rega wibiyakto nugroho 1511413069 unnes
DESCRIPTION
Pelatihan Life Skill untuk Kualitas Hidup Anak Jalanan yang Lebih BaikTRANSCRIPT
-
i
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PELATIHAN LIFE SKILL UNTUK KUALITAS HIDUP ANAK JALANAN
YANG LEBIH BAIK
BIDANG KEGIATAN;
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Rega Wibiyakto Nugroho (Ketua) 1511413069
Oki Dwi Sanjaya (Anggota) 1511413056
Purwi Mufidati (Anggota) 1511414060
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
-
ii
-
3
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT. Penulis haturkan atas limpahan
rahmat dan karunia yang diberikan sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan baik.
Penulis karya tulis ini dilakukan dengan studi pustaka yang diintrepretasikan dalam
bentuk paparan aplikasi dalam pembahasannya yang merupakan implementasi dari
permasalahan yang ada dalam masyarakat, kami mengambil judul Rumah Singgah.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan karya tulis ini
tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati ucapan terima kasih yang
tuluspenulis sampaikan kepada Amri Hana Muhammad, S.Psi M.A, yang telah
memberikan bimbingan,arahan,dan masukan dengan segenap kesabaran, keikhlasan, dan
kebiksanaan, serta tidak henti-hentinya memotivasi penulis di sela-sela aktifitas dan
kesibukannya. Tidak terlupakan, ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua
pihak yang ikut membantu dalam meulis karya tulis ini.
Penulis mengharapkan kritik yang saran yang membangun dari semua pihak, yang
akan menjadi bahan masukan untuk penulis karya tulis selanjutnya, sehingga akan lebih baik
lagi. Serta penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Semarang, 24 Maret 2015
Penulis
-
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 4
Ringkasan ............................................................................................................ 5
BAB I. Pendahuluan ........................................................................................... 6
Latar Belakang Masalah ............................................................................ 6
Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
Tujuan ........................................................................................................ 7
Manfaat ...................................................................................................... 7
BAB II. Gagasan ................................................................................................. 8
BAB III. Kesimpulan .......................................................................................... 11
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 13
Lampiran I ................................................................................................. 13
Lampiran II ................................................................................................ 16
Lampiran II ................................................................................................ 17
-
5
RINGKASAN
Anak-anak merupakan aset bagi suatu bangsa, membicarakan tentang anak-anak pasti
juga akan membicarakan tentang pendidikan mereka. Namun masih banyak sekali jumlah
anak-anak jalanan dan terlantar di sekitar kita. Faktor penyebab maraknya anak jalanan,
seperti perceraian orang tua, tidak harmonisnya suatu keluarga, pergaulan, akan tetapi faktor ekonomi yang sangat kuat sehingga anak-anak mencari uang di jalanan.
Banyak anak-anak yang berada di jalan untuk mencari uang, entah sebagai pengamen
, pemulung ataupun pengemis. Masa kanak-kanak seharusnya menjadi masa yang indah bagi
anak itu sendiri, dimana anak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, mendapatkan
pendidikan yang baik dan kehidupan yang layak. Masa dimana anak-anak bermain dengan
teman sebayanya, tanpa harus memikirkan untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal seperti ini tidak dimiliki oleh anak-anak jalanan, anak-anak jalanan harus
berjuang melawan keadaan yang saat ini tidak didapatkannya, seperti pendidikan, rasa kasih
sayang, kehidupan yang layak. Anak-anak jalanan harus tetap Survive dengan pekerjaan
nya, entah menjadi pengamen, pemulung ataupun pengemis di jalan.
Sering kita jumpai bahwa anak-anak jalanan dan terlantar yang tidak memiliki
pendidikan, dapat dipastikan juga mereka tidak memiliki keterampilan hidup atau Life Skill.
