refraktometer abbe tenny
DESCRIPTION
lapak ABETRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR FISIKA EKPERIMEN 1-B
MODUL 3
REFRAKTOMETER ABBE
Nama : TENNY OCTAVIANI
NPM : 140310080040
Nama Partner : Evan Mulyana
NPM Partner : 140310080054
Hari / Tanggal : Senin / 15 dan 22Maret 2010
Waktu : 10.00 - 12.00 WIB
Assisten : Hanafi
LABORATORIUM FISIKA MENENGAH
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
1
NILAI
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 3
REFRAKTOMETER ABBE
Nama : TENNY OCTAVIANI
NPM : 140310080040
Nama Partner : Evan Mulyana
NPM Partner : 140310080054
Hari / Tanggal : Senin / 15 dan 22Maret 2010
Waktu : 10.00 - 12.00 WIB
Assisten : Hanafi
Jatinangor, 29 Maret 2010
Asisten
Asist
2
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN 1-B
MODUL-3
TENNY OCTAVIANI (140310080040)
Jurusan Fisika,FMIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 28 Maret 2010
ABSTRAK
Refraktometer berasal dari kata refraksi yang berarti indeks dan meter
yang berarti pengukur. Jadi Refraktometer ABBE adalah alat pengukur indeks
bias suatu zat cair yang mempunyai indeks bias antara 1,3 sampai 1,7. Prinsip
kerja ini didasarkan pada sifat sudut kritis. Pengukuran indeks bias penting
untuk:
- Menilai sifat dan kemurnian suatu medium salah satunya berupa cairan.
- Mengetahui konsentrasi larutan-larutan.
- Mengetahui nilai perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair.
- Mengetahui kadar zat yang diekstrasikan dalam pelarut.
Berdasarkan arti fisisnya, indeks bias adalah kemampuan cahaya merambat
dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun dari zat tersebut.
Refraktometer ABBE ini terdiri dari sebuah teleskop, dua prisma pembias,
dua prisma amici dan cermin. Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari
prinsip kerja alat Refraktometer ABBE, mengukur indeks bias cairan (minyak dan
air suling), mengetahui pengaruh suhu terhadap indeks bias, serta menentukan
dispersi nf-nc.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengalami
pembiasan (refraksi). Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan
rambat cahaya. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat
melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
3
Ketika suatu gelombang mengenai bidang batas antar dua medium, maka
gelombang akan dibiaskan. Kedua medium tersebut memiliki indeks bias,
dimana indeks bias merupakan kemampuan suatu medium untuk
membelokkan cahaya.
1.2. Identifikasi Masalah
Dalam percobaan ini kita akan menentukkan indeks bias suatu zat cair
(minyak dan air suling) dimana kita akan menggunakan alat yang dinamakan
refraktometer ABBE. Kita akan mengamati pengaruh suhu terhadap indeks
bias dari zat cair tersebut. Sehingga kita dapat mengetahui indeks bias suatu
zat cair pada suhu kamar.
1.3. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari prinsip kerja alat Refraktometer ABBE.
2. Mengukur indeks bias suatu cairan.
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap indeks bias.
4. Menentukan dispersi nf – nc.
1.4. Metoda Percobaan
Refraktometer terdiri dari sebuah teleskop dengan dua prisma pembias
dimana cairan akan diteteskan diantara dua prisma tersebut, cahaya yang
datang akan dipantulkan oleh cermin datar kemudian akan menuju prisma
pembias pertama. Sinar pantul dari prisma pembias pertama tersebut akan
menjadi sinar datang yang baru bagi prisma pembias kedua yang kemudian
akan dipantulkan kembali ke prisma amici pertama dan kedua. Selanjutnya
sinar yang keluar dari prisma amici kedua akan diterima oleh teleskop,
sehingga kita dapat melihat harga indeks bias zat cair tersebut.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Tujuan Percobaan
4
1.4. Metode Percobaan
1.5. Sistematika Penulisan
1.6. Waktu dan Tempat Percobaan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Metodologi Percobaan
3.1. Alat-Alat Percobaan
3.2. Prosedur Percobaan
BAB IV Data dan Pembahasan
BAB V Kesimpulan
1.6. Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan kali ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2010 dan 22 Maret
2010 dari pukul 10.00 – 12.00 WIB. Pelaksanaan percobaan ini di
Laboratorium Fisika Menengah, Jurusan Fisika, FMIPA UNPAD.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya.
Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium
yang berbeda kerapatan optiknya.
Untuk pembiasan diperlukan syarat-syarat, misalnya:
1. Cahaya yang datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
2. Cahaya yang datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.
Dalam pembiasan berlaku Hukum Snellius:
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada bidang datar,
2. Hasil bagi antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan
bilangan tetap dan disebut indeks bias.
5
i
r
Sudutbias
Sinarbias
Sudutdatang
Sinardatang
Garis normal
Bidang batas
Sudut deviasi= (i-r)
Pembiasan cahaya
Medium 1
Medium 2
Indeks bias
Berdasarkan arti fisisnya, indeks bias adalah kemampuan cahaya
merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun dari zat
tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan matematis, indeks bias adalah
perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) terhadap cepat rambat
cahaya di medium tersebut (v). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut
n= cv
Sedangkan indeks bias relatif adalah perbandingan laju cahaya dalam satu
medium terhadap laju cahaya dalam medium selanjutnya. Apabila dilihat dari
Hukum Snellius dan gambar diatas, kita dapat menentukan indeks bias suatu
bahan yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n1 sin θ1=n2 sin θ2
Prinsip kerja Refraktometer ABBE
6
Refraktometer ABBE
Refraktometer merupakan alat untuk menentukkan indeks bias suatu
medium. Sedangkan Refraktometer ABBE merupakan alat pengukur indeks bias
suatu zat cair yang mempunyai indeks bias antara 1,3 dan 1,7.
Prinsip kerja alat ini berdasarkan sudut kritis, dimana sudut kritis diantara
dua medium adalah sudut datang sinar dari medium lebih rapat ke medium kurang
rapat yang menghasilkan sudut bias sama dengan 90.
Dari gambar skema refraktometer ABBE tersebut dapat kita ketahui
bagian dari refraktometer tersebut. Refraktometer ABBE ini terdiri dari sebuah
teleskop, dua prisma pembias P dan P’ dimana zat cair yang akan diukur indeks
biasnya diletakkan antara kedua prisma ini, dua prisma amici K1 dan K2, dan
cermin datar sebagai pemantul. System prisma K1 dan K2 terdiri dari masing-
masing dari tiga prisma yang ditempelkan. System ini dinamakan kompensator
7
yang berfungsi untuk menjadikan sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik
sebagai sumber cahaya.
Cahaya kuning yang datang dari lampu natrium akan dipantulkan oleh
cermin datar kemudian akan menuju prisma pembias pertama. Sinar pantul dari
prisma pembias pertama tersebut akan menjadi sinar datang yang baru bagi
prisma pembias kedua yang kemudian akan dipantulkan kembali ke prisma amici
pertama dan kedua. Selanjutnya sinar yang keluar dari prisma amici kedua akan
diterima oleh teleskop, sehingga kita dapat menentukkan harga indeks bias zat
cair tersebut.
Dalam percobaan ini kita akan melihat garis batas antar gelap dan terang.
Dengan mengubah-ngubah kompensator sehingga garis batas dan gelap terlihat
jelas dan tidak terdapat warna lagi, dengan garis batas gelap dan terang yang
sangat jelas ini kita dapat menentukkan indeks bias dari zat cair yang ingin kita
ketahui dengan melihat skala yang terdapat pada refraktometer.
Mengukur indeks bias
Apabila suatu bahan dengan indeks bias n ditempatkan pada gelas prisma
yang indeks biasnya ng dan sudut biasnya A, dengan sudut prisma A sebesar 62.
