referat fibromyalgia

27
REFERAT FIBROMYALGIA Disusun Oleh : Siti Solehah 1102009270 Wulan Dita Pratiwi Sam 1102009304 Pembimbing : dr.H. Ijun Judasah, SpS Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Bagian Syaraf RSUD Kabupaten Bekasi

Upload: solihah-soly

Post on 27-Oct-2015

307 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Fibromyalgia

REFERAT

FIBROMYALGIA

Disusun Oleh :

Siti Solehah 1102009270

Wulan Dita Pratiwi Sam 1102009304

Pembimbing : dr.H. Ijun Judasah, SpS

Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Bagian Syaraf

RSUD Kabupaten Bekasi

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

2013

Page 2: Referat Fibromyalgia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-

Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan referat yang berjudul “ Fibromyalgia”.

Adapun laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik bagian syaraf

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta yang dilaksanakan di RSUD Kabupaten

Bekasi.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr.H. Ijun Jusadah, SpS yang telah

membimbing dalam penyelesaian Makalah ini serta pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung membantu dalam penyusunan laporan kasus ini. Akhir kata bila ada

kekurangan dalam pembuatan laporan kasus ini saya mohon kritik dan saran yang bersifat

membangun menuju kesempurnaan dengan berharap makalah ini bermanfaat bagi

pembacanya.

RSUD Kabupaten Bekasi , September 2013

Penyusun

1

Page 3: Referat Fibromyalgia

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……......................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1.Definisi...........................................................................................................

II. 2.Epidemiolog...................................................................................................

II. 3.Etiologi...........................................................................................................

II. 4. Klasifikasi.....................................................................................................

II. 5. Manifestasi Klinis........................................................................................

II. 6. Diagnosis.......................................................................................................

II. 7. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................

II. 8. Penatalaksanaan..........................................................................................

II. 10. Komplikasi..................................................................................................

II. 11. Prognosis.....................................................................................................

BAB III Kesimpulan.........................................................................................................

Daftar Pustaka..................................................................................................................

2

Page 4: Referat Fibromyalgia

BAB I

PENDAHULUAN

Fibromyalgia adalah kelainan yang sering ditemui, dicirikan oleh adanya nyeri

muskuloskeletal yang menyebar dengan penyebaran yang simetris, kekakuan, mudah lelah,

parestesi, dan gangguan tidur. Istilah fibromialgia baru muncul belum terlalu lama, meskipun

gejalanya telah banyak dibahas dalam literatur kedokteran sejak awal tahun 1900- an. Baru

pada tahun 1989, fibromialgia muncul pada salah satu buku teks reumatologi dengan istilah

fibrositis yang pada tahun 1990 diubah oleh American College of Rheuma- tology (ACR)

menjadi sindrom fibromialgia, mengingat istilah fibrositis yang kurang tepat. Bersama

dengan penyakit nyeri dan kelelahan kronik lainnya, fibromialgia dapat dikatakan sebagai

beban kesehatan yang besar yang belum dapat diatasi secara efektif oleh ilmu kedokteran

barat konvensional. Pasien rata-rata sudah berobat selama 5 tahun sebelum diagnosis yang

tepat ditegakkan. Lebih dari 50% pasien fibromialgia mengalami salah diagnosis dan

menjalani operasi yang tidak perlu. Setelah tatalaksana selama 7 tahun, 50% pasien fibro-

mialgia belum merasa puas dengan kesehatan mereka, 59% menilai kesehatan mereka tidak

membaik atau bahkan memburuk. Dengan kata lain tatalaksana medis saat ini belum

menghasilkan perbaikan pada status kesehatan maupun keparahan penyakit. 1

3

Page 5: Referat Fibromyalgia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Fibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri,

kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Seseorang

dengan fibromialgia memiliki tender points pada tubuhnya. Tender points adalah

titik nyeri yang biasanya ada pada daerah leher, bahu, punggung, pinggul, lengan dan

telapak kaki. Jika titik tersebut ditekan maka akan terasa kesakitan. 1

Fibromialgia tidak termasuk dalam artritis karena tidak menyebabkan reaksi

peradangan ataupun menyebabkan kerusakan sendi, otot atau jaringan yang lainny.2

2.2 EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data di Amerika Serikat, kira-kira 20% pasien klinik

rheumatologi adalah pasien fibromyalgia, yang kebanyakan berusia 30-50 tahun.

