refrat dph kgp

18
PENDAHULUAN Kesehatan mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas lehidupam, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan percaya diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kinerja seseorang. Kesehatan mulut tidak sepenuhnya bergantung pada perilaku seseorang. Banyak cara untuk dapat mengurangi dan mencegah penyakit gigi dan mulut dengan berbagai pendekatan yang meliputi pencegahan yang dimulai dari masyarakat, perawatan oleh diri sendiri dan perawatan oleh tenaga professional. Penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan adalah karies gigi dan penyakit jaringan periodontal. Kedokteran gigi pencegahan dapat mengurangi akibat-akibat yang terjadi karena kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kerusakan maupun penyakit di rongga mulut. Melalui kedokteran gigi pencegahan, kita dapat mengurangi keadaan tersebut. 1 KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN 1

Upload: nissadhania

Post on 11-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kedokteran gigi pencegahan

TRANSCRIPT

Page 1: refrat dph KGP

PENDAHULUAN

Kesehatan mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum dan

sangat mempengaruhi kualitas lehidupam, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan percaya

diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kinerja seseorang. Kesehatan mulut tidak

sepenuhnya bergantung pada perilaku seseorang. Banyak cara untuk dapat mengurangi dan

mencegah penyakit gigi dan mulut dengan berbagai pendekatan yang meliputi pencegahan yang

dimulai dari masyarakat, perawatan oleh diri sendiri dan perawatan oleh tenaga professional.

Penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan adalah karies gigi dan penyakit jaringan

periodontal. Kedokteran gigi pencegahan dapat mengurangi akibat-akibat yang terjadi karena

kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kerusakan maupun penyakit di rongga mulut. Melalui

kedokteran gigi pencegahan, kita dapat mengurangi keadaan tersebut.1

KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

Definisi

Kedokteran Gigi Pencegahan adalah cabang kedokteran gigi yang berkaitan dengan

pelestarian kesehatan gigi untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi di masyarakat dan

pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu melibatkan prosedur gigi, bahan dan program yang

mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut atau menghambat perkembangan lebih lanjut.

Tidak hanya meliputi individu, tetapi seluruh masyarakat. Dibutuhkan kemampuan untuk upaya

terorganisasi di masyarakat dalam upaya proteksi spesifik dna promosi kesehatan gigi dan mulut,

1

Page 2: refrat dph KGP

pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut keluarga,

komunitas dan penduduk di suatu wilayah.2

Pencegahan adalah filsafat praktek berdasarkan perspektif yang berfokus pada menjaga

kesehatan daripada mengobati penyakit. Dengan tujuan yaitu memberikan pedoman bagi praktek

klinis dalam korelasi dengan filosofi kedokteran gigi pencegahan urutan prosedural yang

disarankan yang dianggap sebagai dasar perencanaan pengobatan. Standadisasi protokol

manajemen risiko perlu ditegakkan untuk membantu keberhasilan perawatan. Protokol

perawatan tersebut dimaksudkan untuk membantu menegakkan pemilihan perawatan dimulai

dari menentukan diagnosis, manajemen, dan perawatan yang akan dilakukan, termasuk beberapa

penyakit seperti karies gigi, penyakit periodontal dan kanker didalam rongga mulut. 2,3

Metodologi modern untuk pencegahan penyakit mulut termasuk mengidentifikasi resiko

perkembangan penyakit yang memiliki kemungkinan untuk menjadi semakin parah. Ini dapat

dilihat berdasarkan demografik, gaya hidup, dan indikator lainnya yang dapat terkait terhadap

penyakit seperti karies gigi, penyakit periodontal dan kanker didalam rongga mulut.3

Sejarah

Profesor Winslow membuat definisi Kesehatan Masyarakat untuk memberikan arah dan

tujuan perkembangannya dalam dunia kedokteran sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat

dan tuntutan zaman. Public Health atau Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni untuk

mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan cara

mengorganisasi kekuatan pada masyarakat yang sering disebut sebagai Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan atau disebut Public Health and Preventive Medicine.4

2

Page 3: refrat dph KGP

Sejarah membuktikan, bahwa semenjak dilakukan pelaksanaan program kedokteran gigi

pencegahan (preventive dentistry) kepada masyarakat secara luas, terutama di negara – negara

maju, telah dapat menurunkan prevalensi dan insidensi penyakit karies gigi secara nyata.