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat gambar di bawah ini:
Dari Hukum Snellius: nu sin = ng sin dimana nu = n udara = 1
sin = ng sin
Dengan menggunakan perhitungan geometri:
A + =180 A = r +
+ r + = 180 = A – r
adalah sudut kritis, dimana n < ng sehingga = 90
n sin 90 = ng sin
n = ng sin
8
n = ng sin (A - r)
n = ng sin A cos r - ng cos A sin r cos r = (1 – sin2r)1/2
n = ng sin A (1- Sin 2 r)1/2 – cos A sin i ng sin r = sin i
n = Sin A √ng2−sin2 i+cos A sin i
Polarisasi pada dielektrik
Suatu bahan dielektrik dengan konstanta ε bila berada pada medan listrik E
maka terjadi polarisasi dalam bahan. Polarisasi (P) pada satu partikel dalam bahan
adalah :
P = α E ; α = Polarizabilitas
Maka bila ada N partikel dalam polarisasi total adalah :
P = N P = N α E
Karena terjadi polarisasi maka terjadi pengeluaran partikel-partikel dalam bahan
(D), yaitu :
D = ε E
ε E = εo E + P εo = konstanta dielektrik pada vakum
ε E = εo E + N α E
ε = εo + N
εε0
=1+ Nαε0 (*)
Polarisasi pada bahan dielektrik menyebabkan displacement pada muatan-
muatannya. Hal ini disebabkan oleh adanya medan listrik luar E.
9
E = Eo exp I {ωt – kx} dengan i = √−1
Dari persamaan gerak muatan didapatkan :
d2 ydt 2
= eEm ;e = muatan ( 1,6 X 10-19) (1)
d2 ydt2
=eEo
mexp( iωt )
∫ dy=∫eEo
m1iωt
dt
y=eEo
I 2mωexp( iωt )
(2)
Polarizabilitas dari didefinisikan sebagai momen dipol per unit medan E
α = (e y) / t (3)
Substitusi (2) ke (3) didapat :
Α = - e2 / (mω2) (4)
Substitusi persamaan (4) ke persamaan (*), sehingga didapat :
n2=1− Ne2
εomϖ2
Dengan mengetahui bahwa
N o
N= M
ρ maka :
n2=1−No e2 ρ
Mεo mϖ2
dengan : m = massa muatan bebas
ω = frekuensi gerak muatan
refraktifitas molekular rm diberikan :
rm=n2−1n1−2
M r
ρ
dan refraksi spesifik :
rs=n2−1n2−2
1ρ
Dari persamaan tersebut diatas dapat diketahui bahwa indeks bias akan
bergantung pada temperatur.
10
Penentuan Dispersi nf - nc
Dengan mencatat pembacaan skala d dan kompensator, dapat digunakan
untuk menentukan dispersi suatu zat yaitu selisih indeks bias garis korona dan
garis flinta dari hydrogen (nf-nc) . Selain dengan grafik, dapat pula ditentukan
dengan rumus empiris : n f−nc=Ad3+Bd2+Cd+D
Harga-harga A, B, C, dan D dapat dilihat dalam table berikut :
Koefisien Air Minyak
A 0,000000431 0,000000385
B - 0,000038789 - 0,000034480
C 0,000087686 0,000083965
D 0,046535811 0,043503590
Koreksi
Temperatur prisma dalam refraktormeter tidak sama, maka perlu adanya
koreksi untuk harga-harga nd dengan persamaan :
nd kor = nd + R 10-5
dengan :
R=29 ,5 D(T 1−20)+0 ,094 ( 0 ,04525D
−nd )(T2−20 )d
Dimana :
nd kor = indeks bias hasil koreksi
nd = indeks bias yang dikoreksi
R 10-5 = nilai koreksi
D = Konstanta yang terdapat pada persamaan penentuan
dispersi
T1 = temperatur prisma Refraktometer ABBE
T2 = temperatur prisma kompensator
11
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
1. Refraktometer ABBE beserta grafik nf-nc
Refraktometer ABBE berfungsi sebagai alat untuk mengukur indeks bias
suatu zat cair.
Grafik nf-nc berfungsi sebagai acuan untuk menentukan nilai nf-nc setelah
diketahui harga drumer (d) dan indeks biasnya (nd).
2. Lampu natrium beserta power supply 110 V.
Berfungsi sebagai sumber cahaya dan sumber tegangan untuk menyalakan
lampu.
3. Bejana air beserta pompa, pemanas dan pipa-pipa penghubung
Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai sarana percobaan.
4. Termometer
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur suhu.
5. Minyak dan air
Berfungsi sebagai zat cair yang akan diukur indeks biasnya.
3.2 Prosedur Percobaan
A. Persiapan
1. Menyalakan lampu natrium dengan menggunakan sumber tegangan 110V,
menunggu selama 5 menit.
