referat kelompok 1 (gangguan kepribadian cluster a )

44
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan referat dengan judul “GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER A”. Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian psikiatri Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian referat ini, terutama kepada: 1. dr. Carla, SpKJ, MPH selaku pembimbing dalam referat ini. 2. Dokter dan staf Rumah Sakit Ketergantungan Obat. 3. Rekan-rekan Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Ketergantungan Obat atas bantuan dan dukungannya. Kami menyadari dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran guna penyempurnaan referat ini sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam bidang kesehatan jiwa. Jakarta, 19 April 2014 1

Upload: sarah-nichols

Post on 28-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan kepribadian cluster a

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya,

kami dapat menyelesaikan referat dengan judul “GANGGUAN KEPRIBADIAN

CLUSTER A”.

Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di

bagian psikiatri Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian referat ini, terutama kepada:

1. dr. Carla, SpKJ, MPH selaku pembimbing dalam referat ini.

2. Dokter dan staf Rumah Sakit Ketergantungan Obat.

3. Rekan-rekan Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Ketergantungan Obat atas

bantuan dan dukungannya.

Kami menyadari dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh

karena itu segala kritik dan saran guna penyempurnaan referat ini sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama

dalam bidang kesehatan jiwa.

Jakarta, 19 April 2014

Kelompok 1

1

Page 2: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

DAFTAR ISI

Halaman.

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 4

2.1 Definisi................................................................................................. 4

2.2 Etiologi................................................................................................. 4

2.3 Kriteria diagnosis.................................................................................. 10

2.4 Gangguan kepribadian cluster A.......................................................... 12

A. Gangguan Kepribadian Paranoid............................................... 13

B. Gangguan Kepribadian Skizoid................................................. 17

C. Gangguan Kepribadian Skizotipal............................................. 21

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 28

2

Page 3: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam menjalani kehidupan sejak kecil, remaja, dewasa hingga lanjut usia,

seseorang mempunyai kecenderungan atau kebiasaan menggunakan suatu pola yang

relatif serupa dalam menyikapi masalah yang dihadapi. Bila diperhatikan, cara atau

metode penyelesaian itu tampak sebagai suatu yang terpola tertentu dan dapat

digunakan sebagai ciri atau tanda untuk mengenal orang tersebut. Fenomena ini dikenal

sebagai karakter atau kepribadian. 1 Saat pola perilaku menjadi begitu tidak fleksibel

atau maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress personal yang signifikan atau

mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, maka pola perilaku tersebut dapat didiagnosis

sebagai gangguan kepribadian.

Gangguan kepribadian adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen.

Gangguan tersebut diberi kode pada Axis II dari Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders (DSM-IV) dan dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman

internal yang bertahan lama, pervasif, dan tidak fleksibel yang menyimpang dari

ekspektasi budaya orang yang bersangkutan dan dapat menggangu dalam fungsi sosial

dan pekerjaan. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan distress emosional. Individu

dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri kepribadiannya menampakkan

pola perilaku maladaptif dan telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Pola

tersebut muncul pada setiap situasi serta menggangu fungsi kehidupannya sehari-hari.

3

Page 4: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter atau

ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan

dapat diramalkan. 1

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari individu, biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi dan

sosial. Gangguan kepribadian cenderung muncul pada akhir masa kanak atau masa

remaja dan berlanjut pada usia dewasa. Karenanya diagnosis gangguan kepribadian tidak

cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun.2

Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan

maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau penderitaan subjektif. 1,3,4,5,6

Orang dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap

lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel serta bersifat

maladaptif.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab gangguan kepribadian tidak dipahami dengan baik dan dasarnya setiap

jenis lain dari gangguan psikiatrik mungkin melibatkan pelbagai kombinasi etiologi

biopsikososial. Masalah perkembangan dan lingkungan telah menjadi fokus utama

perhatian pada bidang ini karena onset dapat terjadi pada awal kehidupan dan sering

dikaitkan dengan masa kanak-kanak yang terganggu. 6

Berapa faktor yang menyebabkan gangguan kepribadian ini adalah seperti berikut :

a. Faktor genetik

Bukti yang menyatakan bahwa faktor genetika berperan terhadap timbulnya gangguan

kepribadian berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar

di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan

4

Page 5: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. 1,3 Selain

itu, menurut suatu penelitian tentang penilaian multipel kepribadian dan temperamen,

minat okupasional dan waktu luang, dan sikap sosial, kembar monozigotik yang

dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang

dibesarkan bersama-sama. 3

Gangguan kepribadian kelompok A (paranoid, skizoid, dan skizotipal) adalah lebih

sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien skizofrenik dibandingkan

kelompok kontrol. Angka kejadian gangguan kepribadian skizotipal lebih banyak

ditemukan di dalam riwayat keluarga dengan skizofrenia dibandingkan kelompok

kontrol. 3

b. Faktor temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Sebagai contoh, anak-

anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami gangguan

kepribadian menghindar. 3

Gangguan kepribadian tertentu mungkin berasal dari kesesuaian parental yang

buruk, yaitu ketidaksesuaian antara temperamen dan cara membesarkan anak. Sebagai

contoh, seorang anak yang pencemas dibesarkan oleh ibu yang sama pencemasnya

akan lebih rentan mengalami gangguan kepribadian dibandingkan anak yang sama

yang dibesarkan oleh ibu yang tidak pencemas. Kultur yang memaksakan agresi

mungkin secara tidak disadari mendorong dan dengan demikian berperan dalam

gangguan kepribadian paranoid dan antisosial. Lingkungan fisik mungkin juga

memiliki peranan. Sebagai contoh, seorang anak kecil yang aktif mungkin tampak

hiperaktif jika tinggal di apartemen yang kecil dan tertutup, tetapi tampak normal

pada ruang kelas yang besar dengan lapangan yang berpagar. 3

c. Faktor biologis

(i) Hormon . Orang yang menunjukkan sifat impulsif seringkali juga menunjukkan

peningkatan kadar testosteron, 17-estradiol, dan estrone. Pada primata bukan

manusia, androgen meningkatkan kemungkinan agresi dan perilaku seksual;

tetapi, peranan testosteron pada agresi manusia adalah tidak jelas. Hasil DST

adalah abnormal pada beberapa pasien gangguan kepribadian ambang dengan

gejala depresif. 3

5

Page 6: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

(ii) Monoamin oksidase trombosit. Kadar monoamin oksidase (MAO) trombosit

yang rendah telah dihubungkan dengan aktivitas dan sosiabilitas pada kera.