Dari data tersebut dapat dikatakan 1 dari 5 pasien yang berobat adalah

fibromialgia.Thompson melaporkan fibromialgia sebagai penyakit terbanyak kedua

yang ditemui dalam praktek rheumatologis. Fibromyalgia lebih banyak menyerang

perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rasio 9:1. Prevalensi fibromialgia pada

populasi umum di Amerika Serikat untuk perempuan ialah 3,4%, sedangkan untuk

laki-laki 0,5%. Fibromialgia juga lebih sering ditemukan pada perempuan di atas 50

tahun.1

Prevalensi fibromyalgia meningkat pada orang dengan BMI yang tinggi,

merokok, tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran, orang dengan tingkat

stress yang tinggi.2

2.3 ETIOLOGI

Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapat ditemukan namun telah

diketahui bahwa fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan,

hipotiroidisme, dan trauma. Fibromialgia juga telah ditemukan pada pasien yang

terinfeksi hepatitis C, HIV, parvovirus B19, dan lyme disease. Pendapat lain

menyebutkan kurangnya latihan, penggunaan otot secara berlebihan, dan perubahan

metabolisme otot sebagai kemungkinan penyebab fibromialgia.1

4

Page 6: Referat Fibromyalgia

Gangguan mekanisme nyeri pada SSP diperkirakan sebagai faktor penyebab

sindrom ini. Pasien dengan fibromialgia memiliki ambang nyeri yang lebih rendah

dari pada mereka yang tidak memiliki kelainan ini. Teori lain juga termasuk

defisiensi hormon pertumbuhan, abnormalitas axis hypothalamic-pituitary-adrenal,

dan abnormalitas aktivasi respon stress simpatetik. Faktor genetik diduga kuat

sebagai penyebab dari sindrom ini karena first degree realatives memiliki risiko

terkena FMS 8 kali lebih besar.2

2.4 PATOGENESIS

Meskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi misteri, secara umum

para ahli sepakat mengenai adanya mekanisme pengolahan input yang tidak normal,

khususnya input nyeri (nosiseptif), pada sistem saraf pusat. Pada studi dolorimetri dan

pemberian stimuli seperti panas, dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang

yang rendah pada pasien fibromialgia. Pasien fibromialgia mempersepsikan stimuli

non-nosiseptif sebagai stimuli nosiseptif serta kurang mampu mentoleransi nyeri yang

seharusnya dapat ditoleransi oleh orang normal.

Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan pada susunan

saraf pusat pasien fibromialgia sehingga fibromialgia tidak lagi dapat disebut sebagai

keluhan subjektif. Kelainan tersebut adalah kadar serotonin yang rendah disfungsi

poros hipotalamus hipofisis, kadar hormon pertumbuhan yang rendah, kadar substansi

P yang meningkat dan faktor pertumbuhan saraf yang meningkat.1

Kadar Serotonin yang Rendah

Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam tidur, nyeri dan

perubahan mood. Serotonin yang disekresikan oleh ujung serat neuron rafe, dapat

menyebabkan perangsangan daerah tertentu dari otak yang kemudian menyebabkan

tidur. Serotonin yang disekresi oleh radiks dorsalis medula spinalis dapat merangsang

sekresi enkefalin yang menimbulkan hambatan presinaptik dan postsinaptik pada

serabut nyeri. Kadar serotonin yang rendah diduga memiliki peran dalam patogenesis

fibromialgia yaitu dengan menurunkan efek hambatan pada serabut nyeri. Hal

tersebut diperkuat dengan penemuan bahwa pasien fibromialgia ternyata memiliki

kadar serotonin yang rendah di cairan serebrospinalnya. Bukti lain menunjukkan

bahwa obat yang mempengaruhi serotonin ternyata tidak menunjukkan efek dramatis

pada fibromialgia.1

5

Page 7: Referat Fibromyalgia

Disfungsi Poros Hipotalamus Hipofisis

Poros hipotalamus hipofisis berperan penting dalam respons adaptasi

terhadap stres. Pada sistem yang berfungsi normal, hipotalamus mensekresi

corticotropin-releasing hormone (CRH) yang kemudian merangsang sekresi adreno-

corticotropic hormone (ACTH) oleh hipofisis. ACTH kemudian merangsang korteks

adrenal mensekresi glukokortikoid yang berperan dalam respons adaptasi terhadap

stres.