Banyak diantara mereka yang tidak memiliki keterampilan hidup yang baik untuk mendapati
sebuah pekerjaan atau mencari pekerjaan. Anak-anak jalanan yang tidak memiliki life skill
dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dan tantangan-tantangan sehari-
hari secara efektif.
Pelatihan Life Skill untuk Kualitas Hidup Anak Jalanan yang Lebih baik merupakan
ide yang kami tawarkan. Karena dengan adanya pelatihan tersebut, dapat disinyalir
menjadikan suatu pengalaman kepada anak-anak jalanan untuk dapat lebih menjadikan
pribadinya sebagai pribadi yang penuh dengan keterampilan hidup dan dapat meminimalisir
jumlah anak-anak jalanan yang dewasa ini semakin marak kita jumpai.
-
6
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tidak adanya Life Skill dalam diri manusia akan menimbulkan tidak terbentuknya
remaja yang berkualitas. Tidak memiliki keterampilan hidup dalam diri manusia
membuat manusia tersebut tidak dapat berperilaku yang adaptif dan positif, juga
seseorang tidak dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
Tidak memiliki life skill juga akan mempersulit seseorang untuk dapat mencari nafkah
dan pekerjaan. Dewasa ini, tidak dimilikinya life skill atau keterampilan hidup dalam diri
seseorang sering kita jumpai dalam diri anak-anak jalanan yang tidak sekolah dan tidak
berpendidikan. Jumlah anak jalanan di Kota Semarang setiap tahun semakin bertambah.
Jumlah pengemis dan anak jalanan (anjal) di Kota Semarang, Jawa Tengah mengalami
peningkatan dari 275 orang pada tahun lalu menjadi 350 orang. Pemerintah Kota
Semarang mengaku merasa kesulitan mengurangi jumlah pengemis dan anjal.
Kepala Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga (Dinsospora) Kota Semarang, Tri Supriyanto,
mengatakan, peningkatan jumlah lantaran pengemis dan anjal bukan hanya dari kota
Semarang, tetapi juga dari daerah lain Pola kehidupan anak jalanan di Kota Semarang
juga sangat memprihatin, jauh dari pola kehidupan normal dan cenderung tidak sesuai
dengan norma kehidupan masyarakat. Penyebabnya berbagai macam, mulai dari faktor
ekonomi, keluarga, serta lingkungan pergaulan. Kondisi dan permasalahan mereka juga
beragam mulai dari keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan dasar, kesehatan yang
buruk, partisipasi pendidikan rendah serta kondisi sosial, mental dan spiritual tidak kuat
atau rapuh.
Anak-anak jalanan yang tidak memiliki pendidikan yang cukup sering kali tidak
memiliki keterampilan hidup atau life skill dalam diri mereka. Hal tersebut akan
mempersulit keadaan mereka saat dewasa nanti. Mengapa ? Karena di era sekarang, life
skill atau keterampilan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi mereka yang
ingin mendapatkan pekerjaan. Di era sekarang ini, perusahaan-perusahaan akan lebih
memilih seseorang yang memiliki banyak life skill atau ketermpilan hidup dibandingkan
dengan yang tidak memiliki sama sekali. Bagaimana nasib masa depan anak-anak jalanan
yang sejak dini saja tidak memiliki life skill atau tidak dikenalkan apa itu life skill.
Berdasarkan permasalahan diatas, upaya pelatihan life skill untuk kualitas hidup anak
jalanan sangat dibutuhkan, mengingat semakin bertambahnya jumlah anak-anak jalanan
saat ini. Oleh karena itu, dalam karya tulis ini bermaksud untuk mengusulkan pentingnya
pelatihan life skill untuk masa depan yang lebih baik, khususnya terhadap anak-anak
jalanan yang notabenenya jarang yang memiliki life skill. Pelatihan Life Skill untuk
Kualitas Hidup Anak Jalanan yang Lebih Baik merupakan suatu ide yang kami ajukan
untuk memberikan pelatihan life skill dan ikut serta mengurangi jumlah anak-anak
terlantar.
