referat agus mata
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
1/32
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan ini ditandai oleh
meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan
pengecilan lapangan pandang. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan
terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekstravasasi
(penggaungancupping! serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan
kebutaan."
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak .
#iperkirakan $$ juta penduduk dunia sampai tahun %&"& akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi
pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. #i 'ndonesia, glaukoma diderita oleh
) dari total populasi penduduk. *mumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada
usia diatas +& tahun, tingkat resiko menderita glaukoma meningkat sekitar "&). ampir
separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.",
Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam mata. -embilan
puluh persen (&)! penderita dengan tekanan yang tinggi tidak menderita glaukoma,
sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki tekanan normal.
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis!,
Glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut!, Glaukoma sekunder, dan glaukoma
kongenital (Glaukoma pada bayi!."
Glaukoma akut didefenisikan sebagai peningkatan tekanan intraorbita secara
mendadak dan sangat tinggi, akibat hambatan mendadak pada anyaman trabekulum.
Glaukoma akut ini merupakan kedaruratan okuler sehingga harus diwaspadai, karena dapat
terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan tetapi resiko kebutaan dapat dicegah
dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
/umusan masalah dalam penulisan referat ini adalah bagaimana definisi, patofisiologi,
gejala klinis, penegakan diagnose, dan penanganan Glaukoma akut0
1.3 Tujuan
1
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
2/32
1ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui definisi, patofisiologi, gejala
klinis, penegakan diagnose, dan penanganan glaukoma akut.
1.4 Manfaat
2anfaat dari penulisan referat ini adalah untuk menambah wawasan tentang penyakit
glaukoma akut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATMI !
3natomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. 4imbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
membran 5owman, lalu ke posterior &,67 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanal
schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan. 3khir dari membran descement disebut
garis schwalbe.
2
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
3/32
#i dalam stromanya terdapat serat8serat saraf dan cabang akhir dari a. siliaris
anterior.
5agian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari9
". 1rabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari dalam stroma kornea dan menuju
ke belakang, mengelilingi kanal schlemn untuk berinsersi pada sklera.
%. 1rabekula uveal, serabut berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke skle8
ralspur (insersi dari m. siliaris! dan sebagian ke m. siliaris meridional.
. -erabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe!, menuju jaringan
pengikat m. siliaris radialis dan sirkularis.
+. 4igamentum pektinatum rudimenter, berasal dari dataran depan iris menuju depan
trabekula.
1rabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan seluruhnya
diliputi endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga ada
darah di dalam kanal schlemn, dapat terlihat dari luar.
Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi kornea.
#indingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya &.7 mm. Pada dinding sebelah dalam
terdapat lubang8lubang sebesar % *, sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula
dan kanal schlemn. #ari kanal schlemn, keluar saluran kolektor %&8& buah, yang menuju ke
pleksus vena didalam jaringan sklera dan episklera dan v. siliaris anterior di badan siliar.
2.2 "ISIL#I HUMR A$UEUS 2,!
1ekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata umor akuos adalah suatu cairan jernih yang
mengisi kamera anterior dan posterior mata.
a. Komposisi humor akueus
umor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera okuli anterior dan
posterior mata, yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen pada kornea dan lensa.
:olumenya adalah sekitar %7& ;4, dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi diurnal,adalah ",7 < % ;4menit. 1ekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi
humor akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat, dan laktatyang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. 1ekanan
intraokular normal rata8rata yakni "7 mmg pada dewasa, dimana lebih tinggi daripada rata8
rata tekanan jaringan pada organ lain di dalam tubuh. 1ekanan yang tinggi ini penting dalam
proses penglihatan dan membantu untuk memastikan 9
8 Kurvatura dari permukaan kornea tetap halus dan seragam
8 =arak konstan antara kornea, lensa dan retina
3
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
4/32
8 Keseragaman barisan fotoreseptor di retina dan epitel berpigmen di memran 5ruch>s
dimana normalnya rapi dan halus
b. Pembentukan dan 3liran umor 3kueus
umor akueus diproduksi oleh badan siliar. *ltrafiltrat plasma yang dihasilkan di
stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris.
-etelah masuk ke kamera okuli posterior, humor akueus mengalir melalui pupil ke kamera
okuli anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior (sekaligus, terjadi pertukaran
diferensial komponen < komponen dengan darah di iris!, melalui jalinan trabekular ke kanal
schlemn menuju saluran kolektor, kemudian masuk kedalam pleksus vena, ke jaringan sklera
dan episklera juga ke dalam v.siliaris anterior di badan siliar. -aluran yang mengandung
cairan camera oculi anterior dapat dilihat di daerah limbus dan subkonjungtiva, yang
dinamakan a?ueus veins.
Gambar %." @isiologi -irkulasi umor 3kueus
umor akueus akan mengalir keluar dari sudut AB3 melalui dua jalur, yakni 9
8 Butflow melalui jalur trabekular yang menerima sekitar C7) outflow kemudian
akan mengalir kedalan canalis -chlemm. #ari sini akan dikumpulkan melalui %&8
& saluran radial ke pleDus vena episcleral (sistem konvensional!