Regulasi sirkadian sistem poros hipotalamus hipofisis sebagian dipengaruhi

metabolisme serotonin. Disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis diperkirakan

sebagai akibat dari rendahnya kadar serotonin. Sebaliknya, disfungsi sistem poros

hipotalamus hipofisis juga diperkirakan memperburuk abnormalitas kadar serotonin di

sistem saraf pusat.

Beberapa kelainan yang dapat ditemukan berkaitan dengan disfungsi sistem

poros hipotalamus hipofisis adalah kadar kortisol 24 jam yang rendah, hilangnya

ritme sirkadian dengan peningkatan kadar kortisol sore hari, hipoglikemia yang

diinduksi insulin berkaitan dengan produksi ACTH yang berlebihan, kadar hormon

pertumbuhan yang rendah dan sekresi glukokortikoid yang rendah. Selain itu

ditemukan juga kadar kortisol bebas pada urin yang rendah, serta berkurangnya

respons kortisol terhadap corticotropin-re- leasing hormone pada pasien

fibromialgia.1

Kadar Growth Hormone yang Rendah

Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam

pertumbuhan karena sifatnya yang meningkatkan sintesis protein, meningkatkan

penggunaan lemak untuk energi, menurunkan pemakaian glukosa untuk energi, dan

merangsang pertumbuhan tulang. Hormon tersebut secara normal disekresi pada tahap

dari tidur, sehingga gangguan tidur diduga dapat menurunkan sekresinya.

Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang penting

untuk proses repair otot dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh gangguan tidur.

Hal itu didukung oleh bukti adanya hasil EEG yang menunjukkan gangguan tahap

dari tidur normal (non-REM) dan gangguan gelombang yang berulang pada pasien

fibromialgia.1

6

Page 8: Referat Fibromyalgia

Kadar Substansi P yang Meningkat

Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson distimulasi.

Peningkatan kadar substansi P meningkatkan sensitivitas saraf terhadap nyeri. Kadar

substansi P yang tinggi menyebabkan stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus

nosiseptif oleh penderita fibromialgia.

Kadar substansi P yang meningkat di cairan serebrospinal pasien

fibromialgia juga mungkin berperan dalam menyebarkan nyeri otot. Peneliti pada

studi yang independen melaporkan kadar substansi P pada pasien fibromialgia

meningkat sampai 2-3 kali kadar pada individu normal.

Selain hal-hal di atas ditemukan juga abnormalitas lain seperti

berkurangnya aliran darah ke talamus, nukleus kaudatus, serta tektum pontine, yang

merupakan area sig- naling, integrasi, dan modulasi nyeri. Disfungsi saraf otonom

diduga juga berperan dalam fibromialgia, dengan ditemukannya hipotensi ortostatik

setelah uji tilt table dan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat terlentang.

Penelitian dalam bidang genetik memperkirakan adanya peran polimorfisme gen

sebagai etiologi fibromialgia. Gen yang diperkirakan mengalami abnormalitas adalah

gen yang mengatur sistem serotonergik, katekolaminergik dan dopaminergik.1

2.5 DIAGNOSIS

Anamnesis

Gejala yang biasa ditemukan pada pasien fibromialgia antara lain nyeri

muskuloskeletal yang menyebar, kekakuan, dan kelelahan. Gejala lain juga dapat

muncul, di antaranya parestesi, gangguan tidur, titik nyeri, dan lain-lain.