-
7
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, permasalahan dalam karya tulis ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengapa pelatihan life skill pada anak-anak jalanan diperlukan ? 2. Bagaimana rancangan pelaksanaan pelatihan life skill untuk anak-anak jalanan ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan permasalahan diatas, maka tujuan karya tulis ini yaitu :
1. Mengetahui pentingnya pelatihan life skill pada anak-anak jalanan. 2. Mengetahui rancangan pelaksanaan pelatihan life skill untuk anak-anak jalanan.
1.4 Manfaat
1. Sebagai pemikiran mahasiswa agar tewujudnya pelatihan life skill untuk kualitas
hidup anak jalanan yang lebih baik.
2. Sebagai pertimbangan Pemerintah untuk merealisasikan pelatihan life skill untuk
kualitas hidup anak jalanan yang lebih baik, dan dapat mengurangi jumlah anak
jalanan yang semakin memburuk.
-
8
BAB II. GAGASAN
Tidak adanya life skil dalam diri manusia akan menimbulkan tidak terbentuknya
remaja yang berkualitas. Tidak memiliki keterampilan hidup dalam diri manusia
membuat manusia tersebut tidak dapat berperilaku yang adaptif dan positif, juga
seseorang tidak dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
Tidak memiliki life skill juga akan mempersulit seseorang untuk dapat mencari nafkah
dan pekerjaan.
Dewasa ini, tidak dimilikinya life skill atau keterampilan hidup dalam diri seseorang
sering kita jumpai dalam diri anak-anak jalanan yang tidak sekolah dan tidak
berpendidikan. Anak-anak jalanan yang tidak memiliki pendidikan yang cukup sering kali
tidak memiliki keterampilan hidup atau life skill dalam diri mereka. Hal tersebut akan
mempersulit keadaan mereka saat dewasa nanti. Mengapa ? Karena di era sekarang, life
skill atau keterampilan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi mereka yang ingin
mendapatkan pekerjaan. Di era sekarang ini, perusahaan-perusahaan akan lebih memilih
seseorang yang memiliki banyak life skill atau ketermpilan hidup dibandingkan dengan
yang tidak memiliki sama sekali. Bagaimana nasib masa depan anak-anak jalanan yang
sejak dini saja tidak memiliki life skill atau tidak dikenalkan apa itu life skill.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan
hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat
seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
Definisi itu adalah menurut World Health Organization (WHO).
Sedangkan life skills pada para siswa adalah bahwa saat kita ingin hidup aman dan
nyaman dan berguna bagi bagi masyarakat sekitar, kita harus mampu menolong diri
sendiri dan menolong orang lain serta menolong masyarakat kita untuk bisa menggapai
tujuan tujuan hidupnya. Ketrampilan dan kemampuan yg diperlukan untuk
menanggungjawabi tindakan tindakan pribadi dan kelompok untuk menggapai tujuan
bersamam itulah yg disebut leadership life skills. Dan ketrampilan ini perlu sekali
diajarkan karena ketrampilan ini bukan Sesutu yang memang sudah ada pada diri setiap
manusia.
Pengajaran dan pengarahan siswa pada ketrampilan memimpin ini dimaksudkan
untuk pembentuakan karakternya, meningkatkan kompetensinya, dan mengkokohkan
rasapercaya dirinya.
sedangkan menurut para ahli:
a. Menurut Broli n
Life skills atau kecakapan hidup adalah sebagai kontinum pengetahuan dan
kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan.
Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh
seseorang agar dapat bahagia dalam kehidupan.
b. Malik fajar
Mengatakan bahwa life skills adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain
kecakapan dalam bidang akademik.
c. Slamet PH
Mendefinisikan life skills adalah kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang
diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia.
-
9
Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap perilaku manusia sebagai bekal untuk
menjalankan kehidupannya.
