referensi pengaruh ktsp thd mutu pendidikan

27

Click here to load reader

Upload: neneng-rusmiati

Post on 30-Jun-2015

485 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

KURIKULUM DAN ALAT PENDIDIKAN SERTA DAMPAK PENGGUNAANNYA TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN

21:43 Diposkan oleh Subhan Shabri

KURIKULUM DAN ALAT PENDIDIKAN SERTA DAMPAK PENGGUNAANNYA TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN

Oleh: SUBHAN SHABRI2009

I. PENDAHULUAN

Kurikulum dan alat-alat pendidikan merupakan instrumen-instrumen penting dalam pelaksanaan proses pendidikan. Terlaksananya sebuah proses pendidikan, salah satu prasyaratnya adalah adanya kurikulum dan alat-alat pendidikan. Dalam arti kata, tidak adanya kurikulum dan alat pendidikan di suatu sekolah, berarti proses pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut tidak akan berjalan dengan baik atau paling tidak akan berjalan tanpa arah dan target yang baik dan terarah. Berbedanya hasil dari suatu proses pendidikan disebabkan oleh berbedanya ketersediaan dan kualitas dari kurikulum dan alat-alat pendidikan yang menunjang proses pendidikan tersebut.

Kurikulum merupakan perencanaan umum dari sebuah proses pendidikan. Disitu akan dijelaskan target-target yang akan dicapai dalam proses pendidikan. Kurikulum berfungsi sebagai acuan dasar bagi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Alat pendidikan akan menunjang pelaksanaan yang telah direncanakan dalam kurikulum yang telah disusun. Tanpa adanya alat-alat pendidikan, susah untuk diprediksikan target-target yang akan dapat dicapai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan diatur dalam kurikulum yang telah disepakati.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum dalam bahasa Latin mempunyai kata akar ‘curere’. Kata ini bermaksud ‘laluan’ atau ‘jejak’. Dalam bahasa Inggris, kurikulum mengandung pengertian ‘metamorfosis’ (jelmaan). Menurut Kliebard (1982) berarti jurusan pengkajian yang diikuti sekolah. Lebih lanjut Harsono (2005) berpendapat; kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.

John Dewey (1902:5) mengartikan kurikulum sebagai sebuah pengkajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini yang pembentukannya menekankan pada kepentingan dan keperluan masyarakat.

Menurut Frank Bobbit (1918) kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan terarah, yang bertujuan untuk perkembangan kemampuan individu atau satu seri

Page 2: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

latihan pengalaman langsung secara sadar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan pemahamannya. Konsep tersebut menekankan kepada pemupukan perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila masyarakat dinamis, kebutuhan anak didikpun akan dinamis sehingga tidak tersaing dalam masyarakat, karena memang masyarakat berubah berdasarkan kebutuhan itu sendiri.

Kurikulum juga sebagai pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidaknya suatu tujuan. Bila kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri mengahadapi kehidupannya, tentu hasil (out-put) pendidikanpun akan mampu mewujudkan harapan. Tetapi jika tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus menerus membayangi dunia pendidikan.

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku

Page 3: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian:1. kurikulum sebagai ide2. kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum3. kurikulum menurut persepsi pengajar4. kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas5. kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik6. kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

B. Pengertian Alat-alat Pendidikan

Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering diidentikan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari media. Pengertian alat pendidikan disini adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pelaksanaan pendidikan berupa usaha dan perbuatan yang dilaksanakan secara konkrit dan tegas guna menjaga agar proses pendidikan berjalan dengan lancar dan berhasil.

Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek fungsinya, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu untuk mempermudah usaha dalam mencapai tujuan, alat sebagai tujuan untuk mencapai tujuan selanjutnya. Dari pendapat Marimba ini, alat pendidikan bisa berupa usaha/ perbuatan atau berupa benda/ perlengkapan yang bisa memperlancar atau mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.

Alat-alat pendidikan dapat dibedakan kedalam dua golongan yaitu alat pendidikan preventif dan alat pendidikan represif.

