referensi nike

21
Suara.com - Dengan penyelenggaraan putaran final Piala Dunia (PD) 2014 tinggal tiga bulan lagi menjelang kick-off, dua produsen raksasa dunia olahraga, Adidas dan Nike, pun kian serius dalam menjalani “duel” layaknya persaingan Brasil dan Argentina. Untuk diketahui, dua perusahaan raksasa itu memang mendominasi industri perlengkapan sepakbola yang bernilai lebih dari 5 miliar dolar AS (hampir Rp57 triliun) per tahun. Mereka saling bersaing menjadi raja dalam dunia olahraga ini lewat sepatu dan kostum, dengan menggunakan idola-idola seperti Lionel Messi (Argentina) sebagai “wakil” Adidas, atau Neymar (Brasil) yang identik dengan Nike. Menjadi produsen sepatu sejak tahun 1950-an dan merupakan sponsor resmi Piala Dunia, Adidas yang asal Jerman menganggap sepakbola sudah menjadi wilayahnya. Mereka jelas tak ingin pasarnya diambil alih oleh kompetitor lebih muda asal Amerika Serikat (AS), Nike, yang sukses melakukannya di sejumlah cabang olahraga lain. “Lupakan semua yang mungkin pernah Anda dengar atau baca soal lemahnya performa Adidas dalam sepakbola di tahun 2013. Kami masih memimpin di kategori yang sudah begitu identik dengan DNA Adidas ini,” ungkap Chief Executive Adidas, Herbert Hainer, pekan lalu, seperti dikutip Reuters, Senin (10/3/2014). “2014 adalah tahun sepakbola, dan ini juga akan menjadi tahun sepakbola Adidas,” tambahnya, sambil menyebut target penjualan item terkait sepakbola yang mencapai rekor 2 miliar euro (Rp31,5 triliun). Hanya saja, Hainer mengaku bahwa persaingan cukup keras, dengan Adidas dan Nike secara bersama menguasai 80 persen pangsa pasar produk-produk yang berhubungan dengan sepakbola.

Upload: kevin-setyo-albiantoro

Post on 28-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sumber mteri nike

TRANSCRIPT

Page 1: Referensi Nike

Suara.com - Dengan penyelenggaraan putaran final Piala Dunia (PD) 2014 tinggal tiga bulan lagi menjelang kick-off, dua produsen raksasa dunia olahraga, Adidas dan Nike, pun kian serius dalam menjalani “duel” layaknya persaingan Brasil dan Argentina.

Untuk diketahui, dua perusahaan raksasa itu memang mendominasi industri perlengkapan sepakbola yang bernilai lebih dari 5 miliar dolar AS (hampir Rp57 triliun) per tahun. Mereka saling bersaing menjadi raja dalam dunia olahraga ini lewat sepatu dan kostum, dengan menggunakan idola-idola seperti Lionel Messi (Argentina) sebagai “wakil” Adidas, atau Neymar (Brasil) yang identik dengan Nike.

Menjadi produsen sepatu sejak tahun 1950-an dan merupakan sponsor resmi Piala Dunia, Adidas yang asal Jerman menganggap sepakbola sudah menjadi wilayahnya. Mereka jelas tak ingin pasarnya diambil alih oleh kompetitor lebih muda asal Amerika Serikat (AS), Nike, yang sukses melakukannya di sejumlah cabang olahraga lain.

“Lupakan semua yang mungkin pernah Anda dengar atau baca soal lemahnya performa Adidas dalam sepakbola di tahun 2013. Kami masih memimpin di kategori yang sudah begitu identik dengan DNA Adidas ini,” ungkap Chief Executive Adidas, Herbert Hainer, pekan lalu, seperti dikutip Reuters, Senin (10/3/2014).

“2014 adalah tahun sepakbola, dan ini juga akan menjadi tahun sepakbola Adidas,” tambahnya, sambil menyebut target penjualan item terkait sepakbola yang mencapai rekor 2 miliar euro (Rp31,5 triliun).

Hanya saja, Hainer mengaku bahwa persaingan cukup keras, dengan Adidas dan Nike secara bersama menguasai 80 persen pangsa pasar produk-produk yang berhubungan dengan sepakbola.

Nike sendiri diketahui telah membangun bisnisnya secara perlahan namun pasti, sejak mulai terlibat serius dalam sepakbola 20 tahun lalu, saat Piala Dunia digelar di AS. Mereka meraup pendapatan 2 miliar dolar AS (Rp22,7 triliun) dari olahraga ini dan telah berani menyebut dirinya merek sepakbola terdepan.

Nike akan menyediakan kostum bagi tuan rumah Brasil, ditambah sebanyak 10 dari 32 kontestan lainnya di putaran final PD 2014 ini. Dari sisi ini, mereka sudah unggul dibanding Adidas, apalagi Puma (pesaing lainnya sebagai “kuda hitam”).