Kecenderungan penurunan angka kesakitan penyakit gigi ini tentu saja menggembirakan, karena

menunjukkan bukti keberhasilan program preventive dentistry. Keberhasilan tersebut juga

ditunjang oleh pesatnya penelitian – penelitian ilmiah, kemajuan – kemajuan teknologi dan

pengertian yang lebih baik mengenai proses penyakit. Namun di sisi lain, perkembangan

preventive dentistry yang sangat pesat ini telah menimbulkan dilema di beberapa negara maju,

yaitu masalah ketenagakerjaan, karena ketidakseimbangan antara jumlah tenaga profesi yang

melimpah dan rendahnya angak kesakitan, disamping adanya dampak negatif lainnya.5

Setelah perang dunia II, kedokteran gigi ditandai dengan karakteristik meningkatnya ilmu

– ilmu dasar preventive dentistry. Salah satu faktor pendorongnya adalah terjadinya endemik

karies gigi hampir di seluruh dunia, terutama Eropa, dan tidak tercukupinya tenaga profesional

untuk menanggulanginya dengan cara – cara konvensional. Semenjak itu, penelitian – penelitian

dalam bidang preventive dentistry mulai dikembangkan, seiring dengan kemajuan iptek yang

sangat pesat.5

Salah satu tonggak sejarah preventive dentistry yang paling penting adalah dimulainya

fluoridasi air minum pada tahun 1945 di 4 kota besar di Amerika. Hasil fluoridasi air minum ini

ternyata telah menurunkan prevalensi karies gigi pada anak – anak sampai separuhnya dan

berlangsung dengan aman dan murah. Semenjak itu, fluoridasi air minum telah menyebar ke

seluruh dunia, sehingga pada tahun 1977, tidak kurang dari 208 juta orang dari 38 negara, telah

menerima fluoridasi air minum.5

3

Page 4: refrat dph KGP

Upaya Pencegahan

Tahapan usaha pencegahan terhadap perjalanan suatu penyakit disebut Level of Prevention.

Pada fase pra-patogenesis, keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan mulai

terganggu, bila dibiarkan saja maka gejala penyakit akan segera timbul dan perlu dilakukan

Tindakan Preventif Primer berupa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik agar orang

tersebut tidak menjadi sakit.4

Pada keadaan usaha yang dilakukan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit dan memasuki

fase patogenesis, dilakukan Tindakan Preventif Sekunder berupa diagnosis dini dan pengobatan

yang adekuat agar penyakit dapat segera sembuh.4

Jika tidak, penyakit akan berjalan kronis, menyebabkan ketidakmampuan dan cacat sehingga

agar dapat bertahan hidup dilakukan Tindakan Preventif Tersier berupa usaha rehabilitasi serta

mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan.4

Level of Prevention:

1. Pencegahan primer

Merupakan usaha dan tindakan preventif yang dilakukan pada fase pra-patogenesis suatu

penyakit dengan menjaga keseimbangan antara agen penyakit, pejamu dan lingkungan agar tetap

dinamis dan tidak terganggu. Pencegahan primer mengacu pada promosi kesehatan, yang

meningkatkan kesehatan dengan demikian mengurangi kemungkinan penyakit, cacat, dan

kematian dini secara spesifik, serta perlindungan khusus terhadap awal penyakit sebelum

perawatan menjadi perlu.2,4

4

Page 5: refrat dph KGP

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder mengacu pada deteksi dan manajemen penyakit pre symptomatic, dan

pencegahan perkembangan gejala penyakit. Pada tindakan preventif sekunder dilakukan tes

skrining, mendeteksi penyakit, mendiagnosis dan mengobati secara dini. Tes skrining yang

ditujukan untuk memisahkan orang – orang yang benar – benar tidak sakit dengan orang – orang

yang dicurigai atau mempunyai risiko tinggi menderita suatu penyakit di masyarakat.4

3. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier mengacu pada pengobatan penyakit symptomatic dalam upaya untuk

mencegah perkembangan yang cacat atau premature kematian. (lebih cenderung berlaku untuk

penyakit kronis, seperti diabetes, yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikelola untuk

mencegah ke kondisi yang lebih serius). Membatasi konsekuensi fisik dan sosial dari gejala

penyakit.4

Protokol Manajemen Terhadap Resiko Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang terdapat di dalam rongga mulut yang memiliki prevalensi

tertinggi diseluruh dunia. Studi menunjukan pada tahun 2005 ditemukan terdapat 90% orang

dewasa terdapat karies gigi pada gigi permanennya, dan 23% tidak mendapatkan pengobatan. 3

5

Page 6: refrat dph KGP

Tabel 1. Protokol Terhadap Manajemen Resiko Dental Karies3

Terapi Preventif:

1) Terapi Preventif: Topikal Fluorida

Beberapa metode untuk pencegahan dan remineralisasi karies termasuk aplikasi fluorida,

klorheksidine (CHX), xylitol dan kasein phosphopeptide amorf kaslium fosfat (CPP-

ACP). Fluorida adalah mineral yang membantu mencegah kerusakan gigi dengan

6

Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi

Terkena Karies Terkena Karies Terkena Karies

1. Oral Hygiene

Instruction

1. Oral Hygiene Instruction 1. Oral Hygiene Instruction

2. Pasta gigi

mengandung

fluorida

2. Pasta gigi mengandung

fluorida

2. Pasta gigi mengandung

fluorida

3. Kontrol karies: 3. Kontrol karies:

*restorasi kavitas karies *restorasi kavitas karies

*aplikasi pit and fissure

sealant

*aplikasi pit and fissure

sealant

Protoko

l

*remineralisasi lesi sebelum

berlubang

*remineralisasi lesi sebelum

berlubang

4.Konsultasi diet sehat 4. Konsultasi diet sehat

5. Obat kumur, aplikasi gel

fluorida

5. Obat kumur, aplikasi gel

fluorida

6. Evaluasi laju saliva

Page 7: refrat dph KGP

meningkatkan remineralisasi, mengkonversi kalsium apatit mineral gigi menjadi

fluorapatit yang membuat email gigi lebih tahan terhadap bakteri asam. Pencegahan

dengan fluorida menjadi terapi andalan untuk pencegahan karies sejak diperkenalkannya

fluoridasi air oleh Grand Rapids, Michigan pada tahun 1945. Fluoride dapat membantu

mengontrol inisiasi dan perkembangan karies. Fluoride tersedia dalam pasta gigi, gel, dan

obat kumur.3

Gambar 1. Fluoride dalam bentuk pasta gigi, gel dan obat kumur7

2) Pit and Fisur Sealant

Sealant memberikan penghalang fisik antara pit dan fisur gigi posterior dan bakteri

kariogenik, sehingga menghentikan lesi yang baru jadi dan mencegah terbentuknya

kavitas. Teknik yang tepat harus diimplementasikan ketika menempatkan sealant untuk

retensi optimal.6

7

Page 8: refrat dph KGP

Gambar 2. Pit and Fissure Sealant8

Pit dan fisur sealants merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fisur gigi yang

bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Sealant berbasis resin yang bertahan lebih

lama dan kuat memiliki kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Pit dan fisur sealant

diindikasikan pada geligi permanen, gigi dengan kekuatan kunyah yang besar, insidensi

karies yang relatif rendah, gigi sudah erupsi sempurna. Tujuannya diberikan sealant

adalah agar terjadi penetrasi bahan ke dalam pit dan fisur dan menutup semua celah serta

berpolimerisasi dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris.9

3) Surface Protection

Surface protection merupakan tindakan melapisi permukaan oklusal gigi dengan

menggunakan bahan tambal yang bersifat adesif seperti glass ionomer cement (GIC)