8 Butflow melalui sistem vaskular uveoscleral yang menerima sekitar "7) outflow,
dimana akan bergabung dengan pembuluh darah vena
4
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
5/32
Gambar %. =alur 3liran umor 3kueus
2.3 #LAU$MA 4,!,%
1. D&f'n's'
Glaukoma mencangkup beberapa penyakit dengan etiologi yang berbeda dengan
tanda umum adanya neuropathy optik yang memiliki karakteristik adanya kelainan pada
nervus optikus dan gambaran gangguan lapang pandang yang spesifik. Penyakit ini sering
tapi tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular. -tadium akhir dari
glaukoma adalah kebutaan.
2. E(')&m'*l*+'
1erdapat 6& juta orang yang menderita glaukoma di seluruh dunia, dan 6 juta
menjadi buta karena penyakit tersebut. Glaukoma merupakan penyakit kedua tersering
yang menyebabkan kebutaan pada negara berkembang setelah diabetes mellitus. #imana
"78%&) kebutaan mengalami kehilangan pandangan sebagai hasil dari glaukoma. #i
negara =erman, sebagai contohnya kurang lebih "&) dari populasi diatas usia +& tahunmengalami peningkatan tekanan intraokular. Kurang lebih "&) pasien yang menemui
dokter spesialis mata menderita glaukoma. Pada populasi di negara =erman, C juta
penduduk memiliki risiko untuk berkembangnya glaukoma, dimana pada C&&.&&& orang
glaikoma tersebut telah berkembang, dan C&.&&& menghadapi kenyataan adanya risiko
untuk menjadi buta apabila glaukoma tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada saat itu. #i
'ndonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 7&&.&&& kasus kebutaan di 'ndonesia
dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen.
3. Et'*l*+'
5
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
6/32
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat disebabkan
oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar ataupun berkurangnya
pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
1ekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akueus,
hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan antara
ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini
lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata. 3kibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
sehingga sel8sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan
terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang
pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. =ika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
4. "at*- R&s'*
5eberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma adalah 9
". 1ekanan darah rendah atau tinggi
%. @enomena autoimun
. #egenerasi primer sel ganglion
+. *sia di atas +7 tahun
7. Keluarga mempunyai riwayat glaukoma
$. 2iopia atau hipermetropia6. Pasca bedah dengan hifema atau infeksi
-edangkan beberapa hal yang memperberat resiko glaukoma adalah 9
". 1ekanan bola mata, makin tinggi makin berat
%. 2akin tua usia, makin berat
. ipertensi, resiko $ kali lebih sering
+. Kerja las, resiko + kali lebih sering
7. Keluarga penderita glaukoma, resiko + kali lebih sering
$. 1embakau, resiko + kali lebih sering
6. 2iopia, resiko % kali lebih sering
C. #iabetes melitus, resiko % kali lebih sering
!. $las'f'as'
5erdasarkan dari patofisiologinya, glaukoma dapat diklasifikasikan sebagai
berikut9
1abel %." Klasifikasi Glaukoma
6
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
7/32
a. Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya
berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta gejalanya
samar seperti9 sakit kepala ringan tajam penglihatan tetap normalE hanya perasaan pedas atau
kelilipan sajaE tekanan intra okuler terus 8menerus meningkat hingga merusak saraf
penglihatan.
7
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
8/32
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
9/32
Gambar %.6 Pemeriksaan Kedalaman AB3
8 -lit 4amp
Kedalaman sentral dan perifer dari AB3 harus dievaluasi dengan ketebalan dari
kornea. AB3 yang memiliki kedalam kurang dari kali ketebalan kornea pada
bagian sentral disertai kedalam bagian perifer kurang dari ketebalan kornea
memberikan kesan sudut yang sempit. Gonioskopi penting dilakukan untuk
evaluasi selanjutnya. *ntuk evaluasi kedalaman dari AB3 dengan pemeriksaan
slit lamp biomiocroscop, pengaturan cahaya yang sempit dipilih. Aahaya harus
mengenai mata pada sudut penglihatan yang sempit dari garis cahaya pemeriksa.
3lat untuk imaging dari segmen anterior telah tersedia (:isante BA1, Feiss!
menyediakan gambaran tomografi dari AB3 dan ukurannya.
9
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
10/32
Gambar %.C valuasi Kedalaman AB3 dengan -lit 4amp
8 Gonioskopi
-udut dari AB3 dievaluasi dengan gonioskop yang diletakkan secra
langsung pada kornea. Gonioskopi dapat membedakan beberapa kondisi9
-udut terbuka 9 glaukoma sudut terbuka
-udut tertutup 9 glaukoma sufut tertutup
3kses sudut menyempit 9 konfigurasi dengan risiko glaukoma akut sudut
tertutup
-udut teroklusi 9 glaukoma sekunder sudut tertutup, sebagai contoh
disebabkan neovaskularisasi pada rubeosis iridis.
-udut terbuka tetapi disertai deposit sel inflamasi, eritrosit atau pigmen
pada jalinan trabekular 9 glaukoma sekunder sudut terbuka
Gonioskopi merupakan pemeriksaan pilihan untuk mengidentifikasi bentuk
respektif dari glaukoma.
10
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
11/32
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
12/32
dalam pin tonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari jarum
bergerak. 1onometri indentasi sering memberikan hasil yang tidak tepat.