Pelajar perguruan tinggi dengan MAO trombosit melaporkan menggunakan lebih

banyak waktu dalam aktivitas sosial dibandingkan pelajar dengan kadar MAO

trombosit yang tinggi. Kadar MAO trombosit yang rendah juga telah ditemukan

pada beberapa pasien skizotipal. 1,3

(iii) Gerakan mata mengejar yang halus (smooth pursuit eye movement). Gerakan

mata mengejar yang halus adalah abnormal pada orang dengan sifat introversi,

harga diri rendah, dan menarik diri dan pada pasien dengan gangguan kepribadian

skizotipal. Gerakan mata pada orang tersebut adalah sakadik (menyentak).

Temuan tersebut tidak memiliki penerapan klinis, tetapi menyatakan peranan

penurunan. 1,3

(iv) Neurotransmitter. Endorfin memiliki efek yang serupa dengan morfin eksogen,

termasuk analgesia dan supresi rangsangan. Kadar endorfin endogen yang tinggi

mungkin berhubungan dengan orang yang flegmatik-pasif. Penelitian sifat

kepribadian dan sistem dopaminergik dan serotonergik menyatakan suatu fungsi

mengaktivasi kesadaran dari neurotransmiter tersebut. Kadar 5-hydroxy-

indoleacetic acid (5-HIAA), suatu metabolit serotonin, adalah rendah pada orang

yang berusaha bunuh diri dan pada pasien yang impulsif dan agresif. 3

Meningkatkan kadar serotonin dengan obat serotonergik tertentu seperti

fluoxetine (Prozac) dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa

karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas, dan

perenungan pada banyak orang. Meningkatnya kadar dopamin di dalam sistem

saraf pusat, dihasilkan oleh psikostimulan tertentu (amfetamin) dapat

menginduksi euforia. 1,3 Efek neurotransmitter pada sifat kepribadian telah

menciptakan minat dan kontroversi tentang apakah sifat kepribadian dibawa sejak

lahir atau didapat. 3

Dalam bukunya Listening to Prozac, Peter Kramer menggambarkan

perubahan kepribadian dramatik (sebagai contoh : penurunan kepekaan terhadap

penolakan, meningkatnya ketegasan, meningkatnya harga diri, membaiknya

kemampuan untuk menoleransi stres) yang dapat terjadi jika kadar serotonin

ditingkatkan oleh fluoxetine. Perubahan dalam kepribadian tersebut terjadi

terlepas dari diagnosis.

6

Page 7: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

(v) Elektrofisiologi Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram (EEG)

telah ditemukan pada beberapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling

sering pada tipe antisosial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang

lambat. 1,3

d. Faktor psikososial

Sigmund Freud pada awalnya menyatakan bahwa sifat kepribadian adalah

berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual.

Sebagai contoh, orang dengan karakter oral bersifat pasif dan dependen karena

mereka terfiksasi pada stadium oral, dimana ketergantungan pada orang lain untuk

asupan makanan adalah menonjol. Orang dengan karakter anal bersifat keras kepala,

kikir dan sangat teliti ,hal itu terjadi karenalami konflik selama toilet training dalam

fase anal. Beberapa penelitian tidak menyokong tori Fraud ini,justeru ditemukan

adalah bahwa kehidupan anak yang penuh dengan disiplin keras mempengaruhi

terjadinya ciri anankastik.1,3

Selanjutnya, Wilhelm Reich mengajukan istilah “character armor” untuk

menggambarkan gaya defensif karakteristik yang digunakan seseorang untuk

melindungi dirinya sendiri dari impuls internal dan dari kecemasan interpersonal

dalam hubungan yang bermakna. Pendapat Reich memiliki pengaruh yang luas pada

pemahaman kontemporer tentang kepribadian dan gangguan kepribadian. Kepribadian

yang unik pada masing-masing manusia adalah sangat ditentukan oleh mekanisme

pertahanan karakteristik orang tersebut. Masing-masing gangguan kepribadian dalam

aksis II memiliki kelompok mekanisme pertahanan yang membantu klinisi

psikodinamikamengenali tipe patologi karakter yang ada. Sebagai contohnya, orang

dengan gangguan kepribadian paranoid menggunakan proyeksi, gangguan

kepribadian skizoid berhubungan dengan penarikan diri. 3

Jika mekanisme pertahanan berfungsi baik, pasien dengan gangguan

kepribadian adalah mampu mengatasi perasaan kecemasan, depresi, kemarahan, malu,

bersalah atau afek lainnya. Pasien seringkali memandang perilakunya sebagai

egosintonik, berarti bahwa perilaku tersebut tidak menimbulkan penderitaan pada

pasien sendiri, kendatipun dapat merugikan orang lain. Pasien mungkin juga enggan

untuk melibatkan diri dalam proses terapi karena pertahanan mereka adalah penting

dalam pengendalian efek yang tidak menyenangkan dan mereka tidak berminat dalam

menyerahkan pertahanan tersebut. 3

7

Page 8: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

Untuk membantu pasien dengan gangguan kepribadian, dokter psikiatrik perlu

mengerti pertahanan dasar mereka. Pertahanan adalah proses mental bawah sadar

yang digunakan ego untuk memecahkan konflik antara empat pedoman kehidupan

dalam – instink (harapan atau kebutuhan), realitas, orang yang penting, dan

kesadaran. Jika pertahanan adalah paling efektif, khususnya pada gangguan

kepribadian, mereka dapat menghilangkan kecemasan dan depresi. Jadi, alasan utama

bahwa orang dengan gangguan kepribadian enggan untuk mengubah perilakunya

adalah dengan mengabaikan pertahananyang meningkatkan kecemasan dan depresi

yang disadari. 3

Walaupun pasien dengan gangguan kepribadian mungkin ditandai oleh

mekanisme yang paling menonjol dan paling kaku, masing-masing pasien

menggunakan beberapa mekanisme. Dengan demikian, penatalaksanaan mekanisme

pertahanan yang digunakan pasien dengan gangguan kepribadian dibicarakan disini

sebagai topik umum. Banyak formulasi yang diajukan disini dalam bahasa psikiatri

psikoanalitik dapat diterjemahkan ke dalam prinsip-prinsip yang konsisten dengan

pendekatan kognitif dan perilaku. 3

Fantasi. Banyak orang, khususnya orang yang eksentrik, kesepian, ketakutan

yang seringkali dinilai skizoid, menggunakan pertahanan fantasi secara berlebihan.