yang kaya akan fluorida sehingga memiliki sifat anti karies dan mempunyai kemampuan

mengalir (flowable) agar pada email terjadi pematangan dengan terbentuknya ikatan

fluorapatit yang tahan asam. Surface protection diindikasikan untuk gigi yang baru saja

erupsi atau belum erupsi sempurna, gigi dengan beban kunyah relatif ringan atau tidak

besar. Tujuannya yaitu mematangkan permukaan email yang baru saja erupsi, yang masih

banyak mengandung karbonat, melalui ikatan fluorapatit yang tahan asam serta

8

Page 9: refrat dph KGP

melindungi permukaan oklusal gigi yang ada fisur hitamnya yang rawan karies menjadi

ikatan fluorapatit yang tahan asam.9

Protokol Manajemen Terhadap Resiko Penyakit Periodontal

Periodontal merupakan jaringan lunak yang mengelilingi dan mendukung gigi, termasuk gusi,

ligamen periodontal dan tulang.3

Tabel 2. Protokol Terhadap Manajemen Resiko Penyakit Periodontal3

9

Page 10: refrat dph KGP

Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi

Terkena Penyakit Periodontal Terkena Penyakit Periodontal Terkena Penyakit Periodontal

1. Pemeriksaan yang

dilakukan

1. Pemeriksaan yang dilakukan 1. Pemeriksaan yang dilakukan

dokter gigi dan tindakan dokter gigi dan tindakan dokter gigi dan tindakan

Profilaksis Profilaksis profilaksis

2. Pemeriksaan berkala sesuai 2. Dikonsultasikan kepada

keluhan pasien periodontist

Protokol

3.Evaluasi dan mendiskusikan 3. Pemeriksaan berkala sesuai

faktor resiko penyebab keluhan pasien

penyakit periodontal

4. Evaluasi dan mendiskusikan

faktor resiko penyebab

penyakit periodontal

Ringkasan

Kedokteran Gigi Pencegahan adalah cabang kedokteran gigi yang berkaitan dengan

pelestarian kesehatan gigi untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi di masyarakat dan

pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu melibatkan prosedur gigi, bahan dan program yang

mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut atau menghambat perkembangan lebih lanjut.

Tahapan usaha pencegahan terhadap perjalanan suatu penyakit disebut Level of Prevention.

Tindakan Preventif Primer berupa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik agar orang

10

Page 11: refrat dph KGP

tersebut tidak menjadi sakit. Tindakan Preventif Sekunder berupa diagnosa dini dan pengobatan

yang adekuat agar penyakit dapat segera sembuh. Tindakan Preventif Tersier berupa usaha

rehabilitasi serta mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan. Beberapa tindakan preventif yang

sering dilakukan pada kedokteran gigi adalah tindakan preventif terhadap karies gigi dan

penyakit periodontal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Putri MH., Herijulianti E., Nurjannah N. Ilmu Pencegahan penyakit jaringan keras

dan jaringan pendukung gigi. Jakarta : EGC. 2010.

2. Samarrai ES. Prevention of oral disease. Preventive Dentistry 5 th Year-Dental

Students College of Dentistry/University of Baghdad. 2011-2012.

11

Page 12: refrat dph KGP

3. Preventive Dentistry : Oral disease rist management protocol. Federal Bureau of

Prisons. Clinical Practice Guidelines. 2012.

4. Chandra B. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2009.

5. Widyanti N. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dan Edukasi Kesehatan Gigi. Buku

ajar. 2004.

6. Emmerling H. Pit and Fissure Sealants: An Overview. A Peer-Reviewed Publication.

2013.

7. www.oxyfresh.com (diakses pada tanggal 8 september 2015)

8. www.perigigiku.com (diakses pada tanggal 12 september 2015)

9. Herdiyati Y.,Suherna I. Penggunaan fluor pada kedokteran gigi. Universitas

Padjadjaran. Bandung. 2010

12