refleksi kasus malaria.doc
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
1/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
A. Kasus
Seorang pasien datang ke rumah sakit karena badan panas, menggigil, dan berkeringat (trias
malaria). Riwayat berkunjung / tinggal di daerah endemik malaria (+), hasil lab apusan darah tepi
tidak ditemukan parasit malaria sama sekali dari semua jenis plasmodium dan semua fase
plasmodium.
B. Topik yang Dibahas
Apakah pasien tersebut menderita malaria !agaimanakah "ara mendiagnosis malaria dan
menyingkirkan diagnosis malaria
C. Pembahasan
GejalaaMalaria#ejala serangan malaria pada penderita terdiri dari beberapa jenis, yaitu$%. Gejala klasik , biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria
atau yang belum mempunyai kekebalan (imunitas)& atau yang pertama kali menderita malaria. #ejala
ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan$' menggigil (selama %'* menit), terjadi setelah pe"ahnya s"ion dalam eritrosit dan keluar at'at
antigenik yang menimbulkan menggigil'dingin.
' demam (selama ' jam), timbul setelah penderita menggigil, demam dengan suhu badan sekitar
-,'* derajad "el"ius, pada penderita hiperparasitemia lebih dari persen (biasanya terjadi padainfeksi p. fal"ifarum) suhu meningkat sampai lebih dari * derajad "el"ius.
' berkeringat (selama ' jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh
sehingga produksi keringat bertambah. 0adang'kadang dalam keadaan berat, keringat sampaimembasahi tubuh seperti orang mandi. !iasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
1i daerah endemis malaria dimana penderita telah mempunyai imunitas terhadap malaria, gejala klasik di atas timbul tidak berurutan 2bahkan bisa jadi tidak ditemukan gejala tersebut' kadang mun"ul gejala
lain.
. #ejala malaria dalam program pemberantasan malariaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa$
'a1emam'a3enggigil
'a!erkeringat
'a1apat disertai dengan gejala lain$ Sakit kepala, mual dan muntah.'a#ejala khas daerah setempat$ diare pada balita (di Timur timur!" nyeri otot atau pegalpegal
pada orang de#asa (di Papua!" pu$at dan menggigildingin pada orang de#asa (di %ogyakarta!.
-. #ejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salahsatu gejala di bawah ini $aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' #angguan kesadaran (lebih dari -* menit) aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 0ejang, 'beberapa kali kejang aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa' 4anas tinggi diikuti gangguan kesadaranaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 3ata kuning dan tubuh kuningaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 4erdarahan di hidung, gusi atau saluran pen"ernaan aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 5umlah ken"ing kurang (oliguri) aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
&'
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
2/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
' 6arna urine seperti teh tua aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 0elemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri) aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa' Sesak 7afas aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Seseorang bisa diketahui terserang penyakit malaria lewat penampakan klinis (seperti gejala'gejala diatas) atau pemeriksaan laboratorium. 4ada pemeriksaan laboratorium (Apusan 1arah 8epi), seseorang
bisa diketahui terkena$aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
' 3alaria ringan atau tanpa komplikasi$ aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. 3alaria fal"iparum (tropika), disebabkan p. fal"iparum aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
b. 3alaria 9i9ak/o9ale (tertiana), disebabkan p. 9i9a:/o9ale aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
". 3alaria malariae (kuartana), disebabkan p. malariae aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
d. 3alaria knowlesi, disebabkan p. 0nowlesi (jenis terbaru)
Penegakan diagnosa
1iagnosa malaria didasarkan atas manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan
menemukan parasit (4lasmodium) malaria dalam darah penderita. 4enegakan diagnosis melalui pemeriksaan laboratorium memerlukan persyaratan tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang
tinggi yaitu $ waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam memasuki
periode berkeringat, karena pada periode ini jumlah trophooite dalam sirkulasi men"apai maksimaldan "ukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit. ;olume darah yang diambil
sebagai sampel "ukup, yaitu darah kapiler. 0ualitas preparat harus baik untuk menjamin identifikasi
spesies 4lasmodium yang tepat. 1iagnosa malaria dibagi dua, yaitu $
e$ara Klinis (8anpa 4emeriksaan
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
3/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
berkeringat disebut >8rias 3alaria? ( Malaria paroxysm). Se"ara berurutan. 0adang'kadang
menunjukkan gejala klinis lain seperti $ badan terasa lemas dan pu"at karena kekurangan sel darahmerah dan berkeringat, napsu makan menurun, mual'mual, kadang'kadang diikuti muntah, sakit kepala
dengan rasa berat yang terus menerus, khususnya pada infeksi dengan falsiparum. 1alam keadaan
menahun (kronis) gejala tersebut diatas disertai dengan pembesaran limpa. 4ada malaria berat, gejala'gejala tersebut diatas disertai kejang'kejang dan penurunan kesadaran sampai koma. 4ada anak, makin
muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya, tetapi yang menonjol adalah diare dan anemia serta
adanya riwayat kunjungan atau berasal dari daerah malaria.