Mereka mencari penghiburan dan kepuasan dalam diri mereka sendiri dengan

menciptakan kehidupan khayalan, khususnya teman khayalan di dalam pikiran

mereka. Seringkali orang tersebut tampaknya menjauhkan diri. Kita perlu mengerti

tidak adanya sosiabilitas orang tersebut sebagai akibat ketakutan akan keintiman,

bukannya mengkritik mereka atau merasa tertampik oleh penolakan mereka. Ahli

terapi harus mempertahankan minat yang tenang, menentramkan dan penuh perhatian

pada mereka tanpa memaksakan respons sebaliknya. Pengenalan ketakutan mereka

akan kedekatan dan menghormati cara eksentrik mereka adalah membantu. 3

Disosiasi. Disosiasi atau penyangkalan terdiri dari penggantian afek yang tidak

menyenangkan dengan afek yang menyenangkan. Pemakai disosiasi yang seringkali

dianggap sebagai dramatisasi dan dangkal secara emosional; mereka dinilai dengan

kepribadian histrionik. Pasien yang menggunakan disosiasi mendapatkan manfaat dari

kesempatan untuk mengungkapkan kecemasan mereka sendiri; dalam proses mereka

mungkin mengingat apa yang mereka lupakan. Seringkali, disosiasi dan penyangkalan

paling baik ditangani dengan pemakaian pengalihan (displacement) oleh ahli terapi.

Jadi, klinisi dapat berbicara dengan pasien tentang masalah afektif yang sama tetapi

8

Page 9: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

dalam konteks lingkungan yang kurang mengancam. Empati klinisi terhadap afek

yang disangkal dari pasien tersebut tanpa secara langsung menghadapkan mereka

dengan kenyataan akan memungkinkan pasien mengemukakan topik asalnya sendiri. 3

Isolasi. Isolasi adalah karakteristik pada orang yang terkendali dan tertib,

seringkali dinilai sebagai kepribadian obsesif-kompulsif yang mengingat kebenaran

secara terperinci sekali tanpa afek. Dalam suatu krisis pasien mungkin menunjukkan

penguatan pengekangan diri, perilaku sosial yang terlalu resmi dan keras kepala.

Pasien tersebut sering berespons dengan baik terhadap penjelasan yang teliti,

sistematik dan rasional. Mereka menilai efesiensi, kebersihan, dan ketepatan waktu

sebesar mereka menilai responsivitas afektif klinisi. Bilamana dimungkinkan, klinisi

harus membiarkan pasien tersebut mengendalikan perawatan mereka sendiri, bukan

melibatkan mereka dalam peperangan keinginan. 3

Proyeksi. Dalam proyeksi, pasien menghubungkan perasaan diri mereka sendiri

yang tidak dinyatakan pada diri orang lain. Mencari kesalahan yang berlebihan dan

kepekaan terhadap kritik mungkin dipandang sebagai mengumpulkan ketidakadilan

yang diduga dan terlalu waspada tetapi tidak boleh dihadapkan dengan sikap membela

diri dan argumentasi. Konfrontasi menyebabkan permusuhan yang lama dan

terhentinya wawancara yang cepat. Ahli terapi tidak perlu setuju dengan

pengumpulan ketidakadilan oleh pasien tetapi harus bertanya apakah mereka dapat

menyetujui hal yang tidak disetujui. 3

Teknik proyeksi balik (counterprojection) dilakukan dimana klinisi

mengakui dan membrikan pada pasien paranoid penghargaan penuh atas perasaan

mereka dan persepsi mereka. Selain itu, klinisi tidak boleh membantah keluhan pasien

atau tidak memaksa mereka tetapi mengakui bahwa dunia yang digambarkan oleh

pasien paranoid dapat dibayangkan. Pewawancara selanjutnya dapat berbicara tentang

motif dan perasaan yang nyata, kendatipun mereka menghubungkan secara keliru

kepada orang lain, dan mulai menguatkan hubungan dengan pasien. 3

Splitting. Dalam splitting, pasien membagi secara ambivalen orang-orang, baik

masa lalu dan sekarang ini, menjadi orang yang baik dan orang yang jahat. Sebagai

contohnya, dalam suatu lingkungan rawat inap, beberapa anggota staf diidealkan, dan

yang lainnya diremehkan. Efek perilaku defensif tersebut di bangsal rumah sakit dapat

sangat mengacaukan; akhirnya menyebabkan staf menentang balik pasien. Splitting

paling baik dikuasai jika anggota staf mengantisipasi staf, dan merasa berhati-hati

9

Page 10: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

menghadapi pasien dengan kenyataan bahwa tidak ada yang sepenuhnya baik atau

sepenuhnya jahat. 3

Agresif pasif. Dalam pertahanan pasif-agresif kemarahan dibalikkan kepada

diri sendiri; dalam terminologi psikoanalitik hal ini paling sering dinamakan

masokisme. Hal ini termasuk kegagalan, penundaan, perilaku kebodohan atau

provokatif, ejekan yang merendahkan diri sendiri dan perilaku merusak diri

sendiriyang jelas. Permusuhan dalam perilaku tersebut tidak pernah diungkapkan

seluruhnya; bahkan mekanisme seperti pada kasus memotong tangan, menyebabkan

kemarahan tertentu pada orang lain yang mereka rasa bahwa mereka sendiri telah

diserang dan memandang pasien sebagai seorang yang sadis, bukan seorang

masokistik. Agresi pasif paling baik ditangani dengan mencoba membiarkan pasien

mengungkapkan kemarahannya. 3

Memerankan (acting out). Dalam acting out, terdapat ekspresi langsung atau

konflik yang tidak disadari melalui tindakan untuk menghindari menjadi gagasan atau

afek yang disadari menyertainya. Karena perilaku terjadi di luar kesadaran reflektif,

acting out seringkali tampak bagi pengamat sebagai tidak disertai rasa bersalah. Jika

acting out tidak memungkinkan, konflik di balik pertahanan mungkin dapat dicapai.