2. Memasang termometer pada refraktometer.
3. Menghubungkan pipa-pipa pada Refraktometer ABBE (seperti pada
gambar dibawah). Pipa dari pompa dihubungkan pada lubang masukan
pada Refraktometer ABBE. Lubang 3 dan 4 dihubungkan dengan pipa ke
bejana. Memasang termometer pada Refraktometer ABBE.
12
B. Pengambilan Data
a. Menentukan indeks bias minyak pada suhu kamar
1. Membuka prisma dengan hati-hati, kemudian meneteskan satu tetes
minyak diatas prisma. Menutup dan menguncikan hingga teguh.
2. Mengatur cermin pemantul cahaya agar garis silang terlihat dengan jelas.
3. Mengatur tombol kompensator sehingga tampak batas terang dan gelap
terletak pada perpotongan garis silang.
4. Mengatur tombol alhidad sehingga batas bayangan terang dan gelap
terletak pada perpotongan garis silang.
5. Mencatat skala yang terlihat pada kaca benggala yang menunjukkan harga
indeks bias minyak (nd) dan skala yang terlihat pada kompensator yang
menunjukkan harga drumer (d).
6. Mencatat suhu ruangan dan suhu refraktometer.
7. Menentukan nilai nf-nc dengan bantuan grafik.
b. Menentukan indeks bias air suling pada berbagai suhu
1. Mengeringkan minyak pada prisma dengan tisu halus, hati-hati jangan
terlalu keras. Meneteskan satu tetes air suling pada prisma tersebut.
2. Menutup kembali prisma tersebut.
3. Menyalakan heater dan pompa.
4. Pada suhu 25C melakukan percobaan 2 s/d 5 pada prosedur a. Mengamati
suhu input dan outputnya.
5. Melakukan percobaan 4 untuk variasi suhu antara 25oC s.d. 60oC.
6. Menentukan nilai nf-nc pada masing-masing variasi suhu.
13
BAB IV
DATA dan ANALISA
4.1 Data Percobaan
A. Pengukuran indeks bias minyak pada suhu kamar.
T-air = 280C ; T-refraktometer = 280C
nd d nf-nc
1,461 56 0,018
1,461 55 0,0182
1,461 53 0,015
1,462 57 0,017
1,462 54 0,018
B. Pengukuran indeks bias air suling pada berbagai suhu.
14
nd d T1 T2 nf-nc
1,322 58 28 28,5 0,0185
1,331 57 32 32,5 0,0186
1,333 56 36 36,5 0,0185
1,333 59 40 40,5 0,0186
1,329 58 44 44,5 0,0187
1,329 57 48 48,5 0,0188
1,328 54 52 52,5 0,0183
1,327 51 56 56,5 0,0181
1,326 55 60 60,5 0,0184
4.2 Pengolahan Data
1. Menghitung nilai terbaik indeks bias minyak pada suhu kamar
nd=∑i=1
n
nd i
n.
nd=1. 461+1. 461+1 .461+1. 462+1 . 4625
=1.4614
2. Menghitung indeks bias koreksi dan menghitung besarnya kesalahan relatif.
Dengan menggunakan rumus :
nd koreksi = nd + R x10−5
R = 29 . 5 D ∗( T 1 − 20 ) + 0 . 094 [0 . 04525D
− nd ] ( T 2 − 20 ) d
dengan D = 0 . 043503590
Dengan mensubtitusikan data dan hasil – hasil ke dalam rumus di atas
maka di dapatkan hasil dalam table berikut ini:
nd d T1 T2 nf-nc R nd koreksi
1,461 56 28 28 0,018 -7,45624 1,460925438
1,461 55 28 28 0,0182 -7,13976 1,460928602
1,461 53 28 28 0,015 -6,50679 1,460934932
1,462 57 28 28 0,017 -7,81559 1,461921844
1,462 54 28 28 0,018 -6,86388 1,461931361
Menghitung KSR dengan membandingkan nd koreksi dengan nd
percobaan
KSR = |ndkoreksi−ndpercobaan
ndkoreksi|x 100 %
Dengan menggunakan rumus diatas maka dipatkan KSR perbandingan nd
koreksi dengan nd percobaan sebesar:
nd T1 T2 n dkor KSR (%)
1,461 28 28 1,460925438 0,005103778
1,461 28 28 1,460928602 0,004887135
15
1,461 28 28 1,460934932 0,004453852
1,462 28 28 1,461921844 0,005346104
1,462 28 28 1,461931361 0,004695076
3. Menghitung nilai nf –nc minyak berdasarkan teori dan menbandingkan dengan
hasil percobaan.
