refer at

27
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA REFERAT Hemoroid Disusun Oleh : Febri Qurrota Aini 1320221136 Pembimbing : dr. Heru Purwanto, SpB 1

Upload: febri-qurrota-aini

Post on 03-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rfrt

TRANSCRIPT

Page 1: Refer At

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

REFERAT

Hemoroid

Disusun Oleh :

Febri Qurrota Aini 1320221136

Pembimbing :

dr. Heru Purwanto, SpB

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN BEDAHRUMAH SAKIT Tk. II Dr. A. K. GANI PALEMBANG

1

Page 2: Refer At

FAKULTAS KEDOKTERAN – UPN ”VETERAN” JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN BEDAH

Referat

“Hemoroid”

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Bedah

Rumah Sakit Tk. II Dr. A. K. Gani Palembang

Disusun Oleh:

Febri Qurrota Aini 1320221136

Telah disetujui oleh :

Nama Pembimbing Tanda Tangan

Pembimbing

Tanggal Pengesahan

dr. Heru Purwanto, Sp.B

2

Page 3: Refer At

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan

judul “Hemoroid”. Laporan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti ujian

kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Bedah Rumah Sakit Tk. II Dr.

A. K. Gani Palembang.

Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dr. Heru Purwanto, SpB selaku dokter pembimbing dan teman-

teman Co-Ass yang telah membantu dalam proses pembuatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak terdapat

kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharap kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi teman-teman dan semua pihak yang berkepentingan bagi pengembangan ilmu

kedokteran. Amin.

Palembang, Oktober 2015

Penulis

3

Page 4: Refer At

BAB I

PENDAHULUAN

Hemoroid merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai. Sulit untuk

memperoleh angka insidensi dari penyakit ini. Tapi pengalaman klinik menyokong

dugaan bahwa sangat banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang menderita

hemoroid. Bahkan yang lebih banyak lagi menderita hemoroid dalam bentuk tanpa gejala

atau keluhan. Dikatakan bahwa baik pria maupun wanita mempunyai peluang yang sama

untuk terkena hemoroid. Semua orang di atas 30 tahun mempunyai kemungkinan 30 – 50

% untuk mendapat varises ditungkai, pleksus hemoroidalis maupun di tempat-tempat lain

(Dudley). Insidensi Hemoroid meningkat dengan bertambahnya usia. Mungkin sekurang-

kurangnya 50 % orang yang berusia lebih dari 50 tahun menderita hemoroid dalam

berbagai derajat. Namun demikian, tidak berarti penyakit ini hanya diderita oleh orang

tua saja. Hemoroid dapat mengenai segala usia, bahkan kadang-kadang dapat dijumpai

pada anak kecil. Walaupun hemoroid tidak mengancam keselamatan jiwa tetapi dapat

menyebabkan perasaan yang tidak nyaman. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan

keluhan atau penyulit, maka diperlukan tindakan.

4

Page 5: Refer At

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Hemoroid adalah pelebaran vena-vena di dalam pleksus hemoroidalis. Patologi

keadaan ini dapat bermacam-macam, yaitu trombosis, ruptur, radang, ulserasi, dan

nekrosis (Manjoer).

Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan

keadaan patologik. Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit

sehingga diperlukan tindakan.7

Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides (Yunani) yang berarti aliran

darah (haem = darah, rhoos = aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang mengalir

keluar.7

Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan

keadaan patologik. Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit

sehingga diperlukan tindakan.7

Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang

peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan

obesitas.7

II. Anatomi dan Fisiologi

Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rektum dan terbentang dari

kolon sigmoid sampai anus, kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk

lekukan huruf S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu

dengan rektum. Satu inci dari rectum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter

eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani sekitar 15 cm. Usus besar secara

klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri sesuai dengan suplai darah yang

diterimanya. Arteri mesentrika superior memperdarahi belahan bagian kanan yaitu

sekum, kolon asendens dan dua pertiga proksimal kolon tranversum, dan arteria

5

Page 6: Refer At

mesentrika inferior memperdarahi belahan kiri yaitu sepertiga distal kolon transversum,

kolon desendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum. Suplai darah tambahan

untuk rektum adalah melalui arteria sakralis media dan arteria hemoroidalis inferior dan

media yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.