Pada fibromialgia, nyeri bersifat menyebar dan di-rasakan selama minimal 3

bulan, di atas dan bawah pinggang pada kedua sisi tubuh, bersamaan dengan nyeri

aksial.5 Nyeri punggung bawah (berasal dari bawah pinggang) dapat menyebar

hingga ke bokong dan tungkai. Nyeri lain dapat meliputi nyeri leher, bahu atas-

belakang, dan nyeri sendi. Nyeri tersebut timbul setelah olahraga ringan, dan

dirasakan seperti nyeri terbakar yang persisten dan mengganggu, atau nyeri tumpul

yang konstan.

Pada 75-90% penderita fibromialgia, ditemukan kekakuan yang biasanya

terjadi di pagi hari kemudian membaik di siang hari atau bertahan sepanjang hari.

Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah kelelahan, mati rasa pada kaki dan

tangan, sering terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali, bangun pagi dengan

7

Page 9: Referat Fibromyalgia

rasa letih, merasa lebih kedinginan daripada orang-orang di sekitarnya, fenomena

Raynaud atau gejala mirip fenomena Raynaud, gangguan kognitif dengan kesulitan

berpikir dan kehilangan ingatan jangka pendek (loss of short-term memory), sakit

kepala tipe migrain, pusing, cemas, dan depresi. Gejala tersebut diperparah oleh stres

atau cemas, kedinginan, cuaca lembab, dan kerja terlalu keras. Sebaliknya, pasien

merasa lebih baik saat cuaca hangat dan liburan.

Pemeriksaan Fisik

Kriteria Diagnostik

Pada tahun 1990 kriteria diagnostik resmi untuk FM didirikan oleh American College

of Reumatologi (ACR).

Riwayat nyeri yang meluas : kronis, luas, nyeri muskuloskeletal berlangsung

lama lebih dari tiga bulan di keempat kuadran tubuh ("Nyeri yang meluas"

didefinisikan sebagai nyeri di atas dan di bawah pinggang pada kedua sisi tubuh

juga pada daerah cervical, dada anterior, tulang dada, atau punggung bawah) harus

ada.

Nyeri pada 11 tempat dari 18 Point Tender Site dengan Palpasi : Ada delapan

belas tender point yang dokter cari dalam membuat diagnosis fibromyalgia.

Menurut ACR yang termasuk persyaratan, yaitu pasien harus memiliki 11 dari 18

poin tender untuk didiagnosa dengan fibromyalgia. Sekitar empat kilogram

tekanan (atau sekitar 9 lbs.) Harus diterapkan ke titik tender, dan pasien harus

menunjukkan bahwa lokasi tender point terasa sakit.

Delapan belas tender point site :

1 & 2, tengkuk: bilateral, pada insersi otot suboccipital.

3 & 4, cervical bawah: bilateral, pada aspek anterior dari ruang

intertransverse di C5-C7.

5 & 6, trapezius: bilateral, pada titik tengah batas atas.

7 & 8, supraspinatus: bilateral, di atas tulang belakang skapula dekat

perbatasan medial.

9 & 10, Kedua tulang iga: bilateral, di persimpangan kostokondral kedua,

hanya lateral persimpangan pada permukaan atas.

11 & 12, lateral epikondilus: bilateral, cm 2 distal ke epicondyles.

13 & 14, glutealis: bilateral, dalam kuadran atas luar pantat di lipatan anterior

otot.

8

Page 10: Referat Fibromyalgia

15 & 16, Greater trokanter: bilateral, posterior ke trokanterika prominens.

17 & 18, Lutut: bilateral, di lapisan lemak proksimal medial.

Diagnosis fibromyalgia dapat ditegakkan apabila pasien memenuhi kedua

kriteria ACR 1990, yaitu riwayat nyeri muskuloskeletal yang menyebar minimal 3

bulan dan nyeri yang signifikan pada minimal 11 dari 18 tender points (Gambar 1)

jika dilakukan palpasi dengan jari. Kriteria ACR sangat bermanfaat dalam

menegakkan diagnosis, meskipun beberapa pasien memiliki jumlah tender sites yang

lebih sedikit dan nyeri regional yang lebih, sehingga didiagnosis fibromyalgia.

Pemeriksaan neurologis muskuloskeletal dan laboratorium tetap normal pada

fibromyalgia.