tadium menggigil * 1imulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, nadi "epat dan lemah, bibir dan jari pu"at/kebiruan. 4enderita mungkin muntah dan pada anak'anak sering terjadi kejang.
Stadium ini berlangsung antara % menit sampai % jam.
tadium demam * Setelah merasa kedinginan penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering,dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, nadi lebih kuat. 4enderita merasa sangat haus dan
suhu tubuh bisa men"apai % BC. Stadium ini berlangsung antara ' jam.
tadium berkeringat $ 4enderita berkeringat banyak, suhu badan menurun dengan "epat, kadang'kadang sampai di bawah suhu normal, dapat tidur nyenyak dan setelah bangun tidur badan terasa lelah
tetapi tidak ada gejala lain. Stadium ini berlangsung antara ' jam. !eberapa keadaan klinik dalam
perjalanan infeksi malaria adalah $
%). Serangan primer $ =aitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan paroksismal yang terdiri dari dingin/menggigil& panas dan berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat
pendek atau panjang tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan imunitas penderita.
). 4eriode latent $ 4eriode ini ditandai dengan tanpa gejala dan tanpa parasetemia selama terjadinya
infeksi malaria. !iasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal. 4eriode latent dapat terjadi sebelumserangan primer atau sesudah serangan primer dimana parasit sudah tidak ada di peredaran darah tepi
tetapi infeksi masih berlangsung.
Rekrudensi ( Recrudescense) $ !erulangnya gejala klinik dan parasetemia dalam masa D minggusesudah berakhirnya serangan primer. Re"rudes"ense dapat terjadi sesudah periode latent dari serangan
primer.
&+
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
4/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
Rekurensi (Recurrence) $ =aitu berulangnya gejala klinik atau parasetemia sesudah minggu
berakhirnya serangan primer. 0eadaan ini juga menerangkan apakah gejala klinik disebabkan olehkehidupan parasit berasal dari bentuk di luar eritrosit (hipnosist) atau parasit dari bentuk eritrosit.
0ambuh (Relaps atau >Re"hute?) $ Ealah berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama
dari waktu diantara serangan periodek dari infeksi primer. Estilah relaps dipakai untuk menyatakan berulangnya gejala klinik setelah periode yang lama dari masa latent, samapai tahun, biasanya terjadi
karena infeksi tidak sembuh atau oleh bentuk diluar eritrosit (hati). 0ekambuhan (relaps) malaria dapat
digolongkan pada kekambuhan klinis atau kekambuhan parasit. 0ekambuhan klinis adalah adanya
serangan klinis, terjadi tanpa disertai adanya reinfeksi. Sedangkan kekambuhan parasit adalah timbulkembali atau terjadinya peningkatan jumlah parasit, yang terjadi sesudah periode sub-patency atau
parasetemia.
Masa ,nkubasi $ 3asa inkubasi penyakit malaria dibedakan atas masa inkubasi ekstrinsik (F stadiumsporogani) dan masa inkubasi intrinsik.
• Masa inkubasi ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk
sampai terjadinya stadium sporogani dalam tubuh nyamuk yaitu terbentuknya sporooit yang
kemudian masuk ke dalam kelenjar air liur nyamuk. 3asa inkubasi ekstrinsik dipengaruhi oleh
suhu udara. 4ada suhu GC, untuk setiap spe"ies adalah sebagai berikut $ 4. fal"ifarum %*'%hari (%), 4. 9i9aks $ D 2 %% hari, 4. o9ale % hari.