Gambar 1.Bantalan anatomi fisiologi hemorrhoid (dari www.hemorrhoid.net)

Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesentrika superior dan

inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang mengalirkan

darah ke hati. Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka

dan merupakan bagian dari sirkulasi sistematik. Terdapat anastomosis antara vena

hemoroidalis superior, media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan portal dapat

mengakibatkan aliran darah balik ke dalam vena-vena ini. Terdapat dua jenis peristaltik

propulsif : (1) kontraksi lamban dan tidak teratur, berasal dari segmen proksimal dan

bergerak ke depan, menyumbat beberapa haustra; (2) peristaltik massa, merupakan

kontraksi yang melibatkan segmen kolon. Gerakan peristaltik ini menggerakkan massa

feses ke depan, akhirnya merangsang defekasi. Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali

sehari dan dirangsang oleh refleks gastrokolik setelah makan, khususnya setelah makanan

pertama masuk pada hari itu. Propulasi feses ke rektum mengakibatkan distensi dinding

rektum dan merangsang refleks defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna

dan interna. Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom, dan sfingter eksterna

berada di bawah kontrol voluntar. Refleks defekasi terintegrasi pada segmen sakralis

6

Page 7: Refer At

kedua dan keempat dari medula spinalis. Serabut-serabut parasimpatis mencapai rektum

melalui saraf splangnikus panggul dan bertanggung jawab atas kontraksi rektum dan

relaksasi sfingter interna. Pada waktu rektum yang mengalami distensi berkontraksi, otot

levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal menghilang.

Otototot sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik atas melebihi

tinggi massa feses. Defekasi dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intra-

abdomen yang terjadi akibat kontraksi voluntar. Otot-otot dada dengan glotis ditutup, dan

kontraksi secara terus menerus dari otot-otot abdomen (manuver atau peregangan

valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot-otot sfingter eksterna dan

levator ani. Dinding rektum secara bertahap akan relaks, dan keinginan untuk berdefekasi

menghilang.

Gambar 2: Bentuk Hemoroid

III. Etiologi

Yang menjadi etiologi pada penyakit hemoroid adalah mengejan pada waktu

defekasi , kontipasi menahun ,batuk kronik , makanan ( pedas , diet rendah serat ),

sembelit kronis, terlalu lama berdiri atau duduk, dan angkat berat ( Sjamsuhidajat & Jong,

2004; Reeves, 2001 ). Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya

hemoroid ( Smeltzer , 2002 ).

IV. Patofisiologi

Patofisiologi Menurut Price (2000),dan Smeltser (2002), patofisiologi haemoroid

adalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous rectum dan vena

haemoroidalis. Ditensi vena awalnya merupakan struktur yang normal pada daerah anus,

7

Page 8: Refer At

karena vena ini berfungsi sebagai katup yang dapat membantu menahan beban. Namun

bila distensi terus menerus akan terjadi gangguan vena berupa pelebaran-pelebaran

pembuluh darah vena. Distensi tersebut bisa disebabkan karena adanya sfingter anal

akibat konstipasi, kehamilan, tumor rectum, pembesaran prostate. Penyakit hati kronik

yang dihubungkan dengan hipertensi portal sering mengakibatkan haemorroid karena

vena haemoroidalis superior mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu portal

tidak memiliki katub sehingga mudah terjadi aliran balik. Fibroma uteri juga bisa

menyebabkan tekanan intra abdominal sehingga tekanan vena portal dan vena sistemik

meningkat kemudian ditransmisi daerah anarektal. Aliran balik dan peningkatan tekanan

vena tersebut di atas yang berulang-ulang akan mendorong vena terpisah dari otot

sekitarnya sehingga vena prolap dan menjadi haemorroid. Nyeri dan perdarahan adalah

