refreshing monitoring anstesi ( word )
DESCRIPTION
Refreshing Monitoring Anstesi ( Word )TRANSCRIPT
REFRESHINGMONITORING ANASTESI
Pembimbing dr. Santi Sp.An
dr. Dadang Sp.An
Di Susun Oleh Wudy Rowan
Shabrun DjamielWiwit Anhar R
RSUD CIANJUR STASE ANASTESI
LATAR BELAKANG
Pemantauan atau monitoring berasal dari bahasa latin “monere” yang artinya memperingatkan atau
memberi peringatan.
Monitoring adalah segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan memeriksa pasien
dalam anestesi untuk mengetahui keadaan dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan anestesi
dan pembedahan.
Dapat dilakukan dengan panca indera kita yaitu dengan meraba, melihat atau mendengar dan yang
lebih penting serta obyektif dengan alat.
Tujuan utama monitoring anestesi adalah diagnosa adanya permasalahan, perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan, dan evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektivitas dan adanya efek
tambahan.
Monitoring Sistem Kardiovaskuler
NadiMonitoring terhadap nadi merupakan keharusan,
karena gangguan sirkulasi sering terjadi selama anestesi.
Arteri temporalis, arteri radialis, arteri femoralis atau arteri karotis. Makin bradikardi makin menurunkan
curah jantung.
Tekanan darah
Tindakan anestesi umum atau regional adalah indikasi
mutlak untuk dilakukannya pengukuran tekanan darah.
Tetapi dalam kasus pasien dengan kegemukan, pasien
anak, atau pasien syok, akan lebih baik menggunakan
teknik Doppler atau oskilometer.
Pengukuran harus dihindari pada anggota gerak tubuh dengan abnormalitas (misalnya dialysis shunts) atau
dengan jalur intravena.
Pengukuran Tekanan
Darah Secara Non Invasif
•Metode palpasi.
•Metode auskultasi
•Metode Doppler
Pengukuran Tekanan
Darah Secara Invasif
• Kateterisasi arteri
• Kateterisasi vena sentral
Elektrokardiografi Semua pasien yang menjalani anestesi harus selalu dipantau gambaran elektrokardiogramnya. Gambaran EKG menunjukkan aktivitas listrik dari jantung. Selama tindakan anestesi, EKG dipakai untuk pemantauan kejadian disritmia kordis, iskemia miokard, perubahan elektrolit, henti jantung dan aktivitas alat pacu jantung
Banyaknya Perdarahan. Dalam tindakan pembedahan besar,
kehilangan darah menjadi masalah yang penting. Pada anak-anak atau bayi, jumlah
perdarahan sedikit sudah dapat mengakibatkan anemia.
Monitoring Respirasi
Tanpa Alat Dengan inspeksi kita dapat mengawasi pasien secara langsung gerakan dada-perut Untuk oksigenasi warna mukosa bibir, kuku pada ujung jari dan darah pada luka bedah apakah pucat, kebiruan, atau merah muda.
Stetoskop Dengan stetoskop prekordial atau esophageal
dapat didengar suara pernapasan.
Oksimetri Denyut Metode penyerapan gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu (oksimeter) sehingga alat ini digunakan sebagai peralatan standar dalam pemantauan selama anestesi.
KapnometerPengukuran kadar CO2 dalam sirkuit nafas ini berguna untuk menilai ventilasi yang adekuat, deteksi intubasi esofageal, diskoneksi sirkuit nafas atau ventilator, problem sirkulasi dan deteksi hipertermia maligna.
Selama tindakan anestesi, terutama dalam waktu yang lama atau pada bayi dan anak kecil, tempertur pasien harus selalu dipantau. Alat yang digunakan (termistor
atau thermocouple)
Monitoring Suhu Tubuh
Bayi mudah sekali kehilangan panas secara radiasi, konveksi, evaporasi dan konduksi, dengan konsekuensi depresi otot jantung, hipoksia, asidosis, pulih anestesia
lambat.
Monitoring Ginjal
Produksi urin menggambarkan fungsi system urogenital dan secara tidak langsung menunjukkan keadaan curah jantung, volume intravaskuler dan aliran darah ke ginjal.
Indikasi untuk dilakukan pemasangan kateter urin adalah pada pasien dengan penyakit jantung kongestif, gagal ginjal, penyakit hati lanjut, atau pasien syok.
Urin yang keluar dianggap baik apabila volumenya lebih atau sama dengan 0,5 ml/kgBB/jam, dan bila kurang dari jumlah tersebut perlu mendapatkan perhatian.
Monitoring Blokade Neuromuskular
Stimulasi saraf untuk mengetahui apakah relaksasi otot sudah cukup baik atau sebaliknya
setelah selesai anestesia apakah tonus otot sudah kembali normal.
Monitoring Sistem Saraf
Pada saat pasien trauma kepala kita dapat menggunakan "GCS" (GLASGOW COMA SCALE)
Derajat cedera kepala berdasarkan GCSGCS : 14-15 = CKR (cedera kepala ringan)GCS : 9-13 = CKS (cedera kepala sedang)
GCS : 3-8 = CKB (cedera kepala berat)
Interpretasi "GCS" (GLASGOW COMA SCALE)
TINJAUAN PUSTAKA
1. Morgan, G. Edward Jr,. Maged, S. Mikhail, and Murray, Michael J,. 2006. Clinical Anesthesiology, Fourth Edition. United States of America: Appleton & Lange.
2. Miller, Ronald D. 2005. Miller’s Anesthesia, 7th edition. United States of America: Elsevier
3. The Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland. 2007. Recommendations For Standards Of Monitoring During Anaesthesia And Recovery. Available at: http://www.aagbi.org/sites/default/files/standardsofmonitoring07.pdf Accessed On August, 18th 2013.
4. Committee of Origin: Standards and Practice Parameters. 2011. Standards For Basic Anesthetic Monitoring.
Terima Kasih