referat fisiologi haid dan gangguannya

20
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu (28 hari) tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif pada wanita dan beberapa spesies primata 1 . Discharge dari menstruasi terdiri dari cairan jaringan (20-40%,), darah (50 – 80 %), dan fragmen-fragmen endometrium. Menstruasi terjadi dengan selang waktu 21 – 35 hari (dihitung dari hari pertama keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama berikutnya 2 . Menstruasi dapat dianggap normal bila terjadi dalam rentang waktu 21 – 35 hari, lamanya perdarahan kurang dari 7 hari, dan jika jumlah darah yang hilang tidak melebihi 80 cc. Jika tidak demikian maka seseorang dianggap mengalami gangguan dalam menstruasi. Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduksi, yaitu dibawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun 2 . Cakir, et al (2007) dalam penelitiannya di Turki menemukan bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian- penelitian lain didapatkan prevalensi dismenorea bervariasi antara 15,8- 89,5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja.7 Mengenai gangguan lainnya, Bieniasz, et al (2007) dari Wroclaw Medical 1

Upload: erlan-anugrah-pratama

Post on 26-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Membahas mengenai fisiologi haid

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa

melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang

secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu (28 hari) tanpa adanya

kehamilan selama periode reproduktif pada wanita dan beberapa spesies primata 1.

Discharge dari menstruasi terdiri dari cairan jaringan (20-40%,), darah (50 – 80 %),

dan fragmen-fragmen endometrium. Menstruasi terjadi dengan selang waktu 21 – 35

hari (dihitung dari hari pertama keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama

berikutnya 2.

Menstruasi dapat dianggap normal bila terjadi dalam rentang waktu 21 – 35

hari, lamanya perdarahan kurang dari 7 hari, dan jika jumlah darah yang hilang tidak

melebihi 80 cc. Jika tidak demikian maka seseorang dianggap mengalami gangguan

dalam menstruasi. Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir

masa reproduksi, yaitu dibawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun 2.

Cakir, et al (2007) dalam penelitiannya di Turki menemukan bahwa

dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%),

diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi

(5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian- penelitian lain didapatkan prevalensi

dismenorea bervariasi antara 15,8-89,5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja.7

Mengenai gangguan lainnya, Bieniasz, et al (2007) dari Wroclaw Medical University

mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder

18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak

15,8%. Dalam penelitian Yassin (2012) di Alexandria, persentasi remaja putri yang

mengalami polimenorea adalah 6,8%, oligomenorea adalah 8,4%, menoragia adalah

2,5% dan hipomenorea adalah 12,4% 5.

Dalam RISKESDAS (2010) dinyatakan bahwa persentase perempuan usia 10-

59 tahun di Sulawesi Selatan yang mengalami haid tidak teratur sebesar 14,5%.

Lebih rinci lagi, sebanyak 11,7% remaja berusia 15-19 tahun di Indonesia

mengalami haid tidak teratur dan sebanyak 14,9% perempuan yang tinggal di

daerah perkotaan di Indonesia mengalami haid tidak teratur 5.

1

Page 2: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

Berdasarkan uraian di atas, referat ini bertujuan untuk menerangkan kepada

pembaca tentang fisiologis menstruasi dan apa saja gangguan yang dapat terjadi pada

menstruasi.

I.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalah dari penulisan referat ini adalah :

I.2.1. Apa pengertian fisiologi menstruasi

1.2.2. Bagaimana proses menstruasi

I.2.2. Apa saja gangguan pada menstruasi

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah :

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian fisiologi menstruasi

1.3.2. Untuk mengetahui proses fisiologi menstruasi

1.3.2. Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada menstruasi

2

Page 3: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

BAB II

LANDASAN TEORI

II. Tinjauan Pustaka

II.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa

melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang

secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu (28 hari) tanpa adanya

kehamilan selama periode reproduktif pada wanita dan beberapa spesies primate 1.

Discharge dari menstruasi terdiri dari cairan jaringan (20-40%,), darah (50 – 80 %),

dan fragmen-fragmen endometrium. Menstruasi dikatakan normal bila terjadi dalam

selang waktu 21 – 35 hari, perdarahan kurang dari 80 cc, dan lamanya perdarahan

kurang dari 7 hari 2.