Page 2: Referensi Nike

Brand President Nike, Trevor Edwards, mengatakan bahwa angka penjualan pasti akan mendapat peningkatan signifikan dengan Brasil yang menjadi tuan rumah PD 2014 ini. “Kami sangat-sangat bersemangat atas kenyataan bahwa Piala Dunia digelar di Brasil. Ini akan berdampak ke seluruh dunia,” tuturnya.

Digelar tiap empat tahun, Piala Dunia juga telah menjadi ajang pertunjukan inovasi desain sepatu sepakbola. Tiap produsen selalu mengklaim produk terbarunya memberikan keuntungan lebih bagi para pemain di pertandingan penting, sekaligus berharap angka penjualan besar di sepanjang tahun.

“Dalam hal kostum, Anda bisa saja tiba-tiba melihat lonjakan penjualan saat turnamen, tapi untuk sepatu dampaknya akan lebih panjang,” ungkap Edwards lagi.

Pekan lalu, Nike secara resmi baru saja meluncurkan sepatu barunya, Magista, yang didukung teknologi Flyknit milik mereka di mana bagian atas sepatu dibuat dari bahan sintetis yang dijahit khusus.

Teknologi ini sudah digunakan pada sepatu-sepatu basket dan jogging milik Nike, dengan tujuan untuk menciptakan produk yang ringan namun juga tahan lama. Di sepakbola, pemain Spanyol Andres Iniesta dan penyerang Jerman Mario Goetze, termasuk yang dilibatkan dalam pengembangan sepatu ini.

Edwards mengatakan, para pemain mengaku menginginkan sepatu yang bisa terasa seolah telanjang kaki tapi kuat di ujungnya. Bagi pencinta sepakbola yang ingin mengikuti idolanya mengenakan sepatu ini, sayangnya, mungkin perlu merogoh kocek cukup dalam, karena harganya saat ini dibanderol 275 dolar AS (Rp3,1 juta) per pasang.

Adidas, sementara itu, sudah lebih dulu meluncurkan versi sepatu Samba warna-warninya sebagai bagian dari empat produk terbaru. Tapi mereka juga berencana memperkenalkan sepatu “jahitan” pada pertengahan Maret ini. Menurut Hainer pula, teknologi ini punya potensi dikembangkan sesuai ke arah mana dan bagaimana produk sepatu-sepatu Adidas dibuat.

Sedangkan Puma, yang sebenarnya berasal dari daerah asal yang sama dengan Adidas di Jerman, berharap PD 2014 akan menampilkan kembali olahraga performa ketimbang olahraga gaya

Page 3: Referensi Nike

(sebagaimana belakangan ini). Sehubungan dengan itu, mereka juga telah merilis produk sepatu ketat evoPOWER berwarna oranye cerah lengkap dengan tali sepatu kuningnya.

“(Produk) Ini terinspirasi dari sepakbola pantai yang telanjang kaki di Brasil,” ungkap Direktur Kreatif Global Puma, Torsten Hochstetter.

Di sisi lain, teknologi ikut berbicara dalam hal desain kaus. Menurut pihak Adidas, kaus-kaus mereka di PD ini lebih ringan 50 persen ketimbang produk sebelumnya. Diketahui, sebanyak delapan tim akan menggunakan Adidas di PD mendatang, termasuk di antaranya juara bertahan Spanyol, juga Jerman dan Argentina.

Puma juga baru saja meluncurkan produk kostumnya pekan lalu, yang akan digunakan oleh delapan tim peserta PD 2014, termasuk di antaranya Italia, Swiss, serta empat tim asal Afrika. Kostum bergaya ketat ini diklaim menghadirkan teknologi pita yang didesain dapat menstimulasi otot-otot pemain.

“Ini didasarkan pada penggunaan pita plester oleh fisioterapis dalam memberi tekanan dan stimulasi (kepada pemain),” tutur Hochstetter pula.

Layaknya para pelatih tim kontestan, perusahaan-perusahaan yang bersaing ini juga menerapkan berbagai taktik guna meraih keuntungan. Nike misalnya, menggunakan pertandingan uji coba Brasil di Afrika Selatan pekan lalu untuk memperkenalkan dua varian, yaitu kostum tradisional Brasil desain terbaru berwarna kuning di babak pertama, lalu versi biru di penampilan babak kedua.