Maka dari itu, life skill dinilai sangat penting bagi seseorang, terlebih lagi bagi anak-
anak jalanan. Selain dapat meningkatkan kualitas hidup anak jalanan, life skill juga dapat
membantu mengurangi jumlah anak jalanan yang dewasa ini semakin banyak dijumpai.
Anak jalanan membutuhkan pelatihan life skill agar dapat memiliki keterampilan hidup
yang mumpuni dan dapat bersaing saat akan mecari pekerjaan.
Di era sekarang ini, perusahaan lebih membutuhkan seseorang dengan keterampilan
daripada yang tidak memiliki keterampilan. Seseorang yang tidak memiliki keterampilan
akan kalah saing dengan mereka yang memiliki keterampilan. Sedangkan kebanyakan
anak-anak jalanan tidak memiliki life skill atau keterampilan hidup apapun. Lalu
bagaiman jika mereka tidak memiliki keterampilan, maka mereka akan kalah saing dan
tidak akan mendapatkan pekerjaan.
Maka kami mengusulkan progam Pelatihan Life Skill untuk Meningkatkan Kualitas
Hidup anak Jalanan agar anak jalanan dapat mendapatkan pelatihan life skill yang baik
dan mereka dapat menjadikan hidup mereka kearah yang lebih baik dan masa depan yang
cerah. Dengan mengikuti pelatihan life skill, anak jalanan diasah keterampilan untuk
menjadi manusia yang dapat bersaing dalam hal mencari pekerjaan dan lain-lain.
Direalisasikannya progam Pelatihan Life Skill untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Anak Jalanan akan dapat sangat membantu meningkatkan kualitas hidup anak jalanan
yang mayoritas tidak memiliki pendidikan apalagi keterampilan hidup. Selain
meningkatkan kualitas hidup anak jalanan, pelatihan ini dapat membantu mengurangi
jumlah anak jalanan dan juga dapat membantu menciptakan generasi penerus bangsa
yang berpotensi dan memiliki keterampilan yang baik.
Model-model pengembangan masyarakat (community development) perlu dibangun
berdasarkan perspektif alternatif (baik profesional maupun radikal) yang secara kritis
mampu memberikan landasan teoritis dan pragmatis bagi praktek pekerjaan sosial.
Apapun perspektif dan model yang digunakan, pekerja sosial perlu meningkatkan
perangkat pengetahuan, teknik dan keterampilan profesionalnya yang saling melengkapi.
Twelvetrees (1991) membagi perspektif community development dalam dua bingkai,
yaitu pendekatan professional dan pendekatan radikal. Dalam mengembangkan
program community development tidak dapat dilepaskan dari proses yang harus dilalui
dan direncanakan secara sistematis. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain perencanaan program dan kondisi masyarakat yang akan diubah. Tahapan
pengembangan masyarakat menurut Adi (2001) adalah :
1) Tahap Persiapan, meliputi penyiapan tugas dan penyiapan lapangan.
2) Asessment, mengidentifikasi masalah dan sumberdaya yang dimiliki.
3) Perencanaan alternatif, secara partisipatif melibatkan masyarakat berpikir tentang
masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya.
4) Pemformulasian rencana aksi, agen perubahan (community worker) membantu
masyarakat memformulasi gagasan dalam bentuk tertulis, terkait dengan pembuatan proposal
kepada pihak penyandang dana.
-
10
5) Pelaksanaan program atau kegiatan, tahap yang paling krusial (penting) dalam proses
pengembangan masyarakat, sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama.
6) Evaluasi, suatu proses pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap program yang
sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan
masyarakat.
7) Terminasi, tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran yang
merupakan siklus untuk mencapai perubahan yang lebih baik terutama setelah dilakukan
monitoring pelaksanaan kegiatan. Meskipun demikian siklus dapat berbalik di beberapa
tahapan yang lain.
Ada 3 (tiga) model penanganan anak jalanan antara lain :
1) Community based adalah model penanganan yang berpusat di masyarakat dengan menitik
beratkan pada fungsi-fungsi keluarga dan potensi seluruh masyarakat. Tujuan akhir adalah
anak tidak menjadi anak jalanan dan mereka tetap berada di lingkungan keluarga.