dua gejala utama dari haemorroid. Perdarahan biasanya berwarna merah segar karena

tempat perdarahan yang dekat. Haemorroid internal seringkali berdarah waktu defekasi,

sedangkan haemorroid external jarang berdarah. Perdarahan rektal tidak boleh keliru

dengan perdarahan menstruasi pada wanita. Terjadinya perdarahan sewaktu defekasi

mengakibatkan trombosis. Strangulasi prolapsus terjadi karena adanya bendungan pada

vena yang mengakibatkan suplai darah terhalang. Hal itu dapat menjadi indikasi

dilakukannya Haemorroidektomi.

V. Tipe Hemorrhoid

Hemoroid diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: hemoroid interna dan hemoroid

eksterna. Hemoroid interna terletak di sebelah atas linea dentata, pada bagian yang

dilapisi oleh epitel sel kolumner. Secara klinis hemoroid interna dibagi atas 4 derajat:

1. Hemoroid interna derajat I. Ini merupakan hemoroid stadium awal. Hemoroid hanya

berupa benjolan kecil di dalam kanalis anal pada saat vena-vena mengalami distensi

ketika defekasi.

2. Hemoroid interna derajat II. Hemoroid berupa benjolan yang lebih besar, yang tidak

hanya menonjol ke dalam kanalis anal, tapi juga turun kearah lubang anus. Benjolan ini

muncul keluar ketika penderita mengejan, tapi secara spontan masuk kembali kedalam

kanalis anal bila proses defekasi telah selesai.

8

Page 9: Refer At

3. Hemoroid interna derajat III. Benjolan hemoroid tidak dapat masuk kembali secara

spontan. Benjolan baru masuk kembali setelah dikembalikan dengan tangan ke dalam

anus.

4. Hemoroid interna derajat IV. Hemoroid yang telah berlangsung sangat lama dengan

bagian yang tertutup kulit cukup luas, sehingga tidak dapat dikembalikan dengan baik ke

dalam kanalis anal.

Tabel II

Klasifikasi Hemorrhoid Interna5

Classification Treatment Options

1st Degree – No rectal prolapse Diet

Local & general drugs

Sclerotherapy

Infrared coagulation

2nd Degree – Rectal prolapse is

spontaneously reducible

Sclerotherapy

Infrared coagulation

Banding [recurring banding may

require Procedure for Prolapse and

Hemorrhoids (PPH)]

3rd Degree – Rectal prolapse is manually

reducible

Banding

9

Page 10: Refer At

Hemorrhoidectomy

Procedure for Prolapse and

Hemorrhoids (PPH)

4th Degree – Rectal prolapse irreducible Hemorrhoidectomy

Procedure for Prolapse and

Hemorrhoids (PPH)

Dikutip dari : ethicon-endo surgery , www.pph.com 2007

Hemoroid Eksterna

Hemoroid eksterna biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di

klasifikasikan menjadi 2 :

1. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruaan pada pinggir anus dan sebenarnya

adalah hematom. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :

a. Sering rasa sakit dan nyeri

b. Rasa gatal pada daerah hemoroid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung-ujung saraf pada kulit

merupakan reseptor sakit

2. Kronik

Hemoroid eksterna kronik terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa

jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah (Mansjoer,2000)

VI. Gejala Klinis

A. Hemorrhoid Eksterna

Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri, biasanya berhubungan

dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi.Hal ini muncul sebagai akibat dari

10

Page 11: Refer At

trombosis dari v.hemorrhoid dan terjadinya perdarahan ke jaringan sekitarnya. Beberapa

hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan berkembang menjadi

ulkus., akibatnya dapat timbul perdarahan.

Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi dapat

mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang dikenal sebagai skin tag .

Akibatnya dapat timbul rasa mengganjal, gatal dan iritasi.

B.Hemorrhoid Interna

Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan pruritus. Trombosis

atau prolapsus akut yang disertai edema atau ulserasi luar biasa nyerinya. Hemoroid

interna bersifat asimtomatik, kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata. Tanda satu-

satunya yang disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah segar tanpa

nyeri perrektum selama atau setelah defekasi.