Alat pendidikan prefentif ialah alat pendidikan yang bersifat pencegahan. Tujuannya adalah untuk mencegah peserta didik sebelum berbuat sesuatu yang tidak baik yang bisa mengganggu atau menghambat proses pendidikannya. Contoh alat pendidikan prefentif adalah tata tertib, anjuran dan perintah, larangan dan paksaan.

Alat pendidikan represif disebut juga alat pendidikan korektif yaitu alat pendidikan yang bersifat memperbaiki. Tujuan alat pendidikan ini adalah untuk menyadarkan kembali peserta didik yang telah melakukan pelanggaran terhadap alat pendidikan prefentif yang telah dibuat. Contoh alat pendidikan ini adalah pemberitahuan, teguran, hukuman dan ganjaran.

C. Dampak Penggunaan Kurikulum dan Alat Pendidikan Terhadap Pendidikan.

Indriati Sukorini (2009) mengatakan, ditinjau dari tujuan pendidikan disetiap jenjang adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta meningkatkan kemampuan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya

Page 4: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

dan sekitarnya. Kata kunci yang menarik untuk diperhatikan dari rumusan tujuan pendidikan diatas adalah “mengembangkan diri”. Betulkah kurikulum dalam praksisnya telah mengembangkan diri para peserta didik? Atau justru membebani para peserta didik?

Kritik pada kurikulum pendidikan di negara kita pada tahun 1975, 1984, dan 1994 justru membebani belajar siswa karena materi kurikulum yang terlalu padat. Sehingga siswa tidak bisa mengembangkan dirinya sesuai kemampuan siswa masing-masing, maka peranan kurikulum pada tahun tersebut dirasa kurang berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah mengambil sikap untuk membenahi kurikulum pada tahun tersebut, akhirnya lahirlah kurikulum 2004 yang terkenal dengan lahirnya KBK. Pada kurikulum 2004 ini materi kurikulum sudah agak longgar, sehingga tidak begitu membebani belajar siswa. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk bisa mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Karena pada kurikulum ini, orang tua diberi kesempatan dalam kegiatan persekolahan tersebut, walaupun peran orang tua dalam kegiatan persekolahan tersebut masih sedikit terbatas. Apalagi kalau banyak kesempatan yang diberikan kepada orang tua untuk selalu aktif berperan dalam kegiatan sekolah atau proses pembelajaran mungkin kompetensi masing-masing anak bisa lebih berkembang.

Melihat uraian diatas ternyata kurikulum 2004 pun belum mempunyai peranan yang utama dalam mutu pendidikan kita. Karena jika kita lihat mutu pendidikan di negara kita masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain, seperti Amerika Serikat. Di Amerika Serikat telah dikembangkan “less is more” yaitu jumlah bahan dikurangi supaya siswa dapat meniliti secara mendalam. Dengan less is more siswa tidak diburu waktu sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk berpikir kritis dan berefleksi.

Seperti pernyataan Sukorini, peranan KTSP pada mutu pendidikan di negara kita juga belum ada pengaruhnya. Karena peringkat Indonesia masih dibawah jauh dari negara-negara seperti Korea, Singapura, Jepang, Taiwan, China, India, Malaysia dan masih banyak negara lain yang peringkatnya ada diatas negara kita. Salah satu penyebabnya adalah kurang berperannya guru didalam mengembangkan KTSP ini dengan baik. Masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah sehingga cara berfikir anak serasa mati. Selain itu juga kurang tanggung jawabnya seorang guru pada mata pelajaran yang mereka berikan. Sebagian besar guru masih ada yang hanya memikirkan materi yang menjadi tanggung jawabnya itu selesai tepat waktu sesuai dengan silabus dan program semester tetapi tidak memikirkan apakah materi yang mereka sampaikan itu bisa difahami dan diserap oleh siswa dengan baik atau tidak. Sehingga tidak relevan dengan tujuan KTSP itu sendiri dimana guru harus mampu mengembangkan KTSP yang bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang kuat.