Dihadapkan dengan acting out, baik agresif atau seksual, dalam suatu situasi

wawancara, klinisi harus mengenali bahwa pasien telah kehilangan kendali, bahwa

segala sesuatu yang dikatakan pewawancara mungkin keliru didengar dan bahwa

mendapatkan perhatian pasien adalah sangat penting. 3

Identifikasi proyektif. Mekanisme pertahanan identifikasi proyektif digunakan

terutama pada gangguan kepribadian ambang. Keadaan ini terdiri dari 3 langkah : 3

- Aspek diri diproyeksikan pada orang lain

- Proyektor berusaha untuk memaksa orang lain untuk beridentifikasi dengan apa

yang diproyeksikan

- Penerima proyeksi dan proyektor merasakan suatu rasa kesatuan dan keterpaduan

Mekanisme pertahanan diri yang termasuk dalam tipe kepribadian cluster A adalah

fantasi dan teknik proyeksi balik.

2.3 KRITERIA DIAGNOSTIK

Gejala gangguan kepribadian adalah aloplastik (mampu mengadaptasi dan mengubah

lingkungan eksternal) dan egosintonik (dapat diterima oleh ego); mereka dengan

10

Page 11: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptifnya karena orang

tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyarakat

sebagai gejalanya, mereka seringkali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk

pengobatan dan tidak mempan terhadap pemulihan 3

Pedoman diagnostik umum untuk semua gangguan kepribadian antara lain : 1,2,3,4,7

Tabel 1. Kriteria Umum Diagnostik Gangguan Kepribadian

A. Sikap dan perilaku yang amat tak serasi yang meliputi biasanya beberapa bidang

fungsi, misalnya : afek, kesadaran, pengendalian impuls, cara memandang dan

berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang lain

B. Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang dan tidak terbatas pada

episode penyakit jiwa

C. Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

D. Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut sampai

usia dewasa

E. Gangguannya menjurus kepada penderitaan pribadi yang berarti, tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

F. Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu, berhubungan secara bermakna dengan

masalah pekerjaan dan kinerja sosial.

Pembagian gangguan kepribadian menurut DSM-IV dikelompokkan dalam tiga cluster:

ppdgj,1-3,5,6

Tabel 2 . Pembagian gangguan kepribadian

Kluster Tipe gangguan kepribadian

Cluster A Gangguan kepribadian paranoid

Gangguan kepribadian skizoid

Gangguan kepribadian skizotipal

Cluster B Gangguan kepribadian antisosial

Gangguan kepribadian ambang

Gangguan kepribadian histrionik

11

Page 12: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

Gangguan kepribadian narsistik

Cluster C Gangguan kepribadian menghindar

Gangguan kepribadian tergantung

Gangguan kepribadian anankastik

Gangguan kepribadian yang tidak ditentukan

Makna dan dampak gangguan kepribadian

Pada seorang individu dengan gangguan kepribadian, terjadi disfungsi dalam hubungan

keluarga, pekerjaan, fungsi sosial. Dapat pula berkaitan dengan tindakan kriminal,

penyalahgunaan zat, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, perceraian, problem pemeliharaan

anak, sering datang ke klinik gawat darurat. Terkadang gangguan kepribadian berkaitan

dengan gangguan jiwa yang lain antara lain depresi, gangguan panik, dll. 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian

Perkembangan kepribadian merupakan hasil interaksi dari faktor-faktor : 1

Konstitusi (genetik, temperamen)

Perkembangan

Pengalaman hidup (lingkungan keluarga, lingkungan budaya)

2.4 GANGGUAN KEPRIBADIAN KLUSTER A

Akhir-akhir ini gangguan kerpibadian dalam cluster A telah meningkat karena

abnormaliti neurobiological yang ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian

skizotipal dan pasien dengan skizofrenia kronik menunjukkan kerentanan yang sama

seperti mana faktor yang mencegah kerentanan pasien dari membangun psikosis. 5

Gangguan kepribadian kluster A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid,skizoid dan

skizotipal. Individu pada ketiga gangguan ini menampilakan perilaku yang relative sama

yaitu eksentrik dan aneh . 1-3,5-7

A. GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan dan

ketidakpercayaan pada orang lain yang umumnya berlangsung lama. Mereka menolak

12

Page 13: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada

orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung, dan marah.

Orang fanatik, pengumpul ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis,

dan orang yang aneh seringkali memiliki gangguan kepribadian paranoid. 3

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5 persen. Orang

dengan gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri; jika dirujuk ke pengobatan

oleh pasangan atau perusahannya, mereka seringkali menarik orang lain bersama-

sama dan tidak tampak menderita. Sanak saudara pasien skizofrenik menunjukkan

insidensi gangguan kepribadian paranoid yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita, dan gangguan

tampaknya tidak memiliki pola familial. Insidensi diantara homoseksual tidak lebih

tinggi daripada umumnya, seperti yang dulu diperkirakan, tetapi dipercaya lebih

tinggi pada kelompok minoritas, imigran, dan tunarungu dibandingkan populasi

umum. 3

Diagnosis

Pada pemeriksaan psikiatri, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tampak

resmi dan keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatri. Ketegangan otot, tidak

dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-petunjuk di lingkungan mungkin

ditemukan. Afek pasien seringkali tanpa humor dan serius. Walaupun beberapa alasan

argumentasi mereka mungkin salah, pembicaraan mereka adalah diarahkan oleh

tujuan dan logis. Isi pikiran mereka menunjukka bukti-bukti proyeksi, praduga, dan

kadang-kadang gagasan mengenai diri sendiri (ideas of reference). Kriteria diagnostik

DSM-IV dituliskan dalam tabel di bawah ini. 3

Tabel 3. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Kepribadian Paranoid

13

Page 14: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif

mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak

dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

(1) menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,

membahayakan atau mengkhianati dirinya.

(2) preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau

kejujuran teman atau rekan kerja.

(3) enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu

bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya

(4) membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau

kejadian yang biasa

(5) secara persisten menagnggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera

atau kelalaian.

(6) merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi

orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

(7) memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan

pasangan atau mitra seksual.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood

dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis

langsung dari kondisi medis umum.

Catatan : Jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizokrenia, tambahkan “pramorbid”,

misalnya, “gangguan kepribadian paranoid (pramorbid).”

Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed. 4.

Hak cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994.

Gambaran klinis

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecenderungan yang

pervasif dan tidak diinginkan, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam

berbagai konteks, untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai

merendahkan atau mengancam secara disengaja. Hampir selalu, orang dengan

gangguan mengharapkan dieksploitasi atau disakiti oleh orang lain dalam suatu cara.