Sementara itu Adidas, menegaskan pentingnya media sosial dalam langka pemasaran mereka. Sebagai catatan, bola resmi PD 2024 mereka yang diberi nama Brazuca, itu memiliki akun Twitter sendiri yang dikelola dalam bahasa Inggris dan Portugal. Tidak main-main, “bola” itu sudah punya lebih dari 100.000 follower. (Reuters)

http://suara.com/bola/2014/03/10/193207/jelang-piala-dunia-duel-adidas-vs-nike-kian-sengit/

Perbedaan yang dapat terlihat pada tampilan warna dan background dari kedua website tersebut. Dimana Nike menggunakan warna yang beragam sedangkan Adidas memiliki warna yang sangat sederhana yaitu putih. Dari masing-masing website ini, memperlihatkan pencitraan yang dibuat oleh Nike penuh warna dan mengesankan sehingga terlihat lebih trendy dibandingkan dengan website Adidas yang terlihat sederhana dan sangat formal sehingga membentuk pencitraan yang berbeda-beda.

Page 4: Referensi Nike

Penggunaan fitur pada website Nike lebih mudah digunakan apabila dibandingkan dengan website Adidas. Penggunaan fitur pada website Nike sangat mudah digunakan karena lebih detail , dan lebih lengkap apabila dibandingkan dengan website Adidas. Website Adidas pun juga bagus, tapi fitur pemilihan kategori dan fitur lainnya tidak semudah fitur – fitur yang digunakan oleh Nike dalam websitenya.

Themes dari flash player pada interface Adidas sedikit lebih berat apabila dibandingkan dengan Nike. Pengaturan yang digunakan Adidas pun sedikit tidak beraturan apabila dibandingkan dengan Nike.

Kategori produk yang berada pada website Nike lebih jelas dan tidak bercampur seperti yang ada pada Adidas. Apabila kita memilih produk olahraga sepakbola pada website Nike maka yang keluar adalah produk olahraga sepakbola. Apabila di Adidas kita memilih sepatu warna hitam yang keluar adalah semua jenis sepatu Adidas yang berwarna hitam sehingga pengkategorian jenis produk dari Adidas tidak sefisien dari Nike.

http://andiaisyahandrian.wordpress.com/2011/09/15/nike-vs-adidas/

Menurut Portland Jobs with Justice, lebih dari sepertiga produk Nike dihasilkan di Indonesia. Buruh hanya mendapat 2,25 dollar AS dan naik menjadi 2,46 dollar pada April 1997 per hari untuk membuat sekitar 100 sepatu. Dengan upah tersebut, buruh tidak mampu membeli makanan dan mencari tempat berlindung yang cukup. Dalam release yang dikeluarkan Portland Jobs with Justice dikatakan bahwa kalau Anda menjadi buruh Nike di Indonesia berarti Anda dan sekitar 88 persen buruh lainnya mengalami kekurangan makanan yang sehat. Juga berarti harus tinggal di gubug tanpa fasilitas air yang memadai. Buruh harus bekerja 18 jam per hari. Kalau mengeluh, buruh dipecat. Kalau mencoba untuk membentuk organisasi atau bergabung dengan serikat buruh di luar SPSI, maka buruh harus siap dipecat. PJJ menggambarkan bahwa buruh Nike di Indonesia sama sekali tidak punya masa depan.

Apakah pihak Nike diam saja dengan semua serangan tersebut ? Tidak ! Nike mencoba menjelaskan kebijakan mereka. Namun tampaknya, apa yang diomongkan dengan apa yang dilakukan tidak sejalan. Setidaknya ini seperti yang dinilai oleh Bill Resnick dari Portland Jobs with Justice. Nike mengklaim bahwa Nike telah melakukan investasi ke negara-negara sedang berkembang. Pembangunan ekonomi dengan mesin investasi asing seperti Nike ini akan membantu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Page 5: Referensi Nike

Nike memang berhasil mengembangkan perekonomian Korea Selatan. Tetapi menurut Bill Resnick, ini karena ada pemaksaan dari pemerintah AS untuk membantu mereka. Amerika Serikat punya kepentingan membantu Korsel karena mereka harus bersama menghadapi ancaman dari Korea Utara. Dalam masa Perang Dingin, pengaruh ini masih sangat besar. Sehingga AS banyak membantu Korea Selatan, termasuk menanamkan investasi dan transfer teknologi.

Hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Meskipun Nike mengatakan bahwa apa yang dia lakukan di Indonesia sama dengan Korsel, namun menurut Bill, kenyataannya tidak. Tekanan buruh di Indonesia telah menyebabkan pemerintah Indonesia mengupayakan untuk menaikkan ketentuan upah minimun. Namun dengan kebijakan baru ini, Nike justru mengancam akan memindah investasinya ke Vietnam. Hal inilah yang ditakuti oleh pemerintah Indonesia. Nike di Indoensia tidak ada bedanya dengan developer United Fruit di Honduras. Jadi, bisnis sepatu tidak ada bedanya dengan bisnis pisang, mobil atau pun microchips. Ketika perusahaan multinasional membayar upah buruh dengan rendah, mengambil keuntungan dari negara kontraktor, dan mendukung pemerintahan yang opresif, kemudian investasi mereka hanya berarti kepedihan dan penghancuran sumber-sumber daya alam.