• Masa inkubasi intrinsik adalah waktu mulai saat masuknya sporooit ke dalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pe"ahnya sion darah. 3asa inkubasi intrinsik berbeda tiap spesies & 4. fal"ifarum H'% hari (%), 4. 9i9aks $ % 2 % (%) hari, 4. o9ale % 2 %D
(%) hari.
3asa inkubasi intrinsik berbeda dengan masa prepaten yang menggambarkan jarak waktu antaramasuknya sporooit dan pemun"ulan parasit saat pertama kali ada di darah tepi. 3asa subpaten
merupakan masa dimana jumlah parasit yang ada pada darah tepi sangat sedikit sehingga belum bisa
ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik, masa ini biasanya disebut subpaten parasitemia.
3asa prepaten dan subpaten parasitemia selanjutnya diikuti oleh adanya gejala klinis yang biasanyadisertai oleh paten parasitemia (adanya parasit di darah tepi yang sudah bisa ditemukan pada
pemeriksaan mikroskopik). Serangan pertama terdiri dari beberapa parokisme (serangan demam
dengan inter9al waktu tertentu, tergantung pada lamanya siklus sisogoni darah setiap spesies). !ilaserangan pertama ini tidak diobati dengan sempurna mungkin timbul rekrudensi atau rekurensi.
Serangan klinis selanjutnya akan dipengaruhi oleh imunitas penderita yang kemudian timbul.
&-
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
5/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
0ekambuhan atau relapse (rekrudensi/rekurensi) tanpa disertai gejala klinis relapse parasit. Enter9al
antara waktu dua relaps disebut masa/periode laten.
AKT/0 1/T %A2G M3MP32GA041, T305AD,2%A P32%AK,T MA6A0,A
4mur $ Anak'anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria, terutama pada anak dengan gii buruk.
Enfeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda karena belum matangnyasystem imun pada usia muda sedangkan pada usia tua disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh
misalnya oleh karena penyakit penyerta seperti 1iabetes 3elitus atau pada pengidap IE;. 4erbedaan
angka kesakitan malaria pada berbagai golongan umur selain dipengaruhi oleh faktor kekebalan jugadipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan , pendidikan dan migrasi penduduk.
5enis kelamin * 4erbedaan angka kesakitan malaria pada anak laki'laki dan perempuan dipengaruhi
oleh faktor pekerjaan, migrasi penduduk dan lain'lain. 4ada dasarnya infeksi malaria pada jeniskelamin laki 2 laki relatif sama dengan jumlah yang terjadi pada perempuan. 7amun pada perempuan
perlu dipertimbangkan se"ara khusus adanya infeksi malaria selama masa kehamilan.
0i#ayat malaria sebelumnya * Jrang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan
terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria. Contohnya penduduk aslidaerah endemik akan lebih tahan dibandingkan dengan transmigran yang datang dari daerah non
endemis.
0 as $ !eberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan alamiah terhadap malaria,misalnya >siekle "ell anemia? merupakan kelainan yang timbul karena penggantian asam amino
glutamat pada posisi rantai hemoglobin. !entuk heteroigot dapat men"egah timbulnya malaria
berat, tetapi tidak melindungi dari infeksi. 3ekanisme perlindungannya belum jelas, diduga karenaeritrosit Ib S (si"kle "ell train* yang terinfeksi parasit lebih mudah rusak di system retikuloendothelial,
dan/atau karena penghambatan pertumbuhan parasit akibat tekanan J intraeritrosit rendah serta perubahan kadar kalium intra sel yang akan mengganggu pertumbuhan parasit atau karena adanya
akulasi bentuk heme tertentu yang toksik bagi parasit. Selain itu penderita o9alositosis (kelainanmorfologi eritrosit berbentuk o9al) di Endonesia banyak terdapat di Endonesia bagian timur dan sedikit
di Endonesia bagian barat. 4re9alensi o9alosis mulai dari *, (suku 5awa) sampai -, suku Roti.
Kebiasaan $ 0ebiasaan sangat berpengaruh terhadap penyebaran malaria. 3isalnya kebiasaan tidak
menggunakan kelambu saaat tidur dan senang berada diluar rumah pada malam hari. Seperti pada
&7
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
6/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
penelitian di 3imiki 8imur, Erian 5aya ditemukan bahwa kebiasaan penduduk menggunakan kelambu
masih rendah menyebabkan besarnya angka kejadian malaria.
tatus gi8i $ Status gii ternyata berinteraksi se"ara sinergis dengan daya tahan tubuh. 3akin baik
status gii seseorang, makin tidak mudah orang tersebut terkena penyakit . 1an sebaliknya makin
rendah status gii seseorang makin mudah orang tersebut terkena penyakit.