-ebagai contohnya kekakuan dari sklera berkurang pada mata miop
dimana akan menyebabkan pin dari tonometer masuk lebih dalam. Bleh
karena itu tonometri indentasi telah digantikan oleh tonometri applanasi.
Gambar %."" Pemeriksaan 1onometri -chiotH
1onometri 3pplanasi
2etode ini merupakan metode yang paling sering dilakukan untuk
mengukur tekanan intraokular. Pemeriksaan ini memungkinkan
pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan pada posisi pasien duduk
dalam beberapa detik (metode Goldmann>s!. 3tau posisi supine ( metode
#raeger>s!. 1onometer dengan ujung yang datar memiliki diameter .&$
mm untuk applanasi pada kornea diatas area yang sesuai (6,7 mm! .
2etode ini dapat mengeliminasi kekakuan dari sklera yang merupakan
sumber dari kesalahan .
12
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
13/32
Gambar %."% Pemeriksaan 1onometri 3pplanasi Goldmann
1onometri pneumatik non kontak
1onometer elektronik menembakkan udara ms secara langsung ke
kornea. 1onometer merekam defleksi dari kornea dan mengkalkulasi
tekanan intraokular.
Keuntungan 9 tidak memerlukan penggunaan anestesi topikal,
pengukuran tanpa kontak mengurangi risiko infeksi (dapat dilakukan
pengukuran pada keadaan konjungtivitis!.
Kerugian 9 kalibrasi sulit, pengukuran yang tepat hanya dapat dilakukan
diantara tekanan yang rendah dan sedang, tidak bisa digunakan bila
terdapat skar pada kornea, pemeriksaan tidak nyaman untuk pasien,aliran udara besar, peralatan lebih mahal dibandingkan tonometer
applanasi.
Kurva Pengukaran tekanan %+ jam
Pengukuran dilakukan untuk menganalisis fluktuasi dari tekanan
sepanjang %+ jam pada pasien dengan suspek glaukoma. Pengukuran
single dapat tidak representativ. anya kurva %+ jam yang menyediakan
informasi yang tepat mengenai tingkat tekanan. 1ekanan intaokular
berfluktuasi pada gambaran ritmis. 3nga tertinggi seringnya timbul pada
13
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
14/32
malam hari atau awal pagi hari. Pada pasien normal, fluktuasi dari
tekanan intraokular jarang melebihi +8$ mmg. 1ekanan diukur pada
pukul &$.&& pagi hari dan pukul &$.&& sore hari, &.&& malam hari dan
tengah malam. Kurva tekanan %+ jam dari pasien rawat jalan tanpa
pengukuran waktu malam hari dan awal pagi hari hasilnya kurang
tepat.
Gambar %." Kurva 1ekanan %+ =am
Tonometric self-examination
Perkembangan terbaru memungkinkan pasien untuk mengukur tekanan
intraokular sendiri di rumah dimana serupa dengan pengukuran gula
darah dan tekanan darah sendiri. 1onometer pasien memungkinkan untuk
memperoleh kurva tekanan %+ jam dari beberapa kali pemeriksaan pada
kondisi yang normal setiap hari. 1onometr pasien dapat diresepkan untuk
pasien yang sesuai (seperti pasien dengan meningkatnya risiko glaukoma
akut!. 5agaimanapun juga pengggunaan alat memerlukan kemampuan
khusus. Pasien dengan gangguan pada pemakaian tetes mata merupakan
petimbangan yang tepat untuk tidak mencoba menggunakan tonometer
pasien. Pasien muda dan memiliki motivasi yang baik merupakan
kandidat yang baik untuk tonometric self-examination.
14
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
15/32
Gambar %."+ Tonometer self-examination
Partner Tonometry
1onometer portable peneumatic non contact telah tersedia dan sesuai
untuk tonometri di rumah. al yang perlu dilakukan adalahmenyejajarkan tonometer dengan partner dan pengukurannya sendiri
tidak tergantung pada pemeriksa. asilnya dapat dipercaya. Kekurangan
dari alat ini alah harganya yang mahal.
Gambar %."7 Partner Tonometry
Bftalmoskop
#iskus optikus memiliki indentasi yang disebut optic cup. Pada keadaan
peningkatan tekanan intraokular yang persisten, optic cup menjadi
membesar dan dapat dievaluasi dengan oftalmoskop. Pemeriksaan
stereoskopik dari diskus optikus melalui slit lamp biomicroscope dicoba
dengan lensa kontak memberikan gambaran dimensi. Bptic cup dapat
diperiksa stereoskop dengan pupil yang dilatasi. Iervus opticus
memurapakan Jglaucoma memory. valuasi struktur ini akan
memberikan informasi pada pemeriksa keruasakan akibat glaukoma
terjadi dan berapa jauh kerusakan tersebut.
Bptic cup normal, anatomi normal dapat berbeda jauh. Bptic cup besar
yang normal selalu bulat dan elongasi vertikal dari optic cup didapatkan
pada mata dengan glaukoma.
Pengukuran diskus optikus, area diskus optikus, opticus cup dan
pinggiran neuroretinal (jaringan vital diskus optikus! dapat diukur
dengan planimetri pada gambaran % dimensi dari nervus opticus.