II.2. Fisiologi Menstruasi

Siklus menstruasi normal pada manusia dapat dibagi menjadi dua segmen :

siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium lebih lanjut dibagi menjadi fase

follikular dan fase luteal, mengingat siklus uterus juga dibagi sesuai fase proliferasi

dan sekresi. Siklus ovarium digolongkan seperti :

a. Fase follikuler: pada fase ini terjadi umpan balik hormonal yang menyebabkan

maturisasi follikel pada pertengahan siklus yang dipersiapkan untuk ovulasi.

Lama fase folikuler ini kurang lebih 10-14 hari.

b. Fase luteal: yaitu fase waktu dari awal ovulasi sampai awal menstruasi, dengan

waktu kurang lebih 14 hari.

II.2.1 Siklus Ovarium

Sejak lahir terdapat banyak folikel primordial di dalam kapsul ovarium. Tiap-

tiap folikel mengandung ovum imatur. Pada permulaan setiap daur, beberapa

folikel membesar dan terbentuk suatu rongga di sekitar ovum (pembentukan

antrum). Biasanya satu folikel dari salah satu ovarium mulai tumbuh cepat pada

sekitar hari keenam dan menjadi folikel dominan, sementara yang lain mengalami

atresia yang melibatkan proses apoptosis 3. Selama perkembangan folikel, sewaktu

oosit primer sedang melaksanakan sintesis dan menyimpan berbagai bahan untuk

digunakan kemudian jika dibuahi, terjadi perubahan – perubahan penting di sel –

sel yang mengelilingi oosit reaktif sebagai persiapan untuk pelepasan telur dari

ovarium. Pertama, selapis sel-sel granulosa di folikel primer berproliferasi untuk

3

Page 4: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

membentuk beberapa lapisan mengelilingi oosit. Sel – sel granulosa ini

mengeluarkan bahan kental mirip-gel yang membungkus oosit dan

memisahkannya dari sel-sel granulosa di sekitarnya (zona pelusida) Saat yang

sama, sel – sel jaringan ikat khusus di ovarium di tepi folikel yang sedang tumbuh

berproliferasi dan berdiferensiasi untuk membentuk sel teka pada bagian luarnya.

Sel teka dan granulosa disebut sel folikel yang berfungsi mensekresikan esterogen

dimana estradiol merupakan esterogen utama dari ovarium. Sebagian dari estrogen

disekresikan ke darah dan sebagian berkumpul pada cairan antrum. Oosit

mencapai ukuran maksimum pada saat antrum terbentuk, dan pada hari ke -14

terbentuklah folikel de Graaf. Folikel de Graaf pecah pada hari ke-14 dan

terjadilah proses ovulasi. Ovum segera diambil oleh fimbrie untuk disalurkan

menuju uterus dan vagina 4.

Korpus yang pecah segera terisi darah (folikel rubrum/korpus hemoragikum.

Perdarahan ringan ke rongga abdomen terjadang menimbulkan iritasi peritoneum

sehingga terjadi nyeri abdomen bawah yang berlangsung singkat

(“mittelschamerz’). Sel teka dan granulosa kembali berproliferasi dan bekuan

darah dengan cepat diganti oleh sel luteal yang kaya lemak dan berwarna

kekuningan, membentuk korpus luteum dimana saat ini siklus ovarium telah

mencapai fase luteal pada daur haid. Bila terjadi kehamilan korpus luteum akan

bertahan dan biasanya tidak terjadi lagi periode haid sampai setelah melahirkan.

Bila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum mulai mengalami degenerasi sekitar 4

hari sebelum haid yang berikutnya (hari ke 24) 3,4.