Dengan Rumus : n f − nc = A d3 + B d2 + C d + D
Maka didapat hasil:
d A B C D nf-nc teori
56 0,000000358 -0,00003448 0,000083965 0,04350359 0,002946878
55 0,000000358 -0,00003448 0,000083965 0,04350359 0,003381915
53 0,000000358 -0,00003448 0,000083965 0,04350359 0,004397381
57 0,000000358 -0,00003448 0,000083965 0,04350359 0,002563169
54 0,000000358 -0,00003448 0,000083965 0,04350359 0,003866132
4. Membuat grafik indeks bias air terhadap suhu dan membuat persamaan
grafiknya
25 30 35 40 45 50 55 60 651.3231.3241.3251.3261.3271.3281.329
1.331.3311.3321.333
f(x) = − 0.000170833333333334 x + 1.33662777777778R² = 0.969807692307702
Grafik indeks bias terhadap suhu
Series2Linear (Series2)
suhu (oC)
inde
ks b
ias n
16
5. Menghitung besarnya nd koreksi beserta KSRnya untuk nd air suling pada
setiap variasi suhu
Dengan rumus :
nd koreksi = nd + R x10−5
R = 29 . 5 D ∗( T 1 − 20 ) + 0 . 094 [0 . 04525D
− nd ] ( T 2 − 20 ) d
dengan D = 0 , 046536
Dengan mensubtitusikan data dan hasil – hasil ke dalam rumus di atas
maka di dapatkan hasil dalam table berikut ini:
nd d T1 T2 r nd koreksi
1,332 58 28 28,5 -5,68355 1,328610165
1,331 57 32 32,5 -7,54561 1,328591544
1,33 56 36 36,5 -9,09746 1,328576025
1,33 59 40 40,5 -13,204 1,32853496
1,329 58 44 44,5 -14,6892 1,328520108
1,329 57 48 48,5 -16,02 1,3285068
1,328 54 52 52,5 -14,7386 1,328519614
1,327 51 56 56,5 -12,6326 1,328540674
1,326 55 60 60,5 -19,1327 1,328475673
Menghitung KSR dengan membandingkan nd koreksi dengan nd percobaan
KSR = |ndkoreksi−ndpercobaan
ndkoreksi| x 100 %
Dengan mensubtitusikan data dan hasil – hasil ke dalam rumus di atas maka di
dapatkan hasil dalam table berikut ini:
nd T1 T2 nd koreksi KSR (%)
1,332 28 28,5 1,328610165 0,255141469
1,331 32 32,5 1,328591544 0,181278894
1,33 36 36,5 1,328576025 0,107180512
1,33 40 40,5 1,32853496 0,110274828
1,329 44 44,5 1,328520108 0,036122312
1,329 48 48,5 1,3285068 0,03712437
1,328 52 52,5 1,328519614 0,03911228
17
1,327 56 56,5 1,328540674 0,11596741
1,326 60 60,5 1,328475673 0,18635442
6. Menghitung nf-nc untuk setiap variasi suhu dan membandingkannya dengan
hasil percobaannya.
Dengan Rumus : n f − nc = A d3 + B d2 + C d + D
Maka didapat hasil:
d A B C D nf-nc teori
58 0.000000431 -0.000038789
0.00008768
6 0,046535811 0,005258951
57 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005355876
56 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005522643
59 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005234454
58 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005258951
57 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005355876
54 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,006055359
51 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,007313598
55 0.000000431
-0.000038789 0.00008768
6 0,046535811 0,005756666
4.3 Analisa
18
Analisa data
Dari praktikum yang bertujuan mengetahui prinsip kerja refraktometer
ABBE dan menentukan indeks bias suatu cairan (minyak dan air suling) diperoleh
data hasil percobaan. Dari hasil pengamatan diperoleh harga indeks bias (nd)
dan harga drummer (d).