Gambar 1. Lokasi Tender Points diagnosis Fibromialgia

Pemeriksaan Penunjang

9

Page 11: Referat Fibromyalgia

Tidak ada tes darah sederhana atau X-ray dapat memberitahu bahwa seseorang

memiliki fibromialgia. Diagnosis dibuat hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan tes darah atau X-ray untuk menyingkirkan penyakit yang mirip

dengan fibromialgia. Kondisi-kondisi ini termasuk:

tingkat hormon tiroid yang rendah (hypothyroidism),

penyakit paratiroid (menyebabkan tingkat kalsium darah yang meninggi),

penyakit-penyakit otot yang menyebabkan nyeri otot (seperti polymyositis),

penyakit-penyakit tulang yang menyebabkan nyeri tulang (seperti penyakit Paget),

kalsium darah yang meninggi (hypercalcemia),

penyakit-penyakit infeksius (seperti hepatitis, Epstein Barr virus, AIDS), dan

kanker

Meskipun tidak ada tes darah untuk fibromialgia, tes-tes darah adalah penting

untuk mengeluarkan kondisi-kondisi medis lain. Oleh karenanya, hormon tiroid dan

tingkat-tingkat kalsium darah diperoleh untuk mengeluarkan hypercalcemia,

hyperparathyroidism, dan hypothyroidism. Tingkat alkaline phosphatase (suatu enzim

tulang) seringkali naik pada pasien-pasien dengan penyakit tulang Paget. Tingkat

CPK (suatu enzim otot) seringkali naik pada pasien-pasien dengan polymyositis,

penyakit dengan peradangan otot yang tersebar. Oleh karenanya, memperoleh tingkat-

tingkat darah alkaline phosphatase dan CPK dapat membantu dokter memutuskan

apakah penyakit Paget dan polymyositis adalah penyebab dari nyeri-nyeri tulang dan

otot. Tes-tes jumlah darah komplit atau complete blood count (CBC) dan hati

membantu dalam diagnosis dari hepatitis dan infeksi-infeksi lain.

Fibromialgia dapat terjadi sendirian atau dalam hubungan dengan kondisi-

kondisi rhematik sistemik lain. Kondisi-kondisi rhematik sistemik merujuk pada

penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada banyak

jaringan-jaringan dan organ-organ yang berbeda di tubuh. Kondisi-kondisi rhematik

sistemik yang berhubungan dengan fibromyalgia termasuk systemic lupus

erythematosus, rheumatoid arthritis, polymyositis, dan polymyalgia rheumatica. Tes-

tes darah yang sangat membantu dalam mengevaluasi penyakit-penyakit ini

termasuk erythrocyte sedimentation rate (ESR), serum protein electrophoresis

(SPEP), antinuclear antibody (ANA), dan rheumatoid factor (RF). Pada pasien-pasien

dengan fibromialgia tanpa penyakit-penyakit sistemik yang berhubungan, tes-tes

darah ESR, SPEP, ANA, dan RF biasanya adalah normal.10

Page 12: Referat Fibromyalgia

2.5 DIAGNOSIS BANDING

1. Hipotiroid

Menurunnya produksi hormon tiroid pada kalenjar tiroid. Kalenjar tiroid sendiri

bertugas melepas hormon tiroid keseluruh tubuh lewat pembuluh darah. Pada

kasus hipotiroid, pelepasan ini tidak bisa terlaksana dengan baik sehingga

berbagai aktivitas fisik dan mental akan ikut terganggu.

2. Myasthenia gravis

Penyakit kronis dengan remisi dan relaps, dan ditandai oleh kelemahan dan

cepatnya otot-otot volunteer menjadi lelah sesudah suatu kegiatan, diikuti oleh

pulihnya kekuatan sesudah istrahat selama beberapa menit sampai beberapa jam.

Ini disebabkan oleh gangguan konduksi pada myoneural junction.

3. Multiple Sclerosis

Penyakit demyelinating yang mengenal serebelum, saraf optikus dan medula

spinalis (terutama mengenai traktus kortikospinalis dan kolumna posterior), secara

patologi memberi gambaran plak multipel di susunan saraf pusat khususnya

periventrikuler subtansia alba. Gejala Klinia MS ; kelemahan umum, gangguan

sensoris, nyeri, gangguan blader, gangguan serebelum, gangguan batang otak dan

gangguan fungsi luhur.