15
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
16/32
Gambar %."$ #iskus Bptikus Iormal
Perubahan glaukomatosa pada nervus opticus, glaukoma menimbulkan
perubahan tipikal pada bentuk dari opticus cup. Kerusakan progresiv dari
serabut saraf, jaringan fibrosa dan vaskular, serta jaringan glial akan
diobservasi. 3trofi jaringan ini akan menyebabkan peningkatan pada
ukuran dari optic cup dan wrna diskus optikus menjadi pucat. Perubahan
progresiv dari diskus optikus pada glaukoma berhubungan dekat dengan
peningkatan defek dari lapang pandang.
Gambar %. "6 4esi Glaukomatosa pada Iervus Bpticus
1es 4apang Pandang
#eteksi glaukoma sedini mungkin memerlukan dokumentasi gangguan
lapang pandang pada stadium sedini mungkin. -eperti telah diketahui
bahwa gangguan lapang pandang pada glaukoma bermanifestasi pada
awalnya di daerah lapang pandang superior paracental nasal atau
jarangnya pada lapang pandang inferior, dimana skotoma relatif nantinya
akan berkembang menjadi skotoma absolut. Gangguan lapangan
pandang akibat glaukoma terutama mengenai &L lapang pandang bagian
tengah. Kelainan pandang pada glaucoma yaitu terjadinya pelebaran
blind spot dan perubahan scotoma menjadi byerrum, kemudian jadi
arcuata dan berakhir dengan pembentukan ring, serta terdapatnya seidelsign
16
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
17/32
Computerized static perimetry (pengukuran sensitivitas untuk
membedakan cahaya!pemeriksaan utama dibandingkan metode kinetik
dalam mendeteksi gangguan lapang pandang stadium awal.
Gambar %. "C 1es 4apang Pandang
8 1es provokasi, dilakukan pada keadaan yang meragukan.
1es yang dilakukan 9 tes kamar gelap, tes midriasis, tes membaca, tes
bersujud (prone test!. *ntuk glaucoma sudut tertutup, yang umum
dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan padasudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya sudut
bilik mata!. Aaranya adalah ukur 1'B awal, kemudian pasien masuk
kamar gelap selama $&8& menit. *kur segera 1'B nya. Kenaikan MC
mmg, tes provokasi (N!
. P&n+*atan
Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk mengurangi produksi humor akueus
dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan intra
okuler.
17
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
18/32
Gambar %." Pilihan 1erapi 2edikamentosa untuk Glaukoma
Su(-&s' (&m&ntuan hum*- au&us
Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas digunakan untuk
terapi glaukoma. Bbat8obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain.
1imolol maleat &,%7) dan &,7), betaksolol &,%7) dan &,7), levobunolol &,%7) dan &,7)
dan metipranolol &,) merupakan preparat8preparat yang sekarang tersedia. Kontraindikasi
utama pemakaian obt8obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun8terutama asma8
dan defek hantaran jantung. *ntuk betaksolol, selektivitas relatif reseptor O"8dan afinitas
keseluruhan terhadap semua reseptor O yang rendah8menurunkan walaupun tidak
menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. #epresi, kacau pikir dan rasa lelah dapattimbul pada pemakaian obat penghambat beta topikal.
Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik % baru yang menurunkan pembentukan
humor akueus tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipivefrin memiliki efek pada
pembentukan humor akueus.
nhibitor karbonat anhidrase sistemik8asetaHolamid adalah yang paling banyak
digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metaHolamid8 digunakan untuk
glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma
akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol. Bbat8obat ini
mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar +&8$&). 3setaHolamid dapat diberikan
18
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
19/32
per oral dalam dosis "%78%7& mg sampai tiga kali sehari atau sebagai #iamoD -e?uels 7&&
mg sekali atau dua kali, atau dapat diberikan secara intravena (7&& mg!. 'nhibitor karbonat
anhidrase menimbulkan efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obat8obat ini
untuk terapi jangka panjang.
Bbat8obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor akueus serta
menyebabkan dehidrasi korpus vitreum.
"as'l'tas' al'-an &lua- hum*- au&us
Bbat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada
jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Bbat pilihan adalah pilokarpin, larutan &,78
$) yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel +) yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol
&,678) adalah obat kolinergik alternatif. Bbat8obat antikolinesterase ireversibel merupakan
obat parasimpatomimetik yang bekerja paling lama. Bbat8obat ini adalah demekarium
bromide &,"%7 dan &,%7) dan ekotiopat iodide &,&8&,%7) yang umumnya dibatasi untuk
pasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik. P&-hat'an9 obat8
obat antikolinesterase ireversibel akan memperkuat efek suksinilkolin yang diberikan selama
anastesia dan ahli anestesi harus diberitahu sebelum tindakan bedah. Bbat8obat ini juga
menimbulkan miosis kuat yang dapat menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan
sudut sempit. Pasien juga harus diberitahu kemungkinan ablasio retina.
-emua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya
penglihatan terutama pada pasien katarak dan spasme akomodatif yang mungkin
mengganggu pada pasien muda.