Gejala yang muncul pada hemorrhoid interna dapat berupa:

1. Perdarahan

Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya merupakan awal dari

penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya tampak setelah defekasi

apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini

disebabkan karena vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti oleh spincter ani.

2. Prolaps

Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk kembali secara

spontan ataupun harus dimasukan kembali oleh tangan.

3. Nyeri dan rasa tidak nyaman

Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti fisura, abses dll)

hemorrhoid interna sendiri biasanya sedikit saja yangmenimbulkan nyeri.Kondisi ini

11

Page 12: Refer At

dapat pula terjadi karena terjepitnya tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh spincter ani

(strangulasi).

4. Keluarnya Sekret

Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, secret yang menjadi lembab sehingga

rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan akan menganggu kenyamanan penderita dan

menjadikan suasana di daerah anus.

VII. Diagnosa

A. Inspeksi

Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat secara teliti adakah jaringan / tonjolan yang

muncul.

B. Palpasi

Diraba akan memberikan gambaran yang berat dan lokasi nyeri dalam anal kanal.

Dinilai juga tonus dari spicter ani.. Bisanya hemorrhoid sulit untuk diraba, kecuali jika

ukurannya besar. Pemeriksaan colok dubur diperlukan menyingkirkan adanya karsinoma

rectum. Jika sering terjadi prolaps, maka selaput lendir akan menebal, bila sudah terjadi

jejas akan timbul nyeri yang hebat pada perabaan.

C. Anoskopi

Pada anoskopi dicari bentuk dan lokasi hemorrhoid, dengan memasukan alat

untuk membuka lapang pandang. Telusuri dari dalam keluar di seluruh lingkaran anus.

Tentukan ukuran, warna dan lokasinya.

D. Proktosigmoidoskopi

Dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau

keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena hemorrhoid merupakan keadaan yang

fisiologis saja ataukan ada tanda yang menyertai

E. Pemeriksaan Feses

Dilakukan untuk negetahui adanya darah samar.

12

Page 13: Refer At

VIII. Terapi

1. Hemorrhoid externa

Trombosis akut pada hemorrhoid eksterna merupakan penyebab nyeri yang

konstan pada anus. Penderita umumnya pederita berobat kedokter pada fase akut ( 2- 3

hari pertama). Jika keluhan belum teratasi, dapat dilakukan eksisi dengan local

anestesi.Kemudian dilanjutkan dengan pengobatan non operatif. Eksisi dianjurkan karena

trombosis biasanya meliputi satu pleksus pembuluh darah. Insisi mungkin tidak

sepenuhnya mengevakuasi bekuan darah dan mungkin menimbulkan pembengkakan

lebih lanjut dan perdarahan dari laserasi pembuluh darah subkutan . Incisi tampaknya

lebih sering menimbulkan skin tag daripada eksisi.5

2. Hemorrhoid Interna

A. Non InvasiveTreatment

Diperuntukan bagi penderita dengan keluhan minimal.Yang disampaikan meliputi

a. nasehat

- jangan mengedan terlalu lama

- mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi

- membiasakan selalu defekasi, jangan ditunda

- minum sekira 8 gelas sehari5

b. Obat-obatan vasostopik

Obat Hydroksyethylen yang dapat diberikan dikatakan dapat mengurangi edema

dan inflamasi. Kombinasi Diosmin dan Hesperidin (ardium) yang bekerja pada

vascular dan mikro sirkulasi dikatakan dapat menurunkan desensibilitas dan

stasis pada vena dan memperbaiki permeabilitas kapiler.7

Ardium diberikan 3x2tab selama 4 hari kemudian 2x2 selama 3 hari dan

selanjutnya1x1tab.