Seringkali mereka bertanya, tanpa pertimbangan tentang loyalitas dan kejujuran teman

atau teman kerjanya. Seringkali orang tersebut adalah cemburu secara patologis,

14

Page 15: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

bertanya-tanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangannya atau mitra

seksualnya. 3

Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan menggunakan pertahanan

proyeksi yaitu mereka menghubungkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang

tidak dapat diterimanya sendiri. Gagasan mengenai diri sendiri dan ilusi yang

dipertahankan secara logis sering ditemukan. 3

Pasien dengan gangguan ini terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki

emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu rasional dan objektif,

tetapi sebenarnya tidak. Mereka kehilangan kehangatan dan terkesan dengan

memberikan perhatian pada kekuatan dan urutan, mengekspresikan hinaan pada orang

yang dipandangnya lemah, sakit, terganggu atau mengalami kekurangan dalam suatu

hal. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin

tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan atau

konflik bagi orang lain. 3

Diagnosis banding

Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional

karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid.

Keadaan ini dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran

formal tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Gangguan kepribadian

paranoid dapat dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid

jarang mampu terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang

lain seperti pasien ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial

sepanjang riwayat perilaku antisosial. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid

adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi tidak memiliki gagasan paranoid. 3

Perjalanan penyakit dan prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan

kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang, gangguan kepribadian

paranoid terjadi seumur hidup. Pada beberapa orang, gangguan tersebut adalah tanda

dari skizofrenia. Pada beberapa orang, saat mereka menjadi semakin dewasa dan stres

menghilang, sifat paranoid memberikan jalan untuk pembentukan reaksi, perhatian

yang tepat terhadap moralitas, dan perhatian altruistik. Tetapi, pada umumnya pasien

15

Page 16: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidupnya dan tinggal

bersama orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan sering ditemukan. 3

Terapi

Terapi terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Psikoterapi

Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Jika ahli terapi tidak konsisten atau

gagal, seperti terlambat untuk suatu perjanjian, kejujuran dan permintaan maaf

lebih baik daripada penjelasan yang membela diri. Ahli terapi harus mengingat

bahwa kejujuran dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien

dengan gangguan. Dengan demikian, psikoterapi individual memerlukan gaya yang

profesional dan tidak terlalu hangat dari pihak ahli terapi. Pasien paranoid tidak

bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, mereka juga tidak mungkin mentoleransi

intrusivitas terapi perilaku. Klinisi yang terlalu banyak menggunakan interpretasi,

khususnya interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang dalam, masalah

seksual, dan keinginan untuk keintiman secara jelas meningkatkan

ketidakpercayaan pasien. 3

Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

menjadi sangat mengancam sehingga ahli terapi harus mengendalikannya atau

menentukan batas dalam hal tersebut. Tuduhan delusional harus dihadapi dengan

cara yang realistik tetapi jelas tanpa menghina pasien. Pasien paranoid terlanda

ketakutan jika mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong mereka

adalah lemah dan tidak berdaya; dengan demikian, ahli terapi tidak boleh

mengancam mengambil kendali kecuali mereka berdua mau dan mampu

melakukannya. 3

Terapi perilaku telah digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan

untuk menghilangkan kecurigaan terhadap permainan peran. 3

2. Farmakoterapi

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada

sebagian besar kasus, obat anti-ansietas seperti diazepam (Valium) memadai.

Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan antipsikotik seperti thioridazine

(Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat

untuk mengatasi agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. 3 Obat

16

Page 17: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

antipsikotik pimozide (Orap) berhasil menurunkan gagasan paranoid pada

beberapa pasien. 3

B. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

Gangguan kepribadian skizoid didiagnosis pada pasien yang menunjukkan pola penarikan

diri dari kehidupan sosial. Ketidaknyamanan merek dengan interaksi manusia,

ketertutupan mereka, serta afek mereka yang menyempit. Penderita gangguann

kepribadian skizoid sering dilihat oleh orang lain sebagai orang yang eksentrik, terisolasi

atau kesepian.3,8,9

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid belum jelas, namun gangguan kepribadian

skizoid mempengaruhi 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin juga belum diketahui.

Namun dari beberapa penelitian dikatakan bahwa rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.

Orang dengan gangguan tersebut cenderung tertarik ke arah pekerjaan soliter yang

melibatkan sedikit atau tidak ada kontak dengan orang lain. Lebih suka kerja malam hari,

sehingga mereka tidak perlu berurusan dengan banyak orang. Perkiraan prevalensi

kepribadian skizoid yang didasarkan pada kemungkinan subsample dari the National

Comorbidity Survey Replication menunjukkan prevalensi 4.9%. Data dari tahun 2001-

2002 National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions menunjukkan

prevalensi 3,1%.3,8

Diagnosis

Pada pemeriksaan psikiatrik awal, pasien dengan kepribadian skizoid dapat tampak tidak

nyaman. Mereka jarang meoleransi kontak mata, dan pewawancara dapat menyangka

bahwa pasien tersebut ingin wawancara berakhir. Afek mereka mungkin terbatas,

terasing, atau serius berlebihan, tetapi dibalik pegasingan diri mereka, klinisi yang sensitif

dapat mengenali adanya rasa takut. Pasien ini merasa sulit untuk menjadi periang: upaya

mereka untuk bercanda tampak tidak matang dan gagal. Pembicaraan mereka bertujuan,

tetapi mereka cenderung memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan dan

menghindari pembicaraan spontan. Mereka kadang-kadang menggunakan bentuk bicara

yang tidak biasa, seperti metafora yang aneh dan dapat terpaku pada benda mati atau

benda metafisis. Isi jiwa mereka dapat mengungkapkan rasa keintiman yang tidak

17

Page 18: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

beralasan dengan orang yang tidak mereka kenal dengan baik atau lama tidak mereka

temui. Sensorium mereka baik, fungsi daya ingat baik, interpretasi peribahasa abstrak.3

Kriteria diagnostik untuk kepribadian skizoid berdasarkan DSM-IV gangguan

kepribadian skizoid :

A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman

emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal

dan ditemukan dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau lebih)

berikut:

1. Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi

bagian dari keluarga.

2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.

3. Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual

dengan orang lain.

4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.

5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara

derajat pertama.

6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.