Pada manusia, selama perkembangan janin, ovarium mengandung lebih dari 7

juta folikel primordial. Namun, banyak yang mengalami atresia sebelum lahir dan

yang lain menghilang setelah lahir. Pada saat lahir, terdapat 2 juta ovum, namun

50 % mengalami atresia. Proses atresia tetap terjadi hingga pada saat pubertas

berjumlah 300.000 di kedua ovarium dan hanya sekitar 500 ovum yang mencapai

kematangan selama masa reproduksi normal. 3

II.2.2. Siklus Uterus

Pada akhir menstruasi, semua lapisan endometrium kecuali lapisan dalam

telah terlepas. Kemudian terbentuk kembali endometrium baru di bawah pengaruh

estrogen dari folikel yang sedang tumbuh. Ketebalan endometrium cepat meningkat

dari hari ke-5 sampai ke-14 daur haid. Seiring dengan peningkatan ketebalan,

4

Page 5: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

kelenjar uterus tertarik keluar sehingga memanjang, namun kelenjar tersebut tidak

menjadi berkelok-kelok atau mengeluarkan secret. Perubahan endometrium ini

disebut fase proliferatif atau fase praovulasi atau folikular. Setelah ovulasi ,

vaskularisasi endometrium menjadi agak sembab dibawah pengaruh estrogen dan

progesterone dari korpus luteum. Kelenjar mulai bergelung dan berkelok-kelok, serta

mulai menyekresikan cairan jernih yang disebut sebagai fase sekretorik atau luteal.

Pada akhir fase luteal, endometrium, seperti hipofisis anterior, menghasilkan

prolactin, namun fungsi endometrium ini tidak diketahui. 3

Endometrium diperdarahi oleh dua jenis arteri dimana 2/3 endometrium yang

terlepas saat haid (stratum fungsional) dipasok oleh arteri spiralis sedangkan bagian

dalam yang tidak terlepas (stratum basal) diperdarahi oleh arteri basilaris. Pada saat

korpus luteum mengalami regresi, pasokan hormon untuk endometrium terhenti.

Endometrium menjadi lebih tipis, menambah gulungan arteri spiralis. Fokus nekrosis

kemudian bermunculan di endometrium kemudian bersatu. Selain itu, terjadi spasme

dan degenerasi dinding arteri spiralis, yang menyebabkan timbulnya bercak

perdarahan yang kemudian menyatu dan dan menghasilkan darah haid. Vasospasme

mungkin disebabkan oleh prostaglandin yang dilepaskan secara lokal. 3

II.3. Fungsi Hormon Dalam Siklus

Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem hormon yang

kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme

neuro endokrin yang sangat kompleks. Koterks serebri, hipofisis, ovarium dan

rangsangan eksterna akan dapat mempengaruhi fungsi reproduksi. Kelenjar hipofisis

dalam melakukan fungsinya dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga

dipengaruhi oleh korteks serebri dan faktor faktor eksterna. Ada suatu teori yang

menyatakan bahwa dengan jalan transducer, pengaruh ekstrena disalurkan melalui

serabut serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak yang lebih tinggi ke

hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.

Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke hipofisis bersifat

ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis dihubungkan secara neural, sedang

hipotalamus dan bagian anterior hipofisis atau adenohipofisis secara neurohumoral

dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut sirkulasi portalhipofisis. Hipotalamus

mempengaruhi adenohipofisis dengan melepaskan releasing factor (RF) atau releasing

5

Page 6: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

hormon (RH). Disamping itu hipotalamus juga mengeluarkan zat yang menghambat

adenohipofisis yang disebut dengan inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).

Hipofisis dibawah pengaruh releasing hormone, adenohipofisis

mengeluarkan hormone tropik dan hormon ovarium. Hormon tropik tersebut adalah

thyroid stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophin hormone (ACTH), growth

hormone (GH) ,melanocyt stimulating hormone (MSH), follicle stimulating hormone

(FSH), luteinzing hormone (LH), dan prolaktin; sementara hormon ovariumnya, yaitu

estrogen, progesteron, androgen, dan relaksin. Siklus menstruasi dibawah pengaruh

hormone FSH dan LH menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan

memproduksi estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel teka dari follikel.

Sesudah folikel matang dan ovulasi terjadi, terbentuk korpus luteum: sel sel granulose

dari korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesterone. Sedangkan androsteron

dan androstenadion merupakan produksi dari stroma ovarium 4.

Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri ciri kelamin

sekunder dan mempunyai pengaruh terhadap psikologi perkembangan kewanitaan.

Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat genital wanita dan kelenjar mamma.

Vulva dan vagina berkembang di bawah pengaruh estrogen, hormone ini

mempengaruhi jaringan epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh darah alat alat

tersebut. Estrogen juga menyebabkan proliferasi epitel vagina , penimbunan glikogen

dalam sel epitel yang oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga

menyebabkan pH vagina menjadi rendah.

Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :

a. mempengaruhi hormone lain, yaitu:

1. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi LH

2. merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun

tidak ada FSH.

3. menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya

maupun stromanya.

4. mengubah uterus yang yang infantile menjadi matur.

5. merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot tuba

fallopi.

6. servik uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai lendir

yang bertambah banyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH

yang bertambah sehingga mudah dilalui spermatozoa.

6

Page 7: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

7. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan saluran

glandula mamma.

Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10 ng/ml kira kira 1

minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone yang bertambah dari kurang 1 ng/ml

menjadi lebih besar 5 ng/ml menunjukkan adanya ovulasi. Progesterone dapat berasal

dari korpus luteum, plasenta, dan adrenal. Progesteron memiliki beberapa fungsi

sebagai berikut , yaitu menyiapkan endometrium untuk implantasi blastokist;

mencegah kontraksi otot otot polos terutama uterus dan mencegah kontraktilitas

uterus secara spontan karena pengaruh oksitosin; menjadikan cervix uteri kenyal;

mempengaruhi tuba fallopi; merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah

produksi aldosteron; merangsang pusat pernafasan sehingga respirasi bertambah;

mungkin menambah sekresi LH. dan tidak menekan produksi FSH dan tidak

berkhasiat dalam menghilangkan gejala gejala vasomotor pada masa menopause 6.

Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam sel sel stroma ; androgen

utamanya adalah androstenedion dengan daya androgen yang lemah tetapi dapat

diubah diperifer menjadi testosterone yang bersifat androgen kuat. Peranan androgen

pada wanita belum diketahui dengan pasti 4

II.4. Efek Umpan Balik

7

Page 8: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

Garis putus – putus menandakan efek inhibisi sedangkan gari hitam pada

menandakan eksitasi. Perlu diperhatikan bahwa kadar esterogen dalam darah dalam

jumlah sedang dan konstan menimbulkan efek umpan balik negative pada sekresi LH,

sedangkan selama siklus, peningkatan kadar esterogen menimbulkan efek umpan

balik positif dan merangsang sekresi LH. Bila kadar progesterone dalam darah tinggi,

efek umpan balik positif esterogen akan terhambat. Perlu dipahami juga sebagai

tambahan, wanita yang tidak menyusui bayinya biasanya mendapat periode haid

pertamanya 6 minggu setelah persalinan tetapi pada wanita yang menyusui secara

teratur mengalami amenorea selama 25 – 30 minggu. Menyusui merangsang prolactin

dimana prolactin akan memberikan feedback negative kepada sekresi GnRH 3.

II.5. Gangguan pada menstruasi

Gangguan pada menstruasi dapat dilihat berdasarkan perubahan pada lamanya

siklus menstruasi, jumlah darah menstruasi, dan gangguan pada siklus dan jumlah

darah menstruasi. Menurut Wknjosastro, Gangguan Haid dan siklusnya dapat

digolongkan dalam:

Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid

a. Hipermenorea atau menoragia

b. Hipomenorea

Kelainan siklus

a. polimenorea

b. oligomenorea

c. amenorea

Perdarahan di luar haid

a. metroragia

Gangguan haid yang ada hubungannya dengan haid

a. premenstrual tension (ketegangan prahaid)

b. mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

d. Dismenorea

II.5.1. Ammenor dan Oligomenore

Oligomenore adalah keadaan dimana siklus lebih dari 35 hari. Jika terjadi

lebih dari 70 hari (tanpa adanya kehamilan) disebut amenore sekunder. Amenore

8

Page 9: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

primer dibuat jika belum menstruasi pada usia 16 tahun. Menstruasi yang kurang dari

21 hari disebut epimenore atau polimenore.

