referat sudden deafness
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
TULI MENDADAK (SUDDEN DEAFNESS)
Disusun OlehNovi Alfirahmi1102010209
PEMBIMBINGDr. Hidayat Anwar Sp.THT
ANATOMI
FISIOLOGI
Tuli mendadak sebagai penurunan
pendengaran sensorineural 30 dB
atau lebih, paling sedikit tiga
frekuensi berturut-turut pada
pemeriksaan audiometri dan
berlangsung dalam waktu kurang
dari 3 hari.
Termasuk
dalam keadaan
darurat
neurotologi.
Tuli mendadak (sudden deafness)
Derajat Penurunan
Pendengaran
Ambang Pendengaran Pada Audiometri Nada
Murni
Temuan Klinis
0 – Tidak ada penurunan pendengaran
<25 dB Tidak ditemukan masalah pendengaran. Mampu mendengar suara bisikan.
1 – Penurunan pendengaran ringan
26-40 dB Mampu mendengar dan mengulang kata-kata pada suara percakapan biasa dalam jarak 1 meter.
2 – Penurunan pendengaran sedang
41-60 dB Mampu mendengar dan mengulai kata-kata pada suara yang lebih keras dari percakapan biasa dalam jarak 1 meter.
3 – Penurunan pendengaran berat
61-80 dB Hanya mampu mendengar beberapa kata pada suara teriakan di telinga yang sehat.
4 – Penurunan pendengaran sangat berat termasuk ketulian
≥81 dB Tidak mampu mendengar dan mengerti kata pada suara teriakan keras.
WHO mengklasifikasikan derajat penurunan pendengaran
ETIOLOGI Iskemia kokleakarena spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditiva interna
Degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligamen spiralis (pada koklea)
Infeksi Virusvirus parotis, virus campak, virus influenza B
Kerusakan pada organ korti, membran tektoria dan selubung myelin saraf akustik
• Trauma kepala• Trauma bising yang keras• Perubahan tekanan atmosfir• Autoimun• Obat ototoksik
Manifestasi
Klinis
2
1 • Tuli pada dapat bersifat mendadak atau
menahun secara tidak jelas
• Kadang-kadang bersifat sementara atau
berulang dalam serangan, tetapi biasanya
menetap.
• Tuli dapat unilateral atau bilateral, disertai
tinitus dan vertigo.
• Timbulnya mendadak
• Biasanya unilateral disertai dengan tinnitus dan vertigo.
• Disertai atau riwayat baru sembuh dari parotis, varisela,
variola
• Pada pemeriksaan klinis tidak didapat kelainan telinga.
Iskemia koklea
Infeksi Virus
• Onset• Sifat Ketulian• Gejala penyerta• Faktor predisposisi
(riwayat trauma, obat dll)
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Otoskopi (normal)
Tes penala Rinne positif, Weber lateralisasi ke
telinga yang sehat, Schwabach memendek.
Kesan : Tuli sensorieural
Audiometri nada murni Tuli sensorineural ringan sampai berat.
Audiometri khusus- Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor 100% atau kurang dari 70%
Kesan : dapat ditemukan rekrutmen- Tes Tone decay atau reflek kelelahan negatif.
Kesan : Bukan tuli retrokokleaAudiometri tutur (speech audiometry)- SDS (speech discrimination score)
dengan skor kurang dari 100%Kesan : Tuli sensorineural
DIAGNOSIS
a. Tirah baring sempurna (total bed rest) selama 2 minggu
3x 1200 mg (4 ampul) selama 3 hari 3x 900 mg (3 ampul) selama 3 hari 3x 600 mg (2 ampul) selama 3 hari 3x 300 mg (1 ampul) selama 3 hari
b. Vasodilatansia yang cukup kuat (pemberian Complamin injeksi)
c. Prednison 4x 10 mg (2 tablet), tappering off tiap 3 hari (hati– hati pada penderita DM)
d. Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari
e. Neurobion 3x1 tablet /hari
f. Diit rendah garam dan rendah kolesterol
g. Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 liter/menit), obat antivirus sesuai dengan virus penyebab
h. Hipertonik oksigen terapi (HB)
• Dipertimbangkan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). • Apabila dengan alat bantu dengar juga masih belum dapat
berkomunikasi secara adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan tujuan agar pasien dapat menerima keadaan
Sangat baik, apabila perbaikan >30 dB pada 5 frekuensi.
Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran <30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan dibawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz.
Baik, apabila rerata perbaikan 10- 30 dB pada 5 frekuensi.
Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan <10 dB pada 5 frekuensi.
Kriteria Perbaikan Pendengaran
PROGNOSIS
Dipengaruhi beberapa faktor :
•Kecepatan pemberian obat
•Respon 2 minggu pengobatan
pertama
•Usia
•Derajat tuli saraf
• Makin cepat diberikan pengobatan
makin besar kemungkinan untuk
sembuh
• Bila telah lebih dari 2 minggu
kemungkinan sembuh menjadi lebih
kecil.
• Penyembuhan dapat sebagian atau
lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh
DAFTAR PUSTAKA
1.Soetirto I., et al. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI, 2014: 10-14.
2.Novita S. dan Yuwono N. Diagnosis dan Tatalaksana Tuli Mendadak. Dalam CDK-
210 vol. 40 no. 11, 2013.
3.Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2009: 235-36.
4.Bashiruddin J. dan Indro S. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2014: 39-41.