7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia , gangguan , suatu gangguan

mood dengan ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan

perkembangan pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis

umum.8

Diagnosis menurut PPDGJ III, untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari deskripsi berikut:

a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan

b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)

c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain

d) Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman

18

Page 19: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain

(perhitungkan usia penderita)

f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri

g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan

h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada

hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu

i) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.2

Gambaran klinis

Penderita gangguan kepribadian skizoid tampak dingin dan mengasingkan diri;

mereka menunjukkan sifat menjauh dan mengasingkan diri; mereka menunjukkan

sifat menjauh dan tidak terlibat dalam peristiwa sehari-hari serta tidak peduli kepada

orang lain. pasien tampak diam, menjauh, menyendiri dan tidak bersosialisasi. Mereka

mungkin mencari kehidupan mereka sendiri yang hanya memiliki kebutuhan ikatan

emosi yangt sangat sedikit dan merupakan orang-orang yang terakhir menyadari

perubahan gaya yang sedang populer. 8,9,10

Riwayat hidup orang ini mencerminkan adanya minat menyendiri dan keberhasilan

didalam pekerjaan yang dilakukan sendiri, tanpa kompetisi, yang bagi orang lain

sebenarnya dirasa sulit ditoleransi. Kehidupan seksual mereka mungkin hanya berupa

khayalan, dan mereka mungkin menunda seksualitas matur untuk jangka waktu yang

tidak terbatas. Laki-laki mungkin tidak menikah karena mereka tidak mampu

memperoleh keintiman; perempuan dapat secara pasif setuju menikah dengan laki-

laki agresif yang menginginkan pernikahan tersebut. penderita gangguan kepribadian

skizoid biasanya mengungkapkan ketidakmampuan seumur hidup untuk menunjukkan

kemarahan secara langsung.8

Meskipun penderita gangguan kepribadian skizoid tampak asyik dengan diri sendiri

dan asyik dengan lamunan, mereka memiliki kapasitas normal untuk mengenali

kenyataan. Karena tindakan agresif jarang termasuk didalam respon lazimnya, besar

ancaman, khayalan atau kenyataan, dihadapi mereka dengan keberkuasaan atau

penyerahan diri. Mereka sering sebagian tampak menasingkan diri, meskipun orang

tersebut kadang-kadang memiliki, mengembangkan dan memberikan dunia gagasan-

gagasan kreatif dan asli.8

19

Page 20: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

Diagnosis Banding

Gangguan mental lainnya dengan gejala psikotik. Gangguan kepribadian skizofrenia

dapat dibedakan dari gangguan delusi, schizophrenia, dan bipolar atau gangguan

depresi dengan ciri psikotik karena gangguan ini semua ditandai dengan periode

gejala psikotik persisten (misalnya, delusi dan halusinasi). Untuk memberikan

diagnosis tambahan gangguan kepribadian skizofrenia, gangguan kepribadian pasti

hadir sebelum timbulnya gejala psikotik dan harus bertahan ketika gejala psikotik

dalam remisi.3,8

Pasien dengan dengan gangguan kepribadian paranoid dapat memiliki banyak ciri

yang sama dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, pasien dengan gangguan

kepribadian paranoid menunjukkan lebih banyak keterlibatan sosial, riwayat perilaku

verbal agresif dan kecenderungan lebih besar untuk memproyeksiperasaan mereka

pada orang lain.3,8

Gangguan kepribadian skizopital. Secara teoritis perbedaan utama antara pasien

gangguan kepribadian skizopital dengan pasien gangguan skizoid adalah bahwa

pasien skizopital lebih mirip dengan pasien skizofrenia dalam hal keanehan persepsi ,

pkiran, perilaku dan komunikasi.3,8

Pasien dengan gangguan kepribadian avoidant juga terisolasi tetapi sangat ingin

berpartisipasi dalam kegiatan, suatu ciri yang tidak ditemukan pada pasien dengan

gangguan kepribadian.3,8

Perubahan kepribadian karena kondisi medis lain. Gangguan kepribadian skizoid

harus dibedakan dari perubahan kepribadian karena kondisi medis lain, di mana sifat-

sifat yang muncul adalah disebabkan oleh efek dari kondisi medis lain pada sistem

saraf pusat.3,8

Perjalanan penyakit dan prognosis

Prognosis buruk. Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak

awal. Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu

seumur hidup. Proporsi pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui.3

20

Page 21: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

Terapi

Psikoterapi

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi pasien gangguan

kepribadian paranoid. Tetapi, kecenderungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah

konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien skizoid mungin menjadi pasien

yang tekun. Saat kepercayan berkembang, pasien skizoid mungkin dengan keragu-raguan

yang kuat mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan dan

ketakutan ketergantungan yang tidak dapat ditangggung walaupun bersama dengan ahli

terapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin

diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat.

Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat

kecenderungan mereka akan ketenagan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok

menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya

dalam keberadaan mereka yang terisolasi.3

Farmakologi terapi:

Farmakologi terapi dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan telah

efektif pada beberapa pasien. agen serotonergik dapat mengurangi sensitivitas pasien

terhadap penolakan. Benzodiazepin mungkin berguna untuk menghiangkan ansietas

interpresional.3

C. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL

Orang dengan kepribadian skizotipal adalah aneh atau ganjil meskipun kepada

orang umum. Berpikiran magis,mempunyai gagasan aneh, gagasan yang menyangkut

diri sendiri (idea of reference),ilusi dan derealisasi adalah bagian dari dunia sehari-hari

orang dengan kepribadian skizotipal. 3

Definisi

Gangguan kepribadian skizotipal menurut american psyciatric Assosiation 2000 adalah

suatu pola pervasif dari defisit interpersonal, distorsi kognitif dan persepsi dan perilaku

yang eksentrik.3,4 Definisi lain bagi gangguan ini adalah terdapat pola defisit dalam

21

Page 22: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

hubungan sosial dan interpersonal yaitu merasa tidak nyaman dan kurang mampu

membina hubungan akrab disertai distorsi kognitif atau persepsi dan perilaku yang

eksentrik,bersifat pervasif, awitannya dewasa muda dan nyata dalam pelbagai konteks

atau situasi kehidupan. 1

.