Klaim lain dari Nike adalah bahwa kontrak-kontrak Nike di negara-negara berkembang selalu tertulis menentang penggunaan buruh anak dan mensyaratkan agar kontraktor mematuhi hukum yang berlaku di negaranya. Namun menurut Resnick, Nike sama sekali tidak menghiraukan pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan kontraktornya, PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) kalau di Indonesia. Apalagi sampai terjadi kolusi antara kontraktor dengan aparat negara untuk menekan dan mengamputasi kekuatan buruh. Nike diam saja. bahkan ketika terjadi penindakan keras dan penangkapan-penangkapan terhadap aktivis buruh oleh aparat, Nike pun tak bergeming. Nike hanya mendesak kontraktor untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain dan meningkatkan keuntungan. Nike hanya akan berteriak kalau kepentingannya sudah diutik-utik atau terganggu.

http://utariromauli.wordpress.com/2012/05/30/analisis-kasus-buruh-nike-di-indonesia-dengan-teori-marxist-dan-protap-dengan-teori-post-marxist-2/

Ketika tim sepak bola dari 32 negara berjibaku di Piala Dunia 2014, pertarungan lainnya terjadi di luar lapangan hijau. Dua brand olahraga multinasional Nike dan Adidas juga bakal bersaing di Brazil mulai 12 Juni hingga 13 Juli mendatang

DARI 32 kontestan Piala Dunia 2014, Nike yang berbasis di Amerika Serikat, Adidas (Jerman), plus Puma (Jerman) berbagi dominasi. Nike berada di tempat teratas dengan mensponsori sepuluh negara. Sementara itu Adidas dan Puma masing-masing delapan kesebelasan.

Enam negara sisanya diwakili merek-merek lain. Yakni Lotto (Italia), Marathon (Ekuador), Joma (Spanyol), Legea (Italia), UHLSport (Jerman), dan Burrda (Swiss).

Page 6: Referensi Nike

Untuk kasus Legea, produk ini berpotensi hilang di Piala Dunia. Sebab, Bosnia-Herzegovina kabarnya ingin memutuskan kontrak dengan Legea. Nike, Adidas, dan Puma pun sudah siap untuk merebut pasar Bosnia.

Event olahraga akbar seperti Piala Dunia memang selalu menjadi ajang rivalitas bisnis antara Nike dan Adidas. Selama ini, Nike berada di depan dengan menguasai 14,6 persen pasar olahraga dunia. Adidas menguntit alias menjadi runner-up dengan 11,4 persen.

Untuk pasar Eropa, data Euromonitor menyebutkan Adidas masih yang teratas dengan 13,2 persen, atau mengalahkan Nike (12,4 persen).

"Tidak mudah untuk mengevaluasi persaingan tahun 2014. Begitu juga dengan produk yang akan keluar. Adidas akan habis-habisan untuk memperebutkan tanah yang hilang. Tetapi Nike tidak akan berpuas diri," ucap Hans Allmendinger, manajer marketing perusahaan retailer Jerman Sport2000 kepada Reuters.

Untuk jersey resmi Piala Dunia 2014, Adidas sejauh ini terlihat lebih unggul dari Nike. Terutama dari segi tampilan dan kekuatan ciri khas. Perusahaan yang berdiri sejak 1924 ini sudah 40 tahun mendesain jersey sepak bola dan sepatu dengan ciri populer tiga garis sejajar.

Adidas juga menjalin kerja sama yang kuat dengan federasi sepak bola internasional alias FIFA. Hasil dari korporasi ini, Adidas mendapatkan tender untuk mendesain barang-barang ofisial Piala Dunia.

Adidas juga menjadi sponsor negara-negara besar seperti juara dunia Spanyol, Argentina, dan Jerman. Tabloid Inggris Daily Mail bahkan memberikan nilai 9 dari maksimal 10 untuk jersey Spanyol dan Jerman.

Tampilan kostum Spanyol memang elegan. Tiga garis lambang Adidas dan nomor dada berubah dari warna biru tua menjadi emas. Tinta emas ini juga ada di lencana yang menandakan mereka juara dunia. Kombinasi warna merah baru dan emas pada baju La Furia Roja sangat pas dan sempurna.

Sementara itu kostum Jerman juga pantas mendapatkan nilai 9. Warna merah pada lambang militer di dada terlihat lebih bagus. Ini mengalahkan warna terdahulu, yakni campuran hitam dan kuning, representasi warna bendera Jerman.