Disamping itu pihak pemangku kepentingan dalam meningkatkan mutu pendidikan juga tidak bisa berperan aktif. Sehingga sampai saat ini pun mutu pendidikan di negara kita masih sangat rendah dan terpuruk, walaupun sudah diadakan reformasi kurikulum pendidikan di negara kita. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa reformasi kurikulum pendidikan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah kita belum mampu mengubah mutu pendidikan yang lebih baik dan berhasil guna.

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tuntutan adanya kurikulum yang sesuai dengan zamannya menjadi relevan. Penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Page 5: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

mestinya mendapatkan perhatian yang lebih. Pengajaran bahasa yang lebih berorientasi pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi akan membantu siswa belajar menkomunikasikan pemikiran dan pengaetahuannya secara sistematis.

Penguasaan Bahasa Inggris yang baik dalam diri siswa atau guru akan dapat mengembangkan pengetahuan lewat informasi dari buku-buku asing. Keterampilan menggunakan komputer dan internet perlu ditingkatkan pada setiap guru dan siswa sehingga siswa terbantu untuk secara mandiri mengambil informasi dan pengetahuan dari negara-negara lain. Sekolah perlu memfasilitasi peralatan dan pengajaran komputer, sehingga siswa dapat mengenal peralatan mutakhir tersebut dan dapat menggunakannya sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cara belajar siswa sesuai kemajuan teknologi dan komunikasi.

Menurut Hasan (1992) kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan.

Dampak kurikulum terhadap perkembangan proses pendidikan dapat juga dilihat dari peranan kurikulum dalm proses pendidikan tersebut. Paling tidak ditentukan tiga jenis peranan kurikulum, yaitu:

1) Peranan konservatif.Kurikulum bisa dikatakan konservative, karena mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.2) Peranan kritis dan evaluatif.Maksudnya kurikulum selain mewariskan atau menstranmisikan nilai-nilai kepada generasi muda juga sebagai alat untuk mengevaluasi kebudayaan yang ada.3) Peranan kreatif

Kurikulum melakukan kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat.

Ketiga peran diatas harus dilaksanakan secara seimbang, sehingga tercipta keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan untuk membantu peserta didik menuju kebudayaan yang akan datang, sehingga mereka menjadi generasi yang siap dan terampil dalam segala hal.

DAFTAR PUSTAKAIdi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar-ruzz Medra.Nugroho . 2008. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis Stakeholders.Sukorini, Indriati. 2009. Dampak Perubahan Kurikulum Terhadap Mutu Pendidikan di Indonesia.Suparno, Paul., R. Rohadi, G. Sukadi dan St. Kartono. 2006. Reformasi Pendidkan, Yogyakarta: Kanis

Page 6: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Pendidikan di negara kita ini sangatlah memprihatinkan jika dibandingkan dengan

negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapora, Jepang, Taiwan, India, China dan

Malaysia ataupun negara-negara lain yang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat

pada bidang pendidikan. Pada satu sisi, betapa dunia pendidikan di Indonesia saat ini

dirundung masalah yang besar, sedangkan pada sisi lain tantangan memasuki milenium

ketiga tidak bisa dianggap main-main.

Menurut Sudarminta, SJ masalah yang dihadapi pada dunia pendidikan di Indonesia saat

ini meliputi :

1. Mutu pendidikan kita masih rendah

2. Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum memadai

3. Krisis moral yang melanda masyarakat Indonesia

Sedangkan tantangan yang dihadapai agar tetap “hidup” memasuki milenium ketiga

adalah perlunya diupayakan :

1. Pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan dan kerjasama global.

2. Pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu belajar seumur hidup.

3. Pendidikan yang menyadari sekaligus mengupayakan pentingnya pendidikan nilai.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Abdul Malik Fajar pun mengakui

kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangatlah terburuk di kawasan

Asia, seperti yang diberitakan KOMPAS, 5 September 2001.