Epidemiologi

Prevalensi kadar orang dengan kepribadian skizotipal dianggarkan kira-kira 3% dari

populasi umum.1,3,4,6,7 Ratio jenis kelamin belum diketahui pasti,namun dapat terjadi

lebih sering pada lak-laki. 4,6 Gangguan ini dapat bermanifestasi pada masa anak-anak

atau dewasa sebagai isolasi sosial dan bahasa atau perilaku yang aneh. Anak- anak ini

sering diejek .Walaupun fitur gangguan ini menyerupai skizofrenia, namun kadar

derpesif dan gangguan anxietas juga cukup tinggi diantara pasien tersebut. Jadi fitur-

fitur tersebut lebih sering manjadi keluhan utama dan bukan anomali kognitif yang

lebih mencolok pada pengamat yang objektif.6

Gangguan kepribadian skizotipal sering hadir bersama dengan gangguan

kepribadian skizoid ,ambang, avoidant dan paranoid.4 Kasus yang tinggi dilaporkan

terjadi pada orang dengan Gangguan Kepribadian Skizotipal yang ada hubungan

keluarga dengan Skizofrenia dibandingkan dengan kontrol (tidak ada hubungan

genetik). 1,3,7 Dan angka itu juga lebih tinggi diantara kembar monozigot berbanding

kembar dizigot. 3,7

Etiologi dan patologi

Terdapat dukungan empiris adanya hubungan genetik gangguan kepribadian

skizotipal dengan skizofrenia yang tidak mengherankan mengingat bahwa krIteria

diagnostik diperoleh dari observasi kerabat biologis orang dengan skizofrenia.

Gangguan kepribadian skizotipal juga meliatkan suatu hubungan genetik dengan pasien

skizofrenia yang mana ditunjukkan melalui keluarga,kembar dan studi yang

menunjukkan gangguan ini sering terjadi pada anggota keluarga yang ada hubungan

genetik dibandingkan individu yang tidak berhubungan.4,7

Sebuah model predominan unutk psikopatologi Gangguan kepribadian skizotipal

adalah cacat atau defisit dalam perhatian dan evaluasi proses seleksi yang mengatur

kognitif dan persepsi individu dan keterkaitannya dengan lingkungan. Cacat ini dapat

mengarahkan ketidaknyaman dalam situasi sosial,salah persepsi dan kecurigaan dan

22

Page 23: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

sebuah strategi mengatasi isolasi sosial. Berhubungan dengan disfungsi SSP pada

pasien dengan skizofrenia, pengamatan dilakukan dalam uji laboratorium pada pasien

dengan gangguan kepribadian skizotipal termasuklah tes perhatian visual dan auditori

dan gerakan halus pergerakan bola mata. Disfungsi ini dapat terjadi hasil dari

disregulasi sepanjang jalur dopaminergik yang bisa memodulasi ekspresi dari genotip

skizotipal yang mendasari. 4

Gambaran klinis

Sering cara pikir dan komunikasinya mempunyai arti khusus bagi dirinya sehingga

perlu interpretasi. Sering pula ia tidak mengerti atau mengetahui perasaannya sendiri

tapi sebaliknya sangat sensetif terhadap perasaan marah orang lain. Sering pula sangat

percaya pada takhayul,merasa mempunyai kekuatan khusus seperti kemampuan “

clairvoyance” atau merasa bahwa dirinya mempunyai kemampuan cara berpikir atau

tilikan khusus. Dunia dalamnya penuh dengan hubungan imaginer,rasa takut dan fantasi

kekanakkan. Ada juga ilusi persepsi atau merasa bahwa orang lain semuanya sama atau

seperti “kayu” atau “kaku” (wooden). Hubungan interpersonalnya buruk dari berprilaku

tidak sesuai, kehidupannya menyendiri dan hanya sedikit temannya. Sering pula ia

menderita gangguan Kepribadian Ambang. Bila ada stress sering menunjukkan gejala

psikotik,tetapi biasanya berjangka pendek. 1,3

Pedoman Diagnosis

Pedoman diagnosis berdasarkan kriteria DSM-IV adalah seperti tabel di bawah : 1,3,4,6,7

Tabel 4. Kriteria diagnosis gangguan kepribadian skizotipal berdasarkan DSM-IV

A. Adanya pola pervasif defisit dalam hubungan sosial dan interpersonal yang ditandai

dengan kurangnya dan ketidaknyamanan dalam hubungan interpersonal disertai

dengan gangguan kognitif atau distorsi perseptual dan berperilaku eksentrik, yang

dimulai sejak usia dewasa muda hingga sekarang dalam pelbagai konteks situasi.

Manifestasinya paling sedikit 5 dari yang berikut :

(1) Idea of reference (tetapi bukan yang berupa waham rujukan)

(2) Kepercayaan yang aneh atau pikiran magic yang tidak sesuai dengan latar

belakang budayanya (misalnya takhayul,percaya akan telepati,ramalan atau

“clairvoyance” atau indera ke enam “sixth sense”. Pada anak dan remaja

preokupasi dengan fantasi yang aneh.

(3) Persepsi atau pengalaman yang tidak lazim termasuk ilusi tubuhnya

23

Page 24: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

(4) Pikiran dan pembicaraan yang aneh. Misalnya yang bersifat samar,sirkumstansial,

mempunyai rincian berlebih atau streotipik.

(5) Sering bersifat curiga atau beride paranoid

(6) Afeknya sempit atau tidak serasi

(7) Perilaku dan penampilannya aneh dan eksentrik

(8) Sedikit sekali berkawan akrab atau mempunyai temanyang dipercaya ,hal itu tidak

berkaitan dengan persepsi negatif tentang dirinya,akan tetapi berdasarkan ide

paranoidnya.

(9) Kecemasan sosial yang berlebihan dan tidak menghilang walaupun sudah lama

berkenalan, cenderung berkaitan dengan ketakutan paranoid dan bukan pandangan

negatif tenntang dirinya sendiri.

B. Gejala itu tidak secara ekslusif timbul selama ia menderita skizofrenia,gangguan

mood depresif dengan ciri psikotik,gangguan psikotik lain atau gangguan autistik.