Kostum tim nasional Rusia dan Jepang produksi Adidas juga keren. Namun ada juga yang jeblok seperti Meksiko. Desain yang terlalu ramai dengan banyaknya garis zig-zag terlihat tidak asyik.

Di sisi lain, timnas Brazil, Prancis, Inggris, Portugal, hingga Belanda merupakan andalan dari Nike. Brazil yang mengusung warna kuning dengan aksen hijau terlihat glamor.

Kostum Prancis juga mendapatkan pujian karena kembali ke era klasik seperti kostum era 1958. Kerah putih pada kostum biru, dengan celana putih, dan kaus kaki merah menandakan warna bendera Tri-Colore.

Page 7: Referensi Nike

Pada 2014, Adidas diprediksi berhasil menjual barang-barang sepak bola termasuk jersey mencapai USD 23 juta miliar (Rp 279,9 triliun). Namun Nike lebih unggul. Penjualannya diperkirakan tembus USD 30 juta miliar (Rp 365,1 triliun).

PALING DINGIN-PALING RINGAN

Perang teknologi mewarnai peluncuran jersey kontestan Piala Dunia 2014. Jadi, inovasi yang ditawarkan tak melulu soal desain.

Produsen apparel olahraga terbesar dunia Nike misalnya. Mereka terus menyempurnakan teknologi Dri-Fit. Teknologi ini terintegrasi. Bahan jersey-nya adalah campuran spandex, nilon, dan polyester. Sifatnya pun lebih lentur, padat, dan elastis.

Selain itu ventilasi pada dua sisi jersey juga dikembangkan. Teknologi Dri-Fit membuat suhu tubuh pemain tetap terjaga dan tetap kering. Selain itu, semua bahan jersey, termasuk kaus kaki terbuat dari botol plastik bekas ramah lingkungan.

Adidas juga berinovasi untuk menyempurnakan teknologinya. Untuk Piala Dunia 2014, Adidas akan mengembangkan teknologi Adizero.

Sebelumnya Adizero lebih dikenal sebagai teknologi sepatu. Paling populer adalah sepatu Adizero F50 yang diklaim sebagai sepatu sepak bola teringan di dunia dengan berat hanya 150 gram.

Nah, mengadopsi teknologi sepatu, Adizero untuk jersey asli sepak bola adalah produk teringan yang pernah dibuat Adidas. Bobotnya hanya 100 gram, 40 persen lebih ringan daripada jersey untuk Euro 2012.

"Selain teknologi, desain Adidas mengekspresikan rasa bangga terhadap Tanah Air," demikian pernyataan resmi Adidas di situs resminya.

Ini tercermin dari desain tim nasional seperti Rusia yang kembali ke era penjelajahan ruang angkasa pada 1960-an. Jersey Argentina terinspirasi dari bendera yang diciptakan Jenderal Manuel Belgrano, satu tokoh penting perintis kemerdekaan.

Sementara itu, Jersey Jerman mengusung ciri "etos kerja". Sedangkan jersey Jepang terilhami konsep Enjin, power dalam sebuah tim. Bagaimana dengan Indonesia? (nur/jpnn/che/k7)

http://kaltimpost.co.id/berita/detail/50228/rivalitas-nike-vs-adidas-dari-teringan-sampai-terdingin.html

JAKARTA - Dua produsen sepatu dunia Nike dan Adidas melakukan ekspansi di Indonesia pada 2010. Nilai investasinya diperkirakan mencapai USD130 juta.

"Penambahan kapasitas produksi pada tujuh pabrik sepatu Nike dan tiga pabrik sepatu Adidas. Mereka tidak akan menambah pabrik baru, tapi pabrik yang sudah ada kapasitasnya dibesarkan," kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko, di Jakarta, Senin (8/3/2010).

Page 8: Referensi Nike

Penambahan produksi sepatu Indonesia, lanjut Eddy, dikarenakan semakin tingginya permintaan dari Nike Incorporation dan Adidas Group. Menurut Eddy, Nike dan Adidas menargetkan akan adanya kenaikan produksi sebanyak 10 persen pada 2010. Sehingga, melalui dua merek ini, peningkatan produksi sepatu dalam negeri sudah mencapai 20 persen.

Eddy menjelaskan, sebelumnya, tujuh pabrik Nike telah memproduksi sebanyak tiga juta pasang sepatu per bulan atau sekira 36 juta pasang per tahun. Dengan adanya target kenaikan produksi tersebut, maka akan mencapai hampir 40 juta pasang per tahun.

Lima pabrik Nike di antaranya adalah, PT Nikomas Gemilang, PT Adis Dimension Footwear, PT KMK Global Sport, PT Nagasakti Parama Shoes, dan PT Pratama Abadi.