Dengan kondisi pemerintah sekarang yang masih harus menanggung beban krisis yang

begitu berat, rasanya tidaklah tepat apabila kita menunggu kebijakan dari pemerintah

pusat untuk membenahi kondisi pendidikan kita. Sehingga semua pihak yang

bertanggung jawab atas kondisi dan sistem pendidikan yang ada di negara kita hendaknya

ikut memikirkan bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia dapat mengalami

kemajuan seperti negara-negara lain.

Berdasarkan uaraian diatas alangkah berdosanya kalau kita sebagai guru tidak ikut

bertanggung jawab atas sistem pendidikan di negara kita tercinta ini. Di samping itu kita

akan melihat kurikulum pendidikan di Indonesia yang sudah beberapa tahun ini

Page 7: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

mengalami reformasi kurikulum yaitu dari kurikulum tahun 1975, 1984, 1994, 2004 dan

KTSP 2006 hingga sekarang.

Dalam pembahasan nanti kita akan melihat beban dan isi dari masing-masing kurikulum

tersebut, sehingga kita akan mengetahui kelemahan ataupun kelebihan dari masing-

masing kurikulum tersebut.

Bila kurikulumnya di desain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan

segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik, tentu out put pendidikan

akan mampu mewujudkan harapan. Tetapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan

terus menghantui dunia pendidikan.

Secara singkat pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang :

I. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.

II. Pengertian Kurikulum.

III. Beban dan Isi kurikulum tahun 1975, 1984 dan 1994.

IV. Kurikulum 2004.

V. KTSP tahun 2006.

VI. Peranan kurikulum dari tahun 1975 sampai KTSP 2006 terhadap mutu pendidikan di

Indonesia.

VII. Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum.

B. PEMBAHASAN

I. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.

a. Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran anak didik agar memperoleh suatu

ilmu pengetahuan yang memadai dan berorientasi pada pengembangan anak didik

dalam rangka memelihara dan meningkatkan martabat manusia dan budaya demi

memuliakan Tuhan.

Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak. Kecepatan

perkembangan masing-masing tidak selalu sama. Sehingga dalam hal ini tidak

lepas dari perhatian pendidik. Pendidikan memberi perhatian kepada kemampuan

masing-masing anak didik. Anak didik kita tidak sama dalam kemampuannya.

Oleh karena itu pendidikan hendaknya melayani kebutuhan anak-anak yang begitu

bervariasi.

b. Tujuan Pendidikan.

Page 8: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk membantu generasi muda

menjadi manusia yang utuh dan pandai dalam pengetahuan, bermoral, berbudi

luhur, peka terhadap orang lain, beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu tujuan pendidikan tidak hanya menekankan pada segi pengetahuan

saja (Kognitif) tetapi harus juga menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama

dan lain-lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan akan

mengakibatkan anak didik tidak bisa berkembang menjadi manusia utuh.

Akibatnya nanti bisa terjadi suatu tindakan yang tidak baik seperti tawuran,

perang, ketidak adilan, menyontek dan lain-lain.

II. Pengertian Kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas

belajar mengajar. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang

direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila

masyarakat dinamis, kebutuhan anak didikpun akan dinamis sehingga tidak tersaing

dalam masyarakat, karena memang masyarakat berubah berdasarkan kebutuhan itu

sendiri.

Kurikulum juga sebagai pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia

pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak

didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidaknya

suatu tujuan. Bila kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta

integral dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk

mempersiapkan diri mengahadapi kehidupannya, tentu hasil / output pendidikanpun

akan mampu mewujudkan harapan. Tetapi jika tidak, kegagalan demi kegagalan akan

terus menerus membayangi dunia pendidikan.