Amenore primer kelainan duktus muller, tidak adanya uterus, agenesis

vagina, septum vagina transversal, hymen imperforate. Pada 3 penyebab

terakhir terjadi proses menstruasi tetapi discharge tidak dapat keluar

(kriptomenore)

Amenore sekunder kehamilan, penurunan berat badan, hiperprolaktinemia

dan prolactin – secreting tumour, amenore hipotalamus, sindroma polikistik

ovarium, gagal gonad primer. 2

II.5.2. Menoragia

Menoragia adalah pengeluaran darah yang banyak dan dapat disebabkan oleh

penyebab organic, tetapi pada kebanyakan kasus adalah disfungsional, dengan kata

lain disebabkan oleh perubahan endokrin atau pengaturan endometrium lokal pada

menstruasi. Penyebab organic antara lain : mioma uteri, adenomiosis, polip

endometrium, infeksi pelvis kronis, diskrasia darah, dan hipotiroidisme.

II.5.3. Metroragia

Metroragia adalah periode perdarahan menstruasi lebih dari 7 hari. Dapat

disebabkan oleh luka, karsinoma korpus uteri, peradangan, hormonal, hipofisis,

psikis, neurogen, tumor atau polikistik ovarium

II.5.4. Menometroragia

Merupakan sebuah keadaan dimana perdarahan lebih dari 80 cc dan periode

perdarahan mencapai lebih dari 7 hari.

II.5.5. Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan haid

Penyebab pendarahan yang tidak normal bisa disebabkan oleh berbagai hal.

Yang paling umum adalah ketidakseimbangan hormon. Menstruasi terjadi karena

adanya hormon FSH , LH, estrogen, progesteron, prolaktin dan testosteron. Hormon

FSH dan LH itu keluar atas perintah hipotalamus dan hipotalamus memerintahkan

indung telur untuk mengeluarkan estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron

memiliki pengaruh terhadap selaput dalam rahim untuk mengeluarkan darah

mentruasi. Seandainya regulasi ini bermasalah, outputnya jadi bermasalah juga.

9

Page 10: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

Perubahan pola haid dipengaruhi usia seseorang, stres, pemakaian kontrasepsi,

penyakit pada ovarium misalnya: tumor, gangguan pada sistem saraf pusat-

Hipotalamus-Hipofisis.

Panjang siklus haid tidak sama untuk setiap wanita. Perubahan pola haid

normalnya terjadi pada kedua ujung siklus haid ,yaitu waktu remaja dan menjelang

menoupase. rata-rata pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43

tahun ialah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari.

Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi

biasanya dipakai oleh wanita usia subur. Kontrasepsi mempengaruhi hormonal dan

hipotalamus. Dimana hipofisis mengeluarkan FSH dan LH. Hormon-hormon ini dapat

merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron.

Dua hormone ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam

keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan akhirnya penurunan kadarnya

mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid

Gangguan di hipofisis, hal ini dapat membuat nekrosis karena spasme atau

thrombosis arteriola-arteriola pada pars anterior hipofisis. Dengan nekrosis fungsi

hipofisis terganggu dan menyebabkan menurunnya pembuatan hormon-hormon

gonadotropin, tireotropin, kortikotropin, somatotropin, dan prolactin.

Endometriosis atau adanya kelenjar atau stroma pada endometrium, hanya 10-

20 % yang menyerang wanita yang aktif menstruasi.

Stres mempengaruhi fungsi normal menstruasi. Pada keadaan stres,

mengaktifkan hipotalamus menyekresikan CRH. CRH mempunyai pengaruh negatif

terhadap pengaturan sekresi GnRH. Pelepasan GnRH inilah menyebabkan

pengeluaran LH dan FSH sebagai hormon pengatur menstruasi

Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit salah satunya

menyebabkan stres fisiologis yaitu gangguan pada menstruasi. Kebanyakan wanita

mengalami sejumlah perubahan dalam pola menstruasi, stres melibatkan sistem

endokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita 5

II.5.6. Penanganan Gangguan Haid

50 % dari kaum wanita pernah mengalami gangguan haid pada masa remaja.

Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun. Karena

tingginya kejadian ini, berbagai pengobatan pun telah diberikan.