NB: bila gejala itu sudah ada sebelum timbulnya skizofrenia maka harus dicatat :

Gangguan kepribadian skizotipal ( pramorbid )

Diagnosa banding

Diagnosa banding gangguan kepribadian skizotipal antara lain adalah : 1,4,7

1. Gangguan kepribadian Skizoid

2. Gangguan kepribadian Menghindar

3. Gangguan kepribadian Ambang

4. Gangguan kepribadian Paranoid

5. Skizofrenia

Secara teorinya orang dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan

dengan kepribadian skizoid dan menghindar yaitu dengan adanya perilaku,pikiran ,

persepsi dan komunikasi yang aneh dan di harapkan dengan jelas terdapat riwayat

keluarga dengan skizofrenia. Pasien dengan kepribadian ini dapat dibedakan dengan

dengan yang skizofrenia berdasarkan tidak adanya psikosis. Jika gejala psikosis benar

muncul, ia nya singkat dan terpisah. Sesetengah pasien juga memenuhi kedua-dua

kriteria bersamaan yaitu gangguan kepribadian skizotipal dan gangguan kepribadian

ambang. Pasien dengan gangguan kepribadian paranoid di tandai dengan penuh

24

Page 25: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

kecurigaan tetapi tidak memiliki perilaku aneh sepertimana pasien dengan gangguan

keperibadian skizotipal . 3

Terapi

Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin mencari pengobatan karena

merasa cemas , gangguan persepsi atau depresi. Pengobatan untuk orang dengan

gangguan ini harus secara kognitif,perilaku,suportif dan atau farmakologik karena

mereka akan sering mencari keakraban dan reflektif emosionalnya,eksplorasi

pskioterapi menjadi terlalu stress dan berpotensi untuk dekompensasi psikotik.4

1. Terapi farmakologi

Dosis rendah obat neuroleptic menolong dalam pangobatan gangguan kognitif,

depresi , bicara yang aneh, kecemasan dan impusif pada pasien dengan gangguan

kepribadian skizotipal. Obat ini berguna pada pasien dengan gejala sedang hingga

berat dan ringan, juga episode psikotik transien. Tidak diketahui sama ada obat

antipsikotik mempunyai keuntungan profilaksis dalam mencegah perburukan

gangguan ini .4,6,7 Antidepresan diberikan apabila terdapat komponen depresif pada

gangguan kepribadian ini. 1,3

2. Pendekatan sosial

Terapi berkelompok dapat membantu pasien dengan gangguan kerpibadian ini untuk

mengatasi kecemasan dan kelambanan dan juga untuk mendapatkan sokongan

dengan mengetahui orang lain juga mempunyai masalah yang sama. Pasien dengan

perilaku eksentrik dapat membuat ahli kelompok lainnya tidak nyaman dan menjadi

kambing hitam dari kelompok . 4,6

3. Pendekatan Psikoterapi

Sama juga pada Gangguan Kepribadian Skizoid, hanya terapis harus bersikap lebih

sensetif,khususnya apabila menyangkut kepercayaan atau perilaku keagamaan yang

aneh dan terapis jangan mencemoh atau bersifat menghakimi hal itu.BUKU AJAR Pasien

dengan gangguan ini tidak cocok untuk terapi tradisional psikoanalitik karena

kecenderungan untuk dekompensasi dalam kondisi yang tidak

terstruktur.Pendekatan yang suportif dengan penekanan pada uji realitas dan

perhatian untuk batas interpersonal sangat sesuai pada awal pengobatan. Pendekatan

25

Page 26: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

langsung yang berfokus pada perilaku yang bermasalah (mis. Pelatihan ketrampilan

sosial ) dapat berguna. Upaya harus dilakukan untuk mengatasi distorsi kognitif

seperti referensial,paranoid atau pemikiran magic. Hal ini dapat dicapai melalui

intervensi edukatif yang m engajarkan pasien untuk menguatkan pikiran mereka

dengan bukti lingkungan berbanding perasaan sendiri. 6

Prognosis

Penelitaian jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan bahwa 10 persen dari

orang dengan gangguan kepribadian skizotipal akhirnya membunuh diri sendiri. Studi

retrospektif menunjukkan bahwa ramai pasien mengingat bahwa akan menderita

skizofrenia dengan gangguan kepribadian ini dan berdasarkan pemikiran klinikal saat

ini, skizotip adalah personality premorbid pasien dengan skizofrenia. Sesetengah

walaubagaimanapun tetap kekal stabil dengan kepribadian ini sepanjang kehidupan

mereka dan berkahwin, kerja meskipun dengan keanehan mereka. 3

26

Page 27: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

BAB III

PENUTUP

Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat

terjadi pada hampir semua keadaan menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan

maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya

terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gangguan kepribadian ini bisa

disebabkan oleh faktor genetik, temperamental, biologis hormon dan psikoanalitik.

Menurut PPDGJ III gangguan kepribadian khas salah satunya yaitu gangguan

kepribadian skizoid. Prevalensi gangguan ini secara jelas belum diketahui, namun dikatakan

bisa mempengaruhi 7,5% populasi umum dan menurut suatu penelitian rasio laki-laki dan

perempuan gangguan kepribadian skizoid yaitu 2:1. Orang-orang dengan gangguan

kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri terhadap lingkungan sosial yang lama,

rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar sesama, sifat introversi, dan afek

terbatas. Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin, mengucilkan diri, menjauhkan diri,

dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan dengan orang lain.

Gangguan kepribadian skizoid ini berlangsung lama. Terapinya yaitu dengan psikoterapi dan

farmakoterapi yaitu dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan.

27

Page 28: Referat Kelompok 1 (Gangguan Kepribadian Cluster a )

DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvia DE,Gitayanti H : editor. Buku Ajar Pskiatri . Edisi kedua. Jakarta : Badan

Penerbit FKUI ; 2013. H.343-58.

2. WHO .Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.

Jakarta : Departmen Kesehatan R.I :1993.

3. Benjamin JS, Virginia AS. Personality disorder in Kaplan & Sadock’s Synopsis of

Psychiatry. 10th edition. New york : Lippincott Williams & Walkins ; 2007.H.792-8

4. Gerald K, Allan T. Personality disorders in Essentials of Psychiatry. USA : John

Wiley & Sons ; 2006. H.785-810.

5. Robert EH,Stuart CY,Glen OG . Personality disorders in Textbook of Psychiatry.

USA : The American Psychiatric Publishing ; 2008.

6. Michael HE, Peter TL, Barry N. Personality disorders in Current Diagnosis and

Treatment in Psychiatry. McGrawHills ; 2000.

7. Howard HG. Personality disorders in Review of Ganeral Psychiatry. 5th edition. New

York : McGraw-Hill ;2000.H. 331-47.

8. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders. 5th edition. USA : The American Psychiatric Publishing ; 2013. H. 652-55.

9. Goldberg J. Schizoid Personality Disorder. Diunduh dari :

http://www.webmd.com/mental-health/mental-health-schizoid-personality-disorder.

05 juni 2012.

10. Semiun Y. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2006. H. 19-20.

28