Epinefrin &,%78%) diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran keluar
humor akueus dan disertai sedikit penurunan pembentukan humor akueus. 1erdapat sejumlah
efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi konjungtiva reflek, endapan
adrenokrom, konjungtivitis folikularis dan reaksi alergi.efek samping intraokular yang dapat
tejadi adalah edema makula sistoid pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.
!ipivefrin adalah suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi
bentuk aktifnya. pinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera
anterior sempit.
P&nu-unan *lum& *-(us 't-&um
Bbat8obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik
keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. -elain itu, terjadi penurunan
produksi humor akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan
glaukoma sudut tetutup akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa
kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid! dan
menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder!.
19
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
20/32
"liserin #gliserol$ oral, " m4kg berat dalam larutan 7&) dingin dicampur sari lemon
adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada penderita diabetes harus
berhati8hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena.
M'*t', m')-'at' )an s'l*(&+'
Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut
primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. #ilatasi pupil penting dalam pengobatan
penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.
3pabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, siklopegik
(siklopentolat dan atropine! dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga
mengencangkan apparatus Honularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.
Terapi bedah dan laser
I-')&t*m' )an '-')*t*m' (&-'f&-
-umbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara
kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduanya menghilang. al ini
dapat dicapai dengan laser neodinium9Y3G atau argon (iridotomi perifer! atau dengan
tindakan iridektomi perifer. Qalaupun lebih mudah, terapi laser memerlukan kornea yang
relatif jernih dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang cukup besar,
terutama apabila terdapat penutupan sudut akibat sinekia luas. 'ridotomi perifer secara bedah
mungkin menghasilkan keberhasilan jangka panjang yang lebih baik, tetapi juga berpotensi
menimbulkan kesulitan intraoperasi dan pascaoperasi. 'ridotomi laser Y3G adalah terapi
pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi serangan penutupan sudut.
T-a&ul*(last' las&-
Penggunaan laser (biasanya argon! untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu
goniolensa ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor akueus karena
efek luka bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis -chlemm serta terjadinya
proses8proses selular yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular. 1eknik ini dapat
diterapkan untuk berbagai macam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi
tergantung pada penyebab yang mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan
pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan bedah glaukoma. Pengobatan dapat
diulang. Penelitian8penelitian terakhir memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk
terapi awal glaukoma sudut terbuka primer.
20
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
21/32
Gambar %.%& 3rgon 4aser 1rabeculoplasty
B&)ah )-a'nas& +alu*ma
1indakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal,
sehingga terbentuk akses langsung humor akueus dari kamera anterior ke jaringan
subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase.
1rabekulotomi telah menggantikan tindakan8tindakan drainase full-thickness (misalnya
sklerotomi bibir posterior, sklerostomi termal, trefin!. Penyulit utama trabekulotomi adalah
kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan epikslera. al ini lebih mudah terjadi pada pasien
berusia muda, berkulit hitam dan pasien yang pernah menjalani bedah drainase glaukoma
atau tindakan bedah lain yang melibatkan jaringan episklera. 1erapi ajuvan dengan
antimetabolit misalnya fluorourasil dan mitomisin berguna untuk memperkecil risiko
kegagaln bleb.
Penanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi
humor akueus adalah tindakan alternatif untuk mata yahg tidak membaik dengan
trabekulektomi atau kecil kemungkinannya berespon terhadap trabekulektomi. Pasien dari
kelompok terakhir adalah mereka yang mengidap glaukoma sekunder, terutama glaukoma
neovaskular, glaukoma yang berkaitan dengan uveitis dan glaukoma setelah tindakan tandur
kornea.
-klerostomi laser holmium adalah tindakan baru yang menjanjikan sebagai alternatif
bagi trabekulektomi.
Goniotomi adalah suatu teknik yang bermanfaat mengobati glaukoma kongenital
primer yang tampaknya terjadi sumbatan drainase humor akueus di bagian dalam jalinan
trabekular.
T'n)aan S'l*)&st-ut'f
21
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
22/32
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan mempertimbangkan tindakan
destruksi korpous siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokular.
Krioterapi, diatermik, ultrasonografi frekuensi tinggi dan yang paling mutakhir terapi laser
neodinium9Y3G termalmode, dapat diaplikasikan ke permukaan mata tepat di sebelah
posterior limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris di bawahnya. =uga sedang
diciptakan energi laser argon yang diberikan secara trasnpupilar dan transvitreal langsung ke
prosesus siliaris. -emua teknik siklodestruktif tersebut dapat menyebabkan ftisis dan harus
dicadangkan sebagai terapi untuk glaukoma yang sulit diatasi.