Ketidakteraturan menstruasi biasanya tanpa sebab fisik dihubungkan dengan

10

Page 11: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

disfungsi hipotalamus, yang dapat dikaikan dengan stres fisik (misalnya cedera kepala

ringan) atau stres emosional (misalnya ketika akan menghadapi ujian). Ada beberapa

cara untuk menghadapi keadaan ini secara medis. Cara paling mudah adalah dengan

memberikan pil KB, yang mengandung progesteron dan estrogen dalam kadar

tertentu. Berikan selama 10-12 hari. Dalam 7 hari pasien akan mengalami perdarahan.

Progesteron bekerja dengan memproduksi estrogen dari dalam tubuhnya

sendiri, membangun dan meluruhkan lapisan dalam rahim, melindunginya dari

overstimulasi endometrium.

Cara lain untuk menanggani gangguan menstruasi yang tidak teratur adalah

mengobati akar permasalahannya dan ini memerlukan peran seorang ginekolog.

Terapi unruk hipermenorea (menoragia) khususnya pada mioma uteri

tergantung pada penangganan mioma uteri, sedangkan pada wanita yang didiagnosis

menderita polip endometrium penangganannya adalah kuretase.

Terapi untuk amenorea primer, jika amenorea menetap 9-12 bulan dan

anovulasi merupakan penyebab utama, dapat diberikan klomifen, terutama Klomifen

merupakan anti estrogen. Dengan pengobatan ini kira-kira 90 % wanita amenorea dan

40 % wanita yang mengalami oligomenorea akan membaik. Terapi amenorea

sekunder perbaiki kebiasaan makan dan menjaga kebersihan diri 5.

Terapi untuk perdarahan uterus disfungsional umumnya terdiri dari

pengobatan secara hormonal dan secara bedah. Secara hormonal dapat diberikan

progestogen, kontrasepsi oral, danazol, atau levonorgestrel intrauterine. Pada terapi

bedah dapat diberikan kuretase, ablasi endometrium, dan histerektomi 2.

Untuk gangguan haid lainnya cukup diberikan keterangan bahwa hal tersebut

tidak mengganggu fertilitas/kesuburan dari wanita yang bersangkutan.

Ada banyak cara untuk mengobati kram. Olahraga adalah terapi yang sangat

efektif, seperti juga diet yang bergizi. Kalsium dan vitamin B6 telah dikaitkan sebagai

pereda nyeri/kram. Obat antiprostaglandin seperti aspirin, naproxen, ibuprofen

merupakan obat ideal untuk kram menstruasi. Obat ini diminum sejak terasa sakit

selama 2-3 hari.

Kebanyakan dari mereka yang mengeluhkan rasa sakit tidak memerlukan

pengobatan, tetapi butuh pengertian dan penerangan. Jika sakit semakin parah

segeralah berobat ke dokter5

11

Page 12: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

BAB III

PENUTUP

III.1. KESIMPULAN

Pemahaman terhadap fisiologi haid dan kelainan-kelainan yang dapat

muncul pada gangguan haid penting diketahui untuk merencanakan kehamilan

dan menjaga kesehatan serta terhadap pencegahan dari morbiditas

III.2. SARAN

Pembaca diharapkan dapat memahami fisiologi dan juga kelainan

terhadap siklus haid sehingga dalam penerapan keilmuan kepada pasien dapat

dilakukan secara holistik dan maksimal.

12

Page 13: Referat Fisiologi Haid Dan Gangguannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland. Kamus Kedokteran. Edisi 29. Philladelphia Saunders Company.2002

2. Berek, J.S. Reproductive Physiologi. In Berek & Novak’s Ginecology. 13 th

California: Lippincot William & Wilkins. 2002

3. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. EGC-Jakarta. 2005

4. Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7th ed.

Belmont : Brooks-Cole

5. Wahyuni Pradyptasari, et al. Hubungan mengkonsumsi makanan mengandung

fitoesterogen dengan siklus menstruasi pada siswi kelas X SMAN 21 Makasar.

2013

6. Guyton, C. A. & Hall, J.E. Female Physiology Before Pregnancy and Female

Hormones. In: Textbook of Medical Physiology. 11 th. 2006

13