refkas tht
DESCRIPTION
fTRANSCRIPT
BAB I
REFLEKSI KASUS
I.1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. GV
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Asrama Akademi TNI
I.2. ANAMNESIS (SUBJECTIVE)
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada atas alis mata kanan.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pada daerah aras alis mata kanan sejak 5 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti tertekan-tekan terutama pada pagi hari, jika siang nyeri
berkurang. Setiap keluhan timbul, dirasakan ada seperti lendir yang
mengalir ke hidung kanan dan berwarna bening. Pasien mengaku seperti
menelan lendir atau adanya lendir yang jatuh ke tenggorokan yang
dirasakan terutama saat berbaring. Pasien juga mengaku sudah sejak lama
hidungnya sering tersumbat bergantian kanan dan kiri. Pasien mengaku
sering bersin-bersin pada pagi hari dan saat sedang membersihkan kamar.
Pasien juga mengeluhkan keluar ingus berwarna bening dan terkadang
berwarna putih kental. Selain itu pasien juga merasakan kepala terasa berat
(+). Pasien juga mengatakan badannya seperti meriang, lesu, dan mudah
mengantuk.
Keluhan batuk (-), sesak nafas (-), nafas terasa bau (-), sakit pada
telinga (-), sakit pada tenggorokan (-), nyeri ketuk pada gigi (-).
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 1
C. Riwayat Pengobatan
Keluhan yang sekarang dirasakan belum mendapatkan pengobatan dari
tenaga medis. Untuk mengurangi keluhan pasien hanya menggunakan obat
herbal yang dibelinya ditoko obat, tetapi pasien tidak ingat nama obatnya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : pasien sering mengalami keluhan hidung
mampet bergantian sejak kelas SMP, keluhan nyeri dahi seperti tertekan
pada pagi hari terakhir diakui kurang lebih 6 bulan yang lalu, setelah
berobat ke praktek dokter umum keluhan hilang. Pasien mengaku diberi
obat minum, pasien tidak ingat nama obatnya.
Riwayat trauma pada wajah : disangkal
Riwayat sakit gigi : disangkal
Riwayat alergi : (+) pasien mengaku sejak kecil
mempunyai alergi yaitu sering bersin-bersin pada pagi hari dan saat
terkena debu
Riwayat penyakit sistemik : disangkal
E. Riwayat penyakit keluarga
Keluhan yang sama seperti nyeri diatas alis, nyeri pipi dan nyeri
dibelakang bola mata tidak pernah dikeluhkan oleh keluarga pasien.
Ibu pasien alergi seafood (+)
F. Riwayat Gaya Hidup
Saat membersihkan kamar pasien tidak pernah menggunakan masker.
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 2
I.3. PEMERIKSAAN FISIK (OBJECTIVE)
A. STATUS GENERALIS
Kondisi umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : baik
B. STATUS LOKALIS THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN)
Kepala dan Leher
Kepala : mesocephale
Wajah :
o Simetris
o Pipi : Tidak bengkak
o Allergic shiner : ada
o Allergic crease : ada
Leher :
o Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal
Mulut dan Gigi :
Lidah : Tampak normal, kotor (-), tremor (-).
Gigi : Dalam batas normal
Pemeriksaan Telinga
Bagian Auricula Dexter Sinister
AuriculaBentuk normal
Nyeri tarik (-)
Nyeri tragus (-)
Bentuk normal
Nyeri tarik (-)
Nyeri tragus (-)
Pre auricular
Bengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Fistula (-)
Bengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Fistula (-)
Retro auricularBengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Bengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Mastoid Bengkak (-) Bengkak (-)
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 3
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
CAE
Serumen (-)
Hiperemis (-)
Sekret (-)
Serumen (-)
Hiperemis (-)
Sekret (-)
Membran
timpani
Intak
Putih mengkilat
Refleks cahaya (+)
Intak
Putih mengkilat
Refleks cahaya (+)
Pemeriksaan Hidung
Dexter Sinister
Bagian Hidung Luar
Bentuk Normal Normal
Inflamasi atau tumor - -
Deformitas atau
septum deviasi
-
Rhinoskopi anterior
Vestibulum nasi Normal Normal
Dasar cavum nasi Normal
Sekret + (mukoid) -
Mukosa Hiperemis (+)
Pucat (-)
Hiperemis (-)
Pucat (+)
Benda asing - -
Perdarahan - -
Konka nasi mediaHipertrofi (+)
Hiperemis (+)
Hipertrofi (+)
Hiperemis (-)
Konka nasi inferior.Hipertrofi (+)
Hiperemis (-)
Hipertrofi (+)
Hiperemis (-)
Septum Deviasi (-)
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 4
Pemeriksaan Sinus
Inspeksi Warna kulit daerah supra orbita dexter sama
dengan daerah sekitar
Pembengkakan daerah supraortbita (+)
Palpasi Sinus Frontalis : nyeri tekan (+) dan nyeri ketuk
(+) supra orbita
Pada perabaan, suhu daerah yang mengalami nyeri
tekan sama dengan daerah sekitarnya.