B. Ambulatory Treatment

1. Skleroterapi

Adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya Fenol 5 % dalam minyak

nabati, atau larutan quinine dan urea 5% yang disuntikan ke sub mukosa dalam jaringan

areolar longgar di bawah jaringan hemorrhoid. Sclerotheraphy dilakukan untuk

13

Page 14: Refer At

menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan

parut pada hemorrhoid. Secara teoritis, teknik ini bekerja dengan cara mengoblitersi

pembuluh darah dan memfiksasinya ke lapisan mukosa anorektal untuk mencegah

prolaps. Terapi ini cocok untuk hemorrhoid interna grade I yang disertai perdarahan>

Kontra indikasi teknik ini adalah pada keadaan inflammatory bowel desease, hipertensi

portal, kondisi immunocomprommise, infeksi anorectal, atau trombosis hemorrhoid yang

prolaps. Komplikasi sklerotherapy biasanya akibat penyuntikan cairan yang tidak tepat

atau kelebihan dosis pada satu tempat. Komplikasi yang paling sering adalah

pengelupasan mukosa, kadang bisa menimbulkan abses.5

2. Infrared Coagulation

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan radiasi infra merah dengan lampu

tungsten-halogen yang difokuskan ke jaringan hemorrhoid dari reflector plate emas

melalui tabung polymer khusus. Sinar koagulator infra merah (IRC) menembus jaringan

ke submukosa dan dirubah menjadi panas, menimbulkan inflamasi, destruksi jaringan di

daerah tersebut. Daerah yang akan dikoagulasi diberi local anestesi terlebih dahulu.

Komplikasi biasanya jarang terjadi, umumnya berupa koagulasi pada daerah yang tidak

tepat.5

3. Bipolar Diatheraphy

Teknik ini menggunakan listrik untuk menghasikan jaringan koagulasi pada ujung cauter.

Cara ini efektif untuk hemorrhoid derajat III atau dibawahnya.5

4. Cryotheraphy

Teknik ini didasarkan pada pemebekuan dan pencairan jaringan yang secara teori

menimbulkan analgesia dan perusakan jaringan hingga terbentuk jaringan parut.5

5.Rubber Band Ligation

Merupakan pilihan kebanyakan pasien dengan derajat I dan II yang tidak

menunjukkan perbaikan dengan perubahan diet, tetapi dapat juga dilakukan pada

14

Page 15: Refer At

hemorrhoid derajat III. Hemorrhoid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat

diatasi dengan ligasi menurut Baron ini.5

Dengan bantuan anoskop, mukossa diatas hemorrhoid yang menonjol dijepit dan

ditarik atau dihisap kedalam lubang ligator khusus. Rubber band didorong dan ligator

ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemorrhoidalis. Nekrosis karena

iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama rubber band akan lepas sendiri.

Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkalnya. Komplikasi yang sering terjadi berupa

edema dan trombosis.5

Untuk pasien dengan terapi laser dengan prolaps, Rubber Band Ligation adalah

cara terpilih di AS untuk terpi hemorrhoid internal. Prosedur ini , jaringan hemorrhoid

ditarik ke dalam double-sleeved cylinder untuk menempatkan karet disekeliling jaringan.

Seiring dengan jalannya waktu, jaringan dibawahnya akan mengecil.5

Gambar 3.Rubber Band Ligation (dari www.pph.com )

C. Surgical Approach

Hemorrhoidectomy

Merupakan metoda pilihan untuk penderita derajat III dan IV atau pada penderita

yang mengalami perdarahan yang berulang yang tidak sembuh dengan cara

lain.Penderita yang mengalami hemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis

dan nyeri yang hebat dapat segera ditolong dengan teknik ini. Prinsip yang harus

diperhatikan pada hemorrhoidectomy adalah eksisi hanya dilakukan pada jaringan

yang benar-benar berlebihan, dengan tidak mengganggu spincter ani.4

15

Page 16: Refer At

Langkah-langkahnya adalah, pertama, anoderm harus dijaga selama operasi dan

hemorrhoidectomy tidak pernah dilakukan sebagai ekstirpasi radikal. Jaringan yang

patologis diangkat. Spincter dengan hati-hati diekspos dan ditinggalkan selama

pengankatan hemorrhoid. Kepastian hemostasis harus benar-benar diperhatikan.4

Di Amerika, teknik tertutup yang digambarkan oleh Ferguson dan Heaton lebih

dikenal karena

- mengambil jaringan patologis

- perbaikan jaringan cepat

- lebih nyaman

- gangguan defekasi minimal

Hemorrhoidectomy terbuka dipopulerkan oleh Milligan-Morgan, tahun1973.