22
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
23/32
BAB III
#LAU$MA A$UT
3.1 D&f'n's'
2erupakan suatu episode akut dari meningkatnya tekanan intra okular yang terjadi
hingga beberapa kali dikarenakan adanya sumbatan pada pengaliran humor akueous secara
tiba8tiba. Produksi dari humor akueous dan tahanan dari trabekular sendiri normal.+,C
3.2 E(')&m'*l*+'
'nsidensi pada populasi berusia diatas $& tahun adalah " 9 "&&&. 'nsidensi pada wanita
tiga kali lipat dibandingkan pada pria. /as eskimo lebih sering terkena penyakit ini
dibandingkan golongan ras yang lainnya, adapun juga penyakit ini jarang mengenai rasnegro.$,6
3.3 Et'*l*+'
-ecara anatomis, adanya predisposisi pada mata dengan AB3 yang dangkal, relatif
berpengaruh terhadap kesukaran aliran dari humor akueus melewati pupil. 5lokade pada
pupil meningkatkan tekanan pada ABP. 1ekanan ini menyenbabkan iris ke anterior ke arah
trabekular, menimbulkan blokade pada aliran humor akueous secara mendadak (sudut
tertutup!. -erangan glaukoma secara tipikal mengenai satu mata (unilateral! dikarenakan
pelebaran dari pupil baik dalam keadaan sekeliling yang gelap dan atau di bawah pengaruh
stress emosional. -ituasi yang tipikal yakni film misteri malam hari di televisi, penggunaan
obat8obatan midriatika, obat psikotropik sistemik juga dapat memicu serangan glaukoma.C
3.4 "at*- P-&)'s(*s's'4,0,%
@aktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah 9
". 5ulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang hipermetrop. 2akin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya.%. 1umbuhnya lensa, menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal. Pada
umur %7 tahun, dalamnya bilik mata depan rata8rata ,$ mm, sedangkan pada
umur 6& tahun ,"7 mm.
. Kornea yang kecil, dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal.
+. 1ebalnya iris. 2akin tebal iris, makin dangkal bilik mata depan.
Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris, sehingga
aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan tehambat,
inilah yang disebut dengan hambatan pupil. al ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan di dalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan.
23
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
24/32
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit, adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula, sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup.
3.! Pat*f's'*l*+'4,0,%Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan
intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata,
sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan
seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (kadang8kadang disebut dengan
Jdangerous angle!.
Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas,
perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan tidak tertutup
dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. 'ni merupakan perbedaan dasar antara
glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka keadaan
ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder . =ika glaukoma sudut tertutup tidak
diketahui penyebabnya, kondisi ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer.
3pabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda. 3pabila penutupan sudut bilik
mata depan tidak sempurna dan kadang8kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma
sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik , dan disertai dengan sedikit
gejala. 3pabila glaukoma sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup kreeping .
-atu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan
berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja, terutama pada
mata yang pupilnya berdilatasi sedang (,& 8 +,7mm! yang dapat memungkinkan terjadinya
blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.
3kibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraocular lebih tinggi di bilik mata
belakang daripada bilik mata depan. =ika blok pupil semakin berat tekanan intraokuler di bilik
mata belakang semakin bertambah, sehingga konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini
dikenal dg iris bombe, yang membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan
menyebabkan sudut bilik mata depan tertutup. =ika tekanan intraokuler meningkat secara
drastic akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.
2ekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah9 plateau iris dan
letak lensa lebih ke anterior . Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil.
3.0 #&jala4,,%
24
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
25/32
Gejala Pada onset yang akut didapatkan adanya nyeri yang hebat. Peningkatan
tekanan intra okular berpengaruh terhadap saraf korneal (I. Bpthalmicus atau cabang
pertama dari I.trigeminus! untuk menyebabkan timbulnya nyeri yang tumpul. #imana nyeri
ini dapat menjalar ke pelipis, kepala bagian belakang, dan rahang melalui tiga cabang dari
I.trigeminus dimana dapat menutupi asalnya yakni dari okular.
2ual dan muntah. 1erjadi dikarenakan iritasi pada I.vagus dan dapat menstimulasi
gangguan pada abdomen. Gejala umum seperti nyeri kepala, mual dan muntah dapat
mendominasi dimana nantinya pasien tidak dapat menyadari adanya gejala lokal.
Ketajaman penglihatan berkurang. Pasien menyadari adanya pandangan gelap dan
adanya halo di sekeliling cahaya pada mata yang terkena. Gejala8gejala ini disebabkan karena
edem dari epitel kornea akibat dari peningkatan tekanan.
Gejala prodromal Pasien mengatakan adanya episode transien dari pandangan yang
kabur atau adanya halo yang berwarna disekeliling cahaya sebelum timbulnya serangan.
Gejala prodromal ini dapat tidak disadari atau dinaggap tidak penting oleh pasien pada
episode yang ringan dimana mata akan kembali normal. 'dentifikasi awal dari pasien risiko
tinggi dengan AB3 yang dangkal dan penemuan pada gonioskopi merupakan hal yang
penting karena kerusakan pada struktur dari sudut dapat terjadi lebih lanjut sebelum
timbulnya gejala klinis.
-indrom menyeluruh dari glaukoma akut tidak selalu timbul. Penurunan dari visus
dapat tidak disadari jika mata lainnya memiliki visis yang normal. Persepsi subjektif dari
pasien terhadap nyeri sangatlah bervariasi.
3.. Dasa- D'a+n*s's0,%
#iagnosis ditegakan atas dasar tiga gejala dasar yakni 9
2ata merah unilateral dengan injeksi konjungtiva atau silier
Pupil yang dilatasi
5ola mata keras pada palpasi
Penemuan lainnya 9
Kornea pudar dan berkabut dengan edem epitel
AB3 dangkal atau kolaps secara komplit. al ini jelas terlihat saat mata diiluminasi
dengan sumber cahaya yang difokuskan pada sisi lateral dan pada pemeriksaan slit
lamp. 'nspeksi dari AB3 yang dangkal akan sulit. Permukaan dari iris secara detail
akan terlihat dan iris akan tampak pudar.