2.6 PENATALAKSANAAN

Secara keseluruhan tim multidisiplin diperlukan untuk tatalaksana

fibromialgia secara optimal. Tim multidisiplin tersebut terdiri atas spesialis

rehabilitasi medik, psikiater, terapis fisik, dan ahli lainnya. Tatalaksana fibromialgia

dapat dibagi menjadi tatalaksana medikamentosa dan non-medikamentosa.

Non-Medikamentosa

Tatalaksana non-medikamentosa, selain untuk mengurangi nyeri, gangguan

tidur serta depresi juga digunakan untuk mengatasi kelelahan otot.

a. Edukasi pasien

Edukasi pasien merupakan salah satu tatalaksana fibromialgia yang

paling penting. Edukasi pasien harus dilakukan sebagai langkah pertama

dalam tatalaksana pasien fibromialgia. Pasien perlu diinformasikan mengenai

penyakit yang sedang dialaminya. Pasien juga perlu diinformasikan bahwa

11

Page 13: Referat Fibromyalgia

fibromyalgia tidak menyebabkan kelumpuhan dan tidak bersifat degeneratif,

serta terdapat pengobatan untuk penyakit ini.

b. Mengurangi stress

Konsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam

tatalaksana depresi dan cemas pada pasien fibromialgia. Stres dalam

kehidupan harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien

harus diberikan pertolongan mengenai bagaimana menghadapi stres.

c. Latihan

Untuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke

otot secara bergantian masing-masing 15-20 menit diselingi waktu untuk

kembali ke suhu normal.

Pelatihan biofeedback yang intens (misalnya dua kali sehari untuk

seminggu) seringkali penting untuk nyeri otot yang kronik dan menyebar.

Teknik tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural yang biasanya

berfungsi tanpa disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot untuk

mendeteksi aktivitasnya. Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong

pasien mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal setelah kontraksi.

Teknik lain untuk mengurangi nyeri ialah spray and stretch.

Vapocoolant spray disemprotkan dengan pola menyapu searah serat otot untuk

melemaskan otot, sambil dilakukan peregangan otot secara pasif oleh pasien

atau klinisi. Peregangan adalah elemen kunci dari pengurangan nyeri,

meskipun mekanismenya belum diketahui.

Hal lain yang perlu diatasi pada pasien fibromialgia adalah gangguan

yang terjadi pada otot. Untuk itu, olahraga dapat menjadi solusi dan penting

untuk disarankan. Selain meregangkan dan memperkuat otot, olahraga juga

dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular Hal tersebut selanjutnya dapat

menyebabkan depresi, menurunnya rasa percaya diri, dan stres yang memicu

nyeri lebih lanjut. Olahraga aerobik juga baik untuk pasien dan dimulai setelah

terjadi perbaikan tidur serta berkurangnya nyeri serta kelelahan. Olahraga

dilakukan mula-mula pada level rendah dan pasien sebaiknya berolahraga 20-

30 menit, 3-4 hari seminggu.

Terapi lain dapat membantu dengan derajat yang berbeda-beda,

misalnya injeksi, modifikasi perilaku, hipnoterapi, kompresi iskemik, olahraga

dan pengaturan stress namun, yang tidak boleh dilupakan ialah perbaikan

12

Page 14: Referat Fibromyalgia

postur dan mekanika tubuh

Medikamentosa

Tatalaksana medikamentosa dapat digunakan untuk mengatasi nyeri,

gangguan tidur serta depresi dan kecemasan. Berikut adalah beberapa kategori yang

paling umum digunakan obat untuk fibromialgia.

a. Analgesik

Analgesik adalah obat penghilang rasa sakit. Mereka berkisar dari over-the-

counter acetaminophen (Tylenol) untuk obat resep, seperti tramadol (Ultram),

dan persiapan narkotika bahkan lebih kuat. Untuk subset dari orang dengan

fibromialgia, obat narkotika yang diresepkan untuk nyeri otot yang parah. 

b. Anti-inflamasi nonsteroid Obat (NSAIDs)Seperti namanya, obat anti-inflammatory drugs, termasuk aspirin, ibuprofen