4ada banyak penyakit menular terutama yang dibarengi dengan demam, terjadi banyak kehilangan
nitrogen tubuh. 7itorgen tubuh diperoleh dari perombakan protein tubuh. Agar seseorang pulih pada
keadaan kesehatan yang normal, diperlukan peningkatan dalam protein makanan. 4enting diperhatikan
pula bahwa fungsi dari semua pertahanan tubuh membutuhkan kapasitas sel'sel tubuh untuk
membentuk protein baru. Enilah sebabnya maka setiap defesiensi atau ketidak seimbangan at makananyang mempengaruhi setiap system protein dapat pula menyebabkan gangguan fungsi beberapa
mekanisme pertahanan tubuih sehingga pada umumnya melemahkan resistensi host. 3alnutrisi selalumenyebabkan peningkatan insiden penyakit'penyakit infeksi dan terhadap penyakit yang sudah ada
dapat meningkatkan keparahannya.
Sosio ekonomi $ Kaktor sosial ekonomi sangat berkaitan dengan kemampuan sesweorang untuk
men"ukupi kebutuhan dasarnya seperti $ sandang, pangan, dan papan. Semakin tinggi sosial ekonomiseseorang semakin mudah pula seseorang men"ukupi segala kebutuhan hidupnya termasuk didalamnya
kebutuhan akan pelayanan kesehatan, makanan yang bergii serta tempat tinggal yang layak dan lain 2
lain.
Semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka pengeluaran "enderung bergeser dari bahanmakanan ke bahan non makanan. 5adi faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan, harga barang yang
tinggi, pendapatan keluarga rendah, dan produksi makanan rendah merupakan resiko untuk
terjangkitnya malaria.
Emmunitas $ Emmunitas ini merupakan suatu pertahanan tubuh. 3asyarakat yang tinggal didaerahendemis malaria biasanya mempunyai imunitas yang alami sehingga mempunyai pertahanan alami
terhadap infeksi malaria.
Kaktor faktor yang mempengaruhi kekambuhan penyakit malaria $
4lasmodium 9i9a:atau 4 o9ale pada siklus parasit di jaringan hati (sion jaringan), sebagian parasityang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke siklus erittrositer tetapi tertanam di
jaringan hati yang disebut hipnosit dan bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria. 4enderita
yang mengandung hipnosit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnyaakibat terlalu lelah, sibuk, stress, atau perubahan iklim (musim hujan) maka hipnosit akan terangsang
untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel ke eritrosit.
&9
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
7/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
Setelah eritrosit yang berparasit pe"ah akan timbuk gejala penyakitnya kembali. 3isalnya % 2 tLhun
yanng sebelumnya pernah menderita 4.;i9a: / 4. J9ale dan sembuh setelah diobati, jika suatu saatorang tersebut pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk maloaria, dalam keadaan
kelelahan / stress maka gejala malaria munn"ul kembali dan bila diperiksa sediaan darahnya akan
positif 4. ;i9a: atau 4. J9ale.
Mmur $ Anak 2 anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria, terutama pada anak dengan gii buruk. Enfeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda karena belum matangnya
sistem imun pada usia muda, sedangkan pada usia tua disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh
misalnya oleh karena penyakit penyerta seperti diabetes mellitus. 4erbedaan angka kesakitan malaria pada berbagai golongan umur selain dipengaruhi oleh faktor kekebalan juga dipengaruhi oleh faktor
lain seperti pekerjaan, pendidikan dan migrasi penduduk.
5enis 0elamin $ 4erbedaan angka kesakitan malaria pada anak laki 2 laki dan perempuan dipengaruhi
oleh faktor pekerjaan, migrasi penduduk dan lain 2 lain.
0elelahan $ salah satu akibat dari akti9itas fisik yang berlebihan adalah terjadinya kelelahan.