@undus akan digelapkan oleh karena opasifikasi dari epitel kornea. -aat fundus dapat
divisualisasi karena gejala telah mereda dan kornea jernih, perubahan pada diskus
optikus akan bervariasi dari diskus optikus yang normal hingga nervus optikus yang
hiperemia. Pada kasus lebih lanjut, kongesti vena akan timbul. 3rteri sentralis dari
25
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
26/32
retina akan tetlihat berdenyut pada diskus optikus sehingga darah hanya dapat masuk
ke mata selama fase sistolik dikarenakan tekanan intraokular yang tinggi.
:isus akan menurun hingga persepsi dari pergerakan tangan.
Gambar ." Gambaran -erangan 3kut Glaukoma
3.%. D'a+n*s's Ban)'n+,%
2isdiagnosis dapat terjadi karena banyaknya variasi dari gejala yang dapat
menstimulasi penyakit lainnya.
Gejala umum seperti nyeri kepala, muntah dan mual sering mendominasi dan dapat
dengan mudah terdiagnosis sebagai appendicitis atau tumor otak
Pada iritis dan iridisiklitis, mata juga merah dan iris tampak pudar. -elain itu tekanan
intraokular memiliki tendensi untuk menurun dibandingkan meningkat
3. T&-a('
-erangan akut glaukoma merupakan suatu kegawat daruratan dan pasien memerlukan
tindakan segera dari dokter spesialis mata. Penyebab dasar dari gangguan ini memerlukan
prosedur pembedahan, meskipun terapi inisial berupa konservatif.
Th&-a(' M&)'al
1ujuan dari therapi konservatif adalah 9
2enurunkan tekanan intraokular
2embuat kornea menjadi jernih (penting untuk pembedahan selamjutnya!
2eredakan nyeri
26
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
27/32
5agan ." Penurunan 1ekanan 'ntraokular
Prinsip 1herapi 2edikal pada Glaukoma primer sudut tertutup
Penurunan osmotik pada volume dari vitreous dilakukan melalui larutan hiperosmotik
sistemik (gliserin oral "8",7 gramkg55 atau mannitol intravena "8% gramkg55!
Penurunan produksi humor akueus dengan carbonic anhidrase inhibitor (acetaHolamide ':
%7&87&& gramkg55!. Kedua langkah dilakukan pada therapi inisial untuk mengurangi
tekanan intraokular hingga dibawah 7&8$& mmg
'ris ditarik dari sudut AB3 dengan pemberian obat miotika topikal. 1etes mata Pilocarpine
") diberikan setiap "7 menit dan konsentrasi ditingkatkan hingga +). Bbat miotika
bukan pilihan utama dikarenakan otot sphincter pupillae iskemik pada tekanan +&87&
mmdan tidak akan berespon terhadap obat miotika. 2iotika juga membuat serat Honula
menjadi rileD, dimana menyebabkan lensa berpindah ke anterior, selanjutnya akan
mengkompresi AB3. al ini membuat therapi inisial dengan obat hiperosmotik menjadi
penting untuk mengurangi volume dari vitreous.
1herapi simptomatik dengan analgesik, antiemetik, dan sedatif dapat diberikan jika
diperlukan
In)&ntas' M&an' )a-' $*-n&a
'ndentasi yang simpel dan berulang dari sentral kornea dengan pengait otot atau batang kaca
sekitar "78& detik menekan humor akueus ke perifer dari sudut AB3, dimana membuka
sudut. =ika manipulasi ini berhasil untuk membuat trabekular tetap terbuka dalam beberapa
menit, hal ini memungkinkan humor akueus untuk mengalir dan mengurangi tekanan
intraokular. al ini meningkatkan respon terhadap pilocarpine dan membantu kornea menjadi
jernih.
T'n)aan P&m&)ahan shunt anta-a 5A )an 5P6-aat kornea jernih, penyebab dasar dari gangguan diobati dengan pembedahan yakni melalui
pembuatan shunt antara AB3 dan ABP .
%eodymium&yttrium'aluminum'garnet laser iridotomy #nonincisional procedure$
Id9Y3G laser dapat digunakan untuk menciptakan lubang pada perifer iris (iridotomy!
dengan lisis jaringan tanpa harus membuka bola mata. Bperasi dapat dilakukan dengan
topikal anestesi.
27
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
28/32
Gambar .% tiologi dan 1herapi Glaukoma 3kut -udut 1ertutup
Gambar . Id9Y3G laser 'ridotomy
Peripheral iridectomy #incisional procedure$ #imana kornea masih bengkak dengan edem
pada iris dan iris sangat tebal, prosefur terbuka dilakukan untuk membuat suatu shunt. 'ncisi
limbal dilakukan pada posisi arah jam "% dan pasien diberikan anestesi topikal atau general .
'ridektomi perifer sekarang ini jarang dilakukan.