Nyeri tekan pipi (-)
Nyeri tekan kantus medius (-)
Transiluminasi Sinus Frontalis dexter : tampak suram.
Sinus Maxillaris dexter et sinister : cahaya terang
Pemeriksaan Tenggorokan
Lidah Ulcus (-) Stomatitis (-)
Uvula Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-)
Tonsil Dexter Sinister
Ukuran T1 T1
Permukaan Rata Rata
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), dinding rata, granular (-)
I.4. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap
X-Ray Kepala posisi PA, Waters dan Lateral
Dilakukan pada kontrol ke 2 posisi lateral dan waters : Suspek sinusitis
maksilaris minimal, sinusitis frontalis dekstra, deviasi septum nasi,
opasitas cavum nasi sinistra DD tanda rhinitis
CT Scan sinus potongan koronal atau aksial
Sinuskopi
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 5
Pemeriksaan Mikrobiologik dengan Pewarnaan Gram dan Tes
Resistensi
Prick Test
I.5. RINGKASAN
Anamnesis (Subjektif)
Nyeri di daerah alis kanan seperti tertekan-tekan terutama pada pagi
hari.
Post nasal drip (+)
Obstruksi nasal
Sering bersin
Rinore warna putih kental
Sefalgia
Malaise
Riwayat alergi (+)
Riwayat keluarga alergi (+)
Riwayat keluhan hidung mampet bergantian yang sejak kelas 2 SMP
Riwayat keluhan nyeri supraorbita yang sama dirasakan 6 bulan yang
lalu.
Pemeriksaan Fisik (Objective)
Pemeriksaan Kepala dan Leher:
Allergic shiner (+)
Allergic crease (+)
Pemeriksaan Hidung:
Hidung luar terlihat normal
Rhinoskopi anterior:
Cavum nasi dexter
- Sekret (+) mukoid
- Hipertrofi konka (+)
- Konka Hiperemis (+)
- Mukosa pucat
Palpasi Sinus
o Sinus Frontalis : nyeri tekan (+) dan nyeri ketuk (+)
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 6
Pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi:
Sinus Frontalis Dexter : tampak suram
Rontgen KepalaPosisi lateral dan waters : Suspek sinusitis maksilaris minimal, sinusitis
frontalis dekstra, deviasi septum nasi, opasitas cavum nasi sinistra DD tanda
rhinitis
I.6. DIAGNOSIS BANDING
Sinusitis frontalis dexter kronik eksaserbasi akut tipe rhinogen
Rhinitis alergika
Rhinitis infeksiosa
I.7. DIAGNOSIS SEMENTARA
Rhinosinusitis frontalis dexter kronik eksaserbasi akut tipe rhinogen
I.8. PENATALAKSANAAN
1) Konservatif
Irigasi sinus
2) Medikamentosa:
a) Antibiotik oral
Amoxicillin 3 x 500 mg
b) Dekongestan + antihistamin
Pseudoefedrine 120 mg + Fexofenadine 60 mg (Fexofed) 2 x 1
tablet
c) Kortikosteroid topikal
Fluticasone furoate nasal spray (Avamys 27,50 mcg) 2 semprotan
2 x sehari
d) Kortikosteroid oral
Dexamethasone tab 0,5 mg 2 x 1 tablet
e) Analgetik/antipiretik
Paracetamol tab 500 mg 3 x 1 tablet
3) Operatif :
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 7
a) FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery)
b) Caldwell-Luc
4) Imunoterapi
5) Edukasi :
Mengetahui jenis alergen yang dapat menimbulkan keluhan.
Menghindari kontak dengan alergen pencetus atau misalnya
memakai masker saat membersihkan kamar.
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol
ke poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
I.9. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB II
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 8
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini pasien seorang laki-laki berusia 19 tahun datang dengan
keluhan nyeri pada daerah atas alis mata kanan dirasakan sejak 2 hari yang lalu,
seperti tertekan-tekan terutama pada pagi hari, jika siang nyeri berkurang. Setiap
keluhan timbul, dirasakan ada seperti lendir yang mengalir ke hidung kanan dan
berwarna bening. Pasien mengaku seperti menelan lendir atau adanya lendir yang
jatuh ke tenggorokan yang dirasakan terutama saat berbaring. Pasien juga
mengaku sudah sejak lama hidungnya sering tersumbat bergantian kanan dan kiri.