Sedangkan dari tiga pabrik Adidas telah memproduksi sebanyak satu juta pasang sepatu per bulan atau 12 juta pasang per tahun. Dengan target kenaikan 10 persen, maka produksi tahun ini akan mencapai 13,2 juta pasang sepatu. Asumsi harga untuk satu pasang sepatu olahraga tersebut berkisar USD25.

Sebelumnya, Government and Public Affair Nike Dian Widyanarti justru menampik hal tersebut. "Saya belum bisa memastikan kapan Nike akan melakukan ekspansi di Indonesia," kata Dian. (Sandra Karina/Koran SI/ade)

http://economy.okezone.com/read/2010/03/08/320/310356/nike-dan-adidas-ekspansi-ke-ri-usd130-juta

JAKARTA - Direktur Industri Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Irmawan menyatakan, pihak Nike akan menambah kapasitas produksi sebanyak 200 ribu pasang per bulan dan Adidas sebanyak 100 ribu pasang per bulan untuk produksi sepatunya.

"Total 300 ribu pasang per bulan itu adalah pengalihan order dari China ke Indonesia," kata Budi, di Jakarta, Senin (8/3/2010).

Pengalihan order tersebut, lanjut Budi, dipicu oleh semakin mahalnya biaya tenaga kerja di China. Selain itu, China mewajibkan industri alas kaki menyediakan mes bagi tenaga kerja. Sedangkan kewajiban serupa, ujarnya, tidak ada di Indonesia.

"Jadi, selama di Indonesia tidak ada gonjang-ganjing politik atau aksi demo berlebihan dan dispute yang terjadi wajar-wajar saja, prinsipal serta investor asing pasti tetap melirik Indonesia," tutur dia.

Di sisi lain, menurut Budi, pemerintah sudah berkomitmen untuk mendukung upaya penurunan suku bunga kredit untuk manufaktur. "Tapi, pemerintah belum mampu menjadi ketersediaan infrastruktur energi, seperti listrik dan gas," tukas Budi.

Sekjen Aprisindo Binsar Marpaung menyatakan selama ini, 70 persen dari total eskpor sepatu Indonesia merupakan pesanan dari prinsipal asing. Saat ini, ujar dia, harga FOB (freight on board) sepasang sepasang sepatu olahraga yakni sekira USD12,5 per pasang.

Page 9: Referensi Nike

"Secara umum, mulai ada pengalihan order dari China ke Indonesia. Prinsipal asing mulai menambah order dari Indonesia. Lebih bagus lagi kalau ekspansi menambah pabrik baru. Saya berharap itu terjadi karena artinya ada tambahan lapangan kerja," kata Binsar.

Binsar menambahkan, saat ini, tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) industri sepatu di Indonesia masih berkisar 60-70 persen. Maka dari itu, lanjut dia, industri sepatu di Indonesia masih sanggup menerima tambahan order.

"Aprisindo sedang menggiatkan program pelatihan bagi tenaga kerja industri sepatu. Program itu bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan pabrikan terkait. Kalau pabrikan sepatu mulai mengadakan program pelatihan, itu menunjukkan dia menaikkan kebutuhan," pungkas Binsar. (Sandra Karina/Koran SI/ade)

http://economy.okezone.com/read/2010/03/08/320/310360/nike-adidas-tambah-kapasitas-produksi-di-indonesia

Page 10: Referensi Nike

Persaingan Bisnis antara Perusahaan Adidas dan Nike

A. Sejarah Perusahaan

1. Adidas

Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan "Dassler Brothers OGH" yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.

Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler. Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi membuat merk 'Adidas.'

Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh.

Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.

Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya.

Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas. Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia.

Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang

Page 11: Referensi Nike

kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.

2. Nike

Nike adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang termasuk salah satu perusahaan terbesar di dunia. Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang pelari jarak menengah dan mahasiswa akutansi di Universitas Oregon pada tahun 1964 dan Phil Bowerman seseorang yang suka mengembangkan produk sepatu. Phil Knight gemar berlari sewaktu kuliah di University of Oregon. Pada waktu itulah ketertarikannya pada sepatu olahraga muncul karena saat itu Bowerman secara terus-menerus berusaha mengembangkan sepatu berlari yang baru.

Pada masa itu, sepatu berlari mempunyai kualitas yang jauh lebih buruk dibanding saat ini. Merasa tidak begitu ahli dalam mengembangkan sepatu, Knight seringkali mencoba bereksperimen dengan sepatu penemuan terbaru Bowerman. Pada waktu dia kuliah di Stanford GSB mimpinya mengenai Nike mulai muncul. Di dalam kelas bisnis yang diajar Frank Shallenberger, Knight menemukan cintanya yang lain di samping olahraga. Dia menyadari bahwa dirinya seorang entrepreneur.