0elelahan dapat mempengaruhi fungsi hati dan limpa dalam pembentukan limfosit ! yang diperlukan
dalam pembentukan atau reaksi imunologi. 0eadaan ini hingga dapat mengaktifkan kembali parasit
yang ada dalam sel hatiatau sebagai hipnosit
Stress $ 4engaruh stres pada penderita adalah melalui hypothalamus akan kehilangan hormon
"orti"otrophin dan berakibat terganggunya metabolisme karbohidrat dan lemak pada hati. Sehingga
pembentukan immunoglobulin (antibody) seperti Eg#, EgA, Eg3, EgN dan gama globulin dari limfosit !
sebagai produk hepar mengalami gangguan.
0ebanyakan pasien tinggal atau baru saja bepergian ke daerah endemik, namun beberapa kasus
dilaporkan setiap tahun di mana pasien tidak memiliki riwayat perjalanan tersebut (misalnya, airport
malaria, dari nyamuk impor). 3alaria bias saja mun"ul lebih dari % tahun setelah melakukan perjalanan
ke daerah endemik.4asien yang sudah terinfeksi sebelumnya dapat berkembang menjadi malaria relaps
( kambuh), kambuhnya penyakit ini setelah diobati dan sembuh, hal ini disebabkan oleh reakti9asi
hypnooites (tahap parasit yang dorman di hati), terjadi pada infeksi parasit malaria tipe 4.9i9a: dan
infeksia4ao9ale.
O8entukan dulu status kekebalan pasien, umur, alergi, kondisi medis lainnya, pengobatan yang telah
dilakukan,adanastatusakehamilan. O 4asien biasanya tetap asimptomatik selama seminggu atau lebih setelah gigitan nyamuk.
O#ejalaaklinisaantaraalainameliputi$
o!atuk
o0elelahan
o3alaise
o3enggigil
oArthalgia
&:
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
8/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
o3yalgia
ogejala yang mun"ul tiba'tiba, berupa demam, menggigil, dan berkeringat (setiap D atau
jam, tergantung pada spesies yang menginfeksi)
O #ejala klasik dimulai dengan periode kedinginan dan menggigil, yang berlangsung selama
kurang lebih %' jam, dan diikuti dengan demam tinggi. Akhirnya, pasien mengalami diaforesis berlebihan (berkeringat banyak), dan suhu tubuh pasien turun menjadi normal atau di bawah
normal.
O !anyak pasien, khususnya pada awal infeksi, tidak menampakkan gejala 2 gejala klasik tersebut tetapi mungkin memiliki beberapa kali demam dalam sehari dengan pola spike.
O 3empertahankan indeks ke"urigaan yang tinggi pada setiap pasien yang menunjukkan
gejala malaria dan memiliki riwayat perjalanan ke daerah'daerah endemik untuk kemungkinanmenderitaamalaria.
Ogejala umum yang kadang kadang mun"ul adalah sebagai berikut$aaaaaaaaaaaaaaaa
oAnore:iaadanalethargis o3ual'dan'muntah
o1iare
oSakit'kepala
o5aundi"e'(ikterik)
4emeriksaan'Kisik
O tanda'tanda fisik yang mungkin dapat ditemukan pada infeksi malaria meliputi$
o8akikardia o1emam
oIipotensi
o8anda'tanda'anemia
oSplenomegali
oikterus
4enyebab
O 3alaria paling sering disebabkan oleh gigitan nyamuk spesies Anopheles betina yang terinfeksi
dengan spesies protooa genus 4lasmodium. spesies yang paling umum yang bisa menginfeksimanusia adalah sebagai berikut$aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
o 4 9i9a:$ 5ika jenis infeksi infeks ini tidak diobati, biasanya gejala berlangsung selama '-
bulan dengan frekuensi dan intensitas gejala paro:ysms semakin berkurang. 4asien yang terinfeksi
parasit 4.9i9a: , * mengalami relaps dalam beberapa minggu sampai tahun setelah penyakit awal.
Ruptur limpa dapat dikaitkan dengan infeksi 4 9i9a: sekunder dengan splenomegali yang dihasilkan
dari penyerapan R!C. 4 9i9a: hanya menginfeksi sel darah merah yang immature, menyebabkan
parasitemia'terbatas.
&;
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
9/14
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
10/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
P Iepatitis
P Iipotermia
P
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
11/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
!agaimanapun, sentrifugasi mikrohematokrit tidak bisa mengidentifikasi jenis
plasmodiumnya. Mntuk mengidentifikasi spesiesnya, harus diperiksa apusan
darah tepinyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .
O Apusan tebal dan tipis darah tepi dengan pewarnaan #iemsa
o apusan ini merupakan "riteria standar untuk deteksi malaria dan harus
dikirim ke laboratorium segera, karena malaria adalah infeksi yang berpotensi
mengan"am nyawa, juga karena men"egah terjadinya auto fiksasi.
o 0etika memba"a apusan, harus diperiksa **'-** ladang pandang yang
telah diolesi minyak imersi (atau harus lebih banyak lapang pandang yang harus
diperiksa jika pasien telah mengkonsumsi obat profilaksis sebelumnya, karena
hal ini untuk sementara dapat menurunkan parasitemia).
o Satu apusan dengan hasil negatif tidak menyingkirkan malaria sebagai
diagnosis& apusan harus diulang setelah periode - jam (minimal - kali
pengujian dengan hasil negatif,diagnosis malaria baru boleh disingkirkan..O pewarna Kluores"ent / tes indikator ultra9iolet$ !eberapa pewarna yang
berbeda memungkinkan hasil laboratorium bisa diperoleh lebih "epat. 3etode ini
memerlukan penggunaan mikroskop fluores"ent (metode Q!C EE Sistem,
!e"ton'1i"kinsons 0uantitatif !uffy Coat Q!CT). Kluores"ent / tes ultra9iolet
ini tidak menghasilkan informasi spesies plasmodiumnya ( tidak spesifik, namun
sensitifitasnya tinggi ).aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
O 4CR
o 4olymerase reaksi berantai (4CR) adalah tes yang sangat spesifik dan
sensitif untuk menentukan apakah spesies 4lasmodium yang hadir dalam darah
dari seorang indi9idu yang terinfeksi. 4CR biasanya tidak tersedia dalam situasiklinis'yang'ada.
o 4CR juga sangat efektif dalam mendeteksi spesies 4lasmodium hadir
pada pasien dengan parasit serendah %* parasit / m< darah.
O
Rapid tes diagnostik (R18s) "ontoh termasuk uji 4ara Sight'K (!e"ton
1i"kinson Ad9an"ed 1iagnosti"s), EC8 3alaria 4f / 49 (!ina: En"), Jptimal
p
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
12/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
o !eberapa R18s mungkin dapat mendeteksi 4 fal"iparum parasit yang
berada di bawah ambang batas identifikasi spesies yang dapat dideteksi dengan
mikroskop.
o R18 tidak efektif ketika tingkat parasit di bawah %** parasit / m< darah,
dan uji ini terkadang memberikan hasil negatif palsu pada mereka dengan
parasitemia derajat tinggi. Mntuk alasan ini, selalu pastikan hasil tes R18 dengan
jenis kedua tes skrining bila memungkinkan.
o 1alam sebuah penelitian, penggunaan R18s sebagai diagnosis laboratoris
lebih baik daripada mikroskop dalam kondisi rutin. 1ari penelitian tersebut
didapatkan bahwa R18 memiliki nilai sensitifitas H%, (H "onfiden"e inter9al
CET, D*,D'%**) sensitif dan nilai spesifik H, (H CE, H,D'%**). Sementara
3ikroskop nilai sensitifitasnya adalah , (H CE, --,'%,H) sensitif dan
nilai spesifisitasnya (H CE, ,H'D,). T
a. Da
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
13/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
D. Centers for 1isease Control and 4re9ention. Atlanta, #A$ 1IIS& **H. 3alaria and 8ra9elers.
A9ailable at http$//www."d".go9/malaria/tra9el/inde:.htm.
H. !ledsoe #I. 3alaria primer for "lini"ians in the Mnited States. !out" Med J . 1e"
**&HD(%)$%%H'*& Lui %*, %-*. 3edlineT.
%*. !us"h 34, 0leinman SI, 7emo #5. Current and emerging infe"tious risks of blood
transfusions. JAMA. Keb **-&DH(D)$HH'. 3edlineT.
%%. Carter R, 3endis 07. N9olutionary and histori"al aspe"ts of the burden of malaria. Clin Microbiol Re#. J"t **&%()$'H. 3edlineT.
%. Centers for 1isease Control and 4re9ention. 8he Empa"t of 3alaria, a
-
8/16/2019 refleksi kasus malaria.doc
14/14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
REFLEKSI KASUS UPD
=ogyakarta, %* 3ei *%%
Dokter Pembimbing"
Dr. 2oegroho" p.PD
&'-