(Advil, Motrin), naproxen dan sodium (Anaprox, Aleve), digunakan untuk

mengobati peradangan. Meskipun peradangan bukan merupakan gejala

fibromyalgia, NSAID juga mengurangi rasa sakit. Obat-obatan bekerja dengan

menghambat substansi dalam tubuh yang disebut prostaglandin, yang

memainkan peran dalam rasa sakit dan peradangan. Obat-obat ini dapat

membantu meringankan nyeri otot fibromyalgia dan dapat meredakan kram

menstruasi dan sakit kepala sering dikaitkan dengan fibromialgia.

c. Antidepresan

Obat ini bekerja sama dengan baik pada pasien fibromialgia dengan atau tanpa

depresi, karena antidepresan meningkatkan tingkat bahan kimia tertentu di

otak (termasuk serotonin dan norepinefrin) yang tidak hanya terkait dengan

depresi, tetapi juga dengan rasa sakit dan kelelahan. Meningkatkan tingkat

bahan kimia ini dapat mengurangi rasa sakit pada orang yang memiliki

fibromialgia. Beberapa jenis antidepresan untuk orang dengan fibromialgia,

dijelaskan di bawah ini.

Antidepresan trisiklik. 

Antidepresan trisiklik dapat membantu mempromosikan tidur restoratif

pada orang dengan fibromialgia. Obat ini juga dapat mengendurkan otot-

otot menyakitkan dan meningkatkan efek alami tubuh sakit-membunuh zat

yang disebut endorfin. Beberapa contoh obat trisiklik digunakan untuk

mengobati fibromialgia termasuk amitriptilin hidroklorida (Elavil, Endep),

cyclobenzaprine (Cycloflex, Flexeril, Flexiban), doksepin (Adapin,

13

Page 15: Referat Fibromyalgia

Sinequan), dan nortriptyline (Aventyl, Pamelor). Kedua amitriptilin dan

cyclobenzaprine telah terbukti berguna untuk pengobatan fibromyalgia.

Selective serotonin reuptake inhibitor. 

Jika antidepresan trisiklik gagal digunakan antidepresan jenis selective

serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Seperti dengan trisiklik, digunakan

untuk orang-orang dengan fibromyalgia dalam dosis lebih rendah daripada

yang digunakan untuk mengobati depresi. Dengan pelepasan serotonin,

obat ini dapat mengurangi kelelahan dan beberapa gejala lain yang terkait

dengan fibromialgia. Kelompok SSRI termasuk fluoxetine (Prozac),

paroxetine (Paxil), dan sertraline (Zoloft). 

SSRI

Dapat digunakan bersama dengan antidepresan trisiklik. Penelitian telah

menunjukkan bahwa terapi kombinasi dari trisiklik amitriptilin dan

fluoxetine SSRI menghasilkan peningkatan lebih besar pada gejala

fibromialgia daripada salah satunya saja.

Campuran reuptake inhibitor

Beberapa antidepresan baru meningkatkan kadar serotonin dan

norepinefrin baik dan karena itu dicampur reuptake inhibitor. Contoh-

contoh dari obat-obat ini termasuk venlafaxine (Effexor), duloxetine

(Cymbalta), dan (Savella). Secara umum, obat ini bekerja lebih baik untuk

sakit daripada SSRI, mungkin karena mereka juga meningkatkan

norepinefrin, yang mungkin memainkan peran lebih besar dalam transmisi

nyeri dari serotonin.

Benzodiazepin

Benzodiazepin kadang-kadang dapat membantu orang dengan fibromialgia

dengan tegang, otot-otot yang menyakitkan dan menstabilkan gelombang

otak tidak menentu yang dapat mengganggu tidur nyenyak. Benzodiazepin

juga dapat meringankan gejala sindrom nyeri kaki, gangguan neurologis

yang lebih umum di antara orang dengan fibromialgia. Kelainan ini

ditandai oleh sensasi tidak menyenangkan di kaki dan dorongan tak

terkendali untuk menggerakkan kaki, terutama ketika beristirahat. 