III. Beban dan Isi Kurikulum tahun 1975, 1984 dan 1994.

Kita sangat prihatin akan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia. Ternyata dengan

perubahan kurikulum di negara kita dari kurikulum 1975, 1984, 1994 hanya

mementingkan pada materi kurikulum. Materi yang ada pada kurikulum tahun

tersebut dirasakan terlalu padat sehingga padatnya materi beban pelajar siswa menjadi

sangat berat. Hal demikian tidak hanya dirasakan oleh siswa saja tetap juga dirasakan

oleh orang tua siswa. Karena orang tua harus memenuhi kebutuhan anaknya untuk

membelikan buku teks. Dengan padatnya kurikulum juga berakibat pada guru, karena

masing-masing guru harus membahas seluruh pokok bahasan dengan tatap muka di

Page 9: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

kelas. Kita sebagai guru tidak boleh hanya sekedar menyampaikan materi kepada

siswa, tetapi harus memikirkan juga sejauh mana siswa kita, dapat menyerap materi

yang sudah kita ajarkan. Sehingga dengan padatnya materi yang ada mungkin daya

serap yang bisa diterima oleh siswa kita tidak dapat mencapai 100%

IV. Kurikulum 2004.

Pada kurikulum 2004 merupakan lahirnya KBK yang meliputi Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas, dan pengolahan kurikulum berbasis

sekolah. Dalam hubungannya dengan KBM, proses belajar tidak hanya berlangsung di

lingkungan sekolah tetapi juga dilingkungan keluarga dan masyarakat. Seperti yang

tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2005

tentang Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selama ini

dipermasalahkan, karena terlambat disosialisasikan, hanya memberi kesempatan

peranan orang tua dalam pelaksanaan kurikulum. Struktur pendidikan dasar dan

menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) yang menurut Permen itu adalah :

1. Mata pelajaran.

2. Muatan local.

3. Pengembangan diri.

Jika peluang diatas dapat dimanfaatkan, banyak kesempatan untuk melibatkan orang

tua siswa dalam kegiatan persekolahan. Kurikulum 2004 sangat memberi kesempatan

bagi orang tua untuk peduli dan terlibat dalam proses pembelajaran sejak jenjang TK

hingga pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Selain itu sekolah juga perlu

didukung oleh pemangku kepentingan (Stake Holders) seperti Komite Sekolah dan

mereka yang berwawasan dalam memahami substansi dan nilai-nilai pendidikan.

Sesuai dengan aturan baru yang sudah digariskan Departemen Pendidikan Nasional,

dimana penyusunan kurikulum didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

dan Standar Isi (SI) hasil rumusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) maka

sekolah/madasah, sejak SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA (sederajat) dapat menyusun

kurikulum sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah yang bersangkutan.

V. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006.

Pada prinsipnya KTSP merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pilihan

pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dilandasi oleh kenyataan bahwa lulusan

pendidikan dalam kenyataannya tidak menguasai kompetensi dasar yang seharusnya

mereka kuasai. Hal ini mengakibatkan pada sulitnya lulusan yang bisa menembus

pasar kerja ataupun mengembangkan usaha sendiri.

Page 10: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

KTSP adalah suatu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kalender pendidikan dan silabus.

Pemerintah melakukan perubahan kurikulum dilandasi oleh kenyataan bahwa semakin

kuat persaingan dunia global maka warga masyarakat harus dipersiapkan dengan baik

melalui pendidikan yang berkualitas. Kurikulum yang selama ini dijadikan rujukan

pembelajaran cenderung menjadi kurikulum yang statis, seragam dan kurang

akomodatif terhadap perbedaan bakat yang dimiliki siswa dan perbedaan kebutuhan

stake holders.

Prinsip dasar KTSP adalah pengetahuan yang belum sempurna sehingga harus

disempurnakan melalui proses pencarian, penemuan dan eksperimentasi, sesuai

dengan konteks ruang dan waktu. Dengan demikian sekolah bukan hanya sekedar

institusi tempat proses “transfers of knowledge” melainkan juga menjadi “pabric of

meaning” dan produsen ilmu pengetahuan yang baru.

Dalam struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang

tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran antara lain :

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran di atas dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 17. Muatan KTSP

meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban

belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal

dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Dengan demikian

diharapkan guru-guru mampu mengembangkan KTSP dengan baik dan konsisten

dalam mengimplementasikan dalam proses pembelajaran, sehingga bisa menghasilkan

lulusan dari sekolah-sekolah yang memiliki kompetensi yang kuat.