Dia menemukan banyak ide. Di kelas Knight juga belajar membuat business plan. Karya ilmiahnya yang berjudul ”Can Japanese Sports Shoes Do to German Sports Shoes What Japanese Cameras Did to German Cameras?”, adalah dasar pikirannya yang berkembang ke arah berjualan sepatu olahraga. Kemudian Knight mulai menggagas impor sepatu jepang ke Amerika Serikat untuk bersaing dengan merek Jerman seperti Adidas dan Puma yang kemudian berhasil mendominasi pasar Amerika Serikat. Hal ini ditunjang pula dengan harga sepatu jepang yang relatif lebih murah sehingga sangat laku di pasaran. Awalnya Knight hanya berjualan keliling dengan tujuan stadion atletik, dimana penjualan secara pelan tapi pasti meningkat secara dramatis. Pada 1970-an, dia mulai memasarkan produk untuk pelari non-profesional.

Kemudian ia membuka pasar yang lebih luas dan mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion untuk menarik semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada tahun 1987 Nike merilis model pertamanya yaitu Air Max Line dengan mengunggulkan gelembung udara (Air Bubbles) dan kenyamanannya sehingga dapat meyakinkan banyak orang untuk membeli sepasang sapatu Air Max Line. Terobosan terbesar Nike adalah Michael Jordan, yang ditandatangani langsung dari University of North Carolina. Inilah yang membuat Nike menang dari kompetisi dengan Reebok yaitu perusahaan yang pernah melampaui penjualan sepatu Nike.

Selain itu, agar produk mudah diingat konsumen, dibutlah logo khusus yang melambangkan Nike yaitu “Swoosh” yang diciptakan tahun 1971 oleh Carolyin Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di Portland State Universty. Logo ini digunakan sebagai motif pada sepatu sejak tahun 1970-an, sedangkan tanda centang pada desain logo perusahaan terdaftar sebagai merek dagang pada tahun 1995. Logo ini

Page 12: Referensi Nike

terinspirasi dari arti Nike itu sendiri yang diambil dari mitologi bangsa Yunani yaitu Dewi Nike (dewi kekuatan) yang bersayap. Dan untuk lebih melengkapinya Nike juga membuat slogan yang mudah diingat konsumen yaitu “Just Do I” yang berarti “lakukan saja”, fungsinya adalah sebagai nasehat agar orang-orang tidak mudah menyerah.

B. Adidas dan Nike di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Adidas dan Nike sudah sangat terkenal. Dimana-mana bisa kita lihat masyarakat Indinesia menggunakan produk ini. Di Indonesia juga terdapat beberapa pabrik Adidas yang beroperasi. Salah satunya di daerah Jakarta, pabrik tersebut bernama GEOX.

Dua prinsipal produsen sepatu asal Korea dengan merek Adidas dan Geox akan membangun pabrik baru di Indonesia dengan total investasi 150 juta dolar AS. Sejauh ini sudah empat perusahaan yang masuk dengan total investasi 200 juta dolar AS. Sejauh ini sudah empat perusahaan yang masuk dengan total investasi 200 juta dolar AS. Hal ini tidak terlepas dari adanya relokasi pabrik dan pengalihan order sepatu ke Indonesia.

Produksi Adidas yang paling digemari oleh masyarakat di Indonesia adalah sepatu futsal dan sepatu sepakbola. dengan berbagai bahan, Adidas selalu mengeluarkan inovasi terbaru.

Nike telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu yang ada sekarang merupakan produk dari sana. Dalam sebuah wawancara pers di November 1994, koordinator perusahaan Nike di Indonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yang digunakan di Indonesia berjumlah 11 kontraktor. Di antaranya merupakan bekas-bekas basis perusahaan asosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan -yang juga pada saat yang sama menghasilkan untuk merek lain seperti Reebok, Adidas dan Puma.

Hubungan antara Nike dan kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap personel Nike di setiap pabrik di Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat Nike.

Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang baru dikembangkan untuk industri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik yang dimiliki Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen puncaknya dipegang oleh orang Korea. manajer tingkat menengah dan supervisor juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi para pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda dalam kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa.

Page 13: Referensi Nike

C. Persaingan

Adidas dan Nike adalah dua perusahaan besar yang bergerak dibidang olahraga. Maka menurut saya persaingan antara Adidas dan Nike sangatlah ketat. Ketatnya persaingan ini membuat kedua perusahaan terus meningkatkan mutu dan kualitas produk yang ditawarkan.