Pasien mengaku sering bersin-bersin pada pagi hari dan saat sedang
membersihkan kamar. Pasien juga mengeluhkan keluar ingus berwarna bening
dan terkadang berwarna putih kental. Selain itu pasien juga merasakan kepala
terasa berat. Pasien juga mengatakan badannya seperti meriang, lesu, dan mudah
mengantuk.
Pasien mengaku memiliki riwayat alergi yang dicetuskan oleh debu dan
diperburuk dengan suhu dingin yang termasuk dalam rhinitis alergi. Pasien
mengaku tidak pernah menggunakan masker saat membersihkan kamar. Ibu
pasien alergi seafood. Hal tersebut merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya sinusitis.
Dari pemeriksaan kepala dan leher dapat dilihat adanya tanda alergi berupa
allergic shiner dan allergic crease. Pada pemeriksaan hidung ditemukan hidung
luar yang terlihat normal, terdapat nyeri tekan dan ketuk sinus. Pada pemeriksaan
rhinoskopi anterior diperoleh hasil yakni terdapat sekret yang mukoid, hipertrofi
konka, konka hiperemis dan mukosa pucat. Hal tersebut mengarah ke diagnosis
rhinosinusitis.
Dari anamnesis diperoleh 3 gejala mayor dan 2 gejala minor sinusitis yang
dikeluhkan oleh pasien. Gejala mayor terdiri dari nyeri pada wajah, post nasal
drip, obstruksi nasal, sedangkan gejala minornya berupa sakit kepala, dan malaise
(lesu dan mudah mengantuk). Hal tersebut sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis sinusitis. Dan diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan hidung
dan pemeriksaan rhinoskopi anterior. Pada pemeriksaan palpasi sinus didapatkan
pada Sinus Frontalis didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketuk supraorbita. Telah
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 9
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi dengan hasil terdapat
bayangan yang suram pada sinus frontalis. Namun untuk lebih meyakinkan lokasi
sinusitis, dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa X-ray kepala posisi PA,
Waters dan Lateral serta sinuskopi. Dari pemeriksaan transiluminasi tersebut
dapat ditegakkan diagnosis suspek rhinosinusitis frontalis dextra.
Berdasarkan waktu terjadinya, pasien mengaku kelainan tersebut telah
dirasakan selama 2 hari. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama dirasakan
terakhir kali 6 bulan yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik juga menunjang
diagnosis kronik yaitu mukosa hidung yang pucat, sekret yang mukoid dan konka
yang hipertrofi dan hiperemis. Hal tersebut menunjukkan penyakit kronik yang
muncul secara akut atau disebut dengan kronik eksaserbasi akut. Sehingga
diagnosis sementara yang dapat ditegakkan ialah rhinosinusiti frontalis kronik
eksaserbasi akut.
Hasil pemeriksaan rontgen kepala posisi lateral dan waters : Suspek sinusitis
maksilaris minimal, sinusitis frontalis dekstra, deviasi septum nasi, opasitas
cavum nasi sinistra DD tanda rhinitis
Terapi yang diberikan berupa terapi konservatif (irigasi sinus), terapi
medikamentosa (antibiotik oral, dekongestan + anti histamin oral, kortikosteroid
oral & topikal, analgetik) dan terapi pembedahan yakni FESS atau pembedahan
metode Caldwell-Luc, serta imunoterapi.
Mekanisme kasus
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa hidung
Edema organ-organ yang membentuk kompleks osteomeatal
Mukosa yang berhadapan saling bertemu
Silia tidak dapat bergerak
Ostium sinus tersumbat
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 10
Tekanan negatif di dalam rongga sinus
Transudasi awalnya serous
Kondisi menetap
Sekret terkumpul dalam sinus
Bakteri berkembang dan terjadi multiplikasi di dalamnya
Sekret menjadi purulen
Terapi tidak berhasil
Inflamasi berlanjut
Hipoksia jaringan
Bakteri anaerob berkembang
Mukosa semakin membengkak
Perubahan mukosa kronik
Hipertrofi polipoid/pembentukan polip dan kista
REFLEKSI KASUS RHINOSINUSITIS 11
rinosinusitis
non-bakterial
rinosinusitis akut
bakterial Terapi antibiotik