Ada 2 variasi daras tindakan bedah hemorrhoidectomy, yaitu:

1. Open hemorrhoidectomy

2. Closed hemorrhoidectomy

Perbedaannya tergantung pada apakah mukosa anorectal dan kulit perianal ditutup

atau tidak setelah jaringan hemorrhoid dieksisi dan diligasi5

Open Hemorrhoidectomy

Dikembangkan oleh Milligen- Morgan, dilakukan apabila terdapat hemorrhoid yang

telah mengalami gangrenous atau meliputi seluruh lingkaran ataupun bila terlalu

sempit untuk masuk retractor.2

Teknik Open Hemorrhoid (Miligan-Morgan)

1. Posisi lithotomy

2. Infiltrasi kulit perianal dan submukosa dengan larutan adrenalin: saline = 1 :

300.000

3. Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang dengan klem arteri dan

ditarik

4. Ujung mukosa setiap jaringan hemorrhoid diperlakukan serupa diatas.

5. Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid kira-kira 1,5 – 3 cm dari

anal verge.

6. Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spincter interna dengan jarak 1,5 – 2 cm

16

Page 17: Refer At

7. Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis

8. Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0 pada pangkal

hemorrhoid.

9. Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi pangkal hemorrhoid2

Closed Hemorrhoidectomy2

Dikembangkan oleh Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik ini, yaitu:

1. Mengangkat sebanyak mungkin jaringan vaskuler tanpa mengorbankan anoderm.

2. Memperkecil serous discharge post op dan mempercepat proses penyembuhan

dengan cara mendekatkan anal kanal dengan epitel berlapis gepeng (anoderm)

3. Mencegah stenosis sebagai komplikasi akibat komplikasi luka terbuka luas yang

diisi jaringan granulasi.

Indikasi :

1. Perdarahan berlebihan

2. Tidak terkontrol dengan rubber band ligation.

3. Prolaps hebat disertai nyeri.

4. Adanya penyakit anorectal lain.

Teknik-Teknik Closed hemorrhoidectomy

Ferguson Hemorrhoidectomy

- Posisi LLD

- Jaringan hemorrhoid diidentifikasi dan di klem

- Kulit diatas analverge diincisi sampai anal kanal diatas jaringan

hemorrhoid

- Jar hemorrhoid external maupun internal dibebaskan dari bagian subcutan

spincter interna maupun eksterna dan dieksisi seluruhnya.

- Jaringan hemorrhoid yang tersisa diangkat dengan undermining mukosa.

- Ligasi dengan cat gut 2 – 0 atau 3 – 0, bias dengan dexon 4-0 atau 5 – 0

dengan vicril2

17

Page 18: Refer At

-

(Gambar 4. Ferguson Hemorrhoidectomy dari www.pph.com)

18

Page 19: Refer At

Daftar Pustaka

1. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of Surgery,

Saunders Company, Phyladelphia 2001

2. Skandalakis ,John E. , Colon and Anorectum, in Surgical Anatomy and

Technique,Second edition, Atlanta, 1999.

3. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com Ethicon

Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by Ethicon Endo-Surgery, Inc.

and is intended for U.S. audiences only.

4. Haemorrhoid treatment-Rectal Bleeding, http:\\ www.pph.com Ethicon Endo-

Surgery, Inc. 2003-2005.

5. What are Hemorrhoid., www.hemorrhoid.net.

6. Hemorrhoidectomy Procedure for Prolaps and Hemorrhoids., www.pphinfo.com

7. Haemorrhoids, www.hcd2.bupa.co.uk/ fact_sheet/html/haemorrhoids.html

19