Benzodiazepin biasanya hanya untuk orang-orang yang tidak respon

dengan terapi lain karena potensi untuk kecanduan. Benzodiazepin

termasuk clonazepam (Klonopin) dan diazepam (Valium).

14

Page 16: Referat Fibromyalgia

Obat Lain

Irritable bowel syndrome (IBS)

Difenoksilat / atropin (Lotomil)

Suplemen serat atau pencahar untuk meringankan sembelit

Loperamide (Imodium)

Untuk diare. 

Alosetron (Lotronex)

Untuk pengobatan IBS berat dengan diare yang tidak merespon

pengobatan lain. 

Lubiprostone (Amitiza)

Untuk pengobatan IBS dengan sembelit.

Obat antispasmodic

Obat tidur

Untuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti amitriptilin

(10-50 mg), nortriptilin (10-75 mg), dan doksepin (10-25 mg) atau obat

lain seperti siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum tidur. Pemberian

obat tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur pasien,

sehingga terjadi perbaikan klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis

rendah, dan ditingkatkan bila perlu. Efek samping seperti konstipasi, mulut

kering, peningkatan berat badan, dan kesulitan berpikir juga perlu

dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau zolpidem juga dapat

memperbaiki kualitas tidur.1

2.7 PROGNOSIS

Fibromialgia adalah gangguan jangka panjang. Kadang-kadang, gejala

membaik. Terkadang, rasa sakit mungkin bertambah buruk dan terus selama

berbulan-bulan atau tahun. Pasien yang tidak melakukan pengobatan akan

mengakibatkan kondisi semakin memburuk. Dengan pengobatan, gejala

penyakit ini akan berkurang. Sangat penting bahwa setiap pasien berpartisipasi

dalam/perawatan sendiri. 1

15

Page 17: Referat Fibromyalgia

BAB III

KESIMPULAN

Fibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri, kekakuan

dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Fibromialgia terutama

menyerang wanita usia subur (80-90%), usia 20-50 tahun dibandingkan pria dengan rasio 9:1.

Fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme, dan

trauma.

Umumnya penderita akan mengalami rasa nyeri dan kaku di bagian persendian

ataupun otot. Rasa nyeri dirasakan luas dan berlangsung lebih dari 3 bulan. Sering pula

merasa lelah, gelisah dan tidur yang tidak nyenyak. Nyeri dirasakan pada 11 tempat dari 18

Point Tender Site dengan palpasi. Biasanya pemeriksaan penunjang tidak dilakukan, kecuali

untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti hipotiroid, multiple sclerosis dan mistenia

gravis.

Perawatan fibromialgia sering membutuhkan pendekatan tim, antara dokter dan

seorang terapis fisik, profesional kesehatan lainnya, dan yang paling penting, diri sendiri,

semua memainkan peran aktif. Pengobatan yang diberikan dapat berupa non-medikamentosa

(seperti edukasi pasien, mengurangi stress dan latihan), dan medikamentosa (seperti obat

analgetik, anti depresan, anti inflamasi non steroid dan simptomatik). Fibromialgia ini dapat

diatasi apabila penderita dapat mengurangi faktor resiko dan mau menjalani pengobatan.

Penderita yang tidak mau melakukan pengobatan akan mengakibatkan kondisi semakin

memburuk.

16

Page 18: Referat Fibromyalgia

DAFTAR PUSTAKA

1. Samuel JO, Ferius S, Siti AN, Saleha S, Majelis Kedokt Indonesia; Diagnosis dan

Tata Laksana Fibromialgia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Volum: 58,

Nomor: 5, Mei 2008

2. dr. George D, dr. Wita JS, dr. Budi R, dr. Yuda T ; Panduan Praktis Diagnosis dan

Tatalaksana Penyakit Syaraf. Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal 132-136,

2009

3. Winfield J. Fibromyalgia [Online]. 2007 Aug 15 [cited 2007 Dec 26]; Available from:

URL: http://www.emedicine.com/med/ topic790.htm 3.

4. Gilligand RP. Fibromyalgia [Online]. 2007 Jan 22 [cited 2007 Dec 26]; Available

from: URL: http://www.emedicine.com/pmr/ topic47.htm

17