referat interna vit c

5
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Angina pektoris adalah rasa tidak nyaman pada dada atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh iskemia otot jantung dan biasanya berhubungan dengan penyakit jantung koroner. Angina pektoris ditandai dengan sensasi dada tertekan, baal, atau terbakar retrosternal yang umumnya menjalar ke lengan dan tangan kiri (Libby, Bonow, Mann, dan Zipes, 2007) Hingga saat ini, penyakit jantung koroner (PJK) atau dikenal dengan penyakit jantung iskemik masih menjadi pembunuh pertama di dunia dan tercatat hingga tahun 2008, penyakit jantung koroner menempati urutan ke-1 dari 10 penyakit tersering penyebab kematian (World Health Organization, 2011). Dalam lima belas tahun terakhir telah terjadi pergeseran urutan penyebab kematian terbanyak di Indonesia yang semula PJK berada di urutan ke-11 pada tahun 1972 meningkat bertahap ke urutan ke-3 pada tahun 1996 kemudian menempati posisi ke-1 pada tahun 2001 (KEMENKES, 2007). Gejala klinis yang muncul salah satunya adalah angina pektoris atau nyeri dada (Longo, et al., 2011). Di Amerika kurang lebih 9,8 juta penduduknya pernah mengalami serangan angina, dengan 500 ribu kasus baru angina setiap tahunnya 1

Upload: erlan-anugrah-pratama

Post on 03-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

interna

TRANSCRIPT

22

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar BelakangAngina pektoris adalah rasa tidak nyaman pada dada atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh iskemia otot jantung dan biasanya berhubungan dengan penyakit jantung koroner. Angina pektoris ditandai dengan sensasi dada tertekan, baal, atau terbakar retrosternal yang umumnya menjalar ke lengan dan tangan kiri (Libby, Bonow, Mann, dan Zipes, 2007)

Hingga saat ini, penyakit jantung koroner (PJK) atau dikenal dengan penyakit jantung iskemik masih menjadi pembunuh pertama di dunia dan tercatat hingga tahun 2008, penyakit jantung koroner menempati urutan ke-1 dari 10 penyakit tersering penyebab kematian (World Health Organization, 2011). Dalam lima belas tahun terakhir telah terjadi pergeseran urutan penyebab kematian terbanyak di Indonesia yang semula PJK berada di urutan ke-11 pada tahun 1972 meningkat bertahap ke urutan ke-3 pada tahun 1996 kemudian menempati posisi ke-1 pada tahun 2001 (KEMENKES, 2007). Gejala klinis yang muncul salah satunya adalah angina pektoris atau nyeri dada (Longo, et al., 2011). Di Amerika kurang lebih 9,8 juta penduduknya pernah mengalami serangan angina, dengan 500 ribu kasus baru angina setiap tahunnya (Lloyd-Jones D, et al., 2009). Di Indonesia terdapat 5% orang dengan gejala angina pektoris dengan usia lebih dari 18 tahun (Delima, 2009).

Terdapat faktor risiko PJK yang tidak dapat diubah seperti usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin, serta faktor risiko yang dapat diubah seperti tekanan darah, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan merokok (Libby, Bonow, Mann, dan Zipes, 2007).Hampir 6 juta nyawa setiap tahunnya meninggal karena rokok dan diperkirakan pada tahun 2020 akan meningkat mendekati angka 7,5 juta nyawa. Merokok menjadi penyebab atas 71% kasus kanker paru, 42% kasus penyakit paru obstruktif kronis, dan 10% kasus penyakit jantung. Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai konsumen rokok terbesar di dunia (WHO, 2011). Secara nasional persentase penduduk berusia di atas 15 tahun yang merokok adalah 34,7% yang terdiri atas 28,2% perokok setiap hari dan 6,5% perokok kadang-kadang. Prevalensi perokok di Jakarta adalah 30,8% (KEMENKES, 2011). Selain itu, biaya kesehatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat rokok di Indonesia mencapai total 2,9 11,0 triliun rupiah setiap tahunnya (Barber, Adioetomo, Ahsan, dan Setyonaluri, 2008).Penelitian yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia menyaktakan bahwa risiko angina pektoris lebih tinggi pada orang dengan riwayat merokok, bertambahnya usia, pada kelompok perempuan, pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal di desa, status ekonomi rendah, minum alkohol dalam 12 bulan terakhir, memiliki kebiasaan makan makanan asin setiap hari, makan jeroan, penderita diabetes melitus, hipertensi, obesitas, dan kurus (Delima, 2009). Penelitian lain menyatakan bahwa orang yang telah merokok dengan waktu merokok cukup lama, mengalami angina pektoris lebih banyak yaitu sebesar 44,6% dibandingkan dengan yang merokok dengan jumlah banyak tetapi dalam periode pendek yaitu sebesar 20,4%. (Bisanovic, Mehic, dan Sivic, 2011).

Defisiensi vitamin C juga berhubungan dengan insidensi penyakit jantung koroner. Linus pauling menyatakan bahwa defisiensi vitamin C secara kronik dapat menjadi salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Dia menyatakan bahwa deposit lemak atau plak pada pembuluh darah koroner bukan penyebab dari PJK tetapi akibat dari efek defisiensi Vit.C dimana terjadi gangguan dalam proses pembentukan kolagen (English dan Cass., nd)

Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa vitamin C adalah sebuah anti oksidan yang baik dan memiliki efek dalam mempertahankan laju aliran darah koroner pada pembuluh koroner yang mengalami stres oksidatif.Kasus tersebut sangat menarik untuk dipelajari terutama di Indonesia karena kasus penyakit jantung koroner masih menjadi pembunuh pertama dan angina pektoris biasa menjadi penyerta serta Indonesia merupakan pengkonsumsi rokok peringkat ketiga di dunia. Berdasarkan uraian di atas, referat ini bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca tentang bahaya dari pengaruh rokok terhadap penyakit jantung iskemi dan manfaat olahraga terhadap kesehatan pembuluh darah jantung. I.2Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dari penulisan referat ini adalah :

I.2.1.Apa pengertian dari Penyakit Jantung Koroner ?I.2.2.Bagaimana tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Koroner ?I.2.3.Bagaimana Pengaruh Derajat Rokok Terhadap Onset Penyakit Jantung

Koroner?I.2.4.Bagaimana vitamin C pada pembuluh darah koroner yang mengalami stres oksidatif ?I.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah :

I.3.1.Untuk mengetahui pengertian dari Penyakit Jantung KoronerI.3.2Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Penyakit Jantung KoronerI.3.3.Untuk mengetahui Pengaruh Derajat Merokok Terhadap Onset Penyakit

Jantung Koroner I.3.4. Untuk mengetahui efek Vitamin C pada pembuluh darah koroner yang

mengalami stres oksidatif1

PAGE 3