Adidas dan Nike memliki daerah kekuasaan masing dimana Adidas menguasi Eropa sedangkan Nike menguasai Amerika. Nike berjaya dibidang Basket dan Tennis dan tentuya Amerika sangat populer dalam bidang olahraga ini. Adidas menguasai Eropa karena produk Adidas terkenal di bidang sepak bola dimana Eropa juga sangat terkenal dalam bidang sepak bola. Dan juga Adidas adalah sponsor nomor 1 FIFA. Di Asia , Adidas dan Nike mungkin tidak terlihat siapa yang berkuasa karena pengguna 2 produk ini bisa dikatakan berimbang.

Adidas dan Nike benar-benar sangat terkenal. Dimana-dimana orang menggunakan kedua produk ini. Mulai dari kaos, jacket, celana, sepatu, sandal, tas, bahkan perfume. Karena kualitas yang ditawarkan kedua perusahaan inilah yang membuat produknya banyak dikenakan oleh masyarakat.

Banyak sekali produk yang sudah di produksi oleh Adidas dan Nike khususnya dalam sepatu. Begitu banyak jenis sepatu yang telah dikeluarkan Adidas dan Nike.

Sepatu Adidas diantaranya :

Adidas Dragon

Adidas Climacool

Adidas Response

Adidas Gazelle

Adidas Samoa

Adidas Campus

Adidas Vespa

Adidas Samba

Adidas KZK

Adidas Ronero

Page 14: Referensi Nike

Adidas Cup 68

Adidas Torsion

Adidas Adizero

Adidas Supernova

Adidas Adipower

Adidas Pro Model

Adidas T MAX

Adidas Predator

Adidas Bounce

Adidas 11pro

Sepatu Nike diantaranya :

Nike SB

Nike Eric Koston

Nike ID

Nike Blazer

Nike 6.0

Nike World Famous

Nike Presto

Nike Air Max

Nike Lunarglide

Nike Mercurial

Nike CTR360

Page 15: Referensi Nike

Nike CR7

Nike Hyperdunk

Nike Hyperfuse

Nike Hyperforce

Nike Lebron

Nike Air Jordan

Nike Foamposite One

Nike Kobe

Nike Dunk

Adidas dan Nike pun menggunakan orang orang yang terkenal untuk menjadi bintang iklan dalam iklan produk-produk mereka umumnya pemain olahraga. Adidas menggunakan bintang pemain basket yaitu Derrick Rose , Dwight Howard. Jika pemain sepak bola ada Lionel Messi, David Beckham, Dacid Villa, dll. Bahkan penyanyi seperti Katy Perry, Nicki Minaj dan girlband korea 2NE1 menjadi bintang iklan adidas.

Tidak mau kalah , Nike pun mengggunakan lebih banyak bitang olahraga dalam hal periklanan seperti pemain basket LeBron James sebagai MVP 2013 , Kobe Bryant, Michael Jordan. Dalam sepak bola, Nike menggunakan Fernando Torres, Neymar, Wayne Rooney, dll. Nike tidak main-main soal periklanan, bahkan Nike menggunakan pemain golf nomer 1 dunia Tiger Woods dan juga mantan petenis nomor 1 dunia yaitu Roger federer. Nike pun menduetkan bitang sepak bola Christiano Ronaldo dan petenis nomor 1 dunia yaitu Rafael Nadal dalam satu iklan.

Adidas pernah mengalami masalah di Indonesia PT. Panarub memecat para buruhnya terkait dengan aktivitas mereka di serikat buruh. Namun PHK sepihak ini tidak menciutkan nyali kaum buruh dan terbukti pada tahun berikutnya demonstrasi terus berlangsung, walau segala bentuk kekerasan harus dihadapi para pekerja.

Tahun 2001, kesewenangan pabrik sepatu ini berlanjut dengan dipenjarakannya seorang buruh perempuan yang bernama Ngadinah. Ia dituntut atas demonstrasi setahun sebelumnya ketika 8.000 buruh berunjuk rasa untuk menuntut hak-hak mereka yang dilanggar. Pihak perusahaan ternyata sudah lama mengincar dan mencari-cari kesalahan lalu menghukumnya untuk menimbulkan efek jera bagi buruh lainnya. Namun cara ini tidak memadamkan gejolak buruh-buruh Panarub dalam memperjuangkan haknya.

Ya meskipun Adidas ataupun Nike mendapat masalah apapun, tetap saja kedua perusahaan ini tetap menjaga kualitas dari produknya.

Page 16: Referensi Nike

Bisa dibilang Nike yang menguasai karena kualitas yang bagus dan harga yang standar. Adidas juga tidak kalah dalam hal kualitas namun mungkin harganya yang lebih tinggi dari Nike. Jika ditanya manakah yang lebih bagus itu tergantung dari para konsumen.

http://rezadwiardianto.blogspot.com/2013/11/tugas-analisis-2-perusahaan-soft-skill.html