VI. Peranan Kurikulum dari tahun 1975 sampai KTSP 2006 Terhadap Mutu Pendidikan di

Indonesia.

Ditinjau dari tujuan pendidikan disetiap jenjang adalah meningkatkan pengetahuan

siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan

Page 11: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian, serta meningkatkan kemampuan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan sekitarnya. Kata kunci yang menarik untuk diperhatikan dari rumusan

tujuan pendidikan diatas adalah “mengembangkan diri”. Betulkah kurikulum dalam

praksisnya telah mengembangkan diri para peserta didik? Atau justru membebani para

peserta didik?

Kritik pada kurikulum pendidikan di negara kita pada tahun 1975, 1984, dan 1994

justru membebani belajar siswa karena materi kurikulum yang terlalu padat. Sehingga

siswa tidak bisa mengembangkan dirinya sesuai kemampuan siswa masing-masing,

maka peranan kurikulum pada tahun tersebut dirasa kurang berhasil dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah mengambil sikap untuk membenahi kurikulum pada tahun

tersebut, akhirnya lahirlah kurikulum 2004 yang terkenal dengan lahirnya KBK. Pada

kurikulum 2004 ini materi kurikulum sudah agak longgar, sehingga tidak begitu

membebani belajar siswa. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk bisa

mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Karena

pada kurikulum ini, orang tua diberi kesempatan dalam kegiatan persekolahan

tersebut, walaupun peran orang tua dalam kegiatan persekolahan tersebut masih

sedikit terbatas. Apalagi kalau banyak kesempatan yang diberikan kepada orang tua

untuk selalu aktif berperan dalam kegiatan sekolah atau proses pembelajaran mungkin

kompetensi masing-masing anak bisa lebih berkembang.

Melihat uraian diatas ternyata kurikulum 2004 pun belum mempunyai peranan yang

utama dalam mutu pendidikan kita. Karena jika kita lihat mutu pendidikan di negara

kita masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain, seperti Amerika Serikat. Di

Amerika Serikat telah dikembangkan “less is more” yaitu jumlah bahan dikurangi

supaya siswa dapat meniliti secara mendalam. Dengan less is more siswa tidak diburu

waktu sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk berpikir kritis dan berefleksi.

Peranan KTSP pada mutu pendidikan di negara kita juga belum ada pengaruhnya.

Karena peringkat Indonesia masih dibawah jauh dari negara-negara seperti Korea,

Singapura, Jepang, Taiwan, China, India, Malaysia dan masih banyak negara lain

yang peringkatnya ada diatas negara kita. Salah satu penyebabnya adalah kurang

berperannya guru didalam mengembangkan KTSP ini dengan baik. Masih banyak

guru yang menggunakan metode ceramah sehingga cara berfikir anak serasa mati.

Selain itu juga kurang tanggung jawabnya seorang guru pada mata pelajaran yang

Page 12: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

mereka berikan. Sebagian besar guru masih ada yang hanya memikirkan materi yang

menjadi tanggung jawabnya itu selesai tepat waktu sesuai dengan silabus dan program

semester tetapi tidak memikirkan apakah materi yang mereka sampaikan itu bisa

difahami dan diserap oleh siswa dengan baik atau tidak. Sehingga tidak relevan

dengan tujuan KTSP itu sendiri dimana guru harus mampu mengembangkan KTSP

yang bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang kuat.

Disamping itu pihak pemangku kepentingan dalam meningkatkan mutu pendidikan

juga tidak bisa berperan aktif. Sehingga sampai saat ini pun mutu pendidikan di

negara kita masih sangat rendah dan terpuruk, walaupun sudah diadakan reformasi

kurikulum pendidikan di negara kita. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa

reformasi kurikulum pendidikan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah kita belum

mampu mengubah mutu pendidikan yang lebih baik dan berhasil guna.