Dari data percobaan diperoleh harga indeks bias minyak terbaik sebesar
1,4614 dan indeks bias koreksi sebesar 1,461328436 dengan tingkat kesalahan
KSR= 0,004897189 %. Percobaan ini memiliki tingkat kesalahan yang kecil,
sehingga harga indeks bias minyak mendekati harga indeks bias yang sebenarnya.
Sedangkan dari percobaan diperoleh harga indeks bias air untuk tiap
kenaikan suhu. Harga indeks bias air menurun seiring dengan kenaikan suhu hal
ini dikarenakan pada saat dipanaskan, partikel-partikel air bergerak lebih cepat
dan cepat rambat gelombangpun meningkat. Berdasarkan persamaaan n= c
v ,
cepat rambat berbanding terbalik dengan indeks bias nya. Sehingga indeks bias air
menurun pada saat suhu dipanaskan. Walaupun penurunan indeks bias tidak
terlalu signifikan.
Jika dirata-ratakan diperoleh indeks bias air terbaik sebesar 1,329111 dan
indeks bias air koreksi 1,328541729 dengan tingkat kesalahan 0,042854252 %.
Untuk menentukan besarnya dispersi nf-nc maka digunakan grafik nf-nc.
Dengan menarik nilai indeks bias (nd) dan drumer (d), maka didapatkan nilai
dispersi nf-nc nya. Dari tabel data percobaan menentukan indeks bias air dapat
dilihat nilai nf-nc turun naik seiring naiknya suhu air. Seharusnya nilai nf-nc
menurun seiring dengan kenaikan suhu. Hal ini terjadi karena kesalahan praktikan
dalam membaca nilai drumer dan nilai indeks bias pada saat percobaan. Dan juga
disebabkan waktu melakukan pengukuran indeks bias air suling diperkirakan
minyaknya masih menempel, sehingga air dan minyak bercampur. Jadi nilai
indeks bias air suling yang terukur dipengaruhi juga oleh minyak yang tertinggal
di prisma tadi.
Dari hasil percobaan air memiliki indeks bias yang lebih kecil daripada
minyak. Karena cepat rambat cahaya di air lebih besar daripada di minyak.
Analisa grafik
19
Dari hasil perhitungan dapat kita ketahui persamaan grafik berdasarkan
metoda least square yaitu:
Y = - 0,0002X + 1,3366
nd T
Dari persamaan tersebut kita dapat mengetahui titik potong sehingga dapat kita
gambarkan grafiknya.
Grafik di atas menunjukan pengaruh suhu terhadap indeks air suling. Dari bentuk
grafik yang didapat, grafik tersebut menurun. Harga indeks bias air suling
menurun seiring dengan kenaikan suhu. hal ini dikarenakan pada saat dipanaskan,
partikel-partikel air bergerak lebih cepat dan cepat rambat gelombangpun
meningkat. Berdasarkan persamaaan n= c
v , cepat rambat berbanding terbalik
dengan indeks bias nya.
BAB V
KESIMPULAN
Refraktometer berasal dari kata refraksi yang berarti indeks dan meter
yang berarti pengukur. Jadi Refraktometer ABBE adalah alat pengukur
indeks bias suatu zat cair yang mempunyai indeks bias antara 1,3 sampai
1,7. Prinsip kerja ini didasarkan pada sifat sudut kritis.
Indeks bias minyak pada suhu kamar adalah 1.4614, sedangkan indeks
bias air pada suhu kamar 1.332. Sehingga n air < n minyak.
Indeks bias akan semakin kecil seiring dengan kenaikan suhu.
Nilai dispersi nf-nc ditentukan dengan menggunakan grafik nf-nc.
Dengan mencatat pembacaan skala d dan kompensator, dapat digunakan
untuk menentukan dispersi suatu zat yaitu selisih indeks bias garis korona
dan garis flinta dari hydrogen (nf-nc) . Selain dengan grafik, dapat pula
ditentukan dengan rumus empiris : n f−nc=Ad3+Bd2+Cd+D
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Halliday, Resnick, Fisika Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.
2. Sutrisno, Seri Fisika Dasar Edisi Gelombang dan Optik, Penerbit ITB,
Bandung 1979.
3. Sears, Zemansky, Fisika untuk Universitas III (Optika dan Fisika Modern),
Penerbit Bina Cipta, Bandung, 1987.
21