28
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
29/32
3.17 P-*f'las's
-aat pasien mengeluhkan gejala prodromal yang jelas dan sudut dati AB3 tampak
konstriksi, profilaksis yang paling aman adalah dengan melakukan Id9Y3G laser iridotomy
atau peripheral iridectomy. =ika satu mata telah mengalami serangan akut, mata lainnya harus
di lakukan tindakan inisial dengan pilocarpine ") tiap +8$ jam untuk meminimalisir risiko
serangan glaukoma. 2ata kedua nantinya dilakukan Id9Y3G laser untuk mencegah
glaukoma setelah tindakan pembedahan pada mata pertama stabil.
3.11 P-*+n*s's
-eseorang dapat menghilangakn adanya blokade pada pupil dan tekanan intaokular
yang menurun pada serangan inisial dengan obat8obatan dan pencegahan pertmanen dengan
pembedahan. Glaukoma akut sudut tertutup yang rekuren atau glaukoma sudut tertutup yang berlangsung lebih dari +C jam dapat menimbulkan sinekhia perifer antara iris dan trabekula.
Kasus ini tidak dapat dilakukan Id9Y3G laser iridotomy atau iridectomy dan sudut tertutup
dapat terus berlangsung meskipun dilakukan pembedahan. Bperasi filtrasi diindikasikan pada
kasus ini. -aat tekanan intaokular terkontrol dan kornea jernih, gonioskopi diindikasikan
untuk melihat bahwa sudut terbuka kembali dan untuk menyingkirkan sudut tertutup yang
persisten.
29
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
30/32
BAB I8
$ESIMPULAN
Glaukoma mencangkup beberapa penyakit dengan etiologi yang berbeda dengan
tanda umum adanya neuropathy optik yang memiliki karakteristik adanya kelainan pada
nervus optikus dan gambaran gangguan lapang pandang yang spesifik. Penyakit ini sering
tapi tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular. -tadium akhir dari
glaukoma adalah kebutaan.
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis!,
glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut!, glaukoma sekunder, dan glaukoma
kongenital (glaukoma pada bayi!.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran
humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat sehingga menimbulkan nyeri
hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan. Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi
menjadi akut, subakut, kronik, dan iris plateau.
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera ditangani
dalam %+ < +C jam. =ika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma
sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. 1etapi
bila terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta permanen
Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi humor
akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan
intra okuler sesegera mungkin
30
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
31/32
DA"TAR PUSTA$A
(. 'lyas #-2, -idarta,. Penuntun lmu Penyakit )ata. *akultas +edokteran ,niversitas
ndonesia. =akarta9 5adan Penerbit @K *'. "C.
. Qegman, =ohn 2#. %eonatal Conunctivitis.http9www.ncbi.nihgov. #iakses tanggal
%7@ebruari %&"$.
/. Qijaya, I. lmu penyakit )ata. Aetakan ke8. =akarta95inarupa 3ksara. "C.
0. :aughan, #aniel G. dkk. 1ftalmologi ,mum. =akarta9Qidya 2edika. %&&&.
2. 3merican 3cademy of Bphthalmology. Preferred practice pattern9 conjunctivitis, %nd
ed. -an @rancisco, A39 3merican 3cademy of BphthalmologyE %&&.
3. /obbins R cotran. !asar Patologis Penyakit4 Edisi 5 .=akarta9 GA. %&&C.
5. #aili -@. Gonore. #alam lmu Penyakit +ulit dan +elamin. #juanda (d!. 5alai
Penerbit @K*'. =akarta. "+.
6. 2ansjoer 3 dkk. d. Konjungtivitis 5akteri #alam +apita 7elekta +edokteran. 2edia
3esculapius @K*', =akarta. ".
8. -oewono dkk. Gonoblenore. #alam Pedoman !iagnosis dan Terapi 9ab:,P* Penyakit )ata. /-*# #r. -oetomo, -urabaya."+9 C$ < C.
(;. Arick, /. P. dan Khaw, P. 1. Clinical 1phthalmology. d . Qorld -cientific
Publishing 9 %&&, %8%.
((. -ehu, K. Q. dan 4ee Q. /. 1phthalmic Pathology. 5lackwell Publishing9 %&&7, 87.
(. 1ortora, G.=., #errickson, 5.., %&&. 1he -pecial -enses. n9 1ortora, Gerard =.,
#errickson, 5ryan . (eds!. Principles of Anatomy and Physiology. "%th edition. Iew
York9 =ohn Qiley R -ons, 'nc, $&78$"".
(/. Qijana, Iana -.#. lmu Penyakit )ata.3badi 1egal, =akarta9 ". +%87&. 1ortora,
G.=., #errickson, 5.., %&&. 1he -pecial -enses. n9 1ortora, Gerard =., #errickson,
5ryan . (eds!. Principles of Anatomy and Physiology. "%th edition. Iew York9 =ohn
Qiley R -ons, 'nc, $&78$"".
31
http://www.ncbi.nihgov/http://www.ncbi.nihgov/
-
8/16/2019 Referat Agus Mata
32/32
(0. Kalpana K.
Aonjungtivitisneonatal.%&&.http9www.emedicine.comconj.neonatal""%"&8
overview.htm.
(2. a? 3., Qardak and Kraskian I., 'nfective Aonjunctivitis