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tuntutan adanya

kurikulum yang sesuai dengan zamannya menjadi relevan. Penguasaan Bahasa Inggris

dan Bahasa Indonesia mestinya mendapatkan perhatian yang lebih. Pengajaran bahasa

yang lebih berorientasi pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi akan membantu

siswa belajar menkomunikasikan pemikiran dan pengaetahuannya secara sistematis.

Penguasaan Bahasa Inggris yang baik dalam diri siswa atau guru akan dapat

mengembangkan pengetahuan lewat informasi dari buku-buku asing. Keterampilan

menggunakan komputer dan internet perlu ditingkatkan pada setiap guru dan siswa

sehingga siswa terbantu untuk secara mandiri mengambil informasi dan pengetahuan

dari negara-negara lain. Sekolah perlu memfasilitasi peralatan dan pengajaran

komputer, sehingga siswa dapat mengenal peralatan mutakhir tersebut dan dapat

menggunakannya sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cara belajar siswa

sesuai kemajuan teknologi dan komunikasi.

VII. Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum.

1. Fungsi Pengembangan Kurikulum.

Dalam aktivitas belajar mengajar kedudukan kurikulum sangatlah penting, karena

dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefits). Namun

demikian, disamping kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai

fungsi-fungsi lain yaitu.

a. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan.

Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai

tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah. Artinya bila tujuan yang

Page 13: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

dinginkan belum tercapai orang akan meninjau kembali alat yang digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya dengan meninjau kurikulumnya.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan

tersebut mesti dicapai secara bertingkat dan saling mendukung, sedang

keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan.

b. Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik.

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yaitu suatu

persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah

pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan

perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.

Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan

mampu menawarkan program-program pada anak didik yang akan hidup pada

zamannya, dengan latar belakang sosio historis dan kultural yang berbeda.

c. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik.

Guru merupakan pendidik profesional yang secara implisit telah siap untuk

memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada di pundak para orang

tua.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru / pendidik adalah :

- Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman

belajar pada anak didik

- Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak

didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

Dengan adanya kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan

pendidik lebih terarah. Pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan dan sangat penting dalam proses pendidikan dan merupakan salah

satu komponen yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam

pendidikan.

Kurikulum merupakan alat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dapat

meringankan sebagian tugas pendidik dalam proses belajar mengajar yang

efektif dan efisien, karena itu kurikulum mempunyai fungsi sebagai pedoman.

Pedoman yang dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena

memuat tentang jenis-jenis program apa yang dilaksanakan di sekolah,

bagaimana menyelenggarakan jenis program, siapa yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaannya dan perlengkapan apa yang dibutuhkan.

Page 14: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

d. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai

tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah

dan para pembina lain adalah :

- Sebagai pedoman dalam supervisi memperbaiki situasi belajar.

- Sebagai pedoman dalam supervisi menciptakan situasi belajar anak ke arah

yang lebih baik.

- Sebagai pedoman dalam supervisi kepada guru.

- Sebagai pedoman dalam administrator.

- Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar.

e. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua.

Kurikulum difungsikan sebagai bentuk partisipasi orang tua dalam membantu

usaha sekolah memajukan putra-putrinya. Dengan membaca dan memahami

kurikulum sekolah, orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang

dibutuhkan anak mereka sehingga partisipasi orang tua pun tidak kalah

penting dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah.

f. Fungsi bagi Sekolah Tingkat Atas nya.

Fungsi kurikulum dalam hal ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.

Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah pada tingkat

diatasnya dapat melakukan penyesuaian di dalam kurikulum, misalnya :

- Jika sebagian kurikulum sekolah bersangkutan telah diajarkan pada

sekolah dibawahnya, sekolah dapat meninjau kembali perlu tidaknya

bagian tersebut diajarkan.

- Jika ketrampilan tertentu diperlukan dalam mempelajari kurikulum suatu

sekolah belum diajarkan pada sekolah dibawahnya, sekolah dapat

mempertimbangkan masuknya program ketrampilan ke dalam

kurikulum.

b) Penyiapan tenaga baru.

Jika suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga pendidik bagi sekolah

yang berada dibawahnya, perlu sekali sekolah tersebut memahami

kurikulum sekolah yang berada dibawahnya

g. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah.