Kegiatannya biasanya meliputi peningkatan pendapatan keluarga, penyuluhan dan bimbingan
pengasuhan anak, kesempatan anak untuk memperoleh pendidikan dan kegiatan waktu luang
dan lain sebagainya.
2) Street based adalah kegiatan di jalan, tempat dimana anak-anak jalanan
beroperasi. Pekerja sosial datang mengunjungi, menciptakan perkawanan, mendampingi dan
menjadi sahabat untuk keluh kesah mereka. Anak-anak yang sudah tidak teratur berhubungan
dengan keluarga, memperoleh kakak atau orang tua pengganti dengan adanya pekerja sosial.
3) Center based yaitu kegiatan di panti, untuk anak-anak yang sudah putus dengan keluarga.
Panti menjadi lembaga pengganti keluarga untuk anak dan memenuhi kebutuhan anak seperti
kesehatan, pendidikan, ketrampilan waktu luang, makan, tempat tinggal, pekerjaan dan lain
sebagainya.
-
11
BAB III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan melihat fenomena dan data yang ada bahwa jumlah anak jalanan semakin
banyak dapat kita temui, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup bangsa dan
dan banyak anak jalanan yang tidak memiliki keterampilan hidup. Sehingga Pelatihan
Life Skill untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak Jalanan sangat diperlukan dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Tidak hanya itu,
progam ini juga membantu dalam menurunkan jumlah anak jalanan.
2. Perencanaan rancangan pelaksanaan progam Pelatihan Life Skill untuk Kualitas Hidup
Anak Jalanan yang Lebih Baik harus melalui beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan,
assesment, perencanaan alternatif, pemformulasian rencana aksi, pelaksanaan
kegiatan, evaluasi dan terminasi.
-
12
Daftar Pustaka
Fadilah, Safrizal. 2013. Life Skill. http://safrizaldepp.blogspot.com/2013/07/life-
skill_16.html. diunduh pada 24-maret-2015
Murdi, Diana. 2013. Contoh Proposal Progam Kreatifitas.
http://daniarmurdi.blogspot.com/2013/07/contoh-proposal-program-kreatifitas_1.html.
diunduh pada 24-maret-2015
Oloan, Agus. 2013. Pendidikan untuk Anak Jalanan, Berikan Mereka Keterampilan dan Life
Skill. http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/22/pendidikan-untuk-anak-jalanan-berikan-
mereka-keterampilan-dan-life-skill-544900.html. diunduh pada 24-maret-2015
Prawitasari, Johana E. 2011. Psikologi Klinis, Pengantar Terapan Mikro dan Makro. Jakarta:
Erlangga
Restu. 2013. Pengertian dan Tujuan Pelatihan Training.
http://resthoe.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-pelatihan-training.html. diunduh
pada 24-maret-2015
Santrock, W John. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Tatik. 2013. Life Skill adalah Fondasi Terbentuknya Remaja yang Berkualitas.
www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=94. Diunduh pada 24-maret-2015
Ulfaumsida, Maria. 2012. About Life Skill.
https://mariaulfaumsida.wordpress.com/2012/12/24/about-life-skills/. diunduh pada 24-
maret-2015
-
13
-
14
-
15
-
16
LAMPIRAN 2
Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1. Rega Wibiyakto
Nugroho / 1511413069
Psikologi Psikologi 20
jam/minggu
Ketua kelompok,
bertanggung jawab
dalam pengajuan
proposal,
mengkoordinator proses
diskusi
2. Oki Dwi Sanjaya /
1511413056
Psikologi Psikologi 20
jam/minggu
Mencari buku-buku
sebagai sumber pustaka
3. Purwi Mufidati /
1511414060
Psikologi Psikologi 20
jam/minggu
Mencatat poin-poin
penting diskusi
-
17