksaan. Tangan kanan pasien menggeser laring ke kanan

15

Page 16: Refarat Tiroiditis

dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser di palpasi dengan ibu jari

dan jari telunjuk tangan kiri. Lakukan hal serupa pada lobus kiri. Pada cara

posterior, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher pasien, yang

posisi lehernya sedikit ekstensi. Pemeriksa memakai tangan kirinya mendorong

trakea ke kanan. Pasien diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa

meraba tulang rawan tiroid. Lakukan cara yang sama saat pemeriksaan tiroid

kiri.

Konsistensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar tiroid yang normal

mempunyai konsistensi mirip jaringan otot. Keadaan padat keras terdapat pada

kanker atau luka parut. Keadaan lunak atau mirip seperti spons sering dijumpai

pada goiter toksik. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid terdapat pada infeksi akut

atau perdarahan ke dalam kelenjar.

Pada palpasi, didapatkan kelenjar tiroid yang teraba membesar, padat

keras dan berbatas tegas. Namun dapat pula ukurannya normal ataupun lebih

kecil lagi bila terdapat fibrosis yang luas. Kadang-kadang pembesarannya

simetris dan teraba berbenjol-benjol.(5)

16

Page 17: Refarat Tiroiditis

Cara pemeriksaan kelenjar tiroid

(Dikutip dari kepustakaan 10)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pada kecurigaan adanya kelainan tiroid maka dilakukan pemeriksaan darah

dengan tujuan untuk menguji fungsi tiroid (thyroid function test = TFT).

Parameter yang tersedia adalah T4 total, T3 total, T3 uptake dan TSH.

Penetapan T4 total tidak tepat menggambarkan fungsi tiroid sebab dipengaruhi

oleh Thyroid binding globulin (TBG) sehingga hasil dapat tinggi atau rendah

palsu, juga bisa kerna dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu. Oleh karena itu ada

parameter hitungan yaitu Free thyroxin index (FTI) yang didapatkan dari nilai

T4 total x T3 uptake sebagai perkiraan kadar T4 bebas. FTI ini lebih baik

daripada hanya kadar T4 total. Hasil yang tinggi sesuai dengan hipertiroidisme

dan yang rendah sesuai dengan hipotiroidisme. TSH lama kurang peka, hanya

dapat mendeteksi kadar tinggi sehingga hanya mendiagnosis hipotiroid.

Dengan perkembangan teknik pengukuran yang makin peka maka kemungkinan

untuk mengukur kadar T4 bebas (FT4), T3 bebas (FT3) dan TSHS sensitive

(TSHs). Dengan adanya FT4 dan FT3 maka FTI tidak diperlukan lagi. TSHs

dapat mengukur kadar TSH baik yang tinggi maupun rendah sehingga juga

dapat mendiagnosis hipertiroid atau tirotoksikosis. Sekarang dengan TSH yang

dimaksud adalah TSHs. Pada sangkaan adanya kelainan tiroid baik gangguan

17

Page 18: Refarat Tiroiditis

fungsi maupun morfologi maka TFT dimulai dengan TSH, diteruskan dengan

FT4 atau FT3.(7)

b. Pemeriksaan sitology diperoleh dengan biopsy aspirasi jarum halus ( fine needle

aspiration biopsy/FNA). Pada hasil pemeriksaan ini ditemukan adanya infiltrasi

sel-sel limfosit pada kelenjar tiroid.

Ciri mikroskopis dari penyakit Hashimoto adalah tampak potongan jaringan

tiroid dengan struktur folikel yang rusak. Terdapat bentukan limfoid folikel

dengan germinal center di bagian tengah. terdapat bentukan sel hurtler yaitu sel

berukuran besar, sitoplasma granuler dan eosinofilik.

c. Sidik radioaktif/thyro-scan dengan unsur radioaktif teknesium (tc99m) atau

yodium 131 (I 131) dapat menunjukkan gambaran fungsional jaringan tiroid

dengan melihat kemampuan pengambilan terhadap unsur radioaktif tersebut

diatas. Cara ini berguna untuk menentukan apakah nodul dalam kelenjar tiroid

bersifat hiperfungsi ( nodul panas = hot nodule), hipofungsi ( nodule dingin =

cold nodule ), atau normal ( nodul hangat/warm nodule). Kemungkinan

keganasan ternyata lebih besar pada nodul dingin meskipun karsinoma tiroid

dapat juga ditemukan pada nodul hangat atau bahkan nodul panas, seperti pada

anak-anak.

d. Teknik ultrasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid, baik

yang teraba pada palpasi maupun yang tidak, merupakan nodul tunggal atau

multiple padat atau kistik. Pemeriksaan ultrasonografi ini terbatas nilainya

dalam menyingkirkan kemungkinan keganasan dan hanya dapat mendeteksi

nodul yang berpenampang lebih dari setengah sentimeter.(10)

18

Page 19: Refarat Tiroiditis

KESIMPULAN

Tiroiditis merupakan suatu inflamasi pada kelenjar tiroid. Etiologinya

tergantung pada klasifikasi tiroiditis itu sendiri. Pada Tiroiditis Akut biasanya

disebabkan oleh bakteri, tiroiditis subakut disebabkan oleh infeksi virus

manakala tiroiditis kronis itu disebabkan oleh penyakit autoimun. Pada tiroiditis

akut biasa dipengaruhi oleh immunocompromised dan pada anak-anak terjadi

melalui penyebaran hematogen atau lewat fistula dari sinus piriformis. Pada

tiroiditis subakut mempunyai kadar ESR yang tinggi dan ia merupakan suatu

penyakit yang bersifat self-limiting, kebanyakannya memerlukan NSAIDS dan

steroids sebagai pengobatan. Tiroiditis autoimun bisa didapatkan pada anak-

anak dan orang dewasa Ultrasonografi, dan pemeriksaan laboratorium

autoantibodi bisa membantu sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan

diagnosis tiroiditis. Pada pasien yang mempunyai gejala hipotiroid diberikan

levothyroxine sehingga kadar TSH kembali normal.

19

Page 20: Refarat Tiroiditis

DAFTAR PUSTAKA

1. Oertli D, Udelsman R. Tiroiditis. In: Surgery of the thyroid and

parathyroid glands: Springer verlag berlin publisher;2007.p.207-23

2. Agrawal NK. Thyroiditis: Supplement to japi;2011

3. Sjamsuhidayat R, De jong, Wiem. Buku ajar ilmu bedah: ECG edisi

2;2003. Hal:533-7

4. Guyton, Arthur C,Johan E Hall. Hormon metabolic tiroid. In: Buku

ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:ECG.2007

5. Djokomoeljanto R, Sudoyo AW, Setiyohadi B. Kelenjar tiroid,

hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Dalam:Buku ajar ilmu penyakit

dalam: Pusat penerbitan departemen IPD,FKUI Jilid 3 Edisi

keempat;2006.hal.1955-65

6. Robbins S, Kumar V.Tiroiditis. Dalam: Buku ajar patologi: EGC

Edisi 4. Jakarta.1995.Hal:424-7

7. Richard A, Edgar D. Physiology of thyroid. In: Endocrine Surgery.

Landes Bioscience,Texas,2000,p:1-9

8. Chistiakov DA. Immunogenetics of hashimoto thyroiditis. In:

Journal of Autoimmune Disease. Pub March 11th 2005

9. Available from URL:http://www.nejm.org

10. Bhatia A,Rajwanshi A, Radharman JD, Mittal BR. Lymphocytic

thyroiditis. In:CytoJournal. Pub April 2007

20