Page 15: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

Dengan mengetahui kurikulum suatu sekolah, masyarakat, sebagai pemakai

kelulusan dapat melaksanakan :

- Ikut memberikan kontribusi dan memperlancar pelaksanaan program

pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua dan

masyarakat.

- Ikut memberikan kritik dan saran kontruktif dan penyempurnaan program

pendidikan sekolah.

2. Peran Pengembang Kurikulum.

Kurikulum mengemban peranan penting bagi pendidikan, paling tidak ditentukan

3 jenis peranan kurikulum,antara lain:

1) Peranan konservatif.

Kurikulum bisa dikatakan konservative, karena mentransmisikan dan

menafsirkan warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.

2) Peranan kritis dan evaluatife.

Maksudnya kurikulum selain mewariskan atau menstranmisikan nilai-nilai

kepada generasi muda juga sebagai alat untuk mengevaluasi kebudayaan yang

ada.

3) Peranan kreatif

Kurikulum melakukan kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti

menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa

sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat.

Ketiga peran diatas harus dilaksanakan secara seimbang, sehingga tercipta

keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian kurikulum dapat memenuhi

tuntutan waktu dan keadaan untuk membantu peserta didik menuju kebudayaan yang

akan datang, sehingga mereka menjadi generasi yang siap dan terampil dalam segala

hal.

C. PENUTUP

a. Simpulan.

Dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang makin terpuruk ini ternyata ada 3 hal

yang mempengaruhi dunia pendidikan kita yaitu mutu pendidikan yang masih rendah,

sistem pembelajaran di sekolah yang belum memadai dan krisis moral yang masih

melanda masyarakat kita. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia masih menduduki

peringkat bawah dibanding negara-negara Korea, Singapura, Jepang, Taiwan, , India,

Page 16: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

China dan Malaysia, walaupun sudah diadakan perubahan kurikulum pendidikan oleh

pemerintah kita, dari kurikulum 1975 sampai dengan KTSP 2006 hingga saat ini.

Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Peranan guru yang belum optimal terhadap kelangsungan proses

pembelajaran ditingkat satuan pendidikan.

2. Peran dari pemangku kepentingan (stakeholders) ditingkat satuan

pendidikan tidak aktif.

3. Perubahan kurikulum pendidikan yang yang tidak membawa dampak positif

terhadap mutu pendidikan.

4. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum bisa memfasilitasi, peralatan

mutakhir untuk kemajuan mutu pendidikan.

5. Masih banyaknya guru dan siswa yang belum terampil dalam menggunakan

komputer dan internet sebagai salah satu sarana proses kegiatan belajar

mengajar.

Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas maka dapat dikatakan bahwa mutu

pendidikan di negara kita ini masih rendah, bila dibandingkan dengan negara-negara

lain.

a. Saran.

Agar tercapai tujuan pendidikan di Indonesia secara merata dan supaya mutu

pendidikan di negara kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya sekiranya perlu

diadakan pembenahan beberapa hal antara lain :

1. Ditinjau kembali isi dan tujuan dari kurikulum yang saat ini digunakan di dunia

pendidikan.

2. Ditingkatkan lagi ketrampilan dalam penggunaan komputer dan internet bagi

guru dan siswa pada masing-masing tingkat satuan pendidikan.

3. Lebih ditingkatkan peran aktif dan tanggung jawab pemerhati sekolah disetiap

satuan pendidikan.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas, Insya Allah mutu pendidikan di Indonesia bisa

bersaing dengan negara-negara lain.

DAFTAR PUSTAKA

- Paul Suparno, SJ, R. Rohadi, G. Sukadi dan St. Kartono, Reformasi Pendidkan,

Yogyakarta : Kanisius, 2006

Page 17: REFERENSI PENGARUH KTSP THD MUTU PENDIDIKAN

- Dr. Abdullah Idi, M.Ed., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta :

Ar-ruzz Medra, 2007

- Nugroho, Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis

Stakeholders, 2008